• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKH 1106692 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKH 1106692 Chapter1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya pengembangan potensi manusia secara optimal, baik dari segi fisik, mental, sosial dan spiritual sesuai dengan keunikan dari masing-masing individu. Melalui pendidikan diharapkan setiap anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Oleh karena itupelaksanaanpendidikan harus memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan anak didik untuk belajar.Ini tidak hanya berlaku untuk anak-anak pada umumnya tetapi berlaku juga pada anak berkebutuhan khusus.

Salah satu yang termasuk pada anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan gangguan spektrum autis.Anak dengan gangguan spectrum autismerupakan anak yang memiliki hambatan perkembangan dalam komunikasi, interaksi sosial dan perilaku.Hambatan – hambatan ini mempengaruhi anak dalam proses perolehan informasi sebagai hasil belajar. Sebagian anak dengan gangguan spektrum autis tidak peduli dengan apa yang dilakukannya. Mereka meniru anak lain tanpa memiliki alasan melakukannya.

Hambatan pada anak harus diminimalisasi supaya potensi anak dapat berkembang secara optimal.Peran serta dari orangtua, guru maupun lingkungan sekitar sangat membantu meminimalisasi atau mengurangi hambatan yang ada pada anak, salah satu caranya adalah melalui bimbingan dan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Setiap aspek perkembangan baik perkembangan motorik, kognitif, sensori, emosi maupun sosial anak akan meningkat sejalan dorongan yang muncul dari dalam dan dari luar diri anak atau lingkungan. Setiap aspek perkembangan ini akan terlihat kemajuannya secara kontinyu dan saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain

(2)

kaitannya dengan penelitian ini salah satu aspek perkembangan harus dilewati oleh setiap anak yaitu perkembangan motorik atau perkembangan gerak. Gerak merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia melibatkan gerak seperti berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Keluwesan gerakan setiap anak berbeda termasuk pada anak-anak berkebutuhan khusus. Pada anak-anak berkebutuhan khusus ada yang tidak atau kurang luwes dalam bergerak termasuk pada anak dengan gangguan spektrum autis. Karena alasan diatas maka ketika kita mengajarkan tentang gerak maka harus sesuai dengan kebutuhan anak.

Gerak juga merupakan suatu proses belajar yang memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak yang optimal secara efisien dan efektif. Anak dengan gangguan spektrum autis sangat membutuhkan pembelajaran dalam motorik karena motorik merupakan semua gerakan tubuh yang dapat membantu anak dalam meningkatkan perkembangan geraknya sehingga dapat berkembang dengan baik. Motorik yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan anak karena setiap anak berbeda. Apalagi anak dengan gangguan spektrum autis yang memiliki perilaku hiperaktif sangat membutuhkan motorik supaya perilaku hiperaktifnya dapat berkurang.

Perilaku hiperaktif merupakan suatu kondisi dimana anak tidak mau diam dalam waktu yang lama walaupun dalam waktu lima menit sekalipun atau mempunyai aktivitas yang sangat berlebihan. Untuk mengurangi perilaku hiperaktif maka dilakukan aktivitas olahraga untuk meningkatkan keterampilan otot-otot besar seperti merangkak, berjalan, berlari, melompat maupun berenang. Kegiatan olahraga merupakan serangkaian gerak yang dilakukan secara teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup). Olah raga yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan anak salah satunya adalah olah raga berenang karena dengan berenang semua otot-otot dalam tubuh bergerak.

(3)

dengan olahraga yang lain karena saat kita berenang seluruh badan kita akan beraktivitas. Pergerakan bagian tubuh ini bisa membuat darah didalam tubuh mengalir dengan lancar sehingga pernafasan kita menjadi baik. Sirkulasi darah yang baik juga bisa membantu daya ingat seseorang sehingga tidak mudah lupa.

Olahraga berenang memiliki fungsi sebagai salah satu cara meningkatkan kebugaran atau fokus seseorang karena olahraga renang dapat mengembangkan kekuatan (strength), kecepatan (speed), kelincahan (agility), kelenturan (fleksibility), yang mana untuk mencapai semua itu anak harus memiliki konsentrasi atau harus bisa fokus dalam melakukan olah raga renang.

Berenang merupakan gerakan sewaktu berada di dalam air. Berenang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan buatan yang dilakukan untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di dalam air. Berenang biasanya di lakukan di kolam renang. Salah satu cara untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada anak dengan gangguan spektrum autis yaitu dengan olah raga renang karena dengan berenang dapat mengembangkan kekuatan, kelincahan dan kelenturan. Selain itu manfaat salah satu olah raga berenang adalah apabila dilakukan secara teratur dan terprogram dapat mengurangi tenaga berlebih. Artinya dengan olah raga renang dapat mengurangi perilaku hiperaktif pada anak dengan gangguan spectrum autis.

(4)

B. Identifikasi Masalah

Anak dengan gangguan spektrum autis kerap kali menunjukkan perilaku tidak terarah seperti mondar mandir, lari-lari, memanjat, berputar-putar, melompat, tantrum dan terpaku pada suatu benda tertentu. Pada usia sekolah, tentu saja menjadi faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran di kelas.

Anak dengan gangguan spektrum autis baik dengan perilaku yang sangat pasif maupun dengan perilaku yang aktif, keduanya memiliki hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Masalah pada anak dengan gangguan spektrum autis sangat kompleks dan luas, dimana satu masalah dapat menjadi pencetus atau pemberi pengaruh pada masalah yang lainnya.

Salah satu cara untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada anak dengan gangguan spektrum autis yaitu dengan melakukan olah raga. Salah satu olah raga yang dipilih untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada anak dengan ganggan spektrum autis adalah melalui olahraga renang gaya bebas.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, supaya penelitian ini lebih fokus dan terarah, peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini pada olah raga berenang gaya bebas untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada anak dengan gangguan spektrum autis.

D. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tentang pengaruh olah raga berenang untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada anak dengan gangguan spektrum autis. Olah raga renang yang dikhususkan yaitu olah raga renang gaya bebas. Dari uraian diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“ Apakah penerapan olahraga berenang dapat mengurangi perilaku

(5)

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah Untuk mengetahui pengaruh olah raga berenang terhadap perilaku hiperaktif pada anak dengan gangguan spektrum autis.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Secara praktis :

Olah raga berenang merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada anak dengan gangguan spektrum autis.

2. Secara teori :

Referensi

Dokumen terkait

73.08 Structures (excluding prefabricated buildings of heading 94.06) and parts of structures (for example, bridges and bridge-sections, lock-gates, towers, lattice masts,

Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012, Pasal 120: “selain perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118 ayat (1), Penyedia Barang/Jasa yang terlambat

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU.. TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

Pembangunan bangunan sungai selain untuk tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat dilakukan oleh badan hukum badan sosial atau perorangan setelah memperoleh ijin..

Issa (2006) states no matter how well a reader may know a language, he or she can not read in that language with good comprehension if the subject matter or the content of the text

Hasil pengujian atas rasio keuangan, terdapat pebedaan total assets turnover untuk periode perbandingan satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah hingga dua tahun sesudah merger

“Paradigma lama yang menganggap penduduk lokal menjadi ancaman bagi kawasan telah beru- bah dimana masyarakat sekarang dieratkan dengan sumber daya alam baik secara sosial,