• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sekolah 1. Pengertian Manajemen - YANUAR A. BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sekolah 1. Pengertian Manajemen - YANUAR A. BAB II"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Sekolah

1. Pengertian Manajemen

Organisasi atau lembaga pendidikan baik formal maupun non formal sangat membutuhkan pengelolaan atau manajemen. Terry dan Leslie (2009: 1) mengatakan bahwa manajemen adalah suatu proses kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok individu ke arah tujuan organisasional atau maksud yang nyata. Fattah (2011: 1) mengatakan bahwa manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Muhaimin, dkk (2011: 4) mengatakan bahwa manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan serangkaian proses pengelolaan berbagai komponen yang ada di dalamnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(2)

proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yaitu: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konsep manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh. Proses pengambilan keputusan melibatkan pendayagunaan segala sumber daya secara efisien disertai cara penetapan dan cara pelaksanaan oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dalam perencanaan perlu untuk melaksanakan analisis SWOT, yaitu Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan).

2. Pengertian Manajemen Sekolah

Manajemen dapat dilakukan oleh setiap organisasi diberbagai bidang, termasuk sekolah. Sagala (2011: 55) mengatakan bahwa manajemen sekolah adalah proses dan instansi yang memimpin dan membimbing penyelenggaraan pekerjaan sekolah sebagai suatu organisasi dan mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.

(3)

adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.

Pengelolaan manajemen dilakukan untuk mendayagunakan sumberdaya yang dimiliki secara terintegrasi dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan sekolah. Pengelolaan dilakukan oleh Kepala Sekolah (KS) dengan kewenangan sebagai manajer sekolah melalui komando atau keputusan yang telah ditetapkan dengan mengarahkan sumberdaya untuk mencapai tujuan. Rohiat (2010: 14) mengatakan bahwa manajer mengaturnya melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian).

Manajemen sekolah diartikan sebagai proses pendayagunaan sumber daya sekolah. Pendayagunaan sumber daya tersebut melalui kegiatan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi tersebut diantaranya adalah fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian secara lebih efektif dan efisien dengan segala aspeknya menggunakan semua potensi yang tersedia agar tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta produktivitas sekolah yang bermutu.

Terdapat beberapa langkah pelaksanaan manajemen peningkatan mutu sekolah. Sagala (2011: 55-56) menjelaskan bahwa setiap sekolah melaksanakan manajemen peningkatan mutu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan visi, misi, tujuan dan target peningkatan mutu secara berkelanjutan;

(4)

c. Melaksanakan program sekolah sesuai formulasi perencanaan; d. Melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap program kerja

yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas serta kualitas penyelenggaraan program sekolah; e. Menyusun laporan kemajuan sekolah dan melaporkannya kepada

orang tua siswa kemajuan hasil belajar anak-anaknya di sekolah, melaporkan kemajuan sekolah kepada masyarakat dan stakeholders sekolah serta pemerintah daerah;

f. Merumuskan program baru sebagai hasil evaluasi program sekolah dan kelanjutan dari program yang telah dilaksanakan menggunakan perencanaan strategik sekolah.

Langkah yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan manajemen peningkatan mutu harus melalui tahapan-tahapan. Tahapan manejemen dimulai dari proses merumuskan rencana dan tujuan, pengunaan strategi yang tepat, pelaksanaan dan pelaporan serta ditutup dengan menentukan langkah baru untuk meningkatkan mutu yang lebih baik. Langkah ini penting untuk mengukur pencapaian tujuan dan kualitas sekolah.

3. Manajemen Sekolah Dasar

Sekolah dasar (SD) tidak ubahnya sebagai institusi atau lembaga yang mengemban misi tertentu. Misi yang diemban yaitu melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi peserta didik dalam rangka mengantarkan peserta didik menuju pendidikan yang selanjutnya.

(5)

Manajemen SD berarti penggunaan orang-orang dan sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan sekolah dasar tersebut.

Manajemen SD dalam pelaksanaannya memiliki tujuan. Tujuan manajemen SD dijelaskan oleh Bafadal (2006: 56) bahwa tujuan manajemen sekolah adalah sebagai berikut:

“Tujuan institusional sekolah dasar, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Dengan manajemen sekolah dasar yang baik, tujuan tersebut diharapkan dicapai secara efektif dan efisien”.

Manajemen SD memiliki kegiatan-kegiatan yang dijalankan dalam proses manajemen. Bafadal (2006: 58) menjabarkan kegiatan manajemen sekolah dasar meliputi:

a. Manajemen pembelajaran b. Manajemen peserta didik c. Manajemen kepegawaian

d. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan e. Manajemen keuangan

f. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat g. Manajemen layanan khusus.

Manajemen SD pada hakikatnya merupakan segala proses pedayagunaan semua komponen. Pendayagunaan komponen manajemen SD meliputi komponen manusia maupun komponen bukan manusia yang dimiliki sekolah dalam rangka mencapai tujuan secara efisien.

4. Komponen-Komponen dalam Manajemen Sekolah

(6)

menjabarkan komponen-komponen dalam manajemen sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Manajemen Kurikulum

Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh seluruh peserta didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun diluar sekolah. Pengalaman peserta didik di sekolah dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan pendidikan antara lain: mengikuti pelajaran di kelas, praktik keterampilan, latihan-latihan olahraga dan kesenian dan kegiatan karya wisata atau praktik dalam laboratorium di sekolah. Manajemen kurikulum di dalamnya terdapat kegiatan yang dititik beratkan kepada kelancaran pembinaan situasi belajar mengajar.

Kegiatan manajemen dititikberatkan pada usaha pembinaan situasi belajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting menurut Suryosubroto (2010: 42-44) dibagi menjadi dua kegiatan yaitu sebagai berikut:

1) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru a) Pembagian tugas mengajar

b) Pembagian tugas/ tanggung jawab dalam membina ekstrakulikuler

c) Koordinasi penyusunan persiapan mengajar

2) Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar mengajar

a) Penyusunan jadwal pelajaran.

b) Penyusunan program (rencana) berdasarkan satuan waktu tertentu (caturwulan, semesteran, tahunan).

c) Pengisian daftar kemajuan peserta didik. d) Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar. e) Laporan hasil evaluasi.

(7)

Kegiatan manajemen kurikulum melibatkan semua komponen mulai dari tugas pendidik hingga proses pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal tersebut dimaksudkan agar pelaksanaan kurikulum dapat berjalan sesuai dengan arah yang ditentukan.

b. Manajemen Personal Sekolah

Personal dalam sekolah disebut dengan pegawai. Personal di sekolah meliputi unsur guru dan karyawan. Secara terperinci dapat disebutkan keseluruhan personal sekolah adalah KS, guru, pegawai tata usaha dan pesuruh atau penjaga sekolah.

Kepala sekolah (KS) harus mampu menjadi manajer yang efisien dan pemimpin yang efektif. KS harus mencerminkan tampilan sebagai kekepalasekolahanan sejati, yaitu memiliki kemampuan manajemen dan dapat menampilkan sikap dan sifat sebagai KS. Istilah kekepalasekolahan bermakna segala yang berkaitan dengan tugas dan fungsi KS. Danim (2009: 12-13) menyebutkan bahwa fungsi organik manajemen merupakan roda gigi dalam menjalankan fungsi substansif, interaksi sinergis keduanya melahirkan sosok perilaku kekepalasekolahan ideal, yaitu mampu membawa organisasi sekolah untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

(8)

mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Mulyasa (2011: 126) menjelaskan kepemimpinan KS yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.

2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan masyarakat secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.

4) Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.

5) Bekerja dengan tim manajemen.

6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria untuk menjadi KS yang efektif harus mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pelaksanaan tugas KS yaitu dengan memberdayakan semua sumber daya yang ada dan berhasil mewujudkan tujuan sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.

c. Manajemen Tatalaksana Sekolah

Prinsip dalam manajemen tatalaksana sekolah adalah bertanggung jawab mengurusi semua kegiatan yang berlangsung di dalam sekolah. Beberapa tatalaksana sekolah (ketatausahaan sekolah) yang terpenting menurut Suryosubroto (2010: 104-111) adalah:

1) Surat dinas dan buku agenda

2) Buku ekspedisi (bukti surat yang dikirim sudah sampai kepada alamat atau orang yang diberi tanggung jawab)

3) Buku catatan rapat sekolah (notulen) 4) Buku pengumuman

(9)

7) Pemeliharaan perlengkapan sekolah 8) Kegiatan manajemen yang didindingkan.

Manajemen tatalaksana sekolah harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar dapat menciptakan sekolah yang memiliki pola manajemen kegiatan yang tersusun dengan rapi. Kegiatan yang tersusun dan terencana dengan baik akan berdampak pada peningkatan menuju sekolah yang efektif.

d. Manajemen Sarana Pendidikan

Sarana prasarana merupakan komponen yang penting dalam pelaksanaan pendidikan. Suharsimi dalam Suryosubroto (2010: 114) mengatakan bahwa yang termasuk prasarana pendidikan adalah bangunan sekolah dan alat perabot sekolah. Prasarana pendidikan ini juga berperan dalam proses belajar mengajar walaupun secara tidak langsung. Garis besarnya manajemen sarana dan prasarana meliputi lima hal yaitu: penentuan kebutuhan, proses pengadaan, pemakaian, pencatatan atau pengurusan, dan pertanggungjawaban.

e. Manajemen Keuangan Sekolah

(10)

mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2011: 47).

Persoalan yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar pada: uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya. f. Organisasi Sekolah (Lembaga Pendidikan Formal)

Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuan dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan. Suryosubroto (2010: 139-140) mengatakan bahwa melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui tugas dan wewenang KS, tugas guru, tugas karyawan sekolah (pegawai tata usaha).

g. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Kegiatan Humas)

(11)

kerja sama yang bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak.

Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati masyarakat umumnya serta publik khususnya. Fungsi tersebut membantu sekolah mensukseskan program-programnya sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat diantaranya adalah mengatur, memelihara, mengembangkan serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui berbagai bentuk komuikasi.

Hubungan sekolah dengan dengan masyarakat juga memiliki tujuan. Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat dapat ditinjau dari kepentingan sekolah. Sianipar dalam Purwanto (2010: 189-190) mengatakan bahwa pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:

a) Memelihara kelangsungan hidup sekolah.

b) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan. c) Memperlancar proses belajar mengajar.

d) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.

(12)

h. Manajemen Peserta Didik

Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam proses manajemen sekolah. Arikunto (1986: 11) menjelaskan devinisi peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Arti peserta didik yang lebih khusus dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Penjelasan tentang arti peserta didik di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah orang yang terdaftar dalam suatu proses pembelajaran tertentu.

Manajemen peserta didik memiliki arti yaitu pengelolaan peserta didik di dalam proses pendidikan di sekolah. Pengelolaan peserta didik tersebut dimaksudkan agar tercapainya kompetensi peserta didik secara maksimal.

5. Fungsi Manajemen

(13)

Hamalik (2010: 32) bahwa masing-masing fungsi manajemen tersebut mencakup beberapa sub fungsi yang bekerja secara bergiliran. Manajemen sekolah yang terdiri dari beberapa sub fungsi yang bekerja secara bergiliran mempunyai karakteristik tersendiri sebagai bagian dari fungsi manajemen. Rohiat (2010: 14) menjelaskan bahwa fungsi manajemen sebagai suatu karakteristik dari pendidikan muncul dari kebutuhan untuk memberikan arah pada perkembangan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam operasional sekolah.

Terdapat beberapa fungsi dalam manajemen sekolah. Sagala (2011: 56) menjabarkan fungsi manajemen sekolah dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Fungsi perencanaan

Perencanaan mengutamakan kontinuitas program sebagai lanjutan bagi terciptanya stabilitas kegiatan belajar mengajar di sekolah. Perencanaan adalah proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Proses perencanaan dilaksanakan secara kolaboratif atau kerja sama, yaitu dengan mengikutsertakan personal sekolah dalam semua tahap perencanaan.

b. Fungsi pengorganisasian

(14)

pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif.

Istilah organisasi dalam menjalankannya dapat disebut sebagai pengorganisasian, Sagala (2011: 58) menjelaskan bahwa pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerjasama sekolah. Tugas-tugas tersebut demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh masing-masing unit organisasi.

c. Fungsi penggerakan (Actuating)

Salah satu fungsi manajemen ialah fungsi penggerakan. Menggerakkan (actuating) diungkapkan oleh Terry (1977) dalam Sagala (2011: 59) yang berarti merangsang anggota kelompok melaksanakan tugasnya dengan antusias dan kemauan yang baik. Tugas menggerakkan dilakukan oleh pemimpin. Oleh karena itu kepemimpinan KS mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan personal sekolah melaksanakan program kerjanya. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menggerakkan adalah tugas pemimpin, pemimpin memiliki kemampuan untuk membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.

d. Fungsi pengoordinasian

(15)

mengerjakan unit-unit, orang-orang, lalu lintas informasi, dan pengawasan selektif mungkin, semuanya harus seimbang dan selaras dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sergiovani (1987) dalam Sagala (2011: 61) mengemukakan bahwa organisasi yang baik memberikan susunan administratif, aturan, mekanisme pengkoordinasian yang dibutuhkan untuk memudahkan menjalankan aktivitas organisasi secara maksimal.

Pengoordinasian mutlak diperlukan dalam organisasi pendidikan khususnya sekolah. Pengoordinasian dalam organisasi sekolah menurut Sagala (2011: 62) terdapat pembagian kerja yang amat substansi yaitu pekerjaan mendidik, pekerjaan manajemen sekolah dan manajemen pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai mutu yang dipersyaratkan.

e. Fungsi pengarahan

(16)

selesainya tugas yang diserahkan kepada personal untuk memenuhi tujuan individual dan kelompok.

Pengarahan dilakukan oleh individu yang memiliki jiwa kepemimpinan. Pengarahan dalam manajemen sekolah dilakukan oleh KS. Pengarahanan oleh individu yang mempunyai kepemimpinan diharapkan dapat mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sebaik-baiknya dalam mencapai tujuan. Kerjasama memerlukan proses pemantauan (monitoring), yaitu suatu kegiatan mengumpulkan data dalam usaha mengetahui kegiatan sekolah telah mencapai tujuannya atau tidak, dan kendala yang ditemui dalam pelaksanaannya. Hasil pemantauan itu menjadi penjelas bagi KS dalam memberi arahan dan menyampaikan informasi penting meningkatkan kinerja sekolah. Pemantauan dalam manajemen yang dilakukan oleh KS sangat penting untuk dilakukan karena diharapkan dapat meningkatkan mutu dan prestasi sekolah tersebut.

f. Fungsi pengawasan

(17)

Pengawasan dalam proses manajemen menjadi sangat perlu untuk dilakukan. Sagala (2011: 65) mengatakan bahwa pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui realisasi perilaku personal sekolah dan tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai yang dikehendaki atau tidak, kemudian dari hasil pengawasan akan dilakukan perbaikan. Pengawasan meliputi pemeriksaan semua berjalan sesuai rencana yang dibuat atau tidak, instruksi-instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.

B. Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan harus terus ditingkatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan mengikuti perkembangan zaman. Sallis (2015: 23) mengatakan bahwa mutu adalah sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri. Karwati (2013: 15) menjelaskan pengertian mutu adalah berkaitan dengan baik buruknya suatu benda, kadar, atau derajat. Mutu pendidikan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1 dalam Karwati (2013: 17) adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional. Kualitas atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat.

(18)

hal yang membedakan antara yang baik dan sebaliknya. Mulyasana (2012: 98) mengatakan bahwa baik buruk atau berkualitas tidaknya pendidikan akan banyak dipengaruhi oleh sistem tata kelola. Tata kelola pendidikan sangat mempengaruhi baik buruk atau berkualitas tidaknya pendidikan. Sallis (2015: 24) mengatakan mutu dalam pendidikan yang pada akhirnya merupakan hal yang membedakan antara kesuksesan dan kegagalan.

Kesuksesan mutu dalam pendidikan dapat dilihat dari ketercapaian hasil pendidikan yang berkualitas. Mulyasana (2012: 120) mengatakan sebagai berikut:

“Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu melakukan

proses pematangan kualitas peserta didik yang dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidak mampuan, ketidak berdayaan, ketidak benaran, ketidak jujuran, dan dari buruknya akhlak dan keimanan”.

Kesuksesan dan kegagalan peningkatan mutu menjadi tantangan tersendiri bagi setiap sekolah. Komariah (2008: 29) dalam bukunya mengatakan bahwa mutu sudah menjadi keharusan yang tidak terbantahkan dan merupakan konsep yang paling manjur menjawab berbagai tantangan– tantangan yang semakin kompleks. Mutu menjadi indikator penting bagi efektivitas sekolah.

Mutu sebagai indikator didalamnya terdapat berbagai sumber. Sallis (2015: 24) menjelaskan tentang sumber mutu dalam pendidikan sebagai berikut:

(19)

aplikasi tergolong mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap pelajar dan anak didik, kurikulum yang memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut”.

Sumber mutu harus terus ditingkatkan pelayanannya dalam dunia pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan yang paling utama dilakukan oleh KS sebagai pemimpin. Peningkatan mutu juga harus didukung oleh semua pihak yang terkait. Peningkatan mutu melalui kerja sama juga dijelaskan oleh Sallis (2015: 162) yang mengatakan bahwa peningkatan mutu adalah sebuah kerja keras, dan mendapatkan dukungan semua pihak adalah pendekatan terbaik dalam menangani hal tersebut.

Mencapai lembaga pendidikan yang bermutu, maka lembaga pendidikan perlu memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang baik. Aktivitas pengelolaan administrasi tersebut menyangkut segenap kegiatan penataan atau pengaturan untuk menjalin kerjasama sekelompok individu untuk mencapai tujuan seperti guru dan karyawan. Upaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan adalah menentukan standar. Standar pendidikan Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah. Standar Nasional Pendidikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Standar Nasional Pendidikan menurut peraturan pemerintah 19/2005 dalam Mulyasana (2012: 147) antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

(20)

bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu;

c. standar proses adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan;

d. standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan;

e. standar sarana dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan tekhnologi informasi dan komunikasi;

f. standar pengelolaan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/ kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan;

g. standar pembiayaan adalah standar yang mengukur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun;

h. standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik.

Standar pendidikan dalam proses pelaksanaannya memiliki tujuan untuk dapat memberikan sumbangsih dalam pelayanan pendidikan khususnya sekolah berkualitas. Sekolah dapat dikatakan berkualitas disampaikan oleh Sagala

(21)

yang rendah menuju perubahan kualitas yang lebih tinggi sesuai dengan standar atau sesuai dengan tujuan yang telah dietapkan dan diinginkan sekolah.

1. Mutu Sekolah

Mutu adalah perubahan. Sebagai bentuk perubahan, mutu harus terus diperbaiki melalui program yang berkelanjutan. Fattah (2013: 119) mengatakan mutu berkelanjutan adalah sebagai berikut:

“Bahwa melalui pendekatan perbaikan mutu berkelanjutan, diharapkan dapat mengatasi masalah rendahnya mutu pendidikan yang tidak hanya mengandalkan pendekatan yang bersifat konvensional, melainkan dibutuhkan suatu pendekatan dalam rangka optimalisasi sumber daya dan sumber dana”.

Mutu sekolah pada dasarnya merupakan suatu komponen yang terpadu dari mutu pendidikan. Mutu sekolah lebih mengkhususkan pada pengembangan dan peningkatan mutu di lingkungan sekolah. Karwati (2013: 53) mengatakan bahwa peningkatan mutu sekolah melalui manajemen mutu adalah proses pengkoordinasian sumber daya yang ada di sekolah melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Peningkatan mutu sekolah yang diharapkan, baik dari proses yang ingin dilaksanakan di sekolah maupun dari ukuran atau karakteristik lulusan yang ingin dicapai oleh sekolah.

2. Mutu Sekolah Dasar

(22)

Sekolah dasar membutuhkan manajemen yang baik untuk dapat meningkatkan mutu pendidikannya. Bafadal (2006: 35) mengatakan bahwa pada prinsipnya, sekolah dasar sebagai satuan pendidikan tidak akan menjadi bermutu baik atau unggul dengan sendirinya, melainkan melalui upaya peningkatan mutu pendidikannya.

Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar hanya akan terjadi secara efektif apabila dikelola melalui manajemen yang tepat. Bafadal (2006: 35) menjelaskan selama ini peningkatan mutu pendidikan cenderung melalui manajemen yang sentralistik. Program peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar ditetapkan dan diupayakan secara sentralistik oleh pemerintah pusat. Peningkatan mutu pendidikan dasar sementara ini kurang memperhatikan kondisi, atau tidak berbasis sekolah.

Peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar harus terus dilakukan untuk dapat menciptakan sekolah yang bermutu. Bafadal (2006: 36) mengatakan bahwa peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar akan terjadi bilamana ada kemauan dan prakarsa dari bawah, KS, guru kelas, orang tua peserta didik, komite sekolah, berkemauan dan bekerja keras berupaya mengemban program-program peningkatan mutu pendidikan di sekolahnya.

3. Indikator Mutu sekolah

(23)

apakah berlangsung di dalam ruang kelas, serta seluruh budaya dan atmosfir sekolah (Daniel P. Mayer., et al., 2000) National Center for Education Statistic (NCES) USA. Ketiga bidang ini, ada 13 indikator mutu sekolah yang berkaitan dengan pengetahuan peserta didik. Indikator tersebut tersebut terbagi dalam 3 kelompok yaitu konteks sekolah, guru, dan kelas. 13 indikator tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Indikator Mutu Sekolah

(24)

Konsep ini meliputi cara pendekatan sekolah terhadap kepemimpinan pendidikan dan sasaran sekolah, pengembangan komunitas professional, dan penciptaan suatu iklim yang meminimalisasi masalah kedisiplinan serta memotivasi keunggulan akademik yang memengaruhi mutu sekolah dan pengetahuan peserta didik.

b. Guru

Mutu sekolah meningkat ketika guru memiliki keterampilan akademik yang tinggi, mengajar sesuai bidangnya seperti guru tersebut dilatih, dan teribat dalam program induksi yang bermutu tinggi serta pengembangan professional.

c. Ruang Kelas

Untuk memahami keefektifan ruang kelas, maka diperlukan pemahaman tetang isi kurikulum, pedagogi, materi pelajaran, dan peralatan sekolah yang digunakan.

Selain indikator mutu yang telah disebutkan, masih terdapat beberapa indikator mutu sekolah lainnya. Matthew, dkk dalam Karwati (2013: 57) memberikan indikator mutu sekolah yang dikenal dengan ISQ (Indicator of School Quality) yaitu sebagai berikut:

1) Dukungan orang tua (Parent Support); 2) Kinerja Pendidik (Teacher Excellence);

3) Komitmen Peserta Didik (Student Commitment); 4) Kepemimpinan Sekolah (School Leadership); 5) Mutu Pembelajaran (Instructional Quality);

(25)

Indikator mutu sekolah dapat menjadi petunjuk atau sebagai keterangan untuk mengukur ketercapaian mutu sekolah. Oleh karena itu perlu adanya komitmen yang tinggi dan dukungan oleh berbagai pihak yang terkait terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

4. Strategi Peningkatan Mutu Sekolah

Sekolah perlu untuk melakukan perubahan mutu dan kualitas sekolah. Perubahan mutu sekolah harus melalui strategi dan pola-pola yang benar. Mulyasana (2012: 123) mengatakan bahwa untuk mendukung tercapainya pola penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, pimpinan lembaga pendidikan mesti melakukan langkah-langkah yang lebih efektif, efisien, dan produktif. Karwati (2013: 59) mengatakan bahwa peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis yang terus menerus meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu, dengan tujuan agar menjadi target sekolah dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.

Mencapai target menjadi sekolah yang bermutu perlu adanya strategi yang melibatkan seluruh sumber daya yang terdapat di sekolah. Danim dalam Karwati (2013: 61) menyarankan untuk meningkatkan mutu sekolah dapat dilakukan dengan melibatkan lima faktor yang dominan, yaitu:

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah (KS)

(26)

tekun dan tabah dalam bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat. Mulyasa (2011: 98-120) mengatakan bahwa dinas pendidikan telah menetapkan bahwa KS harus mampu melaksanakan pekerjaannya antara lain sebagai:

a. KS sebagai Educator (Pendidik)

KS dalam menjalankan fungsinya sebagai educator, dalam hal ini berarti KS memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Iklim sekolah yang kondusif dapat diciptakan dengan memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi (acceleration) bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.

b. KS sebagai Manajer

KS juga melakukan fungsinya sebagai manajer. Fungsi sebagai manajer berarti KS harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

(27)

KS sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, KS harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah.

d. KS Sebagai Supervisor

(28)

e. KS sebagai Leader

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.

f. KS sebagai Innovator

KS melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator. Sebagai innovator KS harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.

g. KS sebagai Motivator

(29)

Meningkatkan mutu di SD membutuhkan KS yang dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Tidak hanya sekedar melakukan pekerjaan tetapi juga dilandasi dengan rasa tanggung jawab.

KS harus dapat memahami semua pekerjaannya. Tidak sekedar memahami, yang terpenting adalah KS mampu mengamalkan dan menjadikan hal tersebut dalam bentuk tindakan nyata di sekolah dengan penuh tanggung jawab. Pelaksanaan peran, fungsi dan tugas tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena saling terkait dan mempengaruhi, serta menyatu dalam pribadi seorang KS professional. KS yang demikianlah yang akan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam paradigma baru manajemen pendidikan.

2. Peserta Didik

Pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat”, sehingga kompetensi dan kemampuan peserta didik dapat digali sehingga sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada peserta didik.

3. Guru

Perlibatan guru secara maksimal, dengan meningkatkan kompetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, Kelompok Kerja Guru (KKG), lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan di sekolah.

(30)

Adanya kuriklum yang ajeg atau tetap tetapi dinamis, dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga goal (tujuan) dapat dicapai secara maksimal.

5. Jaringan Kerjasama

Jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan masyarakat) tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan atau instansi sehingga output dari sekolah dapat terserap di dalam dunia kerja.

C. Prestasi Sekolah Dasar

Prestasi dapat diraih disegala bidang. Prestasi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008:1213) menjelaskan pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sufyarma (2004: 212) mengatakan bahwa prestasi dimaksudkan sebagai suatu hasil yang dicapai atau perubahan akibat suatu sistem yang diperkenalkan atau yang digunakan. Pendapat yang telah disampaikan di atas dapat diketahui bahwa pencapaian suatu hasil yang telah dilakukan disebut sebagai prestasi dan dinilai melalui piala atau penghargaan yang diperoleh.

(31)

Pencapaian hasil yang diharapkan menunjukkan bahwa proses pendidikan yang dilaksanakan tersebut berkualitas. Komariah (2008: 8) mengatakan bahwa kualitas sekolah dapat diidentifikasi dari banyaknya peserta didik yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun prestasi bidang lain, serta lulusannya relevan dengan tujuan. Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi sekolah dapat diidentifikasi melalui banyaknya siswa yang memiliki prestasi baik berupa prestasi akademik maupun non akademik dengan melihat tingkat kesesuaian hasil dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Prestasi yang terdapat di sekolah khususnya sekolah dasar lebih banyak didominasi oleh pencapaian prestasi dari peserta didik. Prestasi peserta didik tinggi, semakin tinggi pula prestasi dari sekolah dasar tersebut. Prestasi sekolah dasar juga dapat ditentukan oleh faktor lain seperti pelaksanaan proses manajemen sekolah dasar dan beberapa komponen yang mendukung lainnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ketercapaian prestasi sekolah dasar dapat ditentukan oleh beberapa komponen yang berperan di dalamnya, seperti prestasi peserta didik dan prestasi manajemen sekolah.

D. Meningkatkan Mutu dan Prestasi Sekolah

(32)

lebih efektif dan efisien. Meningkatkan mutu dan prestasi sekolah perlu adanya pelaksanaan manajemen yang mendukung. Pelaksanaan manajemen memerlukan alternatif untuk dapat mengembangkan pengelolaan pendidikan. Suryosubroto (2010: 208) yang mengatakan bahwa manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah merupakan alternaif baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah mandiri artinya sekolah yang memiliki otonomi (kewenangan dan tanggung jawab) yang signifikan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam menyelenggarakan sekolah untuk mencapai prestasi-prestasi seluruh warga yang ada di sekolah.

E. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang peneliti anggap relevan dengan penelitian peran manajemen di sekolah dasar antara lain:

1. Penelitian tentang peran KS dalam meningkatkan mutu oleh Effendi (2014) tentang “Peran KS dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar

(33)

peningkatan kualitas guru, peserta didik, sarana prasarana, pembenahan manajemen sekolah, budaya mutu, dan partisipasi masyarakat. Peningkatan mutu pendidikan juga terdapat faktor-faktor yang mendukung dan faktor yang menghambat.

2. Penelitian tentang peran manajerial sekolah oleh Wahyudin (2011) tentang “Peran Manajerial KS dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SMK Al-Hidayah Cinere” menunjukkan hasil yang dapat diketahui bahwa peran

manajerial KS dalam meningkatkan mutu pendidikan pada kategori cukup baik (62,55%). Artinya KS cukup mampu dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai manajer di lembaga pendidikan.

(34)

sekolah, dan peran manajemen sekolah dalam peningkatan mutu dan prestasi sekolah dalam peningkatan mutu dan prestasi sekolah, sehingga dapat ditemukan informasi yang lebih akurat dalam upaya peningkatan mutu dan prestasi sekolah, karena pada saat ini manajemen sekolah belum semuanya melaksanakan perannya sesuai yang diharapkan.

F. Kerangka Pikir

Pendidikan merupakan kebutuhan masyarakat yang sangat mendasar. Kebutuhan masyarakat akan pentingnya pendidikan ditunjukkan dengan pemilihan sekolah yang memiliki mutu. Sekolah yang memiliki mutu tidak terlepas dari peran manajemen yang berlangsung di sekolah.

Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Manajemen sekolah di dalamnya terdapat komponen seperti pendidik, peserta didik, karyawan, pemerintah, dan masyarakat yang harus berfungsi secara optimal untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan manajemen. Keberhasilan diukur oleh prestasi yang diperoleh dan sistem kepemimpinan yang digunakan dalam manajemen sekolah.

Keberhasilan mutu pendidikan sangat ditentukan kemampuan dalam pengelolaan sekolah. Pengelolaan tersebut meliputi pengelolaan pembelajaran, pendidik, peserta didik, sarana dan prasarana, keuangan hubungan dengan masyarakat, serta layanan khusus.

(35)

ini bertujuan untuk memperoleh informasi berupa bentuk pelaksanaan manajemen yang dilakukan di sekolah, peran manajemen dalam meningkatkan mutu dan prestasi sekolah, dan permasalahan yang dihadapi dalam manajemen sekolah. Peran manajemen sekolah apabila dijalankan dengan baik dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Peran manajemen sekolah dalam peningkatan mutu dan prestasi sekolah

Hasil penelitian:

1. Mengetahui pelaksanaan manajemen sekolah

2. Mengetahui peran manajemen sekolah

3. Mengetahui permasalahan manajemen sekolah.

Dilakukan penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan peran manajemen sekolah dalam peningkatan mutu dan prestasi sekolah.

Gambar

Gambar 2.1 Indikator Mutu Sekolah
Gambar 2.2 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Tugas sekertaris desa yaitu 1)

Kinerja SDM adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan.. tugas yang diberikan, lepas pekerjakan itu

a) Prosedur membuat pekerjaan kantor dilaksanakan lebih lancar. b) Waktu penyelesaian lebih cepat. c) Memberikan pengawasan yang lebih baik tentang apa dan bagaimana

Program sistem penghargaan dapat meningkatkan kedisiplinan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik dan akhirnya akan menghasilkan kinerja yang

Untuk jenis pekerjaan tertentu diberikan batas waktu dalam mnyelesaikan pekerjaannya.Artinya ada pekerjaan batas waktu minimal dan maksimal yan harus dipenuhi

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2) Terlibat dalam pemecahan masalah. 3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan

Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki tugas dan peran yang lebih dari guru matapelajaran lain, hal ini berkaitan dengan tanggung jawab untuk