• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Kitab Qiroati di TPQ Nurussalam

Dari kajian teoritis maupun data lapangan yang penulis jabarkan, maka langkah selanjutnya menganalisis sumber-sumber yang telah ada sehingga hasilnya dapat diketahui secara terperinci.

1. Persiapan

Persiapan sangatlah penting sebagai awal untuk mengkondisikan siswa dan lingkungan pembelajaran agar siap untuk melakukan aktivitas belajar. Sehingga dengan adanya persiapan yang baik, diharapkan siswa memiliki pemahaman yang baik serta dapat tercapai tujuan pembelajaran. Persiapan yang dilakukan sebagai langkah awal proses kegiatan belajar mengajar di TPQ Nurussalam sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan jadwal. Seperti menyiapkan alat peraga, kesiapan ustadz ustadzah dalam mengajar, kesiapan santri untuk belajar, media, materi dan lain sebagainya. Namun segala persiapan tersebut dilaksanakan secara langsung, tanpa ada persiapan untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu. Di TPQ Nurussalam belum memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran yang terstruktur. Sebagaimana dalam pendidikan formal adalah menyiapkan dan menyusun perangkat pembelajaran yang terstruktur terlebih dahulu, seperti RPP, silabus, program tahunan, program semester, dan program harian (satpel). Padahal perangkat pembelajaran sangatlah penting sebagai panduan apa yang harus dilakukan seorang guru di dalam

(2)

kelas, memberi panduan untuk merancang perangkat pembelajaran yang lebih baik, sebagai tolak ukur untuk mengevaluasi hasil mengajar, dan benar-benar memberikan arah bagi seorang guru untuk bisa mengajar dengan baik. Hal ini penting mengingat proses pembelajaran adalah sesuatu yang sistematis dan terpola. perencanaan sangat dibutuhkan. Sesederhana apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Dimana tujuan tersebut dapat dicapai dengan adanya perencanaan yang harus disusun oleh guru. Maka semakin kompleks proses pembelajaran, yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru.1

2. Pelaksanaan (Kegiatan Belajar Mengajar)

Pelaksanaan pembelajaran kitab Qiroati di TPQ Nurussalam sudah berjalan dengan baik, sesuai tahapan pembelajaran kitab qiroati. Dilakukan secara klasikal dan deres, yang kemudian dilanjutkan dengan maju satu persatu untuk membaca secara individual. Pada pembelajaran kitab qiroati tahap klasikal cara penyampaiannya adalah menggunakan metode drill, yang mana menurut Zuhairini yang dikutip dalam bukunya Armai Arief yang berjudul “Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam” dalam pelaksanaan pengajarannya metode drill dilakukan dengan cara melatih anak didik/santri terhadap bahan pelajaran yang sud.ah diberikan.2

Dalam pendidikan agama, metode ini sering dipakai untuk melatih ulangan pelajaran Al-Qur’an dan praktek ibadah. Termasuk pada pendidikan

1

http://falahterhottss.blogspot.co.id/2013/11/pentingnya-perangkat-pembelajaran-dan_27.html?m=1, Diakses pada tanggal 16 Maret 2016.

2 Armai Arief, Pengantar Ilmu Metode Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 174

(3)

non formal di TPQ Nurussalam, metode drill pada pembelajaran kitab qiroati diimplementasikan dengan cara seorang guru/ustadzah membaca Jilid atau Al-Qur’an dengan berbagai keterangan yang sudah diberikan yang kemudian dipraktekkan dan ditirukan oleh anak.

Pada tahap individual, santri maju satu persatu untuk membaca Jilid atau Al-Qur’an secara bergiliran, cara penyampaiannya adalah sama seperti menggunakan metode sorogan yang dalam pelaksanaannya santri belajar secara individu berhadapan dengan seorang guru/ustadzah, untuk saling berinteraksi, dimana guru/ustadzah menilai kemampuan santrinya dalam membaca Jilid atau Al-Qur’an. Namun sebelum maju secara individu, santri diwajibkan deres terlebih dahulu agar ketika mendapat giliran maju dapat mencapai nilai yang baik. Sedangkan santri yang belum mendapat giliran maju, melakukan aktivitas menulis sekaligus memahami materi yang sudah disampaikan oleh ustadzah. Setelah 2 tahap tersebut selesai, jika ada waktu yang masih tersisa biasanya diisi dengan belajar do’a sehari-hari atau bacaan-bacaan sholat. Setelah waktu selesai pembelajaran diakhiri dengan doa bersama.

Selain mengajar, tugas guru adalah juga harus menjadi motivator bagi muridnya. Penganekaragaman cara belajar, memberikan penguatan dan sebagainya dapat memberikan motivasi kepada anak untuk lebih bergairah dalam belajar.3 Sama halnya seperti upaya ustadz ustadzah di TPQ Nurussalam, untuk mengupayakan anak yang masih malas dalam belajar agar lebih bergairah dan bersemangat untuk belajar, selesai berdoa dan

3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 45

(4)

sebelum pulang, sesekali ustadz ustadzah TPQ Nurussalam memberi tebakan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang menyangkut masalah tajwid. Santri yang bisa menjawab diberikan kesempatan untuk pulang terlebih dahulu dengan beberapa pertanyaan yang telah diajukan. Hasilnya, santri menjadi lebih bersemangat dan termotivasi untuk lebih belajar giat agar bisa menjawab pertanyaan dari ustadzahnya.

3. Evaluasi

Evaluasi yang diterapkan di TPQ Nurussalam sudah sesuai dan selaras dengan program yang dicanangkan oleh BADKO Kota Pekalongan. Dimana pada pelaksanaan ulangan cawu, dilaksanakan setahun tiga kali dalam waktu empat bulan sekali diadakan secara serentak oleh seluruh TPQ Kota Pekalongan. Ulangan cawu ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman anak dalam menerima pelajaran di kelas, baik dari segi teori maupun praktek baca-tulis Al-Qur’an. Sebagaimana dalam pendidikan formal ada pelaksanaan evaluasi sumatif, evaluasi sumatif menurut Winkel didefinisikan sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester.

Namun pada prinsipnya, ulangan cawu ini tidak menentukan kenaikan jilid, karena pada pembelajaran qiroati kenaikan jilid ditentukan dari kemampuan anak dalam membaca jilid atau Al-Qur’an dengan benar. Meskipun nilai ulangan cawu yang diperoleh anak sudah baik, akan tetapi kemampuan anak dalam membaca Jilid atau Al-Qur’an belum lancar, maka anak belum diperbolehkan naik ke Jilid selanjutnya. Karena pada

(5)

pembelajaran kitab qiroati kelulusan atau kenaikan jilid, tidak ditentukan oleh bulan/tahun, melainkan keberhasilan santri dalam membaca Al-Qur’an dengan tartil.

B. Analisa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran kitab qiroati di TPQ Nurussalam

1. Faktor Pendukung

Pelaksanaan pembelajaran kitab qiroati dapat terlaksana dengan baik karena adanya beberapa faktor pendukung pada proses pembelajarannya. Diantara faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran kitab qiroati di TPQ Nurussalam adalah adanya media yang sangat membantu proses berjalannya kegiatan belajar. Kemudian dari pengajar (Asatidz) yang sudah bersyahadah, hal ini sudah sesuai dan sudah memenuhi syarat sebagai ustadz ustadzah atau pengajar qiroati. Karena untuk mengajarkan kitab Qiro’ati tidak sembarang orang yang mengajar. Sebelum mengajar para ustadz-ustadzah harus ditashih terlebih dahulu sehingga santri dapat belajar Al-Qur’an dengan baik dan benar.

2. Faktor penghambat

Adanya faktor penghambat sangat mempengaruhi keberhasilan pada proses belajar. Seperti faktor kedisiplinan santri yang belum bisa mematuhi peraturan baik itu peraturan dari TPQ maupun dari ustadz ustadzah. Berhasil tidaknya proses pembelajaran baca-tulis Al-Qur’an, tidak hanya dari kesiapan para ustadzah, akan tetapi juga harus ditunjang dengan ketekunan para santri dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas. Santri yang malas

(6)

berangkat walaupun hanya satu hari ia tidak berangkat, maka dengan cepat ia akan ketinggalan pelajaran yang sudah disampaikan oleh ustadz ustadzahnya para hari tersebut. Sehingga pada pokok bahasan harus dipahami santri secara lebih mendalam agar dapat menyesuaikan proses pembelajaran dengan yang lain. Faktor penghambat sekaligus menjadi daya penghambat untuk kelancaran proses pembelajaran kitab qiroati di TPQ Nuruussalam. Karena dengan adanya santri yang belum bisa menaati peraturan, target pencapaian belajar untuk pembelajaran kitab qiroati menjadi terhambat karena pengajar dituntut harus membimbing terlebih dahulu, memberikan arahan dan mentelateni anak-anak yang masih kurang dalam prestasi belajar.

C. Analisa Kemampuan baca-tulis Al-Qur’an para santri di TPQ Nurussalam Menurut Syaiful Bahri Djamarah tingkat keberhasilan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga tingkatan atau taraf, yaitu istimewa (maksimal), baik sekali (optimal), baik (minimal), dan kurang. Hampir sama seperti kategori penilaian yang ada pada buku prestasi atau Kartu Prestasi Belajar Santri (KPBS) di TPQ Nurussalam, yang mana dalam menilai kemampuan baca-tulis Al-Qur’an santrinya menggunakan tingkatan baik sekali (A), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang/Mengulang (D). Dengan adanya buku prestasi atau Kartu Prestasi Belajar Santri (KPBS) tersebut kemampuan santri menjadi lebih terpantau setiap harinya. Dan santri menjadi lebih berhati-hati dalam membaca agar bisa mendapatkan nilai yang lebih baik. Kartu Prestasi Belajar Santri (KPBS) ini juga bisa digunakan sebagai alat yang tepat untuk evaluasi formatif, dimana menurut

(7)

Winkel evaluasi sumatif dilakukan selama proses pembelajaran agar siswa dan guru memperoleh informasi mengenai kemajuan yang telah dicapai.

Untuk menulis sudah maksimal karena santri selalu dilatih menulis bahan materi yang sudah diajarkan oleh ustadzah. Dan diantara kelebihan pembelajaran kitab qiroati itu sendiri adalah setelah mengaji qiroati santri menulis bacaan yang sudah dibacanya.

Untuk membacanya, berdasarkan penilaian ustadz ustadzah dalam menilai kemampuan membaca Al-Qur’an para santri di TPQ Nurussalam, peneliti dapat menganalisa bahwa dengan menggunakan pembelajaran kitab qiroati dapat meningkatkan kemampuan baca-tulis Al-Qur’an para santri di TPQ Nurussalam. Karena secara garis besar dari keseluruhan santri TPQ Nurussalam masuk dalam kategori baik (B) dalam penilaian. Hal ini dibuktikan dari analisa hasil presentase para santri TPQ dari jilid 1-6 dan ghorib menunjukkan bahwa yang menguasai baca-tulis Al-Qur’an dengan nilai baik sekali ada sebanyak 34%, santri yang mendapat nilai baik 35%, santri yang mendapatkan nilai cukup 20%, dan santri yang mendapatkan nilai kurang ada sebanyak 11%. Artinya, para santri terbilang baik dalam kelangsungan belajar membaca dan menulis Al-Qur’an.

Dari berbagai analisa tersebut, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode pengumpulan data wawancara, observasi serta dokumentasi, maka dapat dinyatakan bahwa Implementasi pembelajaran kitab qiroati sudah diimplementasikan dengan baik dalam upaya meningkatkan kemampuan baca-tulis Al-Qur’an.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

12.Antibodi permukaan hanya dihasilkan oleh limfosit B karena limfosit 12.Antibodi permukaan hanya dihasilkan oleh limfosit B karena limfosit  T tidak memiliki gen yang sefamili

Sedangkan lingkungan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecelakaan kerja (R = 0,003), dan pada tingkat pendidikan mempengaruhi secara signifikan

Jika melihat dari ciri-ciri pasar yang ada di Sentra Industri Keripik Tempe Sanan dimana tidak ada kesulitan berarti dalam memasuki pasar, banyaknya penjual dan

Radioterapi pada penderita karsinoma epidermoid dianjurkan diberikan pada penderita yang lesi tumornya terletak pada daerah yang sulit (sekitar mata, bibir dan hidung)

Dari proses awal hingga sampai pada tahap evaluasi, peneliti menemukan fakta bahwa apa yang dilakukan Kemenpar telah sesuai dengan penerapan strategi komunikasi dimana dalam

Berdasarkan hasil model regresi linear sederhana di atas menunjukkan prediksi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut; (a) nilai konstanta

Lokasi kawasan wisata telaga sarangan Kabupaten Magetan berada pada kawasan pegunungan yang dikelilingi sebuah telaga, yaitu Telaga Sarangan yang mempunyai

Hasil yang diperoleh dari pembuatan website adalah menyediakan fitur atau informasi perusahaan secara online sehingga bisa diakses dengan jangkauan yang sangat