• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERKULTURAL PENDIDIKAN BAHASA ARAB DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTERKULTURAL PENDIDIKAN BAHASA ARAB DI INDONESIA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

INTERKULTURAL PENDIDIKAN BAHASA ARAB DI INDONESIA

Zul Karnen

Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Al Azhar Indonesia

zulkarnen@uai.ac.id

Abstrak

Interkultural Pendidikan Bahasa Arab di Indonesia sangatlah penting karena mempelajari suatu bahasa berarti juga mempelajari kebudayaannya, seiring dengan perkembangannya budaya untuk mempelajarinya belumlah menjadi prioritas utama bagi masyarakat Indonesia, diantara faktor penyebabnya adalah tidak membudayanya pendidikan bahasa Arab dalam setiap jenjang pendidikan formal di Indonesia, berbeda dengan Bahasa Inggris yang menjadi bahasa asing utama yang wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan formal di Indonesia, penelitian ini diharapkan menjadi awal rumusan dalam upaya membentuk budaya mempelajari Bahasa Arab di Indonesia melalui interkultural pendidikan Bahasa Arab penulis mengharapkan adanya ketertarikan dari masyarakat Indonesia untuk lebih memahami Bahasa Arab yang notabenenya adalah bahasa pengantar agama mayoritas penduduk Indonesia dan melalui interkultural masyarakat Indonesia dapat mulai memahami budaya masyarakat Arab guna membangun sifat saling menghormati dan memahami antar masing-masing kebudayaan.

Kata Kunci – Interkultural, Pendidikan, Bahasa Arab

Abstract

Intercultural Arabic Language Education in Indonesia is very important because learning a language also means learning the culture, along with the development of culture to learn it has not become a top priority for the people of Indonesia, among the contributing factors is not to cultivate Arabic education in every level of formal education in Indonesia, different from English being the main foreign language that must be studied at every level of formal education in Indonesia, this research is expected to be the beginning of formulation in an effort to shape the culture of learning Arabic in Indonesia through intercultural Arabic language education. Arabic language which incidentally is the language of instruction of the majority of the Indonesian population and through intercultural Indonesian people can begin to understand the culture of Arab society in order to build mutual respect understanding between each culture.

Keywords – Intercultural, Education, Arabic Language

(2)

Pendahuluan

Interkultural Pendidikan Bahasa Arab di Indonesia sangatlah penting karena mempelajari suatu bahasa berarti juga mempelajari kebudayaannya (Ya’qub : 1982), melalui proses interkultural diharapkan peserta didik dapat menerima pengetahuan akan substansi makna suatu bahasa.

Perkembangan budaya untuk mempelajari bahasa Arab belumlah menjadi prioritas utama bagi masyarakat Indonesia, diantara faktor penyebabnya adalah karena tidak membudayanya pendidikan bahasa Arab dalam setiap jenjang pendidikan formal di Indonesia, berbeda dengan Bahasa Inggris yang menjadi bahasa asing utama yang wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan formal di Indonesia.

Penelitian ini diharapkan menjadi awal rumusan dalam upaya membentuk budaya pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia melalui interkultural pendidikan Bahasa Arab, melalui metode pembelajaran tersebut penulis mengharapkan adanya ketertarikan dari masyarakat Indonesia untuk lebih memahami Bahasa Arab yang notabenenya adalah bahasa pengantar agama mayoritas penduduk Indonesia.

Melalui metode interkultural ini besar harapannya masyarakat Indonesia dapat mulai memahami budaya masyarakat Arab yang besar harapannya dapat digunakan untuk membangun budaya saling menghormati dan memahami antar masing-masing kebudayaan sehingga tercipta persaudaraan Islam (ukhuwah islamiyyah) sebagaimana difirmankan dalam Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 13, yang bermakna:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat: 13)

Dari pendahuluan di atas, dapat kita cermati bahwa pendidikan bahasa Arab di Indonesia masih belum menjadi prioritas di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga mengapa dan bagaimana interkultural pendidikan Bahasa Arab di Indonesia menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini.

(3)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif guna menjelaskan secara mendalam mengenai interkultural pendidikan Bahasa Arab di Indonesia dalam upaya meningkatkan minat pembelajaran Bahasa Arab dan terbangun budaya saling menghormati dan saling mengetahui antar budaya.

Kerangka Teori

Pembelajaran Bahasa Arab merupakan pembelajaran Bahasa dan Kebudayaan Arab sekaligus (Ya’qub : 1982), sehingga dalam pembelajaran bahasa khususnya bahasa Arab sangat penting untuk memahami budaya masyarakat penutur asli bahasa sumber (BSU) sehingga dapat dipahami dan dilaksanakan pesannya oleh masyarakat penutur bahasa sasaran (BSA) (Haryanti: 2007).

Larson (1984) menegaskan bahwa pergeseran gramatikal terjemahan BSU ke BSA khususnya untuk kepentingan pendidikan Bahasa Arab tidak dapat dihindari hal ini disebabkan struktur suatu bahasa dapat berbeda dengan struktur bahasa yang lain. Apalagi bahasa Arab yang memang memiliki struktur gramatikal yang lebih bebas jika dibandingkan dengan Bahasa Indonesia yang memiliki struktur ketat (S-P-O).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tidak ditemukan kata interkultural secara langsung, sehingga penulis memecah pencariannya melalui suku kata pembentuknya yaitu inter-/in·ter-/ bentuk terikat (di) antara dua; (di) antara; di tengah sementara kultural/kul·tu·ral/ a berhubungan dengan kebudayaan, sehingga dapat dirumuskan interkultural adalah antara kebudayaan.

Sementara dalam kamus inggris-Indonesia penulis menemukan makna Intercultural ks. antar-kebudayaan (https://kamuslengkap.com/kamus/inggris -indonesiaarti-kata/intercultural), sehingga dapat dipahami bahwa makna dari interkultural adalah antar-kebudayaan.

Pembahasan

Bahasa Arab digunakan oleh 422 juta penutur di dunia, hal ini menjadikannya sebagai bahasa yang paling banyak digunakan di dunia yang mayoritas penuturnya tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa Arab mulai menjadi bahasa resmi PBB sejak tanggal 18 Desember 1973.

(4)

Bahasa Arab dalam konteks internasional semakin diakui eksistensinya sehingga UNESCO pada tahun 2012 memutuskan bahwa setiap tanggal 18 Desember sebagai world arabic language day yang diprakarsai oleh Maroko and Saudi Arabia. Hal ini disebabkan karena Bahasa Arab merupakan bahasa dari 22 negara anggota UNESCO dan termasuk salah satu bahasa resmi organisasi tersebut (Islam : 2015).

Eksistensi bahasa Arab bila dikaitkan dengan Al Quran menjadikannya sebagai karakteristik yang berkorelasi dengan Al Quran sejak empat belas abad yang lalu. Karena dengan bahasa Arab yang menjadi bahasa pengantar Al Quranlah, peradaban Islam dibangun dengan berbagai peristiwa yang mengiringinya (Wahab : 2008), sebab sepanjang sejarahnya bahasa Arab dan peradaban Islam tidak dapat dipisahkan. Di satu sisi bahasa Arab bisa berkembang maju karena Al Quran dan di sisi lain bahasa Arab perlu dikembangkan sebagai ilmu karena dibutuhkan untuk melayani kajian Al Quran. Ilmu-ilmu bahasa Arab dan keislaman bisa berkembang, antara lain, karena adanya inspirasi dan motivasi dari Alquran yang berbahasa Arab.

Di Indonesia, relasi bahasa Arab dengan bangsa Indonesia sudah terjalin sejak beberapa abad lalu. menyebutkan bahwa terdapat hubungan orang Indonesia sejak berabad-abad lamanya dengan bahasa Arab dan frekuensi studi bahasa Arab di Indonesia. Dalam hubungan ini menurut Hadi (2015) terdapat beberapa alasan yang menunjukkan pentingnya bahasa Arab di luar motif agama, antara lain:

(1) bahasa Arab kaya sekali dengan kosa kata dan struktur bahasanya; (2) bahasa Arab mempunyai referensi besar di semua bidang ilmu pengetahuan; (3) bahasa Arab merupakan tempat pertemuan ilmu pengetahuan dan sastra modern baik dalam bahasa asli maupun terjemahan; (4) bahasa Arab merupakan bahasa dari kelompok terbesar dunia ketiga; dan (5) bahasa Indonesia mempunyai banyak kata serapan yang berasal dari bahasa Arab.

Sejarah Bangsa Indonesia yang telah dijajah selama 350 tahun oleh asing menjadikan pendidikan Bahasa Arab mendapatkan pertentangan dari para kolonial dengan tidak memberikan tempat pada bahasa Arab sebagai bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah mereka seperti bahasa Belanda dan Inggris. Bahkan Kebijakan ini berlanjut pada

(5)

zaman Indonesia merdeka, ketika bahasa Inggris menjadi bahasa asing pertama yang diwajibkan bagi para murid di sekolah.

Praktis hingga saat ini hanya ada beberapa SMP dan SMA di bawah organisasi swasta Islam yang memasukkan bahasa Arab dalam kurikulum. Pada sistem madrasah, perhatian besar diberikan pada bahasa Arab sejak tingkat ibtida’iyah. Namun, pengajaran di sana hanya diarahkan pada kepustakaan dan terminologi agama Islam.

Bahkan dewasa ini mayoritas orang Indonesia menganggap bahwa bahasa Arab sangat sukar dipelajari karena strukturnya yang kompleks, padahal masalah bahasa Arab ini lebih terletak pada penghargaan sosial dalam masyarakat. Masyarakat Indonesia tidak merasa termotivasi untuk mempelajari bahasa Arab, seperti orang belajar bahasa Belanda pada zaman dulu atau orang belajar bahasa Inggris sekarang ini.

Studi bahasa Arab dan Islam di Indonesia hampir merupakan hal yang sama, meskipun cukup banyak keberatan yang diajukan terhadap posisi dominan bahasa Arab dalam studi dan praktik Islam di Indonesia. Akan tetapi bila kita melihat dari sejarah, bahasa Arab berkaitan erat dengan nuansa-nuansa keagamaan di Indonesia, mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.

Lembaga pembelajaran bahasa Arab di Indonesia (wekke: 2014), terdapat beberapa bentuk dan lembaga pendidikan bahasa Arab di Indonesia, yaitu: 1) pembelajaran bahasa Arab verbalistik yang bertujuan untuk menguasai keterampilan membaca Alquran; 2) pembelajaran bahasa Arab yang berkaitan erat dengan pemahaman keilmuan bahasa Arab dan agama; 3) pembelajaran bahasa Arab secara utuh yang bertujuan untuk mengajarkan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi disamping sebagai bahasa agama; 4) pembelajaran dengan kurikulum yang ditentukan oleh pemerintah, yaitu di MI, MTs dan MA; 5) pembelajaran bahasa Arab dengan tujuan keahlian dan profesionalisme, dan 6) pembelajaran bahasa Arab untuk tujuan khusus.

Seiring dengan meningkatkan ketertarikan masyarakat Indonesia untuk memperdalam ilmu Agama Islam, muncul kebutuhan-kebutuhan untuk mempelajari bahasa Arab, di samping meningkatnya jumlah interaksi sosial masyarakat Indonesia dengan penutur asli bahasa Arab melalui ziarah haji dan umroh yang biasanya dipaketkan dengan tour ke negara-negara berbahasa Arab seperti Mesir, Palestina dan Maroko.

(6)

Maraknya keinginan studi masyarakat muda Indonesia ke negara-negara timur tengah dan negara berbahasa Arab, seperti Arab Saudi, Kuwait, Yordania, Mesir, Sudan, dan Pakistan. Belum lagi dampak dari berkembangnya sosial media yang memudahkan komunikasi dua individu tanpa dibatasi oleh ruang, serta meningkatnya prospek untuk berkarier atau bekerja di negara-negara tersebut, baik sebagai diplomat ataupun dalam sektor swasta.

Begitu juga dengan semakin meningkatnya kunjungan wisatawan asal timur tengah dan negara-negara berbahasa Arab ke Indonesia pasca kunjungan kenegaraan raja Salman ke Indonesia beberapa waktu yang lalu membuat interkultural antara kedua belah pihak semakin meningkat.

Sehingga perlu untuk memberikan porsi yang lebih kepada materi kebudayaan masyarakat Arab dalam pendidikan Bahasa Arab di Indonesia guna memperkenalkan kepada peserta didik bahwa masyarakat penutur asli bahasa Arab memiliki budaya-budaya yang berbeda dengan kita di Indonesia.

Terselenggaranya pendidikan bahasa Arab berbasis multikultural ini besar harapannya dapat meminimalisir konflik antar budaya yang selama ini sering terjadi, bahkan berdampak pada pemutusan hubungan kerja pada bidang jasa penyedia tenaga kerja ke Arab Saudi dari Indonesia beberapa tahun belakangan ini, sehingga menurunkan pendapatan negara dari devisa dan penutupan beberapa perusahaan yang bergerak di bidang tersebut.

Munculnya pemikiran-pemikiran baru dalam aspek keagamaan seperti Islam nusantara pun menurut hemat penulis merupakan dampak dari ketidaksepahaman pihak tertentu akan budaya masyarakat Arab yang dicoba untuk tidak masuk dan berkembang di Indonesia.

Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa interkultural pendidikan Bahasa Arab di Indonesia sangatlah penting karena saat ini pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia telah meningkat seiring dengan meningkatkan interaksi dua kebudayaan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah agama, pariwisata, dan media sosial.

(7)

Melalui interkultural pendidikan Bahasa Arab di Indonesia penulis mengharapkan adanya saling memahami dan mengetahui kebudayaan masing-masing pihak sehingga dapat meminimalisir konflik antar budaya dan meningkatkan kerja sama antar negara dalam berbagai bidang melihat potensi negara yang menggunakan Bahasa Arab sebanyak 22 negara di dunia.

Keterbatasan penelitian ini adalah pada metode interkultural pendidikan Bahasa Arab yang lebih mendetail dan analisis kasus perbedaan budaya yang pernah terjadi, karena keterbatasan waktu dan media yang ada, maka penulis menyarankan untuk didalami pada penelitian selanjutnya.

Daftar Pustaka

Hadi, Syamsul, Kata-kata Arab dalam Bahasa Indonesia, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2015.

Haryanti, Dwi, Pergeseran Kategori Nomina dan Verba dalam Linguistics Across Cultures dan Linguistik di Pelbagai Budaya. Linguistik Indonesia Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia, 2007.

Islam, Asep Muhammad Saepul, Faktor Demotivasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah, Jakarta: TT, 2015.

Larson, M.L., Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence, America, University Press of America, 1984

Wahab, Muhbib Abdul. Epistemologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Wekke, Ismail Suardi, Model Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta, Deepublish, 2014. Ya’qub, Imil Badi’, fiqh al-lughah al-arabiyyah wa khasaisuha. Beirut, Daar ats-tsaqofah

al-islamiyyah, 1982.

Online

https://kbbi.web.id diakses pada 29 November 2018 pukul 03.21 WIB

https://kamuslengkap.com/kamus/inggris-indonesia/arti-kata/intercultural diakses pada 29 November 2018 pukul 03.34 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Pujisyukurpenulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah, rahmat, nikmat, karunia, kesehatan dan kemudahanNya dalam pelaksanaan skripsi serta penyusunan laporan

income is influenced by the independent variables used in this model, the remaining 14.6% influenced by other variables or factors out of this study.The finding also suggest

Tabulasi silang juga dilakukan untuk melihat sebaran konsumen berdasarkan skor media, kelompok acuan, dan kesadaran dengan konsumsi beras merah seperti yang

Untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu proyek pada saat pelaporan masih sesuai dengan anggaran biaya dan jadwal waktu yang direncanakan atau tidak, digunakan earned

 Siswa mengerjakan tugas pada LKS dirumah tentang cara menampilkan data dengan Grafik (Chart) pada pengolah angka, untuk dikumpulkan pada pertemuan yang akan datang.. Jenis

Barat “ di bimbing oleh Mustahidang Usman dan Alamsyah. Adapun tujuan penelitian ini yaitu1).Untuk mengetahui bagaimana strategi guru PAI dalam mengatasi lemahnya minat belajar

Jenis-jenis anggrek yang ditemukan di Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas sebanyak 32 spesies dari 11 genus yaitu, Genus Acriopsis, Genus Aeridachnis, Genus