PERTAMA (SMP) YATPIGODONG GROBOGAN
TAHUN 2005/2006
S K E I P S I
OLEH:
Z U M R O H
N I M : 11404063
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DILUAR
SEKOLAH TERHADAP PRESTASIBELAJAR
AGAMA SISWA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA (SMP) YATPIGODONG GROBOGAN
TAHUN 2005/2006
DlaiuKan untuK memenuhi togas dan meiengkapi
syarat guna memperoieb geiar £arjana dalarn Iimu Tarbiyah
Jurusan pendidiKan Agama Islam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
2006
i r c i D
S
i
I U M P O H
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 1 Naskah
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Salatiga, Agustus 2006 K epada:
Yth. Ketua STAIN P i SALATIGA
AssalaatMi’aldikum wr. wb.
Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:
Nama : ZUMROH
NIM : 11404063
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
J u d u l : PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DI LUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BEL AJAR SI SWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YATPI GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006
Untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa
Wdssalaamu’didikum tor. wb.
Pembimbing
Dr. R ^achrudin, M.A. NIP. 150 057 781
PENGESAHAN SKRJPSI
Judul : PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DI LUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BEL AJAR S1SWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YATPI GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006
Nama : ZUMROH
N IM : 11404063
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Salatiga, Agustus 2006
Dewan Penguji,
Penguji II
Drs. Badwan, M.Ag NIP. 150198743
\
guamiKu tercinta yang teiah memberiKan do’a, semangat dan
berbagai dorongan baiK materiil maupun spiritual.
•
ua Orang TuaKu yang teiah memberiKan
duKungan Do’anya.
• Keluarga dan anaK-anaKKu tercinta.
M
O T T OAllah aKan meninggiKan orang-orang yang beriman dlantaramu dan
orang-orang yang diberi iimu pengetabuan beberapa derajat.
CQS. Al-Muja4aUh: 11)
Bicara itu taK temllai harganya jlKa Kau bicara dengan
pengetahuan. Tlfnbangiah perKataamu di neraca hati sebeium
meiuncur dari muiutmu.
C Kabir)
georang murid yang biiaKsana bertanya, "Ajari aKu bagaimana cara
belajar dan apa yang harus Kupelajari.” Murid yang lebih buaKsana
lagi berdo’a,TzinKan aKu setuiusnya berharap bisa mempeiaiari
bagaimana cara beiaiar.’*
C Ali Ramrtani)
Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan rahmatnya, sehingga hasil penelitian yang berbentuk skripsi dapat selesai. Oleh karena penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dan berbagai pihak, maka dan itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak. Drs Imam Sutomo, M. Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).
2. Bapak Dr. H. Fachrudin, M.A., selaku Do sen Pembimbing, yang berkenan membenkan bimbingan dan pengarahan dal am penyusunan skripsi.
3. Sitti Aminah, A.Md. selaku Kepala Sekolah SMP YATPI Godong beserta stafiiya yang telah membantu kelancaran penelitian dan membenkan berbagai kemudahaa
4. Suami yang telah memberika segala dukungan jasmani dan rohani. 5. Kedua orang tua yang telah membenkan nasehat dan dukungan do’a. 6. Anak-anakku yang telah membantu do’a dan mamberikan semangat. 7. Keluarga besar Tarmudji Ichwan, S.Pd. dengan segala dukungannya.
8. Teman-teman sepeijuangan dan semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi dan tak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga dari bantuan tersebut beliau akan mendapat limpahan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Hasil yang penulis capai ini masih mengharapkan tegur sapa dan kritik konstruktif demi kesempumaan skripsi ini.
Semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya dan umumnya bagi mereka yang berkompeten dengan skripsi ini. Amin.
Salatiga, PenuJis
vii
kemajuan suatu bangsa, oleh sebab itu perlu mendapat perhatian yang serius agar agar bangsa ini tidak ketinggalan di berbagai bidang. Adapun pendidikan dapat berlangsung di tiga pusat pendidikan yang sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang yaitu di dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat. Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan formal yang mempunyai keterbatasan waktu sebagaimana diatur dalam kurikulum yang berlaku, sedangkan pendidikan informal berlangsung di dalam keluarga ataupun non formal masyarakat cenderung lebih sedikit untuk mendapatkan pengembangan pendidikan bagi anak
Sebagai masyarakat Islam, pemenuhan pendidikan agama tak hanya dilakukan melalui bangku sekolah atau pendidikan formal saja tetapi banyak yang di dapat dari keikutsertaan pendidikan non formal termasuk pendidikan yang bersifat kemasyarakatan seperti kepramukaan, berbagai kursus dan pelatihan ketrampilan, perlu ditingkatkan kualitasnya dan diperiuas dalam rangka mengembangkan sikap mental, minat, bakat, ketrampilan dan kemampuan anggota masyarakat serta menyiapkan dan memberi bekal kepada warga belajar agar mampu meningkatkan martabat dan kualitas hidup di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat merupakan wahana pengembangan pendidikan yang sangat luas waktu dan pengaruhnya terhadap pengembangan pendidikan itu sendiri sebagaimana yang dilakukan siswa-siswi SMP YATPI Godong.
Pada kenyataannya pendidikan non formal yang mereka dapat sangatlah berpengaruh terhadap prcstasi belajar yang mereka capai. Dan hasil yang diperoleh antara siswa yang mengikuti pendidikan Islam luar sekolah dengan yang tidak aktif dengan pendidikan Islam luar sekolah sangatlah berbeda. Siswa yang mengikuti pendidikan Islam luar sekolah prestasi belajamya lebih bagus dari pada siswa yang tidak mengikuti pendidikan luar sekolah. Secara tidak langsung pendidikan luar sekolah sangat menunjang hasil prestasi belajar di pendidikan formal.
DAFTARISI
Halaman Judul ... i
HalamanPersetujuanPembimbing ... ii
Halaman Pengesahan S kripsi... iii
Motto ... iv
Persembahan ... v
Kata Pengantar ... vi
Abstrak ... viii
Daftar Isi ... ix
BAB I : PENDAHULUAN A Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 3
E. Definisi Opersional ... 3
F. Hipotesis ... 4
G. Metode Penelitian... 6
H. Sistematika Penulisan... 12
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Islam di Luar Sekolah ... 14
1. Pengertian, Dasar dan Tujuan Pendidikan di Luar Sekolah... 14
2. Bentuk-bentuk Pendidikan Agama Islam Non Formal ... 23
1. Pengertian Prestasi Belajar ...31
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 33
BAB IB : LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum ... 37
1. Letak Geografis ... 37
2. Sejarah Berdirinya Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong Purwodadi Grobogan ...37
3. Struktur Organisasi dan Personalia ... 39
4. Keadaan Siswa ... 41
5. Sarana dan Prasarana Pendidikan... 43
B. Gambaran Khusus ... 44
1. Keterlibatan Siswa Dalam Pendidikan di Luar Sekolah... 44
2. Data Dokumentasi Nilai Prestasi Belajar Siswa pada Pendidikan Agama Islam ... 50
BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ... 53
B. Analisis Uji H ipotesis...56
C. Analisis Tindak L anjut... 63
B. Saran-saran... 66 C. Penutup ... 67 Daftar Pustaka
Lampiran
A . La tar Belakang Masalah
Pendidikan di masa sekarang sangatlah vital untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, apalagi di jaman serba modem dengan kemajuan tekhnologi yang sangat canggih. Dengan demikian masyarakat masa kini hams berusaha mampu bersaing dengan meningkatkan kualitas daya pikimya yaitu dengan menambah pendidikannya. Dampak dari globalisasi ini mengakibat dampak yang kurang baik untuk keseimbangan antara pendidikan umum dengan pendidikan agama, terutama dikalangan remaja sekolah.
Kenyataannya Pendidikan Agama Islam bagi siswa sangatlah minim , terutama yang bersekolah di sekolah umum. Bahkan para siswa yang belajar di sekolah yang ada tambahan ilmu agamanyapun terkadang juga belum maksimal. Mungkin disebabkan kurang terlibatnya mereka secara aktif dal am aktivitas pendidikan di luar sekolah. Padahal dengan menambah pendidikan diluar sekolah itu dapat membantu prestasi mereka dalam pendidikan formal. Mungkin mereka lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diberikan di sekolah. Pendidikan Islam non formal adalah sebagai usaha sistematis dan pragmatis serta bermanfaat dalam membimbing siswa yang beragama Islam dalam rangka menuju tercapainya tujuan Nasional dalam bidang pendidikan. Selanjutnya dapat difungsikan sebagai alat penunjang agar siswa mampu
2
memahami, menghayati, merealisasikan ajaran Islam dalam kehidupan non formal ini harus dilaksanakan sccara teratur dan dibudayakan.
Anggapan dan sebagian masyarakat yang berkonotasi negatif, yalcni opini yang mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam non formal tidaklah mempunyai nilai jual, belum mampu mengikuti perkembangan zaman dewasa ini. Itu merupakan kewajiban untuk menghilangkan anggapan tersebut. Yaitu dengan upaya melakukan perubahan tentang sistem mekanisme pengelolaan dan pendidikan yang diterapkan, agar tercipta pendidikan non formal yang berkualitas. Upaya lain sangat perlu dipertahankan adanya kesesuaian antara Pendidikan Agama Islam non formal dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan dalam mengikuti Pendidikan Islam di luar sekolah. 2. Bagaimana prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
YATPI Godong Grobogan
C. T ujusn Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ialah :
1. Untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPl Godong dalam mengikuti Pendidikan Islam di luar sekolah.
2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa.
3. Untukmengetahui sejauh mana pengaruh Pendidikan Islam di luar sekolah terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPl Godong Grobogan.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik dan segi teoritik maupun praktis. Dari segi teoritik diharapkan hasil penelitian ini dapat memperoleh terobosan baru di bidang Pendidikan Agama Islam di luar sekolah. Sedangkan dari aspek signifikansi praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan Pendidikan Agama Islam baik di sekolah atau maupun di luar sekolah.
E. Definisi Operasional
1. Pendidikan Agama Islam Formal
4
Bagi siswa yang beragama Islam merupakan keharusan dalam mengikuti Pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah, termasuk para siswa Sekolah Menegah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan.
Pendidikan Agama Islam yang diberikan melalui sekolah atau jam pelajaran di suatu sekolah formal terbatas waktunya yaitu dua jam pelajaran dalam satu minggu. Secara teoretis pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah semata - mata hanya mengejar target kurikulum.
Prestasi dan pendalaman materi perlu adanya upaya lain untuk memperjelas dan memahami beberapa materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diperoleh di pendidikan formal tersebut.
2. Pendidikan Agama Islam Non Formal
Untuk memperjelas pemahaman Pendidikan Agama Islam yang diperoleh melalui pendidikan formal sangat penting, artinya para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan di samping mendapatkan pelayanan Pendidikan Agama Islam di sekolah perlu adanya pemahaman selanjutnya, yaitu melalui pendidikan non formal.
Pendidikan non formal sangat berpengaruh pada prestasi hasil belajar siswa, apabila dilaksanakan dengan bersungguh - sungguh.
E. Hipotesis
Seperti dikatakan oJeh Sumadi Suiyabrata dalam bukunya bertajuk “Psikologi Pendidikan”, “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan-permasalahan peneJitian yang kebenarannya diuji secara empiric.” 1
Pendapat di atas senada dengan apa yang dikatakan oleh Muhammad Ali, yang mengemukakan “Hipotesis sebagai jawaban sementara yang harus diuji melalui kegiatan penelitian, yang ditarik dengan serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan permasalahan yang diteliti.”2
Agar analisis penelitian tidak keluar dan permasalahan, maka penulis kemukakan hipotesis bahwa “Adakah perbedaan hasil prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pendidikan agama Islam luar sekolah dengan mereka yang tidak mengikuti pendidikan tersebut pada bidang pelajaran Pendidikan agama Islam sekolah menengah pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan”.
Sum adi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta, hlm.76.
Muhammad Ali, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa, Bandung, 1987, hlm.48.
6
G. Metode Penelitian
1. Populasi dan sample.
a. Populasi
Populasi adalah “ Jumlah dan keseluruhan inti analisis yang ciri - cirinya akan diduga.“3 Menurut Sutrisno Hadi dikatakan bahwa “populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan - kenyataan yang diperoleh dari sample itu hendak digeneralisasi.”4
Sebagai populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan siswa Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) YATPI Godong Grobogan.
b. Sam pel
Sample adalah “ Sebagian individu yang diselidiki. “5 Yakni sebagian yang diambil dari populasi atau keseluruhan obyek yang diteliti terhadap seluruh populasi. “6
Untuk menentukan sample dari suatu penelitian, Suharsimi Arikunto memberikan patokan “Jika subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya subyek lebih dari 100, dapat diambil antara 10-
15 atau 20-25 % atau lebih.”7
3Masri Singaribuan dan Sofian Effendi, Metode Penelitian, LP3ES, Jakarta, 1988, him. 108.
4Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1969, him. 63.
5Ibid, him. 70.
6Muhammad Ali, op.at, him. 58.
Berdasarkan pendapat di atas, pengambilan sample penelitian ini diambil 10% dari seluruh jumlah populasi yaitu sebanyak 70 siswa.
Adapun teknik pengambilan sample pada penelitian ini dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling,
karena populasi terdiri tingkat kelompok yang mempunyai susunan bertingkat dan digunakan sebagai perwakilan
Sample diambil dari kelas I.A sebanyak 25 siswa, kelas II.A. 25 siswa, dan kelas III.B 20 siswa. Untuk mengetahui siswa yang mengikuti kegiatan agama luar sekolah, diadakan tes pendahuluan, kemudian diambil dari kelas I.A sebanyak 25 siswa, kelas ILA sebanyak 25 siswa, kelas DIB sebanyak 25 siswa, kelas II.A sebanyak 25 siswa, kelas III.B sebanyak 20 siswa.
2. Variabel Penelitian
Variabel yang menjadi fokus penelitian, yaitu pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Luar Sekolah yang dapat mempengaruhi Prestasi belajar siswa pada Pendidikan Formal Agama Islam. 3 * * * *
3. Deflnisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan teijadinya penafsiran, perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata - kata yang menjadi variabel penelitian.
8
a. Pengaruh artinya : “ Suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa dan berkekuatan.”8
b. Pendidikan Luar SekoJah
Pendidikan Luar Sekolah atau disebut “Out o f school education^, yaitu “Pendidikan yang teratur dengan sadar diiakukan tetapi tidak terialu mengikuti peraturan yang ketat.”9
Bila dihubungkan dengan Pendidikan Agama Islam di Luar Sekolah, baik yang dilaksanakan di lingkungan masjid, musholla dan di rumah penddikan di luar sekolah sebagai berikut:
1. Pengurus Ikatan Remaja Masjid 2. Pengurus Ponpes
3. Pengurus Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) c. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai apa yang telah dikeijakan. Sedangkan belajar artinya penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru. 10
o
W.J.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1984, him. 731.
9Sulaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 1992, him. 79.
Winamo Surachmad, mempertegas lagi bahwa belajar merupakan suatu proses dalam diri manusia yang melibatkan segi jasmani maupun rokhani yang melahirkan perubahan sebagai hasii proses itu.” Jadi yang dimaksud Prestasi Belajar ialah hasii pekerjaan siswa dalam rangka men untut ilmu yang diketahui di dalam nilai raport
d. Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan adalah sekolah yang mengambil spesifikasi dalam bidang “Umum” dan berdomisili di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan menipakan salah satu sekolah di bawah naungan Yayasan Taman Pendidikan Islamiyah yang mencerminkan nuansa keislaman dalam kegiatan operasionalnya.
Beberapa penegasan judul di atas, dapat ditarik pengertian bahwa yang dimaksud “Pengaruh Pendidikan Luar Sekolah terhadap Prestasi beajar Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong adalah tingkat prestasi belajar siswa yang mengikuti Pendidikan Agama Islam di Luar Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini berdasarkan penelusuran teori - teori dan penelitian di lapangan (kancah). Metode yang digunakan sebagai berikut : 11
10
a. Metode Studi Pustaka
Untuk mengumpulkan data diperlukan Metode Studi Pustaka, yakni riset kepustakaan, maksudnya adalah mencari data dengan melakukan penelusuran kepustakaan dan menelaahnya. Metode ini digunakan untuk menyajikan iandasan teori dengan cara memilih, meneliti dan menganalisa buku — buku yang relevan dengan penelitian.
b. Metode Penelitian Lapangan
Data diperoleh melalui research / penelitian yang dilakukan di lapangan atau di medan teijadinya gejala — gejala.12
Pelaksanaannya dengan menggunakan mstrumen-i nstrumen sebagai berikut:
1. Metode Observasi/Pengamatan ialah:
Pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena — fenomena yang diselidiki.13
2. Metode Wawancara ialah:
Sebuah dialog yang dilakukan oleh interview untuk memperoleh informasi dan orang yang di wawancara i.14 Penulis mempergunakannya sebagai pelengkap untuk memperoleh data - data dan sumbemya secara langsung seperti Kepala Sekolah dan Tenaga Pengajar atau Guru.
12Sutrisno Hadi, op.cit, him. 11.
13Ibid, him. 136.
3. Metode Angket ialah
Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dal am arti “ Laporan tentang pribadinya atau hal - hal yang diketahui. “ l5
Metode angket yang dipergunakan adalah angket langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya atau diminta menceriterakan tentang keadaan diri sendiri.”16
Alat ini digunakan untuk menggali data tentang keterlibatan siswa dalam menekuni pendidikan agama Islam di luar sekolah, dan sebagai respondennya adalah siswa.
4. Metode Dokumentasi ialah:
Mencari data mengenai hal - hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku notulen, rapat, agenda dan sebagainya.17 Adapun data pokok yang akan digali melalui instrumen ini adalah piestasi belajar siswa pada pelajaran pendidikan Agama Islam serta data - data lain yang yang sifatnya dokumentatif. Metode ini untuk mendapatkan data tentang prestasi melalui nilai raport.
12
5. Teknik Analisis Data
Unluk menganalisis data setelah data terkumpul, maka penulis menggunakan analisis data statist!k sebagai berikut:
a. M enilaijawabanangket
b. Menilai Prestasi belajar pendidikan agama Islam dari buku rapor. c. Analisis Uji Hipotesis sesuai Statistik yang penulis gunakan adalah
dengan menggunakan Koefisien Produk Moment.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Bab I Pendahuluan
Bab ini merupakan pengantar meliputi : Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Pokok Masalah, Hipotesis, Tujuan Penelitian, Metode Penulisan Skripsi dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II Landasan Teori
Bab HI Hasil Penelitian
Dalam bab ini berisikan : gambaran umum daerah penelitian meliputi: sejarah berdirinya Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan, keadaan personalia, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana. Serta laporan hasil penelitian tentang keterlibatan siswa dalam Pendidikan Agama Islam di Luar sekolah dan data dokumentasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam.
Bab IV Analisis Data
Bab ini berisikan m eliputi: analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, table persiapan untuk korelasi prestasi Pendidikan Agama Islam dengan Pendidikan Agama Islam di Luar Sekolah serta menghitung Korelasi Product Moment.
Bab V Penutup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENDIDIKAN ISLAM DILUAR SEKOLAH
A. Pendidikan Islam di Luar Sekolab
1. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam di Luar Sekolab
a. Pengertian Pendidikan Islam di Luar Sekolah
Beraneka ragam pendapat mengenai Pendidikan Islam. Para ahli berbeda pendapat mengenai hal ini, antara lain :
1) . Zuhairini berpendapat bahwa “Pendidikan Agama berarti usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dal am membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam” 1.
2) . H.M. Arifin bahwa “Pendidikan Islam ialah pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupan sesuai dengancara - cara Islam serta nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewamai corak kehidupannya”2.
3) . Zakiyah Daradjat berpendapat bahwa Pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan secara teoritis maupun praktis, menuju perbaikan sikap mental yang akan terwujud dal am amal perbuatan dengan didasari ajaran-ajaran islam3.
1 Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, hlm.27.
2 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, him. 10. 3 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta,1989, him. 10.
Beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa: Pendidikan Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis melaJui berbagai metode dan pendekatan dalam mengarahkan anak didik agar ajaian-ajaran Islam dapat benar-benar dihayati dan diamalkan dalam kehidupan nyata menuju terciptanya perbaikan sikap mental yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Pengertian Pendidikan di Luar Sekolah {Out School o f Education) menurut beberapa ahli pendidikan menjelaskan diantaranya:
1) . Soelaiman Yoesoef
“Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kegiatan yang terorganisir dan diselenggarakan diluar system formal, yang dilakukan dengan memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan belajar”4.
2) . Bambang Sarwoko
“Pendidikan non formal adalah bentuk kegiatan pendidikan yang terorganisir atau setengah terorganisir yang berlangsung di luar sistem persekolahan, yang ditujukan untuk melayani sejumlah besar kebutuhan belajar dan berbagai kelompok penduduk tertentu”5.
4 Soelaiman Yoesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 1990, him. 50.
16
Beberapa pengertian di atas berbeda redaksi akan tetapi pada dasamya, mempunyai maksud yang sama, yakni suatu pendidikan yang dilaksanakan di luar system pendidikan formal, yang dilakukan secara teratur dan terorganisasi. Sebagai sasaran yaitu kelompok masyarakat tertentu. Pendidikan luar sekolah sifatnya tidak ketat tetapi seperti pendidikan formal pada umumnya.
Penulis menyimpulkan bahwa pendidikan Islam non formal adalah suatu usaha sistematis dan pragmatis dal am membimbing dan mengarahkan anak didik yang beragama Islam, dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran serta nilai-nilai Islam dapat dihayati dan diamalkan di dalam kehidupan, yang pelaksanaannya secara teratur meskipun tidak ketat seperti halnya pendidikan formal,
b. Dasar Pendidikan Islam Non Formal
Perlu dipahami bahwa dasar pendidikan Islam non formal adalah setiap usaha yang dilakukan setiap manusia hams mempunyai dasar pijakan yang kuat, agar segala usaha yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu dasar Pendidikan non formal ialah falsafah hidup islami yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraannya.
1). Aspek Yuridish/Hukum
Pelaksanaan Pendidikan Islam didasarkan pada peraturan perundang-undangan.
a. Dasar Ideal
Pancasila, yaitu sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa” Hal ini mengandung maksud bahwa setiap warga Indonesia wajib menganut salah satu agama yang disahkan oleh Negara.
b. Dasar Struktural / Konstitusional
Yakni UUD 1945, pada batang tubuh, pasal 29 ayat 1 yang berbunyi: “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang maha Esa” c. Dasar Operasional
Yakni dasar yangsecara langsung mengatur pelaksanaan Pendidikan Islam di Indonesia, seperti pada ketetapan MPR No.II/MPR/1988 yang antara lain berbunyi:
“Diusahakan supaya terus bertambahnya sarana-sarana bagi pengembangan kehidupan dan keprcayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memasukkan pendidikan agama ke dalam kurikulum di semua sekolah”6.
i
18
Bertitik tolak dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan keagamaan di Indonesia senantiasa perlu dikembangkan, yakni melalui pendidikan Islam, baik di lembaga- lembaga fonnal maupun non formal sebagai lembaga tambahaa Mengenai pendidikan non formal sebagai pendidikan di luar sekolah, diatur dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1993, berbunyi:
“Pendidikan luar sekolah, termasuk pendidikan yang bersifat kemasyarakatan seperti kepramukaan, berbagai kursus dan pelatihan ketrampilan, perlu ditingkatkan kualitasnya dan diperluas dalam rangka mengembangkan sikap mental, minat, bakat, ketrampilan dan kemampuan anggota masyarakat serta menyiapkan dan memben bekal kepada warga belajar agar mampu bekeija dan berwirausaha serta meningkatkan martabat dan kualitas kehidupannya”7
Selain itu juga diperkuat dengan UUD 1945, pasal 31 ayat 1 yang berbunyi:
“Tiap-tiap warga Negara yang berhak mendapatkan pengajaran”. Atas dasar tersebut, maka jelaslah bahwa pendidikan agama (Islam) di Indonesia, memilikistatus yang sangat kuat. Hal ini perlu diketahui oleh pendidik agama non formal. Agar tidak ada keraguan di dalam melaksanakan tugasnya, karena sudah dilindungi hukum dan undang-undang yang berlaku.
2). AspekReligius
Allah memerintahkan kepada umat-Nya untuk belajar agama, karena dengan belajar agama merupakan ibadah kepada-Nya. Perintah tersebut tercermin dalam surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi:
Artinya : Ajaklah kepada Agama Tuhanmu dengan cara yang bijaksana dan dengan nasehat yang baik. (QS. An-Nahl,
125)8
Selain ayat tersebut, juga disebutkan dalam hadis yang berbunyi:
Artinya : Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama. (QS. At-Taubah, 122).9
Dari dalil-dalil yang dikemukakan diatas, jelas bahwa manusia diharuskan untuk menuntut ilmu urn urn ataupun ilmu agama. Dari semua ilmu tersebut yang terpenting adalah ilmu-ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi kepentingan individu maupun untuk masyarakat umum.
o
Al-Q ur’an dan Terjemahannya, Depag RI, CV. Grafika Semarang, 1994, him. 421.
20
Setiap manusia di dunia ini dalam hidupnya membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama. Hanya melalui agama, dalam din merasakan ketentraman dan ketenangan hati, dengan senantiasa selalu mengabdi, mendekat pada sang Khalik (Pencipta). Pemyataan ini sesuai dengan finnan Allah berikut yang berbunyi:
Artinya : “Ketahuilah, bahwa hanya dengan ingat kepada Allah, hati akan menjadi tentram”. (QS : Ar-Ra’d : 2 8 )'1
Jelaslah kiranya bahwa dengan mendekatkan diri kepada Allah, hati akan menjadi tentram dan merasakan ketenangan. Dalam hal ini, metode dan cara yang di pakai masing-masing agama adalah sangat beragam. Maka dari itu, bagi umat Islam diperlukan adanya pendidikan Islam naik melalui lembaga formal maupun non formal agar dapat mengarahkan manusia pada jalan yang benar. Dengan pendidikan Islam diharapkan anak-anak didik dapat melaksanakan kewajiban agama sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islami. 0 11
I0Zuhairini, dkk, op. cit, him. 21. 11 Depag RI, op. cit. him. 373.
c. TujuanPendidikan Islam LuarSekolah
Tujuan Pendidikan Islam Luar Sekolah adalah sesuatu yang diharapkan dapat tercapai setelah selesainya usaha atau kegiatan tersebuL Oleh karenanya itu merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap atau tingkatan-tingkatan. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap, tetap ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang berkenaan dengan aspek kehidupannya.12
Berkenaan dengan tujuan pendidikan agama merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan agama, relevansinya dengan hal ini, Zakiyah Daradjat mengemukakan bahwa “Tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah menciptakan Insan Kamil”. Ini mengandung maksud bahwa dengan pendidikan Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan lingkungan sekitamya. Dengan didasan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT, ia senantiasa senang dan gemar mengembangkan ajaran serta nilai- nilai Islam. Ini semua ditujukan untuk kepentingan dunia yang serba fana menuju kehidupan yang abadi.
23
Berbagai pendapat yang telah di kemukakan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam non formal adalah mengarahkan pada anak menuju terciptanya insan kamil yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah. Dengan bekal ilmu yang telah diperoleh tersebut mampu untuk mengembangkan sikap pribadi yang sesuai ajaran Islam. Ia harus mampu untuk merealisasikan dalam kehidupan pribadi maupun bagi kepentingan sosial kemasyarakatan, tanpa mengabaikan profesionalitas ilmu agama. Pendidikan non formal, menuntun manusia (anak) menuju kebahagiaan dunia dan akhirat nanti.
2. Bentuk-bentuk Pendidikan Agama Non Formal
Pelaksanaan pendidikan Islam di Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim ini dipandang telah cukup efektif. Maraknya lembaga- lembaga baik formal, informal maupun non formal sebagai penyelenggara kegiatan pendidikan agama. Hal ini menandakan betapa antusiasme masyarakat sangat baik. Dalam hal ini Pendidikan Islam non formal misalnya, banyak kegiatan-kegiatan keagamaan dilaksanankan di rumah- rumah, pondok-pondok, masjid, langgar, gedung pertemuan atau yang semisalnya.
Diantara bentuk-bentuk pendidikan Islam non formal yang di praktekkan sampai saat ini adalah :
a. D i rumah
informal maupun non formal. Misalnya rumah seseorang yang digunakan untuk privat pendidikan agama, diikuti oleh anak-anak dilingkungan sekitamya.
Pada permulaan Islam datang, pelajaran agama diberikan dirumah- rumah. Rasulullah sendiri juga pemah menggunakan rumah milik Arqom bil Arqom sebagai tempat pertemuan dengan para sahabat dan para pengikutnya, dimana baliau menggunakan kaidah-kaidah Islam dan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an pada waktu itu.
b. Langgar/Mushalla, Masjid
Langgar atau Masjid disampmg sebagai tempat untuk menunaikan ibadah shalat dan ibadah lainnya juga berfungsi untuk mengkaji ilmu pengetahuan agama Islam di luar pendidikan sekolah. Hal ini sebagaimana dikatakan ML Athiyah Al-Abrasyi, “Bahwa langgar atau pondok sebelum Islam, merupakan tempat belajar membaca dan menulis semata-mata. Setelah datangnya Islam, fungsi langgar berubah menjadi tempat untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan pelajaran agama Islam, kesenian, tulis menulis, ilmu hitung dan tata bahasa.14
25
Pendidikan Islam erat sekali hubungannya dengan keberadaan Masjid. Disamping kaum muslimin mempergunakan sebagai tempat peribadatan juga sebagai tempat lembaga pendidikan dan pengetahuan Islam, dimana di sini dipelajari kaidah-kaidah Islam, hukum-hukum agama dan sebagainya.15
Langgar maupun masjid dikategorikan sebagai lembaga pendidikan Islam non formal karena mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
- Pendidikan dilaksanakan secara rutin dan diprogramkan, meskipun tidak ketat seperti pendidikan Agama di sekolah-sekolah.
- Peserta didiknya tidak dibatasi oleh usia.
- Materi pelajarannya bersifat khusus dan praktis. - Dilaksanakan diluar jam sekolah
- Ijazah atau sertifikat tidak menjadi tujuan utama.
c. Pondok Pesantren (Panti Asuhan Artak Yatim)
Pesantren berasal dari kata “Antri” yang berarti orang yang mendalami pengajian agama Islam.16 Sedangkan pesantren dapat diartikan sebagai tempat tinggal para santri untuk mengkaji dan melakukan aktifitas lainnya.
15 Ibid, him. 58
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam non formal yang ada di Indonesia sejak berabad-abad. Sistem pendidikan agama di beberapa negara seperti Arab, Mesir dan sebagian Negara-negara di Timur Tengah, memiliki kesamaan dengan sistem pendidikan di Vihara (Budha) atau Klooster Khatolik.17
Muhammadiyah dalam memahami dan mengamalkan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan ajaran Islam. Al-Qur’an sebagai sumber ajar an Islam dalam Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sedangkan Sunnah Rasul adalah sumber ajaran Islam berupa penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW (Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah ke-3).18
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dipandang urgen, karena pesantren merupakan lambaga pendidikan yang oleh beberapa ahli dikatakan sebagai agen perubahan yang senantiasa mengalami perkembangan.19 Diharapkan agar pendidikan di pesantren tidaklah tertinggal jauh dengan pendidikan di lembaga pendidikan formal (sekolah).
17 Zamakhsyari Dhofir, Perkembangan Pemikiran Islam di Indonesia pada Seperempat Terakhir Abad XX, Walisongo Press, 1997, him. 29.
8 H. Haedar Nashir dkk. Materi Induk Perkaderan Muhammadiyah, 1994, him. 91.
27
d. Di Hotel
Di era modemisasi ini, telah menjadi “trend” (baca : kebiasaan), jika di hotel-hotel telah dijadikan sebagai centre pendidikan keagamaan. Di tempat inilah biasanya para selebritis, intelektuai, tokoh masyarakat, orang-orang “berada” mengadakan semacam pendalaman Islam. Mulai seminar, diskusi dialog atau semisalnya yang banyak membicarakan pendidikan Islam. Bahkan baru-baru ini telah membudaya pesantren kilat masuk hotel, ini semua dilakukan karena adanya kesadaran untuk mengetahui ajaran Islam lebih mendalam, yang nantinya akan dipraktekkan dalam kehidupan.
Menurut Bambang Sarwoko, bentuk-bentuk pendidikan non formal dapat dilaksanakan dalam berbagai macam antara lain:
1. Belajar sendiri, yang dapat dilakukan oleh tiap-tiap orang, kapan saja dan dimana saja dengan mempergunakan sumber-sumber yang ada. 2. Belajar kelompok, yang dapat dilakukan beberapa orang pada waktu
dan kesempatan yang sama, belajar dalam suasana bebas atau tidak terikat, dari sumber yang sama.
3. Kursus-kursus, yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani berbagai macam kebutuhan belajar.20
Dengan adanya berbagai bentuk kegiatan pendidikan Islam non formal, maka siswa/anak didik hams dapat menggunakan waktu dan memanfaatkan kesempatan untuk mengikuti Pendidikan Islam non formal dalam menunjang prestasi belajar siswa, yang bermanfaat pula bagi dirinya sendiri maupun lingkungan yang ditempati.
3. Materi dan Metode Pengajaran
Pada dasamya materi pokok pendidikan agama Islam menurut Zuhairini meliputi:
a. Keimanan (aqidah) b. Keislaman (syari’ah) c. Ikhsan (akhlak)21
Adapun mengenai materi pendidikan Islam non formal yang biasanya diberikan pada lembaga-lembaga pendidikan non formal tersebut antara lain:
a. Studi Pendalaman Al-Qur’an
b. Mempelajari ilmu pengetahuan agama (tauhid, fiqh, hadis, tarikh, tajwid dan sebagainya)
c. Ceramah-ceramah Islam d. Diskusi tentang keagamaan
Materi pendidikan Islam non formal tersebut diharapkan dapat benar-benar mengarah pada satu rangkaian ilmu, im anjuga amal.
29
Mengenai metode pengajaran agama non formal, biasanya dilakukan dengan cara:
a. Metode tanyajawab
Pengajaran di rumah, langgar dan Masjid diberikan secara individual, yakni metode yang dilakukan biasanya seorang guru membacakan Al- Qur’an dan menteijemahkan kedalam bahasa Indonesia, sedangkan murid mendengarkan sambil mencatat apa yang diucapkan oleh gurunya.
Dilanjutkan dengan tanya jawab. Dalam melaksanakan tanya jawab, pertanyaan dapat diajukan oleh gurunya atau murid dan demikian pula jawabannya dapat diberikan oleh guru atau siswa. Dengan kata lain, guru bertanya dan siswa menjawab atau siswa yang satu bertanya dan siswa yang lain menjawab. Dengan metode ini siswa diharapkan dapat mengetahui arti isi kandungan dalam Al-Qur’an.
b. Metode Ceramah
Dalam metode ini, materi disampaikan melalui penerangan dan penuturan secara lisan. Metode utama pada sistem pengajaran di lingkungan pesantren yang sering ditemui adalah menggunakan “Metode Ceramah”. Seorang guru menerangkan materi pelajaran :
a. Keimanan (Aqidah) b. Keislaman (Syari’ah) c. Ikhsan (Akhlak) 22
Pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat utama untuk berhubungan dengan para siswa adalah bahasa lisan. Peranan siswa dal am metode ceramah mendengarkan dengan teliti serta meneatat pokok penting yang dikemukakan oleh guru, c. Metode Diskusi
Metode ini merupakan kegiatan musyawarah an tar santri membahas tentang sesuatu masalah dengan cam mengompromikan materi-materi yang telah dipelajari, yang nantinya akan ditemukan titik temu mengenai permasalahan yang dibahas Sedangkan seorang Kyai hanya memandu jalannya kegiatan, sebagai fasilitator / penengah terhadap kesulitan-
kesulitan yang dihadapi para siswa.
4. Sistem Evaluasi yang dlpakai
Evaluasi atau penilaian berarti usaha untuk mengetahui sejauh mana perubahan itu terjadi melalui kegiatan belajar mengajar. Biasanya evaluasi ini ditandai dengan adanya bukti-bukti yang dikumpulkan sebagai dasar penilaian dan evaluasinya.23
Adapun sistem evaluasi yang diterapkan pendidikan Islam non formal tidak dilaksanakan secara tetap dan ketat seperti pendidikan agama di lembaga formal. Evaluasi di sini dapat diberikan sewaktu-waktu tergantung dari guru atau pengajamya. Dalam hal ini Bambang Sarwoko berpendapat:
31
“Pendidikan non formal tidak membutuhkan system penilaian dal am bentuk ijazah atau sertifikat Yang penting adalah bisa diperolehnya peningkatan dalam pengetahuan dan ketrampilan”.24
Dengan demikian menjadi suatu keharusan bagi pengajar pendidikan non formal untuk mengadakan semacam evaluasi, walaupun tidak seketat pada lembaga formal. Hal ini ditujukan untuk mengetahui sejauhmana siswa mampu menguasai materi pelajaran yang diajarkan kemudian dapat mengaplikasikan dengan pengetahuan-pengetahuan agama yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Prestasi Belajar
1. Pcngertlan Prestasi Belajar
Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikajakan, dsb).25 Pengertian tersebut dipertegas oleh W.S. Winkel, bahwa “Prestasi adalah sebagai bukti usaha yang telah dicapai”.26
Arti “belajar” menurut berbagai pakar adalah sebagai berikut:
a. H. Carl Witherington, belajar adalah suatu perubahan pada kepribadian, yang intinya adanya pola sambutan barn, yang dapat berupa suatu pengertian baru” 27
b. Sardiman A.M., belajar dikatakan sebagai serangkaian jiw a raga, psiko- physic untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya”.28
24 Bambang Sarwoko, op. cit. him. 9.
25 W.J.S. Poerwadarminta, op. cit. him. 768.
26W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1983. him. 161.
27H Carll Witherington, dkk, Teknik-teknik Belajar Mengajar, Jemmars, Bandung, him. 8.
c. Oemar Hamalik, belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan / perubahan dalam din seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku, berkat pengalaman dan latihan”.29
Ketiga pengertian diatas, terkandung beberapa unsur pokok, antara la in :
1. Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan anggota fisik/jasmani dan psikis/rohani manusia.
2. Adanya perubahan atau hal-hal yang bersifat baru seperti perubahan kepribadian atau tingkah laku seseorang.
3. Proses belajar yang dilakukan bisa berupa pengalaman-pengalaman dan latihan-latihan.
Beberapa definisi yang diuraikan diatas, penulis menyimpulkan bahwa “belajar” adalah aktivitas yang menghasilkan hal-hal yang bersifat barn, yakni berupa perubahan tingkah laku atau kepribadian yang diperoleh melalui pengalaman maupun latihan. Akti vitas belajar yang dilaksanakan tidak terlepas dari peran aktivitas jasmani dan rohani.
Setelah diketahui dengan jelas definisi prestasi belajar adalah seperti yang dikemukakan oleh Anton Maliono, y aitu :
“Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazim ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai, yang diberikan oleh guru”.30
29Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung, 1990, him. 21.
33
Biasanya prestasi belajar siswa yang diperoleh seorang siswa di sekolah, ditunjukkan dcngan suatu bukti nilai (score). Ini di tunjukkan untuk mengukur sejauhmanakah kemampuan siswa dalam penguasaan mata pelajaran yang telah ditempuhnya melalui kegiatan belajar disekolahnya.31 Oleh karena itu dalam penyusunan skripsi ini penuiis gunakan dalam memperoleh data tentang prestasi belajar siswa, diambil dan evaluasi belajar sumatif (ulangan umum cawu). Disamping itu untuk memperkuat data yang diperoleh, penuiis mengajukan pertanyaan-pertanyaan (test pendahuluan) dengan mengambil mated yang sesuai dengan mata pelajaran pendidikan Islam.
2. Faktor-faktor yang Mempengarnhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengarnhi prestasi belajar, sebagaimana dikatakan oleh Soemadi Suryabrata dalam bukunya “Psikologi Pendidikan” : “Bahwa belajar sebagai proses atau aktivitas diisyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau factor, seperti suhu udara, keadan cuaca, alat-alat, orang-orang lain di sekitar pelajar itu, keadaan jasmaniahnya, minatnya, alasannya dia belajar dan masih banyak lagi untuk dapat disebutkan satu persatu”.32
Menumt Ngalim Purwanto MP, bahwa berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung beberapa faktor.33 Adapun faktor-faktor tersebut dapat dikategonkan menjadi dua (2) bagian:
31 Slamet, loc. cit.
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Sumbangsih, Papringan, Yogyakarta, 1969, him. 248.
a. Faktor individu, yang terdiri dari : 1. Kematangan / Pertumbuhan
Kita dapat melihat anak yang barn berumur 6 bulan untuk belajar beijalan, walupun dipaksa anak itu tetap tidak sanggup melakukannya, karena anak memerlukan potensi-potensi jasmani maupun rohani. Demikian pula kita tidak dapat mengajarkan ilmu pasti kepada anak- anak kelas III Sekolah Dasar atau mengajar ilmu Filsafat kepada anak- anak yang baru belajar di bangku Sekolah Menengah Pertama. Semua itu disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran itu.
2. Kecerdasan
Disamping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik,ditentukan pula oleh taraf kecerdasannya. Kenyataan menunjukkan kepada kita, meskipun anak yang berusia 14 tahun ke atas pada umunya telah matang belajar ilmu pasti, namun tidak semua anak-anak tersebut pandai mempelajari mata pelajaran dan kecakapan-kecakapan lainnya. Jelas bahwa selain kematangan, kecakapan mempunyai peranan penting dalam belajar.
3. Cara belajar yang efisien
35
b. Faktor Sosial
Yang dimaksud di sini adalah faktor manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya dapat disimpulkan. Jadi tidak langsung hadir (sebagai representasi manusia).34
Di antara faktor-faktor sosial m eliputi: 1. Keadaan Keluarga
Ada keluarga muslim, ada keluarga kaya, ada keluarga yang diliputi rasa tentram dan damai, tetapi ada pula yang sebaliknya. Ada keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu terpelajar dan ada pula yang kurang pengetahuan. Ada keluarga yang mempunyai cita-cita yang tinggi bagi anak-anaknya, ada pula yang biasa saja. suasana dan keadan keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dim ana belajar dialami dan dicapai oleh para siswa.
2. Guru
Masalah ini sangat berpengaruh dalam mencapai hasil belajar siswa. Pribadi guru sangat berpengaruh terhadap siswanya, cara bicaranya, cara berpakaian. Sikap dan perbuatannya akan selalu disoroti oleh muridnya, bahkan ditiru.
3. Lingkungan dan kesempatan
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
GAMBARANIJMIIM DAN KHUSUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YATPIGODONG
A. Gambaran llmum
1. Letak Geografis
Yayasan Taman Pendidikan Islamiyah (YATPI) terletak sangat strategis menempati tanah seluas 2 Ha, letaknya di jalan Jenderal Sudirman No. 102 Desa Godong, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Adapun jalan ini merupakan jalur utama yang menghubungkan Kota Godong dengan Purwodadi, jadi sangatlah mudah untuk menjangkaunya karena berada dijalur utama yang dilalui oleh angutan umum.
Adapun batas-batas wilayah tersebut adalah sebagai berikut: - Sebelah Utara : Jalan Umum
- Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk - Sebelah Barat : Perumahan Penduduk - Sebelah Timur : Masjid Besar Godong.
2. Sejarah berdirinya Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong
Yayasan Taman Pendidikan Islamiyah (YATPI) didirikan oleh Bapak Muhammad Isa pada tahun 1930 dengan mendapat izin dari Bapak Bupati Grobogan, yang pada waktu itu dijabat oleh Raden Ario Sunarto. Jenis pendidikan pada masa itu dititikberatkan pada pelajaran syara’.
Karena keterbatasan dana yang disebabkan oleh situasi yang tidak menentu pada waktu itu, maka penyeletiggaraan pendidikan menempati serambi masjid Godong, dengan waktu pengajaran jam 14.00 hingga jam 15.00. Dan tepatnya tanggal 7 Sya’ban tahun 1933 Masehi, pendiri madrasah tersebut meninggal dunia.
Pada zaman pendudukan Jepang, dimana situasi Perang Duma Ke II sedang berkecamuk, maka madrasah YATPI tersebut untuk sementara ditutup dan setelah keadaan menjadi aman, maka Madrasah itu di buka kembali. Hingga tahun 1945-1947 madrasah YATPI masih tetap beijalan walaupun kurang subur, karena pada masa itu Desa Godong menjadi desa yang mati, karena ditinggal penduduknya mengungsi dan madrasah YATPI ditutup. Tahun 1948 tepatnya di Bulan Maulud, madrasah YATPI dibuka kembali dengan jumlah murid pada waktu itu 60 siswa, sampai tahun 1952 madrasah YATPI terns mengalami kesuburan dan madrasah kemudian dirubah menjadi Sekolah Rakyat Islam (SRI).
39
6 April 1973 YATPI resmi menjadi yayasan yang legal dengan akte notaris no. 2 tanggal 4-4-1973.
Sampai akhimya berdasarkan surat dari Diijen Bimas Islam No. D.III/ed/80/77 tanggal 24-5-1977 maka teijadi perubahan sebagai berikut: a. PGA dan Mualimat kelas I, II dan III menjadi MTs
b. PGA kelas IV, V dan VI menjadi MA
Lalu menyusul kemudian tanggal l Januari 1974 mulailah berdiri pula SMP YATPI dengan murid 34 siswa pada masa itu. Yang mana waktu itu untuk mengikuti ujian SMP YATPI masih menggabung pada SMPN 1 Purwodadi. Barn pada tahun ajaran 1979 SMP YATPI diberi wewenang untuk mengadakan ujian secara mandiri. “ Demikian hingga sekarang YATPI khususnya SMP nya terus mengalalmi kemajuan dan pemngkatan dan diharapkan pada masa-masa mendatang dapat tetap eksis dalam rangka mem bantu pemerintah untuk mencetak kader-kader bangsa yang tangguh.”
3. Struktur Organisasi dan Personalia
Untuk mengetahui struktur Organisasi Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong, lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
Dalam hal ini kepala sekolah dibantu oleh para wakilnya yang meliputi, wakil kepala sekolah urusan kurikulum, urusan kesiswaan administrasi seita koordinator BP, guru wali kelas dan dewan guru.
Adapun personalia Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong kepala sekolah dipimpin oleh Ibu H. Siti Aminah, A. Md. SMP YATPI Godong mempunyai tenaga edukatif beijumlah 20 orang, yang terdiri dari 10 orang guru laki-laki dan 10 orang guru perempuan. Dari jumlah tersebut memiliki pendidikan terakhir dengan perincian sebagai berikut.
1. Sarjana 10 orang. 2. Diploma III 2 orang. 3. Diploma I I 1 orang. 4. SMA 7 orang.
Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang keadaan guru dapat dilihat pada table berikut in i:
T ABELI
KEADAAN GURU DAN KARYAWAN SMP YATPI GODONG KABUPATEN GRO BOGAN
Pangkat Pendidikan No N a m a Gol Jabatan Ijazah Mengajar
1 2 3 4 5 6
1. Sitti Aminah, AMd. - Kep. Sek D ill MTK
41
4. Umi Suprayugiati m e BP SMA IPS
5. S.K.M. Hastuti IIC Guru SMA Mulok
6. Wiwik Purwanti R. IIB Guru SMA IPS
7. Abdul Syukur, S.Ag. - Guru Saijana PPKn
8. Drs. Mukhson IIA Guru Saijana Penjaskes 9. Any Sulasih IA Kesiswaan DIU Biologi 10. Setiyono, S.Pd. - Guru Saijana Biologi
11. Dra. Kustinah IB Guru Saijana Fisika
12. Sa’adah, S.Ag. - Guru Saijana PAI
13. Ali Makhsun, S.Pd. - Guru Saijana PAI
14. Muhammad Ghozali - Guru SMA IPS
15. Eko Kumiawan. S.Kom. - Guru Saijana Komputer
16. Mohadi, S.Ag. IC Guru Saijana PAI
17. Dra. Zumroti T. - Guru Saijana PAI
18. Musthofa - TU SMA Admn
19. Umi Mu’minatul M. - TU SMA Keuangan
20. Ulil Abshor P. A.Ma. - TU D II Perpus
4. Keadaan Siswa
TABEL P
KEADAAN SISWA SMP YATPIGODONG
Siswa Agama yang dianut
No Kelas Pa Pi Jml Islam
1 2 3 4 5 6
43
5. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah, baik untuk kegiatan intra maupun ekstra sekolah sangat diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Demikian juga dengan SMP YATPI Godong, guna menunjang proses kegiatan belajar mengajar Idni telah memilild sarana dan prasarana yang memadai. Adapun keadaannya dapat dilihat pada table HL
Dari keadaan sarana dan prasarana yang ada pada table III tersebut, dapat disimpulkan bahwa mengenai keadaan sarana prasarana dimaksud, cukup representative. Sehingga diharapkan dapat membantu memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar.
TABEL III
DATA INVENTARISASI SARANA PRASARANA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA (SMP) YATPI GODONG GROBOGAN
No Nama Ruang Jumlah Keterangan
1. Ruang Kepala Sekolah 1
2. Ruang Tata Usaha 2
3. Ruang Guru 1
4. Ruang Perpustakaan 1
5. Ruang Kelas 16
6. Ruang UKS 1
7. Ruang Laboratorium 1
9. Ruang Kamar Mandi 2 10. Ruang Tempat alat olah raga 1 11. Ruang Tempat ibadah 1
12. Ruang Bendahara 1
B. Gambaran Khusus
1. Keterlibatan Siswa daiam Pendidikan Islam Luar Sekolah
Untuk mengetahui gambaran tentang keterlibatan siswa daiam pendidikan Islam non formal (luar sekolah), akan penulis ketengahkan mengenai pelaksanaan pendidikan agama Islam non formal disekitar Godong.
Mengenai pelaksanaan pendidikan agama Islam non formal, banyak aktivitas ini dilaksanakan oleh masyarakat sekitar Godong. Yang dimaksudkan pendidikan agama non formal disini adalah semua akti vitas pendidikan agama Islam di luar pendidikan agama Islam formal (seperti lembaga pendidikan agama Islam pada umumnya). Biasanya bentuk pendidikan agama Islam non formal dilaksanakan dilingkungan Masjid, Mushola, Langgar dan di rum ah. Dan pelaksanaan aktivitas-aktivitas itulah, diselingi dengan materi pendidikan ajaran Islam atau hanya sekedar mempelajari Al-Qur’an.
Adapun yang berada di Panti Anak Yatim kegiatannya m eliputi: a. Studi Pendalaman Al-Qur’an (Stupendal)
45
c. Ceramah-ceramah Islam
d. Diskusi tentang hal Keagamaan
Bagi yang berada di luar kota/sekitar Godong pelaksanaannya, tidak dapat diketahui secara pasti karena banyak tersebar di beberapa tempat sekitar Godong. Dan ini juga dilaksanakan hampir diseJuruh langgar, Masjid, serta di rumah bapak Kyai.
Yang dimaksud dan diamati dalam penelitian ini adalah pendidikan agama Islam non formal yang mencakup seluruh aspek ajaran agama Islam yang terdiri dan aspek syari’ah, aqidah, ibadah dan akfalak.
Relevansinya dan pelaksanaan pendidikan agama Islam non formal siswa Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong, pada dasamya adalah hampir sama dengan pelaksanaan pendidikan agama Islam non formal yang di laksanakan masyarakat sekitar Godong. Baik mengenai pelaksanaannya itu sendiri, tempat pelaksanaan, serta maten pendidikan agama Islam non formal ini dilaksanakan dalam bentuk remaja Masjid atau mengaji di rumah bapak Kyai/Ustadz.
kelas III pada saat penulis melakukan penelitian, sedang menghadapi ujian EBTA.
Dari semua siswa belum tentu semuanya mengikuti pendidikan agama Islam non foimal. Diantaranya karena faktor ekonomi orang tua, faktor lingkungan ataupun faktor kesadaran diri sendiri untuk mengikuti pendidikan agama Islam non formal.
Dalam mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa mengikuti pendidikan agama Islam non formal, pada penelitian ini penulis tidak hanya menginventarisir jawaban responden melalui angket saja, melainkan nilai (scor) hasil prestasi ulangan umum cawu (UUC) II yang dicapai oleh siswa. Melalui cara ini diharapkan penulis dapat mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong.
Adapun untuk mengetahui tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pendidikan agama Islam non formal (luar sekolah), penulis mengadakan semacam tes presentasi pendahuluan yang diambil dari kelas I sebanyak 20 siswa dan dari kelas II sebanyak 15 siswa. Pada tes pendahuluan ini penulis kelompokkan menjadi dua kelompok sebagai berikut:
Kelompok siswa yang mengikuti pendidikan agama Islam non formal sebanyak 18 siswa (yang diambil dari kelas I dan II secara acak)
47
Mengenai ukuran yang dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan tingkatan antara stswa yang mengikuti pendidikan agama Islam non formal dan yang tidak mengikutinya, pada tes pendahuluan ini penulis memberikan criteria penilaian ini akhimya mengarah kepada kesimpulan yang bersifat qualitatif, yaitu :
- Nilai 90 -1 0 0 kriteria baik sekali - Nilai 80 - 89 Kriteria baik - Nilai 70 - 79 kriteria cukup baik - Nilai 60 - 69 kriteria cukup - Nilai 50 - 59 kriteria kurang
Untuk lebih lanjut jelasnya dapat dilihat pada table berikut in i:
TABELIV
NILAI TES PENDAHULUAN BAGISISWA YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM NON FORMAL
No. Nilai Tes Pendahuluan Kategori
1 2 3
1. 95 Baik sekali
2. 90 Baik sekali
3. 80 Baik sekali
4. 70 Cukup Baik
5. 65 Cukup
6. 70 Cukup Baik
8. 90 Baik sekali
9. 80 Baik
10. 85 Baik
11. 70 Cukup
12. 95 Baik sekali
13. 80 Baik
14. 65 Cukup
15. 75 Baik
16. 100 Baik sekali
17. 60 Cukup
18. 85 Baik
TABELV
NILAITES PENDAHULUAN BAGISISWA YANG TIDAK MENGIKUTI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM NON FORMAL
No. Nilai Tes Pendahuluan Kategori
1 2 3
1. 80 Baik
2. 60 Cukup
3. 65 Cukup
4. 75 Cukup Baik
5. 60 Cukup
49
7. 55 Kurang
8. 70 Cukup baik
9. 65 Cukup
10. 50 Kurang
11. 80 Baik
12. 60 Cukup
13. 75 Cukup baik
14. 55 Kurang
15. 70 Cukup baik
16. 65 Cukup
17. 90 Baik sekali
Nilai rata-rata tes pendahuluan sebagai berikut;
a. Siswa yang mengikuti Pendidikan Agama Islam non formal : 79,7 kategori cukup baik.
b. Siswa yang tidak mengikuti Pendidikan Agama Islam non formal : 66,76 kategori cukup.
Kategori masing-masing secara keseluruhan sebagai berikut:
a. Nilai siswa yang mengikuti Pendidikan Agama Islam non formal, diketahui bahw a:
- Nilai siswa yang memenuhi kategori cukup ada 4 siswa.
b. Nilai siswa yang tidak mengikuti Pendidikan Agama Islam non formal, diketahui bahwa:
- Nilai siswa yang memenuhi kategori baik sekali ada 1 siswa. - Nilai siswa yang memenuhi kategori baik ada 2 siswa.
- Nilai siswa yang memenuhi kategori cukup baik ada 4 siswa. - Nilai siswa yang memenuhi kategori cukup ada 7 siswa. - Nilai siswa yang memenuhi kategori kurang ada 3 siswa.
2. Data Dokumentasi Nilai Prestasi Belajar Siswa pada Pendidikan
Agama Islam (PAI).
Dalam hal ini prestasi belajar siswa yang diambil untuk melengkapi data penelitian, adalah nilai prestasi Pendidikan Agama Islam pada Cawu II (nilai yang tertera dalam raport). Untuk mengetahui nilai prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong dapat dilihat pada table berikut.
TABEL VI
NILAI PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SISWA PADA __________ CAWU IITAHIJN PELAJARAN (TP) 2005/2006
57. 70 64. 60
58. 70 65. 70
59. 80 66. 80
60. 70 67. 80
61. 70 68. 60
62. 70 69. 70
63. 80 70. 70
Keterangan:
- Item 1 - 4 0 adalah representasi dari kelas I - Item 41 - 70 adalah representasi dari kelas II
5190
BABIY
ANALISIS DATA
Setelah data dikumulkan dengan lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. Dengan demikian akan dapat diambil satu kesimpulan akhir, yang memang menjadi tujuan dari penelitian ini.
Maka dalam penelitian ini penulis akan menganalisis data untuk mengetahui adakah pengaruh Pendidikan Agama Islam Luar Sekolah terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Pendidikan Agama Islam Luar Sekolah terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong.
Adapun secara berturut-turut analisis yang penulis keijakan adalah sebagai berikut:
A. Analisis Pendahuluan
Pada analisis pendahuluan ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana tingkat atau variasi pendidikan Agama Islam Luar Sekolah Siswa Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong. Sehingga dalam analisis ini akan dicantumkan nilai angket siswa tentang pendidikan Agama Islam Luar Sekolah (non formal). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
NELAIANGKET SISWA
58. 16 2 2 - 74 3,70
59. 17 2 1 - 76 3,80
60. 18 3 1 - 75 3,75
61. 13 6 1 - 72 3,60
62. 10 5 4 1 64 3,20
63. 18 1 1 - 75 3,75
64. 16 3 1 - 75 3,75
65. 13 7 - - 73 3,65
66. 13 6 1 - 72 3,60
67. 17 3 - - 77 3,85
68. 11 8 1 - 70 3,85
69. 19 - - 1 77 3,85
70. 18 1 - 1 76 3,80
B. Analisis Uji Hipotesis
Untuk mengetahui tentang ada atau tidaknya pengaruh Pendidikan Islam Luar Sekolah terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong pada Pendidikan Agama Islam (PAI), pada analisis ini akan dipergunakan teknik dengan langkah sebagai berikut:
57
NILAIANGKET SISWA TENTANG PENDIDIKAN ISLAM LIJAR SEKOLAH DAN NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
39. 73 70 55. 76 76
40. 75 80 56. 78 78
41. 74 70 57. 80 90
42. 70 70 58. 74 70
43. 74 70 59. 76 70
44. 77 70 60. 75 80
45. 73 80 61. 72 60
46. 70 70 62. 64 70
47. 68 60 63. 75 80
48. 75 70 64. 75 80
49. 74 80 65. 73 70
50. 76 80 66. 72 70
51. 71 70 67. 77 80
52. 72 70 68. 70 60
53. 74 80 69. 77 70
54. 75 75 70. 76 70
59
KOEFISIEN KORELASIANTARA V AMABEL X (PENDIDIKAN ISLAM LIJAR SEKOLAH) DENGAN VARIABEL Y (NILA I
PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)
10. 72 70 5184 4900 5040
11. 69 70 4761 4900 4830
12. 80 90 6400 8100 7200
13. 72 70 5184 4900 5040
14. 78 90 6084 8100 7020
15. 73 70 5329 4900 5110
16. 74 80 5476 6400 5920
17. 66 60 4356 3600 3960
18. 77 60 5929 3600 4620
20. 70 90 4900 8100 6340
21. 76 90 5776 8100 6840
22. 77 80 5929 6400 6160
23. 77 70 5929 4900 5390
24. 72 70 5184 4900 5040
25. 70 70 4900 4900 4900
26. 74 80 5476 6400 5920
27. 75 60 5625 3600 4500
28. 74 70 5476 4900 5184
29. 72 80 5184 6400 5760
30. 77 80 5929 6400 6160
31. 73 70 5329 4900 5110
32. 76 80 5776 6400 6080
33. 79 90 6241 8100 7110
34. 80 80 6400 6400 6400
35. 77 80 5929 6400 6160
36. 69 70 4761 4900 4830
37. 70 80 4900 6400 5600
38. 71 70 5041 4900 4970
39. 73 70 5329 4900 5110
40. 75 80 5625 6400 6000
41. 74 70 5476 4900 5180
61
43. 74 70 5476 4900 5180
44. 77 70 5929 4900 5390
45. 73 80 5329 6400 5840
46. 70 70 4900 4900 4900
47. 68 60 4624 3600 4080
48. 75 70 5625 4900 5250
49. 74 80 5476 6400 5920
50. 76 80 5776 6400 6080
51. 71 70 5041 4900 4970
52. 72 70 5184 4900 5040
53. 74 80 5476 6400 5920
54. 75 80 5625 6400 6000
55. 76 70 5776 4900 5320
56. 78 80 6084 6400 6240
57. 80 90 6400 8100 7200
58. 74 80 5476 4900 5180
59. 76 70 5776 4900 5320
60. 75 80 5625 6400 6000
61. 72 60 5184 3600 4320
62. 64 70 4096 4900 4480
63. 75 80 5625 6400 6000
64. 75 80 5625 6400 6000
66. 72 70 5184 4900 5040
67. 77 80 5929 6400 6160
68. 70 60 4900 3600 4200
69. 77 70 5929 4900 5390
70. 76 70 5776 4900 5320
Jumlah 5165 5210 382213 392100 385370
3. Setelah table koefisien korelasi antara variabel X (Nilai Angket siswa tentang Pendidikan Luar Sekolah) dan variabel Y (Nilai Prestasi Siswa SMP YATPI Godong) telah terisi atau diketahui, langkah selanjutnya adalah mendistribusikan variabel-van abel diatas kedalam rum us Statist! k Korelasi Product Moment untuk mencari nilai rxy(ro), Yakni dengan jalan sebagai berikut:
(X-W&r)
ZXY -
---N
/ £ * ) 2 ( Z i f
/
JX
1-
T f
-L N J L N J
Keterangan:
N = Jumlah responden
Tx y = Jumlah koefisien korelasi antara variabel X dengan Y X = Variabel X (Pendidikan Islam Luar Sekolah)
63
(382213 - 381103,21) (392100 - 387772,85) 946,43
Dal am perhitiuigan dengan rum us korelasi product moment di atas, diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai r (pada table) apakah teijadi signifikansi atau tidak, atas dasar signitlkansi 5 %
maupun 1 %.
Pada table lain product moment (rt) dengan jumlah responden (N) - 70 kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom taraf signifikansi 5 % dalam table diperoleh bilangan 0,431 dan taraf signifikansi 1 % diperoleh bilangan 0,306. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
- Pada taraf signifikansi 5 % ro = 0,431 dan rt = 0,235 sehingga ro > rt , dan - Pada taraf signifikansi 1 % r0 = 0,431 dan rt = 0,306 sehingga ro > rt.
Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,431 berada pada batas signifikansi, yakni pada taraf signifikansi 1 % sebesar 0,30, atas dasar pemyataan ini maka nilai r yang tekah diperoleh dapat dikatakan signifikan. Dengan demikian penulis menerima hipotesis yang berbunyi:
BABY
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai landasan teori dan hasil penelitian yang telah teruraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan:
1. Pendidikan Islam Luar Sekolah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong dapat dikategorikan baik, maksudnya adalah siswa Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong cukup aktif dalam kegiatan agama Islam di luar sekolah. Hal ini terbukti dengan angket sejumlah 70 unit yang dibagikan kepada rcsponden (siswa), menunjukkan bahwa jawaban responden mengarah kepada keaktifan siswa dalam mengikuti
Pendidikan Islam Luar Sekolah.
2. Prestasi siswa dalam Pendidikan Agama Islam tergolong baik, hal ini berdasarkan kenyataan di lapangan, bahwa siswa Sekolah Menengah Pertama YATPI Godong keberadaannya di tengah-tengah masyarakat cukup kompetitif. Disamping memiliki pengetahuan Agama yang cukup juga berprestasi dan mampu menyesuaikan dengan sekitamya. Dan statement ini didukung dengan nilai prestasi siswa dalam Pendidikan Islam, menunjukkan rata-rata cukup baik yaitu mencapai nilai 7,41 (raport), test pendahuluan 7,79.