Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan buku Laporan Akhir Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
Buku Laporan Akhir ini berisi tentang: 1. Pendahuluan;
2. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo;
3. Pendekatan Materi & Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat;
4. Hasil dan Anlisa; dan 5. Penutup.
Tim Penyusun dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil bersama Konsultan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan Buku Akhir ini.
Sukoharjo, Agustus 2020
Daftar Isi
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
Daftar Tabel ... v
Daftar Gambar ... vii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Dasar Hukum ... 5
1.3 Maksud dan Tujuan ... 6
1.4 Sasaran ... 6
1.5 Ruang Lingkup Kegiatan ... 7
1.5.1 Ruang Lingkup Lokasi ... 7
1.5.2 Ruang Lingkup Kegiatan ... 7
1.6 Sistematika Pelaporan ... 10
BAB 2 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO ... 11
2.1 Profil Geografis Kabupaten Sukoharjo ... 11
2.1.1 Aspek Geografis ... 11
2.1.2 Topologi, Geologi, Hidrologi, dan Klimatologi ... 14
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana ... 15
2.1.4 Potensi Pengembangan Wilayah ... 21
2.1.5 Struktur dan Pola Ruang Kabupaten Sukoharjo ... 22
2.2 Profil Demografis Kabupaten Sukoharjo ... 23
2.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... 27
2.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 27
2.3.2 Distribusi PDRB... 33
2.4 Profil Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo ... 34
2.4.1 Arah Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ... 34
2.4.2 Sumber Daya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo ... 36
2.4.3 Jenis Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ... 39
2.5 Studi Eksisting Survei Kepuasan Masyarakat pada Disdukcapil
Kabupaten Sukoharjo ... 45
2.5.1 SKM Disdukcapil Tahun 2017 ... 45
2.5.2 SKM Disdukcapil Tahun 2019 ... 57
BAB 3 PENDEKATAN MATERI & METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ... 58
3.1 Tinjauan Teori... 58
3.1.1 Kebijakan Publik ... 58
3.1.2 Pelayanan Publik... 60
3.2 Regulasi Pelayanan Publik ... 63
3.2.1 Undang – undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik ... 63
3.2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang – undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik... 64
3.2.3 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik... 65
3.2.4 Metode Survei ... 69
3.3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan ... 69
3.3.1 Kerangka Pikir ... 69
3.3.2 Metode Penelitian... 71
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 73
3.3.4 Pengolahan Data dan Analisis Data... 74
3.3.5 Hasil Penyusunan Indeks ... 75
BAB 4 HASIL DAN ANALISA ... 76
4.1 Jenis Layanan yang Disurvei ... 76
4.1.1 Realiabilitas jumlah sampel ... 77
4.1.2 Representative Sample telah terpenuhi ... 77
4.1.3 Keterbatasan Layanan dan Pandemi Covid 19 ... 78
4.2 Profil Responden ... 78
4.3 Hasil Survei Berdasarkan Unsur Pelayanan ... 82
4.3.1 Persyaratan ... 82
4.3.2 Prosedur ... 85
4.3.3 Waktu Penyelesaian... 88
4.3.4 Biaya / Tarif ... 90
4.3.6 Kompetensi / Kemampuan Pelaksana ... 93
4.3.7 Perilaku Pelaksana... 94
4.3.8 Sarana Prasarana ... 95
4.3.9 Penanganan Pengaduan... 98
4.3.10 Indeks Kepuasan Masyarakat ... 99
BAB 5 PENUTUP ... 110
5.1 Kesimpulan ... 110
5.2 Rekomendasi... 110
Daftar Tabel
Tabel 2-1 Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Kabupaten Sukoharjo ... 11 Tabel 2-2 Karakteristik Kawasan di Kabupaten Sukoharjo ... 21 Tabel 2-3 Hirarki dan Rencana Status Perkotaan Kabupaten Sukoharjo ... 22 Tabel 2-4 Jumlah Penduduk Kabupaten Sukoharjo Menurut Kecamatan 2014 -
2019 ... 23 Tabel 2-5 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut
Kecamatan Tahun 2010 dan 2018... 25 Tabel 2-6 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2015 – 2019 (jiwa/km2) ... 26
Tabel 2-7 PDRB Kabupaten Sukoharjo Menurut Harga Berlaku Tahun 2015 –
2019 (dalam Juta Rupiah)... 28 Tabel 2-8 PDRB Kabupaten Sukoharjo Menurut Harga Konstan Tahun 2015 –
2019 (dalam Juta Rupiah)... 29 Tabel 2-9 Laju Pertumbuhan PDRB Tahun Dasar 2015 Menurut Lapangan
Usaha... 31 Tabel 2-10 Distribusi PDRB Tahun Dasar 2015 Menurut Lapangan Usaha ... 33 Tabel 2-11 Keterkaitan Visi Misi Tujuan Sasaran Strategi dan Kebijakan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo ... 35 Tabel 2-12 Peralatan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sukoharjo ... 37 Tabel 2-13 Sarana Transportasi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ... 38 Tabel 2-14 Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2018 – 2019... 40 Tabel 2-15 Jumlah Wajib KTP dan Kepemilikan KTP Per Kecamatan Tahun 2019 ... 42
Tabel 2-16 Laporan Kepemilikan Akta Kelahiran Per Kecamatan Tahun 2019 ... 43
Tabel 2-17 Laporan Kepemilikan Akta Perkawinan Per Kecamatan Tahun 2019 ... 43
Tabel 2-18 Laporan Kepemilkan Akta Perceraian Per Kecamatan Tahun 2019 ... 44
Tabel 2-19 Laporan Kepemilikan Akta Kematian Berdasarkan Domisili Per Kecamatan Tahun 2019... 44
Tabel 2-20 Persebaran Responden Menurut Jenis Pelayanan ... 46
Tabel 2-21 Persebaran Responden Menurut Jenis Kelamin ... 46
Tabel 2-22 Persebaran Responden Menurut Jenis Kelamin ... 46
Tabel 2-23 Persebaran Responden Menurut Umur ... 47
Tabel 2-24 Persebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 47
Tabel 2-25 Persebaran Responden Menurut Pekerjaan ... 48
Tabel 2-26 Analisa Penilaian SKM Disduksapil 2017 ... 51
Tabel 2-27 Penilaian Masyarakat Terhadap Tingkat Kinerja Pada Atribut IKM ... 52
Tabel 2-28 Perhitungan Tingkat Kesesuaian Antara Penilaian Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan dari Atribut IKM ... 52
Tabel 3-1 Kerangka Pikir Pekerjaan ... 70
Tabel 3-2 Penggunaan Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo ... 72
Tabel 3-3 Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi SKM, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan ... 74
Tabel 4-1 Jenis Layanan dan Total Sampel yang disurvei ... 76
Tabel 4-2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Layanan ... 81
Tabel 4-3 Indeks Kepuasan Masyarakat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo... 99
Daftar Gambar
Gambar 2-1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Sukoharjo ... 13
Gambar 2-2 Peta Rawan Longsor Kabupaten Sukoharjo ... 18
Gambar 2-3 Peta Kelerengan Kabupaten Sukoharjo ... 19
Gambar 2-4 Peta Rawan Bencana Kekeringan Kabupaten Sukoharjo ... 20
Gambar 2-5 Jumlah Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014 – 2019 ... 24
Gambar 2-6 Proyeksi Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020 – 2025 ... 25
Gambar 2-7 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ... 36
Gambar 2-8 Pelayanan Administrasi Kependudukan Secara Daring/Online Disdukcapil Kabupaten Sukoharjo ... 39
Gambar 4-1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79
Gambar 4-2 Profil Responden Berdasarkan Kelompok Umur ... 79
Gambar 4-3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan ... 80
Gambar 4-4 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 80
Gambar 4-5 Pengukuran Unsur Persyaratan ... 82
Gambar 4-6 Spanduk Persyaratan Layanan pada Ruang Layanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo ... 83
Gambar 4-7 Jenis Layanan dan Persyaratan Layanan pada Website Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo ... 84
Gambar 4-8 Contoh Standing Banner Per Jenis Layanan dan Persyaratan Layanan .. 85
Gambar 4-9 Pengukuran Unsur Kemudahan Prosedur ... 86
Gambar 4-10 Bagan Alur Pengurusan dan Jenis Layanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo ... 87
Gambar 4-11 Maklumat Pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Sukoharjo ... 87
Gambar 4-12 Contoh Penyajian Infografis Prosedur dan Tahapan Per Jenis Layanan ... 88
Gambar 4-13 Pengukuran Unsur Waktu ... 89
Gambar 4-14 Pengukuran Unsur Tarif / Biaya ... 91
Gambar 4-15 Pengukuran Unsur Produk Layanan ... 91
Gambar 4-16 Edaran Terkait Produk Layanan yang Menggunakan Kertas HVS ... 92
Gambar 4-17 Pengukuran Unsur Kompetensi / Kemampuan Pelaksana ... 93
Gambar 4-18 Pengukuran Unsur Perilaku Pelaksana ... 94
Gambar 4-19 Pengukuran Unsur Sarana Prasarana ... 95
Gambar 4-20 Suasana Ruang Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo... 96
Gambar 4-21 Suasana Proses Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo... 97
Gambar 4-22 Contoh Ruang Layanan yang Lebih Representatif dan Nyaman... 98
BAB 1
Pendahuluan
Bagian ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, dasar hukum, ruang lingkup pekerjaan
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
1.1 Latar Belakang
Reformasi birokrasi yang tengah digalakkan oleh pemerintah menuntut kinerja pemerintahan yang prima baik di tingkat pusat, kementerian, pemerintah provinsi hingga di tingkat pemerintah daerah kabupaten/kota. Interpretasi reformasi birokrasi mencakup berbagai dimensi normatif yang dapat disandarkan dengan kerangka-kerangka regulasi. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa referensi, baik berupa ratifikasi mandat organisasi internasional seperti World Bank dengan konsep Good Governance (tata kelola pemerintahan yang baik) maupun penerapan undang-undang dan peraturan pemerintah secara nasional yang terkait khusus dengan reformasi. Konsep Good Governance World Bank sendiri telah tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur tentang penyelenggaraan pemerintahan yang wajib dijalankan dengan asas umum penyelenggaraan pemerintahan.
Asas umum penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan Pasal 58 Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu: 1. Asas kepastian hukum; Setiap tindakan yang dilakukan oleh para pemangku
kepentingan haruslah berdasarkan atas hukum yang berlaku;
2. Asas tertib penyelenggaraan pemerintahan; penyelenggaraan negara sesuai dengan aturan serta visi dan misi yang telah ditetapkan;
3. Asas kepentingan umum; Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah wajib mendahulukan kepentingan umum dibandingkan kepentingan kelompok atau golongan;
4. Asas keterbukaan; Masyarakat dapat mengakses atau melihat hasil kegiatan dan tindakan pemerintahan yang dikerjakan oleh pemerintah. Sehingga masyarakat dapat menjadi pengawas bagi pemerintah;
5. Asas proporsionalitas; Seluruh tindakan pemerintah maupun para penegak hukum haruslah ada keseimbangan antara hak dan kewajibannya. Sehingga tidak merugikan masyarakat yang bersangkutan;
6. Asas profesionalitas; Mengedepankan tugas dan kewajiban sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga pemerintahan;
7. Asas akuntanbilitas; Setiap tindakan dan kinerja pemerintah, wajib untuk dipertanggung jawabkan. Baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga yang berada diatasnya;
8. Asas efisiensi dan efektivitas; Efektifitas dimaksudkan supaya setiap keputusan yang diambil haruslah tepat guna dan berdaya guna bagi masyarakat, sedangkan efisiensi, berorientasi pada minimalisasi penggunaan sumber daya untuk mencapai hasil kerja yang terbaik (baik itu sumber daya manusia maupun sumberdaya lainya yang dimiliki pemerintah daerah). Adanya kebijakan tingkat teknis yang dibuat oleh pemerintah daerah karena adanya otonomi daerah, merupakan perwujudan asas efektivitas dan efisiensi. Sebab, dengan adanya otonomi daerah, maka rantai birokrasi lebih cepat, efektif dan efisien;
9. Asas keadilan; dimaksudkan bahwa setiap tindakan dalam penyelenggaraan negara harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara.
Sedangkan reformasi birokrasi yang disusun melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan UU Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik tampaknya menjadi instrumen yang mengerucutkan asas-asas yang tertuang dalam undang-undang pemerintahan daerah. Pemerintah daerah diwajibkan meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas– asas umum pemerintahan yang baik serta untuk memberikan perlindungan bagi setiap warganegara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat.
Selain daripada itu, melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 disebutkan bahwa arah strategi kebijakan pemerintah yang mencakup reformasi birokrasi tertuang dalam poin "Revolusi mental dalam tata kelola pemerintahan untuk penguatan budaya birokrasi yang bersih, melayani, dan responsif, mencakup: (a) peningkatan budaya kerja pelayanan publik yang ramah, cepat, efektif, efisien, dan terpercaya; dan (b) penerapan disiplin, reward dan punishment dalam birokrasi ".
Pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan kewajiban pemerintah kepada masyarakatnya yang wajib diberikan tanpa memandang status dan golongan. Oleh karena itu, kualitas pelayanan publik menjadi sebuah indikator utama dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang salah satunya diukur dengan Indeks Kepuasan Masyarakat.
Pelayanan publik pemerintah kepada masyarakat diamanatkan didalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dimana tujuan dari pelayanan publik tersebut adalah untuk mewujudkan hal sebagai berikut:
1. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;
2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan azas-azas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
3. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
4. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa, azas-azas yang mendasari penyelengaraan pelayanan publik meliputi (1) Kepentingan umum; (2) Kepastian hukum; (3) Kesamaan hak; (4) Keseimbangan hak dan kewajiban; (4) Keprofesionalan; (5) Partisipatif; (6) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; (7) Keterbukaan; (8) Akuntabilitas; (9) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; (11) Ketepatan waktu; dan (12) Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Di dalam rangka menjamin tercapainya tujuan dan kesesuaian dengan azas-azas pelayanan tersebut maka penyelengaraan pelayanan publik wajib dilakukan evaluasi secara periodik, dimana di dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 dinyatakan bahwa:
1. Penyelenggara berkewajiban melaksanakan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana di lingkungan organisasi secara berkala dan berkelanjutan;
2. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, Penyelenggara berkewajiban melakukan upaya peningkatan kapasitas Pelaksana;
3. Evaluasi terhadap kinerja pelaksana dilakukan dengan indikator yang jelas dan terukur dengan memperhatikan perbaikan prosedur dan/atau penyempurnaan
organisasi sesuai dengan azas pelayanan publik dan peraturan perundang-undangan.
Salah satu aspek penting yang perlu dicatat dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah terukurnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai standar referensi untuk menilai kualitas pelayanan. Dalam melakukan perbaikan layanan diawali dengan melakukan evaluasi terhadap kepuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanannya. Evaluasi yang berwujud pengukuran kepuasan publik merupakan komponen fundamental dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila masyarakat merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan efisien. Selain itu tingkat kepuasan masyarakat dalam memperoleh layanan publik menjadi acuan penting untuk menilai kesungguhan pemerintah, khususnya pemerintah daerah dalam mengimplementasikan mandat Reformasi Birokrasi yang dimaksud di atas.
Dalam kaitannya dengan efisiensi pelayanan publik, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan salah satu bentuk evaluasi. IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara simultan dan kontinu.
IKM atas pelayanan publik merupakan opini masyarakat atas kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Konfigurasi antar persepsi masyarakat atas harapan pelayanan dengan standar pelayanan yang diberikan oleh pemerintah penting untuk diuraikan secara terukur. Menyadari hal tersebut, maka Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagai salah satu elemen penyelenggara pelayanan publik, perlu mempertimbangkan kepuasan masyarakat dengan sebaik mungkin.
Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menjadi indikator dalam mengukur capaian untuk mengevaluasi secara kuantitatif dan deskriptif kualitas pelayanan publik. Secara legal formal, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) wajib dilaksanakan oleh seluruh unit penyelenggara pelayanan publik sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan didukung oleh Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PermenPAN) Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014 dan pelaksanaannya diatur oleh Permen PAN dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan survei Kepuasan Masyarakat unit penyelenggara pelayanan publik.
Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016-2021 adalah Terciptanya tertib Administrasi Kependudukan dan Pelayanan Masyarakat dibidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan tindakan nyata dalam Misi sebagai berikut :
1. Melaksanakan Pedoman/petunjuk dalam rangka tertib Administrasi Kependudukan serta pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
2. Meningkatkan kinerja lembaga Pemerintah Daerah dan meningkatkan Profesional Aparatur;
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dibidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dalam rangka mewujudkan visi mis tersebut, utamanya terkait dengan misi ke 3, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Pemerintah Kabupaten Sukoharjo perlu untuk melaksanakan survei IKM atas pelayanan kependudukan yang diberikan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) selaku penyedia pelayanan publik juga perlu membuat survei kepuasan masyarakat (SKM) untuk mengukur sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Kegiatan survei kepuasan masyarakat (SKM) ini dapat menjadi masukan bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) untuk perbaikan kualitas pelayanan publik kedepannya.
1.2 Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Survei penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Sukoharjo adalah:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
4. PermenPAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan survei Kepuasan Masyarakat unit penyelenggara pelayanan publik;
5. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2015 tentang Pelayanan Publik;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
7. Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 50 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo.
1.3 Maksud dan Tujuan
Kegiatan Survei penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Sukoharjo dilakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat kinerja aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus sebagai wahana penyerap aspirasi masyarakat baik yang berupa saran, harapan, sekaligus komplain terhadap pelayanan yang telah diberikan selama ini untuk dijadikan pedoman kebijakan, program dan strategi guna peningkatan pelayanan.
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan Survei penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Sukoharjo adalah untuk:
1. Mengetahui tingkat kinerja pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik kedepan; 2. Mendapatkan informasi mengenai kualitas pelayanan (quality service) dan jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan publik, untuk tujuan menentukan prioritas perbaikan pelayanan;
3. Mengevaluasi program perbaikan kualitas pelayanan publik yang telah dilakukan serta untuk menentukan strategi dan rencana perbaikan ke depan.
1.4 Sasaran
Sedangkan sasaran-sasaran kegiatan Survei penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:
1. Mendorong partisipasi masyarakat sebagai pengguna layanan dalam menilai kinerja penyelenggara pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo;
2. Mendorong penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo;
3. Mendorong penyelenggara pelayanan menjadi lebih inovatif dalam menyelenggarakan pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo.
1.5 Ruang Lingkup Kegiatan
1.5.1 Ruang Lingkup Lokasi
Ruang lingkup wilayah dari Survei Indeks Kepuasan Masyarakat ini secara umum adalah Kabupaten Sukoharjo, dan secara khusus adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo.
1.5.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Lingkup pelaksanaan kegiatan ini secara umum adalah: 1. Tahap Pendahuluan:
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain: a. Pembentukan tim;
b. Koordinasi bersama dalam penyepakatan dan persamaan pemahaman substansi;
c. Perumusan metodologi penyusunan; d. Perumusan program kerja;
e. Perumusan desain survei; f. Kalkulasi jumlah responden; dan g. Penyusunan Laporan Pendahuluan. 2. Tahap Survei:
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Penyiapan perangkat dan material survei; b. Pembentukan tim survei;
1) Kegiatan survei penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat ini dilakukan terbatas di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo, masyarakat penerima pelayanan Disdukcapil diharapkan sebagai responden yang mampu memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo. Adapun pertanyaan yang dimintakan pendapat kepada masyarakat/responden terdiri dari 9 unsur yang relevan, valid dan reliabel dengan harapan masyarakat memberikan pendapatnya terhadap empat pilihan jawaban yang tersedia sebagaimana kuesioner terlampir. Sembilan unsur tersebut sesuai dengan yang dimanatkan oleh PermenPAN dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan survei Kepuasan Masyarakat unit penyelenggara pelayanan publik.
2) Unsur-unsur yang menjadi fokus dalam pelaksanaan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat terdiri dari 9 unsur yang terdiri dari :
Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administrative;
Sistem, mekanisme dan prosedur adalah tata cara pelayanan yang dilakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan; Waktu penyelesaian adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan; Biaya/Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan
dalam mengurus dan atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan Berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat;
Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Produk pelayanan ini merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan; Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
pelaksana meliputi pengetahuan keahlian keterampilan dan pengalaman; Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas memberikan pelayanan;
Penanganan pengaduan, saran dan masukan adalah tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut;
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Sarana yang digunakan untuk benda yang bergerak (komputer mesin) dan prasarana untuk benda yang tidak bergerak (gedung).
3) Jumlah responden ditentukan oleh tim konsultan melalui perhitungan kalkulasi dasar yang kuat untuk dijadikan pertimbangan. Hasil perhitungan jumlah responden harus sudah teridentifikasi disaat tahapan laporan pendahuluan.
3. Tahap Analisa Data:
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Pengelompokan lembar kuesioner terisi. Hal ini untuk memastikan kuesioner terisi yang telah terkumpul telah sesuai dengan desain yang telah ditetapkan sebelumnya;
b. Pengecekan lembar isian kuesioner, untuk memastikan butir-butir instrumen sudah terisi dengan baik dan benar;
c. Tabulasi data menurut instrumen survei;
d. Pengolahan data dengan menggunakan analisis IPA dan penghitungan IKM. 4. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan antara lain: a. Identifikasi hasil IKM;
b. Perumusan rekomendasi peningkatan kinerja pelayanan; c. Penyusunan Draft Laporan Akhir;
d. Pembahasan Draft Laporan Akhir;
e. Revisi draft sesuai masukan proses pembahasan; f. Pengumpulan Dokumen IKM.
1.6 Sistematika Pelaporan
Sistematika pelaporan laporan ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN
Bagian ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, dasar hukum, ruang lingkup pekerjaan Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
BAB 2 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO
Bagian ini berisi tentang profil geografis, demografis kabupaten sukoharjo, gambaran kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo dan hasil studi SKM terdahulu.
BAB 3 PENDEKATAN MATERI & METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
Bagian ini berisi tentang pendekatan materi dan metodologi pelaksanaan pekerjaan penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat.
BAB 4 HASIL DAN ANALISA
Bagian ini berisi tentang hasil survei SKM dan analisa indeks kepuasan dari kegiatan Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo.
BAB 5 PENUTUP
Bagian ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi dari kegiatan Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat.
BAB 2
Gambaran Umum
Kabupaten Sukoharjo
Bagian ini berisi tentang profil geografis, demografis kabupaten sukoharjo, gambaran kinerja Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo dan hasil studi SKM terdahulu.
2.1 Profil Geografis Kabupaten Sukoharjo
2.1.1 Aspek Geografis
Secara geografis Kabupaten Sukoharjo terletak diantara Bagian ujung timur 110.570 LS, Bagian Ujung Sebelah Barat 110.420 LS, Bagian Ujung Sebelah Utara 7.320 BT, Bagian Ujung Sebelah Utara 7.49032.000 BT. Kabupaten Sukoharjo memiliki batas-batas wilayah administrasi sebelah utara Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar, sebelah selatan Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri, sebelah timur Kabupaten Karanganyar, dan sebelah barat Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.
Secara administrasi, Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan yang terdiri atas 167 Desa/Kelurahan yang meliputi 17 Kelurahan dan 150 Desa, dengan luas wilayah 46.666 Ha. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Polokarto yaitu 6.218 Ha (13% dari luas Kabupaten), dan Kecamatan yang paling kecil adalah Kecamatan Kartasura dengan luas 1.923 Ha (4% dari luas Kabupaten). Secara lebih lengkap, luas per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 2-1 berikut.
Tabel 2-1 Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Kabupaten Sukoharjo
Tahun Luas (Ha) Prosentase
(1) (2) (3)
1. W e r u 4,20 9,00
2. B u l u 4,39 9,40
Tahun Luas (Ha) Prosentase (1) (2) (3) 4. Sukoharjo 4,46 9,55 5. Nguter 5,49 11,76 6. Bendosari 5,30 11,36 7. Polokarto 6,22 13,32 8. Mojolaban 3,55 7,62 9. Grogol 3,00 6,43 10. B a k i 2,20 4,71 11. G a t a k 1,95 4,17 12. Kartasura 1,92 4,12 Jumlah 46,67 100,00 Sumber : RKPD, 2019
2.1.2 Topologi, Geologi, Hidrologi, dan Klimatologi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Sukoharjo memiliki kondisi kelerengan yang relatif datar antara 0-8%. Sedangkan kelerengan yang cukup curam hanya terdapat pada sedikit wilayah di bagian selatan kabupaten, yaitu pada Kecamatan Weru yang terdapat daerah dengan kelerengan 8-15%, dan pada Kecamatan Bulu yang terdapat daerah dengan kelerengan 8-15%, 15-25% dan 25-40%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di Kabupaten Sukoharjo memiliki kelerengan yang relatif datar.
Ditinjau dari segi geologi, terdapat tiga jenis geologi yang menyusun wilayah Kabupaten Sukoharjo. Pada bagian utara, yaitu pada Kecamatan Kartasura, Gatak, Baki, Grogol, Mojolaban, dan Polokarto banyak disusun oleh breksi gunung api. Hal ini terjadi karena masih berdekatan dengan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang terdapat pada Kabupaten Boyolali. Pada bagian tengah, yaitu pada Kecamatan Sukoharjo, Polokarto, Bendosari, Tawangsari, Bulu, dan sebagian Kecamatan Weru banyak didominasi oleh lempung, lanau, dan pasir. Sedangkan lava andesit hanya terdapat sedikit pada bagian selatan, yaitu pada Kecamatan Weru dan Bulu.
Wilayah Kabupaten Sukoharjo memiliki enam jenis tanah yang berbeda. Jenis tanah yang paling banyak ditemui adalah jenis gromosol yang tersebar di bagian tengah, yaitu pada Kecamatan Mojolaban, Polokarto, Bendosari, Nguter, Tawangsari, dan Bulu. Kemudian jenis aluvium pada Kecamatan Baki, Grogol, Sukoharjo dan Nguter. Jenis Latosol pada Kecamatan Polokarto, Bendosari, dan Nguter. Jenis regosol pada ujung bagian barat, yaitu Kecamatan Kartasura, Gatak, Weru dan Tawangsari. Lalu, jenis litosol banyak ditemukan di Kecamatan Tawangsari dan Bulu. Sedangkan yang paling sedikit ditemukan adalah jenis mediteran yang banyak ditemui di Kecamatan Mojolaban.
Kabupaten Sukoharjo memiliki curah hujan yang hampir merata pada semua wilayahnya. Berdasarkan data banyaknya curah hujan menurut bulan dan kecamatan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2016, diketahui siklus hujan di Kabupaten Sukoharjo dalam satu tahun dengan rata-rata curah hujan terendah pada Bulan Agustus dan Bulan September sebesar 0 mm, sedangkan yang tertinggi pada bulan Januari sebesar 28 mm. Tinggi maupun rendahnya curah hujan menunjukkan adanya perubahan musim dari musim penghujan dan musim kemarau.
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Berdasarkan analisis indeks resiko bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBD) di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten/kota yang memiliki resiko sedang terhadap bencana (urutan ke 32 dari tigapuluh lima kabupaten dan kota di Jawa Tengah). Urutan ini dirasa sangat baik karena merupakan 5 besar dari Kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan risiko bencana terrendah. Jika dilihat dari data kebencanaan yang ada, Kabupaten Sukoharjo mempunyai beberapa ancaman bencana, antara lain banjir, misalnya Banjir di Kecamatan Grogol dan Kecamatan Mojolaban akhir April 2015); longsor misalnya di Kecamatan Nguter bulan Februari 2015; angin ribut misalnya di Kecamatan Baki, Kecamatan Kartasura dan Kecamatan Bendosari bulan Februari 2015. Selain tiga ancaman bahaya utama tersebut, terdapat pula ancaman bahaya kekeringan, kebakaran hutan/lahan, serta gempa bumi.
2.1.3.1 Kerawanan Bencana Banjir
Kabupaten Sukoharjo memiliki paling tidak sebelas sungai, yang meliputi Sungai Bengawan Solo, Sungai Dengkeng, Sungai Jlantah, Sungai Brambang, Sungai Samin, Sungai Ranjing, Sungai Walikan, Sungai Langsur, Sungai Palur, Sungai Premulung dan Sungai Tanggul. Keberadaan sungai-sungai tersebut di satu sisi memberikan keuntungan ketersediaan air di Kabupaten Sukoharjo, namun di sisi lain pada musim-musim penghujan misalnya pada bulan Desember hingga bulan maret dapat memberikan ancaman banjir pada wilayah yang datar dan tidak memiliki kawasan resapan.
Secara topografi, wilayah yang rentan akan bahaya banjir meliputi Kecamatan Kartasura, Gatak, Baki, Grogol, Sukoharjo dan Mojolaban. Hal ini dikarenakan wilayah ini merupakan wilayah yang datar dan merupakan kawasan bertemunya beberapa sungai, misalnya Kecamatan Nguter (pertemuan antara Kali Jlantah dan Sungai Bengawan Solo), Kecamatan Tawangsari (pertemuan antara Kali Brambang dan Sungai Bengawan Solo), Kecamatan Grogol (aliran Sungai Bengawan Solo). Hal ini dikuatkan oleh data BPDAS Solo (2008), sebagian besar wilayah Kabupaten Sukoharjo merupakan wilayah yang rawan terhadap banjir. Sedangkan menurut data BPBD Kabupaten Sukoharjo (2012) terdapat sembilan kecamatan yang memiliki wilayah yang rawan terhadap ancaman banjir, yakni Kecamatan Sukoharjo, Tawangsari, Grogol, Mojolaban, Nguter, Polokarto, Weru, Gatak dan Baki. Karakteristik banjir di Kabupaten Sukoharjo adalah berupa genangan akibat meluapnya sungai. Secara umum, banjir berlangsung selama dua
hingga tiga hari. Beberapa kejadian banjir yang menimbulkan kerugian diantaranya adalah banjir pada Desember 2007 hingga Januari 2008, Januari 2012, Februari dan April 2015.
2.1.3.2 Kerawanan Bencana Longsor
Kabupaten Sukoharjo, terdapat tiga kecamatan yang memiliki ancaman terhadap longsor, yakni Kecamatan Bulu, Kecamatan Weru dan Kecamatan Tawangsari. Berdasarkan kemiringan lahan, ketiga kecamatan tersebut memiliki wilayah yang bergelombang (5-15%), curam (15-40%) hingga sangat curam (40%) (a). Selain itu, apabila dilihat dari jenis tanahnya, sebagian besar tanah yang berada di wilayah yang curam dan cukup curam merupakan tanah litosol (b). Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Penampangnya besar dan berbentuk kerikil, pasir atau batu-batuan kecil, karena sedikit sekali mengalami perubahan struktur atau profil dari batuan asal. Tanah litosol miskin unsur hara. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia yang mengalami proses erosi parah. Jika suatu wilayah yang memiliki kriteria lereng dan jenis tanah yang rentan terhadap longsor terguyur oleh hujan dengan intensitas yang tinggi, maka bukan tidak mungkin di wilayah tersebut akan terjadi bencana longsor. Jika kita amati, wilayah Kabupaten Sukoharjo bagian selatan, terutama di Kecamatan Bulu, Weru serta Tawangsari, merupakan wilayah yang memiliki ancaman bencana longsor. Hal ini bahkan terbukti dengan beberapa kejadian longsor, misalnya pada akhir Desember 2014, terdapat enam desa yang dinyatakan zona merah rawan longsor oleh BPBD Kabupaten Sukoharjo yakni Desa Gentan, Pundunrejo dan Kamal (Kecamatan Bulu), serta Desa Alas Ombo, Karangmojo dan Grogol (Kecamatan Weru).
2.1.3.3 Kerawanan Bencana Kekeringan
Apabila dikaji dari aspek akuifer air tanah, wilayah Kabupaten Sukoharjo dapat dibagi menjadi enam wilayah, yakni wilayah dengan akuifer produktif dengan penyebaran luas, akuifer produktivitas tinggi penyebaran luas, akuifer produktivitas sedang penyebaran luas, akuifer produktivitas sedang setempat, akuifer produktivitas sedang dan daerah air tanah langka. Sedangkan jika dilihat dari intensitas curah hujan, wilayah barat Kabupaten Sukoharjo memiliki intensitas yang lebih tinggi dibanding di wilayah tengah dan timur. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa wilayah yang mempunyai ancaman kekeringan di musim kemarau, khususnya di wilayah selatan Kabupaten Sukoharjo, tepatnya di Kecamatan Weru, Tawangsari dan Bulu. Beberapa data bencana menyebutkan bahwa
kekeringan pernah melanda Kecamatan Bulu (Agustus 2009) dan Kecamatan Tawangsari dan Weru (Agustus 2013). Sedangkan kekeringan pertanian, melanda sebagian besar lahan pertanian di Kabupaten Sukoharjo yang mengandalkan Dam Colo sebagai sumber pasokan irigasi.
2.1.3.4 Kerawanan Bencana Angin Ribut/Putting Beliung
Di Kabupaten Sukoharjo terdapat beberapa wilayah yang pernah atau bahkan beberapa kali terkena angin ribut maupun puting beliung, misalnya Kecamatan Baki (Februari 2015), Kecamatan Polokarto (Februari 2015), Kecamatan Weru (Oktober 2013) Kecamatan Nguter (Januari 2014) dan Kecamatan Kartasura (Januari 2014). Wilayah yang terlanda angin puting beliung biasanya wilayah yang terbuka. Menurut beberapa penelitian, wilayah yang pernah terlanda angin ribut maupun puting beliung secara umum memiliki ancaman terhadap angin ribut atau puting beliung di masa datang. Terdapat beberapa wilayah yang memiliki ancaman terhadap bencana ini yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni Kecamatan Baki, Polokarto, Weru, Nguter dan Kartasura.
2.1.4 Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan karakteristik perkembangan kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo dibagi menjadi tiga kawasan yaitu kawasan bagian utara, kawasan bagian tengah dan kawasan bagian selatan.
Tabel 2-2 Karakteristik Kawasan di Kabupaten Sukoharjo
KAWASAN KARAKTERISTIK
Kawasan Bagian Utara
Kawasan SUROGOLBANTAKI
Kawasan ini meliputi Kecamatan Kartasura, Grogol, Mojolaban, Gatak dan Baki.
Perkembangan dipengaruhi oleh limpasan perkembangan dari Kota Surakarta. Karakteristik merupakan permukiman perkotaan, dan pusat perdagangan jasa dengan kepadatan bangunan yang berkembang dari padat menjadi sangat padat
Kawasan Bagian Tengah
Kawasan SUKOSARIKARTO
Kawasan ini meliputi Kecamatan Sukoharjo, Bendosari, dan Polokarto
Perkembangan kawasan dipengaruhi oleh perkembangan Kecamatan Sukoharjo sebagai pusat pelayanan kabupaten. Kepadatan bangunan berkembang dari sedang menjadi padat. Ciri perkotaan terlihat terutama pada permukiman-permukiman baru, sedangkan perkampungan umumnya masih bercampur antara ciri perkotaan dan pedesaan. Muncul aktivitas perdagangan pada koridor jalan utama, dan terdapat aktivitas industri Kawasan Bagian Selatan
Kawasan NGULURUSARI Kawasan ini meliputi Kecamatan Nguter, Bulu, Weru, dan Tawangsari
KAWASAN KARAKTERISTIK
Merupakan kawasan penyangga perkotaan, dengan perkembangan kepadatan yang masih rendah. Perkembangan kawasan sebagian besar masih bercirikan pedesaan, kawasan perkampungan berkembang sporadis dan mengelompok yang dipisahkan oleh kawasan pertanian. Kegiatan perdagangan dan jasa, serta industri berkembang linier terhadap jaringan jalan.
Sumber : RKPD, 2019
Potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Sukoharjo mengingat posisinya yang strategis dekat dengan dua kutub pusat pertumbuhan yaitu D.I. Yogyakarta dan Solo dan merupakan wilayah yang diakses oleh transportasi dari Surabaya yang akan menuju ke arah barat seperti Yogyakarta menjadikan Kabupaten Sukoharjo akan terus meningkatkan jalur transportasi. Selain itu adanya Solo Baru yang merupakan perluasan area perkotaan dari Kota Solo menjadikan potensi ekonomi di bidang perdagangan dan jasa semakin intens.
2.1.5 Struktur dan Pola Ruang Kabupaten Sukoharjo
Perubahan rencana status sistem perkotaan yang ada di kabupaten Sukoharjo dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2-3 Hirarki dan Rencana Status Perkotaan Kabupaten Sukoharjo
No Kecamatan Perda no.14 tahun 2011 Hasil Analisis Hirarki Status Hirarki Status
1 Weru III PPK III PPK
2 Bulu III PPK III PPK
3 Tawangsari III PPK III PPK
4 Nguter III PPK II PKL
5 Sukoharjo I PKL III PPK
6 Bendosari III PPK II PPK
7 Polokarto III PPK III PPK
8 Grogol II PKLp I PKWp
9 Mojolaban III PPK II PKL
No Kecamatan Perda no.14 tahun 2011 Hasil Analisis Hirarki Status Hirarki Status
11 Gatak III PPK III PPK
12 Kartasura I PKL I PKL
Sumber : RKPD, 2019
Kecamatan Grogol menurut perda no. 14 tahun 2011 berstatus PKLp namun pada hasil analisis scalogram dan indeks sentralitas di ketahui bahwa jumlah dan jenis fasilitas sosial, ekonomi yang ada di Kecamatan Grogol cukup variatif dan banyak sehingga ada potensi untuk peningkatan status tidak hanya PKL namun dapat menjadi PKWp. Sementara Kecamatan yang termasuk dalam PKL ada tiga yaitu Kecamatan Kartasura, Mojolaban dan Nguter. Kecamatan Kartasura merupakan kecamatan dengan jumlah fasilitas yang cukup banyak yaitu sebanyak 1.934 unit. Kondisi ini dapat diasumsikan bahwa Kecamatan Kartasura merupakan pusat perdagangan dan kegiatan pendidikan kesehatan yang dapat menarik penduduk kecamatan lain untuk migrasi menuju lokasi ini. Kecamatan Nguter merupakan pusat industri sehingga pemerintah perlu memberikan fasilitas infrastruktur yang memadai untuk investor agar mau menanamkan modal untuk pengembangan kawasan industri Nguter. Sedangkan Kecamatan Mojolaban akan menjadi lokasi perluasan permukiman di Karanganyar yang sudah mendesak menuju Kabupaten Sukoharjo karena arah laju perkembangan kota terus menuju ke selatan.
2.2 Profil Demografis Kabupaten Sukoharjo
Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo menurut kecamatanpada Tahun 2019 dimana kecamatan Grogol memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu sebesar 141.407 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah ada di Kecamatan Buluyaitu sebesar 27.575 jiwa. Trend jumlah penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2014 hingga 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2-4 Jumlah Penduduk Kabupaten Sukoharjo Menurut Kecamatan 2014 - 2019 KECAMATAN TAHUN 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Weru 67.789 68.150 49.536 49.532 49.512 49.483 Bulu 51.666 51.907 27.746 27.696 27.634 27.575 Tawangsari 59.483 59.750 48.021 47.992 47.949 47.897 Sukoharjo 87.280 87.768 90.480 90.761 91.021 91.251 Nguter 65.076 65.182 42.033 41.969 41.892 41.811
KECAMATAN TAHUN 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Bendosari 68.981 69.378 52.384 52.383 52.368 52.342 Polokarto 75.971 76.353 75.151 75.362 75.554 75.724 Mojolaban 82.559 83.410 93.841 95.059 96.269 97.463 Grogol 108.649 109.754 137.243 138.654 140.051 141.407 Baki 55.318 55.875 79.544 81.432 83.345 85.277 Gatak 50.899 51.457 48.503 48.778 49.040 49.295 Kartasura 95.810 96.933 126.915 128.756 130.576 132.387 TOTAL 869.481 875.917 871.397 878.374 885.211 891.912
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, 2019
Gambar 2-5 Jumlah Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014 – 2019
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, 2019
Jumlah penduduk total Kabupaten sukoharjo cenderuung mengalami kenaikan dari tahun 2014 hingga 2019 meskipun pada tahun 2016 menurun menjadi 871.397 jiwa. Pada tahun 2019 kembali mengalami kenaikan menjadi 891.912 jiwa.
Sedangkan terkait dengan proyeksi jumpah penduduk untuk 5 tahun mendatang yaitu tahun 2020 hingga 2025 dapat dilihat pada gambar berikut:
869.481 875.917 871.397 878.374 885.211 891.912 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Gambar 2-6 Proyeksi Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020 – 2025
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, 2019
Jumlah penduduk total Kabupaten Sukoharjo diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dalam 5 tahun mendatang. Hingga pada tahun 2025 jumlah penduduk total Kabupaten Sukoharjo diproyeksi sebesar 972.304 jiwa.
Sedangkan terkait dengan laju pertumbuhan penduduk per kecamatan dapat diperhatikan pada tabel berikut ini :
Tabel 2-5 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010 dan 2018
Kecamatan Penduduk (ribu)
Laju pertumbuhan penduduk 2010-2019 Sub District Population (thousand)
20101) 20182) 20192) (1) (2) (3) (4) (5) 1. W e r u 49 205 49 512 49 483 0,06 2. B u l u 27 837 27 634 27 575 -0,11 3. Tawangsari 47 844 47 949 47 897 0,01 4. Sukoharjo 88 181 91 021 91 251 0,38 5. Nguter 42 103 41 892 41 811 -0,08 6. Bendosari 52 003 52 368 52 342 0,07 7. Polokarto 73 372 75 554 75 724 0,35 901209 912089 924638 938857 954746 972304 860000 880000 900000 920000 940000 960000 980000 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Kecamatan Penduduk (ribu)
Laju pertumbuhan penduduk 2010-2019 Sub District Population (thousand)
20101) 20182) 20192) (1) (2) (3) (4) (5) 8. Mojolaban 86 239 96 269 97 463 1,37 9. Grogol 128 160 140 051 141 407 1,10 10. B a k i 68 604 83 345 85 277 2,45 11. G a t a k 46 539 49 040 49 295 0,64 12. Kartasura 115 692 130 576 132 387 1,51 Kab. Sukoharjo 825 782 885 211 891 912 0,86
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, 2019
Kemudian mengenai Tingkat Kepadatan Penduduk tahun 2019, data BPS Kabupaten Sukoharjo menunjukkan bahwa Kecamatan Kartasura merupakan kecamatan terpadat dengan 6 884 jiwa/km2 dan kecamatan dengan paling rendah yaitu kecamatan Bulu dengan 629 jiwa/km2. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2-6.
Tabel 2-6 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015 – 2019 (jiwa/km2)
Kecamatan Luas 2015 2016 2017 2018 2019 (km2) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. W e r u 41,98 1 180 1 180 1 180 1 179 1 179 2. B u l u 43,86 634 633 632 630 629 3. Tawangsari 39,98 1 202 1 202 1 202 1199 1 198 4. Sukoharjo 44,58 2 023 2 030 2 036 2 042 2 047 5. Nguter 54,88 767 766 765 763 762 6. Bendosari 52,99 989 989 989 988 988 7. Polokarto 62,18 1 205 1 209 1 212 1 215 1 218 8. Mojolaban 35,54 2 606 2 641 2 675 2 709 2 742 9. Grogol 30,00 4 527 4 575 4 622 4 668 4 714 10. B a k i 21,97 3 536 3 621 3 707 3 794 3 882 11. G a t a k 19,47 2 476 2 492 2 506 2 519 2 532
Kecamatan Luas 2015 2016 2017 2018 2019 (km2) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 12. Kartasura 19,23 6 505 6 600 6 696 6 790 6 884 Kab. Sukoharjo 466,66 1 852 1 868 1 883 1 897 1 911
Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo, 2019
2.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara/ daerah yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen.
Tabel 2-7 PDRB Kabupaten Sukoharjo Menurut Harga Berlaku Tahun 2015 – 2019 (dalam Juta Rupiah) Kategori PDRB
PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Harga Berlaku
2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2657130.24 2809993.96 2894164.84 3006496.06 3159075.27 Pertambangan dan Penggalian 138919.07 148152.17 149572.90 156873.16 158745.98 Industri Pengolahan 10368908.70 11271822.77 12233453.02 13342546.62 14388490.86
Pengadaan Listrik dan Gas 28402.19 31417 35504.71 38555.63 40684.97
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
9100.99 10720.18 11237.32 11790.02 13234.91
Konstruksi 1756017.76 1922351.95 2137039.83 2340889.73 2542715.62
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
4721567.22 5171028.67 5573874.22 5943000.51 6415800.96
Transportasi dan Pergudangan 859521.48 954107.38 1043699.22 1131685.33 1239872.39 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 996537.57 1091272.56 1171184.29 1273725.41 1394083.39 Informasi dan Komunikasi 1112024.35 1218405.12 1422248.31 1576221.12 1762344.90 Jasa Keuangan dan Asuransi 1008862.91 1133256.61 1234845.05 1322119.93 1390949.48
Real Estate 597272.99 651304.97 706575.66 771148.60 836592.72
Kategori PDRB
PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Harga Berlaku
2015 2016 2017 2018 2019
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
639113.44 704360.18 746955.05 790156.84 832978.54
Jasa Pendidikan 1086759.37 1216495.97 1385954.16 1522091.17 1685817.52
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 256071.41 280675.52 308652.66 339306.89 370894.49
Jasa lainnya 364232.93 401509.55 438434.05 485545.49 535631.06
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 26700716.80 29130306.98 31621414.17 34194632.73 36927459.69
Tabel 2-8 PDRB Kabupaten Sukoharjo Menurut Harga Konstan Tahun 2015 – 2019 (dalam Juta Rupiah) Kategori PDRB
PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Harga Konstan 2010
2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1976391.80 2025492.05 2047772.75 2061469.09 2131546.44
Pertambangan dan Penggalian 91863.36 93645.51 91148.29 93382.78 91869.98
Industri Pengolahan 8285661.50 8735531.48 9271979.94 9871777.71 10428612.22
Pengadaan Listrik dan Gas 28674.57 30275.57 31556.57 33051.58 34785.99
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8158.02.00 8782.29.00 9158.62 9547.97 10205.83
Kategori PDRB
PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Harga Konstan 2010
2015 2016 2017 2018 2019
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
4057039.94 4247120.35 4462750.34 4668998.70 4927396.82
Transportasi dan Pergudangan 759022.79 820587.73 882054.55 945856.10 1016762.39 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 802607.42 855384.97 908704.75 975839.37 1048730.80 Informasi dan Komunikasi 1137810.26 1245004.28 1382469.43 1522567.66 1680571.99 Jasa Keuangan dan Asuransi 757344.66 823103.54 855857.07 891133.30 922064.21
Real Estate 523664.75 562996.15 606417.26 645546.95 686669.49
Jasa Perusahaan 79247.16 86269.91 93338.73 101314.51 110757.02
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
485834.72 505638.95 519081.74 541761.55 562402.67
Jasa Pendidikan 755469.31 811741.18 870197.23 932284.79 1007520.17
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 191628.81 206440.11 222730.44 241277.63 259108.05
Jasa lainnya 305182.56 322055.49 343944.12 375771.93 410267.79
Sedangkan laju petumbuhan PDRB tahun dasar 2015 menurut Lapangan Usaha tergambar sebagai berikut: Tabel 2-9 Laju Pertumbuhan PDRB Tahun Dasar 2015 Menurut Lapangan Usaha
Kategori PDRB Laju Implisit PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha (Persen)
2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 05.06 03.19 0,102083333 03.19 0,084722222
Pertambangan dan Penggalian 16.30 0,209722222 0,175 02.37 0,143055556
Industri Pengolahan 03.32 03.11 02.25 02.44 02.08
Pengadaan Listrik dan Gas 05.21 0,220138889 08.42 0,172222222 00.26
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,168055556 09.42 00.52 0,044444444 05.02
Konstruksi 04.31 0,104861111 04.29 0,175694444 0,134722222
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
0,167361111 0,209722222 02.58 0,104861111 02.29
Transportasi dan Pergudangan 04.16 0,130555556 0,095138889 01.12 0,105555556
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 05.34 0,135416667 01.03 01.27 0,1
Informasi dan Komunikasi -1.81 00.13 05.12 0,04375 01.30
Jasa Keuangan dan Asuransi 04.24 03.36 0,221527778 0,140972222 0,088888889
Real Estate 03.44 01.43 0,05 02.52 0,110416667
Kategori PDRB Laju Implisit PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha (Persen)
2015 2016 2017 2018 2019
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
04.05 0,270138889 03.30 01.36 01.55
Jasa Pendidikan 0,109722222 04.18 06.28 02.51 02.49
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 04.52 0,093055556 0,105555556 01.48 0,096527778
Jasa lainnya 0,183333333 04.46 02.25 01.37 01.04
Berdasarkan tabel 2.8 dan 2.9, baik PDRB ADHB maupun ADHK Tahun 2019 mengalami kenaikan dari tahun 2018. Dari keduanya, 3 sektor terbesar antara lain (1) Industri Pengolahan, (2) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, (3) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Sedangkan, 3 sektor terendah antara lain (1) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, (2) Pengadaan Listrik dan Gas, (3) Jasa Perusahaan.
2.3.2 Distribusi PDRB
Mengenai distribusi persentasi PDRB ADRB, dapat dilihat melalui tabel berikut: Tabel 2-10 Distribusi PDRB Tahun Dasar 2015 Menurut
Lapangan Usaha
Kategori PDRB
PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Harga Berlaku
2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 2657130.24 2809993.96 2894164.84 3006496.06 3159075.27 Pertambangan dan Penggalian 138919.07 148152.17 149572.90 156873.16 158745.98 Industri Pengolahan 10368908.70 11271822.77 12233453.02 13342546.62 14388490.86 Pengadaan Listrik dan Gas 28402.19 31417 35504.71 38555.63 40684.97 Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
9100.99 10720.18 11237.32 11790.02 13234.91
Konstruksi 1756017.76 1922351.95 2137039.83 2340889.73 2542715.62 Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
4721567.22 5171028.67 5573874.22 5943000.51 6415800.96
Transportasi dan Pergudangan 859521.48 954107.38 1043699.22 1131685.33 1239872.39 Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 996537.57 1091272.56 1171184.29 1273725.41 1394083.39 Informasi dan Komunikasi 1112024.35 1218405.12 1422248.31 1576221.12 1762344.90 Jasa Keuangan dan Asuransi 1008862.91 1133256.61 1234845.05 1322119.93 1390949.48 Real Estate 597272.99 651304.97 706575.66 771148.60 836592.72 Jasa Perusahaan 100274.18 113432.42 128018.88 142480.22 159546.63
Kategori PDRB
PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Harga Berlaku
2015 2016 2017 2018 2019
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
639113.44 704360.18 746955.05 790156.84 832978.54
Jasa Pendidikan 1086759.37 1216495.97 1385954.16 1522091.17 1685817.52 Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 256071.41 280675.52 308652.66 339306.89 370894.49 Jasa lainnya 364232.93 401509.55 438434.05 485545.49 535631.06 PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO 26700716.80 29130306.98 31621414.17 34194632.73 36927459.69
2.4 Profil Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Sukoharjo
2.4.1 Arah Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana termuat dalam Renstra Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016-2021 adalah Terciptanya tertib Administrasi Kependudukan dan Pelayanan Masyarakat
dibidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan tindakan nyata dalam Misi sebagai berikut: 1. Melaksanakan Pedoman/petunjuk dalam rangka tertib Administrasi Kependudukan
serta pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
2. Meningkatkan kinerja lembaga Pemerintah Daerah dan meningkatkan Profesional Aparatur;
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dibidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Selengkapnya keterkaitan visi misi tujuan sasaran dan strategi kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana termuat dalam Renstra Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016-2021 sebagai berikut:
Tabel 2-11 Keterkaitan Visi Misi Tujuan Sasaran Strategi dan Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Sukoharjo
isi:
Terciptanya Tertib Administrasi kependudukan dan pelayanan masyarakat di bidang Kependudukan dan pencatatan Sipil.
Misi:
1. Melaksanakan pedoman/petunjuk dalam rangka tertib administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
2. Meningkatka kinerja lembaga pemerintah daerah dan meningkatkan profesional aparatur. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Terwujudnya tertib administrasi sesuai dengan ketentuan/pedom an Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta peningkatan koordinas, sinkronisasi dalam penyelenggaraan di bidang administrasi kependudukan Terwujudnya peningkatan pelayanan masyarakat di bidang administrasi kependudukan Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi fasilitas, pembinaan dan rapat
koordinasi bidang administrasi kependudukan. Mengoptimalkan SIAK online melalui database bidang administrasi kependudukan. Melaksanakan pencapaian 3 program strategis nasional yaitu
Pemutakhiran data
Kependudukan,Penerb
itan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) dan Penerapan KTP Elektronik (E-KTP). Meningkatkan kemampuan kualitas sumber daya manusia penyelenggaraan administrasi kependudukan dalam melaksanakan program dan kegiatan. Meningkatkan dan mengoptimalkan pelaksanaan sistim administrasi kependudukan (SIAK-Online)berdasarkan ketentuan yang ada
Peningkatan pelayanan bidang administrasi kependudukan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dalam pelaksanaan program dan kegiatan di bidang administrasi kependudukan. Peningkatan koordinasi, sinkronisasi, fasilitasi dan kerja
sama dalam
penyelenggaraan administrasi kependudukan.
2.4.2 Sumber Daya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Sukoharjo
Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 56 Tahun 2017 Tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo menjelaskan struktur organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tersaji pada gambar berikut:
Gambar 2-7 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Sumber : Disdukcapil Sukoharjo, 2020
Sumber Daya Manusia Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai berikut: 1. Keadaan Pegawai Tahun 2017
Jumlah Pegawai/Karyawan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebanyak 66 orang terdiri dari:
a. Golongan IV : 13 Orang b. Golongan III : 40 Orang c. Golongan II : 12 Orang d. Golongan I : 1 Orang 2. Jumlah Pegawai tiap Unit Kerja :
a. Kepala Dinas : 1 Orang
b. Sekretariat : 11 Orang
c. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk : 9 Orang d. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil : 9 Orang e. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi : 8 Orang f. Bidang pemanfaatan Data dan Inovasi : 5 Orang g. UPT Dispenduk Capil di Kecamatan : 10 Orang h. Ka.UPT Dispenduk Capil di Kecamatan : 6 Orang
i. Staf UPT : 7 Orang
j. THL : 21 Orang
3. Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Struktural: a. Pejabat Eselon II/b : 1 Orang b. Pejabat Eselon III/a : 1 Orang c. Pejabat Eselon III/b : 4 Orang d. Pejabat Eselon IV/a : 25 Orang e. Pejabat Eselon IV/b : 6 Orang f. Jumlah Tenaga harian Lepas(THL) : 21 Orang
Selanjutnya, Sarana Prasarana pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai berikut:
1. Peralatan
Peralatan sebagai pendukung pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo terdiri dari peralatan teknis dan jaringan. Pada umumnya peralatan yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo diperoleh dari APBD Kabupaten Sukoharjo dan APBN.
Tabel 2-12 Peralatan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo
No Jenis
Peralatan Jumlah Keterangan Kebutuhan Ketersediaan Kekurangannya 1 Peralatan Tranportasi 5 Mobil 30 Spd motor 2 Rusak 3 Baik 20 baik 8 Mobil 44 spd Motor 5 Mobil 30 spd Motor 3 Mobil 14 spd Motor 2 Peralatan Kantor dan Rumah Tangga 548 Baik 2500 bh 548 bh 1952 bh
No Jenis
Peralatan Jumlah Keterangan Kebutuhan Ketersediaan Kekurangannya 3 Peralatan Studio dan Komunikasi 39 Baik 53 bh 39 bh 14 bh 4 Peralatan Pendingin 46 Baik 72 bh 46 bh 26 bh 5 Peralatan Jaringan 13 paket
Baik 35 paket 13 paket 22 paket
Sumber : Disdukcapil Sukoharjo, 2020
Namun demikian peralatan tersebut di atas jumlah dan jenisnya belum memenuhi kebutuhan peralatan sesuai dengan standar pelayanan pada Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Sukoharjo.
Untuk itu masih perlu adanya penambahan peralatan secara berkesinambungan agar pelayanan pada Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo berjalan dengan lancar.
2. Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo berupa kendaraan Dinas/Operasional roda 4 (empat) dan roda 2 (dua)l sesuai dengan tabel di bawah ini:
Tabel 2-13 Sarana Transportasi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
No Jenis
Kendaraan
Jumlah
yang ada Keterangan Kebutuhan Ketersediaan Kekurangannya
1
Kendaraan
roda 4
(empat)
5 Mobil 3 Baik,
2 Rusak 8 Mobil 5 Mobil 3 Mobil
2 Kendaraan roda 2 (dua) 30 Spd motor 20 Baik 44 Spd Motor 30 Spd Motor 14 Spd Motor
2.4.3 Jenis Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Administrasi Kependudukan sekarang sudah dilayani secara online atau daring. Pelayanan administrasi kependudukan secara daring ini dituangkan dalam sebuah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pelayanan Administrasi Kependudukan secara Daring. Saat ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo sudah menerapkan pelayanan baik pelayanan di kantor dinas dengan sistem loket antrian maupun pelayanan daring/online melalui alamt website https://pelayanan-dispendukcapil.sukoharjokab.go.id/.
Gambar 2-8 Pelayanan Administrasi Kependudukan Secara Daring/Online Disdukcapil Kabupaten Sukoharjo
Sumber: Website Disdukcapil Sukoharjo, 2020
Selengkapnya jenis pelayanan yang ada pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo berdasarkan bidang pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil Pelayanan pembuatan akta kelahiran; Pelayanan pembuatan akta kematian;
Pelayanan pembuatan akta kematian bagi orang asing; Pelayanan pembuatan akta perkawinan;
Pelayanan pembuatan akta perceraian; Pelayanan pembuatan akta pengakuan anak; Pelayanan pembuatan akta pengesahan anak;
Pelayanan pembuatan catatan pinggir perubahan status kewarganegaraan; Pelayanan pembuatan akta pencatatan sipil Online.
2. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk Pelayanan pembuatan Kartu Keluarga (KK);
Pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP-el);
Pelayanan pembuatan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT); Pelayanan pembuatan Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS); Pelayanan penerbitan KIA;
Pelayanan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan. 3. Bidang PIAK
Pelayanan penghapusan data kependudukan bermasalah (ganda, anomaly, tidak aktif);
Pelayanan pemberian hak akses SIAK konsolidasi. 4. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan
Pelayanan kerjasama pemanfaatan NIK, data kependudukan dan KTP elektronik; Pelayanan pemanfaatan data agregat;
Pelayanan dokumentasi digital;
Pelayanan aduan dan informasi publik.
2.4.4 Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil hingga dengan tahun 2019 yang diilihat berdasarkan indikator selengkapnya tersaji pada tabel berikut:
Tabel 2-14 Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo Tahun 2018 – 2019
No Uraian Indikator stn Target Realisasi
2018 2019 2018 2019 1 Terwujudnya Pelayanan Pendaftaran Penduduk
Rasio Penduduk ber KTP per satuan Penduduk
% 100 100 98,86 98,92
Rasio keluarga yang memiliki Kartu Keluarga % 100 100 95,57 96,20 2 Terwujudnya Pelayanan Pencatatan Sipil Cakupan Kepemilikan Akta Kelahiran untuk Anak usia 0-18 th % 100 100 90,56 91,56
No Uraian Indikator stn Target Realisasi
2018 2019 2018 2019
Rasio Penduduk yang memiliki Akta Kelahiran. % 100 100 87,57 87,57 Persentase penerbitan akta kematian yang menggambarkan jumlah penerbitan akta kematian pada tahun berkenaan dibandingjumlah penduduk meninggal pada tahun berkenaan. % 100 100 38,42 77,77 Persentase penerbitan akta perkawinan yang menggambarkan jumlah penerbitan akta perkawinan pada tahun berkenaan dibanding jumlah peristiwa perkawinan yang di laporkan pada tahun tersebut. % 100 100 100 100 Persentase penerbitan akta perceraian yang menggambarkan jumlah penerbitan akta perceraian pada tahun berkenaan dibanding jumlah peristiwa perceraian yang di laporkan % 100 100 100 100 Persentase penerbitan akta perubahan status anak yang menggambarkan jumlah penerbitan akta perubahan status anak di bagi jumlah peristiwa perubahan status anak yang
dilaporkan pada tahun yang berkenaan
No Uraian Indikator stn Target Realisasi 2018 2019 2018 2019 3 Terwujudnya Penyusunan, Penyajian dan Pemanfaatan Database kependudukan Jumlah lembaga yang sudah melakukan perjanjian Kerjasama (PKS) denganjumlah lembaga yang direncanakan melakukan perjanjian kerjasama (PKS ). % 100 100 100 58 Terwujudnya penyusunan, penyajian dan pemanfaatan database kependudukan % 100 100 17,24 17,24 4 Meningkatnya Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Nilai AKIP
NILAI AKIP Angka 60 60 60 -
Sumber : Disdukcapil Sukoharjo, 2019
Selanjutnya, Jumlah wajib KTP dan Kepemilikan KTP Per Kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2-15 Jumlah Wajib KTP dan Kepemilikan KTP Per Kecamatan Tahun 2019