• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PERKEMBANGAN DAKWAH MUHAMMADIYAH DI DESA BANDINGAN KECAMATAN KEJOBONG KABUP ATEN PURBALINGGA TAHUN 1962 - 2016 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PERKEMBANGAN DAKWAH MUHAMMADIYAH DI DESA BANDINGAN KECAMATAN KEJOBONG KABUP ATEN PURBALINGGA TAHUN 1962 - 2016 - repository perpustakaan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ajaran

Islam terdapat didalam Al-Quran dan Al-hadist. Agama Islam mulai masuk ke

Indonesia untuk pertama kalinya pada abad7M dan mengalami puncak

penyebarannya pada abad ke 13M. Agama Islam dibawa oleh para

saudagar-saudagar dari luar. Mereka menyebarkan agama Islam dan seiring berjalannya

waktu banyak pulau-pulau kecil yang masyarakatnya masuk agama Islam.

Penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara damai dan tidak ada paksaan,

hal ini karena didalam Islam tidak ada pemaksaan dan kekerasan. Selain

dilakukan oleh para saudagar-saudagar dari luar. Penyebaran Islam juga

dilakukan oleh orang-orang Indonesia yang sudah masuk Islam. Di tanah

Aceh terdapat pemukiman orang-orang muslim, dimana penduduk pribumi

dengan pedagang muslim Arab, Persia, dan India mulai saling membaur

(Yatim, 2008:196). Maka dari itu awal berdirinya kerajaan Islam berada di

Aceh. Setelah Majapahit runtuh, raja-raja dari kerajaan pesisir mengambil

keuntungan dengan membangun pusat-pusat kekuasaan yang independen di

pulau Jawa. Hal ini juga berakibat positif menjadi semakin banyaknya

masyarakat Jawa yang masuk Islam setelah kerajaan Majapahit runtuh.

Salah satu metode penyebaran agama Islam adalah dengan cara

(2)

seruan, permohonan, dan permintaan (Munir dan Wahyu, 2009 :17). Dalam

Islam dakwah berarti mengajak umat muslim untuk melakukan amar ma’ruf

dan mencegah keburukan (nahi munkar). Di dalam dakwah harus mengandung

dan melibatkan tiga unsur, yaitu : penyampai pesan, informasi yang

disampaikan,dan penerima pesan (Munir dan Wahyu 2009:17). Pada masa

Nabi awalnya dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan Nabi

berdakwah hanya kepada keluarga dan teman dekatnya. Namun, seiring

berjalannya waktu dakwah yang dilakukan oleh Nabi secara terang-terangan

dan mulai mengajak orang banyak untuk masuk Islam (Yatim, 2008: 19-20).

Dakwah di Indonesia terus mengalami perkembangan, bahkan dakwah tidak

hanya dilakukan oleh kalangan laki-laki saja tetapi juga oleh kalangan

perempuan. Dalam Islam semua dakwah bertujuan untuk menyerukan atau

mengajak pada sebuah kebaikan, dengan mengjarkan ajaran-ajaran Islam

kepada umat muslim agar mereka selamat dunia akhirat.

Pada abad ke-20 Masehi, di Indonesia muncul berbagai organisasi

pembaruan Islam yang terbesar adalah Muhammadiyahdidirikan oleh K.H.

Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. Gagasan utama didirikannya

Muhammadiyah adalah keprihatinan K.H Ahmad Dahlan terhadap kondisi

umat Islam Indonesia yang ditandai dengan pengamalan ritual keagamaan

yang bercampur baur dengan praktik takhayul, bid’ah, dan khurafat (Soeratno,

2009:79). Dalam hal ini, Muhammadiyah bertujuan untuk menegakkan dan

menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang

(3)

terfokus pada gerakan kultural yaitu sebagai organisasi dakwah, sosial

keagamaan dan pendidikan. Salah satu cara Muhammadiyah melakukan

dakwah yaitu dengan membentuk pimpinan-pimpinan cabang di setiap daerah,

selain itu jugan dengan cara ini maka akan muncul kader-kader

Muhammadiyah.

Pimpinan cabang Muhammadiyah mencakup beberapa ranting yang

berbasis di desa, salah satunya di desa Bandingan Kecamatan Kejobong.

Biasanya struktur pengurus ditingkat desa adalah ranting tetapi di desa ini

memiliki pimpinan cabang Muhammadiyah yang telah memiliki sturktur

pimpinan. Muhammadiyah di desa ini mulai berkembang dengan terlihat dari

anggota-anggota yang semakin banyak. Muhammadiyah di desa ini memiliki

beberapa amal usaha antara lain adanya sekolah Muhammadiyah yaitu: MI

Muhammadiyah Bandingan, dan juga MTs Muhammadiyah 03 Bandingan.

Selain itu ada juga perkumpulan Aisyah. Dalam hal berdakwah pimpinan

cabang rutin melakukan pengajian setiap Ahad manis dan Ahad Kliwon, dan

ada pula pengajian yang dikelolaAisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah.

Walupun di desa Bandingan sudah banyak yang menjadi anggota

Muhammadiyah akan tetapi masih banyak juga warga Muhammdiyah di Desa

Bandingan yang masih mempercayai akan ritual kejawen seperti; tujuh

bulanan ibu hamil, 40 hari orang meninggal, 100 hari orang meninggal, dan

kepercayaan yang lainnya. Padahal di dalam Muhammadiyah tidak ada ajaran

untuk mempercayai dan melakuan ritual tersebut. Hal ini karena

(4)

untuk memurnikan Islam dan mewujudkan masyarakat Islam

sebenar-benarnya. Inilah salah satu alasan yang menarik bagi penulis untuk

meneliti perkembangan Muhammadiyah di desa Bandingan.

B. Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana awal berdirinya Muhammadiyah di desa Bandingan ?

2. Apa saja amal usaha Muhammadiyah di desa Bandingan ?

3. Bagaimana perkembangan dakwah Muhammadiyah di desa Bandingan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini

adalah : untuk megetahuiawal berdiringa Muhammadiyah di desa Bandingan,

amal usaha Muhammadiyah di desa Bandingan, dan perkembangan dakwah

Muhammadiyah di desa Bandingan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini memiliki manfaat teoritis yaitu dapat menyumbangkan

pemikiran atau memperkaya ilmu pngetahuan dari hasil penelitian yang

(5)

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti

Dengan mengambil penelitian ini peneliti dapat meggali lebih dalam

mengenai perkembangan dakwah Muhammadiyah di desa Bandingan

dan dapat belajar untuk menulis hasil penelitian.

b. Pemuka Agama

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ulama

mengenai dakwah dan pengembangannya serta cara dakwah

Muhammadiyah.

c. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pembelajaran bagi masyarakat

dan juga pembaca lainnya agar lebih memahami tentang agama Islam.

E. Tinjaun Pustaka 1. Konsep Dakwah

Secara etimologis dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a,

yad’u, da’wan, du’a yang diartikan sebagai mengajak atau meyeru,

memanggil, seruan, permohoman, dan permintaan (Munir dan Wahyu,

2009:17). Menurut Quraish Shihab dalam Munir dan Wahyu (2009:20)

mengatakan bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsafan,

atau usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih

baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Sedangkan

(6)

bahwa dakwah adalah setiap usaha aktivitas dengan lisan maupun tulisan

yang bersifat menyeru,mengajak, memanggil manusia untuk beriman dan

mentaati Allah SWT. Maka dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah

segala aktivitas yang dilakukan untuk menyeru manusia (umat muslim)

untuk membawa kepada kebaikan agar menjadi umat yang beriman

kepada Allah SWT.

Diantaranya tugas dan fungsi dari dakwah menurut Sayyid Quthub (dalam

Baharuddin, 2014: 128-132) :

a. Menyampaikan kebenaran Islam

Dalam dakwah salah satu tugas dan fungsinya adalah

menyampaikan kebenaran sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Allah

SWT. Dimana ajaran kebenaran akan membawa pencerahan dan

kebaikan kepada umatnya. Menurut Sayyid Quthub tabligh adalah

menyampaikan dan menyeru manusia kepada kebenaran agama,

terutama kebenaran aqidah tauhid. Tabligh dapat dilakukan dengan

lisan maupun dengan tulisan asalkan semua cara itu dapat mendukung

cara menyampaikan materi yang diajarkan.

b. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Semua umat muslim mempunyai kewajiban yaitu Amar

Ma’ruf Nahi Munkar baik itu muslim individu maupun umat. Amar

Ma’ruf merupakan ajakan manusia untuk berbuat pada kebaikan.

Menurut Sayyid Quthub ma’ruf adalah usaha untuk menanamkan dan

(7)

dan masyarakat. Sedangkan Nahi Munkar merupakan pencegahan

manusia dari kemungkaran. Menurut Sayyid Quthub munkar adalah

system dan tata nilai jahiliah, yaitu sistem budaya dan tata usaha yang

bersumber dari pemikiran yang menolak ketuhanan Allah SWT.

Di dalam dakwah terdapat enam komponen yang harus ada

dalam setiap kegiatan dakwah, antara lain: da’i, mad’u, maddah,

wasilah, thariqah, dan atsar.

a. Da’i (Pelaku Dakwah)

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan,

tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu,

kelompok, atau lewat organisasi atau lembaga. Seorang Da’i dalam

menyampaikan berdakwah ia harus mengetahui cara menyampaikan

dakwah tentang Allah, alam semesta, dan kehidupan serta apa yang

dihadirkan dapat memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi

oleh manusia, dan juga metode-metode yang dihadirkannya untuk

menjadikan agar pemikiran dan perilaku manusian tidak salah dan

tidak melenceng ( Munir dan Wahyu, 2009:22).

b. Mad’u (Penerima Dakwah)

Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau

manusia peneriman dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai

kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak. Bagi

manusia yang belum beragama Islam dakwah bertujuan untuk

(8)

orang-orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan

meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan (Munir dan

Wahyu,2009:23)

Muhammad Abduh dalam Munir dan Wahyu (2009:23) membagi

mad’u dalam tiga golongan, yaitu:

1) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir

secara kritis, cepat dapat menangkap persoalan.

2) Golongan awam, yaitu orang yang kebanyakan belum dapat

berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap

pengertian-pengertian yang tinggi.

3) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka

senang membahas sesuatu tetapi hanya dengan batas tertentu saja,

dan tidak mampu membahasnya secara mendalam.

c. Maddah (materi) Dakwah

Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang akan

disampaikan da’i kepada mad’u. Dalam dakwah Islam yang menjadi maddah adalah mengenai ajaran-ajaran Islam itu sendiri (Munir dan

Wahyu, 2009:24).Dimana ajarannya itu membawa umat Mad’u dalam

kebaikan.

d. Wasilah (Media) Dakwah

Wasilah (media) dakwah adalah alat yang digunakan untuk

menyampaikan materi dakwah kepada mad’u (Wahyu dan Munir,

(9)

dalam menyampaikan materi dakwahnya. Hamzah Yakub dalam Munir

dan Wahyu(2009:32) membagi wasilah dakwah mnjadi lima bagian

yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak.

e. Thariqah (Metode) Dakwah

Metode dakwah adalah jalan cara yang dipakai oleh Da’i untuk

menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. Dalam menyampaikan

dakwah metode sangat penting perannya, karena suatu pesan walau

benar tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar maka pesan itu

bisa ditolak oleh si penerima (Munir dan Wahyu,2009:33).

f. Atsar (Efek) Dakwah

Atsar dapat diartikan sebagai umpan balik dari Mad’u setelah

dilakukannya dakwah. Biasanya atsar dilupakan oleh Da’i karena

mereka beranggapan kalau sudah menyampaikan materi dakwah berarti

dakwah sudah selesai. Padahal dengan adanya atsar Da’i dapat

mengetahui langkah dakwah selanjutnya (Munir dan Wahyu,2009:33)

2.Perkembangan

Sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu, jadi sejarah

ialah ilmu tentang waktu. Dimana dalam waktu mempelajari empat hal

yaitu perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan.

Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu

bentuk ke bentuk lain. biasanya masyarakat akan berkembang dari yang

sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Perkembangan mengandaikan

(10)

pergeseran(Kuntowijoyo,1995:13). Misalnya masyarakat desa yang

bekerja sebagai petani, petani yang mula-mulanya mengolah sawahnya

dengan mengandalkan tenaga kerbau sering berkembangnya teknologi

yang semakin memudahkan masyarakat dalam bekerja. Teknologi seperti

traktor dan mesin rontok salah satu teknologi yang dapat membantu petani

dalam bekerja, seiring berjalanya waktu petani pun mulai memanfaatkan

teknologi yang ada yaitu dari mengandalkan tenaga kerbau, hingga

memanfaatkan teknologi yang ada.

Perkembangan yang terjadi pada masyarakat berlajut pada

kesinambungan, kesinambungan terjadi apabila suatu masyarakat baru

hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama (Kuntowijoyo, 1995:14).

Misalnya suatu organisasi yang sudah pasti memiliki pemimpin dan

program kerja, setiap periode akan diadakan pergantian pempimpin dan

pemimpin yang baru hanya menjalankan program kerja yang belum

terrelialisasikan maka oleh pemimpin yang baru akan dilanjutkan.

Pengulangan terjadi bila peristiwa yang pernah terjadi di masa

lampau terjadi lagi (Kuntowijoyo,1995:14). Sebenarnya pengulangan

sebuah peristiwa itu tidak bisa dikatakan sejarah terulang kembali,

peristiwa hanya terjadi satu kali saja. Dikatakan pegulangan karena

peristiwa yang terjadi hampir mirip dengan peristiwa yang sudah terjadi di

masa lampau.

Sedangkan perubahan terjadi apabila masyarakat mengalami

(11)

adanya perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat.

Biasanya perubahan terjadi karena pengaruh dari luar

(Kuntowijoyo,1995:14). Misalnya masyarakat yang dulu lebih suka

dengan budaya Indonesia karena adanya globalisasi dan masyarakat

sekarang sudah mulai berubah dengan mengikuti gaya hidup luar yang

kurang sesuai dengan kebudayaan Indonesia.

3.Muhammadiyah

Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang didirikan oleh K.H

Ahmad Dahlan, organisasi Islam ini berdiri pada tanggal 18 November

1912 tepatnya di kota Yogyakarta. Gerakan ini lebih dikenal sebagai

gerakan pembaharuan. Alasan diberikan nama Muhammadiyah dapat

diartikan sebagai pengikut dari Nabi Muhammad SAW.

Latar belakang didirikannya Muhammadiyah yang pertama adalah

ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al-qur’an dan as

-Sunah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian umat besar manusia

(Pasha dan Darban,2009:101). Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia

masyarakat Indonesia telah memeluk agama Hindhu dan Budha, dan

masyarakat terbiasa melakukan kepercayaan-kepercayaan yang sesuai

dengan kedua agama tersebut. Tidak bisa di pungkiri bahwa setelah Islam

masuk Indonesia dan masyarakat memeluk agama Islam

kepercayaan-kepercayaan seperti itu masih tetap berjalan. Kepercayaan-kepercayaan-kepercayaan

yang masih banyak dilakukan seperti tradisi tujuh bulanan ibu hamil, 40

(12)

oleh Islam, karena Islam sendiri tidak mengajarkan untuk ritual seperti itu.

Namun, pada kenyataanya masih banyak umat Islam dalam menjalankan

ibadah yang diajarkan oleh Islam bercampur dengan

keprcayaan-kepercayaan yang diturunkan oleh nenek moyang mereka yaitu

keoercayaan dari agama lain.

Kedua adalah lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum

mampu menyiapkan generasi yang siap mengemban misi selaku Khalifah

Allah di atas bumi (Pasha dan Darban,2009:102). Sekolah yang didirikan

umat Islam biasanya lebih dikenal dengan pondok pesantren. Dimana

pondok pesantren dalam mengajarkan hanya pelajaran-pelajaran yang

berkaitan dengan keagamaan saja, tetapi untuk ilmu lain seperti ilmu

keduniawian belum dilaksanakan. Seperti ilmu matematika, kimia, fisika,

dan lain-lain. Padahal untuk membentuk generasi yang maju diperlukan

juga ilmu-ilmu lain selain ilmu agama.

Menurut Pasha dan Darban (2009:135) adapun ciri-ciri dan perjuangan

gerakan Muhammadiyah itu adalah

a. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam

Kelahiran Muhammadiyah dikarenakan termotivasi dari apa

yang ada didalam Al-quran. Dimana gerakan Muhammadiyah lebih

pada mewujudkan apa yangada dalam ajaran-ajaran Islam. Maka dari

itu gerakan Muhammadiyah dalam mewujudkannya, penegajarannya

(13)

b. Muhammadiyah sebagai gerakan Dakwah Islam Amar Makruf Nahi

Munkar

Muhammadiyah terlihat sebagai gerakan dakwah yang

menekankan pada pengajaran serta pendalaman nilai-nilai Islam dan

memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap penetrasi misi Kristen

di Indonesia. Dalam dakwahnya Muhammadiyah perpegang pada

prinsip Amar Ma’ruf yang artinya mengajak kepada kebaikan dan

Nahi Munkar yang artinya mencegah kepada keburukan. Dakwah yang

dilakukan untuk mewujudkan masyarakat muslim yang beriman dan

mengerti tentang nilai-nilai ajaran Islam serta meninggalkan

ketidakbaikan.

c. Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid.

Tajdid dapat dimaknai sebagai pemurnian, dari segi istilah tajdid

memiliki dua arti yakni pemurnian dan peningkatan. Arti pemurnian

itu sendiri adalah sebagai pemeliharaan ajaran Islam yang berdasarkan

dan bersumber pada Al-quran dan as-Sunnah-Shahihah.

Muhammadiyah sejaka awal berdiri memang mempunyai tujuan

yaitu menyebar luaskan ajaran Islam sebagaimana yang tercantum

dalam Al-quran dan as-Sunnah. Bersama dengan itu Muhammadiyah

juga ingin menghapus amalan-amalan umat Islam yang menyimpang

dari ajaran-ajaran Islam. Seperti khufarat, syirik, dan bid’ah. Gerakan Muhammadiyah di samping mengupayakan pemurnian ajaran Islam,

(14)

seperti pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat,

seprti penyantunan terhdapa fakir miskin dan anak yatim, cara

penglolaan rumah sakit, pelaksanaan shalat Ied dan Qurban, dan

sebagainya.

Seperti yang telah dijelaskana diatas bahawa Muhammadiyah

merupakan gerakan Islam. Dimana gerkannya adalah Dakwah Islam

dan amar ma’ruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua bidang

perorangan dan masyarakat. Dengan melaksanakan da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar Muhammadiyah menggerakan masyarakat menuju

tujuannya ialah terwujudnya masyarakay Islam yang

sebenar-benarnya.

Menurut Nashir (2015:132) dalam memperjuangkan usahanya

menuju tujuannya, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan

amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam

Muqadimmah Anggaran Dasar, yaitu:

a. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan ta’at kepada Allah.

b. Hidup manusia bermasyarakat.

c. Mematuhi ajaran-ajaran Agama Islam dengan beryakinan bahwa

ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban

(15)

d. Menggerakan dan menunjung tinggi Agama Islam dalam

masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan

ikhsan kepada kemanusiaan.

e. Ittiba’ kepada langkah dan perjuanga Nabi Muhammad Saw.

f. Melancarkan amal usaha dan perjuangan ketertiban organisasi.

Menurut Nashir (2015:134) gerakanya Muhammadiyah memiliki

sifat-sifat Muhammadiyah yaitu :

a. Beramal danberjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.

b. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwwah Islamiyah.

c. Lapang dada, luas pemandangan dengan memegang teguh ajaran

Islam.

d. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.

e. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta

dasar dan falsafah negara yang sah.

f. Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam segalalapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.

g. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud Ishlah dan

pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.

h. Kerjasama dengan golongan manapun juga dalam usaha

menyiarkan dan mengamalkan Islam. Serta membela

(16)

i. Membantu Pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain

dalam memelihara dna membangun negara untuk masyarakat yang

adil dan makmur yang diridhai Allah.

j. Bersifat adil serta korekfit ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.

4.Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa penelitian yang

relevan, yang dimaksud penelitian relevan adalah penelitian yang sudah

pernah diteliti oleh peneliti lain yang hasil penelitiannya dapat mendukung

penelitian yang akan dilakukan yaitu dengan judul Perkembangan Dakwah

Muhammadiyah di Desa Bandingan Kecamatan Kejobong Kabupaten

Purbalingg Mulai Tahun 1962 Sampai 2016.

Hasil penelitian dari Muhammad Nurrohmat (skripsi,2016) yang

berjudul Perkembangan Dakwah Islam Di Desa Kaliori Kecamatan

Kalibagor Kabupaten Banyumas Tahun 1980-2016. Dimana penelitian

yang dilakukan menjelaskan bagaimana perkembangan dakwah di desa

Kaliori. Dimana dalam dakwah Islam di desa Kaliori mempunyai

hambatan karena adanya Kristenisasi, Katholikisasi, dan Protestanisasi.

Perkembangan dakwah tetap dilakukan dengan cara lain seperti

mendirikan masjid-masjid dan membetuk remaja masjid. Dalam

dakwahnya da’i melakukan pendekatan dengan masyarakat, dan da’i akan

(17)

Istria Risqona Firdausyi (skripsi,2014) yang berjudul

Perkembangan Amal Usaha Muhammadiyah Cabang Merden Kecamatan

Purwanegara Kabupaten Banjarnegara Sampai Tahun 2013. Dalam

penelitiannya mengkaji mengenai awal mula Muhammadiyah di Desa

Merden. Dimana awalnya merupakan ranting Muhammadiyah dan tahun

1955 diputuskan sebagai cabang Muhammadiyah Merden. Selain itu

penelitiannya juga membahas mengenai amal usaha Muhammadiyah baik

dalam bidang pendidikan maupun non pendidikan. Dalam bidang dakwah

Muhammadiyah cabang Merden telah memiliki gedung pengajian yang

didirikan di atas tanah wakaf milik Muhammadiyah.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang akan dilakukan, pada

penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nurrohmat (Skripsi,2016)

mengkaji mengenai dakwah Islam di Desa Kaliori sedangkan yang akan

dilakukan peneliti mengenai dakwah Muhammadiyah di Desa Bandingan.

Memiliki persamaan yaitu mengkaji mengenai Dakwah. Penelitian yang

kedua yaitu Isria Rizqoona Firdausyi (Skripsi,2014) mengkaji mengenai

Muhammadiyah dalam amal usahanya dan juga sejarah berdirinya cabang

Muhammadiyah di desa Merden. Sedangkan penelitian yang akan

dilakukan mengkaji mengenai Muhammadiyah akan tetapi lebih pada

(18)

F. Kerangka Teoritis dan Pendekatan

1. Kerangka Teoritis

Teori yang membahas tentang masalah perkembangan dakwah

Muhammadiyah yaitu teori dakwah.Teori Dakwah mengatakan bahwa

dakwah adalah segala aktivitas yang dilakukan untuk menyeru manusia

untuk membawa kepada kebaikan agar menjadi umat yang beriman

kepada Allah SWT.menurut Munir dan Wahyu (2009; 22) terdapat enam

komponen yang harus ada dalam setiap kegiatan dakwah, antara lain : da’i (pelaku dakwah), mad’u (penerima dakwah), maddah (materi dakwah),

wasilah (media dakwah), thariqah (metode dakwah), dan atsar (efek

dakwah). Dalam dakwah mempunyai tugas dan fungsi dakwah yaitu

menyampaikan kebenaran Islam dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Menurut Nur Zaenuri (2013;7-9) dalam berdakwah dapat dilakukan

dengan berbagai macam model dakwah diantaranya:

1. Dakwah fardiyah, dakwah yang dilakukan oleh seorang mubaligh

secara sendiri tanpa organisasi, misalnya seorang inisiatif sendriri

mendatangkan obyek dakwahnya untuk menyampaikan dakwahnya.

2. Dakwah bi al-lisan, yakni menyampaikan dakwahnya secara lisan, baik

melalui pembicaraan per orang atau pun menyapaikan ceramah di

mushola dan masjid, berkhutbah, dan lain sebagainya.

3. Dakwah bi ar-risalah, yakni dakwah dengan tulisan seperti membuat

buku, surat kabar, majalah, bulletin, novel, cerpen, booklet, leaflet dan

(19)

4. Dakwah bi al-hal, yakni menyampaikan dakwah dengan tindakan dan

perbuatan yang nyata melalui amal, zakat, shodaqoh, ibadah ritual,

akhlak, dan lain sebagainya.

5. Dakwah jamaah.yakni model dakwah dengan melibatkan orang lain

dalam jumlah yang tertentu sebagau sebuah sarana dakwah ataupun

alat dakwah dalam rangka memaksimalkan pelaksanaan dakwah serta

mengefektifkan kegiatan dakwah yang akan membentuk komunitas

kehidupan yang Islami.

Dakwah dapat dilakukan oleh perorangan maupun oleh

organisasi.Salah satu cirri-ciri Muhammadiyah adalah Muhammadiyah

sebagai gerakan Islam. Dalam hal ini Muhammadiyah lebih pada

mewujudkan apa yang ada di dalam ajaran-ajaran Islam. Maka dari itu

gerakan Muhammadiyah dalam mewujudkan, pengajarannya dalam segala

hal bidang berpusat pada ajaran-ajaran Islam.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori dakwah dimana

dalam penulisan perkembangan dakwah Muhammadiyah mengkaji

mengenai dakwah bi al-lisan dan dakwah bi al-hal.Perkembangan dakwah

Muhammadiyah di Desa Bandingan membahs dua macam dakwah yang

dilakukan oleh Muhammadiyah Bandingan.Pertama adalah dakwah bi

al-lisan, yaitu dakwah yang dilakukan secara lisan. Dalam hal ini dakwah

yang dilakukan oleh Muhammadiyah di Desa Bandingan adalah dengan

mengdakan pengajian-pengajian rutin, seperti pengajian Ahad manis,

(20)

Kedua dakwah bi-al hal yaitu dakwah yang dilakukan secara tindakan

atau perbuatan langsung seperti amal, shadaqoh, zakat, dan lain

sebgainya.Dakwah bi al-hal yang dilakukan Muhammadiyah adalah

dengan mengadakan perkumpulan pari kuning, mengdakan infak di setiap

pengajain, zakat, wakaf, dan lain sebagainya.Baik dakwah bi al-lisan

maupun dakwah bi-al hal merupakan dakwah yang kerap sering dilakukan

oleh Muhammadiyah Bandingan.

2. Pendekatan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan:

1. Antropologi.

Antropologi merupakan ilmu yang membahas dan mempelajari

makhluk hidup manusia. Antripologi merupakan suatu Integrasi

dari beberapa ilmu yang masing-masing mempelajari

masalah-masalah khusus mengenai manusia, termasuk di dalamnya

menyangkut agama (Koentjaraningrat,1987:1).

2. Ilmu Sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu kemasyarakatan yang memepelajari

manusia sebagai anggota golongan atau masyarakat (tidak terlepas

sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya),

dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan kepercayaan atau agamanya,

tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan

(21)

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian sejarah.

Metode penelitian sejarah terdiri atas heuristik, verifikasi, interpretasi, dan

historiografi.

1. Heuristik

Dalam penelitian sejarah sering menggunakan istilah jejak sejarah,

sumber sejarah, atau data sejarah (Priyadi, 2011:28). Sumber-sumber yang

diperoleh selama penelitian sejarah cari melalui wawancara, observasi, dan

juga dokumen. Pada tahap ini banyak menyita waktu, biaya, pikiran, dan

juga perasaan (Sjamsudin,2007:86) Wawancara dilakukan langsung

dengan orang yang terlibat langsung atau orang yang mengtahui mengenai

peristiwa sejarah.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan Ketua

umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan, anggota Pimpinan

Cabang Muhammadiyah Bandingan, Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah,

yang mengetahui mengenai Muhammadiyah dan juga mewawancarai

pengurus ranting Muhammadiyah di desa Bandingan. Selain itu untuk

mengetahui kondisi geografis desa Bandingan peneliti mewawancarai

Kepala Desa Bandingan dan perangkatnya. Peneliti melakukan observasi

langsung di desa Bandingan untuk mengetahui bagaimana perkembangan

Muhammadiyah di desa Bandingan, observasi dilakukan agar peneliti

(22)

diadakan pelantikan Pimpinan Cabang, pelantikan Pimpinan Ranting,

pengajian, dan juga kegiatan cabang Muhammadiyah yang lain.

Selain tu peneliti juga mendapatkan sumber berupa data susunan

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandingan, susunan Pimpinan Ranting

Muhammadiyah Bandingan, dan mendapatkan dokumen hasil dari

musyawarah Cabang Muhammadiyah pasca Mukhtamar ke 47.

2. Verifikasi atau Kritik

Verifikasi pada penelitian sejarah identik dengan kritik sumber yaitu

kritik ekstern yang mencari otensitas atau keotentikan (keaslian) sumber

dan kritik intern yang menilai apakah sumber itu memiliki kreadibilitas

(kebisaan untuk dipercaya) atau tidak (Priyadi, 2011:75). Dalam penelitian

sejarah kedua kritik tersebut harus dilakukan untuk mendapatkan keaslian

menganai sumber yang telah diperoleh. Dalam tahap ini peneliti

melakukan kritik ekstrn terlebih dahulu yaitu menilai dari bentuk fisik atau

luarnya. Peneliti mendapatkan informasi atau data akan tetapi peneliti

masih kurang yakin dengan informasi yang didapatkan karna pada saat

melakukan wawancara narasumber nampak ragu-ragu dalam memberikan

informasi, maka peneliti mencari narasumber lain yang kiranya dapat

memberikan informasi yang diperlukan. Setelah melakukan kritik ekstern

dilanjutkan pada kritik intern yaitu menilai dari isinya.Kritik intern dapat

dilakukan dengan wawancara slimutan, yaitu perbandingan kesaksian

sumber sejarah lisan dengan mewawancarai banyak sumber yang yang

(23)

melakukan wawancara peneliti memilah informasi yang didapat, peneliti

mendapatkan tiga informasi yang sama , akan tetapi dari tiga narasumber

dua memberikan informasi yang sama dan satunya lagi memberikan

informasi yang berbeda maka peneliti mengambil informasi dari dua orang

yang memiliki pendapat sama. Melalui kedua kritik tersebut peneliti akan

mengerahui keaslian data yang telah diperoleh. Tujuan dari kritik adalah

bahwa setelah mengumpulkan sumber-sumber dalam penelitiannya, ia

tidak akan menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada

sumber-sumber itu (Sjamsudin,2007:131).

3. Interpretasi

Dalam sejarah terdapat dua unsur yang penting, yaitu fakta sejarah

dan interpretasi (Priyadi, 2011:85). Interpretasi adalah upaya penafsiran

fakta-fakta sejarah dalam rangka rekonstruksi masa lampau (Daliman,

2013:83). Tanpa Interpretasi fakta-fakta sejarah tidak akan berbicara sendiri,

kecuali dibunyikan oleh sejarawan melalui penafsiran-penafsiran atau

interpretasi (Priyadi,2011:88). Dalam menginterpretaskan fakta-fakta

sejarah sejarawan menggunkan teknik deskripsi, narasi, dan analisis. Akan

tetapi dalam penafsiran lebih mengutamakan analisis, walaupun demikian

semuanya akan bermuara pada sintesis (Sjamsuddin, 2007:158). Pada

tahap sintesis peneliti mengaitkan dan menyatukan fakta-fakta sehingga

interaksi antar unsur akan membentuk makna keseluruhan yang utuh dan

bulat (Priyadi, 2011:90).Setelah mendapatkan fakta-fakta terkait

(24)

interpretasi.Fakta-fakta yang didapatkan oleh peneliti pun tidak semuanya

utuh, dan belum menjadi satu kesatuan yang utuh. Seperti fakta mengenai

sejarah Muhamamdiyah di Desa Bandingan tidak hanya dari satu fakta

saja, tetapi juga dari beberapa fakta, maka peneliti menjelaskannya dan

menggabungkan fakta-fakta yang ada menjadi satu kesatuan yang bermakna.

4. Historiografi

Setalah melakukan ketiga tahap yaitu heuristik, Verivikasi, dan

Interpretasi, langkah selanjutnya adalah Historiografi. Historiografi yaitu

menyajikan laporan hasil penelitian dari awal hingga akhir, yang meliputi

masalah-masalah yang harus dijawab (Priyadi,2011:92). Ketika sejarawan

memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirannya,

bukan saja ketrampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan

catatan-catatan, tetapi terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisanya

karena ia pada akhirnya harus meghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil

penelitiannya atau penemuannya itu dalam sebuah penulisan utuh yang

disebut Historiografi (Sjamsudin,2007:156). Dengan menuliskan hasil

penelitian maka sejarah yang sudah diteliti tidak mudah dilupakan dan

memiliki bukti yaitu sebuah tuliasan penelitian.Fakta terkait

Muhammadiyah di Desa Bandingan pada dijelaskan pada tahap

interpretasi dan langkah yang dilakukan oleh peneliti kemudian

dituangkan dalam bentuk tulisan.Dan tulisan yang dihasilkan oleh peneliti

berupa Muhamamdiyah di Desa Bandingan dapat dijadikan bukti telah

(25)

H. Sistematika Penulisan

Bab satu terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis dan

pendekatan, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab dua membahas mengenai gambaran umum Desa Bandingan,

sejarah berdirinya Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Desa Bandingan dan

perkembangan PCM di Desa Bandingan

Bab tiga membahas mengenai amal usaha yang dimiliki oleh

Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Desa Bandingan. Amal usaha yang

akan dibahas baik amal usaha pendidikan maupun ekonomi.

Bab empat membahas mengenai perkembangan dakwah

Muhammadiyah di Desa Bandingan, Aisyiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah dalam

bidang dakwah.

Bab lima berisi kesimpulan dan saran, pada bab ini berisi mengenai

kesimpulan-kesimpulan yang ada di pembahasan dari penelitian dan saran

Referensi

Dokumen terkait

Java Festival Production yang paling banyak memiliki masa kerja atau lama kerja selama 1-5 tahun sebanyak 3 orang atau karyawan dengan tingkat presentase3%,

Ada 2 (dua) hal yang menjadi fokus observasi yaitu observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru/peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung yang

Gudang bahan bakar segar menggunakan satu buah pintll masuk yang dilengkapi dengan 2 (dua) buah kunci yang berlainan, yang dipegang oleh Kepala Sub Bidang yang berlainan, sehingga

Pin Arduino Mega 2560 yang dapat digunakan untuk komunikasi SPI adalah. pin 50 (MISO), 51 (MOSI), 52 (SCK), dan 53 (SS) mendukung komunikasi

untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Perluasan Merk terhadap Citra Merk” dengan Studi Kasus pada produk rokok Sampoerna..

This thesis entitled SHELF LIFE DETERMINATION OF FLAVORED NON-DAIRY CREAMER USING ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) is submitted in partial fulfillment of the requirements

a) Dukungan untuk pengambil keputusan terutama pada situasi semiterstruktur dan tidak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi.

penelitian dengan judul “Analisi Hubungan Store Image, Store Contact, dan Store Lay-out dengan Loyalitas Konsumen, Studi kasus pada Toko Buku Gramedia Jln1. Jendral