• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakter Kerja Keras Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Fisika Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muaro Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Karakter Kerja Keras Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Fisika Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muaro Jambi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kerja Keras Terhadap...(Lasmita) 15

The Effect of Hard Work Character on Learning Achievements in

Natural Science Subjects of Physics Materials

in 7

th

Grade of SMP Negeri 2 Muaro Jambi

Lasmita 1,a, Lia Kartina2,b 1 SMP Negeri 3 Batanghari

2 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Jambi, Indonesia

e-mail: aliakartina98@gmail.com

Abstract

This study descriptively aims to determine the relationship between the influence of the character of hard work and student achievement on the subject matter of Natural Sciences Physics material in class VIII of the State Junior High School 2 Muaro Jambi academic year 2018/2019. The subjects of this study were students of Muaro Jambi State Junior High School 2 who were in class VIII B and VIII D in the 2018/2019 academic year, totalling 58 students. Samples were taken from all students present at the time of the study by giving questionnaires to the questionnaire. The results of the study are presented in the form of a frequency distribution table. The results of this descriptive study indicate that there is a positive relationship between the character of hard work and learning achievement in Natural Sciences subjects in Grade VIII Physics material. Where students who are accustomed to hard-working characters have interval values in the high-value section. Keywords:the character of hard work, physics learning achievements

Pengaruh Karakter Kerja Keras Terhadap Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Fisika

Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muaro Jambi

Penelitian ini secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh karakter kerja keras dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Fisika pada kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Muaro Jambi tahun akademik 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah peserta didik Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Muaro Jambi yang berada di kelas VIII B dan VIII D tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 58 siswa. Sampel diambil dari seluruh siswa yang hadir saat penelitian berlangsung dengan memberikan angket kuisioner. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian dsekriptif ini menunjukkan ada hubungan positif antara karakter kerja keras dengan prestasi belajar mata pelajara Ilmu Pengetahuan Alam pada materi Fisika kelas VIII. Dimana siswa yang terbiasa dengan karakter kerja keras memiliki nilai interval dibagian nilai tinggi.

(2)

16 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

I.

PENDAHULUAN

Peserta didik sebagai salah satu aset bangsa perlu dibina dalam tiga

aspek yaitu kognitif atau

pengetahuan, afektif atau sikap dan psikomotor atau keterampilan. Perkembangan kecerdasan, emosi, sosial, dan moral, tidak dipandang sebagai dampak pengiring belaka, tetapi dapat dibina secara sengaja dan

terarah sehingga menjadi

bagian skenario dalam proses pembel ajaran [1]. Tantangan globalisasi sosial tentu akan berdampak pada karakter seorang peserta didik mulai dari ketakwaan hingga karakter sosial peserta didik, pendidikan berfungsi sebagai wadah untuk memperbaiki dan menjaga karakter positif yang harus dimilki oleh semua peserta

didik. Sesuai dengan sistem

pendidikan nasional Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 bahwa

pendidikan bertujuan

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak muloa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Karakter tersebut diharapkan mampu

menciptakan generasi yang

diharapkan oleh tantangan abad 21. Salah satu karakter yang tidak boleh hilangkan dari diri peserta didik adalah kerja keras, karakter kerja keras perlu dibangun pada lingkungan belajar. Peserta didik harus dibiasakan memiliki karakter kerja keras agar memiliki karakter tangguh, sabar, ulet, dan tekun dalam belajar, bekerja dan mempersiapkan masa depan yang akan dating [2]. Atas dasar diatas perlu dilakukan

penelitian karakter kerja keras seorang peserta didik.

Siswa menganggap pelajaran Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sulit dan susah dipahami [3]. Berdasarkan observasi masih banyaknya siswa yang tidak bersemangat bila pelajaran Fisika dimulai. Misalnya mereka memilih duduk dibelakang untuk menghindari pertanyaan dari guru kepada siswa yang duduk di depan.

Pada pembelajaran IPA sangat dibutuhkan karakter kerja keras agar peserta didik mampu memahami pelajaran secara baik, karena banyak anggapan bahwa pelajaran IPA merupakan pelajaran yang sulit. Pelajaran IPA yang dikatakan sulit sebenarnya sudah menjadi “kambing hitam” dari dulu, dari generasi kegenarasi mereka berpendapat bahwa ipa adalah sulit [4]. Anggapan peserta didik terhadap seulitnya mata pelajaran ipa yang di dalam nya ada tiga bidang ilmu yakni Biologi, Fisika, dan Kimia. Fisika selalu dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak ingin diambil oleh peserta didik. Fisika merupakan bagian dari sains, sehingga sikap siswa terhadap mata pelajaran Fisika juga termasuk terhadap sikap siswa terhadap sains [5]. Wajar bila sikap atau karakter siswa dapat berpengaruh terhadap prestasi pelajaran ipa atau sains.

Karakter kerja keras mampu

memberikan motivasi belajar bagi peserta didik, motivasi belajar siswa dapat bersumber dari dorongan dalam diri siswa [6].

Fisika yang meyangkut materi yang makroskopik dan mikroskopik menjadi keharusan setiap yang ingin mengerti pelajaran tersebut harus tekun dan ulet. Menurut Nawawi

(3)

Volume 6, Nomor 1 Juni 2019 17 dalam [7], motivasi intrinsik

merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan dari orang lain. Kerja keras merupakan bagian dari motivasi intrinsik. Kebanyakan siswa takut dengan pelajaran ipa terutama Fisika. Umumnya siswa menganggap Fisika sebagai momok menakutkan karena mata pelajaran tersebut menggabungkan antara ilmu sains yang komplek dengan ilmu matematika yang rumit [8]. Sehingga banyak siswa yang sulit mengerti tentang pelajaran Fisika. Salah satu materi yang harus dipelajari adalah materi gerak dan gaya. Gaya dan gerak merupakan konsep yang penting dalam fisika. Gaya merupakan salah satu konsep utama dalam fisika, khususnya dalam bahasan tentang mekanika [9]. Pembelajaran Fisika dimaksudkan siswa mengerti bagian-bagian dasar benda [10]. Dimana fisika mempelajari apa yang tidak terlihat sampai yang terlihat sangat besar. Misalnya partikel debu sampai jagad raya.

Prestasi belajar Fisika adalah aktivitas baik melalui latihan maupun pengalaman [11]. Hal ini berarti

prestasi belajar seseorang

dipengaruhi oleh keseharian orang tersebut. Pengalaman atau kebiasaan dari individu. Siswa yang berprestasi umumnya memiliki karakter yang baik. Sehingga dikenal oleh banyak guru dan teman sekitarnya. Salah satu prestasi belajar yang dibutuhkan siswa adalah dalam bidang Fisika [12]. Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah menengah pertama di Kabupaten Muaro Jambi, yakni SMPN 2 Muaro Jambi. Menurut data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah SMPN 2 Muaro Jambi berlokasi di Jalan Jambi-Palembang

Km. 28, Tempino, Kecamatan

Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Data terbaru yang di perbarui tanggal 15 April 2019 jumlah keseluruhan peserta didik SMPN 2 Muaro Jambi adalah 485, 240 peserta didik laki-laki dan 245 peserta didik perempuan. Sekolah ini telah menerapkan kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017 sehingga materi pelajaran yang disampaikan sudah sesuai silabus.

Tujuan penelitian ini yaitu: untuk mengetahui pengaruh karakter kerja keras terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Muaro Jambi. Adapun Manfaat Penelitian, 1) Bagi guru dan calon guru. Untuk mengetahui pengaruh karakter kerja keras terhadap prestasi belajar siswa sehingga mampu membimbing siswa memiliki karakter kerja keras dalam pembelajaran fisika, 2) Bagi penelitian selanjutnya. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi tambahan dan bahan pertimbangan untuk penelitian serupa kedepannya.

II.

METODE

Jenis metode penelitian yang dilakukan adalah metode campuran. Penelitian campuran ini sering menggabungkan berbagai disiplin ilmu, tepri, pendekatan, peneliti, teknik

pengumpulan, dan analisis data [13].

Penelitian dilakukan dengan

memberikan quisioner yang diberi bobot nilai setia butirnya.

Subjek penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 2 Muaro Jambi yang berada di kelas VIII B dan VIII D tahun ajaran 2018/2019.

Penelitian dimulai dengan

memberikan izin melakukan

(4)

18 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

Muaro Jambi, setelah memperoleh izin dilakukan observasi langsung dengan

memberikan angket yang

berhubungan dengan karakter kerja keras dan materi Fisika.

Instrumen angket adalah adopsi dari angket skripsi Triwati [14], dengan aspek yang dinilai kesesuaian

konsep yang diukur, tingkat

operasional, kaidah penulisan, dan penampilan skala.

Angket diberikan dengan respon pertanyaan yang diberi nilai pada setiap pilihan jawaban. Yang menggunakan skala lima, pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat

Tidak Setuju (STS). Untuk

menentukan jarak interval antara jenjang sikap mulai dari sangat tidak setuju (STS) sampai sangat setuju (SS) digunakan rumus [15]:

Jarak Interval(i)

i = !"#$ &'$&()**(+!"#$ &'$'),-. /012-. "'2-! ()&'$3-2

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasrkan hasil penelitian di SMP Negeri 2 Muaro Jambi disajikan dalam bentuk tebel frekuensi, masing-masing deskripsi variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Deskripsi frekuensi hasil angket pengaruh kerja keras

Statistics Hasil_angket_ kelas_VIII_D Hasil_angket_ kelas_VIII_B N Valid 27 31 Missing 4 0 Mean 73,07 76,68 Std. Error of Mean 1,766 1,345 Median 74,00 76,00 Mode 74 69a Std. Deviation 9,177 7,489 Variance 84,225 56,092 Skewness -,097 ,420 Std. Error of Skewness ,448 ,421 Kurtosis ,664 -,738 Std. Error of Kurtosis ,872 ,821 Range 41 27 Minimum 54 65 Maximum 95 92 Sum 1973 2377 Percentiles 25 68,00 70,00 50 74,00 76,00 75 78,00 83,00 Rata-rata

Rata-rata adalah jumlah

keseluruhan skor dari peserta didik dibagikan dengan jumlah keseluruhan peserta didik. Nilai rata-rata dapat ditentukan dengan membagi jumlah nilai angket seluruh siswa dibagi dengan jumlah siswa keseluruhan siswa [15]. Untuk kelas VIII B dengan jumlah peserta didik 31 siswa didapatkan rata-rata nilai angketnya adalah 76,68. Pada kelas VIII D didapatkan nilai rata-rata nya lebih rendah dibanding dengan kelas VIII B yakni 73,07 dengan jumlah siswanya 27 orang.

Standar Error of Mean

Standar error of mean adalah

suatu nilai yang menyatakan

kesalahan nilai rata-rata pada data sampel yang diambil. Menurut Gravettter dan Wallnau, standard error can be viewed as a measure of the reliability of a sample mean [16]. Dari

(5)

Volume 6, Nomor 1 Juni 2019 19 tabe statistik diatas terlihat bahwa

standar kesalahan dari rata-rata kelas VIII B dan kelas VIII D berbeda. Kelas VIII B memiliki standar error of mean nya lebih rendah dibandingkan dengan kelas VIII D. Untuk kelas VIII B memiliki nilai standar error of mean yaitu 1,345 sedangkan kelas VIII D memiliki nilai standar error of mean yaitu 1,766.

Median

Median dalam tabel frekuensi deskriptif adalah tabel yang menyajikan nilai tengah dari suatu data. Pada tabel frekuensi deskriptif diatas nilai median dari hasil angket kelas VIII B lebih besar dibandingkan dengan nilai median dari kelas VIII D, yaitu 76,00 untuk kelas VIII B dan 74,00 untuk kelas VIII D.

Modus

Modus dapat memberikan

gambaran nilai yang sering muncul dalam suatu data. Modus adalah datum yang paling sering muncul [17]. Berdasarkan data tabel frekuensi deskriptif diatas terlihat bahwa nilai modus kelas VIII D lebih besar yakni 74 dibandingkan dengan nilai modus dari kelas VIII B yang hanya 69.

Standard Deviation (SD)

SD is a measure of spread in data about the mean, as opposed to the variability in an estimated summary of data [18]. Dapat dikatakan bahwa standar deviasi adalah sebuah nilai yang menggambarkan penyebaran dta bila dilihat dari rata-ratanya. Nilai standar deviasi kelas VIII D lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi untuk kelas VIII B yakni 9,117 untuk kelas VIII D dan 7,489 untuk kelas B. Untuk standara deviasi dapat kita tentukan bagaimana keadaan

data pada kedua kelas tersebut. Nilai standar deviasi kelas VIII B lebih kecil, hal ini berarti penyebaran data dari kelas tersebut semakin mendekati rata-rata. Sementara nilai SD kelas VIII D yang lebih besar menyatakan bahwa banyak keragaman sample atau data pada kelas tersebut lebih banyak. Dapat dikatakan bahwa standar deviasi merupakan besar perbedaan dari nilai sampel atau data terhadap rata-rata.

Varians

Tujuan analisis varians untuk lebih meyakinkan hasil pengaruh karakter kerja keras terhadap prestasi belajar fisika. Berdasarkan tabel frekuensi diatas. Nilai varians kelas VIII D lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai varians pada kelas VIII B. Untuk kelas diatas kelas experimen pertama memperoleh nilai varians sebesar 84,225 sedangkan kelas experimen kedua memperoleh nilai varians 56,092.

Skewness

Skewness dapat memperlihatkan

kumpulan data yang lebih

mengerucut. Nilai dari skewness dapat berupa positif dan negatif. Skewness sering juga disebut dengan ukuran kemiringan data bila ditinjau dari grafiknya. Bentuk kurva dekriptif frekuensi ini ditentukan miring ke kanan atau miring ke kiri berdasarkan nilai dari skewness nya. Skewness refers to the lack of sysmetry in a frequency distribustion. Distribution with a long “tail” to the right have positive skew and vice versa [19]. Dari data distribusi frekuensi diatas terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari dua kelas experimen tersebut. Untuk kelas VIII D nilai skewness bernilai negatif yakni

(6)

20 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

-0,097 dengkan untuk nilai skewness kelas VIII B bernilai positif yaitu 0,420. Nilai ini menunjukkan kemiringinan dari dua data tersebut bila dibuat dalam kurvanya. Kelas VIII B akan lebih landai atau miring ke kanan karena nilai skewness nya positif sedangkan kelas VIII D kurvanya akan lebih miring atau landai ke kiri karena nilai skewnessnya negatif.

Standard Error Of Skewness

Standard error of skewness

adalah kesalahan dalam pengambilan data nilai skewness dari masing masing data. Pada data tabel frekuensi dekriptif diatas nilai standard error of skewness kelas VIII D lebih besar bila dibandingkan dengan standard error of skewness kelas VIII B. Dimana kesalahan nilai skewness kelas VIII D adalah 0,448 sedangkan kesalahan nilai skewness dari kelas VIII B adalah

0,421. Hal ini mebuktikan

kemungkinan salah untuk kemiringan atau landai data diatas lebih kecil terjadi didata kelas VIII B.

Kurtosis

Kurtosis measure whether the peak of the distributin is taller or shorter than the ideal normal curves and also wheter the tails are higher or lower than the normal curve [19]. Kurtosis dapat berarti nilai yang menunjukkan keruncingan dari data pada tebel distribusi frekuensi. Pada kelas VIII D nilai kurtosisnya yaitu 0,664 sedangkan untuk kelas VIII B nilai kurtosisnya negatif yaitu -0,738. Hal ini menunjukkan data nilai kelas VIII B lebih mendekati ke rata-rata dari kelas tersebut. Sedangkan kelas VIII D penyebaran nilainya tidak mengerucut pada rata-rata nilai kelas tersebut.

Standard Error Of Kurtosis

Standard error of kurtosis adalah kesalahan yang mungkin terjadi pada perhitungan nilai kurtosis pada kurva data nilai kelas VIII B dan kelas VIII D. Ternyata setelah dilakukan penelirian kesalahan pada nilai kurtosis kelas VIII B lebih kecil bila dibandingkan dengan VIII D, yaitu 0,821 untuk kelas VIII B dan 0,872 untuk kelas VIII D.

Range

Range adalah jarak atau interval dalam suatu data. Interval suatu data ditentukan dengan mengurangkan nilai tertinggi pada suatu data dengan nilai terendah dari data tersebut. Untuk kelas VIII B memiliki range atau interval yang tidak terlalu jauh yaitu 27 sedangkan untuk kelas VIII D rangenya adalah 41.

Maximum dan Minimum

Kelas VIII B memiliki nilai maximum yang sangat tiggi yakni diatas 90, tepatnya 92. Begitu pula dengan siswa kelas VIII D yang memiliki nilaai tertinggi 95. Sedangkan manimum adalah nilai terkecil yang dimiliki oleh sebuah data. Kelas experimen pertama yakni kelas VIII B memperoleh nilai maximum sebesar 65 sedangkan kelas VIII D 54. Dari data tersebut jarak anatra nilai tertinggi dan terendah di kelas VIII B tidak terlalu signifikan walau jumlah siswa kelas tersebut banyak. Sementara kelas VIII D dengan jumlah siswa nya 27 orang memilki jarak yang jauh antara nilai tertinggi dan terendahnya.

(7)

Volume 6, Nomor 1 Juni 2019 21

Persentil

Persentil adalah sebuah nilai yang yang menyatakan rata-rata suatu data bila diukur dalam persentase 100%. Dimana setiap data akan dibagi dengan 100. Untuk persentil yang diambil adalah persentil data ke 25, 50 dan 75. Untuk data kelas VIII D memiliki nilai persentil masing masing yaitu 68, 74 dan 74. Sedangkan untuk data kelas VIII B memiliki nilai persentil yaitu 70, 76 dan 83.

Berdasarkan variabel yang terdapat pada tabel frekuensi deskriptif diatas kelas VIII B lebih unggul berdasarkan nilai rata-rata, kesalahan nilai rata-rata, skewness, standar erroe dari skewness, kurtosis, standar kesalahan kurtosis, range minumum, dan persentil.

Bila dibuatkan nilai skala linkert data diatas, dibuatkan data diatas kedalam nilai seperti angket linkert umumnya yaitu Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R).

Tabel 2. Frekuensi nilai berdasarkan skala linkert. Interval Nilai Frekuensi ST T S R 54-63 - - - 4 64-73 - - 22 - 74-83 - 23 - - 84-93 9 - - -

Berdasarkan interval nilai diatas dari 58 siswa yang diambil data, rata-rata siswa telah mampu memperoleh nilai yang tinggi karena lebih dari 50% siswa berada pada interval nilai 74 sampai 93. Bila dilihat dari data perkelas kelas VIII B memeiliki nilai interval di skala sedang yakni 64-93.

Dari hasil penelitian terhadap kelas VIII B dan kelas VIII D diketahui bahwa kelas VIII B lebih memiliki kemampuan dalam bidang mata

pelajaran fisika bila dibandingkan dengan kelas VIII D. Hal ini terlihat saat dilakukan penelitian banyak siswa kelas VIII D yang cepat menyelesaikan quisoner angket dan langsung bermain game walaupn peneliti masih berdiri depan mereka.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Sari dan Budhi, dimana siswa yang memiliki karakter yang baik akan mendatangkan keadaan positif pada proses belajar mengajar [20]. Hal ini berarti karakter buruk dapat membuat proses pelajaran yangtidak kondusif.

IV.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan data diatas dengan aktivitas peserta didik saat melakukan observasi langsung pada peserta didik kelas VIII SMPN 2 Muaro Jambi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh positif antara siswa yang memiliki karakter kerja keras dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi fisika. Ditunjukkan dengan nilai rata-rata setiap kelas yang sudah berada pada kriteria penilaian tinggi yakni diatas 73.

2. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara karakter kerja keras dengan prestasi belajar dalam kelas yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dengan data kelas VIII B yang jumlah

siswanya 31 mampu

memperoleh nilai terendah pada interval nilai sedang yakni 65. Sementara kelas VIII D yang jumlah siswanya hanya 27 hanya

mampu memperoleh nilai

terendah pada interval nilai rendah yakni 54

(8)

22 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

REFERENCES

[1] H. B. Bafirman, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Penjasorkes. Prenada Media Group, 2016. [2] Rianawati, Implementasi

nilai-nilai karakter pada mata pelajaran pendidikan agama islam (PAI) Tingkat SLTA, no. November. Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014.

[3] Purwaningsih and W. Budhi,

“PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA,” Compt. J. Ilm. Pendidik. Fis., vol. 3, no. 1, pp. 54–62, 2016.

[4] G. L. Society, Membuat Anak Gemar dan Pintar IPA, 1st ed. Jakarta: VisiMedia Pustaka, 2012.

[5] K. Hardiyanti, Astalini, and D. A. Kurniawan, “SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI 5 MUARO JAMBI,” Edu Fis. J. Pendidik. Fis., vol. 3, no. 2, pp. 1– 12, 2018.

[6] R. S. Sitompul, Astalini, and Alrizal, “DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIA DI SMAN 9 KOTA JAMBI,”

Edu Fis. J. Pendidik. Fis., vol. 3, no. 2, pp. 22–31, 2018.

[7] A. Priyanto and A. Kamajaya, “Pengaruh Motivasi Intrinsik

Dan Motivasi Ekstrinsik

Terhadap Kepuasan Kerja,” J. Bisnis dan Manaj., vol. 1, no. 1, pp. 377–387, 2013.

[8] D. Darmaji, D. A. Kurniawan, and

A. Lestari, “Deskripsi

keterampilan proses sains mahasiswa pendidikan fisika

pada praktikum suhu dan kalor,” J. Ris. dan Kaji. Pendidik. Fis., vol. 5, no. 2, p. 68, 2018.

[9] A. Maschur, “PENERAPAN

LAGRANGE MULTIPLIER

SEBAGAI SOLUSI TEPAT

MEKANIKA PADA OSN FISIKA TINGKAT SMA,” SosioSains Res. J., pp. 1–10, 2018.

[10] Sumarjana, Y. Prihatni, and Supriyoko, “PENGEMBANGAN INSTRUMEN SIKAP NGANDEL PADA PELAJARAN FISIKA DI SMPN 3 PRAMBANAN,” Compt. J. Ilm. Pendidik. Fis., vol. 5, no. 2, pp. 1–7, 2018.

[11] Nursari and Hidayati,

“Hubungan Antara

Keidispilinan Siswa,

Kecerdasan Emosi dan

Kreativitas Belajar Dengan prestasi Belajar Fisika,” Compt. J. Ilm. Pendidik. Fis., vol. 4, no. 1, pp. 80–90, 2017.

[12] A. Setiawan and Sunarto,

“Pengaruh Strategi

Pembelajaran Everyone is A

Teacher Here Berbasis

Pendekatan Saintifik Terhadap Prestasi Belajar Fisika,” Compt. J. Ilm. Pendidik. Fis., vol. 5, no. 2, pp. 8–12, 2018.

[13] K. H. Timotius, Pengantar Metodologi Penelitian, I. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2017.

[14] L. A. Triwati, “Pengembangan Instrumen Penilaian Karakter Pada Pembelajaran Biologi di

SMA Negeri 1 Demak,”

Universitas Negeri Semarang, 2015.

[15] D. S. Pasaribu, M. Hendri, and N. Susanti, “Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Menggunakan Model pembelajaran Talking

(9)

Volume 6, Nomor 1 Juni 2019 23 Stick pada Materi Listrik

DInamis di Kelas X SMAN 10 Muaro Jambi,” J. EduFisika, vol. 02, no. 01, pp. 61–69, 2017. [16] F. J. Gravetter and L. B. Wallnau,

Statistics for The Behavioral Science, 9th ed. California: Cengage Learning, 2013.

[17] T. D. Listya, Herawati, and A. D. Permana, Mudah dan Aktif Belajar Matematika, I. Jakarta: PT Setia Purna Inves, 2005. [18] R. E. Carter, “A Standard Error:

Distinguishing Standard

Deviation From Standard

Error,” Diabetes, vol. 62, no. 8, pp. e15–e15, 2013.

[19] G. A. Morgan and O. V. Griego,

Easy Use and Interpretation of SPSS for Win Answering Research Question With Satistics. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., 1998. [20] A. R. Sari and W. Budhi,

“HUBUNGAN ANTARA

KARAKTER SISWA,

KEDISIPLINAN SISWA, DAN

KELENGKAPAN SARANA

PRASARANA SEKOLAH

DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA,” Compt. J. Ilm. Pendidik. Fis., vol. 4, no. 1, Jul. 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi, selain itu juga dapat dijadikan sebuah pengalaman bagi peneliti selaku calon pendidik mengenai

Perusahaan di atas dapat menyampaikan sanggahan atas penetapan hasil prakualifikasi ini kepada Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Paket I I APBD Pada Dinas Pekerjaan Umum Bina

Kaltim , telah mengadakan penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) Pengadaan Jasa Pertanggungan Aset-Aset Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ( Paket I ) di Sekretariat Daerah Prov..

Transportasi tradisional merupakan kegiatan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan secara tradisional, baik yang

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UNGGULAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN.. PERIODE LVX TAHUN

Februari 2017 Tempat dari kegiatan ini adalah posko KKN UAD. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, siswa sangat antusias sehingga. kegiatan ini terlaksana melebihi

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan peningkatan pengetahuan dan sikap antara pemberian edukasi melalui metode film

Kasubbag Program Menginformasikan tentang Penyusunan LKjIP kepada Sekretaris serta dilanjutkan ke Kepala Dinas Lingkungan Hidup - Informasi data2 Penyusuan LKjIP yang