Jurnal Pharmascience, Vol 1, No. 1, Februari 2014, hal: 42 - 46
ISSN : 2355 – 5386
PREVALENSI PRESCRIBING ERROR PADA PASIEN RAWAT INAP STROKE
AND DIABETES MELLITUS DI RSUD ULIN BANJARMASIN
Noor Cahaya
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
email : aya_80@rocketmail.com
INTISARI
Medication error merupakan permasalahan yang sering terjadi di rumah sakit. Angka
kejadian medication error pada pasien rawat inap berkisar 3-7% dan setiap minggu farmasis
menemukan 135 prescribing error pada pasien rawat inap sehingga menimbulkan berbagai
dampak mulai dari yang ringan hingga serius. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui prevalensi
dan rasio prevalensi prescribing error,kejadian tidak tepat dosis dan interaksi obat terhadap pasien
rawat inap stroke dan Diabetes Mellitus di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan
penelitian non eksperimental dengan rancangan cross-sectional,pengumpulan data retrospektif
dari semua resep pasien stroke, hipertensi dan DM rawat inap di RSUD Ulin Banjarmasin periode
tahun 2011, kemudian dihitung prevalensi dan rasio prevalensi kejadian prescribing error pada
masing-masing kelompok penyakit dan status pasien. Sebanyak 3462 lembar resep dikumpulkan,
hasil analisis diperoleh prevalensi prescribing error pada pasien stroke (N = 1210; 35.0%) lebih
besar daripada pasien diabetes mellitus (N = 556; 16.0%). Rasio prevalensi kejadian prescribing
error pada pasien stroke lebih besar dari pasien diabetes mellitus (RP = 1.53; p = 0.000; 95%CI
1,337-1,767). Pasien stroke memiliki resiko kejadian prescribing error lebih besar dengan nilai
rasio prevalensi sebesar 1.53 dibanding pasien diabetes mellitus.
Kata kunci: prescribing error, stroke, diabetes mellitus
ABSTRACT
Medication error is a common issue in a hospital. The error rate for inpatient medication
error was reported to be 3-7%. Weekly, 135 prescribing errors determined by pharmacist and
resulted in various consequences side effects. The objective of this research is to count the
prevalence and its ratio of prescribing errors of stroke and diabetes mellitus inpatients at a public
hospital in Banjarmasin, Indonesia. This research was conducted by a retrospective
cross-sectional study. The samples of the study are inpatients with stroke and diabetes mellitus. The
study was carried out from January to December 2011. The result showed that prevalence of
prescribing errors in stroke patients were higher (N = 1210; 35.0%) than diabetes mellitus patients
(N=556; 16.0%). Prevalence ratio of prescribing errors among stroke patients greater than DM
patients (RP= 1,53; p = 0,000; 95%CI 1,337-1,767). Therefore the prevalence of prescribing error
in stroke patients is high with a prevalence ratio of 1,53 compared to diabetes mellitus patients.
Key words: prescribing errors, stroke, diabetes mellitus.
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan kesehatan yang sampai saat ini tetap menjadi perhatian adalah medication error yang menimbulkan berbagai dampak bagi pasien, mulai dari yang ringan bahkan
sampai tingkat yang paling parah, yakni menyebabkan suatu kematian (Aronson,2009).
Institute of Medicine USA memperkirakan medication error menjadi penyebab7000 kematian di USA pertahun.Medication error dapat terjadi pada
proses peresepan, peracikan dan pemberian obat kepada pasien serta pada tahap monitoring terapi (Cohen, 1999). Beberapa studi menyebutkan angka kejadian medication error yang dialami oleh pasien rawat inap di rumah sakit cukup tinggi, yakni sekitar 3-7%. Studi yang dilakukan oleh Dean et al (2002), menyebutkan bahwa farmasis menemukan 135 prescribing error pada pasien rawat inap setiap minggu dan 34 diantaranya berpotensi menimbulkan dampak yang serius.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh suatu badan patient safety di rumah sakit di Amerika Serikat menyebutkan bahwa medication error merupakan jenis terbanyak dari medical error yang terjadi setiap tahun, dimana peresepan dalam pengobatan kasus kardiovaskuler, termasuk kasus stroke menempati proporsi yang sangat besar dari sejumlah error yang terjadi (Michaels et al, 2010). Studi retrospektif yang dilakukan oleh Daud-Gallotti et al (2005), disebutkan dari 234 kasus stroke iskemik dan hemoragik 19% diantaranya mengalami medication errors.
Kejadian medication error juga banyak terjadi pada pasien dengan riwayat penyakit diabetes mellitus. National Patient Safety Agency (NPSA) melaporkan kejadian prescribing error pada pasien diabetes, 126 diantaranya adalah diakibatkan oleh obat antidiabetik oral golongan sulfonil urea dan 1409 prescribing error terkait insulin. Studi lain yang dilakukan di salah satu rumah sakit terhadap pasien rawat inap dengan kasus hipertensi dan diabetes, didapatkan data bahwa lebih dari separuh pasien usia lanjut yang menderita penyakit hipertensi dan diabetes mengalami kejadian medication errors, yakni sebesar 98,7%, yang diakibatkan oleh kekeliruan dalam perhitungan dosis, kesalahan dalam frekuensi pemberian obat, pemilihan obat yang tidak tepat serta peresepan yang berpotensi menimbulkan interaksi (Hafiz, 2006).
Penyakit stroke dan diabetes mellitus merupakan penyakit yang menduduki peringkat terbesar di RSUD Ulin Banjarmasin. Hal inilah yang
mendasari alasan pemilihan RSUD Ulin Banjarmasin sebagai tempat penelitian. Tingginya jumlah pasien stroke, hipertensi dan diabetes mellitus tentunya menjadi permasalahan tersendiri bagi pihak RSUD Ulin Banjarmasin dalam hal pengobatan, terutama terkait dengan pola peresepan.
Penyakit stroke dan diabetes mellitus merupakan penyakit multietiologi, sehingga pola peresepan pada pasien tersebut cukup beragam. Hal tersebut memicu kemungkinan terjadinya medication error. Oleh karena itu perlu dikaji lebih lanjut mengenai kejadian medication error, khususnya prescribing error terhadap pasien stroke dan diabetes mellitus rawat inap di RSUD Ulin Banjarmasin.
METODOLOGI
Penelitian non eksperimental dengan rancangan cross-sectional,pengumpulan data retrospektif dari semua resep pasien stroke dan diabetes mellitus rawat inap di RSUD Ulin Banjarmasin periode tahun 2011. Kemudian dihitung prevalensi dan rasio prevalensi kejadian prescribing error.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Pasien
Penelitian ini menggunakan data resep dan data rekam medik pasien rawat inap dengan diagnosa utama stroke, hipertensi dan diabetes mellitus di RSUD Ulin Banjarmasin periode tahun 2011. Berdasarkan data yang diperoleh dari database masing-masing ruangan rawat inap didapatkan 327 pasien stroke dan 175 pasien diabetes mellitus. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, maka didapatkan 304 pasien stroke dan 154 pasien diabetes mellitus.
Prevalensi dan rasio prevalensi kejadian prescribing error
dan dimana saja dalam setiap langkah atau proses terapi baik itu dimulai pada saat pemilihan obat, penulisan resep, penterjemahan resep, peracikan dan pengolahan, penyerahan obat kepada pasien hingga penggunaan obat oleh pasien atau tenaga kesehatan (DepKes RI,2004).
Salah satu yang menjadi penyebab prescribing error adalah penulisan resep yang tidak lengkap atau tidak jelas. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 tentang kefarmasian, resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Resep yang lengkap adalah resep yang memenuhi aspek legalitas suatu resep yakni memiliki komponen seperti nama dokter penulis resep, tanggal resep, nama obat, kekuatan dosis, aturan pakai, nama pasien, umur, alamat pasien, serta paraf atau tanda tangan dokter.
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa sejumlah 3462 lembar resep,hasil analisis diperoleh prevalensi kejadian prescribing error pada pasien stroke ( N = 1210; 35.0%) lebih besar dari pasien diabetes mellitus (N=556; 16.0%).
Tabel I. Prevalensi Prescribing Errors
Karakteristik Jumlah Resep N=3462(%) Prescribing Error (%) Ya N (%) N (%) Tidak Penyakit - Stroke - DM 2204(63,7) 1258(36,3) 1210(35,0) `556 (16,0) 994 (28,7) 702 (20,3) Karakteristik Jumlah Resep N=3462 (%) Prescribing Error (%) Ya N (%) N (%) Tidak Status Pembiayaan - Asuransi - Non Asuransi 2206 (64,0) 1256 (36,0) 1082 (31,0) 956 (28,0) 1250 (36,0) 174 (5,0)
Tabel II. Jenis-jenis Error Berdasarkan Kelompok Penyakit
Jenis Error Stroke
N = 1210 N = 556 DM
Tidak ada nama dokter 40 73
Tidak mencantumkan tanggal 107 131
Kesalahan penulisan nama pasien 247 101
Tidak mencantumkan kekuatan dosis 353 80 Tidak mencantumkan aturan pemberian 256 74
Tidak mencantumkan nama pasien 65 38
Tidak mencantumkan usia pasien 54 22
Tidak ada tanda tangan/paraf 42 19
Tidak mencantumkan alamat (kelas) 46 18
Pasien stroke memiliki resiko mengalami kejadian prescribing error lebih besar dari pasien diabetes mellitus (RP= 1,53; p = 0,000; 95%CI 1,337-1,767). Pasien non asuransi memiliki resiko mengalami kejadian prescribing error lebih besar
dari pasien asuransi (RP= 1,95; p = 0,000; 95%CI 1,718-2,211).
Tingginya prevalensi prescribing error pada kelompok pasien stroke dipengaruhi oleh faktor dari penyakit stroke itu sendiri, dimana penyakit stroke
Tabel III. Jenis-jenis Error Berdasarkan Kelompok Status Pembiayaan
Jenis Error Asuransi
N = 956
Non Asuransi N = 1082
Tidak ada nama dokter 18 114
Tidak mencantumkan tanggal 25 156
Kesalahan penulisan nama pasien 207 126
Tidak mencantumkan kekuatan dosis 243 80
Tidak mencantumkan aturan pemberian 256 177
Tidak mencantumkan nama pasien 65 38
Tidak mencantumkan usia pasien 54 167
Tidak ada tanda tangan/paraf 42 13
Tidak mencantumkan alamat (kelas) 46 211
merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor usia, genetik, serta faktor penyakit seperti hipertensi dan DM. Hal tersebut tentunya berpengaruh dalam peresepan terhadap pasien stroke. Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian diketahui bahwa pada pasien stroke lebih banyak menerima jenis obat-obatan dan setiap dokter akan meresepkan obat yang berbeda dalam hal merk pada satu pasien. Hal ini tentunya berpotensi menimbulkan error, apabila obat yang diresepkan merupakan produk baru, dimana produk tersebut masih belum dikenal oleh pihak perawat maupun farmasi. Kesalahan bisa saja terjadi apabila dokter menuliskan obat tersebut dengan tidak jelas.
Pasien non asuransi memiliki resiko mengalami prescribing error lebih besar dibanding pasien non asuransi (askes dan jamkesmas).Hal ini disebabkan pasien Asuransi (Askes dan Jamkesmas) memiliki suatu standar obat yang disebut DPHO (Daftar Plafon Harga Obat), dimana dengan adanya DPHO, maka kepastian jenis dan harga obat dapat dijamin. Pada pasien non asuransi yang tidak memiliki standar pengobatan, tentunya akan berpotensi pada beragamnya peresepan.
KETERBATASAN
Penelitian ini tidak bisa mengetahui dengan jelas apakah resep benar-benar ditulis oleh dokter atau kemungkinan dituliskan oleh seorang perawat.
KESIMPULAN
Pasien stroke memiliki resiko mengalami kejadian prescribing error lebih besar dari pasien
diabetes mellitus (RP= 1,53; p = 0,000; 95%CI 1,337-1,767). Pasien non asuransi memiliki resiko mengalami kejadian prescribing error lebih besar dari pasien asuransi (RP= 1,95; p = 0,000; 95%CI 1,718-2,211).
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis terutama menyampaikan terima kasih kepada pihak RSUD Ulin Banjarmasin yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aronson, J.K. 2009. Medication errors: definitions and classification. Br J Clin Pharmacol, 67:599-604
Barber, N.D., Dean, B.S. 1998. The Incidence of medication errors and ways to reduce them. Clinical Risk,4:103-6.
Caruba, T.,Colombet, I.,Gillaizeau, F.,Bruni, V.,Korb, V.,Prognon, P.,Bégué, D., Durieux, P.,Sabatie, B. 2010. Chronology of prescribing error during the hospital stay and prediction of pharmacist’s alerts overriding: a prospective analysis. BMC Health Services Research, 10:13.
Cohen, M.R. Editor. 1999. Medication Error. 2nd ed., American Pharmacists Association, Washington D C.
Daud-Gallotti, R., Dutilh, N.H.M., Lorenzi, M.C., Eluf_Neto, J., Namie, O.M., Tadeu, V.I.2005.
Adverse events and death in stroke patients admitted to the emergency department of a tertiary university hospital. Eur J Emerg Med,12:63-71.
Dean, B.,Schachter, M., Vincent, C., Barber, N. 2002. Prescribing errors in hospital In patients: their incidence and clinical significance. Qual Saf Health Care, 11:340– 344.
Department of Health. 2001. Building a safer NHS for patients. London Department of helth. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004.
Survei kesehatan nasional. Laporan Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. DepKes. Hafiz, A.2006. Risk of medication error in elderly with
hypertension and diabetes mellitus at internal medicine department of RS DR Sardjito Yogyakarta.Thesis.Gadjah Mada University.
Kohn, L., Corrigan, J and Donaldson, M (editor).2000. To err is human : building a safer health system. Report of the committee on quality of health care in America, institute of medicine, Washington. National Academy Press.
Michaels, A.D., Spinler, S.A., Leeper B., Ohman, E.M., Alexander, K.P., Newby, K., Ay, H., Gibler, W.B. 2010. Medication errors in acute cardiovascular and stroke patients: A scientific statement from the american heart association. Circulation,121: 1664-1682 NCCMERP.org. [Homepage on the internet]. United
States. About medication errors. National
Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention (NCC MERP). [cited 2011 July 07]. Available from : http://www.nccmerp.org/aboutmederrors .htm. Diakses 07 Juli 2011.
Rojo, J.A.C., Martínez, M.A., Jinich, J.K., Cervantes, L.V., Montoya, E.P., Poo, C.R. 2009. Potential prescription patterns and errors in elderly adult patients attending public primary health care centers in Mexico City. Clin Interv Aging, 4: 343–350.
William, D.J.P. 2007. Medication errors. J.R. Coll Physicians Edinb, 37:343-346.