BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan kepada siswa dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Pembelajaran matematika pada dasarnya dilakukan melalui tahapan-tahapan yaitu penanaman konsep, pemahaman konsep, pembinaan ketrampilan, dan penerapan konsep (Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, 2011:1). Tahap penanaman konsep memerlukan media pembelajaran untuk membantu guru untuk menanamkan konsep kepada siswa, semakin kongkrit media yang digunakan maka akan semakin mudah siswa menguasai konsep.
dapat dikatakan belum berhasil dan Indonesia masih berada jauh dibawah negara-negara lain.
Dienes mengemukakan bahwa, tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik. Hal ini mengandung arti bahwa, jika benda-benda atau objek-objek dalam bentuk nyata akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika (Aisyah, 2008: 8). Pendapat tersebut sejalan dengan teori Piaget yang menyatakan bahwa anak usia tujuh sampai dua belas tahun berada pada tahap perkembangan opersional konkret (Rahyubi, 2014:131). Sejalan dengan itu klasifikasi yang diadakan oleh Dale yang dikenal dengan „kerucut pengalaman‟ atau
cone of experience menunjukan bahwa anak akan lebih mengingat
pelajaran atau materi sampai 90% ketika siswa melakukan sesuatu.
pembelajaran akan lebih optimal apabila melibatkan siswa secara aktif dalam penggunaannya.
Obsevasi awal yang dilakukan dibeberapa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Banyumas menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran matematika di sekolah masih kurang optimal. Kondisi tersebut membuat siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, sebagian siswa juga ada yang kurang memperhatikan penjelasan guru, dan tidak aktif dalam pembelajaran. Jika kondisi tersebut dibiarkan maka akan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
konsep mengenai jaring-jaing bangun ruang yang lebih konkrit dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Y, selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap media jaring-jaring bangun ruang yang telah ada. Kekurangan pada media jaring-jaring bangun ruang berdasarkan hasil evaluasi diantaranya siswa tidak dapat menemukan sendiri bentuk dari jaring-jaring bangun ruang, bahan yang digunakan kurang awet untuk dipakai berulang kali dan warna yang kurang menarik.
Dari hasil evaluasi tesebut, peneliti mencoba mengembangkan media pembelajaran jaring-jaring bangun ruang yang sebelumnya tidak bisa melibatkan siswa secara aktif dan tidak awet menjadi media puzzle jaring-jaring bangun ruang yang bisa membuat siswa menemukan sendiri berbagai pola jaring-jaring banggun ruang. Pengembangan media puzzle jaring-jaring banggun ruang nantinya akan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPS). Pengembangan bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran khususnya materi jaring-jaring bangun ruang.
bangun ruang didasarkan pada tahapan perkembangan siswa sekolah dasar yaitu operasional kongkrit sehingga siswa lebih mudah menguasai konsep yang diberikan. Pada tahap operasional kongkrit dalam belajar siswa masih memerlukan benda kongkrit untuk memahami konsep yang abstrak. Dengan demikian prestasi belajar siswa dapat meningkat. Lebih dari itu siswa memiliki ketrampilan untuk menyusun jaring-jaring bangun ruang menjadi bangun ruang dan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TPS siswa akan memiliki pengalaman bekerjasama dalam kelompok.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi faktual pemanfaatan media pada materi jaring-jaring bangun ruang sederhana di kelas V sekolah dasar?
2. Bagaimana pengembangan media pembelajaran matematika pada materi jaring-jaring bangun ruang sederhana menggunakan puzzle di kelas V SD?
3. Bagaimana penilaian pakar terhadap kelayakan media pembelajaran matematika puzzle jaring-jaring bangun ruang di kelas V SD?
5. Bagaimana penilaian guru dan respon siswa tehadap media pembelajaran matematika pada puzzle jaring-jaring bangun ruang di kelas V SD?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan antara lain:
1. Mengetahui kondisi faktual pemanfaatan media pada materi jaring-jaring bangun uang sederhana di kelas V sekolah dasar
2. Mengetahui pengembangan media pembelajaran matematika pada materi jaring-jaring bangun ruang sederhana menggunakan puzzle di kelas V SD
3. Mengetahui penilaian pakar terhadap kelayakan media pembelajaran matematika puzzle jaring-jaring bangun ruang di kelas V SD
4. Mengetahui pengaruh pemanfaatan media pembelajaran matematika puzzle jaring-jaring bangun ruang di kelas V SD
5. Mengetahui penilaian guru dan respon siswa tehadap media pembelajaran matematika pada puzzle jaring-jaring bangun ruang di kelas V SD
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang dapat diambil adalah:
a. Menemukan cara baru dalam mengembangkan media pembelajaran matematika.
b. Menambah pengetahuan pengembangan media pembelajaran matematika pada materi jaring-jaring bangun ruang sederhana. 2. Manfaat Praktis
Manfaat langsung yang dapat diperoleh dari pihak-pihak yang terkait yaitu:
a. Siswa
1) Media pembelajaran Matematika puzzle jaring-jaring bangun ruang sederhana dapat menarik perhatian peserta didik, menumbuhkan minat dan motivasi dalam belajar, serta dapat memberikan pemahaman konsep kepada peserta didik.
2) Dengan adanya media pembelajaran puzzle jaring-jaring bangun ruang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Guru
Guru dapat memeroleh media pembelajaran matematika baru pada materi jaring-jaring bangun ruang sederhana yang lebih efektif dan mampu meningkatkan pemahaman peserta didik.
c. Sekolah
2) Mengoptimalkan sarana dan prasarana di sekolah yang dapat memaksilamalkan proses pembelajaran.
d. Peneliti
1) Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan media pembelajaran matematika pada materi jaring-jaring bangun ruang sederhana.