DIMENSI-DIMENSI PEMBENTUK KUALITAS
LAYANAN JASA PADA BANK
Studi Kasus: Bank BNI’46 Jalan Persatuan Bulaksumur KCP UGM Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Ignatius T. Rocky M. NIM: 042214030
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
DIMENSI-DIMENSI PEMBENTUK KUALITAS
LAYANAN JASA PADA BANK
Studi Kasus: Bank BNI’46 Jalan Persatuan Bulaksumur KCP UGM Yogyakarta
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Ignatius Tenaar Rocky Marcyano NIM : 042214030
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
SKRIPSI
DIMENSI-DIMENSI PEMBENTUK KUALITAS
LAYANAN JASA PADA BANK
Studi Kasus: Bank BNI’46 Jalan Persatuan Bulaksumur KCP UGM Yogyakarta
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Ignatius Tenaar Rocky Marcyano
NIM : 042214030
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal...
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua ……… ………. Sekretaris ……… ………. Anggota ……… ………. Anggota ……… ………. Anggota ……… ……….
Yogyakarta,………. Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Dekan
iv
HALAMAN MOTO
Ada dua hal yang tidak terbatas di dunia ini,
yaitu alam semesta dan kebodohan manusia
( Albert Einstein)
Dia yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa ia tidak tahu, Ia seorang yang bodoh – hindarilah dia
Dia yang tidak tahu dan tahu bahwa ia tidak tahu, Ia tidak tahu – ajarlah dia
Dia yang tahu dan tidak tahu bahwa ia tahu, Ia tidur – bangunkanlah dia
Dia yang tahu dan tahu bahwa ia tahu, Ia bijaksana – ikutilah dia
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini khusus kupersembahkan untuk : Z Tuhan Yesus Kristus
Z Papa dan Mama serta Adiku tercinta…. Z “Nyet” yang selalu menemaniku……
Z Keluarga Cemara ( mas Angga, Pandhu, Lorenz, Metta, Intan, Titi) Z Keluarga Kontrakan (Helmi, Blawong, Brodus, Viki, Billi,Veri,Wing,Oscar)
Z Keluarga Surya Agung:
(mas Kiat and mba Yunita, Ucup, Ayub, Niwang, Tias, Virsa, Guruh) Terima kasih untuk segala dukungan, semangat, dan doanya
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak meniru atau memuat seluruh atau sebagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Maret 2010 Penulis
viii ABSTRAK
DIMENSI-DIMENSI PEMBENTUK KUALITAS LAYANAN JASA PADA BANK
Studi Kasus: Bank BNI’46 Jalan Persatuan Bulaksumur KCP UGM Yogyakarta
IGNATIUS TENAAR ROCKY MARCYANO UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2010
ix ABSTRACT
DIMENSIONS FORMED BANK SERVICE QUALITY Case study: BNI’46 Bank Peratuan street Bulaksumur
KCP UGM YOGYAKARTA
IGNATIUS TENAAR ROCKY MARCYANO SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2010
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat, rahamat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Dimensi-Dimensi Pembentuk Kualitas Layanan Jasa pada Bank” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis ingin secara khusus mengucapkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono P,S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarata.
2. Bapak Drs. Y. P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E MBA., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah begitu baik bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, masukan, kritik yang sangat berharga, dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Bapak T. Handono Eko P., MBA, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing II
xi
memberikan bimbingan yang sangat teliti, memberikan kritik, saran dan masukan serta nasehat yang berarti sehingga skripsi ini dapat terselesasikan.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen yang telah membagikan ilmu dan membantu penulis.
7. Seluruh Keluarga Bank BNI’46 KCP UGM Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.
8. Papa, Mama, Adik, dan seluruh keluarga yang saya sayangi dan cintai. 9. Cintaku yang selalu menemani, Keluarga Cemara, Keluarga Surya Agung
Tour, Keluarga De’ Cakep Kontrakan, dan Kost Bordello terima kasih atas dukungan dan doanya.
10.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini, karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... vi
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
xiii
B. Macam-Macam Jasa ... 8
C. Karakteristik Jasa ... 9
D. Jasa Pelayanan ... 10
E. Kualitas Jasa ... 11
F. Dimensi Kualitas Jasa ... 12
G. Kepuasan Pelanggan ... 18
H. Mutu Pelayanan... 21
I. Standarisasi Layanan Konsumen ... 22
J. Pengertian Bank ... 24
K. Jenis Bank ... 27
L. Karakteristik Bank ... 30
M. Jasa-Jasa Bank ... 31
N. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 35
I. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 36
I. Hipotesis ... 36
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38
B. Lokasi Penelitian ... 38
C. Waktu Penelitian ... 38
D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 38
E. Variabel Penelitian ... 39
F. Definisi Operasional ... 40
xiv
H. Jenis dan Sumber Data ... 41
I. Metode Pengumpulan Data ... 42
J. Teknik Pengambilan Sampel ... 42
K. Teknik Pengujian Instrumen ... 43
L. Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah BNI ... 48
B. Visi dan Misi BNI ... 49
C. Budaya Perusahaan ... 53
D. BNI ’46 Cabang Yogyakarta ... 54
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 56
1. Jenis Kelamin ... 56
2. Usia Responden ... 57
3. Pekerjaan ... 57
4. Pendidikan ... 58
5. Lama Menggunakan jasa ... 58
B. Distribusi Frekuensi Data ... 59
C. Analisis Data ... 61
1. Uji Validitas ... 61
2. Uji Reliabilitas ... 62
3. Uji Cochran ... 63
xv
D. Pembahasan ... 73 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 75 B. Keterbatasan Penelitian ... 76 C. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Nilai Budaya Kerja Bank BNI’46………...…...
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 58
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Jasa Bank ... 59
Tabel 5.6 Deskripsi Statistik ... 60
Tabel 5.7 Rangkuman Hasil Validitas… ……… 62
Tabel 5.8 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas ... 62
Tabel 5.9a Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dimensi-Dimensi Pembentuk Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI KCP UGM Yogyakarta Uji Cochran Tahap 1... 64
Tabel 5.9b Hasil Test Statistik tentang Dimensi-Dimensi Pembentuk Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI KCP UGM Yogyakarta Uji Cochran Tahap 1 ... 64
xvii
Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI KCP UGM
Yogyakarta Uji Cochran Tahap 2 ... 65 Tabel 5.11a Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dimensi-Dimensi
Pembentuk Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI
KCP UGM Yogyakarta Uji Cochran Tahap 3... 66 Tabel 5.11b Hasil Test Statistik tentang Dimensi-Dimensi Pembentuk
Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI KCP UGM
Yogyakarta Uji Cochran Tahap 3 ... 67 Tabel 5.12a Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dimensi-Dimensi
Pembentuk Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI
KCP UGM Yogyakarta Uji Cochran Tahap 4... 68 Tabel 5.12b Hasil Test Statistik tentang Dimensi-Dimensi Pembentuk
Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI KCP UGM
Yogyakarta Uji Cochran Tahap 4 ... 68 Tabel 5.13a Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dimensi-Dimensi
Pembentuk Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI
KCP UGM Yogyakarta Uji Cochran Tahap 5... 69 Tabel 5.13b Hasil Test Statistik tentang Dimensi-Dimensi Pembentuk
Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI KCP UGM
Yogyakarta Uji Cochran Tahap 5 ... 69 Tabel 5.14a Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dimensi-Dimensi
Pembentuk Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI
xviii
Tabel 5.14b Hasil Test Statistik tentang Dimensi-Dimensi Pembentuk Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI KCP UGM
Yogyakarta Uji Cochran Tahap 6 ... 70 Tabel 5.15a Frekuensi Jawaban Responden Tentang Dimensi-Dimensi
Pembentuk Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI
KCP UGM Yogyakarta Uji Cochran Tahap 7... 71 Tabel 5.15b Hasil Test Statistik tentang Dimensi-Dimensi Pembentuk
Kualitas Layanan Jasa pada Bank BNI KCP UGM
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
Lampiran 3. Data Karakteristik Responden
Lampiran 4. Data Responden Tentang Dimensi Pembentuk Kualitas Layanan Jasa Lampiran 5. Data Responden Tentang Urutan Prioritas
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang berdasarkan pada azas
kepercayaan sehingga masalah kualitas layanan menjadi faktor yang sangat
menentukan keberhasilan bisnis ini (Sabihaini, 2000:79). Agar nasabah mau
menyimpan uangnya di bank, maka pihak bank dengan berbagai caranya
memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam
bentuk simpanan. Kualitas layanan merupakan salah satu bentuk cara atau strategi
yang dilakukan pihak bank untuk menarik konsumen. Bagi konsumen hal tersebut
dijadikan sebuah penilaian terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived
service) dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service). Kualitas
layanan akan dihasilkan oleh perusahaan dan keberhasilan proses operasi
perusahaan ini ditentukan oleh beberapa faktor antara lain faktor karyawan,
sistem, teknologi, dan keterlibatan nasabah sendiri.
Di dunia perbankan setiap nasabah pasti mempunyai kriteria tersendiri
dalam memilih bank yang akan digunakan untuk menyimpan uangnya. Ada
nasabah yang tertarik dengan bunga yang ditawarkan, keamanan (artinya jika saya
menyimpan uang disitu pasti aman), dan ada juga nasabah yang memilih pada
layanan yang diberikan seperti cepat, efisien, nyaman, dan dapat diakses ke
pihak bank dituntut untuk selalu meningkatkan layanan dan melakukan inovasi
serta memberikan sesuatu yang baru pada nasabah. Bank juga melakukan
berbagai inovasi yang baru untuk meningkatkan kualitas jasa layananannya
kepada nasabah. Kualitas jasa layanan banyak dibentuk oleh berbagai dimensi dan
faktor yang mempengaruhi seperti tangibles ( tampilan fisik layanan), empathy (
kemampuan untuk memahami pelanggan), assurance ( kemampuan memberikan
jaminan layanan), responsiveness ( ketanggapan dalam memberikan pelayanan),
dan reliability ( kemampuan bank mewujudkan janjinya) (Sabihaini, 2000:80).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi yang
membentuk kualitas layanan jasa dalam dunia perbankan. Penelitian ini juga
didasarkan pada alasan para nasabah memilih bank. Kesadaran bank akan
tuntutan pelanggan menyebabkan seluruh bank berlomba untuk lebih menarik
pelanggan sehingga persaingan antar bank menjadi semakin ketat. Bagi pelanggan
memang sangat sulit untuk menentukan pilihan, khususnya pada bank-bank besar
karena masing-masing bank punya kantor yang megah dan peralatan yang sama
canggihnya.
Kriteria yang dicari nasabah bukan hanya terbatas pada cara pelayanan
tetapi juga mempertimbangkan fasilitas dan jasa yang ditawarkan menentukan
keputusan nasabah untuk menggunakan bank tersebut. Fasilitas fisik bank yang
tercermin seperti keadaan ruang tunggu, keberadaan toilet, tempat parkir, dan lain
sebagainya. Jasa yang ditawarkan pihak bank juga bermacam-macam dan
Taplus Utama, BNI Haji, dan BNI TKI), mesin-mesin elektronik perbankan,
fasilitas kredit, layanan transaksi perbankan, jasa pengelolaan aset pribadi,
layanan pembayaran dan pemesanan online, dan fasilitas Safe Deposit Box.
Dengan adanya berbagai hal tersebut maka pihak bank dengan berbagai kegiatan
melakukan strategi untuk menarik pelanggan agar menggunakan jasa bank
tersebut.
Kesadaran bank akan banyaknya tuntutan pelanggan menyebabkan seluruh
bank berlomba-lomba untuk meningkatkan pelayanan, fasilitas, dan jasa yang
ditawarkan guna menarik pelanggan. Persaingan antar bank jadi semakin ketat,
dan setiap bank menawarkan banyak hal yang berbeda-beda (Sabihaini, 2000:80).
Tampaknya sulit juga bagi pelanggan untuk menentukan bank mana yang akan ia
gunakan untuk menaruh dan menyimpan uangnya. Perbedaan tingkat layanan dan
dimensi-dimensi yang digunakan untuk membentuk kualitas layanan jasa antara
satu bank dengan bank lain disebabkan karena masing-masing bank mempunyai
strategi yang berbeda.
Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui
dimensi-dimensi apa yang digunakan pihak bank untuk membentuk kualitas layanan jasa
guna memberikan sesuatu layanan yang baik untuk nasabahnya, terlebih untuk
meningkatkan kepuasan nasabahnya. Untuk itu penulis melakukan penelitian
dengan mengambil judul “Dimensi-Dimensi Pembentuk Kualitas Layanan
Jasa pada Bank”, Studi Kasus pada Bank BNI’46, Jalan Persatuan Bulaksumur,
B. Rumusan Masalah
1. Manakah diantara dimensi-dimensi reliability, responsiveness, competence,
acces, courtesy, communication, credibility, security, understanding the
customer, dan tangible yang membentuk kualitas layanan jasa pada bank
BNI’46, Jalan Persatuan Bulaksumur KCP UGM Yogyakarta?
2. Mana diantara dimensi-dimensi reliability, responsiveness, competence,
acces, courtesy, communication, credibility, security, understanding the
customer, dan tangible manakah yang menjadi prioritas utama dalam
membentuk layanan jasa pada bank BNI’46, Jalan Persatuan Bulaksumur
KCP UGM Yogayakarta?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis memberi batasan terhadap hal-hal sebagai
berikut:
1. Bank yang penulis teliti adalah Bank BNI, Jalan Kaliurang KCP UGM
Yogyakarta, Bank BNI’46 adalah bank yang sahamnya sebagian dimiliki oleh
pemerintah.
2. Nasabah yang diteliti dalam penelitian ini adalah nasabah yang aktif, dan
merupakan nasabah individual (retail banking), yang minimal telah
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dimensi-dimensi yang membentuk kualitas jasa layanan
pada bank BNI’46, Jalan Persatuan Bulaksumur KCP UGM Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui dimensi yang menjadi prioritas utama dalam membentuk
kualitas layanan jasa pada bank BNI’46, Jalan Persatuan Bulaksumur KCP
UGM Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Bank
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak bank
sebagai bahan pertimbangan untuk membuat strategi meningkatkan mutu
layanan kepada nasabah.
2. Bagi Nasabah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi
untuk lebih mengenal tentang bank yang nasabah gunakan, serta menjadi
bahan pertimbangan dalam memilih bank.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi
untuk peneliti berikutnya dan menambah koleksi karya ilmiah yang
diharapkan mampu untuk membantu memajukan kualitas akademik
4. Bagi Penulis
Sebagai sarana penulis untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Jasa
1. Definisi Jasa
Menurut Kotler dan Armstrong (2002: 220) Jasa adalah sebagai
bentuk dari produk yang terdiri dari aktifitas, manfaat (benefit), atau kepuasan
yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tidak berwujud (intangible)
dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Jasa adalah aktivitas ekonomi
yaitu penciptaan nilai tambah (value) dan penyediaan manfaat untuk
konsumen pada waktu dan tempat tertentu sebagai hasil dari memenuhi
keinginan dan kebutuhan pemakai jasa.
Setiap hari kita menggunakan jasa. Karena keragamannya jasa secara
tradisional sulit didefinisikan. Lebih menyulitkan lagi adalah kenyataan
bahwa cara menciptakan dan mengirimkan jasa pada pelanggan sulit
dipahami. Menurut Christopher Lovelock dan Lauren K. Wright ada dua
pendekatan yang menangkap esensi jasa yaitu:
a. Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada
pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik,
kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan
kepemilikan atas faktor-faktor produksi.
b. Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat
tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri-atau atas
nama-penerima jasa tertentu.
Sebenarnya pembedaan secara tegas antara dan jasa seringkali sukar
dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang seringkali disertai
dengan jasa-jasa tertentu (misalnya instalasi, pemberian garansi, pelatihan dan
bimbingan operasional, perawatan, dan reparasi ) dan sebaliknya pembelian
suatu jasa seringkali juga melibatkan barang-barang yang melengkapi
(misalnya makanan di restoran). Meskipun demikian, Kotler mengemukakan
bahwa jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible ( tidak
berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Tjiptono, 2004
:6 ).
Sedangkan tokoh lain mengatakan, jasa dapat didefinisikan sebagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan yang telah membeli
produknya ( Clemente, 1992, dalam Tjiptono, 2004 :7 ).
2. Macam-macam Jasa
a. Jasa industri (industry service), disediakan oleh organisasi dalam lingkup
yang luas termasuk pengolahan, pertimbangan, pertanian, organisasi non
laba dan pemerintah.
b. Jasa konsumen (consumer service), banyak digunakan secara luas dalam
3. Karateristik Jasa
Menurut Kotler dan Armstrong (2002:227-228)
a. Tidak berwujud artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, didengar, atau
dicium sebelum membeli.
b. Tidak terpisahkan artinya salah satu sifat utama jasa adalah diproduksi
pada waktu yang bersamaan dan tidak dapat dipisahkan dari penyedia,
penyedianya mesin atau manusia.
c. Keanekaragaman yaitu mutu jasa tergantung pada siapa yang
menyediakan jasa disamping waktu, tempat, dan bagaimana jasa tersebut
disediakan.
d. Tidak tahan lama artinya jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau
dipakai kemudian. Hal ini tidak menjadi masalah bila permintaannya tetap
karena mudah untuk menyiapkan pelayanan untuk permintan tersebut
sebelumnya.
e. Tidak menghasilkan kepemilikkan artinya jasa yang sudah dibeli hanya
dapat digunakan sekali saat itu juga.
f. Pengukuran yaitu pengukuran terhadap mutu jasa pada umumnya sangat
sulit ditentukan, karena menyangkut aspek psikologis individu pengguna
4. Jasa Pelayanan
Pelayanan atau service dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau
keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain.
Pelayanan juga dapat diklasifikasi menjadi dua bagian, yaitu didasarkan dari
orang yang memberikan pelayanan atau didasarkan atas peralatanya.
Pelayanan dapat diberikan oleh seseorang yang tidak terampil atau oleh
seseorang yang profesional. Pelayanan yang didasarkan atas peralatan, sangat
tergantung pada apakah alat tersebut ditangani oleh seseorang yang terampil
atau tidak terampil. Banyak perusahaan menganggap layanan konsumen
sebagai tempat yang paling tepat untuk merebut konsumen.
Pangsa pasar diperoleh trend, mempelajari sebab-sebabnya, atau
patokan umum lainya, tapi dengan membuat konsumen senang atas pelayanan
yang kita berikan pada mereka. Maka layanan konsumen dan departemen
penunjangnya mempunyai peran yang sangat penting.
Setiap masalah konsumen adalah kesempatan bagi perusahaan untuk
membuktikan komitmen pelayananya. Untuk menunjukan komitmen
pelayanan kepada konsumen, tidaklah cukup hanya dengan memberikan
pelayanan yang baik saja. Konsumen harus mengakui kenyataan bahwa
mereka telah menerima pelayanan yang baik. Berhasil tidaknya bisnis sebuah
perusahaan tergantung dari bagaimana para karyawan menjalin hubungan atau
bekerja sama dengan orang lain. Pendapat konsumen akan pelayanan yang
Pendapat mereka itulah yang nantinya menjadi keputusan apakah mereka akan
membeli atau tidak, apakah mereka akan kembali lagi untuk mendapatkan
pelayanan kita atau tidak (Sutedja, 2007 : 5-10)
B. Kualitas Jasa
1. Definisi kualitas jasa
Kualitas telah menjadi harapan bagi semua orang baik konsumen
maupun produsen. Kebanyakan pelanggan yang peduli pada kualitas biasanya
menanyakan pada tenaga penjual apa yang berkualitas tinggi dan pantas
dibeli? Atau jika penyedia jasa, apakah jasa yang ditawarkan dapat dipercaya
dan memiliki palayanan baik. Kualitas dari suatu produk dan jasa juga
merupakan salah satu alat yang dapat memuaskan pelanggan.
Membicarakan tentang pengertian kualitas, banyak pakar yang
mencoba mendefinisikan. Menurut W. Edwards Deming, Philip B. Crosby,
dan Joseph M. Juran (dalam Yamit 2005 : 6 ) adalah sebagai berikut :
a. Deming : Mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi
kebutuhan dan keinginan konsumen.
b. Crosby : Mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan
dan kesesuaian terhadap persyaratan
2. Dimensi Kualitas Jasa
Zeithaml et al. (dalam Umar 2002:49) mengemukakan lima dimensi
dalam menentukan kualitas jasa, yaitu:
a. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai
dengan janji yang ditawarkan.
b. Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan
karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan
pelanggan.
c. Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas: pengetahuan terhadap
produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan
dalam memberikan pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi,
kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa
yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan. dimensi kepastian atau jaminan ini
merupakan gabungan dari dimensi:
1) Kompetensi (competence), artinya ketrampilan dan pengetahuan yang
dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan.
2) Kesopanan (courtesy), yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap
3) Kredibilitas (credibility), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan
sebagainya.
d. Empathy, yaitu perhatian secara individu yang diberikan perusahaan
kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,
kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha
perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya.
Dimensi empathy ini merupakan penggabungan dari dimensi:
1) Akses (access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang
ditawarkan perusahaan.
2) Komunikasi (communication), merupakan kemampuan melakukan
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau
memperoleh masukan dari pelanggan.
3) Pemahaman pada pelanggan (understanding the customer), meliputi
usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
e. Tangibles, meliputi penampilan fisik seperti gedung dan ruangan front
office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan
ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.
Parasuraman et al. (dalam Spillane, 2006:18) mengemukakan
a. Reliabilitas ( reliability) yaitu meliputi prestasi yang konsisten dan dapat
dipertanggung jawabkan (dependability). Hal ini berarti perusahaan
melaksanakan jasa yang betul atau cocok pada kali pertama. Hal ini juga
berarti bahwa perusahaan memenuhi perjanjian-perjanjian ( promises).
Secara spesifik, hal ini meliputi:
1) Ketepatan dalam perhitungan rekening.
2) Mengarsipkan catatan yang benar dan tepat.
3) Melaksanakan jasa tepat pada waktu yang disetujui.
b. Kerelaan Melayani ( responsiveness) yaitu berkait dengan kerelaan atau
kesiapsediaan para karyawan untuk menyediakan jasa. Hal ini meliputi
bertepatan waktu ( timeliness) dari jasa:
1) Mengirim bukti transakasi segera.
2) Menelepon kembali kepada pelanggan (customer) secepat mungkin.
3) Memberikan jasa secara cepat dan tepat ( yaitu membuat janjian secara
cepat).
c. Kompetensi (competence) berarti pemilikan ketrampilan-ketrampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan jasa. Hal ini meliputi:
1) Pengetahuan dan ketrampilan dari tenaga kerja yang berkontak dengan
konsumen.
2) Pengetahuan dan ketrampilan dari tenaga kerja yang mendukung
operasi dari belakang.
d. Kemampuan untuk didekati (access) meliputi kemampuan para konsumen
untuk mendekati para karyawan serta kemudahan berkontak. Hal ini
berarti:
1) Jasa dapat didekati dengan mudah lewat telepon (barisan telepon tidak
sibuk dan para konsumen tidak diminta tunggu lama).
2) Lamanya waktu tunggu untuk menerima pelayanan tidak terlalu lama.
3) Jam kerja atau jam kantor tak menyusahkan (convenient).
4) Lokasi fasilitas jasa yang tak menyusahkan.
e. Kesopan-santunan (courtesy),meliputi kesopan-santunan atau keadaban
(politeness), kehormatan (respect), pertimbangan atau perhatian orang lain
(cosideration) dan keramah-tamahan (friendliness) dari para karyawan
yang berkontak langsung dengan para konsumen. Hal ini meliputi :
1) Penjagaan miliknya konsumen.
2) Penampilan yang bersih dan rapih dari tenaga kerja yang berkontak
langsung dengan para konsumen.
f. Komunikasi (communication), berarti memberikan informasi kepada para
konsumen dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka dan juga
mendengarkan mereka. Hal ini mungkin berarti bahwa perusahaan harus
menyesuaikan bahasanya untuk para langganan yang berbeda
meningkatkan tingkat kecanggihan bagi para langganan yang
berpendidikan tinggi dan berbicara secara sederhana dan terus terang
1) Menjelaskan jasa sendiri.
2) Menjelaskan beberapa besarnya biaya atau harga jasa.
3) Menjelaskan keseimbangan (trade-offs) antara jasa dan biayanya.
4) Menjamin kepada para konsumen bahwa suatu masalah atau problem
tertentu akan diatasi atau diselesaikan.
g. Kemampuan dipercaya (credibility) meliputi sifat dapat atau layak
dipercaya (trustworthiness), kemampuan dipercaya secara intelektual
(believability), dan kejujuran (honesty). Hal yang menyumbang pada
kemampuan dipercaya meliputi :
1) Nama perusahaan
2) Reputasi perusahaan
3) Ciri-ciri khas atau sifat-sifat dari tenaga kerja yang berkontrak langsung
dengan para konsumen.
4) Tingkat ketegasan atau keterusterangan yang diliputi dalam interaksi
dengan para langganan.
h. Keamanan (security) adalah kebebasan dari bahaya, resiko atau
keragu-raguan, hal ini meliputi :
1) Keamanan jasmani atau fisik.
2) Keamanan finansial
i. Pengertian/mengenal para langganan (understanding/knowing the
customer) meliputi berusaha mengerti kebutuhan-kebutuhan para
konsumen, hal ini meliputi :
1) Mempelajari syarat-syarat (requirements) spesifik dari konsumen
2) Memberikan perhatian yang diindividualisasikan (individualized)
3) Mengenal atau menghafalkan nama langganan yang sering dilayani
(regular customer)
j.Hal yang dapat dilihat (tangibles) meliputi tanda-tanda atau petunjuk-petunjuk
fisik (physical evidence) dari jasa :
1) Fasilitas-fasilitas fisik
2) Penampilan dari tenaga kerja
3) Peralatan aatu perlengkapan (tools or equipment) yang digunakan untuk
member jasa.
4) Lambang atau gambaran (representations) fisik dari jasa seperti kartu
kredit yang plastik atau buku rekening bank.
5) Para konsumen yang lain berada pada fasilitas jasa.
Setiap dimensi kualitas pelayanan dapat dikuantifikasi dengan
mendapatkan pengukuran-pengukuran tentang harapan dan kinerjauntuk setiap
jasa yang relevan dengan setiap dimensi, melalui pengukuran perbedaan antara
harapan dan kinerja pada sifat-sifat, kemudian merata-rata sifat tersebut. Harapan
dingaruhi oleh kebutuhan personal, komunikasi lisan, dan pengalaman masa lalu.
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen adalah fungsi yang muncul dari
gap antara harapan dan kinerja aktual. Literatur kepuasan atau ketidakpuasan
menunjukkan bahwa harapan dan persepsi kinerja secara langsung mempengaruhi
kepuasan konsumen dan secara tidak langsung melalui diskonfirmasi. Kualitas
jasa yang diterima didefinisikan sebagain penilaian konsumen terhadap
keseluruhan keunggulan jasa. Keseluruhan kualitas jasa dievaluasi ke dalam lima
dimensi yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.
Secara konseptual bahwa persepsi konsumen atas kualitas jasa secara langsung
dipengaruhi oleh diskonfirmasi, harapan dan tingkat kinerja aktual. Selanjutnya
kualitas jasa mempengaruhi kepuasan konsumen.
C. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan sesudah pembelian tergantung dari kinerja
penawaran dibandingkan dengan harapannya. Berikut adalah definisi kepuasan
pelanggan menurut Kotler (dalam Supranto 2001:52). Kepuasan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan
dibandingkan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Pelanggan dapat
mengalami salah satu dari tingkat kepuasan yang umum. Kalau kinerja dibawah
harapan, pelanggan kecewa. Kalau kinerja sesuai harapan pelanggan puas. Kalau
kinerja melebihi harapan, pelanggan sangat puas, senang dan gembira.
Perusahaan yang ingin unggul dalam pasar harus mengamati harapan pelanggan,
perusahaan berwawasan pelanggan, kepuasan pelanggan adalah sasaran sekaligus
kiat pemasaran.
Peralatan perusahaan mengamati dan mengukur kepuasan pelanggan:
1. Sistem keluhan dan saran
Organisasi yang berwawasan pelanggan akan membuat mudah pelanggannya
memberikan saran dan keluhan. Alur informasi ini akan memberikan banyak
gagasan baik dan perusahaan dapat bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan
masalah
2. Survei kepuasan pelanggan
Perusahaan tidak dapat beranggapan bahwa sistem keluhan dan saran dapat
menggambarkan secara lengkap kepuasan dan kekecewaan pelanggan.
Perusahaan yang responsif mengukur kepuasan pelanggan dengan
mengadakan survei berkala.
Bagi bank sebagai industri jasa, produk adalah suatu sumber pemuasan atau
kepuasan bagi konsumennya. Para konsumen (pengguna jasa) membeli suatu
produk, bukan haraga produk tersebut, tetapi membeli kepuaasan dari produk
tersebut. Seseorang membuka rekening giro, nasabah tersebut bukan membeli
buku cek tetapi membeli kepuasan, sehingga dalam industri jasa merupakan
sesuatu yang hakiki. Aspek kualitas jasa atau pelayanan ditunjukkan dengan
keseluruhan prosesbisnis perusahaan jasa tersebut yang diorientasikan pada
konsumen, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan para konsumennya melalui
yang berfokus pada kepuasan konsumen maka ini mampu mempertahankan
kepercayaan konsumen.
Pelayanan nasabah yang berkualitas mencerminkan kinerja seutuhnya dari
pihak bank sebagai penyedia jasa kepada para nasabahnya. Pelayanan kepada para
pengguna jasa merupakan pelayanan yang profesional untuk memuaskan
kepuasan konsumen sehingga menyebabkan mereka untuk terus datang kembali.
Konsumen yang puas tentu akan bersedia kembali lagi untuk mendapatkan
pelayanan yang sama.
Kepuasan pelanggan berupa sebuah kontinum yang bergerak dari sangat
tidak puas ke arah sangat puas. Menurut Tjiptono (dalam Usmara 2003:95),
Gambar 2.1
Konsep Kepuasan Pelanggan
D. Mutu Pelayanan
Mutu pelayanan tergantung pada pemberi jasa dan kualitas pemberian
pelayanan, terutama dalam hal pelayanan yang professional. Konsumen menilai
mutu pelayanan tidak hanya dari mutu teknis saja, tapi juga dari mutu fungsional.
Oleh sebab itu, para pekerja professional tidak dapat menganggap bahwa ia akan
memuaskan kliennya hanya dengan menyediakan pelayanan yang baik secara
teknis saja.
Tujuan Perusahaan
Tingkat Kepuasan Pelanggan Nilai Produk bagi
Pelanggan
Harapan Pelanggan terhadap Produk
Produk
Kini, seiring dengan meningkatnya persaingan dan harga, mutu pelayanan
dan produktivitas harus juga ditingkatkan dalam rangka memperoleh keunggulan
yang dapat melebihi pesaing kita. Penyedia jasa, oleh karena itu, perlu
mengidentifikasikan mutu pelayanan yang bagaimana yang diharapkan oleh
konsumen. Sayangnya, mutu pelayanan lebih sulit ditentukan dan dinilai daripada
mutu suatu barang. Sering kali konsumen membandingkan pelayanan yang
mereka peroleh dari sebuah perusahaan dengan apa yang mereka harapkan. Jika
pelayanan yang diberikan memenuhi atau sesuai dengan apa yang diharapkan,
konsumen mungkin akan kembali lagi ( Sutedja, 2007:10).
E. Standardisasi Layanan Konsumen
Untuk menciptakan tujuan dan untuk memenuhi harapan konsumen, kita
harus menerapkan standar untuk kita sendiri. Layanan konsumen harus
mengetahui standar agar dapat menerapkan dengan baik kepada konsumen.
Mengapa harus diterapkan sebuah standar?
1. Standar itu baik artinya standar menentukan apa yang diharapkan dari kita.
2. Standar bersifat positif artinya standar menunjukan sejauh mana kita telah
mewujudkan apa yang diharapkan itu.
3. Standar bersifat membangun artinya standar menunjukan kepada kita
bagaimana dan dimana kita dapat meningkatkan prestasi.
4. Standar itu adil artinya standar dapat mengukur cara kerja kita dan bawahan
5. Standar bersifat relevan artinya standar didasari oleh kebutuhan tempat
pemasaran dan persaingan ekonomi.
6. Standar bersifat proaktif artinya standar memungkinkan kita memperbaiki
prestasi substandard sebelum standar itu mempengaruhi konsumen dan
keuntungan.
7. Standar itu menantang artinya standar mematok tujuan dan perangsang untuk
mencapai dan melampauinya.
8. Standar mempunyai imbalan artinya standar memberikan kita rasa
keberhasilan, yang tidak terbantah dan tak menyusut sifatnya
9. Standar memberikan semangat artinya standar membangun semangat
kebersamaan yang didasari pada tujuan bersama dan saling mendukung.
10.Standar adalah pembeda artinya standar yang ditetapkan oleh sebuah
organisasi, bereda dengan standar dari organisasi lainnya.
11.Standar menciptakan yang terbaik artinya standar mencerminkan mutu
produk, pelayanan, dan keunggulan karyawan kita.
Apa pun standar pelayanan yang kita sediakan, penting bagi kita untuk
menjelaskan dengan baik dan menyebarluaskan standar kita kepada seluruh
karyawan, hingga mereka semua tahu apa yang harus dikerjakan untuk konsumen,
dan konsumen tahu apa yang akan mereka dapatkan. (Sutedja, 2007:18).
Kriteria untuk Mengukur Kualitas Pelayanan:
1. Pelayanan yang berkelas internasional berarti dapat memenuhi permintaan
2. Memberikan jaminan kepuasan yang tinggi kepada konsumen berdasarkan
pada pertimbangan betapa berharganya uang yang mereka keluarkan.
3. Memberikan citra yang baik kepada perusahaan.
4. Mampu mengatasi perubahan yang terjadi dan melakukan terobosan dalam
memberikan layanan dengan menekan pengeluaran.
5. Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan menunjukkan
terobosan dalam memberikan pelayanan, tetapi mampu menjaga pengeluaran
di bawah kendali
F. Bank
1. Pengertian Bank
Bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh
pemerintah.
Pengertian Bank menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan
a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
b. Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi
masyarakat yang membutuhkanya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai
macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon,
air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainya.
Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah :
“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.“
Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas yang dikenal dengan istilah didunia perbankan adalah
kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah
mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.
Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara
memasang berbagai startegi agar masyarakat mau menanamkan dananya
dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yan dapat dipilih oleh masyarakat
seperti giro, tabungan, sertifikat deposito dan deposito berjangka.
Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak
perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan
kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga bagi hasil,
hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang
diberikan akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh
kepercayaan sehingga masyarakat berminat untuk menanamkan dananya
(Kasmir, 2005 : 23-24).
Pada beberapa buku perbankan terdapat beberapa pengertian bank yaitu:
a. Menurut Joseph Sinkey, bahwa yang dimaksud bank adalah department
store of finance yang menyediakan berbagai jasa keuangan.
b. Menurut Dictionary of Banking and financial service by Jerry Rosenberg
bahwa yang dimaksud bank adalah lembaga yang menerima simpanan
giro, deposito, dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada
orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga, memberikan
pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga.
c. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 ( revisi UU No. 14 Tahun 1992) bahwa
yan dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyaurkannya kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dengan memperhatikan pengertian perbankan yang diungkapkan maka
dapat dikatakan bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang
aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan
lain dari pihak yan kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian
menempatkannya kembali kepada masyarakat yang memebutuhkan dana
(deficit spending unit) melalui penjualan jasa keungan yang pada gilirannya
2. Jenis Bank
Jenis bank berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992
yang telah direvisi menjadi UU No. 10 Tahun 1998 membagi bank menjadi
dua jenis yaitu:
a. Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank umum
melaksanakan seluruh fungsi perbankan yaitu menghimpun dana,
menempatkan dana dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. Dalam
praktiknya, kegiatan usahanya juga ada yang murni berbasis bunga, murni
berbasis syariah dan kombinasi antara konvensional dan syariah.
b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Menurut fungsinya bank dapat dibedakan menjadi:
a. Bank Sentral, yaitu Bank Indonesia sebagaiman dimaksudkan dalam UUD
1945 dan diatur dengan UU no. 13 tahun 1968. Bank Indonesia ini
memiliki tugas pokok membantu pemerintah dalam hal-hal:
1) Mengatur, menjaga dan memelihara stabilitas nilai rupiah.
2) Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas
b. Bank Umum, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk Giro dan deposito dalam usahanya
terutama memberikan kredit jangka pendek. Contoh: Bank Lippo, Bank
Niaga, Bank Bali, Bank Duta, Bank Panin.
c. Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya
tterutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga. Contoh: Bank
Tabungan Pensiunan Nasional.
d. Bank Pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya
terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau
mengeluarkan kertas berharga jangka panjang dan jangka menengah di
bidang pembangunan. Contoh: Bapindo dan Bank Pembangunan Daerah
(BPD).
Jenis bank berdasarkan kepemilikannya:
a. Bank Pemerintah Pusat, yaitu Bank-Bank Komersil, Bank Tabungan atau
Bank Pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan
pemerintah pusat.
b. Bank Pemerintah Daerah, yaitu Bank-Bank Komersil, Bank Tabungan
atau Bank Pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan
c. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh Warga Negara
Indonesia.
d. Bank Asing, yaitu yang yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh
pihak asing.
e. Bank Swasta Campuran, yaitu bank yang dimilki oleh swasta domestik
dan swasta asing.
Jenis bank berdasarkan kegiatan devisa:
a. Bank Devisa, yaitu bank yang memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk
menjual, membeli, dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu
lintas pembayaran dengan luar negeri. Contoh: Bank Mandiri, Bank BNI,
Bank BCA.
b. Bank Non Devisa, yaitu bank yang tidak memperoleh ijin dari Bank
Indonesia untuk menjual, membeli, dan menyimpan devisa serta
menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan luar negeri. Contoh:
Bank BPD tertentu.
Jenis bank berdasarkan dominasi pangsa pasarnya, bank di Indonesia dapat
dibedakan menjadi:
a. Retail Banking, bank yang dalam kegiatanya mayoritas melayani
perorangan, usaha kecil, dan koperasi. Contoh: BCA, BRI, dan
b. Wholesale Banking, bank yang mengandalkan nasabah besar atau nasabah
korporasi. Contoh: Bank BNI sebelum krisis 1997 mayoritas kredit
diberikan kepada konglomerat.
3. Karakteristik Bank
Menurut Taswan (2006:6) pemahaman terhadap karakteristik bank
sangat diperlukan dalam mengelola bank. Beberapa karakteristik bank antara
lain:
a. Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai lembaga perantara
keuangan (finance intermediary) antara pihak-pihak yang kelebihan dana
(surplus spending unit) dengan mereka yang membutuhkan dana (deficit
spending unit), serta berfungsi untuk memperlancar lalu lintas
pembayaran giral. Kegiatan tersebut dilakukan atas falsafah kepercayaan.
b. Bank juga merupakan industri yang kegiatannya mengandalkan
kepercayaan sehingga harus selalu menjaga kesehatannya.
c. Pengelola bank dalam melakukan kegiatannya juga dituntut untuk
senantiasa menjaga keseimbangan pemeliharaan likuiditas dengan
kebutuhan profitabilitas yang wajar serta modal yang cukup sesuai dengan
penanamannya.
d. Bank juga dapat dipandang sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dan
bagian dari sistem moneter yang mempunyai kedudukan strategis sebagai
e. Secara operasional bank mempunyai ciri khas yaitu aktiva tetap relatif
rendah, hutang jangka pendek lebih banyak jumlahnya dengan
perbandingan antara aktiva dan modal sangat besar.
f. Bank adalah lembaga keuangan yang sangat unik dibanding dengan
lembaga keuangan non bank. Keunikan ini muncul ketika memberikan
persetujuan kredit, maka peran monitoring bank terhadap debitur sangat
besar.
4. Jasa-Jasa Bank
Jasa-jasa bank ini bertujuan untuk mendukung dan memperlancar
kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa
bank maka semakin baik dalam arti jika nasabah hendak melakukan transaksi
perbankan cukup di satu bank saja. Demikian pula sebaliknya, jika jasa bank
yang diberikan kurang lengkap, maka nasabah terpaksa mencari bank lain
yang menyediakan jasa yang mereka butuhkan.
Jenis-jenis jasa bank yang banyak ditawarkan di Indonesia saat ini adalah:
a. Kiriman Uang (Transfer)
Transfer merupakan jasa pengiriman uang lewat bank baik dalam kota,
luar kota atau ke luar negeri. Sarana yang biasa digunakan adalah surat,
telex, telepon, faxsimile, on line komputer.
b. Kliring (clearing)
Kliring merupakan jasa penyelesaiaan hutang piutang antar bank dengan
lembaga kliring. Perhitungan kliring dilakukan setiap hari. Warkat-warkat
yang dapat dikliringkan: cek, bilyet giro, wesel bank, surat bukti
penerimaan transfer dari luar kota, lalu lintas giral atau nota kredit.
c. Inkaso (collection)
Inkaso merupakan jasa bank untuk menagih warkat-warkat yang berasal
dari luar kota atau luar negeri.
d. Safe Deposit Box (SDB)
Safe Deposit Box merupakan jasa-jasa bank yang diberikan kepada
nasabah. SDB berbentuk kotak dengan ukuran tertentu disewakan kepada
nasabah yang berkepentingan untuk menyimpan dokumen atau benda
berharga miliknya. Pembukaan SDB dilakukan oleh 2 buah kunci yang
dipegang oleh bank dan nasabah.
e. Bank Card
Bank Card merupakan “kartu plastik” yang dikeluarkan oleh bank yang
diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai alat
pembayaran di tempat-tempat tertentu seperti supermarket, pasar
swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan dan tempat lainnya. Disamping
itu dengan kartu ini juga dapat diuangkan di berbagai tempat seperti di
ATM (Automated Teller Machine). ATM biasanya tersebar di berbagai
tempat yang strategis seperti di pusat perbelanjaan, kantor dan tempat
Jenis-jenis bank card:
1) Charge card, yaitu suatu system dimana pemegang kartu harus
melunasi semua penagihan yang terjadi atas dirinya sekaligus pada
saat jatuh tempo.
2) Credit card, adalah suatu sistem dimana pemegang kartu dapat
melunasi penagihan yang terjadi atas dirinya secara angsuran pada saat
jatuh tempo.
3) Debet card, yaitu pembayaran atas penagihan nasabah melalui
pendebetan atas rekening yang ada di bank dimana nasabah membuka
kartu.
4) Smart card, merupakan kartu yang berfungsi sebagai rekening terpadu,
kartu ini dapat dihubungkan dengan rekening pribadi dan dapat
menyimpan dan memperbaharui data dalam microchip, sehingga
pemegang kartu dapat mengetahui keadaan semua rekening.
5) Private label card, merupakan kartu yang bukan diterbitkan oleh bank,
melainkan suatu usaha seperti supermarket, hotel, dan perusahaan lain.
Pemakaina kartu ini hanya terbatas pada perusahaan yang
mengeluarkan.
f. Bank Notes
Merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh
bank di luar negeri.
Travellers Chaque dikenal dengan nama cek wisata atau cek
perjalanan yang biasanya digunakan oleh mereka yang hendak
bepergian atau sering dibawa oleh turis. Travelers chaque diterbitkan
dalam pecahan-pecahan tertentu seperti halnya uang kartal, dan
diterbitkan dalam mata uang rupiah dan mata uang asing.
h. Letter of Credit (L/C)
Merupakan salah satu jasa bank yang diberikan kepada masyarakat
untuk memperlancar arus barang (ekspor-impor) termasuk barang
dalam negeri atau antar pulau.
i. Bank Garansi
Bank garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank
kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan, dan lembaga lainnya
dalam bentuk surat jaminan.
j. Memberikan jasa-jasa di pasar modal
Jasa-jasa yang diberikan bank dalam rangka mendukung kelancaran
transakasi pasar modal antara lain: penjamin emisi (underwriter),
penjamin (guarantor), wali amanat (trustee), perantara perdagangan
efek/ pialang (broker), pedagang efek (dealer), perusahaan pengelola
dana (investment company).
k. Menerima setoran-setoran dan melakukan pembayaran
Jasa ini diutamakan untuk membantu nasabah dalam mengumpulkan
biasa diterima dan dilakukan oleh bank: pembayaran listrik, telepon,
pajak, uang kuliah, rekening air, gaji pegawai, pensiun, bonus, hadiah,
deviden,dan setoran ONH.
G. Hasil Penelitian Sebelumnya
Sabihaini. 2000. Analisis Tingkat Layanan Pelanggan pada Bank ( Studi
kasus Citibank, BNI, Bank Central Asia, dan Bank Bali). Tujuan penelitian ini
adalah adalah mencoba mengevaluasi perbedaan tingkat layanan pada bank dilihat
dari dimensi reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible. Selain
itu penelitian ini juga mengungkap sejauh mana dimensi layanan berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan. Dalam penelitian ini populasi adalah nasabah bank
yang masih aktif. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebesar 200 nasabah (50
nasabah untuk masing-masing bank). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling dan convenience sampling. Teknik analisis
data yang digunakan yaitu One-Way Analysis of Variance ( One-Way ANOVA)
dan analisis regresi berganda. Berdasarkan penelitian diatas, kesimpulan dari hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat layanan diantara bank
Citibank, BNI, BCA, dan Bank Bali berdasarkan dimensi reliability,
responsiveness, assurance, empathy, tangible.
F. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikiran Teoritis menurut Bilson Simamora (dalam Ifnu.
1997:39) adalah model konseptual yang disesuaikan atau dibentuk sesuai dengan
menjelaskan secara terperinci pemikiran tentang hubungan antar konsep yang
diduga ada dalam penelitian.
Dimensi-dimensi kualitas layanan jasa begitu banyak yaitu meliputi:
reliability, responsiveness, competence, acces, courtesy, communication,
credibility, security, understanding the customer, dan tangible. Setiap bank juga
mempunyai standar pelayanan yang berbeda-beda antara bank satu dengan yang
lain. Dari sekian banyak dimensi ada satu atau lebih dimensi yang akan
membentuk kualitas layanan jasa pada masing-masing bank. Salah satu dari
dimensi layanan juga ada yang menjadi prioritas utama dari pihak bank.
G. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah
yang diajukan dan jawaban itu masih akan diuji kebenarannya. Dari kerangka
penelitian yang dilakukan, maka dapatlah dikemukakan hipotesis dalam penelitian
ini, yaitu :
1. Satu atau lebih dari dimensi-dimensi pelayanan berikut: reliability,
responsiveness, competence, acces, courtesy, communication, credibility,
security, understanding the customer, dan tangible akan membentuk kualitas
layanan jasa pada bank BNI’46, Jalan Persatuan Bulaksumur KCP UGM
Yogyakarta.
2. Salah satu dari dimensi-dimensi pelayanan berikut: reliability, responsiveness,
competence, acces, courtesy, communication, credibility, security,
membentuk kualitas layanan jasa pada bank BNI’46, Jalan Persatuan
38 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian studi kasus.
Penelitian studi kasus merupakan penelitian objek tertentu pada suatu organisasi.
Penelitian studi kasus adalah penelitian suatu kajian yang rinci, mendalam,
menyeluruh atas objek tertentu yang biasanya relatif kecil selama kurun waktu
tertentu.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Bank BNI’46, Jalan Persatuan Bulaksumur KCP
UGM Yogyakarta.
C. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober sampai bulan November tahun
2009.
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian : Nasabah Bank BNI’46 KCP UGM Yogyakarta yang masih
aktif, dan merupakan nasabah individual (retail banking) yang minimal telah
menggunakan jasa bank selama 1 tahun.
2. Objek Penelitian: dimensi-dimensi layanan bank meliputi reliability,
responsiveness, competence, acces, courtesy, communication, credibility,
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang digunakan yaitu:
1. Reliabilitas (reliability) adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
sesuai dengan janji yangditawarkan.
2. Kerelaan melayani (responsiveness) adalah kesigapan karyawan dalam
melayani pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
3. Kompetensi (competence) adalah pemilikan ketrampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk melakukan jasa.
4. Kemampuan untuk didekati (acces) adalah kemampuan para karyawan untuk
mendekati pelanggan serta kemudahan berkontak.
5. Kesopan-santunan (courtesy) adalah kesopan-santunan atau keadaban dari para
karyawan dalam berkontak langsung dengan pelanggan.
6. Komunikasi (communication) adalah memberikan informasi pada pelanggan
dalam bahasa yang dapat dimengerti.
7. Kemampuan dipercaya (credibility) meliputi sifat layak dipercaya dan
kejujuran.
8. Keamanan (security) adalah kebebasan dari bahaya, resiko, dan keragu-raguan.
9. Pengertian atau kemampuan mengenal pelanggan (understanding/knowing the
customer).
10. Hal yang dapat dilihat (tangibles) adalah tanda-tanda atau petunjuk fisik dari
F. Definisi Operasional
1. Dimensi adalah ukuran.
2. Kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
3. Layanan adalah sebuah kegiatan atau keuntungan yang dapat ditawarkan oleh
satu pihak kepada pihak lain.
4. Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan oleh suatu
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan
dengan suatu produk fisik
5. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
G. Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya dapat
diduga. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah nasabah Bank BNI’46
Jalan Persatuan Bulaksumur KCP UGM Yogyakarta uang menggunakan jasa
bank minimal 1 tahun.
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Penentuan jumlah
sampel dilakukan didasarkan pada rumus (Umar, 2003:150):
Keterangan :
n = Jumlah sampel
2
a
Ζ = Nilai Uji t dengan tingkat signifikansi 5% (Ζa2= 1,96)
e = Tingkat kesalahan yang ditolelir (5%)
p = Proporsi populasi yang diinginkan mempunyai karakteristik tertentu
q = (1-p) = Proporsi populasi yang tidak diinginkan mempunyai
karakteristik tertentu
p.q = Jika p dan q tidak diketahui, maka dapat diganti dengan 0,25.
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut dihasilkan jumlah sampel
(n) harus lebih besar dari 96 dan agar memudahkan perhitungan maka dibulatkan
menjadi 100 sampel. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah
100 nasabah.
H. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden yang meliputi
tanggapan konsumen mengenai suatu produk. Data primer yang dibutuhkan
adalah seperti hasil dari kuesioner dan wawancara, meliputi bagaimana
tanggapan konsumen mengenai iklan, Kualitas, dan harga produk yang
diteliti.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka dan informasi
I. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan
pernyataan dalam bentuk tertulis kepada responden. Dalam penelitian ini
kuesioner digunakan untuk mengetahui dimensi-dimensi yang membentuk
kualitas layanan jasa pada bank dan diukur dengan menggunakan Skala
Guttman. Skala ini terdiri atas dua kategori jawaban yaitu ”ya” dan ”tidak”.
Bobot nilai diperoleh berdasarkan tanggapan responden terhadap pertanyaan
kuesioner. Berikut ini merupakan bobot nilai yang diberikan untuk setiap
jawaban:
Jawaban ”Ya” mendapat nilai 1
Jawaban ”Tidak” mendapat nilai 0
2. Wawancara
Wawancara merupakan komunikasi atau pembicaraan dua arah yang
dilakukan oleh pewawancara dan responden untuk menggali informasi yang
relevan dengan tujuan penelitian.
J. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling (penentuan sampel secara sengaja) yaitu anggota sampel
ditentukan berdasarkan ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan yang
erat dengan ciri populasi. Peneliti dengan sengaja menentukan anggota sampel
K. Teknik Pengujian Instrumen
1.Uji Validitas
Uji Validitas yaitu alat pengukuran yang menunjukkan seberapa jauh
suatu alat ukur memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi
ukurnya dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment. Pengukuran
atau pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara nilai
dari tiap-tiap item pernyataan dengan skor total. Dari perhitungan tersebut
dapat diketahui seberapa besar masing-masing sumbangan item pernyataan
terhadap skor total.
Rumus koefisien korelasi Product Moment (Hadi, 1991:42) :
Γ
ΧΥ=rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)
X : Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari responden
Y : Total butir dari jawaban responden
∑ X : Jumlah skor butir
∑ XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y
N : Banyaknya sampel uji coba
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya adalah
a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
2. Uji Realibilitas
Uji keandalan atau reliabilitas yaitu tingkat kestabilan dari penggunaan
teknis belah dua dengan mengembangkan item-item kuesioner menjadi dua
kelompok (Hadi, 1991:43). Untuk mengukur reliabilitas digunakan teknik
belah dua, yaitu membagi pertanyaan yang valid menjadi 2 belah antara
kelompok item bernomor genap dengan kelompok item bernomor ganjil.
Rumus untuk menghitung reliabilitas kuesioner adalah dengan menggunakan
rumus korelasi “Spearman Brown” (Hadi, 1991:44).
Rumusnya :
Apabila rXY lebih besar dari r tabel, maka berarti kuesioner sebagai alat
pengukur telah memenuhi syarat reliabilitas. Begitu pula sebaliknya, apabila
rXY lebih kecil dari r tabel, maka berarti kuesioner tersebut tidak memenuhi
L. Teknik Analisis Data
1. Cochran Q–Test
Analisis data ini digunakan untuk mengetahui dimensi- dimensi yang
membentuk kualitas layanan jasa pada Bank BNI’46 KCP UGM Yogyakarta.
Rumus Cochran Q–Test adalah:
(
)
[
(
)
]
Dengan data yang ada, selanjutnya perhitungan statistik menggunakan
rumus Cochran Q–Test. Bunyi H0 dan Ha sebagai berikut:
H0 : kemungkinan jawaban “ya” sama untuk semua dimensi-dimensi
kualitas layanan jasa.
Ha : kemungkinan jawaban “ya” berbeda untuk semua dimensi-dimensi
kualitas layanan jasa.
Dimensi-dimensi yang ada diuji dengan menggunakan Cochran Q–
Test secara bertahap yaitu: langkah pertama dengan menguji semua dimensi,
menghilangkan nilai Cj terendah kemudian kembali melakukan perhitungan
statistic dengan Cochran Q-Test. Bila hasil perhitungan tersebut masih
menolak H0 maka langkah selanjutnya adalah dengan menghilangkan nilai Cj
terendah yang kedua, kemudian kembali dilakukan perhitungan statistik
dengan menggunakan rumus Cochran Q-Test. Langkah tersebut harus
dilakukan sampai pada perhitungan statistik memperoleh hasil menerima H0
dan dapat disimpulkan dimensi-dimensi apa saja yang membentuk kualitas
layanan jasa pada Bank BNI’46 KCP UGM Yogyakarta.
2. Nilai Indeks
Untuk menganalisis masalah ketiga didasarkan pada ranking pilihan
dimensi yang menjadi prioritas utama yang diberikan oleh nasabah dapat
dihitung dengan nilai indeks dan urutan kepentingannya. Nilai indeks adalah
metode yang cara perhitungannya didasarkan pada jumlah frekuensi atau
tingkat jawaban responden. Cara mencarinya adalah:
a. Mencari frekuensi pilihan nasabah terhadap dimensi yang membentuk
kualitas layanan jasa pada bank BNI’46 KCP UGM Yogyakarta.
b. Mencari nilai indeks dengan rumus:
NI =
{
(
frek1x10) (
+ frek2x9) (
+ frek3x8)
+...+(
frek10x1)
}
:10Keterangan:
Frek = Frekuensi pilihan responden
c. Hasil nilai indeks diranking dari yang nilai indeksnya terbesar sampai
dengan nilai indeksnya yang terkecil.
Setelah hasil nilai indeksnya diranking maka akan diketahui urutan atau
ranking pilihan atribut, sehingga dapat diketahui dimensi yang menempati
ranking pertamalah yang mempunyai pengaruh paling kuat dalam membentuk
kualitas jasa layanan pada bank BNI’46 KCP UGM Yogyakarta dan ini juga
menjadi prioritas utama yang membentuk kualitas layanan jasa pada bank