• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN CABAI KERITING DENGAN METODE IRIGASI TETES ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN CABAI KERITING DENGAN METODE IRIGASI TETES ABSTRAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI

PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN CABAI KERITING DENGAN

METODE IRIGASI TETES

Fany Eka Widayati

Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp (0341) 567886

Email: fanyeka1993@gmail.com

ABSTRAK

Irigasi tetes merupakan metode pemberian air irigasi yang digambarkan sebagai pemberian air dengan debit yang rendah, sehingga dapat menghemat pemakaian air, karena dapat meminimumkan kehilangan-kehilangan air yang mungkin terjadi seperti perkolasi, evaporasi dan aliran permukaan, sehingga memadai untuk diterapkan di daerah pertanian yang mempunyai sumber air yang terbatas. Cabai keriting merupakan salah satu komoditas tanaman bernilai ekonomi tinggi, mudah dalam penanaman, memiliki umur tanam yang singkat yaitu antara 75-85 HST, tanaman yang tidak kenal musim dan dapat ditanam di dataran rendah ataupun dataran tinggi sehingga dalam penelitian ini dipilih cabai keriting untuk penanamannya. Dalam penelitian ini diberlakukan 3 perlakuan yang meliputi pemberian air 60% (E1T1), 70% (E2T1), dan 80% (E3T1) dari kebutuhan air tanaman.Kusandriani dan Sumarna (1993) yang menyatakan bahwa tingkat kebutuhan efektif air tanaman untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman maksimal berkisar antara 60-80% dari kebutuhan air tanaman

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah pemberian air irigasi tetes terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman cabai keriting serta dapat mengetahui perlakuan pemberian air yang dapat menghasilkan produksi tanaman paling maksimal, dan bertujuan untuk mengetahui total volume yang dapat dihemat selama periode pertumbuhan tanaman cabai keriting (fase pertumbuhan, fase pembungaan, fase pembuahan, dan fase pematangan).

Metode yang dipakai dalam studi ini adalah metode eksperimental murni yaitu tiga perlakuan pemberian air dan kebutuhan air terpenuhi 60%, 70%, dan 80% dan diulang masing-masing sebanyak 10 ulangan.

Adapun studi ini menunjukkan nilai pemberian air tanaman cabai keriting yang efektif dengan hasil produksi tanaman paling maksimal adalah dengan pemberian air terpenuhi 80% dari kebutuhan air tanaman cabai keriting dan total volume yang dapat dihemat selama periode pertumbuhan tanaman cabai keriting adalah sebesar 4,430 liter. Kata Kunci: irigasi tetes, cabai keriting, Anova (Analisys of variance), Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), niali efisiensi pemberian air, volume yang dapat dihemat.

(2)

ABSTRACT

Drip irrigation is method which is watering in low discharge, so it can decrease in water using, such as percolation, evaporation and surface run off, it can be applied in the limited water area. Capsicum annum L is one of plant comodity which has a high value, easy in planting, has a short age of planting around 75-85 HST, it can be planted in every seasons and every high or low land. So the researcher choose Capsicum annum L as her research. In this experiment, it will be conducted by three watering treatments in 60% (E1T1), 70% (E2T1) and 80% (E3T1) to Capsicum annum L needs. Kusandriani and Sumarna (1993) stated that degree of effectiveness water plant need for growing and maximal production around of 60-80% to plants need.

The research aim to investigate the influence of giving drip irrigation for growing and Capsicum annum L production, the best treatment for maximal production, and volume total which can be saved during periode of Capsicum annum L growing (growing phase, blooming phase, fruiting phase and mature phase)

In this research, the writer applied a experimental research design, it conducted by three watering treatments in 60%, 70%, 80% and replied 10 times.

This study shows the most effective of watering Capsicum annum L with maximal production is watering 80% to Capsicum annum L needs and volume total which can be saved during periode of Capsicum annum L growing is 4,430 lt.

Key word: Drip Irrigation, Capsicum annum L, ANOVA (Analysis of variance), LSD

(Least Significance Different) test, efficiency of watering, volume total which can be saved.

PENDAHULUAN

Dengan perkembangan teknologi

pertanian yang sangat pesat

menyebabkan kebutuhan air irigasi

menjadi besar, keadaan dimana air sangat berharga menyebabkan sistem irigasi yang efisien sangat dibutuhkan.Salah satu cara irigasi yang memungkinkan dapat mengatur jumlah air sesuai dengan kebutuhan tanaman adalah irigasi tetes (Drip Irrigation).Sistem irigasi tetes dapat menghemat pemakaian air, karena

dapat meminimumkan

kehilangan-kehilangan air yang mungkin terjadi seperti perkolasi, evaporasi dan aliran permukaan. Tanaman yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah cabai keriting karena cabai keriting merupakan salah satu komoditas tanaman bernilai ekonomi tinggi, mudah dalam penanaman,

memiliki umur tanam yang cukup singkat yaitu antara 75-85 HST, tanaman yang tidak kenal musim dan dapat ditanam di dataran rendah ataupun dataran tinggi.

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai besar kebutuhan air tanaman

cabai keriting pada setiap fase

pertumbuhannya (fase pertumbuhan, fase pembunggan, fase pembuahan, dan fase pematangan), dan dapat menentukan pemilihan perlakuan pemberian air pada

tanaman cabai keriting yang

menghasilkan hasil produksi yang

maksimal, serta dapat mengetahui

volume air yang dapat dihemat selama periode penanaman cabai keriting (fase pertumbuhan, fase pembunggan, fase pembuahan, dan fase pematangan).

(3)

Tujuan dan manfaat dalam penelitian ini adalah dapat mengetahui jumlah kebutuhan air irigasi tetes pada setiap fase tanaman cabai keriting, mengetahui pengaruh jumlah pemberian air irigasi tetes terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman cabai keriting

serta dapat mengetahui perlakuan

pemberian air yang dapat menghasilkan produksi tanaman paling maksimal, dan untuk mengetahui total volume yang

dapat dihemat selama periode

pertumbuhan tanaman cabai keriting. METODE

Secara astronomis Tulungagung terletak di antara 111043’-112007’ Bujur Timur dan 7051’-8018’ Lintang Selatan. Penelitian dilakukan di lahan kosong yang berada di Desa Kepuh RT/RW 02/03, Kecamatan Boyolangu Kabupaten

Tulungagung dengan menggunakan

media tanah yang berada dalam polybag. Dan waktu pelaksanaan dimulai pada 1 Juni 2015 – 21 Agustus 2015. Adapun

batas-batas administrasinya adalah

sebagai berikut:

Batas wilayah Utara : Kabupaten Kediri Batas wilayah Timur : Kabupaten Blitar Batas wilayah Selatan : Samudra Hindia Batas wilayah Barat : Kab Trenggalek

Metode penelitian yang

digunakan adalah metode eksperimental murni yang menggunakan beberapa perlakuan dengan membandingkan hasil perlakuan suatu kelompok perlakuan dengan kelompok lain yang berbeda perlakuan.Dalam penelitian ini diambil tiga perlakuan yang akan diuji yaitu

perlakuan pertama (E1T1) adalah

perlakuan dengan pemberian air

terpenuhi 60% dari kebutuhan air tanaman cabai keriting, perlakuan kedua

(E2T1) adalah perlakuan dengan

pemberian air terpenuhi 70% dari kebutuhan air tanaman cabai keriting,

perlakuan ketiga (E3T1) adalah

perlakuan pemberian air terpenuhi 80% dari kebutuhan air tanaman cabai keritng yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Kusandriani dan Sumarna (1993) yang menyatakan bahwa tingkat kebutuhan efektif air tanaman untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman maksimal berkisar antara 60-80% dari kebutuhan air tanaman. Pada tingkat terpenuhinya kebutuhan air tanaman yang rendah (< 40 %) ataupun pada terlampau tinggi (mendekati 100%), tanaman tidak dapat berproduksi dengan baik. Masing-masing perlakuan akan diulang dengan 10 kelompok ulangan.

Metode Analisa Pengamatan

dalam penelitian ini meliputi beberapa faktor diantaranya adalah nilai kebutuhan

air tanaman cabai keriting (fase

pertumbuahn, fase pembungaan, fase pembuahan, dan fase pematangan), tinggi tanaman yang diukur selama berumur 0-50 HST, jumlah bunga yang diukur selama 35-50 HST, jumlah bakal buah yang diukur selama 45-54 HST, dan berat produksi tanaman cabai keriting yang diukur pada 81 HST, serta total volume yang dapat dihemat selama periode penanaman cabai keriting.

Metode Analisa Statistik dalam penelitian ini yang dipakai adalah

perhitungan data Rancangan Acak

Kelompok (RAK) dengan menggunakan metode Analisys of varianceyang disusun

secara faktorial untuk mengetahui

perbedaan pada setiap perlakuan

pemberian air atau untuk mengetahui

homogenitas data hasil penelitian.

Prosedur perhitungannya meliputi:

a. Analisa data RAK dengan 3

(4)

E2T1, E3T1 dan untuk kelompok sebanyak 9.

Tabel 1. Analisis Data Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Sumber: Suntoyo Yitnosumarto, 1993: 65 b. Analisa sidik ragam RAK dengan perhitungan derajat bebas, jumlah kuadrat, kuadrat tengah, F hitung, dan F tabel.

Tabel 2. Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Sumber: Suntoyo Yitnosumarto, 1993: 65 a. Faktor koreksi (FK) = nilai untuk mengkoreksi (μ) dari ragam data (τ) sehingga dalam sidik ragam nilai μ = 0 FK = (Tij)2 / (kx t) b. JK Total = T (Yij)2 – FK = { ( Y10)2 + ( Y11)2 . . . + ( Yij)2 . . . + ( Yrt)2} - FK c. JK Kelompok = (TK2) / t – FK = { ( TK1)2 + . . . + (TKk)2} / t – FK d. JK Perlakuan = { (TPj)2 / k } – FK = { ( TP2)2 + (TP2)2 + . . . + (TPt)2 } / k - FK

e. JK Galat = JK Total - JK Kelompok -JK Perlakuan f. KT Perlakuan = g. KT Ulangan =

h. KT Acak atau Galat =

i. Derajat Bebas:

a. Db perlakuan = n – 1 b. Db ulangan = r – 1

c. Db acak atau galat= (n – 1) (r – 1) j. F Hitung Perlakuan =

F Hitung Ulangan =

Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka hipotesis nol ditolak, sebaliknya bila F hitung lebih kecil dari F tabel maka hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada perbedaan produksi pada 9 varietas tiap perlakuan pada tanaman cabai keriting. Selanjutnya jika pengujian data tidak homogen maka untuk mengetahui data mana yang memberikan nilai yang berbeda dapat dengan menggunakan uji lanjut yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Prosedur Uji BNT adalah:

a. Menghitung nilai BNTα = tα (db galat) x √ Keterangan: r = banyaknya ulangan KT Galat = ( – )

b. Menyusun nilai rerata taraf perlakuan dari nilai terkecil sampai pada nilai terbesar

c. Pemberian lambang notasi dengan huruf kecil dengan ketentuan bahwa selisih dua rerata taraf perlakuan yang dibandingkan mempunyai selisih yang lebih kecil dari nilai uji lanjut, maka dua taraf perlakuan tersebut diberi notasi huruf yang sama, jika selisih yang dibandingkan lebih besar atau sama dengan nilai uji lanjut, maka diberi notasi huruf yang berbeda.

Metode Hasil Analisa dalam penelitian ini antara lain:

a. Mendapatkannilai kebutuhan air

tanaman cabai keriting pada tiap fase

Perlakuan Kelompok Jumlah Rerata

1 2 i… K (TP) (ýP) 1 Y 11 Y 21 Y i1 Y k1 TP 1 2 Y 12 Y 22 Y i2 Y k2 TP 2 J Y 1j Y 2j Y ij Y kj TP j … … … … … … T Y 1t Jumlah TK 1 TK 2 TK i TK k TK ij (ýij) (TK)

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Hitung F tabel *) Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1%

Kelompok v1 = k - 1 JKK (JKK) / v2 KTK/KTG (v1v2)

Perlakuan v2 = (t-1) JKP (JKP) / v2 KTP/KTG (v2v3)

Galat v3 = (vt - v1 - v2) JKG (JKG) / v3

(5)

pertumbuhan tanaman (fase pertumbuhan, fase pembungaan, fase pembuahan, dan fase pematangan) dengan menggunakan metode Blaney

Criddle. Faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai kebutuhan air tanaman antara lain, suhu (t), pengaruh suhu udar (t), hubungan nilai P dengan nilai letak lintang (LL), angka koreksi (c) dan koefisien tanaman (Kc). Dengan rumus sebagai berikut

Rumus Evaporasi potensial

Eto = P x (0,457 t + 8,13) x c dan rumus kebutuhan air tanaman

Etc = Kc x ETo.

b. Mendapatkan nilai hasil produksi dari semua perlakuan pemberian air yang telah diberikan dan dapat mengetahui nilai hasil produksi atau berat tanaman cabai keriting yang paling maksimal. Dengan cara menghitung nilai rata-rata dari tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah bakal buah, berat tanaman cabai keriting yang paling tinggi.

c. Mendapatkan besar volume air yang

dapat dihemat selama periode

penanaman cabai keriting (fase

pertumbuhan, fase pembunggan, fase pembuahan, dan fase pematangan). Dengan cara menghitung persentase volume yang dapat dihemat dari data pemberian air dengan hasil yang maksimal sebelumnya, selanjutnya mengalikan prosentase volume air

yang dapat dihemat dengan

kebutuhan air tanaman cabai keriting, selanjutnya menghitung total volume yang didapat dengan menjumlahkan volume air yang dapat dihemat pada tiap fasenya dengan satuan liter.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan penanaman cabai keriting digunakan 9 sampel

tanaman dikarenakan satu tanaman

pertumbuhannya tidak maksimal yang disebabkan oleh serangan hama dan tumbuh kerdil. Fase pertumbuhan ini pengamatan tinggi tanaman dilakukan selama 50 Hari setelah Tanam (HST) yang diukur setiap 10 harian. Fase pembungaan ini pengamatan jumlah bunga dilakukan selama 15 haridari umur 35 HST-50 HST yang diukur setiap 5 harian. Fase pembuahan ini pengamatan jumlah buah dilakukan selama 5 hari dari umur 45 HST-50 HST yang diukur setiap

5 harian. Fase pemasakan atau

pematangan ini perhitungan berat buah dilakukan pada umur 81 HST.

Hasil dan Pembahasan Analisa

Pengamatan dalam penelitian ini

menghasilkan data tinggi tanaman,

jumlah bunga, jumlah bakal buah, dan berat produksi tanaman cabai keriting. Data tinggi tanaman yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

(6)

Sumber: Hasil Pengamatan

Data jumlah bunga yang dihasilkan sebagai berikut:

Sumber: Hasil Pengamatan

Data Jumlah Bakal Buah yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Pengamatan

Data Berat Buah yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Pengamatan 0 HST 10 HST 20 HST 30 HST 40 HST 50 HST 1/6/2015 11/6/2015 21/6/2015 1/7/2015 11/7/2015 21/7/2015 1 4.0 12.0 24.0 44.0 68.0 85.0 2 5.0 13.0 26.0 43.0 66.0 83.0 3 5.0 13.0 25.0 44.0 66.0 82.0 4 5.0 12.0 21.0 36.0 58.0 81.0 5 6.0 14.0 26.0 43.0 64.0 83.0 6 6.0 16.0 30.0 50.0 78.0 98.0 7 4.0 14.0 28.0 48.0 66.0 83.0 8 6.0 15.0 29.0 54.0 72.0 79.0 9 5.0 14.0 28.0 49.0 71.0 76.0 1 6.0 14.0 25.0 46.0 69.0 73.0 2 6.0 12.0 25.0 42.0 66.0 81.0 3 6.0 12.0 22.0 39.0 64.0 80.0 4 5.0 10.0 20.0 37.0 65.0 89.0 5 5.0 14.0 26.0 46.0 67.0 78.0 6 5.0 10.0 17.0 31.0 51.0 83.0 7 4.0 10.0 20.0 39.0 63.0 95.0 8 7.0 15.0 22.0 39.0 63.0 78.0 9 5.0 14.0 27.0 48.0 68.0 86.0 1 4.0 13.0 24.0 45.0 76.0 102.0 2 5.0 15.0 24.0 44.0 69.0 83.0 3 6.0 13.0 26.0 48.0 73.0 105.0 4 4.0 12.0 27.0 39.0 69.0 105.0 5 5.0 13.0 25.0 41.0 69.0 98.0 6 6.0 15.0 27.0 44.0 71.0 104.0 7 6.0 15.0 28.0 47.0 76.0 104.0 8 4.0 11.0 20.0 37.0 69.0 85.0 9 6.0 11.0 25.0 46.0 71.0 92.0 Perlakuan Ulangan E1T1 E2T1 E3T1 35 HST 40 HST 45 HST 50 HST 6/7/2015 11/7/2015 16/7/2015 21/7/2015 1 15.0 25.0 37.0 37.0 2 16.0 26.0 38.0 38.0 3 18.0 27.0 43.0 45.0 4 19.0 23.0 40.0 46.0 5 18.0 23.0 36.0 32.0 6 21.0 33.0 47.0 28.0 7 23.0 38.0 51.0 28.0 8 20.0 33.0 47.0 21.0 9 21.0 31.0 39.0 30.0 1 19.0 29.0 55.0 43.0 2 14.0 23.0 42.0 51.0 3 15.0 31.0 47.0 45.0 4 8.0 15.0 27.0 37.0 5 10.0 17.0 32.0 41.0 6 5.0 7.0 20.0 46.0 7 10.0 16.0 30.0 38.0 8 8.0 14.0 33.0 43.0 9 13.0 20.0 34.0 39.0 1 18.0 32.0 53.0 55.0 2 16.0 26.0 46.0 33.0 3 15.0 25.0 59.0 58.0 4 17.0 27.0 64.0 56.0 5 14.0 21.0 51.0 58.0 6 15.0 23.0 53.0 53.0 7 16.0 25.0 61.0 55.0 8 10.0 18.0 41.0 45.0 9 9.0 28.0 57.0 45.0 Perlakuan Ulangan E1T1 E2T1 E3T1 45 HST 48 HST 51 HST 16/7/2015 19/7/2015 22/7/2015 1 8.0 12.0 17.0 2 8.0 14.0 20.0 3 9.0 16.0 20.0 4 5.0 12.0 15.0 5 13.0 20.0 27.0 6 11.0 19.0 22.0 7 12.0 18.0 27.0 8 13.0 24.0 23.0 9 12.0 16.0 24.0 1 13.0 16.0 24.0 2 8.0 14.0 20.0 3 9.0 14.0 20.0 4 0.0 2.0 6.0 5 7.0 10.0 13.0 6 0.0 2.0 5.0 7 1.0 4.0 6.0 8 3.0 6.0 10.0 9 7.0 14.0 16.0 1 7.0 13.0 22.0 2 11.0 18.0 25.0 3 8.0 14.0 21.0 4 8.0 16.0 20.0 5 4.0 11.0 19.0 6 8.0 13.0 21.0 7 9.0 16.0 27.0 8 8.0 14.0 19.0 9 8.0 15.0 20.0 E1T1 E2T1 E3T1 Perlakuan Ulangan Berat (gram) 1/8/2015 - 21/8/2015 1 178.0 2 144.0 3 126.0 4 126.0 5 126.0 6 124.0 7 154.0 8 106.0 9 120.0 1 144.0 2 182.0 3 144.0 4 160.0 5 160.0 6 122.0 7 164.0 8 122.0 9 148.0 1 192.0 2 122.0 3 154.0 4 166.0 5 170.0 6 170.0 7 168.0 8 188.0 9 186.0 E3T1 E2T1 Perlakuan Ulangan E1T1

(7)

Hasil dan Pembahasan Analisa Statistik Data menggunakan Analysis of

variance menggunakan uji F

menghasilkan data yang homogen tanpa ada data yang signifikan, dengan rincian data sebagai berikut:

Sumber: Hasil Perhitungan

Dari pengujian data di atas didapatkan data yang homogen sehingga tidak perlu dilakukan Uji Lanjut dengan Uji Beda Nyata (BNT).

Hasil dan Pembahasan Hasil Analisa menghasilkan data kebutuhan air tanaman dengan rincian besar kebutuhan air tanaman tiap fase pertumbuhan tanaman sebagai berikut:

a. Fase pertumbuah kebutuhan air tanaman cabai keriting sebesar 152,994 mm/hari.

b. Fase pembungaan kebutuhan air tanaman cabai keriting sebesar 225,747 mm/hari.

c. Fase pembuahan kebutuhan air tanaman cabai keriting sebesar 203,121 mm/hari.

d. Fase pematangan kebutuhan air tanaman cabai keriting sebesar 189,162 mm/hari. Serta dapat dilihat dalam grafik kebutuhan air tanaman cabai keriting berikut ini:

Hasil dan Pembahasan Hasil Analisa juga menghasilkan nilai pertumbuhan dan produksi tanaman cabai keriting yang

dipengaruhi jumlah pemberian air

berdasarkan perlakuan yang diberikan serta mengetahui perlakuan mana yang memberikan hasil produksi tanaman yang paling maksimal, hasil yang dapat dilihat pada data di bawah ini:

a. Fase pertumbuhan tinggi tanaman memiliki nilai rata-rata seperti pada tabel dan grafik rerata di bawah ini:

Tinggi Tanaman (cm)

HST E1T1 E2T1 E3T1

0 5.11 5.44 5.11 10 13.67 12.33 13.11 20 26.33 22.67 25.11 30 45.67 40.78 43.44 40 67.67 64.00 71.44 50 83.33 82.56 97.56 60 83.33 82.56 97.56 70 83.33 82.56 97.56 81 83.33 82.56 97.56

Sumber: Hasil Perhitungan

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik rerata pengukuran tinggi tanaman di bawah ini:

->Perlakuan I (E1T1) = 60% Etc grafik berwarna biru

->Perlakuan II (E2T1) = 70% Etc grafik berwarna merah

->Perlakuan III (E3T1) = 80% Etc grafik berwarna hijau

Berat Buah 0 HST 10 HST 20 HST 30 HST 40 HST 50 HST 35 HST 40 HST 45 HST 50 HST 45 HST 48 HST 51 HST 81 HST

H

No Perlakuan Jumlah Bunga Jumlah Bakal Buah

H H H Tinggi Tanaman E1T1 1 2 3 E2T1 E3T1 H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H H 140 165 190 215 240 0Ke 1 2 3 4 b u tu h an A ir T an am an (m m /h ar i) Fase

Grafik Hubungan Kebutuhan Air Tanaman tiap Fase Pertumbuhan

0 25 50 75 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 T in ggi T an am an ( cm ) Hari

Grafik Nilai Rerata Pengukuran Tinggi Tanaman

(8)

Dari grafik data rerata pengukuran tinggi tanaman didapatkan nilai tinggi tanaman terbesar yaitu terletak pada perlakuan pemberian air 80% dari kebutuhan air tanaman cabai keriting atau perlakuan E3T1.

b. Fase pembungaan tanaman

memiliki nilai rata-rata seperti pada tabel dan grafik rerata di bawah ini:

Jumlah Bunga

HST E1T1 E2T1 E3T1

35 19.00 11.33 14.44 40 28.78 19.11 25.00 45 42.00 35.56 53.89 50 33.89 42.56 50.89 55 33.89 42.56 50.89 60 33.89 42.56 50.89 65 33.89 42.56 50.89 70 33.89 42.56 50.89 75 33.89 42.56 50.89 81 33.89 42.56 50.89

Sumber: Hasil Perhitungan

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik rerata jumlah bunga di bawah ini:

->Perlakuan I (E1T1) = 60% Etc grafik berwarna biru

->Perlakuan II (E2T1) = 70% Etc grafik berwarna merah

->Perlakuan III (E3T1) = 80% Etc grafik berwarna hijau

Dari grafik data rerata jumlah bunga didapatkan jumlah bunga terbesar yaitu terletak pada perlakuan pemberian air

80% dari kebutuhan air tanaman cabai keriting atau perlakuan E3T1.

c. Fase pembuahan memiliki nilai rerata jumlah buah seperti pada tabel dan grafik di bawah ini:

Jumlah Bunga

HST E1T1 E2T1 E3T1

45 10.11 5.33 7.89 48 16.78 9.11 14.44 51 21.67 13.33 21.56 54 21.67 13.33 21.56 57 21.67 13.33 21.56 60 21.67 13.33 21.56 63 21.67 13.33 21.56 66 21.67 13.33 21.56 69 21.67 13.33 21.56 72 21.67 13.33 21.56 75 21.67 13.33 21.56 78 21.67 13.33 21.56 81 21.67 13.33 21.56

Sumber: Hasil Perhitungan

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik rerata jumlah buah di bawah ini:

->Perlakuan I (E1T1) = 60% Etc grafik berwarna biru

->Perlakuan II (E2T1) = 70% Etc grafik berwarna merah

->Perlakuan III (E3T1) = 80% Etc grafik berwarna hijau

Dari grafik di atas dapat

disimpulkan bahwa jumlah bakal buah tiap perlakuan membeikan hasil yang berbeda. Dari grafik data rerata jumlah bakal buah didapatkan jumlah bakal buah terbesar yaitu terletak pada perlakuan

0 10 20 30 40 50 60 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 Ju m la h B u n ga Hari

Grafik Nilai Rerata Jumlah Bunga

0 5 10 15 20 25 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 Ju m la h B ak al B u ah Hari

(9)

pemberian air 60% dari kebutuhan air tanaman cabai keriting atau perlakuan E1T1.

d. Fase pemasakan memiliki nilai rata-rata berat buah seperti pada tabel rerata di bawah ini:

Berat Buah (gram)

HST E1T1 E2T1 E3T1

81 133.8 149.6 168.4

Sumber: Hasil Perhitungan

Dari grafik data rerata berat buah didapatkan berat buah terbesar yaitu terletak pada perlakuan pemberian air 80% dari kebutuhan air tanaman cabai keriting atau perlakuan E3T1. Jadi dari nilai rerata tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah buah, dan berat buah cabai keriting dapat disimpulkan perlakuan yang paling baik dengan menghasilkan

produksi tanaman paling maksimal

adalah perlakuan dengan pemberian air 80% dari kebutuhan air tanaman (E3T1). Hasil dan Pembahasan Hasil Analisa juga menghasilkan nilai totalvolume yang

dapat dihemat selama periode

pertumbuhan tanaman cabai keriting (fase pertumbuhan, fase pembungaan, fase pembuahan, dan fase pematangan), hasil dapat dilihat sebagai berikut:

Sumber: Hasil Perhitungan

Total volume yang dapat dihemat selama periode pertumbuhan tanaman cabai

keriting (fase pertumbuhan, fase

pembungaan, fase pembuahan, dan fase pematangan) adalah sebesar 4,430 liter.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari hasil penelitian

metode pemberian air berdasarkan

volume pemberian air dan periode pemberian air menggunakan irigasi tetes untuk tanaman cabai keriting dengan parameter jenis tanah yang digunakan lempung berpasir dengan perbandingan 2:1 (tanah dibanding pupuk kandang), dengan suhu daerah penelitian antara 300C – 310C, dengan ketinggian tempat penelitan 85 m di atas permukaan air laut, dan dengan curah hujan kurang dari 2000 mm/tahun.

Perhitungan kebutuhan air

tanaman cabai keritng dalam setiap fase

pertumbuhan menggunakan metode

Blaney Criddle dengan faktor yang mempengaruhi antara lain nilai suhu tempat penelitian, letak lintang tempat penelitian angka koreksi, dan koefisien tanaman cabai keriting. Berikut ini merupakan besar nilai kebutuhan air tanaman cabai keritng fase pertumbuhan

sebesar 152,994 mm/hari, fase

pembungaan sebesar 225,747 mm/hari,

fase pembuahan sebesar 203,121

mm/hari, dan fase pematangan sebesar 189,162 mm/hari.

Pada umumnya fase pertumbuhan membutuhkan suplai air hanya untuk pertumbuhan batang, daun sehingga kebutuhan airnya relatif kecil, pada fase pembungaan kebutuhan air meningkat pesat karena pada fase ini tanaman membutuhkan air dengan volume yang tinggi untuk proses penyerbukan bunga, pada fase pembuahan kebutuhan air tanaman relatif tinggi karena digunakan untuk proses pembuahan, pada fase pematangan membutuhkan volume air

yang lebih kecil karena untuk

mempercepat proses pemasakan buah tetapi apabila kurang air menyebabkan

HST 0 1 - 30 HST31-34 35-40 41-44 45-51 81

Pemberian Air dengan Hasil Maksimal (%) Volume Air yang dapat dihemat (%) Volume Air yang dapat dihemat (Liter/hari) Total Volume Air yang dihemat (Liter)

Fase Pematangan

4.430

Fase Pembuahan Keterangan Fase Pertumbuhan Fase Pembungaan

30% 40% 20% 40% 70% 60% 80% 0.038 80% 20% 60% 2 3 4 20% 40% 0.046 0.061 0.031 0.090 0.045 0.081 60% 80% No 1

(10)

kerusakan pada buah bisa retak pada kulit buah dan kekurangan kandungan air pada buah (pudjiatmoko, 2008).

Untuk mengetahui perlakuan yang terbaik dapat dengan cara melihat perlakuan mana yang memiliki nilai rerata tertinggi untuk tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah bakal buah, dan berat produksi tanaman (Abd Syahid, 2009). Dari perhitungan dengan metode ini didapat perlakuan dengan hasil yang

optimal yaitu perlakuan dengan

pemberian air terpenuhi 80% dari kebutuhan air tanaman cabai keriting.

Dari pemilihan perlakuan terbaik ini juga didapat besar volume air yang dapat dihemat selama periode penanaman cabai keriting adalah sebesar 4,430 liter.

Untuk saran yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Hasil dari penelitian ini hanya bisa

untuk pedoman dengan parameter penelitian yang sama seperti yang diterapkan dalam penelitian ini, seperti jenis tanah yang dipakai, suhu udara, ketinggian tempat penelitian, curah hujan tempat penelitian.

2. Hasil dari penelitian ini hanya bisa untuk pedoman dengan tanaman yang

ditanam pada musim kemarau.

Dengan artian penanaman pada

musim penghujan akan memiliki hasil yang berbeda dengan tanaman yang ditanaman pada musim kemarau bisa dikarenakan oleh besar evaporasi,

lama penyinaran matahari yang

terjadi antara musim kemarau dan musim penghujan.

3. Dilakukan penelitian lanjutan yang menggunakan media tanam dengan jenis tanah yang bervariasi (lempung,

lempung berpasir, pasir) untuk

mengetahui struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman.

4. Dilakukan penelitian lanjutan yang menggunakan perlakuan yang lebih

banyak misalnya penambahan

perlakuan untuk periode penyiraman tanaman (1 harian, 2 harian, 3 harian) DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Teknik Penanaman Cabai Keriting.

http://guncitorvum.wordpress.co m/ 2011/10/19/31/. (Diakses 29 Oktober 2014).

Anonim, 2012. Aplikasi Selang Infus pada Sistem Irigasi Tetes (Drip

Irigation) untuk Tanaman

Paprika.http://triyadirikky06.blog spot.com/2012/11/aplikasi-selang-infus-pada-sistem. html.(Diakses 29 Oktober 2014).

Limantara, Lily Montarcih. 2010.

Hidrologi Praktis. Lubuk Agung. Bandung

Sayekti, R. W. 2006. Bahan Ajar Mata

Kuliah Sistem Operasi dan

Pemeliharaan Irigasi Tetes.

Malang: Universitas Brawijaya. Sulisetijono, 2010. Bahan Ajar Mata

Kuliah Statistika Biologi. Fakultas

Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam: Universitas Negeri Malang.

Sumarna, A. dan Stallen. 1991.

Penerapan irigasi tetes pada

budidaya sayuran dataran

rendah. Laporan Hasil Penelitian

Hortikultura.Kerjasama Balai

Penelitian Hortikultura dengan Proyek ATA-395.

Sumarna, A. dan Yenni Kusandriani.

(11)

pemberian air terhadap pertumbuhan dan hasil cabai paprika kultivar Oriondan Yolo-Wonder.

Bul.Penel.Hort.Vol.XXIV.No. 1. Sumarna, A. 1996. Pengaruh interval

pemberian air terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman

cabai di lahan kering.

LaporanKerjasama Balai

Penelitian Tanaman Sayuran

dengan PusatPenelitian dan

Gambar

Tabel 1. Analisis Data Rancangan Acak  Kelompok (RAK)
Grafik Nilai Rerata Pengukuran Tinggi  Tanaman
Grafik Nilai Rerata Jumlah Bunga

Referensi

Dokumen terkait

PTPN XII mengembangkan jarak pagar sebagai realisasi dukungannya terhadap pemerintah yang menghimbau agar rakyat Indonesia mencari sumber bahan bakar alternatif dari

Sejak awal pembentukkannya, LKMA-S Subur Rejeki telah memiliki struktur organisasi yang jelas. Akan tetapi, dalam pelaksanaanya terjadi pekerjaan ganda yang dijalankan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di lapangan dapat diketahui bahwa petani coklat di Kabupaten Kolaka sudah melakukan kegiatan panen, pengangkutan dan pengupasan yang baik,

Dengan adanya media viewboard pada website surat keputusan Perguruan Tinggi Raharja dapat memberikan kemudahan bagi pengunjung dalam mendapatkan informasi klasifikasi jumlah

Dengan ��ata lain, dalam perkembangan masyarakat Jawa Hindu, kedua agama besar yang berasal dari India telah dimasukkan ke dalam kerangka pemikiran Jawa asli.. Lebih

Kushwaha &amp; Ojha (2011) telah melakukan penelitian yang berjudul Location Based Services using Android Mobile Operating System dimana dalam penelitiannya membahas tentang

Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada

Harapan responden tentang dimensi reliability pada hotel Ratu Mayang Garden Pekanbaru yang meliputi memberikan informasi secara akurat, kedisplinan karyawan, kemampuan