• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN TATA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA DI DESA SIDOMULYO 1998

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERUBAHAN TATA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA DI DESA SIDOMULYO 1998"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel I. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2005
Tabel II. Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Sidomulyo  Berdasarkan KK Tahun 2005
Tabel III. Petunjuk Perhitungan Sistem Nilai Hari dan Sepasaran
Tabel V. upacara panggih secara kronologis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian hiou pertama sekali dilakukan oleh pihak parboru/tondong na bayu yaitu dari kedua orangtua pengantin perempuan dan yang pertama sekali mendapatkan hiou adalah kedua

Di desa Tarikolot, dampak yang ditimbulkan dari hadirnya industri telah merubah pola kehidupan masyarakat, terutama perubahan perilaku sosial seperti pergeseran perilaku

Upacara perkawinan adat Jawa gaya Solo Putri di Kabupaten Lumajang diperkenalkan pertama kali oleh orang-orang yang berasal dari Jawa timur kulonan (bagian barat) di

Upacara adat bersih-desa Tawun diyakini masyarakat setempat sebagai upacara yang memiliki nilai sakral yang sangat penting bagi kehidupan mereka, sehingga upacara ritual ini

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan mengenai Persepsi Masyarakat Tentang Perubahan Desa menjadi Kampung Adat (DesaAdat) di Desa Kuala Gasib Kecamatan

Melihat hal itu, maka penulis melakukan penelitian dengan tiga fokus pokok pembahasan yaitu: pertama, Bagaimana prosesi perkawinan adat yang dilakukan oleh masyarakat

Dari hasil penelitian dapat ditunjukan bahwa Masyarakat Desa Nalumsari Masih Melestarikan Adat/Tradisi “Langkahan“ Pada Upacara Perkawinan (Yang Melangkahi Kakaknya)

Pada upacara kidung ini sendiri, setelah dilihat dari segi pelaksanaan serta kepercayaan yang ada dibaliknya, nampak adanya usaha masyarakat yang menjalankan tradisi yang