33
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Metode Penelitian dan Pengembangan
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll (Sukmadinata, 2016: 164-165).
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Lee & Owens. Model Lee & Owens sendiri merupakan model yang dikhususkan untuk mengembangkan multimedia (Lee & Owens, 2004:2). Model Lee & Owens memiliki tahapan yang komprehensif sehingga model Lee & Owens layak untuk dipakai (Surjono, 2017:63). Hal ini sesuai dengan produk penelitian ini yaitu pengembangan media Learning Train. Oleh sebab itu, model pengembangan Lee & Owens sesuai dengan penelitian ini. Model penelitian dan pengembangan Lee & Owens memiliki langkah-langkah diantaranya penilaian/analisis (assesment/analysis) yang meliputi analisis kebutuhan (need assessment) dan analisis awal-akhir (front-end analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi
(evaluation). Berikut ini gambaran dari langkah-langkah model pengembangan Lee & Owens (2004).
Gambar 3.1 Proses Pengembangan Model Lee & Owens (Lee, 2004:28)
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model Lee & Owens (2004). Produk yang akan dihasilkan pada penelitian kali ini adalah pengembangan media pembelajaran Learning Train untuk pembelajaran tematik kelas 1 di SD Muhammadiyah 8 Dau. Berikut penjelasan dari tahap pengembangan Lee & Owens (2004) yang akan peneliti lakukan: 1. Assessment/Analysis
Tahap pertama adalah tahap penilaian dan analisis (assessment/analysis) dimana terdiri dari dua bagian yaitu penilaian kebutuhan (need assessment) dan analisis awal-akhir (fornt-end analysis) (Lee & Owens, 2004:28).
a. Need Assesment
Tahap need assesment adalah tahap dimana fokus pada penentuan kondisi saat ini, kondisi yang diinginkan serta permasalahan yang muncul. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dan wawancara di SD Muhammadiyah 8 Dau. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui kesenjangan antara kondisi nyata dan kondisi yang diinginkan.
b. Front-end Analysis
Pada tahap front-end analysis, setelah peneliti menemukan permasalahan yang ditemui maka langkah berikutnya adalah mengidentifikasi apakah lokasi atau pengguna yang akan menggunakan produk peneliti sesuai dengan persyaratan media yang akan dikembangkan. Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai apa yang akan dikembangkan. Pada tahap ini dilakukan beberapa jenis front-end analysis yaitu audience analysis, technology analysis, situation analysis, task analysis, critical analysis, objective analysis, issue analysis, media analysis, extand-data analysis, dan cost analysis (Lee & Owens, 2004:28).
1) Audience Analysis (Analisis Siswa)
Pada tahap ini langkah yang dilakukan adalah menganalisis karakter siswa. Hasil dari analisis tersebut kemudian akan menjadi acuan dalam melakukan pengembangan media pembelajaran. Analisis siswa ini meliputi jumlah siswa yang terdapat pada kelas 1 di SD Muhammadiyah 8 Dau, karakteristik siswa dalam proses pembelajaran serta respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
2) Technology Analysis (Analisis Teknologi)
Analisis yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis terkait kemampuan teknologi yang ada di SD Muhammadiyah 8 Dau. Sekolah tersebut memiliki fasilitas yang cukup menunjang untuk proses pembelajaran menggunakan multimedia. Beberapa fasilitas yang disediakan diantaranya proyektor, laboratorium komputer, dan laptop yang dimiliki oleh guru. Hasil dari analisis tersebut kemudian dijadian acuan untuk merancang spesifikasi media.
3) Situation Analysis (Analisis Situasi)
Analisis situasi mencakup analisis tempat sekolah dan kondisi lingkungan belajar. Hasil dari analisis ini juga berpengaruh terhadap pengembangan media yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. 4) Task Analysis (Analisis Tugas)
Pada analisis tugas langkah yang dilakukan adalah menganalisis tugas-tugas atau materi yang perlu dikuasai oleh siswa. Pada tahap ini, peneliti mengkaji kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam proses pembelajaran. Hasil dari analisis ini akan digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan materi yang digunakan dalam media.
5) Critical Analysis (Analisis Kejadian Penting)
Analisis berikutnya adalah analisis kejadian penting (critical analysis). Pada tahap ini penting dilakukan untuk menentukan apa saja yang harus diajarkan dan tidak diajarkan. Hal ini bertujuan agar secara efektif dapat menetapkan kinerja yang akan dilakukan.
6) Objective Analysis (Analisis Tujuan)
Analisis tujuan merupakan langkah dimana peneliti akan menentukan tujuan dan sasaran pengembangan media pembelajaran. Analisis tujuan sendiri dilakukan untuk menentukan apa yang akan menjadi isi atau materi, tolak keberhasilan serta media yang digunakan. Beberapa keberhasilan yang perlu diperhatikan diantaranya kognitif, afektif, dan psikomotor.
7) Issue analysis (Analisis Masalah)
Pada tahap ini langkah yang dilakukan adalah mengidentifikasi pokok permasalahan untuk menentukan media apa yang dibutuhkan oleh siswa sehingga, lebih fokus terhadap media yang dikembangkan. Dalam hal ini adalah mengacu pada gaya belajar dan tingkat pemahaman siswa. Hasil dari analisis ini akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan materi pembelajaran dan media sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan siswa.
8) Media Analysis (Analisis Media)
Analisis media digunakan untuk menentukan isi dan bentuk dari media berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan. 9) Extand-Data Analysis (Analisis Data yang Sudah Ada)
Tahap analisis berikutnya adalah extand-data analysis. Analisis tersebut dilakukan dalam rangka untuk memecahkan masalah yang ditemui. Beberapa langkah yang dilakukan diantaranya mengidentifikasi sumber informasi, mengumpulkan informasi dan
bahan-bahan pembelajaran serta mengevalusi informasi berdasarkan tujuan, dan kebutuhan.
10) Cost Analysis (Analisis Biaya)
Analisis biaya merupakan tahapan dimana diperlukan untuk mengukur manfaat dari media yang dikembangkan dibandingkan dengan biaya yang digunakan untuk pengembangan media.
2. Design (Desain)
Pada tahap perancangan, dilakukan dengan menentukan unsur-unsur yang diperlukan dalam media Learning Train. Berbagai instrumen disusun dengan memperhatikan beberapa aspek seperti isi, bahasa, penyajian dan kelayakan. Pada tahap ini mulai dirancang spesifikasi media Learning Train yang akan dikembangkan sesuai dengan analisis yang sudah dilakukan sebelumnya. Perancangan untuk spesifikasi media Learning Train terkait desain sudah mencapai 50% untuk kemudian akan dilanjutkan pengembangannya. Selain itu, pada tahap ini juga merancang materi yang dikembangkan untuk media Learning Train. Materi yang dikembangkan disesuaikan dengan indikator pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya.
3. Development (Pengembangan)
Pada tahap pengembangan peneliti mulai masuk pada tahap realisasi produk ke dalam wujud fisik, yaitu software multimedia. Pada tahap ini media Learning Train dikembangkan sesuai dengan rancangan atau storyboard yang telah dibuat. Storyboard tersebut digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan desain media dan input materi dalam produk multimedia. Pada tahap ini langkah awal pengembangan yang dilakukan adalah
mengembangkan struktur navigasi antar scene pada media. Kemudian kegiatan selanjutnya adalah mengaplikasikan desain dan materi yang sudah dirancang pada media, sehingga akan dihasilkan produk media Learning Train. Setelah itu media Learning Train akan divalidasi oleh beberapa validator diantaranya untuk menilai isi dan konstruk. Pada tahap ini juga peneliti akan melakukan perbaikan yang diperlukan sehingga produk dapat dikatakan layak untuk diimplementasikan dalam proses pembelajaran dan yang terakhir pengemasan produk dalam bentuk CD (compact disk).
4. Implementation (Implementasi)
Tahap keempat adalah tahap implementasi. Pada tahap ini implementasi dilakukan secara terbatas pada sekolah yang sudah ditunjuk sebagai tempat penelitian. Peneliti akan menggunakan media Learning Train pada kegiatan pembelajaran. Selain itu, pada tahap ini peneliti akan mencatat segala sesuatu pada lembar observasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk perbaikan media Learning Train.
Pada tahap ini, setelah melakukan kegiatan pembelajaran peneliti juga akan menyebar angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait penggunaan media Learning Train. Hal ini dilakukan agar mendapatkan data terkait nilai kepraktisan penggunaan media Learning Train. Selain itu, guru dan siswa akan diminta untuk memberikan komentar dan juga saran sebagai acuan revisi. Setelah dilakukan penyebaran angket, selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data. Analisis data yang dilakukan adalah bedasarkan hasil angket respon siswa.
5. Evaluation (Evaluasi)
Pada tahap ini, peneliti akan melakukan revisi terakhir terhadap media Learning Train. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan pendapat dari angket respon. Hal ini bertujuan agar media Learning Train dapat benar-benar digunakan sesuai dengan kebutuhan. Tahap evaluasi dilakukan berdasarkan hasil validasi ahli dan uji coba produk.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Muhammadiyah 8 Dau yang beralamatkan di Jl. Margo Basuki No. 48, Jetis, Mulyoagung, Kec. Dau, Malang, Jawa Timur, 65151. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari tahun 2020 pada semester genap.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang akan digunakan oleh peneliti pada pengumpulan data diantaranya teknik wawancara, teknik observasi dan teknik dokumentasi. Peneliti akan mengembangkan media Learning Train pada Tema 5 Subtema 1 pembelajaran 1 kelas 1 sekolah dasar. Beberapa penjelasan terkait teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Teknik Wawancara
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SD Muhammadiyah 8 Dau adalah wawancara terstruktur dimana akan dilakukan wawancara dengan guru kelas 1. Wawancara yang dilakukan adalah untuk mendapatkan data terkait analisis kebutuhan dari siswa dan juga media yang ada di sekolah. Selain itu,
wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan data terkait pengembangan produk media Learning Train pada Tema 5 Subtema 1 pembelajaran 1 kelas 1 sekolah dasar di SD Muhammadiyah 8 Dau.
2. Teknik Observasi
Kegiatan observasi merupakan kegiatan dimana akan terlibat langsung dengan subjek penelitian. Pada kegiatan observasi dilakukan pengamatan terhadap siswa pada saat proses pembelajaran. Selain itu, juga akan dilakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang belajar menggunakan media Learning Train. Sehingga pada kegiatan ini akan dihasilkan data yang nantinya akan disajikan dalam bentuk deskriptif.
3. Teknik Dokumentasi
Melalui teknik dokumentasi peneliti akan melakukan pengumpulan data melalui dokumen baik berupa tulisan, karya maupun gambar seseorang. Sumber data pada teknik ini berupa dokumentasi kegiatan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan di SD Muhammadiyah 8 Dau. Hasil dokumentasi dapat dijadikan bukti dan memperkuat sumber data yang diperoleh menjadi valid.
4. Angket
Selain menggunakan teknik wawancara sebagai sumber data, teknik kuisioner atau angket juga penting. Dari angket tersebut peneliti akan mengetahui respon siswa terhadap penerapan media Learning Train. Angket tersebut berisi tentang respon siswa di SD Muhammadiyah 8 Dau terkait dengan penerapan media Learning Train.
E. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai tolak ukur atau fasilitas peneliti dalam mengumpulkan data. Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian adalah sebagai berikut: 1. Lembar Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan guru kelas 1 di SD Muhammadiyah 8 Dau. Daftar pertanyaan yang terdapat pada lembar wawancara berisi seputar perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Selain itu, pertanyaan juga terkait pendapat guru tersebut tentang media Learning Train yang dikembangkan dan diuji cobakan apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah dalam penggunaan media Learning Train.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Wawancara
No Aspek Indikator No Pertanyaan
1. Informasi kelas Jumlah siswa 1
Nilai siswa 2
Karakter siswa 3
Sarana prasarana kelas 4
2. Informasi pembelajaran Alokasi waktu 5
Materi tema 6
Strategi guru 7
3. Informasi metode pembelajaran Metode yang digunakan 8
4. Informasi sumber belajar Sumber belajar yang digunakan 9
5. Informasi media pembelajaran Ketersediaan media tematik 10
Intesitas penggunaan media
tematik
11
Jenis media yang digunakan 12
Intesistas penggunaan media
berbasis IT
13
Hambatan pengembangan media 14
Kesulitan penggunaan media 15
(sumber: Olahan Peneliti)
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai instrumen untuk mendapatkan data dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas. Selain itu, lembar observasi
juga berisi pengamatan dan juga pencatatan mengenai penggunaan media Learning Train di SD Muhammdiyah 8 Dau.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi
No Aspek Indikator
1. Kondisi kelas 1. Ketersediaan sarana prasarana
2. Ketersediaan media tematik
2. Pengamatan terhadap guru saat
proses pembelajaran
1. Media yang digunakan guru 2. Strategi guru
3. Pengamatan terhadap siswa 1. Antusias siswa
2. Keterlibatan siswa dengan media
3. Keaktifan siswa (Sumber: Olahan Peneliti)
3. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi yang menjadi instrumen penelitian adalah hasil foto terkait penggunaan media Learning Train di SD Muhammadiyah 8 Dau, serta foto lain terkait penelitian.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi
No Hari/tanggal Jenis data atau dokumen (foto)
Keterangan 1.
Dst
(Sumber: Olahan Peneliti 4. Lembar Angket
Lembar pengisian angket merupakan instrumen yang digunakan untuk memperoleh data validitas media dari ahli media, materi dan pembelajaran. Selain itu juga untuk memperoleh data dari proses pengamatan dan pencatatan terkait penggunaan media Learning Train oleh siswa kelas 1 di SD
Muhammadiyah 8 Dau. Berikut ini kisi-kisi instrumen validasi ahli media pembelajaran:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Media
No. Aspek Indikator No. Butir
1. Tampilan Media Ukuran layout 1
Pemilihan huruf 2
Komposisi gambar 3
Tampilan gambar 4
Kesesuaian animasi dengan materi 5
Pemilihan backsound 6
Kesesuaian sound effect 7
Tampilan cover 8
Kesesuaian tampilan dengan isi 9
2. Pemograman Media Ketersediaan petunjuk penggunaan media 10
Fleksibilitas media 11
Ketersediaan tujuan pembelajaran 12
Kualitas kinerja 13
3. Fungsi Media Fungsi media dalam proses pembelajaran 14,15,16
(Sumber: Olahan Peneliti)
Selain untuk mendapatkan data dari ahli media pembelajaran maka juga diperlukan data terkait materi yang dikembangkan. Data tersebut diperoleh dari ahli materi melalui angket ahli validasi materi. Berikut ini kisi-kisi instrumen validasi ahli materi:
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Materi
No. Aspek Indikator No. Butir
1. Kesesuaian dengan kurikulum Materi sesuai dengan kurikulum
K13
1
Materi sesuai dengan tema 2
Materi sesuai dengan KD 3
Materi sesuai dengan indikator 4
Materi sesuai dengan tujuan 5
Materi sesuai dengan penilaian 6,7,8
2. Kesesuaian isi dengan materi Isi materi pembelajaran 9,10
Kesesuaian soal 11
3. Penggunaan Tata Bahasa Penggunaan bahasa 12,13
Keefektifan kalimat 14
(Sumber: Olahan Peneliti)
Selanjutnya untuk memperoleh data terkait proses pembelajaran maka juga diperlukan angket validasi untuk ahli pembelajaran. Berikut ini kisi-kisi instrumen validasi ahli pembelajaran:
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Pembelajaran
No. Aspek Indikator No. Butir
1. Isi Kesesuaian metode
pembelajaran
1
Kesesuaian model pembelajaran 2
Penyampaian materi 3
Keterlibatan siswa 4
2. Pembelajaran Kesesuaian apersepsi 5,6
Penyajian materi pembelajaran 7,8,9
(Sumber: Olahan Peneliti)
F. Teknik Analisis Data
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu media Learning Train untuk pembelajaran tematik kelas 1 sekolah dasar. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis data kuantitatif. 1. Analisis Deskriptif Kualitatif
Teknik analisis data kualitatif pada penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptif analisis, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan cara memaparkan data yang diperoleh dari hasil lapangan untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2016:351) menyatakan bahwa dalam proses analisis data yang bersifat interaktif, meliputi pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan pengambilan kesimpulan (conclusions). Berikut ini tahap-tahap analisis data yang bersifat interaktif:
a. Pengumpulan data (data collection)
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data-data terkait hasil observasi, wawancara, kritik dan saran dari ahli media, ahli materi, ahli
pembelajaran serta respon siswa. Data-data yang diperoleh akan dijadikan acuan untuk perbaikan pengembangan media Learning Train.
b. Reduksi data (data reduction)
Pada tahap selanjutnya peneliti akan masuk pada langkah reduksi data. Adapun data-data yang direduksi atau dirangkum yaitu data-data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara, observasi, kritik dan saran dari validasi yang dilakukan oleh ahli materi, ahli media, ahli pembelajaran dan respon siswa.
c. Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yaitu menyajikan data-data tersebut dalam bentuk deskriptif. Data-data yang disajikan yaitu data-data hasil dari wawancara, observasi, kritik dan saran dari hasil validasi yang berkaitan dengan pengembangan media Learning Train dan sudah melalui tahap reduksi.
d. Pengambilan kesimpulan (conclusions)
Pada tahap terakhir langkah yang dilakukan adalah menyimpulkan semua data yang sudah melalui beberapa tahapan sebelumnya. Hasil dari kesimpulan tersebut adalah berupa data terkait pengembangan dan kelayakan media Learning Train. Produk yang dihasilkan yaitu berupa media Learning Train untuk pembelajaran tematik tema 5 subtema 1 pembelajaran 1 kelas 1 sekolah dasar.
2. Analisis Data Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berbentuk angka-angka dan untuk memperoleh sebuah kesimpulan penelitian maka peneliti
memerlukan alat bantu statistik. Sehingga peneliti menggunakan statistik sebagai alat untuk memperoleh hasil yang akurat. Pada analisis data kuantitatif, data yang diperoleh adalah data dari hasil angket tim ahli dan angket respon siswa yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan media yang dikembangkan. Data dari angket tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui kelayakan media Learning Train.
a. Analisis Angket Validasi Ahli
Pada penelitian ini, validasi digunakan untuk menguji kelayakan dan kesesuaian media media Learning Train. Jawaban angket dari validasi menggunakan Rating Scale yang memiliki 4 kategori, variabel yang diukur dijabarkan melalui indikator variabel. Perhitungan rata-rata jawaban diambil berdasarkan scoring setiap jawaban dari responden. Berikut ini pedoman penilaian angket validasi (Kisworo dan Sofana, 2017:111)
Tabel 3.7 Pedoman Penilaian Angket Validasi Ahli
No. Skor Keterangan
1. Skor 4 Sangat baik/sangat mudah/sangat menarik/sangat sesuai/sangat layak/sangat
mengerti/sangat setuju/sangat aktif/sangat membantu/sangat memotivasi/sangat bermanfaat
2. Skor 3 Cukup baik/cukup mudah/cukup menarik/cukup sesuai/cukup layak/ cukup mengerti/
cukup setuju/cukup aktif/cukup membantu/cukup memotivasi/cukup bermanfaat
3. Skor 2 Kurang baik/kurang mudah/kurang menarik/kurang sesuai/kurang layak/ kurang
mengerti/kurang setuju/ kurang aktif/kurang membantu/kurang memotivasi/kurang bermanfaat
4. Skor 1 Sangat kurang baik/ sangat kurang mudah/ sangat kurang menarik/ sangat kurang sesuai/sangat kurang layak/ sangat kurang mengerti/ sangat kurang setuju/ sangat kurang aktif/sangat kurang membantu/sangat kurang memotivasi/sangat kurang bermanfaat
(sumber: Kisworo dan Sofana, 2017:111)
Skor yang diperoleh dari angket validasi kemudian akan diuji dengan cara membandingkan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor yang ditetapkan. Adapun perhitungan prosentase pengolahan data keseluruhan menggunakan rumus sebagai berikut:
Gambar 3.2 Rumus Perhitungan Angket Validasi Ahli (Sumber: Izzah dkk, 2015)
Keterangan:
P : Presentase
∑ x : Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item
∑ i : Jumlah keseluruhan skor ideal dalam per item
100% : Konstanta
Hasil validasi yang telah diperoleh dari para ahli media, materi, dan pembelajaran kemudian digunakan untuk menganalisis produk media pembelajaran Learning Train, agar lebih mudah maka kriteria validasi dapat menggunakan interpretasi skor. Berikut ini tabel interpretasi skor angket validasi ahli:
Tabel 3.8 Interpretasi Skor Angket Validasi Ahli
No. Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan
1. 81-100 Sangat Baik Sangat efektif/sangat valid/tidak
perlu revisi
2. 61-80 Baik Efektif/valid/tidak perlu revisi
3. 41-60 Cukup Baik Cukup efektif/kurang valid/perlu
revisi
4. 21-40 Kurang Baik Kurang efektif/tidak valid/perlu revisi
(sumber: Riduwan, 2014:41)
Apabila media yang dikembangkan telah mencapai interpretasi sebesar 61%, maka media yang dikembangkan dapat dikatakan sudah mencapai kevalidan. Namun, sebaliknya jika media belum mencapai interpretasi sebesar 61% maka perlu adanya revisi sebelum digunakan dalam proses pembelajaran.
b. Analisis Angket Respon Siswa
Data yang diperoleh dari angket respon siswa kemudian akan dianalisis menggunakan data kuantitatif untuk menguji respon siswa terhadap media Learning Train. Hasil dari respon siswa akan diukur dengan menggunakan skala Guttman, sehingga variabel yang akan diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel. Pada skala Guttman terdapat dua kategori yang akan digunakan, dan dua kategori tersebut memiliki nilai yang berbeda.
Tabel 3.9 Kategori Penilaian Skala Guttman
No Jumlah Skor Keterangan
1. Skor 1 Ya
2. Skor 0 Tidak
(Sumber: Sugiyono, 2015)
Perhitungan prosentase respon siswa dari data yang diperoleh dilakukan sama halnya dengan perhitungan penilaian validator. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.3 Rumus Perhitungan Angket Respon Siswa (Sumber: Izzah dkk, 2015)
Keterangan:
P : Presentase
∑ x : Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item
∑ i : Jumlah keseluruhan skor ideal dalam per item
100% : Konstanta
Hasil analisis dari data angket responden siswa kemudian digunakan untuk mengetahui respon positif atau negatif siswa terhadap media Learning Train yang merupakan subyek dalam penelitian ini. Kriteria validasi yang
digunakan dalam pengembangan media Learning Train ini menggunakan konversi tingkat pencapaian skala 4, seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.10 Konversi Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi
No. Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan
1. 81-100 Sangat Baik Sangat efektif/sangat valid/tidak
perlu revisi
2. 61-80 Baik Efektif/valid/tidak perlu revisi
3. 41-60 Cukup Baik Cukup efektif/kurang valid/perlu
revisi
4. 21-40 Kurang Baik Kurang efektif/tidak valid/perlu revisi
(sumber: Riduwan, 2014:41)
Apabila media yang dikembangkan telah mencapai interpretasi sebesar 61%, maka media yang dikembangkan dapat dikatakan sudah baik atau layak digunakan. Namun, sebaliknya jika media belum mencapai interpretasi sebesar 61% maka perlu adanya revisi kembali untuk menyempurnakan media sebelum digunakan dalam proses pembelajaran.