• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007 - Test Repository"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Perpustakaan STAIN Salatiga

imillHHHIIIIH

07TD1011113.01

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT

DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007

SKRIPSI

D ia j u k a n u n t u k M e m e n u h i K e w a j i b a n d a n M e l e n g k a p i S y a r a t

G u n a M e m p e r o l e h G e l a r S a r ja n a S tr a ta I

D a l a m I lm u T a r b iy a h

Disusun Oleh : FIRDA SOFIANI

NIM. 111 03 035

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : w vvvv. sla i n sal at i ga. ac. i d E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

D E K L A R A S I

B ism illa h irra h m a n irra h im

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 15 September 2007

Peneliti

FIRDA SOFIANI NIM. 111 03 035

(3)

Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan

seperlunya, maka skripsi Saudari:

Nama : Firda Sofiani

NIM : 111 03 035

Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Judul : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT

DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG

KAB. DEMAK TAHUN 2007

Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan

sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Dra. Hi. Lilik Srivanti. M.Si NIP. 150 245 903

(4)

SALATIGA

Jl. Stadion No. 2 Telp. (0298) 323706

PENGESAHAN

Skripsi saudari : FIRDA SOFIANI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 03 035

yang berjudul PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN

KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Senin,

1 Oktober 2007 yang bertepatan dengan tanggal 19 Ramadhan 1428 H. Dan telah

diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam

Ilmu Tarbiyah.

Dra. Hi. Lilik Srivanti, M. Si. NIP. 150 245 903

(5)

MOTTO

5V

(J u n g fo /o S o

‘J n g S T tfa c /i/o S ffla n g i/n A a /so

c7u /a? u r7' c//m a < 3 i/m /

(6)

Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada :

1. Jiwa-jiwa yang tulus yaitu Bapak H. Mudhofir (in memoriam) dan ibu llj.

Mahmudah yang selalu terlimpah do’a robbirhamhuma kama robbayani

shoghiro.-..

2. Kakak-kakakku : mbak Nur Aini dan Mas Muhammad Zainus Shoii yang

selalu membimbing dan memberikan motivasi.

3. Keponakan-keponakanku yang terkasih : Muhammad Unwanul Jihad, lima

Alfiani, Asif Jauhari, Ahmad Nazarudin Nafis (Si Ndut)

(7)

Ucapan Terima Kasih n Matursuwun....

Syukron katsir to Allah Azza Wajalla

Yang telah memberikan anugerah-anugerah terindah untuk memperteguh iman

dan tauhidku

Matur ruwun kagem keluarga besar P P Edi Mancoro

1. Keluarga Bapak K.H. Mahfudz Ridwan, Lc beserta ibu Hj. Nafisah yang

selalu memberikan nasihat dan fatwa-fatwa

2. Santri PP Edi Mancoro

3. Pengurus dan santriwan-santriwati “Tarbiyatul Banin wal Banat” (tidak

ada yang sia-sia di dunia ini)

4. Personel kamar A Cik Kasen, Nafis Ndut, De’ Wenny, De’ Tuthi’

5. Adik-adik di Wisma Putri: Hanik Ndut, Eka Ndut, Nafi’, Retno, Eni dll.

Thanks a lot to campus STAIN Salatiga

1. Bapak Drs. Imam Sutomo selaku ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Fatchurrahman, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam

3. Ibu Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

4. Mahaguruku : Bapak Drs. A. Sulthoni, Ibu Muna Erawati, Bapak Muh.

Saerozi, M.A.

5. Perpustakaan STAIN Salatiga

6. Kawan-kawan LPM Dinamika dan kawan Racana Kusuma Dilaga - Woro

Srikandhi

Jihan, De’ Sofiyah dan si cantik “Peppy”

4. Sahabat-sahabati PMII Salatiga

5. Mas Yuli “Sahabat Com”

6. Buat “Aby” yang udah ngasih sepenggal cerita indah tentang “Rayhan”

(8)

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb

semesta alam biqouli Alhamdulillahi RabbiValamin. Hanya dengan tuntunan serta

hidayah-Nya, kami memiliki kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi

ini dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Uswah Hasanah

umat (Nabi Muhammad saw.), keluarga, sahabat-sahabatnya biqouli Allahumma

sholli 'alaih.

Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan

skripsi ini bukanlah tugas yang mudah. Dengan berbekal kekuatan serta tekad

yang kuat dan bantuan dari semua pihak, maka terselesailah skripsi yang sangat

sederhana ini dengan judul “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK

KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007”. Dengan rasa hormat, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan serta

motivasi. Kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri (STAIN) Salatiga.

2. Ibu Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku pembimbing yang tak pernah lelah

membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

3. “Belahan jiwaku” bapak H. Mudlofir (in memoriam) dan Ibu Hj. Mahmudah

yang penuh kesabaran mendidik, memotivasi serta ungkapan bait-bait do’a

yang selalu mengiringi setiap langkah hidupku.

4. Bapak KH. Mahfud Ridwan, Lc selaku pengasuh Pondok Pesantren Edi

Mancoro beserta ibu Hj. Nafisah

5. Kakak dan keponakan terkasih (mbak Nur Aini, Mas Shofi, De’ Jihad, De’

lima, De’ Asif Jauhari, De’ Nazar Ndut)

6. Keluarga single parent di Desa Morodemak Kec. Bonang Kab. Demak yang

telah memberikan informasi yang penulis butuhkan.

7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah ikut

serta dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholih dan selalu memberi

keberkahan hidup, Amin.

“Innal insan mahallul khotho’ wan nisyam” selaku insan yang lemah

penulis menyadari bahwa karya sederhana ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif untuk kesempurnaan

skripsi ini. Hanyalah untaian do’a yang selalu penulis panjatkan. Semoga karya

sederhana ini dapat memberikan manfaat kepda kita semua. Amin ya rabbal

‘alamin.

Salatiga, September 2007

F1RDA SOFIANI NIP. I 11 03 0354

(10)

HALAMAN JU DUL... i

DEKLARASI ... ii

NOTA PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... *... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Penegasan Istilah ... 1

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Metodologi Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ibu sebagai Orang Tua Tunggal ... 11

B. Macam-macam Ibu sebagai Orang Tua Tunggal ... 12

t C. Peran Ibu dalam Keluarga... 15

(11)

D. Sikap Ideal Keluarga Single Parent... 17

E. Pendidikan Agama Islam bagi Anak ... 19

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian... 32

L Letak dan Keadaan Geografis ... 32

2. Keadaan Penduduk... 32

3. Struktur Organisasi... 35

B. Deskripsi Pendidikan Agama Islam pada Anak-anak yang Berorang Tua Tunggal... 35

BAB IV ANALISIS DATA A. Gambaran Kehidupan Masyarakat di Desa Morodemak ... 52

B. Gambaran Kehidupan Keluarga Single Parent di Desa Morodemak... 53

L Sebab-Sebab Menjadi Keluarga Single Parent... 53

2. Kondisi Ekonomi Keluarga Single Parent... 53

3. Latar Belakang Pendidikan Agama Keluarga Single Parent 54 4. Pendidikan Agama Anak Keluarga Single Parent... 54

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 57

B. Saran-saran ... 61

C. Penutup... 63

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

(12)

TABEL I JUMLAH PENDUDUK DESA MORODEMAK

BERDASARKAN JENIS KELAMIN TAHUN 2007... 32

TABEL II MATA PENCAHARIAN PENDUDUK TAHUN 2007... 33

TABEL III KEADAAN TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK DESA

MORODEMAK TAHUN 2007... 33

TABEL IV KEADAAN PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA... 34

TABEL V KEI KUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM

ORGANISASI KEMASYARAKATAN ... 34

(13)

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak.1 Di dalam keluarga itulah akan berkembang dan

terbentuknya kepribadian anak. Kepribadian anak terbentuk melalui semua

pengalaman dan nilai-nilai yang diserapnya terutama pada tahun-tahun

pertama. Apabila nilai-nilai agama banyak masuk ke dalam pembentukan

kepribadian seseorang, maka tingkah laku orang tersebut akan banyak

diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-nilai agama.2

Peranan keluarga dalam Islam bermula dari terbentuknya hubungan

suci antara laki-laki dan perempuan melalui perkawinan yang halal, memenuhi

rukun-rukun dan syarat-syarat yang sah. Oleh karena itu suami dan istri

merupakan dua unsur utama dalam keluarga dan ketika seorang anak telah

lahir maka ia akan menjadi unsur ketiga dalam keluarga.

Tanggung jawab suami istripun berbeda, suami bertanggung jawab

dalam mencari nafkah, sedangkan istri bertanggung jawab dalam hal mendidik

anak dan membina keluarga. Sehingga, keberlangsungan keluarga akan diemban

oleh suami istri sesuai dengan tanggung jawab suami istri masing-masing.

Keadaan akan berbeda bila sebuah keluarga kehilangan salah satu

unsur yaitu unsur ayah, sehingga dalam keadaan demikian keluarga itu hanya

terdiri dari dua unsur yaitu ibu dan anak. Ibu di sini dituntut harus berperan

1 H. Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Ruhama, Bandung, 1995, him 47

2 Ibid, him 62-63

(14)

ganda yaitu disatu sisi sebagai ibu rumah tangga atau pendidik, di sisi lain ibu

juga berperan dalam mencari nafkah demi keberlangsungan keluarga tersebut.

Seorang istri yang ditinggal oleh suaminya baik ditinggal mati maupun

cerai ia akan mengalami masa-masa sulit pada mulanya, apalagi bila keluarga

tersebut dikaruniai anak. Maka dalam hal ini seorang ibu harus mampu

menampilkan figure sebagai pengganti ayah yaitu sebagai pelindung keluarga,

pencari nafkah di samping yang sebenarnya yaitu mendidik dan membina

anak.

Peranan ibu dalam pembinaan anak pada umumnya dan kehidupan

moral dan agama khususnya sangat penting. Karena pembinaan kehidupan

moral dan agama itu lebih banyak terjadi melalui pengalaman hidup dari pada

pendidikan formal dan pengajaran. Karena seperti yang dikemukakan di atas

nilai-nilai moral dan agama yang akan menjadi pengendali dan pengaruh

dalam kehidupan manusia itu adalah nilai-nilai yang masuk dan terjalin dalam

pribadinya. Semakin cepat nilai-nilai yang masuk ke dalam pembinaan

Pribadi, maka semakin kuat tertanamnya dan semakin besar pengaruhnya

dalam pengendalian tingkah laku dan pembentukan sikap pada khusunya.3

Seorang anak akan mendapat pengalaman hidupnya pada tahun-tahun

pertama umumnya pada keluarga, terutama dari seorang ibu. Sebagai ibu, ibu

mempunyai fungsi sebagai pembina pertama bagi pribadi anaknya,

pendidikannya dan perlakuannya menentukan kesehatan jiwa anaknya di

(15)

J

kemudian hari.4 Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang ibu begitu penting dan

strategis dalam proses pendidikan anak.

Seorang ibu yang mampu memainkan perannya sebagai pendidik

utama dalam upaya mendidik anak di dalam keluarga adalah seorang ibu yang

memiliki kemampuan mendidik, mampu “Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo

mangun karso, Tut wuri handayani ”5

Firman Allah tentang perintah menjaga keluarga dari ancaman siksa

api neraka sebagai berikut:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” ( QS. At-Tahrim: 6)6

Jika ditinjau dari segi pendidikan, berarti kita diperintahkan mendidik

diri dan keluarga, supaya memiliki kekuatan jiwa yang mampu menahan

perbuatan yang akan menjerumuskan kepada kesesatan, perbuatan-pebuatan

yang menarik kepada sikap durhaka kepada Allah SWT, yang akhirnya dapat

mengakibatkan siksaan di neraka.7

Pendidikan agama Islam dalam lingkungan keluarga single parent

harus mencakup semua dasar keislaman yaitu akidah, ibadah, akhlak. Dengan

memberikan materi tersebut akan tercipta anak-anak yang sholeh dan sholehah

4 Ibid, him 135

5 M Syahlan Syafei, Bagaimana Anda M endidik Anak, Ghalia Indonesia, Bogor, 2006, him 86

6 Departemen Agama RI, A lqur’an dan Terjemahannya, CV. Toha Putra, Semarang, 1989, him 951

(16)

yang dapat dibanggakan ibunya sekaligus menjadi pelipur lara setelah

kepergian suaminya.

Dari pemaparan latar belakang di at?s penulis bermaksud untuk

meneliti permasalahan tersebut dengan mengambil judul “PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT

DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007”

B. Penegasan Istilah

1. Pendidikan agama Islam

Pendidikan agama Islam yakni upaya mendidikkan agama Islam

atau ajaran dan nilai-nilainya, agar menjadi way o f life (pandangan hidup)

dan sikap hidup seseorang. 8

Yang dimaksud penulis di sini pendidikan agama Islam adalah

kegiatan yang dilakukan ibu untuk membina anak dalam menanamkan

serta menumbuhkembangkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Dan diharapkan

perilaku anak tidak menyimpang dari ajaran dan nilai-nilai Islam yang

diterapkan dalam keluarga.

2. Keluarga Single Parent

Pada dasarnya keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak. Karena

berbagai hal seperti perceraian atau ayah meninggal, maka keluarga

tersebut hanya terdiri oleh ibu dan anak. Ibu di sini berperan ganda yakni

(17)

5

sebagai pencari nafkah dan pendidik bagi anak-anaknya/ Jadi keluarga

single parent yang dimaksud penulis adalah keluarga yang pengasuhannya

diemban oleh ibu saja yang berada di desa morodemak kec. Bonang kab.

Demak

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, dikemukakan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Materi apakah yang digunakan keluarga single parent dalam memberikan

pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya?

2. Metode apakah yang digunakan keluarga single parent dalam memberikan

pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya?

3. Bagaimana problematika yang dihadapi keluarga single parent dalam

memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya?

4. Bagaimana solusi yang diambil keluarga single parent dalam memberikan

pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya di Desa Morodemak Kec.

Bonang Kab. Demak tahun 2007?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui materi yang digunakan keluarga single parent dalam

memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya. 9

(18)

2. Untuk mengetahui metode yang digunakan keluarga single parent dalam

memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya.

3. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi keluarga single parent

dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya.

4. Untuk mengetahui solusi yang diambil keluarga single parent dalam

memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya di Desa

Morodemak Kec. Bonang Kab. Demak tahun 2007.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan antara lain sebagai berikut:

1. Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada keluarga single parent

untuk lebih meningkatkan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya.

2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada guru dan ustad-ustadzah di

lembaga pendidikan yang memiliki siswa keluarga single parent untuk

lebih meningkatkan pembinaan pendidikan agama Islam siswa tersebut.

3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada lingkungan sekitar keluarga

single parent untuk lebih membuka komunikasi yang bersahabat sebagai

bentuk perhatian dan ungkapan solidaritas untuk saling membantu.

F. Metodologi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data. Untuk

variabel penelitian yang dipermasalahkan melekat.1 u Dalam penelitian ini 0

(19)

7

yang menjadi subjek penelitian adalah keluarga single parent di Desa

Morodemak Kec. Bonang Kab. Demak.

Penelitian ini menggunakan purposive sampel yaitu dilakukan

dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau

daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu."

Peneliti membatasi kriteria sampel sebagai berikut:

a. Keluarga yang berorang tua tunggal berupa ibu saja. Baik karena

bercerai atau suami meninggal. Karena ibu lebih memiliki kedekatan

emosional dengan anak dari pada ayah. Dan juga ibu yang memiliki

tugas sebagai pendidik.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang diterapkan adalah

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku

yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri.'2

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah di Desa Morodemak Kecamatan

Bonang Kabupaten Demak dengan alasan desa tersebut terdapat

beberapa ibu sebagai orang tua tunggal yang harus mencari nafkah di

samping tugas utamanya sebagai pendidik. * 12

"Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Rineka cipta, Jakarta, 1998, him I T

(20)

b. Waktu

Penelitian iri dilaksanakan selama 3 bulan terhitung dari

bulan Juni sampai dengan Agustus Tahun 2007

4. Alat Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek

dengan sistematika fenomena yang diselidiki.'J

Observasi ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh data

tentang gambaran umum lokasi penelitian.

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana

dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat

wajah yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari

suaranya.13 14

Orang-orang yang akan diwawancarai dalam penelitian ini

adalah keluarga single parent, tenaga pengajar di lembaga

pendidikan dan sesepuh masyarakat di Desa Morodemak Kec.

Bonang Kab. Demak.

Hal-hal yang ditanyakan antara lain: materi pendidikan

agama Islam yang diberikan dalam keluarga single parent, metode

yang digunakan, problematika yang dihadapi, solusi yang diambil

13 Sukandamimidi, Metodologi Penelitian; Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, Gadiah Mada University Press. Yoevakarta. him 69

(21)

9

atas problematika dalam memberikan pendidikan agama Islam di

lingkungan Keluarga single parent, dan peran lingkungan/guru ngaji/

lembaga pendidikan terhadap agama anak.

5. Teknik Analisis Data

a. Reduksi data

Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.1 J

b. Penyajian data

Penyajian data sebagi sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan 4 tindakan.15 16

c. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Setelah peneliti melakukan analisis data dengan reduksi data,

penyajian data maka tahap yang ketiga adalah verifikasi atau menarik

kesimpulan atas data-data yang telah diperoleh.

G. Siste natika Penulisan Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian

15 Mathew B Miles dan Huberman A Michael, Analisis Data Kualitatif, Universitas Indonesia ( UI Press ). Jakarta, nur:

(22)

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Landasan Teori

Bab ini berisi tentang pengertian ibu sebagai orang tua tunggal,

macam-macam ibu sebagai orang tua tunggal, pendidikan agama

Islam pada anak-anak yang berorang tua tunggal.

Laporan Hasil Penelitian

1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak dan Keadaan Geografis

b. Keadaan Penduduk

c. Struktur Organisasi

2 Deskripsi Pendidikan Agama Islam pada Anak-Anak Yang

Berorang Tua Tunggal

Analisis

Bab ini berisi tentang analisa terhadap pendidikan agama Islam

dalam lingkungan keluarga single parent di Desa Morodemak

Kec. Bonang Kab. Demak Tahun 2007.

Penutup

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ibu sebagai Orang Tua Tunggal

Orang tua dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah ibu dan

bapak.1 Sedangkan tunggal diartikan hanya satu-satunya.2 Jadi ibu sebagai

orang tua tanggal adalah ibu yang ditinggal suaminya baik karena pasangan

meninggal dunia, bercerai, karena kehamilan di luar nikah ataupun setelah

ditinggal pasangan.

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap maksud yang ada, dan

untuk mempertegas batasan arti, penelitian ini hanya meneliti ibu sebagai

orang tua tunggal karena pasangan meninggal dunia dan karena bercerai.

Dalam rumah tangga yang normal, suami dan istri merupakan partner

yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman. Selain itu dengan adanya

pasangan, seseorang dapat berbagi tugas dalam menjawab berbagai kebutuhan

hidup, dalam mengatasi berbagai masalah dan tanggung jawab dalam rumah

tangga. Hal ini menjadi penyebab ibu yang kehilangan pasangan biasanya

keadaannya menjadi lebih sulit pada mulanya.

Dapat dibayangkan bagaimana seseorang dalam hal ini ibu yang tiba-

tiba dihadapkan pada kenyataan untuk membesarkan anak tanpa pasangan.

Selain mengalami masalah emosional karena kehilangan pasangan, juga harus

1 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him. 688

2 Ib id , him. 1105

(24)

menanggung sendiri tugas pengasuhan anak belum lagi bila tak ada dukungan

ekonomi yang memadai.

Ibu yang menjadi orang tua tunggal berperan sebagai ayah sekaligus

sebagai ibu bagi anak-anaknya, peran ganda yang paling berat adalah

membesarkan anak-anaknya sendirian supaya dapat tumbuh menjadi pribadi

yang sehat baik fisik maupun mental. Beban ekonomi juga menjadi lebih berat

bila keluarga yang biasa mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangga

bersama pasangan, kemudian harus menanggung sendiri semua biaya rumah

tangga, termasuk biaya pendidikan anak.

Seiring dengan berjalannya waktu, ibu yang menjadi single parent

yang mulanya sulit untuk dijalankan akan terbiasa dengan status sebagai orang

tua tunggal serta tanggung jawab yang harus dilaksanakan, dengan

memandang bahwa kenyataan yang sedang dihadapi sebagai keluarga single

parent merupakan proses yang harus dijalani. Demikian pula dengan anak-

anak yang harus didorong dan dimotivasi untuk terus bersama ibu menjalani

kehidupand alam keluarga single parent.

B. Macam-macam Ibu sebagai Orang Tua Tunggal

1. Ibu yang Bercerai dengan Suaminya

Keluarga single parent memerlukan usaha keras untuk penyesuaian

emosional dan sosial di lingkungannya. Berbeda dengan peristiwa

kehidupan keluarga yang ditinggal mati ayahnya. Perceraian tidak terjadi

secara tiba-tiba. Ada kemungkinan bagi orang tua untuk mempersiapkan

(25)

13

tunggal tersebut. Jika saja orang tua bersedia mencari penasihat sebelum

bercerai, maka sebagian problem tentang anak-anak praktis akan

tertangani. Anak-anak tidak mempunyai pikiran bahwa orang tua akan

bercerai, walaupun mereka menyaksikan sering terjadi percekcokan

diantara orang tuanya.3

Dalam menghadapi perceraian, terdapat saran-saran antara lain

sebagai berikut:

a. Para orang tua yang akan menghadapi perceraian seharusnya

melakukan diskusi empat mata secara baik-baik. Pada waktu anak-

anak tidak berada di rumah.

b. Anak-anak harus dibantu agar menyadari pada saat perceraian

dibicarakan, bahwa orang tuanya sedang menghadapi masalah sebagai

pasangan hidup.

c. Anak-anak harus dibantu dalam menghadapi realita akibat perceraian.4

2. Ibu yang Ditinggal Mati Suaminya

Kematian ayah secara tiba-tiba membuat anggota keluarga

terguncang hebat, musibah itu sering menimbulkan kesedihan, rasa

berdosa yang menyedihkan.

Ibulah yang meyakinkan anak dengan sikap empati sambil

mengarahkan pikiran anak agar dapat menyesuaikan diri dengan

(26)

kenyataan. Sehingga, denyut dan irama kehidupan keluarga kembali

normal dalam waktu yang tak terlalu lama.3

Banyak anak-anak mengkhayalkan mampu mencegah kematian.

Disamping ada pula yang berharap sebaliknya. Bagaimanapun, proses

kematian itu harus dihadapi oleh siapapun.

Maurice Balson memberikan saran-saran bagi ibu yang ditinggal

mati suaminya sebagai berikut:

a. Anak-anak harus didorong untuk berani menghadapi upacara

pemakaman dan hidup harus dibuat rencana yang baik bagi kehidupan

keluarga pada masa mendatang.

b. Anak-anak diajarkan bahwa kematian ayah merupakan kesempatan

untuk membantu keluarga dari pada hanya berpangku tangan.

c. Upayakan agar anak-anak tidak mengeluh atas kematian sang ayah.5 6

Kemampuan keluarga untuk menyesuaikan diri setelah peristiwa

kematian ayahnya dalam masalah keuangan, sosial dan perasaan

merupakan ujian bagi hubungan yang telah dibina antara orang tua dan

anak-anaknya. Jika hubungan tersebut didasarkan atas penghormatan

persamaan, dorongan semangat, dan kepercayaan satu sama lain, maka

dampak peristiwa kehilangan ayah tak akan menenggaelamkan anak-anak

secara berlarut-larut. Sudah barang tentu rasa kesepian, kekecewaan,

(27)

15

kebingungan, rasa bersalah dari ibu menjadi problem yang dapat

dipecahkan oleh keluarga.7

C. Peran Ibu dalam Keluarga

Menurut M. Ngalim Purwanto peran ibu akan bertambah setelah

menjadi orang tua tunggal seperti sebagai berikut:

1. Sumber dan pemberi rasa kasih sayang

Dalam keluarga yang utuh, kasih sayang terhadap anak bersumber

dari ayah dan ibu. Sedangkan dalam keluarga single parent kasih sayang

yang didapatkan anak hanyalah bersumber dari ibu saja. Jadi ibu di sini

berperan sebagai sumber dan pemberi kasih sayang yang tunggal dalam

keluarga.

2. Pengasuh dan pemelihara

Peran ibu sebagai pengasuh dan pemelihara tidak berbeda dengan

peran ibu yang ada di dalam keluarga yang utuh. Karena peran utama

seorang ibu adalah pengasuh bagi anak-anaknya dan keluarganya, bukan

berarti ayah tidak berperan dalam mengasuh anak. Akan tetapi ibulah yang

lebih utama dalam mengasuh karena itu memiliki perasaan yang lebih

halus dan lebih sabar dalam mengasuh anak.

3. Tempat mencurahkan isi hati

Kedekatan yang terjalin antara anak dengan ibu lebih kuat

dibanding dengan ayah. Karena sesuai dengan yang diuraikan di atas, ibu

lebih sabar dalam mendidik anak, sehingga ketika anak-anak sedang

(28)

menghadapi masalah baik dengan keluarga maupun dengan teman

sekolahnya anak akan cenderung bercerita dan mencurahkan isi hatinya

kepada ibu.

4. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga

Sejak keluarga diasuh oleh ibu saja, secara otomatis semua urusan

dalam rumah tangga juga diatur oleh ibu saja. Peran ini tentunya lebih jika

dibandingkan ketika keluarga masih utuh. Hanya saja ketika keluarga

masih utuh peran ibu sebagai pengatur kehidupan dalam rumah tangga

masih dibantu oleh ayah sedangkan dalam keluarga single parent hanya

dilakukan oleh seorang ibu saja.

5. Pembimbing hubungan pribadi

Seperti yang telah disinggung di atas, ibu memiliki kedekatan

secara emosional dengan anak. Ibu lebih memahami perkembangan

kepribadian anak. Agar anak memiliki kepribadian yang baik, peran ibu

sangat penting untuk membimbing hubungan pribadi anak.

6. Pendidik dalam segi-segi emosional.8

Peran ini lebih spesifik, karena ibu memiliki kepekaan batin yang

lebih, jika dibandingkan dengan ayah. Sehingga ibu lebih memahami segi-

segi emosional anak dan lebih sesuai untuk menjadi pendidik dalam segi-

segi emosional.

(29)

17

Selain peran-peran di atas, ibu yang menjadi orang tunggal harus

berperan untuk mencari nafkah demi kelangsungan hidup keluarga tersebut.

Disamping itu ibu juga menjadi pendidik tunggal dalam keluarga, ibu harus

mendidik anak-anaknya seorang diri tanpa bantuan seorang suami.

D. Sikap Ideal Keluarga Single Parent

Bagi semua bentuk keluarga yang berorang tua tunggal ada beberapa

teknik khusus yang dapat dipergunakan terhadap semua bentuk kehidupan

keluarga. Menurut Baruth (1971) dalam bukunya Maurice Balson “Bagaimana

menjadi orang tua yang baik” memberikan teknik khusus sebagai berikut:

1. Jujur kepada anak mengenai apa yang menyebabkan ibu menjadi orang tua

tunggal. Hal ini hanya dapat dilakukan dalam situasi yang khusus. Dengan

sedapat mungkin menghadirkan mantan pasangan (bagi orang tua tunggal

karena bercerai) sedang untuk ibu yang suaminya meninggal berusaha

untuk menunjukkan makam ayahnya, dan dalam suasana yang tenang agar

anak-anak benar-benar memahami. Tidak ada gunanya memberikan

peringatan yang serba menakutkan tentang bekas pasangan.

2. Bila situasinya menyangkut masalah perceraian atau talak, yakinkan anak

bahwa mereka tidak memikul beban tanggung jawab apapun tentang

putusnya hubungan tersebut.

3. Jujur kepada diri sendiri karena hal itu akan menunjukkan kepada anak-

anak bahwa menyatakan perasaan adalah suatu hal yang baik. Setelah

mereka menyatakan perasaan, tindakan yang konstruktif harus dilakukan

(30)

cemas dan takut, merupakan reaksi yang berulang kali terjadi terhadap

situasi tertentu. Tetapi jika perasaan semacam itu melanda dalam waktu

yang berkepanjangan, bantuan secara profesional adalah cara pemecahan

yang dianjurkan.

4. Memelihara keadaan dan lingkungan yang serupa dengan keadaan

keluarga yang masih utuh. Karena hal ini akan memberikan perasaan aman

kepada anak-anak bahwa segala sesuatunya tidak berubah.

5. Membina keluarga menjadi suatu kehidupan yang bersuasanakan team

work dengan rasa tanggung jawab bersama.

6. Dalam hal perceraian atau pisah tempat tidur, sadarilah bahwa hubungan

suami istri telah selesai. Jangan memberikan harapan kepada anak-anak

tentang kemungkinan rujuk.

7. Anak-anak ibu harus diyakinkan bahwa mereka akan tetap disayangi/

dicintai, diperhatikan, atau dibantu. Tak cuma sekedar ucapan di mulut

tetapi ibu buktikan dalam sikap dan perilaku.

8. Ibu tidak boleh menggunakan anak-anak untuk usaha melakukan tawar

menawar dengan pasangan anda, perbedaan pendirian harus diselesaikan

secara pribadi antara orang tua atau ruang pengadilan.

9. Mendekatkan anak dengan kakek/nenek dan anggota keluarga lainnya,

sehingga anak-anak tetap merasa memiliki keluarga luas yang utuh.

(31)

19

Ada banyak sumber nasehat dan bantuan yang akan menolong dalam

mengasuh anak. Banyak organisasi sosial dan jama’ah-jama’ah yang

menghimpun para orang tua tunggal. Keluarga-keluarga yang berorang tua

tunggal secara kolektif merupakan bagian besar dari kehidupan masyarakat

dimanapun berada. Pada awal problem yang dihadapi oleh orang tua tunggal

acap kali berkaitan dengan peristiwa yang membawa status baru itu. Lama

kelamaan, problem mereka menjadi makin serupa dengan keluarga yang

berorang tua lengkap.9

£. Pendidikan Agama Islam bagi Anak

1. Aspek Pendidikan Agama Islam

Ibu selaku pendidik tunggal di rumah mempunyai tanggung jawab

yang besar untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanah dari

Allah kepada orang tua yang tentu saja tidak boleh diterlantarkan begitu

saja. Anak harus dididik dan dibina agar menjadi anak yang sholeh dan

sholehah.

Untuk mempersiapkan anak yang berkualitas perlu disiapkan

pendidikan Islam yang bertujuan. Adapun tujuan pendidikan Islam

menurut Nahlawy yaitu:

a. Pendidikan akal dan persiapan fikiran Allah menyuruh manusia

merenungkan kejadian langit dan bumi agar dapat beriman kepada

Allah.

(32)

b. Menumbuhkan potens?-potensi dan bakat-bakat asal pada anak-anak.

Islam adalah agama fitrah, sebab ajarannya tidak asing dari tabiat asal

manusia, bahkan ia adalah “fitrah yang manusia diciptakan sesuai

dengannya”, tidak ada kesukaran dan perkara luar biasa.

c. Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi generasi muda dan

mendidik mereka sebaik-baiknya, baik lelaki ataupun perempuan.

d. Berusaha untuk menyeimbangkan segala potensi-potensi dan bakat-

bakat manusia.10

Sedangkan tujuan khusus pendidikan Islam antara lain sebagai

berikut :

a. Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam,, dasar-

dasarnya, asal-usul ibadat, dan cara-cara melaksanakannya dengan

betul, dengan membiasakan mereka berhati-hati mematuhi akidah-

akidah agama dan menjalankan dan menghormati syiar-syiar agama.

b. Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri anak terhadap agama

termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak yang mulia.

c. Menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka, perasaan

keagamaan, semangat keagamaan dan akhlak pada diri mereka dan

menyuburkan hati mereka dengan rasa cinta, zikir, takwa dan takut

kepada Allah.11

10 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan suatu Analisa Psikologis, Filsafat dan Pendidikan, Pustaka Al Husna Baru, Jakarta, 2004, him. 52

(33)

21

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu diajarkan tiga aspek di

dalam keluarga, yaitu :

a. Aqidah

Aqidah Islam memiliki enam aspek yaitu, keimanan pada

Allah, pada para malaikat-Nya, pada kibat-kitab yang telah

diturunkanNya, iman kepada para Rasul utusanNya, pada hari akhir,

dan iman kepada ketentuan yang telah dikehendakiNya, apakah itu

takdir baik atau buruk. Dan seluruh aspek ini merupakan hal yang

ghaib, dan manusia tidak mampu menangkapnya dengan panca indra

yang dimilikinya.12

Imam Al Ghazali menjelaskan secara khusus, bagaimana

menanamkan keimanan pada anak. Beliau berkata, “Langkah pertama

yang bisa diberikan kepada mereka dalam menanamkan keimanan

adalah dengan memberikan hafalan. Sebab proses pemahaman harus

diawali dengan memberikan hafalan terlebih dahulu. Ketika anak hafal

akan sesuatu kemudian memahaminya akan tumbuh dalam diri anak

sebuah keyakinan dan akhirnya anak akan membenarkan apa yang

telah diyakini sebelumnya”.13

Apabila kita mencoba mempelajari proses kehidupan

Rasulullah saw dengan segala yang telah beliau ajarkan, maka akan

menemukan beberapa pola dasar pembinaan akidah seperti:

12 Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Al Bayan, Bandung, 1997, him. 109

(34)

1) Mendiktekan kalimat tauhid

Diriwayatkan oleh Al Hakim dari Ibnu Abbas ra. bahwa

Rasulullah saw bersabda:

\ j - ^ \

4^1 4j\ ^

O

j

J

l

I

“Jadikanlah kata-kata pertama kali yang diucapkan seorang anak adalah kalimat Laa Ilaaha Illallah. Dan bacakan padanya ketika menjelang maut kalimat Laa Ilaaha Illallah” (HR. Al Hakim)14

Hadits di atas memberikan isyarat kepada orang tua yang

berperan mendidik anak agar senantiasa melatih anak-anaknya

untuk selalu mengingat Allah dengan melafalkan kalimat tauhid

dan membiasakan anak untuk membaca kalimat tauhid di setiap

waktu dimanapun anak berada.

2) Menanamkan kecintaan, meminta pertolongan, dan pengawasan

kepada Allah, serta yakin akan ketentuanNya

Setiap anak pernah merasakan sebuah persoalan dalam

hidupnya. Anak akan mengekspresikan persoalan yang sedang

dihadapinya dengan cara yang berbeda satu sama lain. Maka

dengan cara bagaimana orang tua mampu mengatasi persoalan dari

dalam jiwa anak yang begitu beragam ?

(35)

23

Islam memberikan jawabannya yang tepat, yaitu dengan

menanamkan kecintaan anak pada Zat yang Maha agung dan

Maha kuasa, Allah SWT. yang akan memberikan pertolongan

kepada siapa saja yang dikehendakiNya, yang selalu mengawasi

segala apa yang kita lakukan. Dan menanamkan keyakinan pada

anak akan adanya takdir atau kehendak Allah berupa kebaikan atau

keburukan. Inilah ajaran terpenting Rasulullah, selaku utusan Allah

yang telah diberikan kepada umatnya yang tiada seorangpun

mampu menciptakan ajaran semacam ini. 15

3) Menanamkan kecintaan anak pada nabi Muhammad

Kecintaan pada Rasulullah saw merupakan perwujudan

bentuk persaksian umat Islam yang kedua yaitu kesaksian akan

Nabi Muhammad selaku utusan Allah yang diturunkan ke muka

bumi ini. Para ulama besar terdahulu dan penerusnya telah

berupaya untuk mencurahkan perhatiannya pada perwujudan

bentuk persaksian ini dengan perhatiannya yang cukup serius

dalam menanamkan kecintaan anak pada Nabi. Sebab apabila telah

tertanam dalam jiwa anak kecintaannya pada Nabi akan menambah

kecintaan anak pada agama Allah.16

4) Mengajarkan Al Qur'an pada anak

Setiap orang tua memiliki tanggung jawab mengajarkan

anak-anaknya Al Qur'an sejak kecil. Karena pengajaran Al Qur'an

(36)

memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menanamkan akidah

yang kuat pada jiwa anak. Pada saat pengajaran berlangsung secara

bertahap mereka mulai dikenalkan pada satu keyakinan bahwa

Allah adalah Tuhan mereka, dan Al Qur'an yang tengah anak

pelajari merupakan firman-firman Allah yang diturunkan pada

Nabi Muhammad dan disebarkan pada umat manusia, agar manusia

memiliki suatu undang-undang yang akan mengantarkan manusia

menuju jalan kebenaran,

b. Ibadah

Pembinaan anak dalam beribadah dianggap sebagai

penyempurna dari pembinaan akidah. Karena nilai ibadah yang.didapat

oleh anak akan dapat menambah keyakinan akan kebenaran ajarannya,

atau dalam istilah lain, semakin tinggi nilai ibadah yang ia miliki akan

semakin tinggi pula keimanannya. Maka bentuk ibadah yang dilakukan

anak bisa dikatakan sebagai cerminan atau bukti nyata dari akidahnya.

Pendidikan dalam beribadah bagi anak terbagi dalam beberapa

dasar pembinaan, yang uraiannya adalah sebagai berikut:

1) Pembinaan Shalat

Ibadah shalat merupakan rukun Islam yang kedua yang

harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Tetapi tidak sedikit

umat Islam yang lalai melaksanakan kewajiban ini. Karena itu

dibutuhkan pembinaan ibadah pada anak-anak agar mereka rajin

(37)

25

merasakan manfaat yang bisa dipetik dari pelaksanaan ibadah

sholat bagi pertumbuhan dan perkembangan jiwanya. Pembinaan

ibadah shalat bagi anak-anak seperti perintah melaksanakan shalat,

mengajarkan tata cara ibadah shalat, perintah shalat dan sanksi jika

meninggalkannya ssrta membawa anak ke masjid.17

2) Pembinaan Ibadah Puasa

Puasa merupakan ibadah ritual yang berkaitan erat dengan

proses peningkatan ruh dan jasmani. Di dalam ibadah ini, anak

akan diajak untuk mengenal semakin dalam makna sebenarnya dari

bentuk keikhlasan di hadapan Allah. Merasakan kehadiranNya

walauun tidak diketahui wujudnya yaitu dengan menaati apa yang

telah diperintahkanNya untuk menahan lapar dan dahaga.18

3) Pembinaan Ibadah Haji

Ibadah haji sama dengan rukun ibadah lainnya, tidak

diwajibkan sepenuhnya pada anak, melainkan sebagai sarana untuk

melatih diri mereka agar terbiasa dalam melaksanakan bentuk

ibadah yang memerlukan ketahanan fisik yang kuat. Dengan

dilaksanakannya ibadah haji semenjak kecil, diharapkan pada saat

mencapai dewasa nanti, dia akan mulai terbiasa dan tidak lagi

dianggap sebagai bentuk ibadah yang berat baginya.19

(38)

4) Pembinaan Ibadah Zakat

Salah satu bentuk pembinaan ibadah lain adalah

mengenalkan anak pada rukun ibadah yang terakhir yaitu

mengeluarkan zakat fitrah yang merupakan bentuk kewajiban

setiap muslim. Dengan mengeluarkan zakat ini, anak dikenalkan

pada bentuk penyucian harta dan diri. Anak akan belajar mengenal

arti tolong menolong yang merupakan kewajiban setiap manusia.

Karena harta yang dikeluarkan akan disabarkan kepada mereka

yang membutuhkannya.20

c. Akhlak

Khuluq dalam bahasa Arab artinya adalah adab atau etika yang

mengendalikan seseorang dalam bersikap dan bertindak. Adapun tabiat

atau perangai yang memang sudah ada pada masing-masing orang

disebut watak. Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa anak adalah sesuatu yang memang sudah ada pada masing-

masing orang. Sedangkan akhlak adalah perangai atau sikap yang

dapat dibina dan diciptakan dalam diri masing-masing pribadi.

Dengan demikian, yang dibutuhkan oleh anak adalah

pembinaan akhlak. Dan untuk mewujudkannya tidaklah mudah, karena

membutuhkan keija keras serta kesabaran orang tua selaku pendidik.

(39)

27

Dan arti sebuah pembinaan akhlak adalah usaha untuk menjadikan

91

perangai dan sikap yang baik sebagai watak seorang anak.

1) Pembinaan budi pekerti dan sopan santun

Pentingnya penanaman budi pekerti dalam jiwa anak akan

semakin jelas, bila kita telaah hadis-hadis Rasulullah saw yang

menunjukkan perhatian beliau yang amat besar terhadap penanaman

budi pekerti dalam rangka pembinaan akhlak seorang anak.

Tirmidzi meriwayatkan dari Said bin Ash, Rasulullah saw

bersabda “Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang

lebih baik dari budi pekerti yang luhur”. Oleh karena itulah Al

Madani berkata “mewariskan budi pekerti yang luhur kepada anak,

adalah lebih baik dari pada mewariskan harta kepadanya, karena

budi pekerti yang luhur dapat memberikan harta dan kemuliaan,

dan rasa cinta terhadap para saudara. Singkatnya, budi pekerti yang

luhur dapat memberikan kenikmatan dunia dan akhirat”.21 22

2) Pembinaan bersikap jujur

Bersikap jujur merupakan dasar pembinaan akhlak yang

sangat penting dalam ajaran Islam ini. Dan bersikap seperti ini

memerlukan perjuangan yang tidak ringan, karena banyaknya

godaan dari lingkungan sekitar yang membuat untuk tidak bersikap

jujur. Oleh karena itu orang tua harus memperhatikan pendidikan

kejujuran ini dengan membinanya sejak anak masih sangat kecil.

(40)

Dan orang tua hendaknya bersikap jujur terlebih dahulu sebelum

mendidik anak-anaknya agar anak memiliki kejujuran.

3) Pembinaan menjauhi sifat dengki

Bersihnya hati anak dari rasa iri atau dengki merupakan

salah satu bentuk pembinaan yang menjadi sasaran utama orang tua

terhadap anaknya. Karena dengan hilangnya sifat dengki yang ada

dalam jiwanya, anak akan memiliki pribadi yang luhur dan selalu

mencintai kebaikan di tengah masyarakat. Hatinya akan selalu

lapang dalam menerima berbagai bentuk ujian. Dan selalu tegas

dari gangguan penyakit hati orang di sekitarnya.23 24

2. Metode Pendidikan Agam*: Islam di Keluarga

Orang tua bertanggung jawab mendidik dan mempersiapkan anak.

Banyak orang tua yang merasa berbahagia dan gembira ketika orang tua

yang merasa berbahagia dan gembira ketika orang tua memetik hasil usaha

orang tua di masa mendatang.

Orang tua akan selalu berusaha mencari metode yang lebih efektif

dan mencari pedoman-pedoman pendidikan yang berpengaruh dalam

upaya mempersiapkan anak secara mental, moral, spiritual dan sosial

sehingga anak mampu meraih kematangan berfikir.25

Metode-metode yang digunakan dalam keluarga single parent

adalah sebagai berikut:

23 Ibid., him. 187 24 Ibid., him. 189

(41)

29

a. Pendidikan dengan keteladanan

Keteladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari

sejumlah metode yang efektif dalam mempersiapkan dan membentuk

anak secara moral, spiritual dan sosial. Sebab, seorang pendidik

merupakan contoh ideal dalam pandangan anak, yang tingkah laku dan

sopan santunnya akan ditiru. Bahkan semua keteladanan itu akan

melekat pada diri dan perasaannya, baik dalam bentuk ucapan,

perbuatan, hal yang bersifat material, indrawi maupun spiritual.26

Sosok orang tua memberikan teladan yang sangat besar dalam

diri anak. Anak akan meniru segala ucapan dan tingkah laku yang

dilihat dari orang tuanya. Hendaknya orang tua memberikan

keteladanan yang baik dihadapan anak-anak. Sehingga yang dilihat

anak-anak adalah ucapan dan tingkah laku orang tua yang baik. Dan

anak akan meniru semua tindakan dan ucapan yang baik pula.

Dari sini, jelaslah bahwa Nabi saw sangat menekankan kepada

orang tua yang berkompeten di dalam dunia pendidik untuk

memberikan keteladanan yang baik dalam segala segi. Sehingga sejak

dini anak didik terpatri oleh kebaikan, berakhlak dan bertingkah laku

berdasarkan sifat-sifat utama lagi terpuji.27

b. Pendidikan dengan kebiasaan

Anak dilahirkan atas dasar fitrah (kesucian) bertauhid dan

beriman kepada Allah. Dari sini dimulailah peran pembiasaan,

(42)

pengajaran, dan pendidikan dalam menumbuhkan dan mengiring anak

ke dalam tauhid mumi, akhlak mulia, keutamaan jiwa dan untuk

melakukan syariat yang lurus.

Pendidikan dengan pembiasaan dan latihan merupakan salah

9Q

satu penunjang pokok kependidikan dan meluruskan moralnya.

c. Pendidikan dengan nasehat

Diantara metode dan cara-cara mendidik yang efektif di dalam

upaya membentuk keimanan anak, mempersiapkan anak secar amoral,

psikis dan sosial adalah mendidiknya dengan memberi nasihat. Sebab,

nasehat sangat berperan dalam menjelaskan kepada anak tentang

segala hakikat, menghiasinya dengan moral mulia, dan mengajarinya

tentang prinsip-prinsip Islam.28 29 30

d. Pendidikan dengan pengawasan

Maksud pendidikan yang disertai pengawasan yaitu

mendampingi anak dalam upaya membentuk akidah dan moral, dan

mengawasinya dalam mempersiapkannya secara psikis dan sosial, dan

menanyakan secara terus menerus tentang keadaannya baik dalam hal

pendidikan jasmani maupun dalam hal belajarnya.31

Pengawasan dari orang tua terhadap perilaku keseharian anak

sangat penting. Hal ini dilakukan oleh orang tua untuk mengontrol

(43)

31

serta mendampingi anak agar anak tidak berperilaku yang

menyimpang dari kehendak orang tua.

Orang tua tentunya menginginkan anak-anaknya sopan dan

baik dalam ucapan dan tindakannya. Maka dan itu diperlukan suatu

metode pengawasan yang bersahabat dengan anak. Sehingga anak tidak

merasa terkekang oleh sikap pengawasan yang dilakukan orang tua.

e. Pendidikan dengan hukuman (sanksi)

Sanksi-sanksi yang dijalankan oleh orang tua di rumah berbeda

dengan sanksi-sanksi umum. Berikut ini adalah metode yang

diterapkan Islam dalam memberikan sanksi terhadap anak :

1) Memperlakukan anak dengan penuh kelembutan dan kasih sayang

2) Memberi sanksi kepada anak yang salah. Diantara anak-anak itu

kecerdasannya tidak sama, bagitu juga responsi dan sebagainya.

Sebagian anak hanya cukup hanya dengan dipelototi dalam

memperbaiki kelakuannya. Sedangkan sebagian anak yang lain

butuh diberi sanksi, kadang-kadang harus diperingatkan secara

keras

3) Mengatasi dengan bertahap, dari yang paling ringan sampai kepada

yang paling berat.37 32

(44)

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Letak dan Keadaan Geografis

Desa Morodemak Kecamatan Bonang Kabupaten Demak

mempunyai luas wilayah 428,362 ha. yang jumlah penduduk seluruhnya

6.133 jiwa dengan jumlah 1.544 kepala keluarga. Adapun batas-batas dari

Desa Morodemak adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Pantai Morodemak

Sebelati Selatan : Desa Purworejo

Sebelah Barat : Pantai Morodemak

Sebelah Timur : Desa Margolinduk

2. Keadaan Penduduk

TABEL I

JUMLAH PENDUDUK DESA MORODEMAK

BERDASARKAN JENIS KELAMIN TAHUN 2007

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki-laki 2.910 47.45%

2 Perempuan 3.223 52.55%

Jumlah 6.133 100%

(45)

33

3 Buruh / swasta 136 8.67%

4 Pegawai negeri 15 0.96%

KEADAAN TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK DESA

MORODEMAK TAHUN 2007

No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

1 Tidak tamat SD 118 2.27%

2 Tamat SD 3413 65.65%

3 Tamat SLTP 305 5.87%

4 Tamat SLTA 172 3.31%

5 Tamat D2 10 0.19%

(46)

No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

7 Tamat SI 36 0.69%

8 Pendidikan Non formal 1123 21.60%

Jumlah 5199 100%

TABEL IV

KEADAAN PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA

No Agama Jumlah Prosentase (%)

1 Islam 6133 100%

2 Kristen -

-3 Katholik -

-4 Hindu -

-5 Budha -

-Jumlah 6133 100%

-TABEL V

KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT

DALAM ORGANISASI KEMASYARAKATAN

No Jenis Organisasi Jumlah Prosentase (%)

1 Organisasi Perempuan 521 51.33%

2 Organisasi Perempuan (PKK) 40 3.94%

3 Organisasi Pemuda 150 14.78%

4 Organisasi Karang Taruna 100 9.85%

5 Organisasi Profesi 54 5.32%

6 Organisasi Bapak-bapak 86 8.47%

7 LKMD 10 0.99%

8 Kelompok gotong royong 54 5.32%

(47)

35

3. Struktur Organi sasi

STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA MORODEMAK TAHUN 2007

Keterangan:

Kepala Desa : Abdul nasir

Carik : Maskani

Kaur Pemerintahan : Abdul Hadi

Kaur Pembangunan : Abdul Ghani

Kaur Keuangan : Amin Nasmin

Kaur Kesejahteraan : Ahmad Nawawi

Kaur Umum : Maskani

B. Deskripsi Pendidikan Agama Islam pada Anak-anak yang Berorang Tua Tunggal

Orang-orang yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini

adalah keluarga single parent baik karena bercerai maupun suaminya

(48)

1. Keadaan Keluarga Single Parent

a. Ibu Sofiyah

Ibu Sofiyah adalah janda karena bercerai berusia 39 tahun,

beliau menjadi orang tua tunggal sejak 10 tahun 3 bulan yang lalu.

Dari hasil perkawinannya memiliki seorang putri yang sekarang

belajar di salah satu perguruan tinggi di Semarang.

Masa muda ibu Sofiyah dimanfaatkan untuk belajar di

pesantren, dan beliau juga menjadi seorang khafidzoh. Sumber

ekonomi keluarga ini didapatkan dari hasil bekerja sebagai guru ngaji

dan hadiah yang beliau terima sebagai penghafal Al Qur'an pada

hajatan masyarakat. Biaya pendidikan anak masih dibantu oleh mantan

suaminya.

Ibu Sofiyah bekerja sebagai guru ngaji, pendidikan agama yang

diterapkan di rumah berupa :

1) Akidah: menanamkan tauhid, berupa dua kalimat syahadat sebagai

bukti kemuslimannya juga menjelaskan tentang rukun iman.

2) Ibadah: mengajak anak untuk sholat ketika waktu sholat tiba.

3) Akhlak: mengajarkan anak tata cara bergaul baik dengan orang tua,

teman, tetangga dan masyarakat.

b. Ibu Muainah

Ibu Muainah berusia 30 tahun dan menjadi janda sekitar 1,5

tahun bekerja sebagai guru di TPQ di Desa Morodemak, beliau

(49)

37

kecelakaan. Dari perkawinannya memiliki seorang anak perempuan

berusia 5 tahun yang masih duduk di bangku TK.

Setelah lulus SLTA, Ibu Muainah melanjutkan pendidikan di

pesantren. Sumber ekonomi keluarga ibu Muainah didapatkan dari

hasil bekerja sebagai guru di TPQ di Desa Morodemak.

Dalam pembinaan keagamaan anak mengupayakan pendidikan

di rumah dan menyekolahkan anaknya di sekolah yang islami.

Pendidikan di rumah itu berupa :

1) Akidah: menanamkan tauhid dengan mengucapkan kalimat

syahadat

2) Ibadah: anak dilatih untuk mengerti tentang arti sholat,.. syarat-

syarat sholat, perbedaan laki-laki dan perempuan dalam sholat, hal-

hal yang dapat membatalkan sholat, serta gerakan-gerakan dalam

sholat. Hal ini sangat berguna karena anaknya dalam tahap belajar.

Melatih anak untuk berpuasa, walaupun hanya sampai jam 10.00

WFB.

3) Akhlak: mengajari tata krama berbicara, mengajari anak berbahasa

kormo inggil pada orang yang lebih tua

Dari upaya tersebut, diharapkan anak memiliki iman yang kuat,

taat beribadah, serta anak yang berakhlaqul karimah. Sehingga selain

anak dapat hidup di masyarakat juga dapat menyejukkan hati orang

(50)

diharapkan mampu membentuk anak yang saleh dan salehah, dengan

demikian tercapailah pendidikan agama Islam,

c. Ibu Hj. Roikhanah

Ibu Hj. Roikhanah berusia 58 tahun dan menjadi orang tua

tunggal sejak 2 tahun 4 bulan. Mempunyai 2 orang anak perempuan

yang sudah lulus SM A dan 1 orang anak laki-laki yang sedang belajar

di salah satu Madrasah Aliyah Negeri di Semarang.

Karena ibu Hj. Roikhanah berasal dari kota Pekalongan, maka

pendidikannya diselesaikan di pesantren kota Pekalongan. Sumber

ekonomi berasal dari dagangan alat-alat listrik di rumahnya dan

tambahan dar hasil tambak yang dimilikinya tetapi dikerjakan oleh

orang lain.

Beliau menjadi orang tua tunggal karena suaminya meninggal

akibat sakit. Beliau bekerja sebagai pedagang peralatan listrik di

rumahnya sendiri. Pembinaan keagamaan yang diterapkan di rumah

adalah sebagai berikut:

1) Akidah : membiasakan anak untuk mengucapkan dua kalimah y'

syahadat dan menerangkan tentang rukun iman

2) Ibadah : mengawasi dan mengingatkan anak ketika waktu sholat

tiba

3) Akhlak : mengajarkan anak agar rukun bertetangga, pandai bergaul

(51)

39

d. Ibu Hj. Mahmudah

Ibu Hj. Mahmudah berusia 57 tahun dan menjadi orang tua

tunggal sejak 10 tahun 5 bulan yang lalu karena suaminya meninggal

akibat sakit. Beliau juga aktif mengikuti majlis ta’lim dan organisasi

perempuan. Dari perkawinannya beliau memiliki 2 anak perempuan

dan 1 laki-laki. Anak perempuan yang paling bungsu sedang menimba

ilmu di salah satu perguruan tinggi di Semarang. Masa muda ibu Hj.

Mahmudah dimanfaatkan untuk belajar di Madrasah Mualimat di

Semarang, dan sekarang masih aktif mengikuti majlis ta’lim dan

organisasi perempuan.

Beliau bekeija sebagai penjahit, disamping ada tambahan dari

hasil tambak yang dikeijakan orang lain untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya. Pembinaan keagamaan yang dilakukan di rumah antara

lain :

1) Akidah : penanaman akidah yang baik dan benar yang sesuai

dengan Al Qur'an.

2) Ibadah : menunaikan ibadah dengan baik antara lain sholat malam,

puasa sunah dan lain-lain

3) Akhlak : mengajarkan sopan santun, bergaul baik dengan orang

(52)

3) Akhlak : melatih anak untuk mengucapkan salam ketika hendak

masuk atau keluar rumah, memberi contoh akhlak yang baik

terhadap orang yang lebih tua.

g. Ibu Inayati

Ibu Inayati berusia 58 tahun menjadi orang tua tunggal sejak 16

tahun yang lalu karena suaminya meninggal. Untuk menghidupi

keluarga dan membiayai pendidikan anaknya beliau bekerja sebagai

penjahit dan dibantu anak-anaknya yang sudah besar. Anak ketiga

beliau sudah duduk di kelas III di Madrasah Aliyah di Demak.

Sedangkan anak yang keempat belajar di kelas II di Madrasah

Tsanawiyah Morodemak.

Ibu Inayati hanya mengenyam pendidikan di pesantren saja,

tetapi untuk menambah pengetahuan agamanya beliau sering

mengikuti majlis ta’lim yang ada di Desa Morodemak dan sekitarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ibu inayati bekerja

sebagai penjahit dengan dibantu penghasilan dari anak-anaknya yang

sudah belajar.

Pendidikan agama yang diterapkan di rumah adalah sebagai

berikut:

1) Akidah : membiasakan anak untuk membaca Al Qur'an setelah

sholat dan memahami isi-isinya serta mengamalkan ajarannya

(53)

43

2) Ibadah : melatih dan membiasakan anak untuk sholat malam.

3) Akhlak : membiasakan anak untuk menghormati orang yang lebih

tua, kepada guru-guru maupun tetangganya.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Mukholidin dan Ibu

Mamdilah selaku salah satu staf pengajar di lembaga pendidikan di Desa

Morodemak bahwa murid yang berasal dari keluarga single parent

memiliki prestasi belajar yang tidak kalah dengan murid lainnya. Seperti

anak dari ibu Mustofiyah dan Ibu Inayati yang memiliki peringkat cukup

bagus di sekolahnya, terbukti mereka selalu masuk peringkat 10 besar.

Sedangkan hubungan sosial antara siswa dari keluarga single

parent dengan siswa lainnya dan guru-guru di sekolah maupun guru ngaji

terjalin dengan baik. Anak dari keluarga single parent tidak memiliki

perasaan minder untuk bergaul dengan teman-temannya. Karena orang tua

menerapkan keyakinan pada diri anak bahwa manusia sama dihadapan

Allah dan juga didukung oleh sikap guru yang tidak membeda-bedakan

siswa-siswanya.

Motivasi yang ada pada diri anak-anak keluarga single parent

cukup bagus. Adapula yang memiliki motivasi yang melebihi dari siswa

lainnya. Karena orang tua selalu memberi dorongan dan support pada anak

untuk tidak boleh kalah prestasinya dengan anak-anak yang lain. Sehingga

dalam diri anak terpupuk motivasi dan semangat untuk belajar keras

supaya tidak tertinggal dengan teman-temannya dari keluarga yang masih

(54)

Karena memiliki motivasi yang tinggi dan prestasi belajar yang

baik, kerajinan anak keluarga single parent cukup baik pula, kerajinan ini

terlihat dari kerajinan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di

sekolah dan selalu rajin mengeijakant ugas maupun pekerjaan rumah yang

diberikan oleh guru.

Bapak Munajat dan H Nasoha Aziz selaku sesepuh masyarakat

melihat hubungan sosial antara keluarga single parent dengan para

tetangga sekitar terjalin dengan baik, para tetangga juga tidak mengucilkan

keluarga single parent, mereka menghormati keluarga single parent

apapun kondisinya. Anak-anak dari keluarga single parent berinteraksi

dengan baik dengan teman sebaya dan tetangga sekitar, masyarakat sekitar

juga tidak segan untuk membantu keluarga single parent jika dimintai bantuan.

Pendidikan agama dari orang tua selaku single parent cukup baik

pula. Pada masa mudanya, ibu-ibu dari keluarga single parent sebagian

besar menuntut ilmu agama di pesantren, tidak heran pula ketika mereka

sudah berkeluarga dan mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya dan

mendidik anak-anaknya mereka masih sempat meluangkan waktu untuk

mengikuti pengajian dan majlis ta’lim maupun organisasi perempuan

seperti muslimat dan fatayat untuk menambah pengetahuan agama.

2. Materi Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

Dari penuturan informan di atas dapat disimpulkan bahwa materi-

materi pendidikan agama Islam yang diajarkan dalam keluarga single

(55)

45

a. Penanaman akidah

Penuturan keluarga single parent bahwa penanaman akidah

begitu penting bagi anak. Anak-anak sudah terlatih dibiasakan orang

tuanya melafalkan syahadat, sholawat, membaca Al Qur'an dan puji-

pujian lainnya kepada Allah, maka ibu telah mengajarkan dan melatih

anak untuk mengenal Tuhannya. Mungkin hanya cara pandang dari

para informan berbeda ada yang memandang menanamkan akidah itu

merupakan suatu kewajiban dan adapula yang memandang

menanamkan akidah itu adalah tuntutan agar anak tidak terglincir dan

mempunyai pegangan hidup.

b. Penanaman Ibadah

Ibu Muainah dan Ibu Inayati mengkategorikan ibadah adalah

pokok-pOiCok ibadah yang dirumuskan dalam “Arkanul Islam” (rukun

Islam). Dalam membiasakan anak untuk melaksanakan ibadah pada

anak-anaknya keluarga single parent mengupayakan sebagai berikut:

1) Sholat

Ibu Muainah dan Ibu Mustofiyah mengungkapkan agar

anak senang dan giat dalam melaksanakan ibadah dibutuhkan alat-

alat ibadah seperti mukena (bagi anak perempuan) dan sarung,

baju, dan peci (bagi anak laki-laki) sajadah dan tasbih.

2) Puasa

Ibu Muainah dan Ibu Mustofiyah yang memiliki anak usia

(56)

berpuasa sampai jam 10 pagi. Berbeda dengan ibu Hj. Mahmudah,

Ibu Hj. Rokhanah, Ibu Haryati, Ibu Sofiyah dan Ibu Inayati yang

memiliki anak-anak yang sudah baligh maka puasa hukumnya

wajib.

3) Zakat

Menunaikan zakat hukumnya wajib. Ibu Hj. Mahmudah,

Ibu Inayati, Ibu Hj. Roikhanah, Ibu Haryati dan Ibu Sofiyah

mengungkapkan zakat dapat membersihkan hati kita dari rasa

dengki dan kikir. Berbeda dengan ibu Muainah dan Ibu Mustofiyah

yang memiliki anak usia perkembangan mengajarkan anak untuk

zakat, anak dididik dan dilatih untuk berdema dengan orang-orang

yang kurang mampu.

4) Haji

Haji merupakan ibadah yang membutuhkan biaya yang

cukup banyak dan fisik yang kuat, untuk itu materi ini hanya

diberikan sekilas yang berupa gambaran dan penjelasan tentang

haji tersebut,

c. Pembentukan akhlak

Materi yang diberikan dalam pembentukan akhlak meliputi

hormat kepada orang tua, guru, etika makan, etika salam, berteman dan

bertetangga. Demikian yang dinyatakan oleh keluarga single parent di

(57)

47

Adapun yang termasuk akhlak itu tidak hanya sebatas materi

tersebut di atas seperti yang diungkapkan oleh Ibu Hj. Mahmudah :

“Banyak sekali yang harus ditanamkan dalam diri anak tiaa: hanya sebatas dengan materi di atas, tepi karena materi di atas dianggap cukup mewakili maka saya menanamkan akhlak yang tersebut di atas

Ibu Sofiyah, Ibu Muainah, Ibu Mustofiyah dan ibu sebagai

orang tua tunggal lainnya di Desa Morodemak mengajarkan untuk

hormat dan berbakti kepada orang tua dan agar selalu berfikir

khusnudzan terhadap orang lain sehingga akan terpatri dalam diri anak

“positif tinking”

Dengan berfikir khusnudzan maka anak tidak akan memiliki

sifat buruk seperti prasangka-prasangka yang dapat menyesatkan anak.

Hal ini sangat baik ditanamkan dalam diri anak sehingga akan tercipta

suasana yang jauh dari keburukan-keburukan sifat yang tercela.

Untuk menciptakan suasana makan yang tenang. Anak

diajarkan tata cara makan dengan tepat dan benar. Sebagaimana

pernyataan seorang ibu keluarga single p arent:

“Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membaca basmalah sebelum makan, membaca hamdalah sesudah makan, makan dengan tangan kanan, tidak mencela makanan

Ibu Hariyati menambahkan:

Gambar

TABEL I JUMLAH
TABEL IJUMLAH PENDUDUK DESA MORODEMAK
TABEL IIMATA PENCAHARIAN PENDUDUK TAHUN 2007
TABEL IVKEADAAN PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA

Referensi

Dokumen terkait

Judul : “ Strategi Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga (Studi Kasus Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu

komunikasi antara orang tua tunggal atau single parent dan anak yaitu orang. tua tunggal kurang bisa membagi waktu antara pekerjaan dan

Judul : “ Strategi Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga (Studi Kasus Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu

Revitalisasi Peran Keluarga dalam Membangun Generasi Bangsa yang Berkarakter..., hlm.. Begitu juga dengan orang tua yang hobi membaca dan mengajarkan anaknya untuk

Ayat diatas menegaskan bagaimana kewajiban orang tua terhadap anaknya, oleh karena itu hendaknya orang tua mendidik anaknya dengan baik, Akan lebih mudah lagi apa bila

Orang tua yang sudah bercerai biasanya dapat dikatakan sebagai orang tua tunggal (single parent). Salah satu tugas yang harus diembah dari anggota keluarga

Dampak pola asuh orang tua tunggal (single parent) pada prestasi belajar siswa di SD N 08 Indralaya Palembang, yaitu: Anak yang diasuh dengan pola asuh otoritative (otoriter)

Dengan informan kunci 2 remaja dan 2 orang tua single parent Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut: Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci dan