STRATEGI YANG DIGUNAKAN BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PURWODADI UNTUK MENINGKATKAN SIZE
BUSINESS WARUNG MIKRO YANG SEHAT
TUGAS AKHIR
Oleh :
Atik Fadhilah
NIM : 20110001
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN )
SALATIGA
MOTTO
Hargailah orang lain jika anda ingin dihargai,
berusahalah semaksimal
mungkin jika ingin menjadi orang yang sukses dan apa yang
kita lakukan baik itu perbuatan baik maupun buruk pasti
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini ku persembahkan kepada:
Allah SWT atas semua rahmat dan karunia yang telah diberikan –
Nya
Bapak dan Ibu tersayang yang selalu mendo’akanku
Bapak H. Abdul Aziz NP, S.Ag.,MM yang saya hormati selaku
pembimbing TA
Untuk saudara-saudaraku yang aku sayangi
Untuk sahabat-sahabatku (Heni, Sinta, Tika, Rima) yang selalu
memberiku semangat
Untuk semua teman-teman DIII Angkatan 2010
Untuk sahabat-sahabatku Septi Utami dan yang ada dikontrakan
(Ciknur, mbak mar, isti, elis, hesti, wahyu, riska, mazura, ida) yang
selalu menemani saya disaat susah maupun senang dan selalu
membantuku.
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirobil’alamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga Tugas Akhir
berjudul “STRATEGI YANG DIGUNAKAN BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG PEMBANTU PURWODADI UNTUK MENINGKATKAN
SIZE BUSINESS WARUNG MIKRO YANG SEHAT ” dapat terlaksana dengan
baik dan lancar. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang kita nantikan syafaat-Nya di Hari Kiamat kelak.
Penulisan Tugas Akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan Program Diploma III Jurusan Syariah Program Studi Perbankan Syariah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan,
bimbingan, dan kerjasama serta dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun
materiil. Maka dengan segenap kerendahan hati, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M,Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs.H. Mubasirun M.Ag selaku ketua Jurusan Syariah STAIN
Salatiga.
3. Bapak H. Abdul Aziz NP, S.Ag.,MM. selaku Ketua Program Studi
Tugas Akhir ini yang telah meluangkan waktu, bimbingan,
pengarahan, dukungan, dan motivasi.
4. Bapak / Ibu dosen Program Studi DIII Perbankan Syariah STAIN
Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan
keterampilan selama kami mengikuti studi di Program Studi ini.
5. Bapak Eko Suharyono, selaku General Manajer BSM KCP Purwodadi
yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk
melaksanakan praktik magang dan memberikan informasi serta
pengarahan.
6. Bapak dan ibu serta keluarga yang telah memberikan motivasi dan
dukungan materiil maupun spiritual.
7. Teman-teman DIII dan sahabat dekatku yang telah memberiku
semangat.
8. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Semua teman-teman yang telah memberikan semangat serta dukungan
kepada saya yaitu rima, heny, sinta, tika, ciknnur, pepy, uky dan
teman-teman kontraan yang lain.
Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan
untuk perbaikan di masa mendatang. Akhirnya penyusun mohon maaf atas
keterbatasan penyusun. Besar harapan penyusun, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Salatiga, Juli 2013
Penulis
Atik Fadhilah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan Bank Syariah Mandiri KCP Purwodadi untuk meningkatkan target pembiayaan terutama pembiayaan warung mikro dan bagaimana meningkatkan zise businees pembiayaan warung mikro yang sehat. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara langsung dengan pihak yang terkait dengan penelitian dan peneliti terlibat secara langsung dengan objek penelitian dan penyusun ikut dalam proses pengumpulan kelengkapan data yang diperlukan. Penelitian ini menyimpulkan Strategi yang digunakan BSM KCP Purwodadi untuk meningkatkan size bussines pembiayaan warung mikro yang sehat. Dapat diukur dari kesehatan Bank Syariah Mandiri itu sendiri, yang menjalankan kegiatannya dengan baik, dapat dilihat dari kegiatan oprasionalnya, yaitu rendahnya NPF (Non Performa Finant), mampu memberikan berapapun pembiayaan yang diajukan calon nasabah dan mampu memenuhi semua kawajibannya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...i
Halaman Persetujuan Pembimbing ...ii
Halaman Pengesahan ...iii
Lembar Pernyataan...iv
Halaman Motto...v
Halaman Persembahan ...vi
Kata Pengantar ...vii
Abstrak ...x
Daftar Isi...xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitia ...6
E. Penelitian Terdahulu ...6
F. Metode Penelitian...9
G. Sistematika Penulisan ...11
B. Pembiayaan ...15
C. Strategi ...25
D. Manajemen Pemasaran...27
E. UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) ...30
F. Bisnis ...34
G. Kendala dan Pengembangan Bank Syariah...36
BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum ...39
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri (BSM) ...40
C. Budaya Perusahaan ...41
D. Struktur Organisasi BSM KCP Purwodadi ...42
E. Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri (BSM) ... 51
F. Produk-Produk BSM KCP Purwodadi ... 52
BAB IV ANALISIS A. Prosedur Pembiayaan Warung Mikro BSM KCP Purwodadi ... 57
B. Strategi yang digunakan BSM KCP Purwodadi untuk meningkatkan size bussines warung mikro yang sehat ...75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...82
B. Saran ...83
DAFTAR PUSTAKA ...84
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sejarah dari Bank Syariah di Indonesia karena masyarakat Indonesia yang
mayoritas Islam, perbankan syariah sudah muncul sejak tahun 1980-an namun
realisasinya berdiri tahun 1991, oleh Bank Muamalat Indonesia. Bank ini
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan
dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha
muslim, Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam
undang-undang yaitu UU No 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No 7 Tahun 1997
tentang Perbankan. Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di
Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega
Syariah. (Resti Juliani, 2012:2)
Pada tahun 2010 perbankan syariah tumbuh dengan volume usaha yang
tinggi, yaitu sebesar 43,99% meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu
sebesar 26,55% dengan pertumbuhan dana yang dihimpun maupun pembiayaan
yang juga relatif tinggi dibandingkan tahun 2009. Untuk kelembagaan Bank
Syariah, terdapat enam Bank Umum Syariah (BUS) pada 2009, kemudian
meningkat menjadi 10 BUS pada 2010. Sementara jumlah Unit Usaha Syariah
2010. Jaringan kantor BUS dan UUS yang beroperasi pada 2010 mencapai 1.388,
meningkat dibandingkan jumlah BUS dan UUS pada 2009 yang berjumlah 998.
Sedangkan jumlah layanan syariah mengalami penurunan dari 1792 pada 2009
menjadi 1140 pada 2010. (Erika Asdi, 2011:3)
Pada masa krisis ekonomi yang berkepanjangan, usaha kecil menengah
(UKM) dapat bertahan dan mempunyai potensi untuk berkembang, dengan
demikian, UKM dapat dijadikan andalan untuk masa yang akan datang dan harus
didukung dengan kebijakan-kebijakan yang kondusif, serta persoalan-persoalan
yang menghambat usaha-usaha pemberdayaan UKM harus dihilangkan.
Konstitusi kebijakan ekonomi pemerintah harus menempatkan UMK sebagai
prioritas utama dalam pemulihan ekonomi untuk membuka kesempatan kerja dan
mengurangi jumlah pengangguran. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan
UKM dalam jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan potensi dan partisipasi
aktif UKM dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam kegiatan
ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan
lapangan kerja dan peningkatan pendapatan. Sasaran dan pembinaan usaha kecil
adalah meningkatnya jumlah pengusaha menengah dan terwujudnya usaha yang
makin tangguh dan mandiri, sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat berperan
dalam perekonomian nasional. (Sartika Pratomo, 2004:24)
Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012
tentang Pemberia Pembiayaan dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan
pokok-pokok aturan salah satunya adalah Kewajiban bank untuk menyalurkan
dananya dalam bentuk pembiayaan kepada UMKM dengan pangsa sebesar
minimal 20% secara bertahap yang diikuti dengan penerapan insentif/disinsentif
dan PBI ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan yaitu 21 Desember 2012.
Namun, khusus pengaturan untuk pencapaian rasio Pembiayaan UMKM mulai
berlaku bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada tahun 2014.
Termasuk dalam segmen mikro adalah pembiayaan dengan tujuan multiguna
kepada nasabah perorangan dengan limit sampai dengan Rp50 juta yang
disalurkan melalui warung mikro. Usaha produktif adalah usaha pada semua
sektor ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah dan
meningkatkan pendapatan usaha mikro. Dalam memberikan pinjaman pihak
Warung Mikro lebih mengutamakan UMKM yang sudah berjalan secara sehat.
Hal ini disebabkan oleh pandangan bank terhadap usaha tersebut, jika UMKM
baru mulai mengajukan pinjaman pada saat usahanya merosot, justru bank merasa
khawatir dengan keadaan tersebut, karena dikwatirkan terjadinya kredit macet.
Dalam menghadapi krisis ekonomi teori dynamic dan teori resource-based
strategy adalah strategi perusahaan yang memanfaatkan sumber daya internal
yang superior untuk menciptakan kemampuan inti dalam menciptakan nilai
tambah untuk mencapai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.
Akibatnya perusahaan kecil tidak lagi tergantung pada strategi kekuatan pasar
melalui monopoli dan fasilitas pemerintah. Dalam strategi ini UKM mengarah
pada skill khusus secara internal yang bisa menciptakan produk inti yang unggul
perekonomian nasional di masa mendatang, UKM harus dapat melakukan
antisipasi secara tepat terhadap globalisasi ekonomi, karena dalam kondisi
tersebut ekonomi indonesia akan semakin terintegrasi kedalam sistem ekonomi
grobal yang ditandai oleh kemauan kuat untuk mengurangi berbagai bentuk
proteksi serta mendorong proses deregulasi debirokrasi menuju sistem ekonomi
yang terbuka dan lebih berorientasi pada mekanisme pasar. Ekonomi kokoh yang
ingin diwujudkan adalah ekonomi yang memiliki pertumbuhan tinggi, memiliki
keterkaitan industri, mendorong transformasi ekonomi dan mampu memeratakan
hasil-hasil pertumbuhannya. Dengan adanya pembinaan UKM tersebut
diharapkan akan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan
UKM, strategi pengembangan UKM anatara lain adalah kemitraan, bantuan
keuangan dan modal ventura. (Sartika Pratomo, 2004:29-30 )
Atas dasar inilah yang mendorong penyusun untuk melakukan pengamatan
tentang pembiayaan warung mikro yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Purwodadi, dan dari hasil dari penelitian ini akan
disusun dalam bentuk Tugas Akhir (TA) dengan judul : “ STRATEGI YANG
DIGUNAKAN BANK SYARIAHMANDIRI KANTOR CABANG
PEMBANTU PURWODADI UNTUK MENINGKATKAN SIZE BUSINESS
WARUNG MIKRO YANG SEHAT”.Adanya Bank Syariah Mandiri Purwodadi
disertakan dalam judul penulisan ini karena tempat penelitian penulis berada di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka pokok masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana prosedur pembiayaan warung mikro Bank Syariah Mandiri
KCP Purwodadi?
2. Bagaimana Strategi yang digunakan Bank Syariah Mandiri KCP
Purwodadi untuk meningkatkan size business warung mikro yang sehat?
3. Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi warung mikro di Bank Syariah
Mandiri KCP Purwodadi ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dijadikan bahan
dalam pembuatan Tugas Akhir oleh penyusun sebagai salah satu syarat dalam
menempuh ujian sidang (munaqasah) Diploma III Jurusan Syariah Program Studi
Perbankan Syariah STAIN Salatiga.
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembiayaan warung mikro Bank
Syariah Mandiri KCP Purwodadi?
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan Bank Syariah
MandiriKCP Purwodadi untuk meningkatkan size businees warung mikro
yang sehat
3. Untuk mengetahui bagaimana kendala-kendala yang dihadapi warung
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Bagi penyusun
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang
lebih luas lagi tentang strategi pembiayaan Bank Syariah Mandiri
Purwodadi dan dapat menunjang tercapainya profesionalitas sebagai calon
tenaga kerja.
2. Bagi perusahaan
Bagi perusahaan yang bersangkutan dapat memberikan informasi terhadap
masalah-masalah yang dihadapi serta memberikan sumbangan pemikiran
terhadap kebijaksanaan yang diambil.
3. Bagi akademik
Manfaat penelitian ini bagi akademik adalah sebagai sumber informasi dan
bahan referensi serta bahan untuk penelitian selanjutnya.
4. Bagi pembaca
Wawasan tentang manajemen yang digunakan untuk memasarkan produk
dan produk yang ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri Purwodadi, serta
sebagai bahan referensi dan informasi bagi yang membutuhkan.
E. Penelitian Terdahulu
Terkait dengan Tugas Akhir yang akan diteliti oleh penyusun, ada beberapa
telaah pustaka-pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dibuat
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi penelitian
Durotun Najiyah, Strategi Pemasaran BRI Unit Tegal Rejo Terhadap
Persaingan Lembaga Keuangan dan Perbankan di Wilayah Tegal Rejo,2005.
Penelitian dalam Tugas Akhir penyusun ini menyimpulkan bahwa pada penelitian
strategi yang digunakan BRI Unit Tegalrejo untuk menarik minat nasabah
dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu dengan cara promosi, undian, dan
juga tingkat suku bunga KUPEDES mulai 01 April 2005, untuk GOLBERTAP
1,25 % sedangkan non GOLBERTAP 2,00 % mendapat PBTW (Pengembalian
Bunga Tepat Waktu) setiap 6 bulan sekali.
Elis Rahmawati, Strategi Pemasaran BMT “ AMAL MULIA” Suruh Dalam
Mengelola Nasabah, 2005. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan penyusun
yang dituangkan dalam Tugas Akhir ini adalah pada penelitian ini strategi
pemasaran yang digunakan untuk mengenalkan produknya adalah dengan cara
menemui nasabahnya kemudian menawarkan produk BMT “ AMAL MULIA” baik
pendanaan ataupun pembiayaan. Dan ternyata strategi tersebut sangat efektif
karena mampu memperluas jarisan usaha yang dapat dibuktikan dengan
bertambahnya jumlah nasabah setiap tahunya.
Sri Sulistyani, Analisis Tingkat Perkembangan Pembiayaan Ba’i Bitsaman
Ajil (BBA) di BMT Anda Salatiga Tahun 2002-2006, 2007. Penelitian dalam
Tugas Akhir penyusun ini menyimpulkan bahwa pembiayaan BMT berfungsi
untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dalam
rangka pengentasan kemiskinan, juga sebagai upaya melepas masyarakat dari
jeritan rentenir yang mengenakan suku bunga yang sangat tinggi. Dan
penerima pembiayaan BBA semakin menurun, sedangkan dilihat dari jumlah dana
yang dibiayakan serta jumlah pembiayaan BBA yang mengalami kemacetan.
Barkiyah, Prosedur Pembiayaan di BMT Rama Salatiga, 2007. Penelitian
dalam Tugas Akhir penyusun ini menyimpulkan bahwa penyaluran pembiayaan
merupakan hal yang penting. Dikarenakan sumber pendapatan utamanya berasal
dari jasa pembiayaan yang disalurkan, sehingga dalam mengambil kebijakan yang
terkait dengan pembiayaan memerlukan kecermatan serta ketelitian dengan
seksama agar lembaga keuangan yang bersangkutan tidak mengalami kerugian.
Yuliyanti, Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Dalam Pencapaian
Target di PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga, 2011, Penelitian
dalam Tugas Akhir penyusun ini menyimpulkan bahwa strategi yang digunakan
Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga mempunyai kendala yang dihadapi
yaitu dalam pemasaran produk adalah kurangnya pengetahuan yang mendalam
masyarakat mengenai Bank Syariah dan kurangnya sumber daya manusia
pemasaran yang kompeten dan ketetapan sistem dari pusat yang sangat ketat.
Sehingga perkembanganya kurang pesat jika dibandingkan dengan Kantor Cabang
Bank Syariah Mandiri yang lain.
Penelitian yang akan di teliti berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah
ada. Jika penelitian sebelumnya membahas hal tentang strategi pemasaran dan
menganalisis tentang strategi pembiayaan dengan produk dan tempat yang
berbeda dan perkembangannya. Perbedaan strategi pemasaran pembiayaan yang
penyusun teliti ini berbeda dengan strategi pembiayaan yang sudah diteliti oleh
strategi pembiayaan lain. Berdasarkan telaah pustaka diatas bahwa penelitian
tentang berjudul „„ STRATEGI YANG DIGUNAKAN BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PURWODADI UNTUK MENINGKATKAN SIZE BUSINESS WARUNG MIKRO YANG SEHAT” Belum pernah diteliti oleh penelitian sebelumnya baik dari strategi, tempat atau
jenis pembiayaannya.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan kualitatif
Jenis penelitian atau penulisan dalam tugas akhir ini menggunakan
pendekatan kualitatif, karakteristik penelitian kualitatif yaitu:
a. Kata, berfokus pada kata bukan angka.
b. Keterlibatan peneliti, peneliti terlibat dekat dengan hal-hal yang diteliti.
c. Sudut pandang partisipan, menyelidiki dan menyajikan berbagai perspektif
subjektif para partisipan.
d. Riset skala kecil, mengeksplorasi penelitian secara terperinci.
e. Fokus yang holistik, tidak hanya terpaku pada satu atau dua variabel, tetapi
lebih luas cakupannya.
f. Fleksibel, tidak hanya meneliti topik, tetapi juga menyelidiki hal baru yang
diungkapkan informan tentang pemahaman mereka.
g. Proses, menangkap proses yang berlangsung dari waktu ke waktu.
h. Latar alami, dilakukan di lingkungan alami tempat orang berada.
i. Induktif ke deduktif, mendapatkan gagasan dari hasil mengumpulkan dan
2. Data primer dan data sekunder
Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
a. Data Primer
Yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli,atau
merupakan sumber lansung dari obyek yang diteliti. Data primer yang
digunakan dalam penelitian ini berupa individu yang diwawancarai, hasil
observasi atas obyek dan hasil dari kelompok fokus dan panel.
b. Data Sekunder
Yaitu merupakan sumber data yang diperoleh dari tangan kedua, atau
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, melalui media
dokumen, buku-buku dan arsip-arsip yang berkaitan dengan topik data
yang akan diteliti.
3. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang
menggunakan pertanyaan secara lisan antara pihak bank kepada calon
nasabah dan kepada pihak-pihak yang berkaitan.
b. Observasipartisipan
Penelitian inipeneliti terlibat secara langsung dengan objek penelitian.
Dan penyusun ikut dalam proses pengumpulan kelengkapan data yang
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan uraian mengenai hal-hal yang akan
dilaporkan secara sistematika bab demi bab, dari bab hasil laporan penelitian
diperoleh gambaran yang berurutan dan saling terkait. Adapun sistematika
penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan. dalam pendahuluan ini dijelaskan tentang hal-hal
yang berkaitan dan berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, metodologi laporan tugas akhir,
serta sistematika penulisannya.
BAB IILandasan Teori. dalam bab dimaksudkan sebagai bab untuk
mengantarkan pada kerangka teoristik yang membahas tentang, pengertian
strategi, pengertian manajemen pemasaran, size business, bauran pemasaran ,
pengertian pembiayaan, pembiayaan menurut tujuan penggunaan, produk
pembiaan berdasarkan skim dan proses pembiayaan.
BAB III Laporan Obyek.Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran
umum perusahaan Bank SyariahMandiri Purwodadi dan penyusun
menggambarkan secara umum tentang obyek penelitian antara lain, sejarah
mengenai pendirian Bank Syariah Mandiri, visi dan misi, stuktur organisasi, dan
produk-produk yang ditawarkan.
BAB IV Analisis.Bab ini merumuskan tentang hal yang berkaitan dari
penjelasan diawal, berisi tentang prosedur, strategi dan pembiayaan warung
mikro.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Prosedur
1. Pengertian Prosedur
Prosedur adalah suatu urutan klerikal atau pekerjaan, biasanya melibatkan
beberapa orang atau dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-berulang. (Mulyadi, 2001:5)
Prosedur menurut kamus lengkap bahasa Indonesia dapat juga berarti cara
memecahkan suatu masalah yang dilakukan langkah demi langkah, cara
melakukan kegiatan yang disusun secara sistematis. (Em Zul Fajri, 2005:672)
2. Prosedur Oprasional Produk Penyaluran Dana
Prosedur operasional pembiayaan secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Karyawan bagian operasiaonal pembiayaan menerima dokumen-dokumen
dari bagian support pembiayaan yang telah lengkap, yaitu:
1. Surat sanggup, TTUN (Tanda Terima Uang Nasabah)
2. Memo droping
3. Surat Kuasa Debet
4. Copy Up
b. Siapkan kartu pinjaman atau pembiayaan berdasarkan Copy Up (Usulaan
Pembiayaan). Kartu pinjaman atau pembiayaan mencakup data sebagai
1. Nama Debitur
2. Alamat rumah atau surat debitur
3. Tanggal diberikan atau dropping
4. Angsuran pertama
5. Jangka waktu pembiayaan
6. Debet rekening debitur
7. Jangka waktu pembiayaan
8. Debet rekening debitur
9. Tanggal akad
10.Jatuh tempo akad
11.Jumlah nominal
12.Jumlah margin atau bagi hasil
13.Segmen pembiayaan
14.Nama accoun manager
15.Nomor akad pembiayaan
16.Tujuan pembiayaan
17.Margin setara
18.Plafon pembiayaan
19.Nilai jaminan
c. Bedasarkan memo dropping siapkan lembar manifold penarikan pinjaman
atau pembiayaan.
Tiket penarikan atau pembiayaan terdiri dari empat lembar:
2. Tiket debet
3. Tiket kredit
4. Copy kartu kewajiban nasabah
d. Pada saat penarikan pinjaman atau pembiayaan, debitur dikenakan
biaya-biaya lain antara lain:
1. Biaya administrasi
2. Biaya BMBS (Badan Arbitrase Bank Syariah)
3. Biaya Notaris
4. Biaya Asuransi
e. Paraf kartu pinjaman atau pembiayaan, tikat atau lembar manifold
penarikan pinjaman dan tiket untuk pendebetan biaya-biaya, kemudian
terukan berikut surat sanggup, copy up dan dokumen lain kepada
karyawan pemeriksa (checker), yang akan memeriksa kebenaran
pembukuan dan membubuhkan parafnya pada kartu pinjaman atau
pembiayaan dan lembar manifold penarikan pinjaman (tiket)
f. Kepala bagian atau pejabat bank membubuhkan tanda tangan pada lembar
manifold, paraf pada pada kartu pinjaman atau pembiayaan dan tiket
biaya-biaya, kemudian mengembalikan semua dokumen tersebut kepada
karyawan pinjaman atau pembiayaan semua.
g. Teruskan lembar kartu kewajiban dari lembar manifold penarikan
pinjaman atau pembiayaan kepada karyawan peemegang kartu kewajiban
nasabah, yang akan memberi tanda terima dengan jalan membubuhkan
h. Teruskan kepada petugas yang akan ditunjukan untuk di file.
1. Kartu pinjaman atau pembiayaan menurut tanggal angsuran (jika
perlu dapat di file menurut nisbah bagi hasil keuntungan atau mark
up terlebih dahulu)
2. Copy up dan dokumen yang lain di file perdebitur sesuai
segmentasi pembiayaan dan menurut abjad.
3. TTUN (Tanda Terima Uang Nasabah) dan surat sanggup menurut
abjad dan dipisah persegmentasi. (Muhamad, 2001: 70-72)
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan
yang dikeluarkan untuk investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit pembiayaan dipakai untuk
mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti
bank syariah kepada nasabah. (Muhammad, 2001:8)
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan
itu berdasarkan persetujuan atau kesempatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil menurut ( UU
Perbankan Syariah No. 10/1998).
Pembiayaan Mikro adalah pembiayaan bersifat produktif kepada
nasabah/calon nasabah perorangan/badan usaha dengan limit s.d. Rp100 juta
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan dana atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiyah bittamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qard.
e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa. (Desk training, 2011:169)
2. Analisis Pembiayaan
a. Prinsip Pemberian Pembiayaan 1. Prinsip 5C
a. Characteratau watak calon nasabah
Dilihat dari kejujurannya lewat investasi yang dilakukan oleh maker,
keadaan lingkungan keluarga calon nasabah, dan riwayat peminjaman yang
dilakukan dibank lain. Selain itu, hal terpenting yang harus diperhatikan
adalah adanya unsur kemauan dari calon nasabah untuk melunasi
pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan atau lembaga
pembiayaan syariah yang bersangkutan.
b. Capitalatau Modal calon nasabah
Dalam modal ini yang dilihat adalah jumlah dana yang dimiliki
nasabah untuk membeli barang yang diperhitungkannya atau menjalankan
permohonan pembiayaan pun harus memiliki setidaknya uang muka untuk
membuka rekening yang akan digunakan sebagai cara pelunasan
pembiayaan nantinya.
c. Capacityatau kemampuan calon nasabah
Kemampuan calon nasabah untuk melunasi pembiayaan yang
diberikan oleh Lembga Keuangan Syariah (LKS), dilihat dari usaha calon
nasabah yang menjadi sumber pelunasan pembiayaan yang dimaksud.
d. Condition of Economi atau kondisi ekonomi calon nasabah
Melihat faktor-faktor luar (ekonomi makro) yang mungkin terjadi dan
dapat mempengaruhi kegiatan usaha calon nasabah yang menjadi sumbar
pelunasan dari pembiayaan LKS yang diberikan kepadanya.
e. Collateralatau agunan calon nasabah
Dalam konteks agunan ini berlaku prinsip, bahwa semua bentuk
pembiayaan dapat dimintakan agunan kecuali pembiayaan mudharabah.
Kenapa pembiayaan mudharabah tidak perlu ada jaminan?. karena resiko
pembagian keuntungan dan kerugiannya sudah jelas. (Anshori,
2008:196-197)
2. Prinsip 7P
a. Personality
Dengan menilai nasabah dari segi kepribadianya yang mencakup
sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan calon debitur dalam menghadapi
b. Party
Mengklasifikasikan calon debitur kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta
karakternya.
c. Purpose
Mengetahui calon debitur dalam mengambil pembiayaan, termasuk
jenis pembiayaan yang diinginkan calon debitur.
d. Prospect
Menilai usaha calon debitur dimasa yang akan datang menguntungkan
atau tidak.
e. Payment
Merupakan ukuran bagaimana calon debitur mengembalikan
pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
mengembalikan pembiayaan.
f. Profitability
Menganalisis bagaimana calon debitur dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat.
g. Protection
Tujuanya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapat perlindungan. Perlindungan berupa jaminan barang atau jaminan
b. Analisa pemberian pembiayaan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisa pemberian
pembiayaan antara lain:
1. Jenis usaha
Kebutuhan modal kerja masing-masing jenis usaha berbeda-beda.
2. Skala usaha
Besarnya kebutuhan modal kerja suatu usaha sangat tergantung kepada
skala usaha yang dijalankan. Semakin besar skala usaha yang dijalankan,
kebutuhan modal kerja akan semakin besar.
3. Tingkat usaha yang dijalankan.
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam melakukan analisa
pembiayaan antara lain:
a. Apakah proses produksi membutuhkan, tenaga ahli/ terdidik/ terlatih
dengan menggunakan peralatan yang canggih?
b. Apakah perusahaan memiliki tenaga ahli dan peralatan yang
dibutuhkan untuk menunjang proses produksi?
c. Apakah perusahaan memiliki sumber pasokan bahan baku yang tetap
yang dapat menjamin kesinambungan proses produksi?
d. Apakah perusahaan memiliki pelanggan tetap?
4. Karakter transaksi dalam sektor usaha yang akan dibiayai.
Dalam hal ini yang harus ditelaah adalah:
b. Bagaimana sistem penjualan hasil produk, tunai atau cicilan?
(Adiwarman, 2010: 234-235)
c. Unsur-unsur pembiayaan
Unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
pembiayaan adalah
1. Kepercayaan
Suatu keyakinan pemberi kredit atau pembiayaan bahwa
pembiayaan yang diberikan bank berupa uang, barang atau jasa akan
benar-benar diterima kembali dimasa mendatang.
2. Kesepakatan
Antara sipemberi dengan penerima pembiayaan, harus ada
kesepakatan, kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencangkup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati.
4. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko
kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya
tidak sengaja. Semakin panjang waktu suatu kredit semakin besar resiko
tidak tertagih, demikian pula sebaliknya.
5. Balas Jasa
Balas jasa atas kredit pada bank konfesional dalam bentuk bunga,
biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan
keuntungan bank. Sedangkan bagi bank syariah atas pembiayaan diberikan
balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. (Kasmir, 2001:74)
d. Tujuan Pembiayaan
1. Tujuan pembiayaan secara umum
a. Besarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yaang diajukan
b. Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan, untuk kebutuhan barang
investasi atau kebutuhan modal kerja.
c. Jangka waktu dari dari fasilitas pembiayaan yang diajukan
d. Penjelasan atas ulasan perubahan-perubahan yang ada
2. Pembiayaan menurut tujuan penggunaan
a. Produktif
Pembiayaan yang dipergunakan untuk tujuan produktif yang dapat
meningkatkan utility (faedah/kegunaan) yaitu faedah karena bentuk,
tempat, dan kepemilikan.
Pembiayaan produktif terbagi atas dua yaitu:
b. Investasi
Pembiayaan yang dipergunakan untuk membiayai pembelian
Contohnya: Bangunan pabrik, mesin, kendaraan, gudan, dll.
c. Modal Kerja
Pembiyaan yang dipergunakan untuk keperluan modal lancar yang
biasanya habis dalam satu atau beberapa kali produksi atau siklus usaha.
Contohnya: pembelian bahan mentah, pembelian barang dagangan,
pembayaran gaji, dll.
d. Konsumer
Pembiayaan yang dipergunakan untuk membiayai pembelian
barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung terhadap
kebutuhan manusia.
Jenis pembiayaan konsumer biasanya ditunjukan untuk golongan
berpendapatan tetap seperti pegawai. Namun, pengusahapun dapat masuk
dalam kategori ini jika akan membeli rumah pribadi atau kendaraan
pribadi.
Contohnya:
1. Pembelian rumah (KPR) untuk ditempati.
2. Pembelian kendaraan (KPM) untuk pribadi.
e. Produk pembiayaan berdasarkan skim 1. Pembiayaan Murabahah
Akad penyediaan barang berdasarkan sistem jual beli, dimana bank
nasabah dengan harga perolehan ditambah keuntungan (marjin) yang
disepakati. (Desk training, 2011: 169)
2. Pembiayaan Musyarakah ( Porsi salah satu pihak tidak boleh 100% )
Pencampuran dana untuk tujuan pembiayaan keuntungan, musyarakah
juga berarti akad antara orang-orang yang berserikat dalam hal modal dan
keuntungan.
Kerjasama (Syirkah) tersebut dapat berupa modal dan jasa. Pelaksana boleh
berasal dari salah satu anggota penyerta/ pihak lain (diluar anggota syirkah).
(Desk training, 2011: 169)
3. Pembiayaan mudharabah ( porsi penyertaan 100% : 0 )
Akad kerjasama usaha antara dua pihak shahibul maal menyediakan
modal 100% sedangkan pihak lainnya (mudharib) menjadi pengelola dengan
keuntungan dibagi menurut kesepakatan dimuka. (Desk training, 2011: 169)
Secara teknis Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara
Mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila mengalami kerugian ditanggung oleh pemilik modal
selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. (Sudarsono,
2003:69)
Mudharabah muqayyadah adalah akad mudharabah dimana shahibul maal
memberikan batasan kepada mudharib mengenai tempat, cara, dan obyek
a. Tidak mencampurkan dana shahibul maal dengan dana dari sumber
lain.
b. Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan dengan
pembayaran bertahap, tanpa penjamin atau tanpa jaminan.
c. Melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga. (Desk training,
2011: 169)
4. Pembiayaan Ijarah
Akad antara Bank (Mu’ajjir) dengan nasabah (musta’jir) untuk menyewa
suatu barang/obyek sewa (mu’jur) milik bank dan bank mendapatkan
imbalan jasa atas barang yang disewanya.
5. Pembiayaan Istishna
Akad jual beli barang (mashnu’) antara pemesan spesifikasi dan harga
barang pesanan disepakati di awal akad dengan pembayaran dilakukan
secara bertahap sesuai kesepakatan.
6. Pembiayaan salam
Pembiayaan suatu hasil produksi (komoditi) untuk pengiriman yang
ditangguhkan dengan pembayaran segera sesuai dengan persyaratan tertentu
atau penjualan suatu komoditi untuk pengiriman yang ditangguhkan sebagai
imbalan atas pembayaran segera.
Salam pararel adalah suatu akad salam dimana pelaksanaan kewajiban
Muslam Ilaih (penjual) tergantung pada penerimaan yang akan diperolehnya
(dalam kapasitas sebagai muslam) dari akad salam sebelumnya, dimana akad
7. Kafalah
Akad pemberian jaminan (makful alaih) yang diberikan satu pihak
kepada pihak lain dimana pemberi jaminan (kafil) bertanggung jawab atas
pembayaran kembali suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan
(makful).
8. Wakalah
Akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa (muwakkil) kepada penerima
kuasa (wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (taukil) atas nama pemberi
kuasa. (Desk training, 2011:188)
C. Strategi
1. Pengertian Strategi
Pengertiaan Strategi secara umum adalah proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Pengertian strategi secara khusus adalah merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan. (David,2011)
2. Definisi strategi
Definisi strategi menurut Henry Mintzberg yaitu:
Suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang akan dilakukan, suatu
yang memberi arah bagi tindakan-tindakan di masa depan,perilaku yang
konsisten antar waktu.
b. Posisi (Position)
Penentuan posisi dalam konteks persaingan.
c. Perspektif (Perspective)
Bagaimana suatu organisasi menjalankan kegiatannya.
d. Permainan (Play)
Kumpulan manuver untuk “menjinakkan” pihak lawan atau suatu cara
yang dilakukan untuk mengecoh pesaing. (Hendrawan, 2003: 3-4)
Hubungan antara strategi dan kinerja bisnis yang ditunjukkan dari hasil studi
PIMS (Profit Impact of Market Strategy) yaitu:
a. Dalam jangka panjang, faktor penentu paling penting bagi kinerja suatu
unit usaha adalah mutu produk yang lebih tinggi dibandingkan
kompetitornya.
b. Pangsa pasar dan profitabilitas berhubungan secara erat.
c. Intensitas investasi yang tinggi merupakan faktor yang menurunkan
profitabilitas.
d. Integrasi vertikal merupakan strategi yang menguntungkan pada sejumlah
bisnis, tetapi tidak pada bisnis yang lain.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi ROI ternyata juga memberi kontribusi
D. Manajemen Pemasaran
1. Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran menurut Stanton. Ia mengatakan bahwa pemasaran
meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha,
yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan, dan
mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan
pembeli, baik aktual maupun yang potensial.
Pengertian manajemen pemasaran adalah suatu perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian dari kegiatan menghimpun dana, menyalurkan dana, dan
jasa-jasa keuangan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan, keinginan, dan
kepuasan nasabah. (Husein, 2001:67)
2. Bauran Strategi pemasaran
Dalam praktek pemasaran yang harus diperhatikan oleh sebuah marketing,
untuk menembus kepasar dan mengenalkan produknya. Maka diperlukan
komponen yang terdiri atas bauran pemasaran yaitu Produk,Harga, Tempat atau
Saluran Distribusi,Promosi, Orang, Bukti Fisik, Proses.
a. Produk (Product)
Produk yang dihasilkan dalam Perbankan Syariah bukan berupa
barang, melainkan berupa jasa dan harus sesuai dengan prinsip syariah.
b. Harga (Price)
Menentukan harga jual produk berupa jasa yang ditawarkan dalam
Perbankan Syariah, harus menentukan harga jual yang bisa bersaingan
c. Tempat (Place)
Dalam penetrasi pasar tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh
tempat atau saluran distribusi yang baik, untuk menjual jasa yang
ditawarkan kepada konsumen.
d. Promosi (Promotion)
Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan
seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik berupa langsung maupun
tidak langsung. Tujuan promosi bank adalah untuk mengenalkan bank
kepada nasabah berupa produk dan jasa yang ditawarkan.
Keempat macam sarana promosi yang dapat digunakan:
1. Periklanan (Advertising)
Iklan dapat dilakukan dengan berbagai media:
a) Pemasangan billboart di jalan-jalan yang strategis.
b) Percetakan brosur baik disebarkan disetiap cabang atau
pusat-pusat perdagangan.
c) Pemasangan spanduk dilokasi tertentu yang strategis
d) Pemasangan iklan melalui koran, majalah, televisi, radio dan
lain-lain
2. Promosi penjualan
a) Pemberian bagi hasil khusus untuk jumlah dana yang relatif besar
walaupun hal ini akan mengakibatkan persaingan tidak sehat.
b) Pemberian intensif kepada setiap nasabah yang memiliki
simpanan dengan saldo tertentu.
c) Pemberian cindera mata, hadiah serta kenang-kenangan lainya
kepada nasabah yang loyal.
3. Publisitas
Publisitas merupakan kegiatan untuk memancing nasabah melalui
kegiatan seperti pameran, bakti sosial, kuis, dan kegiatan lainnya.
4. Penjualan Pribadi
Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara umum dilakukan
oleh seluruh pegawai bank, mulai dari cleaning service, satpam
sampai pejabat bank. (widiyastuti, 2009: 25-26)
e. Orang (People)
Sumber Daya Manusia (SDM)ini sendiri juga akan sangat efektif
dengan tingkat kepuasan para pelanggan Perbankan Syariah. Karena jika
strategi yang diimplementasikan keliru, maka akan berakibat fatal terhadap
tingkat kepuasan pelanggan secara jangka panjang.
f. Proses (Process)
Dalam Perbankan Syariah, bagaimana proses atau mekanisme, mulai
pelanggan Perbankan Syariah yang efektif dan efisien, perlu
dikembangkan dan ditingkatkan.
Produk berupa pelayanan jasaPerbankan Syariah, dapat berupa cara
dan bentuk pelayanan kepada nasabah dan dalam pelayanan pembiayaan
adalah cepatnya pencairan yang diajukan dalam pembiayaan ini juga
merupakan bukti nyata.( http://management/item/32-konsep-7p-marketing-mix-pada-perbankan-syariah)
E. UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)
1. Pengertian UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecildan Menengah (UMKM) :
1. Pengertian UMKM
a) Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
b) Usaha Kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
c) Usaha Menengah
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (Departemen Koperasi:
2008)
UKM di Indonesia telah mendapat perhatian dan bina pemerintah dengan
membuat portofolio kementrian yaitu menteri koprasi dan UKM. Kementerian
tersebut mengelompokan UKM berdasarkan total aset, total penjualan tahunan
dan status usaha dengan kriteria sebagai berikut:
Warung mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat
tradisional dan informal, dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan belum
berbadan hukum, hasil bisnis tersebut paling banyak Rp 100 juta (menurut
Bank Syariah Mandiri)
2. Usaha kecil
Kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200
Juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Usaha yang memiliki, penjualan tahunan paling banyak 1 milyar
c. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang
maupun tidak langsung, dengan usaha menengah atau skalia
besar.
d. Berbentuk usaha yang dimiliki orang perorangan, badan usaha
yang tidak berbadan hukum/badan usaha yang berbadan hukum,
termasuk koprasi.
3. Usaha menengah
Kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih besar Rp 200 juta
sampai dengan paling banyak Rp 10 milyar, tidak termasuk
tanah dan bangunan usaha.
b. Usaha yang berdiri sendiri, bukan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasi, atau terafiliasi,baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau skala
besar.
c. Berbentuk usaha yang dimiliki orang perorangan badan usaha
yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan
hukum, termasuk koprasi. (Husein, 2001:7-8)
2. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) pada masa Krisis
Alasan-alasan UKM bisa bertahan dan cenderung meningkat
a. Sebagian besar UKM memproduksi barang konsumsi dan
jasa-jasa dengan elastitas permintaan terhadap pendapatan yang
rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak
banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang
dihasilkan. Sebaiknya kenaikan tingkat pendapatan juga tidak
berpengaruh pada permintaan.
b. Sebagian besar UKM tidak mendapat modal dari bank.
Implikasinya keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku
bunga, tidak banyak mempengaruhi sektor ini. Berbeda dengan
sektor perbankan bermasalah, maka usaha skala besar ikut
terganggu kegiatan usahanya. Sedangkan UKM dapat bertahan.
Di Indonesia, UKM mempergunakan modal sendiri dari
tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah.
c. UKM mempunyai modal yang terbatas dan pasar yang bersaing,
dampaknya UKM mempunyai spesialisasi produksi yang ketat.
Hal ini memungkinkan UKM mudah untuk pindah dari usaha
yang satu ke usaha lain, hambatan keluar masuk tidak ada.
d. Reformasi menghapuskan hambatan-hambatan di pasar, UKM
mempunyai pilihan lebih banyak dalam pengadaan bahan baku.
Akibatnya biaya produksi turun dan efisiensi meningkat. Akan
tetapi, karena bersamaan dengan terjadinya krisis ekonomi,
e. Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan
menyebabkan sektor formal banyak memberhentikan
pekerja-pekerjaan. Para penganggur tersebut memasuki sektor informasi,
melakukan kegiatan usaha yang umumnya berskala kecil,
akibatnya jumlah UKM meningkat. (Rachman, 2004:35)
F. Bisnis
1. Pengertian Bisnis
Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy
yang berarti “sibuk”. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan
yang mendatangkan keuntungan.Secara etimologi, bisnis berarti keadaan
dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakakukan pekerjaan yang
menghasilkan keuntungan. Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi
yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk
mendapatkan laba.
(http://tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-bisnis.html)
Dari reverensi diatas penulis menyimpulkan bahwa Size Business adalah
ukuran atau pencapaian suatu organisasi untuk menjual barang atau jasa yang
2. Perspektif bisnis
Christensen memberikan pandangan-pandangannya mengenai kehidupan
dari perspektif bisnis, yaitu:
a. Kemiripan
Para pemimpin kunci dan pegawai-pegawainya harus memiliki
kemiripan dalam tujuan di benak mereka sehingga mereka pada
akhirnya bertemu di satu titik tujuan yang sama walaupun sebenarnya
berjalan dengan rute berbeda.
b. Komitmen
Saat kemiripan dalam pola pikir untuk mencapai tujuan yang sama
itu tercapai, para pemimpin dan pegawainya akan mencapai tingkatan
yang lebih dalam dari tujuan perusahaan.
c. Metrics
Dengan metrics atau tolok ukur kinerja, semua orang dalam
perusahaan dapat mendefinisikan hasil yang dicapai dan
menyempurnakan kinerja mereka selanjutnya. (http://www.
unsur-utama-tujuan-bisnis.html)
3. Tujuan pengelompokan atau bisnis
Tujuan pengelompokkan usaha atau bisnis dapat disebutkan beragam dan
pada intinya mencakup empat macam tujuan, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk keperluan analisis yang dikaitkan dengan ilmu pengetahuan
b. Untuk keperluan penentuan kebijakan-kebijakan pemerintah
c. Untuk menyakinkan pemilik modal atau pengetahuan tentang posisi
perusahaanya.
d. Untuk pertimbangan badan tertentu berkaitan dengan antisipasi kinerja
perusahaan. (Tiktik dan Rachman, 2004: 16-17)
G. Kendala dan Pengembangan Bank Syariah 1. Kendala Bank Syariah
Dalam perkembangan bank syariah menghadapi berbagai kendala, kendala
tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. Sumber daya manusia, maraknya Bank Syariah Mandiri di
Indonesia tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang
memadai. Keadaan ini mengakibatkan akselerasi hukum islam
dalam praktek perbankan kurang cepat dapat diakomodasi dalam
sistem perbankan, sehingga kemampuan pengembangan bank
syariah menjadi lambat.
b. Belum terpenuhinya peraturan pemerintah.
di bidang perbankan syariah yang memadai. Walaupun pasca krisis
berlangsung pembahasan Undang-Undang (UU) bank dan
lembaga keuangan syariah trend-nya meningkat dari BI dan
pemerintah. Namun upaya untuk merealisasi UU yang lebih
komprehensif belum begitu memadai.
Hal ini diakibatkan lingkung akademisi lebih memperkenalkan
kajian-kajian perbankan yang berbasis pada instrumen
konvensiaonal. Kondisi ini lebih disebabkan lingkungan
pendidikan kita lebih familier dengan diliteratur- diliteratur
ekonomi konvesional dibandingkan diliteratur ekonomi
islam/syariah.
d. Kurangnya sosialisasi ke masyarakat tentang keberadaan bank
syariah. Sosialisasi tidak sekedar memperkenalkan keberadaan
bank syariah disuatu tempat, tetapi juga memperkenalkan
keberadaan bank syariah disuatu tempat, tetapi juga
memperkenalkan mekanisme, produk bank syariah dan
instrumen-instrumen keuangan bank syariah kepada masyarakat.
(Sudarsono, 2003: 49)
2.Pengembangan Bank Syariah
Program pengembangan perbankan syariah selalu
mempertimbangkan kondisi-kondisi serta lingkungan yang menyertainya.
Oleh karena itu dalam pengembangan bank syariah diterapkan sejumlah
prinsip-prinsip pokok kebijakan pengembangan yang antara lain sebagai
berikut:
a. Pengembangan jaringan kantor perbankan syariah diserahkan
sepenuhnya kepada mekanisme pasar (market driven) yaitu
syariah dengan investor atau lembaga perbankan yang
menyediakan pelayanan jasa perbankan syariah.
b. Peraturan dan pengembangan perbankan syariah dilaksanakan
dengan tidak menerapkan infant industry argument yaitu
memberikan perlakuan-perlakuan khusus.perlakuan yang sama
antara bank konvesiaonal dan bank syariah. Perbedaan pengaturan
dan ketentuan yang diharapkan pada perbankan syariah
dilaksanakan dalam rangka memenuhi prinsip syariah.
c. Pengembangan perbankan syariah baik dari sisi kelembagaan
maupun pengaturan dilaksanakan secara bertahap dan
berkelanjutan . berkaitan dengan hal ini, kita tidak dapat
mengharap satu kesempurnaan baik dari aspek operasional
maupun dari aspek syariah dari suatu sistem perbankan syariah
yang baru berkembang.
d. Peraturan dan pengembangan perbankan syariah menerapkan
prinsip universalitas sesuai dengan nilai dasar Islam yaitu rahmat
bagi sekalian alam.
e. Mengingat bahwa perbankan syariah adalah sistem perbankan
yang mengedepankan moralitas dan etika, maka nikai-nilai yang
menjadi dasar dalam pengaturan dan pengembangan serta
nilai-nilai yang harus diterapkan dalam operasi perbankan adalah sidiq,
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah dan PerkembanganBank Syariah Mandiri
Latar belakang didirikannya Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah
dengan adanya krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997 tepatnya
bulan Juli krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan di Indonesia
yang didorong oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang
sangat, yang menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil
tindakan untuk merekonstruksi dan merekapitalisasi sebagian bank di
Indonesia.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan,
telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank syariah di
Indonesia. Undang-Undang tersebut telah memungkinkan baik beroperasi
sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang syariah.
Pada tanggal 25 Oktober 1999 Bank Indonesia melalui surat
keputusan Gubernur Bank Indonesia No.1/24/KEP.BI/1999 telah
memberikan perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan
usaha berupa prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti selanjutnya
dengan surat keputusan deputi Gubernur Bank Indonesia
menyetujui Bank Susila Bakti menjadi Bank Syariah Mandiri (BSM),
pada tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya
PT. Bank Syariah Mandiri (BSM).
Bank Syariah Mandiri adalah lembaga perbankan di Indonesia. Bank ini
berdiri pada 1973 dengan nama Bank Susila Bakti(dimiliki YKP BDN dan
Mahkota). Bank ini diambil alih oleh Bank Mandiri menjadi Bank Syariah.
Pada 19 Mei 1999, menjadi Bank Syariah Sakinah Mandiri, Pada 8 September
1999 menjadi Bank Syariah Mandiri. Resmi menjadi Bank Syariah pada 1
November 1999. Senin, tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama
broperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Bank ini hadir sebagai bank yang
mengkombinasikan idialisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi
operasinya.
Adapun untuk wilayah Purwodadi yaitu Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Purwodadi berada di di Jl. Suprapto No. 90 Purwodadi
yang berdiri dan mulai beroperasi pada tanggal 18 November 2010.
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri (BSM)
a. Visi: Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
b. Misi:
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang
berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana consumen dan penyaluran
3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam
lingkungan kerja yang sehat.
4. Mengembangkan nilai-nilai syari’ah universal.
5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan
yang sehat.
C. Budaya perusahaan
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai
sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang
disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah
Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared
ValuesBank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”. a. Excellence:
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang
terpadu dan berkesinambungan.
b. Teamwork:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
c. Humanity:
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
d. Integrity:
e. Customer Focus:
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk
menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya
dan menguntungkan.
Penjabaran Nilai-nilai “ ETHIC” di bidang Pembiayaan yaitu:
a. Taat dan disiplin terhadap prinsip-prinsip syariah, ketentuan
eksternal dan kebijakan internal bank terkait dengan pembiayaan.
b. Konsisten menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian dalam proses
pemberi pembiayaan.
c. Pemahaman yang mendalam tentang kondisi, stuktur/skema,
tujuan penggunaan, sumber pelunasan pembiayaan nasabah.
D. Struktur Organisasi BSM KCP Purwodadi
Organisasi dalam menjalankan usahanya melakukan
aktivitas-aktivitas pokok agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Bank perlu
adanya struktur organisasi yang tepat dan dapat dengan jelas membagi
wewenang dan tanggung jawab seseorang yang ada dalam organisasi
tersebut. Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah
manusia yang terkait dalam hubungan formal dalam rangka hirarki
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam setiap organisasi
Gambar 3.1
Bagan struktur organisasi BSM Purwoadadi
Operasional Konsumer/Komersial Mikro
Daftar Karyawan Bank Mandiri Syariah KCP Purwodadi
1. Kepala KCP Purwodadi : Eko Suharyono
2. OO ( Operation Officer) : Sony Arsena
3. AO (Account Officer) : Gatot Dirgantoro
4. Kepala Warung Mikro : Novan Driyan Kresna
5. OB (Back Office) : Intan Rike
6. CS (Customer Service) : Rendi Horison
7. Teller : Anik dan Diana
8. PMS (Pelaksana Marketing Support) :Risa Fitroh Kusumaningdyah
9. SFE : Triyadi dan Andi
10. APM : Putri Tara
11. PMM : a. Susiyanti
b. Sri Basuki
2. Budi Sarono
1. Satpam : a. Akhmad Maftah
b. Fatah Abdul Aziz
c. Sarwono
d. Muhammad Tukino
2. OB : a. Andi dan Slamet
Tugas dan Tanggung Jawab:
Kepala Cabang Pembantu
a. Memastikan tercapainya target bisnis yang meliputi, pendanaan,
pembiayaan, laba bersih, dll
b. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah
c. Membuat evaluasi pelaksanaan rencana kerja.
d. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja
seluruh pegawai bawahan langsung, untuk memastikan tercapainya
target.
e. Memastikan kepatuhan penggunaan wewenang limit transaksi
operasional oleh bawahannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
f. Mengusulkan kebutuhan penambahan pegawai dibagiannya sesuai
dengan hasil perhitungan manning analisis dan kebutuhan bank.
g. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan bawahan agar
memenuhi persyaratan minimum agar dapat melaksanakan pekerjaan
sesuai standar dan SOP.
AO ( Account Officer)
a. Mendapat calon nasabah pembiayaan yang prospektif.
b. Memastikan kelengkapan dokumen aplikasi pembiayaan.
c. Menindaklanjuti permohonan pembiayaan nasabah dalam bentuk
NAP.
d. Memastikan persetujuan atau penolakan pembiayaan yang diajukan
f. Memasarkan produk pendanaan dan haji sesuai strategi pemasaran
yang telah ditetapkan.
PMS ( Pelaksana Marketing Support)
a. Memastikan kelengkapan persyaratan pendatanganan akad dan
pencairan pembiayaan nasabah.
b. Membuat pengajukan BI/Bank/Trade Checking.
c. Membuat SP3 atau surat penolakan atas permohonan pembiayaan
nasabah yang ditolak.
d. Menerbitkan surat peringatan pembayaran kewajiban nasabah.
e. Melakukan korespondensi berkaitan dengan pendanaan baik internal
dan eksternal.
f. Menyusun laporan portofolio dan profitability nasabah, baik
pembiayaan maupun pendanaan.
g. Memelihara data profil nasabah pendanaan.
h. Menyusun laporan pencapaian target.
OO (Operation Officer)
a. Memastikan terkendalinya biaya operasional dengan efisien dan
efektif.
b. Memastikan dan mengelola transaksi harian operasional telah sesuai
dengan ketentuan dan SOP yang telah ditetapkan.
c. Mengelola semua kegiatan administrasi, dokumentasi dan kewajiban
d. Memastikan ketersediaan dan keamanan dokumen beharga Bank, Pin
Kartu ATM maupun key access layanan e-banking.
e. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja
seluruh pegawai bawahan langsung.
CS ( Customer Service)
a. Memberikan informasi produk dan jasa bank kepada nasabah.
b. Memproses permohonan pembukaan dan penutupan rekening
tabungan, giro dan deposito.
c. Memblokir kartu ATM nasabah sesuai permintaan nasabah.
d. Menginput data customer dan loan facility yang lengkap dan akurat.
e. Memelihara persediaan kartu ATM sesuai kebutuhan.
f. Menyampaikan dokumen beharga Bank dan kartu ATM kepada
nasabah.
g. Memastikan tersedianya media promosi produk dan jasa bank.
Teller
a. Melakukan transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan ketentuan
SOP.
b. Mengelola saldo kas teller sesuai limit yang ditentukan.
c. Mengelola uang yang layak dan tidak layak edar.
d. Menjaga keamanan uang tunai di mesin ATM.
e. Mengisi uang tunai di mesin ATM.
BO (Back Office)
a. Melaksanakan transaksi transfer keluar dan masuk sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang berlaku.
b. Memelihara administrasi dan dokumen seluruh transaksi.
c. Menjaga kerahasiaan pasword yang menjadi wewenang.
d. Menggunakan wewenang limit transaksi operasional sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
e. Memastikan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan sebelum
dicairkan.
f. Memelihara dokumen pencairan dan dokumen legal pembiayaan
dengan tertib dan aman.
g. Menyediakan informasi data nasabah.
h. Memenuhi data dan Informasi jaminan.
i. Membebankan biaya administrasi pembiayaan dan biaya lainnya yang
terkait.
j. Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor.
k. Melakukan administrasi dan pengarsipan terhadap seluruh dokumen
terkait pelaporan.
Kepala Warung Mikro
a. Mendapat calon nasabah pembiayaan warung mikro yang sesuai
target yang diberikan.
c. Menindak lanjuti permohonan pembiayaan nasabah warung mikro
dalam bentuk NAP.
d. Memastikan persetujuan atau penolakan pembiayaan yang diajukan.
e. Menyelesaikan pembiayaan warung mikro yang bermasalah.
Analisis
a. Melakukan proses analisa pembiayaan berdasarkan data dan
kelengkapan dokumen.
b. Membuat Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan Mikro (SP3M)
c. Mengembalikan membuat Surat Penegasan Persetujuan
Pembiayaan Mikro (SP3M), dll.
Mentor
a. Melakukan penagihan terhadap nasabah yang mengalami kredit
macet,dll.
b. Melelangkan atau menjual agunan bagi nasabah yang tidak mampu
membayar kewajibanya.
c. Melakukan survei kepada calon nasabah yang ingin melakukan
pembiayaan.
APM
a. Membuat akad pembiayaan yang sesuai dengan permintaan calon
nasabah.
b. Melakukan pengecekan kelengkapan data, dll.