BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Fundamental
Analisa Fundamental digunakan untuk mengevaluasi harga saham perdana PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, meliputi pendekatan deviden dan pendekatan pendapatan. Berikut ini adalah perhitungan dari pendekatan yang akan digunakan untuk mengevaluasi kelayakan harga saham perdana PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
4.1.1 Analisa Pendekatan Deviden a. Model Deviden Tanpa Pertumbuhan
Berdasarkan model deviden tanpa pertumbuhan, deviden diasumsikan tidak mengalami pertumbuhan sehingga besarnya deviden yang akan diterima dari tahun ke tahun dianggap sama atau konstan.
Perhitungan nilai intrinsik saham dengan menggunakan pendekatan deviden tanpa pertumbuhan adalah:
Ke D P0= 0
Kebijakan pembayaran deviden yang ditetapkan oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah sebesar 50% dari laba bersih setiap tahunnya akan disisihkan sebagai pembayaran deviden tunai. Laba bersih yang diperoleh perusahaan pada 31 Desember 2002 adalah Rp 3,586 triliun.
Jadi besarnya deviden per saham dalam penelitian ini diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut:
Deviden per saham = Kebijakan deviden x Laba bersih per saham 2002 Deviden per saham = 50 % x Rp 179,3
Deviden per saham = Rp 89,65
D0 = Rp 89,65
Ke adalah tingkat kapitalisasi yang diasumsikan sama dengan E (Rj) yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, dengan rumus:
E(Rj) = Rf + βj [E(Rm) - Rf]
Untuk menentukan besarnya E (Rj) terlebih dahulu harus diketahui besarnya variabel-variabel yang mempengaruhinya, yaitu Rf, Beta (β) dan E(Rm) sbb :
1) Tingkat Pengembalian Investasi Bebas Resiko (Rf)
Penentuan tingkat pengembalian investasi bebas resiko didalam penelitian digunakan tingkat diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral sehingga tidak terdapat resiko di dalamnya.
Hasil perhitungan rata-rata tingkat diskonto SBI selama bulan Agustus 2002 - bulan Juli 2003 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1
TINGKAT DISKONTO SBI
Bulan Tingkat diskonto
Agust-02 14,35 Sep-02 13,22 Okt-02 13,10 Nop-02 13,06 Des-02 12,93 Jan-03 12,69 Feb-03 12,24 Mar-03 11,40 Apr-03 11,06 Mei-03 10,44 Jun-03 9,53 Jul-03 9,10 Rata-rata / tahun 11,92
Sumber: Laporan bulanan Bank Indonesia 02-03 (data yang diolah)
Jadi besarnya tingkat pengembalian investasi bebas resiko (Rf) periode Agustus 2002 sampai dengan Juli 2003 adalah 11,92 % atau 0,99 % per bulan (11,92 % : 12)
2) Tingkat Resiko Sistematis Beta (β)
Beta adalah kepekaan tingkat keuntungan suatu saham terhadap tingkat keuntungan indeks pasar. Karena PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, go public pada bulan Juli 2003 sehingga belum ada data mengenai beta perusahaan, maka untuk mengetahui besarnya resiko sistematis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, beta perseroan dihitung dengan asumsi sama dengan beta perusahaan sejenis (Perbankan) sebanyak 12 perusahaan yang sudah go public. Dari hasil perhitungan terhadap 12 perusahaan sejenis diperoleh beta perseroan seperti dalam tabel berikut:
Tabel 4.2
Beta Rata-rata Industri Perbankan
No Perusahaan Beta
1 Bank Central Asia Tbk 1,260
2 Bank Danamon Indonesia Tbk 0,794
3 Bank International Indonesia Tbk 2,504
4 Bank Negara Indonesia Tbk 1,374
5 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 0,788
6 Bank Victoria Int Tbk 0,551
7 Bank Pan Indonesia Tbk 1,292
8 Bank Lippo Tbk 0,739
9 Bank Mega Tbk -0,023
11 Bank NISP Tbk 0,824
12 Bank Permata Tbk 1,603
Rata-rata 1,056
Sumber: JSX Monthly Statistic 02-03 (data yang diolah)
3) Tingkat Pengembalian Pasar E (Rm)
Tingkat pengembalian pasar dalam penelitian ini dihitung dari rata-rata fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setiap minggu selama bulan Agustus 2002 sampai dengan bulan Juli 2003. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipakai sebagai tolok ukur perhitungan E (Rm) dengan asumsi bahwa IHSG mencerminkan pengembalian pasar saham. Tingkat pengembalian pasar di BEJ dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Tingkat Pengembalian Pasar E(Rm)
Bulan Minggu IHSG E(Rm) Bulan Minggu IHSG E(Rm)
Agustus 1 456.315 Februari 1 394.631 0.0159 2002 2 450.236 -0.0133 2003 2 399.516 0.0124 3 450.983 0.0017 3 402.244 0.0068 4 458.271 0.0162 4 399.220 -0.0075 5 443.674 -0.0319 Maret 1 389.793 -0.0236 September 1 427.800 -0.0358 2003 2 387.880 -0.0049
2002 2 421.003 -0.0159 3 394.039 0.0159 3 408.799 -0.0290 4 404.432 0.0264 4 412.973 0.0102 April 1 405.678 0.0031 Oktober 1 408.431 -0.0110 2003 2 438.549 0.0810 2002 2 376.466 -0.0783 3 443.857 0.0121 3 360.905 -0.0413 4 435.043 -0.0199 4 353.654 -0.0201 Mei 1 447.819 0.0294 November 1 371.136 0.0494 2003 2 469.634 0.0487 2002 2 365.704 -0.0146 3 467.939 -0.0036 3 374.150 0.0231 4 472.105 0.0089 4 381.455 0.0195 5 494.776 0.0480 5 390.425 0.0235 Juni 1 510.693 0.0322 Desember 1 397.083 0.0171 2003 2 510.479 -0.0004 2002 2 391.222 -0.0148 3 511.452 0.0019 3 425.120 0.0866 4 506.781 -0.0091 4 424.945 -0.0004 Juli 1 504.099 -0.0053 Januari 1 407.512 -0.0410 2003 2 524.688 0.0408
2003 2 399.665 -0.0193 3 525.500 0.0015
3 401.649 0.0050 4 510.083 -0.0293
4 405.343 0.0092
5 388.443 -0.0417 Rata-rata 0.0105
Sumber; JSX Statistic 2002-2003 (data yang diolah)
Jadi rata-rata per bulan tingkat pengembalian pasar periode Agustus 2002 sampai dengan Juli 2003 adalah sebesar 0,0105.
Dari hasil perhitungan terhadap Rf, Beta dan E (Rm), maka dapat diperoleh nilai Ke atau E (Rj) sebagai berikut:
Ke = E(Rj) = Rf + βj [E(Rm) – Rf] Ke = 0,0099 + 1,056(0,0105 - 0,0099) Ke = 0,0099 + 0,00063
Ke = 0,01053 = 0,126 per tahun
Jadi tingkat Pengembalian atau tingkat kapitalisasi yang diharapkan oleh investor sebesar 1,053% per bulan atau 1,053% x 12 = 12,64% per tahun.
Setelah diperoleh nilai deviden per saham (D0) dan tingkat Kapitalisasi (Ke), maka nilai intrinsik saham berdasarkan pendekatan model deviden tanpa pertumbuhan adalah:
Ke D P0= 0 126 , 0 65 , 89 0= P P0 = 711,51
Dengan menggunakan pendekatan model deviden tanpa pertumbuhan, diperoleh nilai intrinsik saham sebesar Rp 711,51 Jika dibandingkan dengan harga saham perdana sebesar Rp 675,00 maka dapat diambil kesimpulan bahwa harga saham perdana PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah Undervalued.
b. Model Deviden dengan Pertumbuhan Normal atau Konstan
Model deviden dengan tingkat pertumbuhan normal atau konstan mengasumsikan bahwa deviden berkembang dari periode ke periode dengan tingkat pertumbuhan deviden yang sama selamanya (konstan).
Untuk menentukan besarnya tingkat pertumbuhan deviden, maka digunakan rumus:
g = b x ROE
b = besarnya rasio penahanan laba (retention rate) yang nilainya diperoleh dari 1 - Deviden Payout Ratio, yaitu rasio yang menunjukkan besarnya porsi laba bersih perusahaan yang dibayarkan untuk deviden. Besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada 31 Desember 2002 adalah Rp 3,586 triliun. sedangkan besarnya kebijakan deviden yang diberikan adalah sebesar 50% atau dengan kata lain Deviden Payout Ratio adalah sebesar 50%.
Return On Equity atau tingkat pengembalian atas modal sendiri pada perusahaan untuk tahun 2002 adalah 26,2% yang diperoleh dari
prospektus PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Maka besarnya tingkat pertumbuhan deviden (g) adalah:
Jika : b = 1 - Deviden Payout Ratio b = 1 - 0,5
b = 0,5 Maka : g = b x ROE
g= 0,5 x 0,262 g = 0,131 atau 13,1%
Dengan dasar perhitungan tersebut dapat diperoleh besarnya nilai intrinsik saham dengan perhitungan sebagai berikut:
) ( ) 1 ( 0 0 g Ke g D P − + = ) 131 , 0 126 , 0 ( ) 131 , 0 1 ( 65 , 89 0 − + = P 005 , 0 39 , 101 0 − = P P0 = -20.278,-
Nilai intrinsik saham dengan menggunakan pendekatan model deviden dengan tingkat pertumbuhan normal atau konstan adalah Rp -20.278,-. Nilai tersebut secara teoritis ternyata tidak realistis karena nilai intrinsik yang dihasilkan adalah negatif. Karena itu di dalam skripsi ini pendekatan deviden dengan pertumbuhan normal atau konstan tidak dapat digunakan untuk menganalisis harga saham perdana.
4.1.2 Analisa Pendekatan Pendapatan a. Model Price Earning Ratio
PER adalah rasio yang menunjukkan perbandingan dari harga saham terhadap laba perusahaan. Rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari laba perusahaan serta menunjukkan lamanya investasi pembelian saham akan kembali.
Dalam perhitungan ini dapat dilihat berapa PER perbandingan harga saham dengan penghasilan yang akan diterima pemegang saham, kemudian dibandingkan dengan tingkat PER rata-rata perusahaan sekuritas yang sudah go public serta rata-rata PER Bursa Efek Jakarta.
Perusahaan memperkirakan akan memperoleh laba bersih per saham pada tahun 2003 sebesar Rp 263,00 sehingga besarnya PER pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah:
P/E ratio = Price per share Earnings per share P/E Ratio = 675
263 P/E Ratio = 2,56
Dengan tingkat PER sebesar 2,56 maka ini menunjukkan bahwa harga saham merupakan kelipatan dari 2,56 kali laba perusahaan.
1) Perbandingan PER Perusahaan dengan PER Perusahaan Sejenis
Untuk menentukan apakah saham undervalued atau Overvalued dapat digunakan cara dengan membandingkan harga saham yang
ditawarkan dengan nilai intrinsik saham dengan menggunakan rata-rata PER perusahaan sejenis yang sudah go public, yaitu Perbankan.
Rata-rata PER Perbankan pada tahun 2002 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Rata-rata PER Industri Perbankan
No Perusahaan PER
1 Bank Central Asia Tbk 5,23
2 Bank Danamon Indonesia Tbk 6,98
3 Bank International Indonesia Tbk 19,83
4 Bank Negara Indonesia Tbk 7,55
5 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 16,45
6 Bank Victoria International Tbk -0,46
7 Bank Pan Indonesia Tbk 24,33
8 Bank Lippo Tbk -1,04 9 Bank Mega Tbk 5,48 10 Bank Niaga Tbk 13,86 11 Bank NISP Tbk 8,34 12 Bank Permata Tbk -4,79 Rata-rata 8,48
Jadi rata-rata PER perusahaan sekuritas adalah sebesar 8,48 kali. Nilai intrinsik saham bila dikaitkan dengan tingkat PER rata-rata perusahaan bank adalah:
P0 = EPS x P/E Ratio P0 = 263 x 8,48 P0 = 2.230,24
Nilai intrinsik saham yang diperoleh dari rata-rata PER perusahaan bank adalah Rp 2.230,24 dan apabila dibandingkan dengan harga saham perdana sebesar Rp 675,00 maka dapat diambil kesimpulan bahwa harga saham perdana yang ditawarkan oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah undervalued.
2) Perbandingan PER Perusahaan dengan PER Bursa Efek
Besarnya rata-rata PER Bursa Efek Jakarta dapat dilihat pada label di bawah ini:
Tabel 4.5
Rata-rata PER Bursa Efek Jakarta
Bulan PER Agust-02 7,94 Sep-02 7,65 Okt-02 5,65 Nop-02 8,61 Des-02 8,05 Jan-03 9,09
Feb-03 8,79 Mar-03 9,82 Apr-03 6,93 Mei-03 5,86 Jun-03 5,73 Jul-03 6,95 Rata-rata 7,59
Sumber: JSX Monthly Statistics 02-03 (data yang diolah)
Jadi rata-rata PER Bursa Efek Jakarta sebesar 7,59 kali. Nilai intrinsik saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan menggunakan rata-rata PER Bursa Efek Jakarta adalah:
P0 = EPS x P/E Ratio P0 = 263 x 7,59 P0 = 1.996,17
Nilai intrinsik saham dengan menggunakan rata-rata PER Bursa Efek Jakarta adalah Rp 1.996,17 sedangkan harga saham perdana yang ditawarkan oleh PT Bank Mandiri Tbk adalah Rp 675,00 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga saham yang ditawarkan undervalued.
3) Perbandingan PER Perusahaan dengan PER Elton dan Gruber
Bcrdasarkan model perhitungan PER yang dikembangkan oleh Elton dan Gruber, maka nilai intrinsik saham untuk saham perdana PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:
(i) Pada periode pasar sedang Bullish, nilai PER adalah sebesar:
PER = 4 + 2,3 (pertumbuhan laba) PER = 4 + 2,3 (0,131)
PER = 4,3013
Sehingga nilai intrinsik saham perdana adalah: P0 = 263 x 4,3013
P0 = Rp 1.131,24
Dari perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa harga saham perdana PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah undervalued.
(ii) Pada periode pasar sedang Bearish, nilai PER adalah sebesar:
PER = 3 + 1,8 ( pertumbuhan laba) PER = 3 + 1,8 (0,131)
PER = 3,2358
Sehingga nilai intrinsik saham perdana adalah: P0 = 263 x 3,2358
Kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan di atas adalah bahwa jika dibandingkan dengan nilai intrinsik saham sebesar Rp 851,02 maka harga saham perdana PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 675,00 dinilai undervalued.
b. Model Value Earning Ratio
Dalam model ini, nilai dari pendapatan dapat diperoleh dari perbandingan nilai sekarang dari selembar saham dengan pendapatan per sahamnya. Model Value Earning Ratio ini digunakan sebagai pengganti PER dan untuk menentukan PER yang wajar.
Besarnya V/E Ratio adalah:
rate Growth rate Discount EPS Devidend Cash Ratio E V − = : / 131 , 0 126 , 0 263 : 5 , 131 / − = Ratio E V 005 , 0 5 , 0 / − = Ratio E V V/E Ratio = -100
Dengan demikian, nilai intrinsik saham adalah sebesar: P0 = 263 x -100
P0 = - 26.300
Nilai intrinsik saham dengan menggunakan model Value Earning Ratio adalah Rp -26.300,- nilai tersebut secara teoritis ternyata tidak realistis karena nilai intrinsik yang dihasilkan adalah negatif. Karena itu
dalam skripsi ini model Value Earning Ratio tidak dapat digunakan untuk menganalisis harga saham perdana.
Dari seluruh pendekatan yang telah di perhitungkan di atas maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Perhitungan Nilai Intrinsik saham Perdana
No Model Perhitungan Nilai
Intrinsik
Harga Perdana Kesimpulan
1 Pendekatan Deviden
1.1 Tanpa pertumbuhan 711,51 675 Undervalued 1.2 Pertumbuhan konstan -20.278,00 675 Unrealistic 2 Pendekatan Pendapatan
2.1 Price Earning Ratio
a. Rata-rata Perbankan 2.230,24 675 Undervalued b. Rata-rata Bursa Efek 1.996,17 675 Undervalued
c. Bullish 1.131,24 675 Undervalued
d. Bearish 851,02 675 Undervalued
2.2 Value Earning Ratio -26.300,00 675 Unrealistic
Berdasarkan tabel di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan pendekatan deviden dan pendekatan pendapatan, harga saham yang ditawarkan oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 675,00 adalah Undervalued karena berada di bawah nilai intrinsik pendekatan-pendekatan tersebut.