Struktur Pasar
Efisiensi dalam Persaingan Sempurna
Tiga pertanyaan dasar dalam perekonomian
kompetitif adalah :
1.
Apa yang akan diproduksi?
2.
Bagaimana cara memproduksinya?
3.
Siapa yang akan memperoleh hasil
produksinya?
Efisiensi dalam Persaingan Sempurna
Sebagaimana kita ketahui, dalam sistem
perekonomian persaingan sempurna :
1.
Sumber daya dialokasikan di antara
perusahaan secara efisien,
2.
Produk akhir didistribusikan di antara rumah
tangga secara efisien, dan
3.
Sistem menghasilkan sesuatu yang diinginkan
masyarakat
Kunci Kondisi Efisiensi :
Harga sama dengan Biaya Marginal
Jika PX > MCX, masyarakat mendapatkan
nilai dengan memproduksi lebih banyak X
Jika PX < MCX, masyarakat mendapatkan
Efisiensi dalam Persaingan Sempurna
Efisiensi dalam persaingan sempurna
mengikuti pembobotan nilai rumah tangga
dan perusahaan.
Sumber Kegagalan Pasar
Kegagalan pasar (market failure) terjadi
saat sumber daya salah alokasi atau
dialokasikan dengan tidak efisien. Hasilnya
berupa sampah atau kehilangan nilai. Bukti
dari kegagalan pasar dinyatakan dengan
keberadaan :
Struktur pasar tidak sempurna
Barang-barang publik
Keuntungan dan biaya eksternal
Struktur Pasar
Macam struktur pasar mempengaruhi
bagaimana suatu perusahaan bertindak:
Penetapan harga
Penawaran
Hambatan masuk (barrier to entry)
Efisiensi
Struktur Pasar
Faktor penentu struktur pasar
Bebas masuk dan keluar
Sifat produk – homogen (identik),
terdiferensiasi?
Kontrol terhadap penawaran / output
Kontrol terhadap harga
Kadar Persaingan
Pengelompokan pasar
Jumlah perusahaan
Kebebasan untuk masuk ke dalam industri
Sifat produk
Sifat kurva permintaan
Empat Struktur Pasar
Persaingan Sempurna (perfect competition)
Monopoli (monopoly)
Persaingan monopolistik (monopolistic
competition)
Oligopoli (oligopoly)
Struktur Pasar
Persaingan Sempurna :
Bebas masuk dan keluar industri
Produk homogen – identik sehingga tidak ada preferensi dari konsumen
Jumlah pembeli dan penjual banyak – tidak ada penjual individu yang dapat mempengaruhi harga
Penjual adalah penerima harga – harus menerima harga pasar
Informasi tersedia secara sempurna baik pada pembeli maupun penjual
Contoh :
Pasar finansial – bursa efek, pasar uang, pasar obligasi ? Pertanian ?
Struktur Pasar
Keuntungan Persaingan Sempurna :
Derajat persaingan yang tinggi membantu
mengalokasikan sumber daya dalam
penggunaan yang sangat efisien.
Harga = biaya marginal
Laba normal dibuat dalam jangkapanjang
Perusahaan beroperasi pada efisiensi
maksimum
Struktur Pasar
Apa yang terjadi pada lingkungan yang
kompetitif ?
• Gagasan baru ? → Perusahaan membuat laba abnormal jangka pendek
• Perusahaan lain memasuki industri untuk mengambil keuntungan dari laba abnormal • Penawaran meningkat → Harga jatuh
• Jangka panjang → laba normal dihasilkan • Pilihan bagi konsumen
• Harga cukup untuk menghasilkan laba normal tetapi tidak lebih
Struktur Pasar
Persaingan Monopolistik atau Tidak Sempurna
Banyak pembeli dan penjual
Produk terdiferensiasi
Relatif bebas masuk dan keluar
Masing-masing perusahaan memiliki ‘monopoli’
yang kecil sekali karena direfensiasi dari produk
mereka
Perusahaan memiliki beberapa kontrol terhadap
harga
Contoh :
restauran, profesi – pengacara dll, perusahaan
pengembang – tukang plester, tukang ledeng, dll.
Struktur Pasar
Oligopoli – Persaingan di antara golongan kecil
Industri didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar
Banyak perusahaan menyusun industri
Hambatan masuk yang tinggi
Produk dapat terdiferensiasi dengan tinggi – merk atau homogen
Persaingan non-harga
Stabilitas harga di dalam pasar - kinked demand curve ?
Potensial untuk kolusi ?
Laba abnormal
Derajat kesalingtergantungan yang tinggi antar perusahaan
Contoh :
Supermarket, Industri perbankan, Bahan Kimia, Minyak, obat kedokteran, penyiaran
Oligopoli
Faktor-faktor yang menyokong kolusi
• Perusahaan sedikit
• Terbuka dengan masing-masing yang lain • Metode produksi dan biaya rata-rata mirip • Produk serupa
• Perusahaan dominan
• Hambatan masuk signifikan • Pasar stabil
• Tidak ada ukuran pemerintah yang mengekang kolusi
Struktur Pasar
Mengukur Oligopoli :
Rasio Konsentrasi – proporsi pangsa pasar yang
dihitung dengan jumlah X perusahaan teratas :
• Rasio konsentrasi 5 perusahaan adalah 80 % -
berarti bahwa 5 perusahaan besar menguasai 80% pangsa pasar
• 3 perusahaan CR of 72% - 3 perusahaan utama menguasai 72% pangsa pasar
Struktur Pasar
Duopoli :
Industri didominasi oleh dua perusahaan besar
Kemungkinan munculnya pemimpin harga
(price leader) – pesaing akan mengikuti
keputusan penetapan harga yang dibuat oleh
pemimpin harga
Hambatan yang tinggi untuk masuk
Laba abnormal mungkin sekali
Struktur Pasar
Monopoli :
Monopoli murni
– industri adalah perusahaan
sendiri !
Monopoli aktual
– dimana perusahaan memiliki
pangsa pasar > 25 %
Monopoli alami
– biaya tetap yang tinggi – gas,
listrik, air, telekomunikasi, kereta api
Struktur Pasar
Monopoli :
Hambatan masuk yang tinggi
Perusahaan mengendalikan harga atau
output/penawaran
Laba abnormal dalam jangka panjang
Kemungkinan untuk diskriminasi harga
Pilihan konsumen terbatas
Struktur Pasar
Keuntungan monopoli :
Lebih tepat apabila monopoli bersifat alami Mendorong R & D
Mendorong inovasi
Pengembangan beberapa produk tidak mungkin tanpa jaminan monopoli dalam produksi.
Skala Ekonomis dapat diperoleh – mungkin menguntungkan konsumen
Kekurangan :
Eksploitasi konsumen – harga yang lebih tinggi, Potensi penawaran terbatas – kurangnya pilihan Potensial untuk inefisiensi – kepuasan dengan diri
Diskriminasi Harga
Makna diskriminasi harga
Tingkat pertama
Tingkat kedua
Tingkat ketiga (bentuk yang paling umum)
Kondisi yang penting untuk diskriminasi
harga
Diskriminasi Harga
Laba memaksimalkan harga dan output
dalam diskriminasi harga
Diskriminasi harga dan kepentingan umum
persaingan
Persaingan Usaha di Indonesia
Sebuah undang-undang yang secara khusus
mengatur persaingan dan antimonopoli sudah
sejak lama dipikirkan oleh para pakar, partai
politik, LSM, dan instansi pemerintah
Pada tahun 1995, Partai Demokrasi Indonesia
menelurkan konsep RUU tentang Antimonopoli,
demikian pula Departemen Perdagangan yang
bekerjasama dengan Fak. Hukum UI pernah
membuat naskah akademik RUU tentang
Persaingan Sehat di Bidang Perdagangan).
Tetapi semua usulan dan inisiatif tersebut tidak
mendapat tanggapan positif dari pemerintah.
Persaingan Usaha di Indonesia
Beberapa alasan mengapa sebuah
Undang-Undang Anti Monopoli sulit sekali disetujui
pemerintah pada waktu itu, adalah :
• Pemerintah menganut konsep bahwa perusahan besar perlu ditumbuhkan untuk menjadi lokomotif pembangunan. Oleh karenanya perlu diberi
perlakuan khusus.
• Pemberian status monopoli perlu ditempuh karena perusahaan itu telah bersedia untuk menjadi pioneer di sektor yang bersangkutan.
• Untuk menjaga berlangsungnya praktik KKN demi kepentingan kroni mantan Presiden Soeharto dan
Persaingan Usaha di Indonesia
Penyelenggaraan ekonomi nasional kurang
memperhatikan amanat pasal 33 UUD 1945
serta cenderung menunjukkan corak yang
monopolistik sehingga mengakibatkan
kejadian-kejadian baik ekonomi maupun sosial
yang akhirnya memicu lahirnya sebuah UU anti
monopoli pertama di Indonesia.
UU no. 5 tahun 1999 tentang Larangan
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat.
Kehadiran UU ini berfungsi sebagai tool of
Persaingan Usaha di Indonesia
Beberapa negara sudah mengatur
rambu-rambu persaingan usaha yang sehat dalam
hukum nasional masing-masing, diantaranya :
USA : Act to Protect Trade and Commerce Against
Unlawful Restraints and Monopolies (Sherman Act,
1890)
Jepang : Shiteki dokusen no kinshi oyobi kosei
torihiki ni kansuru horitsu ( Law concerning the
probabilition of private monopoly and preservation
of fair trade)
Persaingan Usaha di Indonesia
Falsafah yang mendasari kelahiran dan sekaligus
memuat dasar pikiran perlunya disusun UU
tersebut adalah :
• Pembangunan Ekonomi harus diarahkan kepada terwujudnya kesejahteraan rakyat.
• Demokrasi Ekonomi menghendaki adanya kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses produksi dan pemasaran barang /
jasa, dalam iklim usaha yang sehat, efektif dan efisien , sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan bekerjanya ekonomi pasar yang wajar
• Setiap orang yang berusaha di Indonesia harus berada dalam situasi persaingan yang sehat dan wajar , sehingga tidak menimbulkan adanya pemusatan kekuatan
Persaingan Usaha di Indonesia
Kriteria monopoli yang diijinkan oleh negara (Kwik Kian Gie), adalah :
1. Monopoli diberikan kepada penemu barang baru
2. Monopoli diberikan oleh pemerintah kepada BUMN, lazimnya karena
barang yang diproduksi menguasai hajat hidup orang banyak
3. Monopoli diberikan kepada perusahaan swasta dengan kredit
pemerintah
4. Monopoli dan kedudukan monopolistik yang diperoleh dengan cara
natural, karena monopolis menang dalam persaingan yang dilakukan secara sehat
5. Monopoli dan kedudukan monopolistik yang diperoleh dengan cara
natural, karena investasinya terlampau besar, sehingga hanya satu saja yang berani dan bisa merealisasikan investasinya
6. Monopoli atau kedudukan monopolistik yang terjadi karena
pembentukan kartel ofensif ataupun defensif
7. Monopoli yang diberikan kepada suatu organisasi dengan maksud
membentuk dana bagi yayasan, yang dananya lalu dipakai untuk tujuan tertentu, seperti kegiatan sosial dan sebagainya
Persaingan Usaha di Indonesia
Perjanjian yang dilarang sesuai dengan UU no. 5
tahun 1999 , adalah :
1. Oligopoli
2. Penetapan Harga
3. Diskriminasi Harga dan Diskon 4. Pembagian Wilayah 5. Pemboikotan 6. Kartel 7. Trust 8. Oligopsoni 9. Integrasi vertikal 10. Perjanjian tertutup
Persaingan Usaha di Indonesia
Perjanjian yang dilarang sesuai dengan UU no. 5
tahun 1999 tidak berlaku (perkecualian) untuk :
1. Perbuatan dan atau perjanjian yang bertujuan
melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Perjanjian yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual
3. Perjanjian penetapan standar teknis produk barang dan atau jasa yang tidak mengekang dan atau
menghalangi persaingan
4. Perjanjian dalam rangka keagenan yang isinya tidak memuat ketentuan untuk memasok kembali barang dan atau jasa dengan harga yang lebih rendah
Persaingan Usaha di Indonesia
Perjanjian yang dilarang sesuai dengan UU no. 5
tahun 1999, tidak berlaku (perkecualian) untuk :
1. Perjanjian kerjasama penelitian untuk peningkatan atau perbaikan standar hidup masyarakat luas.
2. Perjanjian internasional yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia
3. Perjanjian dan atau perbuatan yang bertujuan untuk ekspor yang tidak menganggu kebutuhan dan atau pasokan dalam negeri.
4. Pelaku usaha yang tergolong usaha kecil
5. Kegiatan usaha koperasi yang secara khusus bertujuan untuk melayani anggotanya