• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KONSEP PERENCANAAN PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM AERONAUTIKA DI BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 KONSEP PERENCANAAN PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM AERONAUTIKA DI BANDUNG"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KONSEP PERENCANAAN PERANCANGAN INTERIOR

MUSEUM AERONAUTIKA DI BANDUNG

3.1 Data Dan Karakteristik User 3.1.1 Deskripsi proyek

Judul atau proyek perancangan dan perencanaan interior yang dipilih oleh penulis dalam Tugas Akhir ini adalah “Perancangan Interior Museum Aeronautika Di Bandung”. Museum Aeronautika merupakan sarana atau fasilitas bagi masyarakat dan pelajar khususnya yang berada dibandung yang ingin mempelajari dan memperoleh pengetahuan tentang ilmu Aeronautika. Berdasarkan analisa data, perancangan interior Museum Aeronautika masuk dalam kategori museum Sejarah, menurut kriteria dan sesuai benda pajang masuk ke museum khusus.

3.1.2 Lokasi Dan Site plan

Bangunan yang digunakan untuk proyek ini adalah bangunan PUSDAI Jabar. a. Lokasi : Jalan Diponerogo No. 63 Bandung

b. Site Plane :

Gambar 3.1 Site Plan PUSDAI Jabar Sumber : Pusdai Jabar

(2)

e. Luas Plaza : 3.375 m2 f. Luas Area Parkir Motor : 4.760 m2 g. Luas Area Parkir Mobil : 2.698 m2 h. Luas Taman : 5.255 m2 i. Luas Jalan Aspal : 8.558 m2 j. Kepemilikan : Swasta

3.1.3 Karakteristik pengguna

Pengunjung museum dibagi menjadi tiga batas usia yaitu anak-anak (7 sampai 13 tahun) , remaja (13 sampai 18 tahun) dan dewasa (18+ tahun).

Menurut para ahli sikologis, setiap batasan usia mempunyai karakter sebagai berikut :

Anak

1. Amat realistik, rasa ingin tau yang tinggi dan ingin belajar 2. Mudah bergembira dan kondisi emosional tidak stabil

Remaja

1. Masa peralihan secara emosional

2. Rasa ingin tau akan hal baru cukup besar 3. Menjadi kurang realistic

Dewasa

1. Mempunyai sifat mandiri 2. Memiliki banyak referensi

3. Tingkat emosional lebih terkontrol

Berdasarkan pengamatan para ahli ada beberapa tipe-tipe pengunjung museum diantara lain sebagai berikut:

1. Tipe ‘Apa Kata Travel’

Rombongan dengan jumlah besar umumnya akan dikoordinasikan oleh sebuah agen travel. Seringnya mereka bertandang ke museum karena masuk di itinerary city tour yang disiapkan oleh travel sebagai rangkaian dari satu agenda setelah selesai dari, entah seminar, studi banding, diklat atau company visit.

2. Tipe ‘Mengutamakan foto disbanding informasi’

Umumnya pengunjung seperti ini adalah para anak muda belia dengan dandanan kekinian.

(3)

Smartphone dengan kamera ber-pixel tinggi di genggaman, bahkan beberapa kamera DSLR sekaligus menggantung di leher.

3. Tipe ‘Banyak Referensi’

Orang-orang yang sudah berumur, atau senior, umumnya memang telah melihat dan mengalami banyak hal jika dibandingkan dengan kru museum yang bertugas.

4. Tipe ‘Pendengar yang Terbuka’

Rombongan keluarga kebanyakan adalah wisatawan yang senang

mendengarkan dan menerima informasi. Dengan rasa ingin tahu yang cukup besar, banyak dari mereka yang berkunjung ke museum memang untuk tujuan edukasi bagi seluruh anggota keluarga.

5. Tipe ‘Observator’

Hampir seluruh wisatawan asing umumnya berkarakter seperti ini, mandiri dan rasa penasarannya besar. Tapi rupanya tidak jarang pula wisatawan lokal yang datang ke museum untuk benar-benar memperhatikan alur cerita

museum, dan membaca semua signage keterangan yang melengkapi koleksi.

6. Tipe ‘Sembarang Memegang’

Pengunjung yang seperti ini dikaruniai rasa penasaran yang tinggi. Jadi, demi hasrat pengetahuan yang luas, memegang dan menyentuh benda koleksi jadi semacam keharusan. Namun perlu ditekankan diawal bahwa: benda-benda yang dipamerkan adalah benda koleksi dengan nilai historis tinggi.

Menyentuh, memegang, mengangkat, apalagi menunggangi dan menjadikannya sebagai properti foto, sangatlah tidak diperkenankan meskipun label signage ‘Dilarang Menyentuh’ tidak dipasang.

Dan pada umumnya pengunjung di bagi menjadi dua yaitu: a. Pengelola

Orang yang mengurusi segala aktivitas dan kegiatan yang terjadi di lingkungan Museum.

a. Pengunjung

Frase dalam desertasinya : Anthropology & the Public (The role of the Museums, Leiden, 1960), membagi pengunjung museum menjadi jenis pengunjung lama dan pengunjung baru. Apabila ini diterapkan kepada

(4)

Terdiri dari para kolektor, mahasiswa, ilmuwan/peneliti kemaritiman atau bidang studi terkait, dan rombongan pelajar SD/SMP/SMU yang karena latar belakang pendidikannya, mempunyai hubungan tertentu dengan koleksi Museum Maritim. Kunjungan mereka ke Museum Maritim sudah direncanakan terlebih dahulu dengan motivasi yang jelas. Kecuali kelompok pelajar SD- SMU, tanpa bantuan dari siapapun mereka dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan koleksi Museum tersebut. Apabila mereka menghubungi staf museum, maka hal itu dilakukannya berkaitan dengan kepentingan mereka lebih sekedar mengapresiasikan pameran ( meneliti misalnya).

 Jenis pengunjung baru

Karakteristik pengunjung jenis ini sulit dilukiskan. Mereka biasanya datang ke Museum tanpa tujuan tertentu. Bila suatu ketika mereka berkunjung disebabkan kejenuhan atau keinginan spontan setelah itu mereka kembali pasif dan tidak punya motivasi yang kuat untuk kembali datang ke museum.

(5)
(6)

Tabel 3.1 tabel aktivitas dan vasilitas Sumber : data pribadi

(7)

3.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi sebuah museum pada umumya

Bagan 3.1 struktur organisi museum Sumber : Buku Pedoman Pendirian Museum, 1999

1. Kepala/Direktur Museum memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi museum. 2. Kepala Bagian Tata Usaha Museum memimpin penyelenggaraan

urusan tata usaha, urusan rumah tangga dan ketertiban museum.

3. Kepala Bagian Kuratorial memimpin penyelenggaraan pengumpulan, penelitian dan pembinaan koleksi.

4. Kepala Bagian Konservasi dan Preparasi memimpin penyelenggaraan konservasi, restorasi dan reproduksi koleksi serta preparasi tata pameran. 6. Kepala Bagian Bimbingan dan Publikasi memimpin

penyelenggaraan kegiatan bimbingan dengan metode dan sistem edukatif kultural dalam rangka menanamkan daya apresiasi dan penghayatan nilai warisan budaya dan ilmu pengetahuan serta menyelenggarakan publikasi tentang koleksi museum.

(8)

3.4 Alur Sirkulasi

Sirkulasi Museum

Gambar 3.2 Sirkulasi Ruang dalam Museum Sumber : Buku “Museum Buildings” oleh Laurence Vail

Pada perancangan kali ini penulis menggunakan sirkulasi yang berurutan atau story line dengan tujuan agar informasi yang disajikan dapat dengan cepat ditangkap oleh pengunjung dan berpotensi tidak membingungkan pengunjung pada saat berada di dalam museum.

A. Sirkulasi Pengelolah Museum

Bagan 3.2 Sirkulasi pengelolah museum Sumber : Data pribadi

(9)

B. Sirkulasi Pengunjung Museum

Bagan 3.3 Sirkulasi pengunjung museum Sumber : Data pribadi

(10)

3.5 Program Kedekatan Antar Ruang

Diagram 3.1 Jarak kedekatan antar ruang Sumber : Data pribadi

(11)

3.6 Zoning – Blocking

Gambar 3.3 Blocking Lantai 1 Sumber : Dokumen pribadi

(12)

Gambar 3.4 Blocking Lantai 2 Sumber : Dokumen pribadi

(13)

Gambar 3.5 Blocking Lantai 3 Sumber : Dokumen pribadi

(14)

Gambar 3.6 Zoning Lantai 1 Sumber : Dokumen pribadi

(15)

Gambar 3.6 Zoning Lantai 2 Sumber : Dokumen pribadi

(16)

Gambar 3.6 Zoning Lantai 3 Sumber : Dokumen pribadi 3.7 Studi Image

Gambar 3.7 Studi Image Museum Aeronautika Sumber : meldrenachapin.com

(17)

Gambar 3.8 Studi Image Museum Aeronautika Sumber : muzejvazduhoplovstva.org

Gambar 3.9 Studi Image Museum Aeronautika Sumber : muzejvazduhoplovstva.org

(18)

Gambar 3.10 Studi Image Museum Aeronautika Sumber : muzejvazduhoplovstva.org

Gambar 3.11 Studi Image Museum Aeronautika Sumber : sizepict.pw

(19)

Gambar 3.12 Studi Image Museum Aeronautika Sumber : sizepict.pw

(20)

3.8 Tabel Datfar Benda Pajang

NO NAMA BENDA DIMENSI (cm)

GAMBAR ORIGINAL REPLIKA

INTERNASIONAL 1 WIND TUNNEL (1901) 250x70 √ 2 14-BIS (1906) 1300x950 √ 3 The Caproni Campini N.1 (1914) 1600x1300 √ 4 BRISTOL SCOUT (1914) 1300x800 √ 5 P-40 WARHAWK (1939) 1100x950 √ 6 T-6 TEXAN (1950) 1200x1000 √ 7 SPUTNIK (1957) 150x150 √ 8 PROJECT VANGUARD (1958) 150x150 √

(21)

9 SPACE SHUTLE UNSCALE √ 10 SATURN V UNSCALE √ LOKAL/NASIONAL PESAWAT 11 NU-200 “Sikumbang” (1954) 1000x700 √ 12 NU-85 “Belalang” (1958) 900x650 √ 13 N-250 “Gatot Kaca” (1995) UNSCALE √ 14 EMB-314 Super Tucano 1100x1100 √ WIND TUNNEL 14 CLOSED LOOP WIND TUNNEL 500x150 √

(22)

15 OPEN LOOP WIND TUNNEL 250x50 √ 16 OPEN CIRCUIT WIND TUNNEL 250x50 √ 17 CLOSED CIRCUIT WIND TUNNEL 500x150 √ 18 SUB SONIC WIND TUNNEL 250x50 √ 19 TRANSONIC WIND TUNNEL 400x100 √ 20 SUPER SONIC WIND TUNNEL 250x80 √ 21 HYPER SONIC WIND TUNNEL 250x100 √

(23)

22 PRC-77 80x50 √ 23 PRC-25 RT/841 50x50 √ 24 PRC-183 HF 80x30 √ 25 RT-339 / PRC-28 80x30 √ 26 XP-11 GENERAL RADIO 50x50 √ 27 GTN-750 BAZEL 70x70 √ 28 PRC-138 HF 80x50 √ 29 RT-3600 MILITARY RADIO 60x80 √

(24)

30 VRC-4622 MR 60x30 √ MACHINE GUN 31 SMR BREN 25 in (63cm) √ 32 MADSEN M/22 60cm √ 33 COLT M/29 60cm √ 34 MG-15 120cm √ 35 AC-MG 37 63cm √ 36 BREN LIGHT MG 60cm √ 37 MARLIN MG 55cm √

(25)

38 MG-89 60cm √ 39 ELI GUN 65cm √ PLANE SCALE 40 CN-295 UNSCALE √ 41 CN-235-220 MPA UNSCALE √ 42 CN-235 KOMANDO UDARA UNSCALE √ 43 H215 SUPER PUMA UNSCALE √ 44 NC-212 UNSCALE √ 45 EC725 SUPER COUGAR UNSCALE √

(26)

46 CASA CN-235 UNSCALE √

47 BELL 412EP UNSCALE √

48 N219 UNSCALE √ 49 4S-565 MBe UNSCALE √ 50 HX-3315 UNSCALE √ 51 HX-5609 UNSCALE √ OUTFIT 52 PULSATING ANTI-GRAVITY √

(27)

Tabel 3.2 benda pamer museum Sumber : data pribadi

53 AVIATOR RAF B3 √ 54 AVIATOR B-26 FB √ 55 T-501 GE √

Gambar

Gambar 3.1 Site Plan PUSDAI Jabar  Sumber : Pusdai Jabar
Gambar 3.2 Sirkulasi Ruang dalam Museum  Sumber : Buku “Museum Buildings” oleh Laurence Vail
Diagram 3.1 Jarak kedekatan antar ruang              Sumber : Data pribadi
Gambar 3.3 Blocking Lantai 1      Sumber : Dokumen pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sedangkan mengajar merupakan suatu keadaan atau aktivitas untuk menciptakan situasi yang mampu mendorong seseorang untuk belajar. Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar

Episode ini (alinea1-4) menggambarkan tentang Bunga Mendoe (BM) yang berparas cantik sehingga banyak pemuda yang ingin mempersuntingnya, termasuk putra raja dari negeri

Erupsi Gunung Agung pada tahun 2017 telah mengganggu penerbangan.Akibatnya angka kunjungan wisatan yang datang di Bali pada tahun 2017 menurun.Penurunan

Konstelasi masalah pengaruh variabel anteseden yaitu: status consumption, materialism dan integrity terhadap perilaku ketaatan hukum dan legalitas konsumen pada

Dari data di atas terlihat bahwa persepsi responden terhadap sektor lainnya setelah pemekaran wilayah, menurut jenis kelamin yang lebih banyak menjawab sektor lainnya

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan hasil wawancara..

Hal yang paling mendasar yang harus dimiliki seorang project manager adalah. pengetahuan tentang manajemen