• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penduduknya berasal dari berbagai kecamatan, yaitu kecamatan Batudaa, Tibawa,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penduduknya berasal dari berbagai kecamatan, yaitu kecamatan Batudaa, Tibawa,"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Pilomonu

Desa Pilomonu merupakan pemekaran Desa Diloniyohu yang penduduknya berasal dari berbagai kecamatan, yaitu kecamatan Batudaa, Tibawa, Atingola, Telaga dan Paguyaman. Sebelum menjadi satu desa, hanya terdiri dari dua dusun yaitu Dusun Biluhu dan Dusun Irigasi. Desa Pilomonu diresmikan berdasarkan SK Gubernur Sulawesi Utara N0 95 Tahun 1995 pada tanggal 21 Maret 1995 di Desa Tuyat pada tanggal 15 April 1995 dimekarkan menjadi enam dusun yaitu Dusun Biluhu, Dusun Irigasi Utara, Dusun Irigasi Selatan, Dusun Bualo, Dusun Pasir Putih dan Dusun Tehila.

Keadaan geografi Desa Pilomonu berupa daratan yang terdiri atas daerah pemukiman penduduk, persawahan dan perkebunan dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Anggrek (Kabupaten Gorontalo Utara).

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Potanga (Kecamatan Boliyohuto) dan Desa Gandasari (Kecamatan Tolangohula).

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Payu.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bina Jaya dan Desa Sukamakmur Utara (Kecamatan Tolangohula).

(2)

4.1.2 Keadaan Penduduk

Jumlah Penduduk Desa Pilomonu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo adalah 2596 jiwa yang terdiri atas 649 KK. Berikut ini akan diuraikan keadaan penduduk Desa Pilomonu Kecamatan Mootilango dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1 : Keadaan Penduduk Desa Pilomonu tahun 2011

No Nama Dusun Jumlah Kepala Keluarga Jumlah Jiwa

1 Dusun Biluhu 167 KK 668 Jiwa

2 Dusun irigasi Selatan 120 KK 480 Jiwa

3 Dusun Irigasi Utara 169 KK 676 Jiwa

4 Dusun Pasir Putih 92 KK 368 Jiwa

5 Dusun Bualo 47 KK 188 Jiwa

6 Dusun Tehila 54 KK 216 Jiwa

Jumlah 649 KK 2596 Jiwa

Sumber data : Profil Desa Pilomonu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo tahun 2011

4.1.3 Kondisi Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya Desa Pilomonu mencakup kesejahteraan sosial, tingkat pendidikan dan mata pencaharian. Jumlah penduduk Desa Pilomonu adalah 2596 Jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) adalah 649. Untuk lebih

(3)

jelasnya, data mengenai kondisi sosial budaya Desa Pilomonu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Kondisi Sosial Budaya Desa Pilomonu tahun 2011

No Uraian Jumlah 1 Mata Pencaharian 1. Buruh tani 2. Petani 3. Peternak 4. Pedagang 5. Tukang kayu 6. Tukang Batu 7. Penjahit 8. PNS 9. Pensiunan 10. TNI/Polri 11. Perangkat Desa 12. Pengrajin 13. Industri kecil 14. Buruh Industri 15. Lain-lain 319 563 - 131 8 - 7 14 - 1 8 4 - - - 2 Tingkat Pendidikan 1. Tidak tamat SD 2. SD 3. SLTP 4. SLTA 5. Diploma/Sarjana 347 424 211 63 17 3 Kesejahteraan Sosial 1. Jumlah KK Prasejahtera 2. Jumlah KK Sejahtera 3. Jumlah KK Kaya 4. Jumlah KK Sedang 5. Jumlah KK Miskin 277 128 52 128 101

Sumber data : Profil Desa Pilomonu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo tahun 2011

(4)

Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani, buruh tani, dan Pedagang. Hal ini disebabkan karena menjadi petani sudah menjadi mata pencaharian turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain dan pada akhirnya menjadi buruh tani.

Jumlah KK pra sejahtera mendominasi yaitu 40% dari total KK, KK sejahtera 35%, KK miskin 17%, dan kaya 8%. Dengan banyaknya KK prasejahtera inilah maka Desa Pilomonu termasuk dalam Desa Tertinggal.

4.1.4 Data Anak Penderita Gizi Buruk dan Gizi Kurang

Penderita gizi kurang di Desa Pilomonu terdiri atas dua anak dan saat ini tengah berada dibawah perawatan Puskesmas setempat dan bekerjasama dengan tim Dasawisma. Data anak tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Data Jumlah Anak Penderita Gizi Buruk dan Gizi Kurang

No Nama Anak L/P Tempat Tanggal Lahir Keterangan 1 2 Rizki Ahmad Ikbal Suyono L L Gorontalo 27-01-2010 Gorontalo 01-06-2009 Gizi Kurang Gizi Kurang

Sumber data : Profil Desa Pilomonu Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo tahun 2011

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Peran Dasawisma Dalam Membina Status Gizi Buruk Pada Balita di Desa Pilomonu Kecamatan Mootilango

Gizi buruk adalah suatu keadaan dimana seorang balita mengalami kekurangan gizi yang parah karena rendahnya kandungan energi dan protein

(5)

dalam makanan sehari-hari. Penyakit infeksi seperti TBC, campak, cacar, dan diare merupakan salah satu penyebab anak menderita gizi buruk.

Hasil wawancara terhadap kader Dasawisma Nusa Indah tentang balita yang memiliki tanda-tanda terkena gizi buruk sebagai berikut :

“Anak-anak penderita gizi buruk amat rentan terkena penyakit. Kalau sakit, berat tubuh mereka kembali turun, bahkan bisa anjlok lebih dari 5 kilogram dari berat badan mereka. Selama ini belum ada balita yang menderita status gizi buruk, namun kami selalu mengantisipasi hal tersebut dengan selalu memberikan penyuluhan tentang gizi terhadap orang tua. (WW.A.M, 13 Februari 2012)”

Selanjutnya menurut salah seorang kader Dasawisma, bahwa untuk membina status gizi balita dilakukan dengan cara :

“Mengadakan usaha-usaha agar balita terhindar dari status gizi buruk. Meskipun belum pernah ada kejadian gizi buruk di Desa Pilomonu, namun upaya pencegahan telah kami upayakan untuk dilakukan (WW. Y.I, 14 Februari 2012).”

Penyuluhan mengenai gizi yang dilakukan oleh Dasawisma Nusa Indah menjelaskan beberapa cara / usaha yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk mencegah terjadinya status gizi buruk pada balita, yakni sebagai berikut :

1) Secara teratur menimbang anak di Posyandu

2) Berikan ASI ekslusif pada bayi hingga berusia 6 bulan.

3) Berikan makanan pendamping ASI sesuai usia dan kesehatan anak 4) Berikan makanan beraneka ragam bagi anggota keluarga lainnya 5) Beritahukan petugas kesehatan/kader bila anak sakit atau mengalami

gangguan pertumbuhan.

4.2.2 Upaya yang dilakukan Dasawisma dalam menanggulangi anak dengan status gizi kurang

(6)

Ketika tidak mendapatkan asupan gizi yang sesuai usianya, anak akan mengalami masalah kekurangan gizi. Kurang gizi ditandai dengan badan yang kurus, karena berat badannya kurang untuk anak seusianya. Terlepas dari masalah genetik, tubuhnya juga lebih pendek dibanding anak lain seusianya. Jika masalah kekurangan gizi ini tidak segera diatasi, anak akan mengalami masalah gizi buruk. Waktu anak masih kekurangan gizi, sebaiknya segera diatasi dengan memberikan asupan gizi yang cukup. Di Desa Pilomonu terdapat dua anak balita yang menderita status gizi kurang.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh salah seorang anggota Dasawisma Nusa Indah yang menyatakan bahwa :

“Selama ini, Dasawisma Nusa Indah telah melakukan beberapa hal dalam upaya menanggulangi balita yang berstatus gizi kurang, seperti memberikan makanan tambahan yang bergizi. (D.S, wawancara 14 Februari 2012)”

Senada dengan jawaban salah seorang anggota Dasawisma tersebut, jawaban yang lain pun dikemukakan oleh (A.M, wawancara 13 Februari 2012) bahwa upaya yang selama ini dilakukan dasawisma dalam menanggulangi anak dengan status gizi kurang adalah :

“Memberikan makanan tambahan dan vitamin kepada balita yang mengalami kurang gizi tersebut, merupakan salah satu peran Dasawisma Nusa Indah untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita. (A.M, wawancara 13 Februari 2012).”

Faktor timbulnya gizi kurang pada anak balita lebih kompleks, maka upaya penanggulangannya memerlukan pendekatan dari berbagai segi kehidupan anak secara terintegrasi. Artinya tidak hanya memperbaiki aspek makanan saja

(7)

tetapi juga lingkungan hidup anak seperti pada pengasuhan, pendidikan ibu, air bersih dan kesehatan lingkungan, mutu layanan kesehatan dan sebagainya.

4.2.3 Peran Dasawisma Dalam Pengadaan Posyandu di Desa Pilomonu Masa balita merupakan masa yang menentukan dalam tumbuh kembangnya, yang akan menjadikan dasar terbentuknya manusia seutuhnya. Karena itu pemerintah memandang perlu untuk memberikan suatu bentuk pelayanan yang menunjang tumbuh kembang balita secara menyeluruh terutama dalam aspek mental dan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan saling mendukung satu sama lain, perkembangan seorang anak tidak dapat maksimal tanpa dukungan atau optimalnya pertumbuhan. Misalnya seorang anak yang kekurangan gizi akan mempengaruhi perkembangan mental maupun sosialnya, oleh karena itu keduanya harus mendapat perhatian baik dari pemerintah, masyarakat maupun orang tua.

Selama ini, peran Dawawisma dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan balita adalah dengan mengadakan posyandu. Hal ini juga dikemukakan oleh salah seorang anggota dasawisma sebagai berikut :

“ Dalam hal ini, Dasawisma selalu mengadakan posyandu secara rutin sebulan sekali. Pada pelaksanaan posyandu tersebut, petugas melakukan penimbangan berat badan balita untuk mengetahui status gizi mereka. (F.M, wawancara 14 Februari 2012).”

Sedangkan menurut salah seorang kader Dasawisma sebagai berikut :

“Selama ini Dasawisma Nusa Indah berperan aktif dalam mengadakan posyandu setiap bulan. Para ibu yang mempunyai balita, diajak secara rutin untuk membawa balita mereka ke Posyandu (S.D, wawancara 14 Februari 2012)”.

(8)

Semua kejadian yang berhubungan dengan kesehatan anak sejak lahir sampai berumur lima tahun, selalu dicatat dalam KMS, misalnya identitas anak, tanggal lahir dan tanggal pendaftaran, serta penyakit yang pernah dideritanya. KMS berisi pesan-pesan penyuluhan tentang penanggulangan diare, makanan anak dan sebagainya. Hal ini dapat digunakan sebagai pengamatan status gizi anak.

Melalui posyandu, orang tua dapat dengan mudah mendeteksi status gizi balita yang dapat dilakukan melalui penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) di Posyandu. Status gizi balita dipantau dengan KMS (Kartu Menuju Sehat). KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak bahkan rujukan ke Puskesmas/RS ketika anak sakit.

4.2.4 Upaya Dasawisma Untuk Membina Ibu Rumah Tangga Dalam Pemberian ASI Ekslusif

ASI ekslusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja kepada bayi umur 0 – 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit). ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

(9)

Sebagaimana yang disampaikan oleh salah seorang anggota Dasawisma Nusa Indah bahwa :

“Selama ini peran dasawisma Nusa Indah dalam membina ibu rumah tangga dalam pemberian ASI ekslusif dilakukan dengan cara memberi pemahaman kepada ibu-ibu yang sedang menyusui akan pentingnya pemberian ASI ekslusif terhadap balita, karena ASI ekslusif sangat bermanfaat terhadap balita (D.L, wawancara, 14 februari 2012),”

Dari pendapat tersebut, maka yang dimaksud manfaat ASI adalah mengurangi resiko bayi terkena diare dan muntah, mengurangi kemungkinan terkena infeksi pada dada dan telinga, mengurangi resiko penyakit kulit, mengurangi kemungkinan terkena sembelit, sehingga berkurang juga kemungkinan bayi dirawat di rumah sakit. Selain itu pemberian ASI mengurangi kemungkinan bayi mengalami masalah kegemukan di saat dewasanya sehingga juga mencegah penyakit diabetes dan penyakit yang terkait kegemukan. Semakin lama ASI diberikan pada bayi, semakin lama dan semakin baik juga perlindungan dan keuntungan yang didapatkan anak. Susu formula tidak bisa menggantikan peran ASI dalam hal-hal yang disebutkan di atas. Sebagaimana dikemukakan oleh salah seorang anggota dasa wisama Nusa Indah sebagai berikut :

“ Anggota dasa wisma Nusa Indah selalu memberikan pemahaman kepada ibu-ibu khususnya ibu-ibu hamil tentang pentingnya memberikan ASI ekslusif dikarenakan banyak keuntungan dan manfaat yang diperoleh dengan memberikan ASI ekslusif baik bagi balita maupun sang ibu ( K.A, wawancara 14 Februari 2012),

Manfaat menyusui anak juga memberi efek positif bagi sang ibu, antara lain mengurangi resiko ibu terkena penyakit jantung, mengurangi resiko terkena kanker rahim dan payudara, membakar kalori pada tubuh ibu, menghemat pengeluaran, dan juga menumbuhkan ikatan yang kuat antara ibu dan anak. Selain

(10)

itu menyusui anak juga menunda kembalinya siklus menstruasi pada ibu yang baru melahirkan. Keunggulan Asi sangatlah banyak, yakni sebagai berikut :

1) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan.

2) Mengandung zat kekebalan. 3) Melindungi bayi dari alergi.

4) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar.

5) Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja.

6) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi. 4.2.5 Upaya Yang Dilakukan Dasawisma Dalam Membina Status Gizi Baik Pada Balita

Pemeliharaan gizi dan pengaturan makanan pada bayi dan anak usia dibawah 5 tahun (balita), dapat dibagi dalam beberapa tahapan yaitu tahapan semasa air susu ibu (ASI) dimana ASI merupakan satu-satunya sumber zat gizi bayi, yaitu pada waktu mulai lahir sampai mencapai usia 4 bulan.

Dalam hal ini, peran yang sering dilakukan oleh anggota dasawisma Nusa Indah untuk menjaga status gizi balita agar selalu berada pada status gizi baik dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini :

“Beberapa upaya yang dilakukan dasawisma Nusa Indah dalam menjaga status gizi balita agar selalu berada pada status gizi baik, maka para anggota Dasawisma Nusa Indah menganjurkan ibu rumah tangga untuk selalu menyediakan makanan tambahan bagi balita serta secara rutin memberikan penyuluhan tentang gizi kepada orang tua. Selain itu kami

(11)

juga menganjurkan pola hidup yang bersih dan sehat (PHBS). (W.A, wawancara 14-02-2012).”

PHBS yang dimaksud adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS itu jumlahnya banyak sekali, misalnya tentang gizi, dianjurkan makan beraneka ragam makanan, minum tablet penambah darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya serta membersihkan lingkungan. Implementasi PHBS serta penyuluhan tentang gizi yang dilakukan secara rutin diharapkan memberi dampak positif dalam menjaga status gizi balita agar selalu berada pada status gizi baik.

4.2.6 Peran Yang dilakukan oleh Dasawisma Dalam Membina Anak Balita Dengan Status Gizi Lebih

Status gizi lebih pada balita biasanya ditandai dengan tubuh gendut yang menggemaskan, padahal sebenarnya anak yang gendut belum tentu menjadi indikasi anak tersebut sehat. Gendut pada anak bisa terjadi karena adanya kelebihan gizi atau salah gizi, atau bahkan bisa juga disebabkan pola makan yang salah, serta terlalu banyak mengkonsumsi gula. Jika dibiarkan terus menerus, anak terancam akan terkena obesitas atau overweight yang dapat membahayakan kesehatan mereka kelak. Selama ini, dasawisma telah berperan aktif dalam memberikan pengertian-pengertian kepada orang tua balita tentang status gizi lebih. Menurut salah seorang anggota Dasawisma Nusa Indah yang dikemukakan ketika wawancara sebagai berikut :

(12)

“ Selama ini kami sering mengadakan penyuluhan kepada ibu-ibu agar menjaga dan mewaspadai kelebihan gizi pada anak. Untuk itu sangat disarankan bagi para orang tua agar mengawasi pola makan balita. Jika balita mulai terlihat memiliki kelebihan berat badan, maka kami menganjurkan kepada ibu agar balita tersebut berdiet, dalam arti mengontrol pola makan mereka, atau menjaga asupan gula dan lemak ke tubuh mereka agar tidak berlebih.” (WW. K.K, 13 Februari 2012).

Kelebihan gizi akan memicu terjadinya obesitas serta overweight pada balita. Obesitas adalah kondisi dimana penumpukan lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan sehingga BB (berat badan) jauh di atas normal. Kondisi ini disebut sebagai penyakit kronik yang bisa diatasi. Obesitas juga berhubungan dengan penyakit-penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Sementara itu overweight atau kelebihan berat badan adalah keadaan di mana berat badan (BB) seseorang melebihi BB normal.

Hasil wawancara dengan seorang pendidik TK yang merupakan salah satu anggota Dasawisma Nusa Indah adalah sebagai berikut :

“ Peran yang selama ini dilakukan oleh Dasawisma Nusa Indah dalam membina status gizi balita kategori gizi lebih (overweight) adalah dengan mengupayakan agar balita tersebut dapat terhindar dari kelebihan gizi. Salah satu caranya adalah menganjurkan ibu untuk mengajak anak selalu melakukan aktivitas fisik seperti bermain di taman, berlari, bermain bola dan mengurangi nonton TV. (WW. S.H 13 Februari 2012)”.

Selain cara di atas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu dalam mengatasi serta menghindarkan balita dari kelebihan gizi, yaitu sebagai berikut :

1) Balita diajak untuk melakukan aktivitas diluar rumah yang dapat membantu perkembangan fisik anak seperti bermain bola, berlari, naik sepeda dan sebagainya.

(13)

2) Melakukan pola diet sehat seimbang yang kaya nutrisi namun rendah lemak

3) Anak-anak perlu dibatasi dalam menonton TV, film, bermain game atau bentuk hiburan lain sejenis yang tidak terlalu banyak aktivitas fisiknya. 4) Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang manis karena

mengandung kalori yang tinggi. 4.3 Pembahasan

Sehat adalah hak asasi manusia, sebagaimana tertera dalam deklarasi universal PBB tahun 1948. Hidup sehat memungkinkan orang untuk hidup sejahtera dan produktif. Sehat memungkinkan keluarga tumbuh dan berkembang, dan berkontribusi produktif di komunitasnya. Sehat memungkinkan sebuah bangsa dengan daya tahan yang tinggi, dan berkontribusi positif dalam arena bangsa-bangsa di dunia.

Pembangunan dibidang kesehatan Indonesia dalam 5 tahun ke depan diarahkan untuk mencapai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014. Sasaran yang ingin dicapai adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), dan menurunkan prevalensi gizi kurang. Dalam pencapaian MDG’S (Millenium Development Goal’s) setiap negara diupayakan untuk mengatasi kemiskinan dan kelaparan serta mengurangi tingkat kematian anak. Hal ini berkaitan erat dengan aspek gizi dan pangan masyarakat. Status gizi serta ketersediaan pangan di masyarakat yang baik pastinya dapat mengatasi situasi kesehatan dan kelaparan ini. Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga (kemampuan

(14)

memperoleh makanan untuk semua anggotannya), masalah kesehatan, kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan kerja. Masalah Gizi adalah gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang, kelompok orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidak seimbangan antara asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Ketidak seimbangan ini bisa mengakibatkan gizi kurang maupun gizi lebih. Gizi kurang atau yang biasa terlihat sebagai kelaparan, lebih lanjut dibedakan lagi menjadi gizi kurang makro (makronutrien) dan gizi kurang mikro (mikronutrien). Hubungan yang sangat erat antara kematian bayi dengan kekurangan gizi. Keadaan gizi yang buruk akan menurunkan daya tahan anak sehingga anak mudah sakit hingga bisa berakibat pada kematian.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa selama ini peran Dasawisma Nusa Indah dalam membina status gizi balita sudah sangat baik dan cukup efektif. Setiap anggota Dasawisma Nusa Indah menjalankan tugas mereka dengan baik dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Dasawisma Nusa Indah yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan status gizi.

Sekarang ini masalah status gizi balita di Desa Pilomonu sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Status gizi pada balita di Desa Pilomonu diklasifikasikan dalam empat kelompok yaitu status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik dan status gizi lebih. Beberapa program yang selama ini dilakukan oleh Dasawisma Nusa Indah dalam upaya membina status gizi balita nyatanya dilaksanakan dengan baik oleh seluruh anggota Dasawisma Nusa Indah. Berbagai kegiatan yang dimaksud berupa pelayanan posyandu, pemberian

(15)

makanan tambahan, penyuluhan tentang gizi, serta anjuran untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Status gizi buruk selama ini belum pernah terjadi di Desa Pilomonu namun anggota Dasawisma Nusa Indah telah mempersiapkan strategi-strategi untuk mencegah gizi buruk terjadi pada balita. Adanya balita yang mengalami gizi buruk tidak semata-mata disebabkan karena kurangnya asupan gizi pada makanan. Tapi juga sering dikarenakan tidak beragamnya gizi yang dikonsumsi balita. Rendahnya pengetahuan orang tua tentang gizi seimbang dan beragam menjadi salah satu penyebab balita menderita gizi buruk. Oleh karena itu, langkah awal yang selalu dilakukan oleh Dasawisma Nusa Indah adalah dengan melakukan penyuluhan tentang gizi bagi orang tua secara rutin. Penyuluhan tentang gizi penting dilakukan karena melalui penyuluhan tersebut, masyarakat dapat menambah pengetahuan mereka tentang gizi dan kesehatan balita.

Beberapa waktu lalu, Dasawisma Nusa Indah telah menemukan dua orang balita yang menderita status gizi kurang. Hal ini kemudian menjadi perhatian utama bagi Dasawisma Nusa Indah untuk dapat segera diatasi. Berbagai hal yang diupayakan oleh anggota Dasawisma bekerjasama dengan pemerintah desa dan kader posyandu. Cara yang selama ini ditempuh oleh anggota Dasawisma Nusa Indah untuk mengatasi status gizi kurang pada balita, dilakukan melalui penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) di Posyandu. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan kader posyandu dan aparat desa setempat. Status gizi kurang yang diderita balita dipantau dengan KMS (Kartu Menuju Sehat). Melalui KMS, balita dapat dipantau dalam hal

(16)

pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS saat balita membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Berat badan yang dicantumkan di KMS akan terlihat sesuai dengan pita warna yang ada, sebagian berat badan balita ada yang berada pada pita warna hijau dan juga kuning bahkan ada yang sebagian berada pada pita warna merah atau tepatnya di Bawah Garis Merah (BGM). Berat badan yang berada pada pita warna hijau dapat dipersepsikan dengan gizi baik, sementara berat badan yang berada pada pita warna kuning merupakan warning (peringatan) kepada ibu balita agar lebih berhati-hati jangan sampai masuk pada berat badan di Bawah Garis Merah (BGM). Status balita BGM selama ini menjadi perhatian anggota Dasawisma Nusa Indah dan petugas kesehatan agar jika sampai terjadi gizi kurang, maka dapat segera dilakukan tindakan pengobatan. Selain itu, pemberian ASI ekslusif pada balita sejak usia 0-6 bulan sangat dianjurkan oleh anggota Dasa Wisma Nusa Indah terhadap ibu-ibu hamil dan menyusui. Karena ASI akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita selanjutnya.

Selain mengadakan posyandu secara rutin dan menganjurkan pemberian ASI ekslusif sebagai upaya untuk menjaga status gizi balita agar selalu berada pada taraf baik, anggota Dasa Wisma Nusa Indah pun selalu menganjurkan masyarakat untuk menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan

(17)

dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah Tangga yaitu :

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2) Memberi ASI ekslusif pada balita usia 0-6 bulan 3) Menimbang bayi dan balita

4) Menggunakan air bersih

5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6) Menggunakan jamban sehat

7) Memberantas jentik di rumah 8) Makan buah dan sayur setiap hari 9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10) Tidak merokok di dalam rumah

PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat yang dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.

Status gizi lebih pada balita di Desa Pilomonu tidak terlalu banyak terjadi, karena begitu terlihat gejala balita yang mengalami overweigh maka anggota Dasa wisma Nusa Indah cepat dan tanggap mengatasi masalah tersebut. Status gizi lebih sering terjadi pada keluarga dengan taraf ekonomi yang mapan. Status gizi lebih ini terjadi karena dipengaruhi oleh pola makan yang kurang teratur sehingga asupan gizi yang diperoleh anak terlalu berlebihan. Beberapa upaya yang

(18)

dilakukan oleh anggota Dasawisma Nusa Indah dalam mengantisipasi terjadinya status gizi lebih pada balita dengan beberapa cara seperti mengajak balita untuk melakukan aktivitas diluar rumah yang dapat membantu perkembangan fisik anak seperti bermain bola, berlari, naik sepeda dan sebagainya, membatasi konsumsi makanan dan minuman yang manis karena mengandung kalori yang tinggi serta membatasi anak-anak dalam menonton TV, film, bermain game atau bentuk hiburan lain sejenis yang tidak terlalu banyak aktivitas fisiknya. Semua itu disampaikan oleh anggota Dasawisma Nusa Indah saat mengadakan penyuluhan tentang gizi maupun saat mengadakan posyandu rutin setiap bulan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi masalah gizi yang terjadi desa Pilomonu, ada beberapa tahap yang dilakukan oleh Dasawisma Nusa Indah dalam menjalankan perannya sebagai berikut :

1) Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)

Pencegahan tingkat pertama mencakup promosi kesehatan dan perlindungan khusus yang dilakukan oleh anggota Dasawisma Nusa Indah dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat terhadap hal-hal yang dapat mencegah terjadinya kekurangan gizi. Tindakan yang termasuk dalam pencegahan tingkat pertama adalah :

a) Hanya memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan b) Memberikan MP-ASI (makanan pendamping ASI) setelah umur 6 bulan c) Menyusui diteruskan sampai umur 2 tahun

(19)

e) Memberikan suplemen gizi (kapsul Vitamin A, tablet fe) kepada anak balita.

f) Pemberian imunisasi dasar lengkap

2) Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)

Pencegahan tingkat kedua lebih ditujukan pada kegiatan skrining kesehatan dan deteksi dini untuk menemukan kasus gizi kurang didalam populasi. Pencegahan tingkat kedua bertujuan untuk menghentikan kasus gizi kurang menuju suatu perkembangan kearah kerusakan atau ketidakmampuan. Tindakan yang termasuk dalam pencegahan tingkat kedua adalah :

a) Pemberian makanan tambahan pemulihan (MP-ASI) kepada balita yang berat badannya tidak naik atau menderita gizi kurang.

b) Deteksi dini (penemuan kasus baru gizi kurang) melalui bulan penimbangan balita di posyandu.

c) Pelaksanaan pemantauan wilayah setempat gizi (PWS-Gizi)

d) Pelaksanaan system kewaspadaan dini kejadian luar biasa gizi buruk e) Pemantauan status gizi

3) Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)

Pencegahan tingkat ketiga ini ditujukan untuk membatasi atau menghalangi ketidakmampuan, kondisi atau gangguan sehingga tidak berkembang kearah lanjut yang membutuhkan perawatan intensif. Pencegahan tingkat ketiga juga mencakup pembatasan terhadap segala ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi saat masalah gizi sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. Tindakan yang termasuk dalam pencegahan tingkat ketiga :

(20)

a) Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan pertumbuhan.

b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asupan gizi kepada anak.

c) Menangani kasus gizi kurang dengan perawatan puskesmas dan rumah sakit.

d) Pemberdayaan keluarga untuk menerapkan perilaku sadar gizi.

e) Melakukan pencegahan meluasnya kasus dengan koordinasi lintas program dan lintas sekor dengan cara memberikan bantuan pangan, pengobatan penyakit, penyediaan air bersih.

Kekurangan dan kelebihan gizi pada balita nyatanya dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual balita. Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi balita seperti ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan, prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya kebiasaan / pantangan yang merugikan, kesukaan berlebihan terhadap jenis makanan tertentu, keterbatasan penghasilan keluarga, dan jarak kelahiran yang rapat, saat ini telah menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk keluarga, kader posyandu, Dasawisma, serta aparat pemerintah Desa Pilomonu setempat. Kesadaran dan kepedulian akan perilaku hidup bersih dan sehat dapat menjadi pondasi awal bagi setiap keluarga dalam menjaga status gizi balita agar selalu berada pada status gizi baik. Kekurangan dan kelebihan gizi pada balita dapat menyebabkan gangguan kesehatan, dimana gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit

(21)

untuk diperbaiki, yang imbasnya akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia khususnya generasi muda yang ada di Desa Pilomonu.

Gambar

Tabel 1 : Keadaan Penduduk Desa Pilomonu tahun 2011
Tabel 2. Kondisi Sosial Budaya Desa Pilomonu tahun 2011
Tabel 3. Data Jumlah Anak Penderita Gizi Buruk dan Gizi Kurang

Referensi

Dokumen terkait

(Florida) field tomato producers to strategically and successfully execute customized trade promotion like this that helps preserve AND incrementally expands and opens new

Tujuan algoritma genetika adalah mencari individu dengan nilai fitness paling tinggi, maka fungsi fitness untuk masalah sistem antrian adalah inversi jumlah antara tingkat

Konflik Tindakan Hasil.. Penawaran opsi kerjasama bagi hasil dari pihak pokdarwis kepada pihak pemilik lahan b. Penawaran Opsi kerjasama bagi hasil antar sesama

Serat optik merupakan saluran transmisi berupa sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik  yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pri Iswati Utami, M.Si., Apt dan Ibu Wiranti Sri Rahayu, M.Si., Apt yang telah berkenan membimbing dan

Dari keterangan di atas sangat nampak bahwa Haqiqat Muhammad atau Nur Muhammad itu qadim, sebab dia sebagian dari Ahadiyah. Sebagian dari suatu dan satu. Dia tetap ada, Haqiqat

Melalui sistem pusat karir yang dibangun dalam bentuk website, STMIK Pontianak dapat membantu dalam menfasilitasi penyediaan informasi lowongan kerja, sementara perusahaan