122
PROSES
MENUA DAN
IMPLIKASI
KLINIKNYA
SitiSetiati,
Kuntjoro Harimufti,
Arya Govinda RPENDAHULUAN
Pembahasan tentang proses menua semakin sering muncul
seiring dengan semakin bertambahnya populasi usia
lanjut
di berbagai belahan dunia. Penelitian-penelitian mengenai perubahan yang terkait usia merupakan areayang menarik dan
penting
belakanganini.
Berbagai aspek mengenaiproses menua
banyak
dibahas
seperti
aspek
sosial, psikologi, ekonomi, ataufisik.
Telah banyak dikemukakan bahwa proses menua amat
dipengaruhi
oleh interaksi
antara
faktor genetik
dan lingkungan. Usia kronologi yang diukur dengan tahun danusia
fisiologi
yang diukur
dengan kapasitas fungsionaltidaklah
selaluseiring
sejalan. Seseorang dapatterlihat
lebih
muda ataulebih tua dari
umurnya, danmungkin
memiliki
kapasitas fungsional yang lebih besar atau lebihkecil dari yang diperkirakan dimilikinya pada umur tertentu. Proses menua
bukanlah
sesuatuyang terjadi
hanya pada orang berusia lanjut, melainkan suatu proses normal yang berlangsung sejak maturitas danberakhir
dengankematian. Namun demikian, efek
penuaan tersebut
umunnya
menjadi lebih terlihat setelah usia 40 tahun.Proses menua
seyogianya dianggap
sebagai suatu prosesnormal
dantidak
selalu menyebabkan gangguanfungsi organ atau penyakit. Berbagai faktor seperti faktor
genetik, gaya hidup, dan lingkungan, mungkin lebih besar mengakibatkan gangguan fungsi, daripada penambahan usia
itu
sendiri.Di
sisi lain, hubungan antara usia dan penyakitamatlah
erat. Laju
kematian
untuk
banyak penyakit
meningkat seiring dengan menuanya seseorang, terutama disebabkan oleh menurunnya kemampuan orang usia lanjutberespons terhadap stres, baik stres fisik maupun psikologik.
Secara umum dapat dikatakan terdapat kecenderungan menurunnya kapasitas fungsional baik pada tingkat selular maupun pada tingkat organ sejalan dengan proses menua.
Akibat
penurunan kapasitasfungsional
tersebut, orangberusia lanjut umumnya tidak berespons terhadap berbagai rangsangan, internal atau eksternal, seefektif yang dapat
dilakukan oleh
orang yang
lebih
muda. Menurunnya
kapasitasuntuk
berespon terhadaplingkungan
internalyang berubah cenderung membuat orang usia
lanjut
sulit untuk memelihara kestabilan statusfisikawi
dankimiawi
di
dalam tubuh,
ataumemelihara
homeostasis tubuh. Gangguan terhadap homeostasis tersebut menyebabkan disfungsi berbagai sistem organ lebih mungkin tedadi danjuga
toleransi terhadap obat-obatan menurun.Perlu disadari bahwa amat sulit membedakan apakah proses menua yang terjadi pada seseorang
mumi
semata-mata karena proses menua itu sendiri atau akibat penyakityang menyertai usia tua
tersebut.
Amat
dibutuhkan
penelitian yang
dapat membedakan penurunanfungsi
akibat penyakit atau proses menuanornal
yang tentunyatidak
mudah, karena proses menua normalbelum
dapatsepenuhnya
dijelaskan
dan kebanyakanoftIng
berusialanjut
juga
sudah mengalami beragampenyakit ketika
mereka bertambah
tua.
Penelitian yang
sudah
ada,sebenarnya
lebih
banyak
menggunakandisain
potonglintang
dimana
parameter
yang
diteliti,
diukur
dandibandingkan
pada saat
yang
samauntuk
berbagai
kelompok umur.
Kelemahanpenelitian
dengan disaintersebut
adalahamat
sulit untuk
menetapkan apakah perubahan-perubahan fungsi organ yang terjadi disebabkan karena usia atau perubahan akibat sejumlah faktor sosialdan lingkungan, karena semuanya
diuku
pada satu saat yang sama dan tidakdiikuti
dari waktu ke waktu (kohort).Sebuah penelitian
kohort
besar, Framingham Study, yang melibatkan sekitar 5000 orang sejak tahun 1950-an,atau biasa disebut
studi longitudinal
Framingham, danBaltimore Longitudinal
Studyof
Aging (BLSA)
yang dimulai pada tahun 1958 dan melibatkan lebihdari
1000subyek, mencoba
mengikuti
berbagai perubahan pada manusia dari waktu ke waktu seiring dengan penuaan.758
GERI'TIRIPenelitian-penelitian
mengenai perubahan akibat
proses menuamenjadi
semakinpopuler
dan dirasakan penting pada tahun-tahun belakanganini
seiring dengansemakin bertambahnya populasi usia
lanjut
di
berbagai belahan dunia. Berbagai artikel ihniah danpopuler semakinbanyak membincangkan masalah proses menua tersebut dari berbagai aspek, baik sosial, psikologi, ekonomi, atau
fisik.
Tulisan
ini
akanlebih
banyak
membahas aspekbiologi
proses menua,yakni
berbagai perubahan padatubuh akibat proses menua padatataranmikroskopik dan makro skopik. Selanjutnya fisiolo gi pro ses menua disertai
dengan
implikasi kliniknya
akan dibicarakan lebih jauh,dan
akhirnya
konsep menua
yang
sukses/sehat akan dikemukakanuntuk
melengkapi pembahasan mengenai proses menua mr.DEFINISI
DANTERMINOLOGI
Menua
didefinisikan
sebagaiproses yang
mengubahseorang dewasa sehat menjadi seorang yan g
frail
' (lemah, rentan) dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistemfisiologis
dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponensial. Menuajuga
didefinisikan sebagai pemrmnan seiring-waktu yangterjadi pada sebagian besar makhluk hidup, yang berupa kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan
perubahan
lingkungan, hilangnya mobilitas
danketangkasan, serta perubahan fi siologis yang terkait-usia.
Terdapat beberapa
istilah
yang digunakan
oleh
gerontologis ketika membicarakan proses menua:l.
aging @errarrrbahnya umur): menunjukkan efek waktu;suatu proses perubahan, biasanya
bertahap
dan spontan2.
senescence (menjadi tua): hilangnya kemampuan seluntuk membelah dan berkembang (dan seiring waktu
akan menyebabkan kematian)
3.
homeostenosls: penyempitan/berkurangnya cadangan homeostatis yangterjadi
selama penuaan pada setiap sistem organlstilah
aging yang
hanya menunjukkanefek
waktu, dianggaptidak mewakili
apayang terjadi
pada proses menua. Sebab berbagai proses yang terjadi seiring waktu,seperti perkembangan (development), istilah yang sering
digunakan
di
bidang pediatri,
dapat disebut
sebagaiaging.
Aging
merupakan proses yang terus berlangsung(continuum), yang
dimulai
dengan perkembangan
(development)
yaitu
proses generatif seiring waktu yangdibutuhkan
untuk
kehidupan, dan
dilanjutkan
dengan senescenceyaitu
proses degeneratifyang
inkompatibel dengankehidupan.
Istilah
senescencejuga
digunakanuntuk
menggambarkanturunnya
fungsi efisien
suatuorganisme sejalan dengan penuaan dan meningkatnya kemungkinankematian
Membedakan antara
aging
dan senescence dianggapperlu, karena banyak perubahan selama
aging
mung)<intidak
merusak dan
mungkin
suatu perubahan yang
diharapkan. Sebagaicontoh, kebijakan (wisdom)
yarrg meningkat seiring usia tidak dianggap sebagai senescence melainkan su att aging,walaupun hal itu merupakan bagiandari
proses menua. Sebaliknya, gangguan memori yangterjadi selama aging merupakan manifestasi senescence.
Sementara
konsep
homeostenosis menunjukkan
bahwa seiring dengan bertambahnya usia maka makin kecil
kapasitas seorapg tua untuk membawa dirinya ke keadaan homeostasis setelah
terjadinya
stattt
'challenge'(di
sni
yang dimaksud 'challenge'adalah kondisi atau perubahanyang
mengganggu homeostasis). Penjelasan mengenai konsep homeostenosisini
akan diuraikan pada bagianlain
dari tulisan
ini.
Beberapa
istilah
lain yang perlu dikemukakan terkait dengan proses menua adalahgerontologi, geriatri,
danlongevitlt. Gerontologi
adalahilmu
yang
mempelajari proses menua dan semua aspekbiologi,
sosiologi,
dansejarah- yang
terkait
dengan penuaan.Geriatri
merujuk pada pemberian pelayanan kesehatanuntuk
usia lanjut.Geriatri
merupakan
cabang
ilmu
kedokteran
yang
mengobatikondisi
danpenyakit
yangdikaitkan
dengan proses menua dan usia lanjut. Pasien geriaki adalah pasienusia lanjut
dengan
multipatologi (penyakit
ganda).Sementara longevity
merujuk
pada Tamahidup
seorangindividu.
Dua aspek longevity adalah mean longevity danmaximum
longevity. Mean longevity
mertpakan
longevity
rata-rata suatu
populasi,
disebut
pula
usiaharapan hidup
(life
expectancy). Mean longevif,, dihitungberdasarkan penjumlahan
umur
semua anggota populasisaat meninggal dibagi
jumlah
anggota populasi tersebut.Maximum longevity (ltfe span)
merupakan
usia
saatmeninggal
dari
anggota
populasi
yang
hidup
paling
lama. Pada manusia, maximum longevitydiyakini
sekitar 110-l20tahun.
TEORI MENGENAI PROSES MENUA
Berbagai
teori
mengenai proses penuaan telah diajukan, namunhingga
20
tahun yang
lalu teori-teori
tersebutkelihatannya sama dengan teori-teori penuaan yang pernah diajukan 200 tahun bahkan 2000 tahun yang lalu. Beberapa
teori mengenai proses menua yang telah ditinggalkan dan
ditolak antara lain adalah: (1)
Model "error
catastrophe"yang diperkenalkan oleh Orgel; (2) Teori "laju kehidupan" atau
"rate
of living"
yang
diajukan oleh Pearl; dan (3)Hipotesis "
glukokortikoid".
Suatu
teori
mengenai penuaan dapat dikatakanvalid
bila ia dapat memenuhi tiga kriteria umum berikut:(l)
teori yang dikemukakan tersebut harus terjadi secara umumdi
seluruh anggota spesies yang dimaksud', (2) proses yangPROSES MENUA DAt{ IMPLII(ATTI KLINIKNYA
759
seiring dengan
waktu,
dan(3)
proses yangterjadi
harusmenghasilkan perubahan
yang
menyebabkan disfungsiatau kegagalan suatu organ/ sistem tubuh tertentu.
Berbagai
penelitian
eksperimental
di
bidang
gerontologi
dasar selama20 tahtn
terakhir
ini
berhasilmemunculkan teori-teori baru mengenai proses menua yang mencoba memenuhi ketiga
kriteria di
atas.Dari
berbagai penelitian tersebut, terdapat tiga hal mendasar(fundamen-tal) yang didapatkan dan kemudian dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun berbagai
teori
menua. Ketiga halfundamental tersebut adalah: (1) pola penuaan pada hampir
semua spesies mamalia diketahui sama, (2) laju penuaan
ditentukan
oleh
genyang
sangat bervariasi pada setiap spesies, dan(3) laju
penuaan dapat diperlambat dengan pembatasankalori
(caloric
r estriction),
setidaknya pada hewan tikus.Beberapa
teori
tentang proses menua
yang
dapat diterima saat ini, antara lain:1.
Teori
"radikal
bebas"
yang
menyebutkan bahwaproduk hasil metabolisme oksidatif yang sangat
reaktif
(radikal
bebas) dapat
bereaksi
dengan berbagai
komponen penting selular, termasuk pr6tein,
DNA,
danlipid, dan menjadi molekul-molekul yang tidak berfungsi
namun bertahan
lama
dan mengganggufungsi
sel lainnya.Teori radikal bebas (Free
Radical
Theory of Ageing)diperkenalkan pertama kali oleh Denham Harman pada
tahun
1956, yang menyatakan bahwa proses menuanormal merupakan akibat kerusakan
jaringan
akibatradikal bebas. Harman menyatakan bahwa mitokondria sebagai
generator
radikal
bebas,juga
merupakantarget kerusakan
dai
radikal bebas tersebut.Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi elektoon
tidak
berpasangan
yang terbentuk
sebagai
hasil
sampingan berbagai proses selular atau metabolisme normal yang melibatkan oksigen. Sebagai contoh adalahreactive oxygen species (ROS) dan reactive nitrogen species
(RNS) yang
dihasilkan selama metabolisme normal. Karena elektronnya tidak berpasangan, secarakimiawi
radikal bebas akan mencari pasangan elektronlain
dengan bereaksi dengan substansilain
terutama dengan protein dan lemak tidak jenuh.Melalui
prosesoksidasi,
radikal
bebas
yang dihasilkan
selamafosforilasi oksidatif
dapatmenghasilkan
berbagaimodifikasi
makromolekul.
Sebagaicontoh,
karena membran sel mengandung sejumlah lemak,ia
dapat bereaksi dengan radikal bebas sehingga membran sel mengalami perubahan. Akibat perubahan pada strukturmembran tersebut membran sel menjadi lebih permeabel
terhadap beberapa substansi dan memungkinkan
substansi tersebut
melewati
membran secara bebas.Struktur
di
dalam sel seperti mitokondria dan lisosomjuga diselimuti oleh membran yang mengandung lemak sehingga mudah diganggu oleh radikal bebas. Radikal
bebasjuga dapat bereaksi dengan
DNA,
menyebabkan mutasi kromosom dan karenanya merusak mesin genetik normal dari sel. Radikal bebas dapat merusak fungsi sel dengan merusak membran sel atau kromosom sel. Lebihjauh, teori
radikal bebas menyatakan bahwa terdapat akumulasi radikal bebas secara bertahapdi
dalam selsejalan
denganwaktu,
danbila
kadarnya melebih
konsentrasi
ambang
maka mereka
mungkin
berkontribusi pada perubahan-perubahan
yang
seringkali dikaitkan dengan penuaan.Sebenarnya
tubuh
diberi
kekuatanuntuk
melawan radikal bebas berupa antioksidan yang diproduksi olehtubuh sendiri, namun pada tingkat tertentu antioksidan tersebut
tidak
dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas yang berlebihan.Teori "glikosilasi"
yang
menyatakan bahwa prosesglikosilasi nonenzimatik yang menghasilkan pertautan
glukosa-protein yang disebut
sebagai advanced
glycation
endproducts (AGEs)
dapat menyebabkanpenumpukan
protein
danmakromolekul
lain
yangtermodifikasi
sehingga menyebabkan disfungsi padahewan
ataumanusia yar'g menua.
Protein
glikasi
menunjukkan perubahan
fungsional,
meliputi
menurunnya akitivitas enzim dan menurunnya degradasiprotein
abnormal. Manakala rnanusia menua, AGEs berakumulasi di berbagai jaringan, termasuk kolagen, hemoglobin, dan lensa mata. Karena muatan kolagennyatinggi,
jaringan ikat
menjadi kurang elastis dan lebihkaku. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi elastisitas dinding pembuluh darah. AGEs didugajuga berinteraksi dengan
DNA
dan karenanyamungkin
mengganggukemampuan sel
untuk
memperbaiki perubahan padaDNA.
Bukti-bukti terbaru yang memrnjukkan tikus-tikus yang dibatasi kalorinya mempunyai gula darah yang rendah
dan menyebabkan perlambatan penumpukan produk
glikosilasi
(AGEs), merupakanhal
yang mendukung hipotesis glikosilasiini.
Teori "DNA
repair"
yang dikemukakan oleh Hart dan Setlow. Mereka menunjukkan bahwa adanya perbedaan polalaju'
repair'
kerusakanDNA
yang diinduksi sinarultraviolet
(fV)
padaberbagai fibroblas yang dikultur.Fibroblas pada
spesies
yang mempunyai umur
maksimum terpanjang menunjukkanlaju
'DNArepair'
terbesar,
dan
korelasi
ini
dapat
ditunjukkan
pada berbagai mamalia dan primata. Teori'DNA repai'
, alautepatnya'mitochondrial
DNA repair'
ini
terkait
erat dengan teori radikal bebas yang sudah diuraikan di atas, karena sebagian besar radikal bebas (terutama ROS)dihasilkan melalui fosforilasi oksidatif yang terjadi
di
mitokondria. MutasiDNA
mitokondria(mtDNA)
dan pembentukan ROS di mitokondria saling mempengaruhi satu sama lain, membenfuk "vicious cycle" yang secara eksponensial memperbanyak kerusakan oksidatif dan760
GERIITTRIdisfungsi
selular, yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel. Mutasi mtDNA di manusiaterutama terjadi setelahumur
pertengahan tigapuluhan, terakumulasi seiring pertambahan umur, dan jarangmelebihi
1%. R.endahnya jumlah mutasimtDNA
yang terakumulasiini
diakibatkan prosesrepair
yangterjadi
di
tingkat
mitokondria. Bukti-bukti menunjukkan gangguan repair pada kerusakan oksidatif
ini
menyebabkan percepatan proses penuaan (accelerated aging). Selain itu, mutasimtDNA
akibat gangguan repair ini juga terkait denganmunculnya keganasan, diabetes melitus dan penyakit-penyakit neurodegeneratif.
Selain teori-teori di atas, beberapa teori
lainjuga
telahdikemukakan
untuk
menjelaskan
prosesyang terjadi
selama penuaan, antara
lain:
'aging
byprogram',
teori
gen danmutasi
gen, cross-linkage theory,cellular
gar-bage theory, wear-and-tear theory, danteori
autoimun.Yang pasti,
tidak
ada satuteori
tunggal pun yang dapatmenjelaskan seluruh proses menua. Semua
teori-teori
tersebut saling mengisi dan
mencoba menjelaskan
berbagai
sebabdan perubahan
akibat
proses menua, walaupun belum dapat menjelaskan seluruh proses yang terjadi..FISIOLOGIPROSES
MENUA
Seiring
denganbertambahnya
usia, terjadi
berbagaiperubahan
fisiologis yang tidak
hanya
berpengaruhterhadap penampilan
fisik,
namunjuga
terhadap fungsidan responsnya pada kehidupan sehari-hari. Namun harus
dicermati, bahwa setiap
individu
mengalamiperubahan-perubahan
tersebut
secaraberbeda
pada
beberapa individu, laju penurunannya mungkin cepat dan dramatis;sementara
untuk lainnya,
perubahannya
lebih tidak
bermakna.Membicarakan
fisiologi
proses penuaantidak
dapatdilepaskan dengan pengenalan konsep homeostenosis. Konsep ini -diperkenalkan oleh Walter Cannon pada tahun
1940-
yang telah disinggung di atas, terjadi pada seluruhsistem organ
padaindividu
yang
menua. Pengenalanterhadap konsep
ini
pentinguntuk
memahami berbagaiperubahan
yang
terjadi
pada
proses
penuaan.
Homeostenosisyang
merupakankarakteristik
fisiologi
penuaan adalah keadaan
penyempitan
(berkurangnya)cadangan homeostasis yang terjadi seiring meningkatnya
usia
pada setiap sistem organ.Konsep
homeostenosisdapat
lebih
mudah dipahami
dengan memperhatikanGambarl.
Pada
gambar
di
atasdapat
dilihat
bahwa seiring
bertambahnyausia
jumlah
cadanganfisiologis
untuk
menghadapi berbagai perubahan
yang
menggangguhomeostasis (challenge) berkurang. Setiap " challenge
"
terhadap homeostasis merupakan pergerakan menjauhi
keadaan dasar (b as e I ine), dan semakin besar " c ha I I en g e
"
yang terjadi maka semakin besar cadangan fisiologis yang
diperlukan untuk kembali ke
homeostasis.Di
sisi
lain
dengan
makin
berkurangnya cadanganfisiologis,
maka seorangusia lanjut lebih
mudahuntuk
mencapai suatu ambang (yang disebut sebagai"precipice"),
yang dapat berupa keadaansakit
atau kematianakibat "challenge"
tersebut.Penerapan konsep homeostenosis
ini
tergambar pada sistem skoringAPACHE
(Acute Physiology and ChronicHealth
Evaluation),
suatu skala
penilaian
beratnya
penyakit. Penilaian perubahan fisiologis akut yang terjadi dinyatakan dengan semakin besarnya deviasidari nilai
homeostatis
pada 12variabel,
antaralain
tandavital,
oksigenasi, pH, elektrolit, hematokrit, hitung leukosit, dankreatinin.
Seorangnormal
pada keadaan homeostasis mempunyainilai nol.
Semakin besar penyimpangan darihomeostasis
skornya semakin besar. Pada
awal
penerapannya, skoring
APACHE
ini
tidak
memasukkanvariabel usia sebagai salah satu faktor penilaian. Namun ketika diterapkan pada pasien-pasien yang dirawat karena
kondisi
akut,
terdapat perbedaannilai
yang signifikan
antara kelompok usia muda dan kelompok usia tua pada
satu
kondisi penyakit yang
sama; skorAPACHE
padakelompok usia tua cenderung lebih rendah. Terlihat bahwa dengan penyimpangan yang lebih
kecil
dari keadaanho-meostasis, seorang usia tua
lebih
rentanuntuk
menjadisakit
ataumeninggal dibandingkan
orangmuda.
Olehkarena itu penggagas sistem skoring APACHE kemudian memasukkan
variabel usia
sebagai'nilai
bonus'
padaskoring
itu,
sehingga skor total untuk satu keadaan sakittidak berbeda antara usia muda dan usia tua.
Dengan mengingat bahwa mempertahankan keadaan homeostasis merupakan proses
yang
aktif
dan dinamis, konsep homeostenosis yang digambarkan padaGambar
1
dapatdireinterpretasi seperti
apa yar.gterlihat
padaGambar
2.
Seorangusia
lanjut tidak
hanyamemiliki
cadangan fisiologis yang makin berkurang, namun merekajuga memakai atau menggunakan cadangan
fisiologis itu
hanyauntuk
mempertahankan homeostasis.Akibatnya
akan semakin
sedikit
cadanganyang
tersedia untuk
menghadapi"challenge".
Homeostasis
Gambar 1. Skema standar homeostenosis yang menunjukkan bahwa seiring dengan meningkatnya usia maka cadangan fisiologis semakin berkurang, sehingga seorang usia lanjut lebih
mudah untuk menjadi sakit atau meninggal (Modifikasi dari Taffet
PROSES MENUA DAI{ IMPLIKASI KLINIKI'IYA
761
---_____
PrecipiceGambar 2. Skema revisi konsep homeostenosis.pada gambar
ini ditunjukkan bahwa selain cadangan fisiologis yang makin berkurang seiring meningkatnya usia, juga ternyata cadangan fisiologis yang ada sudah terpakai hanya untuk mempertahankan homeostasis (Modifikasi dari Taffet cE, 2003).
Konsep homeostenosis inilah yang dapat menjelaskan berbagai perubahan
fisiologis
yang terjadi selama prosesmenua dan
efek yang ditimbulkannya.
Walaupun
merupakan suatu prosesfisiologis,
perubahan dan efekpenuaan
te{adi
sangat bervariasi dan variabilitas ini makin meningkat seiring peningkatan usia. Variasiterjadi
antaru satuindividu
denganindividu
lain pada umur yang sama, antara safu sistem organ dengan organlain,
bahkan darisatu
sel
terhadap
sel lain
pada
individu yang
sama.Tabel 1 merangkum berbagai perubahan utama b erbagai sistem organ pada proses menua.
Sistem endokrin
Toleransi glukosa terganggu (gula darah puasa meningkat
1 mg/dl/dekade; gula darah postprandial meningkat 10
mg/dl/dekade
lnsulin serum meningkat, HbAIC meningkat, IGF-1
berkurang
Penurunan yang bermakna pada dehidroepiandrosteron (DHEA)
Penurunan testosteron bebas maupun yang bioavailable Penurunan horman T3
Peningkatan hormon paratiroid (PTH) Penurunan produksi vitamin D oleh kulit
'Ovaian failure' diserlai menurunnya hormon ovarium Peninqkatan kadar homosistein serum
Kardiovaskular
Tidak ada perubahan frekuensi jantung saat istirahat, penurunan frekuensi jantung maksimum
Berkurangnya pengisian ventrikel kiri
Berkurangnya sel pacu jantung (pacemaker) di nodus SA Hipertrofi atrium kiri
Kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri bertambah lama Menurunnya respons inotropik, kronotropik, lusitropik
terhadap stimulasi beta adrenergik Menurunnya curah jantung maksimal
Menurunnya hipertrofi sebagai respons terhadap peningkatan volume dan tekanan
Peningkatan atrial natriuretic peptide (ANP) serum Lapisan subendotel menebal dengan jaringan ikat Ukuran dan bentuk yang iregular pada sel-sel endotel Fragmentasi elastin pada lapisan media dinding arteri Peninokatan resistensi vaskular oerifer
Tekanan Darah
Peningkatan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik tidak berubah
Berkurangnya vasodilatasi yang dimediasi beta-adrenergik Vasokonstriksi yang dimediasi alfa-adrenergik tidak berubah
Terganggunya perfusi autoregulasi otak Paru-paru
Penurunan FEVI dan FVC Meningkatnya volume residual Berkurangnya efektivitas batuk Berkurangnya efektivitas fungsi silia
'V e nti I ation-peiu sion mi smatch ing' yang menyebabkan
PaO2 menurun seiring bertambahnya usia: 100
-
(0,32 x umur)Peningkatan diameter trakea dan saluran napas utama Membesarnya duktus alveolaris akibat berkurangnya
elastisitas struktur penyangga parenkim paru,
menyebabkan berkurangnya area permukaan Penurunan massa jaringan paru
Ekspansi toraks
Penurunan tekanan maksimum inspirasi dan ekspirasi Berkurangnya kekuatan otot-otot pernapasan Kekakuan dinding dada
Berkurangnya difusi CO
Berkurangnya respons ventilasi akibat hiperkapnia Hematologi
Berkurangnya cadangan sumsum tulang akibat kebutuhan yang meningkat
aftenuated retikulosis terhadao oemberian eritroooietin Ginjal
Menurunnya bersihan kreatinin (creatinin clearance) dan laju filtrasi glomerulus (GFR) 10 ml/dekade
Penurunan massa ginjal sebanyak 25%, terutama dari korteks dengan peningkatan relatif perfusi nefron yukstamedular
Menurunnya ekskresi dan konservasi natrium Menurunnya ekskresi dan konservasi kalium Menurunnya kapasitas konsentrasi dan dilusi Berkurangnya sekresi akibat pembebanan asam Aksentuasi pelepasan ADH sebagai respons terhadap
dehidrasi
Berkurangnya produksi nitrit oksida
Meningkatnya ketergantungan prostaglandin ginjal untuk mempertahankan perfusi
Menurunnya aktivasi vitamin D
Regulasi Suhu Tubuh
Berkurangnya vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah kutaneus
Berkurangnya produksi keringat
Meningkatnya temperatur inti untuk mulai berkeringat Otot
Massa otot berkurang secara bermakna (sarkopenia) karena berkurangnya serat otot
Efek penuaan paling kecil pada otot diafragma, lebih pada otot tungkai dibandingkan lengan
Berkurangnya sintesis rantai berat miosin
Berkurangnya inervasi, meningkatnya jumlah miofibril per unit otot
lnfiltrasi lemak ke berkas otot Peningkatan fatigabilitas
Berkurangnya laju metabolisme basal (berkurang 4o/o
/dekade setelah usia 50)
Tulang
Melambatnya penyembuhan fraktur
Berkurangnya massa tulang pada pria dan perempuan, baik pada tulang trabekular maupun kortikal Berkurangnya formasi osteoblas tulang
762
GERIATRISistem Saraf Perifer
Hilangnya neuron motor spinal
Berkurangnya sensasi getar, terutama di kaki
Berkurangnya sensitivitas termal (hangat-dingin) Berkurangnya amplitudo aksi potensial saraf sensorik Berkurangnya ukuran serat yang termielinasi Meningkatnya heterogenitas selaput akson mielin
Sistem saraf pusat
Berkurangnya sedikit massa otak
Berkurangnya aliran darah otak dan terganggunya autoregulasi perfusi
Proliferasi astrosit
Berkurangnya densitas koneksi dendritik Berkurangnya mielin dan total lipid otak
Berubahnya neurotransmiter, termasuk dopamin dan serotonin
Meningkatnya aktivitas monoamin oksidase Berkurangnya reseptor glukokortikoid hipokampal Melambatnya proses sentral dan waktu reaksi
Gastrointestinal
Berkurangnya ukuran dan aliran darah hati
Terganggunya clearance obat oleh hati sehingga membutuhkan metabolisme fase I yang lebih ekstensif
Terganggunya responb terhadap cedera pada mukosa lambung
Berkurangnya massa pankreas dan cadangan enzimatik Berkurangnya kontraksi kolon yang efektif
tserkurangnya absorpsi kalsium Penglihatan
Terganggunya adaptasi gelap Pengeruhan pada lensa
Ketidakmampuan untuk fokus pada benda-benda jarak dekat (presbiopia)
Berkurangnya sensitivitas terhadap kontras Berkurangnya lakrimasi
Penghidu
Deteksi penghidu berkurang 50%
Haus
Berkurangnya rasa haus
Terganggunya kontrol haus oleh endorfin Keseimbangan
Meningkatnya respons ambang vestibuler Berkurangnya jumlah sel rambut pada organ Corti
Pendengaran
Hilangnya nada berfrekuensi tinggi secara bilateral
Defisit pada proses sentral
Kesulitan untuk membedakan sumber bunyi
Terganggunya kemampuan membedakan target dari noise Jaringan Adiposa
Meningkatnya aktivitas aromatase Peningkatan kemungkinan lipolisis Sistem lmun
Berkurangnya imunitas yang dimediasi sel
Rendahnya afi nitas produksi antibodi
Meningkatnya autoantibodi
Banyaknya nonresponder terhadap vaksinasi Berkurangnya hipersensitivitas tipe lambat Terganggunya fungsi makrofag
Atrofi timus dan hilangnya hormon timus Meningkatnya lL-6 dalam sirkulasi
Berkurangnya produksi sel B oleh sumsum tulang Fungsi Kognitif
Kemampuan meningkatkan fungsi intelektual berkurang Berkurangnya efisiensi transmisi saraf di otak, menyebabkan
proses informasi melambat dan banyak informasi hilang
selama transmisi
dan mengambil informasi dari memori
Kemampuan mengingat kejadian masa lalu lebih baik dibandingkan kemampuan mengingat kejadian yang baru
saia teriadi
APAKAH
PROSES MENUA DAPATDIPERLAMBAT?
Pertanyaan ini masih menjadi tantangan bagi para peneliti
di bidang gerontologi dasar untuk dijawab, dan penelitian
mengenai hal ini telah banyak dilakukan. Bila merujukpada
berbagai
teori
mengenai
proses menua
yang
telah
disebutkan
di
atas,maka
memperlambat atau bahkanmencegah proses penuaan nampaknya
bukan hal
yangtidak mungkin.
Beberapa penelitian telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, walaupun sampai saatini
belumdidapatkan hasil yang
konklusif
terutamabila
diterapkan padamamaliadanpimata,
juga pada manusia.Berikut
ini
beberapakonsep
danpenelitian
yangtelah dilakukan untuk
mencoba menjawab pertanyaandi
atas.RESTRIKSIKALORI
Sudah sekitar 70 tahun yang
lalu, McKay
menunjukkanbahwa restriksi kalori yang dilakukan seumur hidup pada
hewan
tikus
(roden) dapat
secara
bermakna
memperpanjang usia sampai dengan
40%
dibandingkanpada hewan
tikus yang diberi
aksesbebas
terhadapmakanan dan minuman.
Efek restriksi
kalori ini
menyebabkan kadar glukosa dan insulin menurun, sedikit
peningkatan
padakadar
serumglukokortikoid
bebas,menurunnya suhu
tubuh
basal
sebesar0,5-loC,
danmeningkatnya
proteksi
sel terhadap kerusakan
yangdisebabkan radikal bebas. Efek-efek inilah yang dipercaya
dapat memperlambat proses penuaan, dan nampaknya
sesuai
bila
dihubungkan denganteori
mengenai prosesmenua. Restriksi
kalori juga terbukti
dapat mengurangiproduksi ROS
di
mitokondria otak dan
ginjal,
dan menurunkan berbagai petanda-petanda(markers)
shesoksidatif.
Saat
ini
ada
3
penelitian
besar
yang
sedangberlangsung dengan menggunakan hewan
monyet
dantupai, untuk mengetahui efek restriksi kalori tersebut pada hewan selain tikus. Hasil definitif mungkin masih akan lama
didapatkan, karena sebagian besar hewan tersebut akan
hidup lebih dari
30 tahun, namun
beberapa
hasil
pendahuluan seperti perubahan pada
otot,
sistem imun,dan fungsi
kognitif
mungkin akan didapatkan tidak lama lagi.Saat
ini
isu
mengenai
restriksi
kalori
dalam
hubungarurya dengan upaya memperpanjang usia padaPROSES MENUA DAN IMPLIKASI KLINIKNYA
763
manusia
masih menjadi
perdebatan,
mulai
dari
mendefinisikan restriksi
kalori
dan menerapkannya kemanusia dalam konteks
fisiologi
dan evolusi.Pemanjangan Telomer
Setiap sel mempunyai kemampuan untuk membelah
diri
untuk
mempertahankanfungsinya
dan memperlambat kematian. Kemampuanuntuk
membelahdiri ini
terjadisampai sel-sel tersebut cukup padat untuk saling bertemu
satu sama lain, untuk kemudian berhenti untuk membelah
diri,
suatu fenomenayang disebut
'contactinhibition'.
Bila sel-sel yang sudah berhenti membelah diri ini kemudian
'diencerkan' (diluted), maka sel kembali akan membelah
diri. Hal ini dapat diulang sampai kira-kira 50 kali, saat
sel-sel sudah kehilangan kemampuan
untuk
membelahdiri
kembali. Sel-sel yang sudah tidak membelah ini kemudian
akan membesar, bertahan beberapa lama, unfuk kemudian
perlahan-lahan akan mati.
Terbatasnya sel-sel untuk membelah
diri
setelah 50kali
dikenal dengan fenomena
Hayflick
ata.o'Hayflick
limit'.
Fenomena
Hayflick
ini
ternyata
berhubungan dengan panjang telomer -suatu sekuensiDNA
pada ujung setiap kromosom manusia. Setiap kali sel membelah, maka telomerini
akan semakin pendek, sampai suatu saat telomertidak
dapat memendek lagi (yaitu setelah sel membelah 50
kali).
Walaupun belum dapat dibuktikan, nampaknya dengan
memodifikasi panjang telomer melalui enzim telomerase,
maka
proses penuaankhususnya kematian
sel
dapatdiperlambat.
Dengan membuattelomer menjadi lebih
panjang, kemampuan sel untuk membelah
diri
tidak lagi
dibatasi oleh fenomena
Hayflick.
Pengaruh Aksis
GH/lGF-1
Berbagai
penelitian pada
tikus
dan
cacing
(Caenorhabditis elegans) menunjukkan bahwa keadaan
panhipopituarisme dengan defisiensi jelas pada hormon
tirotropin, prolaktin,
dangrowth
hormone
(GH)
akanmemperpanjang
usia pada hewan-hewan tersebut
dibandingkan
kontrol. Dibuktikan juga
bahwainsulin-like
growthfactor-l (IGF-l)
yang
rendahdi
sirkulasi
juga
mempengaruhiusia
padacacing.
Satupenelitian
kohort pada tikus yang telah dilakukan mutasi sehinggaterjadi
penguranganjumlah
reseptor
IGF-1
sebanyak500/o, menunjukkan usia
yang lebih
panjang 33o/o padatikus betina
(bermakna secarastatistik)
danl6oh
padatikus jantan (tidak
bermakna) dibandingkan
dengan tikuskontrol.
Pemeriksaankimia
darah yangdilakukan
secara
berkala menunjukkan
bahwatikus mutan
samasehatnya dengan
tikus
kontrol,
danhasil
pemeriksaan nekropsi menunjukkanpatologi
yang terjadijuga
samapada
kedua
kelompok.
Walaupun
adapenelitian lain
yang menunjukkan bahwa semakin panjang usia
berhubungan dengan rendahnya
fertilitas, penelitian
ini
mendapatkan bahwa
tingkat
fertilitas
keduakelompok
tidak
berbeda.Tikus
mutan yang rendahjumlah
reseptorIGF-lnya
menunjukkan konsumsi makanan dan energt expenditure
yang lebih rendah dibandingkan tikus kontrol. Tikus mutan
juga lebih tahan terhadap stres
oksidatifakibat
pemberian bahan oksidan(radikal
bebas), sehingga kerusakan padaDNA,
protein, danlipid
lebih rendah dibandingkan tikuskontrol. Hal-hal
ini
nampaknyajuga
sesuai dengan teoripenuaan yang telah diuraikan
di
atas.Strategi
pencegahan penuaan secara
ilmiah
danrasional bertujuan untuk memperlambat
penuaan,mencegah dan memperlambat penurunan
fisiologis,
danmengembalikan kemampuan fungsional
y anghilang.
Seyogianya upaya-upaya tersebut mengacu padabukti-bukti ilmiah
yang didapat dari berbagai penelitian dasarmengenai proses menua.
Namun penelitian-penelitian
dengan hasil yang memuaskan belum ada, khususnya pada
manusia, maka kemudian
muncul
upaya-upaya
yangbersifat
coba-coba.Upaya yang
dilakukan antaralain
dengan suplementasi hormonal sepertigrowth
hormone, d ehy dr o ep i andr o s t er o ne(DHEA),
melatonin, danestro-gen, serta suplemen
nutrisi
dengan antioksidan sintetikmaupun natural yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau
binatang.
Beberapa pendekatandi
atasmenunjukkan
manfaatklinis
pada pengobatan berbagai penyakit padausia
lanjut,
namun
tidak
adayang benar-berar
dapatmengubah proses penuaan tersebut.
Klaim
yang
menyatakan bahwa
asupanvitamin
dosis
tinggi
dan berbagai antioksidan mempunyai efek anti-penuaan danmemperpanjang
hidup
ternyata masihbelum
didukungbuktiilmiah.
IMPLIKASI KLINIK
PROSES MENUA
Mengelola orang berusia
lanjut
berbeda
dengan
mengelola orang muda untuk beberapa alasan, antaralain
karena
adanya perubahan-perubahanyang terjadi di
dalam proses menua. Perbedaanyangjelas
antara prosesmenua
normal
dan perubahan-perubahan yangbersifat
patologis sebenarnya penting dipahami dalam mengeloladan mengasuh orang
usia lanjut.
Dengan demikian
diharapkan dapat dicegahpatologi
yang menyertai usialanjut
yang
sebenarnya dapatdiobati,
dan
dapatpula
dihindari
pengobatan masalah kesehatan
yang
sebenarnya merupakan
bagian dari
proses menuanor-mal
akan tetapi dianggap sebagai suatu penyakit.Setiap individu tidak menua secara seragam, baik cara
maupun
laju
kecepatannya.Belakangan
ini
perhatianditujukan
pada adanya
variasi
dalam proses
menua, denganperhatian besar
ditujukan
padamereka
yang mengalami proses menua dengan sukses,yakni
hanya mengalami penurunan minimal pada status frrngsionalnya.Banyak
perubahanyang dikaitkan
dengan proses764
GERIATRIbertahap (gradual /oss). Berdasarkan perbandingan yang
diamati secara potong
lintang
antar kelompok usia yangberbeda, sebagian
besar
organ tampaknya mengalamikehilangan fungsi sekitar
I
persen per tahun, dimulai padausia sekitar 30 tahun. Namun demikian, data lain
menyatakan perubahanpada orang usia lanjut yangdiikuti
secara longitudinal kurang dramatis dan baru mulai pada usia 70-an.Hilangnya
fungsi organ tidak bermakna
sampaimelampaui tingkat tertentu. Jadi
kine{a
firngsional sebuah organ pada orang berusia lanjuttergantungpada2 faktor
pentingyakni:
laju
penurunan dantingkat kinerja
yangdibutuhkan.
Tidaklah
mengherankanbahwa
sebagian besar orang usialanjut
akanmemiliki
hasil laboratoriumdengan
nilai
normal. Perbedaan penting, yang merupakan kekhususan proses menua, bukan terletak pada level kine{ asaat
istirahat,
akantetapi
pada bagaimanaorgan
atauorganisme beradaptasi terhadap stres eksternal. Sebagai
contoh, orang usia
lanjut mungkin
memiliki
kadar guladarah puasa normal, tetapi
tidak
dapat mempertahankan kadar gula darah dalamnilai
normal dengan pembebanan glukosa. Contoh lain, seorang usia lanjut mungkinmemiliki
denyut nadi dan curah jantung yang normal saat istirahat,
tetapi
tidak
dapat mencapai peningkatanyang
adekuat pada saat latihan jasmani.Kadang
perubahan-perubahan pada proses menuaberlangsung
bersamaan sehinggamenghasilkan
nilai
normal unhrk beberapa parameter
lain.
Sebagai contoh,walaupun
filtrasi
glomerulus dan
aliran
darah ginjal:
menurun sejalan dengan usia, banyak orang usialanjut
memiliki
kadarkreatinin
serum normal karena pada saatyang bersamaan massa
otot
bebaslemak
dan produksikreatinin
juga
mengalami penurunan.Oleh
karenaitu,
kreatinin
serum bukanindikator
yangbaik untuk
fungsi ginjal orang usia lanjut. Dalam pemberian obat-obatan pada orang usia lanjut, bukan kreatinin semm yang digunakan untuk menentukan dosis obat melainkan klirens kreatinin yang dapat diestimasi berdasarkannilai kreatinin
serum.Salah
satu formula yang cukup terkenal
untuk
memperkirakan klirens kreatinin adalah rumus Cockcroft
dan Gault.
Perlu disadari
pula
adanyavariasi individu
dalammenetapkan
kinerja
seorang pasien yang ditentukan olehkine{a
pasien tersebut sebelumnya. Seorang pelari berusia75 tahun
mungkin
memiliki
fungsi kardiovaskular yanglebihbaik
dibandingkan dengan seorang dokteryang lebihmuda tapi tidak pernah berolah raga.
Proses menua
juga
bukan
semata serangkaian
perubahanbiologis.
ProSes menua merupakan sebuahwaktu untuk berbagai kehilangan, kehilangan peran sosial akibat pensiun, kehilangan mata pencahariaan, kehilangan teman dan keluarga. Proses menua,
juga
sebuah wakfudengan banyak ketakutan atau kecemasan; cemas akan
keamanan
pribadi,
cemas akantidak
adanyajaminan
finansial, dan cemas akan ketergantungan.Di
sisi lain, sebagian besar orang usialanjutjuga
telahmengembangkan mekanisme
untuk
mengatasi berbagaiketerbatasan dan terus mampu melaksanakan aktivitas
hidupnya dengan
baik.
Peran petugas
kesehatan,
khususnya para dokter adalah meningkatkan kemampuan
copying tersebut dengan mengidentifikasi dan mengobati masalah yangdapat diobati, dan memfasilitasi perubahan
lingkungan
untuk
memaksimalkan
fungsi
dalam
menghadapi masalah yang menetap.
Salah satu masalah
yang
seringdihadapi oleh
paradokter
adalah
sulitnya
memperoleh
riwayat
penyakit
dengan baik.
Hal ini
disebabkan karena pasien seringkalisudah beradaptasi dengan masalah atau
penyakit
yangdialami.
Pada
kondisi
tersebut, pasien umumnya
beradaptasi
denganpenyakitnya
melalui
mekanismepengabaian, penyangkalan atau adaptif terhadap masalah
atau
penyakitnya tersebut.
Sebagaicontoh,
seseorangyang
mengalami
gangguan pendengaranjustru
akanbanyak bicara
untuk
menyembunyikan defisit
pendengarannya.
Salah satu cara
untuk
mencegahtidak
terdeteksinyagangguan firngsi
kognitif
pada pasien, direkomendasikanevaluasi yang seksama menggunakan pengkajian paripuma
geriatri
yang
memasukkan penapisanformal
terhadap frrngsikognitif
dan mental.Proses menua juga ditandai oleh berkurangnya respons
terhadap stres termasuk stres terhadap penyakit.
Intensitas gejala
mungkin tertutup oleh
menurunnyarespons tubuh pada orang berusia lanjut.
Tanggung jawab dokter adalah menatalaksana pasien,
mengobati penyakit
atau masalahyang
dapatdiobati.
Setelah memperbaiki kemampuan pasien secara
fisiologi
danpsikologi
semaksimalmungkin, tugas
selanjutnyaadalah mengelola lingkungan yang
memfasilitasi
fungsipasien
denganototnomi
yang maksimal.
Tugas yangterakhir
ini
tidaklah
semata-mata merupakan tanggung jawab dokter, tetapi juga berbagai profesi kesehatan yanglain.
Lingkungan dapat menyebabkan teg'adinya disfungsi, menyebabkan terjadinya
jatuh
dan mengakibatkan pula dekompensasi. Sebagaicontoh,
seorang pasien dengan sesak napas pada saat aktivitas, dapat tetap beraktivitas bila tinggal di lantai bawah, tetapi menjadi tidak berfungsibila tinggal di
lantai atas atau harus naik turun tangga.Pasien
juga
bisa mengalami imobilisasi akibat
ketidakpahaman keluarga atau pengasuhnya. Pada banyakkeluarga
atau pengasuh
cukup
sering
terjadi
pasienmengalami imobilisasi
karenakeluarga
atau pengasuh khawatir pasien mengalami jatuh atau celaka. Tugas dokter atau petugas kesehatan adalahmelatih
dan meyakinkan keluarga atau pengasuhuntuk
mengelola pasien dengan benar, dengantidak
membatasi pasien beraktivitas, akantetapi
juga
tetap menjaga agar pasientidak
mengalami kondisi yang membahayakan.PROSES MENUA DAN IMPLIKASI KLINIKIiTYA
765
menceritakan masalah pasien secara utuh, diperlukan pula
penetapan masalah kesehatan yang muncul pada pasien.
Beberapa masalah kesehatan
yang
seringmuncul
padapasien
geriatri
adalah:
imobilisasi,
instabilitas,
inkontinensia,
gangguanintelektual,
infeksi,
gangguan pendengaran dan penglihatan, isolasi, inanisi (malnutrisi), iatrogenesis, insomnia, defisiensiimun,
dan impotensi.Masalah-masalah tersebut penting untuk diketahui karena
beberapa alasan. Pada
usia
lanjut, timbulnya
masalahmungkin bukan merupakan suatu tanda
etiologi,
namun masalah dapattimbul
karena beberapa sebab. Sebagai contoh, seseorang menderita imobilisasi dapat disebabkanfraktur panggul, angina berat, atau karena artritis. Namun
pasien juga dapat menderita imobilisasi karena adanya rasa
takut.
Seorangusia lanjut
yang
telah diobati fraktur
panggulnya
mungkin tidak
berkeinginan
untuk
dapat berjalan kembali karena takutjatuh kembali yang
dapat menimbulkan fraktur lainnya. Dokter dan tenaga kesehatan harus mendapatkan informasi riwayat penyakit yang cukupuntuk memahami
etiologi
dari masalah yangtimbul
jika
akan melakukan
tata laksana dengan tepat untuk
menyembuhkan masalah y ang ada.Faktor
lain
yar,g
menyebabkan timbulnya
ketergantungan adalah biaya. Seringkali lebih mudah dan
lebih murah melakukan suatu hal untuk seseorang dengan keterbatasan fungsional daripada melakukan sesuatu yang diperlukan untuk memotivasi mereka untuk melakukannya
untuk
diri
sendiri. Namun, sayangnya hal tersebut hanyaakan berlangsung dalam
jangka waktu
pendek, karenatingkat ketergantungan mereka akan semakin
tinggi
dan memerlukan perawatan yang lebih besar.Diantara masalah pada pasien
geriatri
yang pentinguntuk
diperhatikan adalah iahogenesis. Dalam beberapa kasus, terdapat beberaparisiko
sebagai konsekwensi dari perawatanyang
dapat memperburuk kesehatan pasien.'Perhitungan
keuntungan sebagai salah satu
dasar melakukantata
laksana terhadapkondisi
pasien harusdilakukan dengan hati-hati pada pasien usia lanjut.
Risiko
biasanya terdapat pada pemberian obat-obatan sebagaiakibat dari tata laksana yang
mungkin
sebenarnyatidak
terlalu diperlukan.
Petugas kesehatanyang tiba-tiba
menambahkan
obat
kepada
pasien
geriatri
denganpolifarmasi
sebenarnya berhadapan dengan setkimia
hidup. Penurunan laju metabolisme obat dan ekskresi pada usia lanjut akan memperburuk masalah interaksi obat.
Hal
yang
lebih
bahaya adalah ketidakhati-hatian, penetapanlabel
klinis
yang
tergesa-gesa. Pasienyang
menjadi
disorientasi
dan kebingungandi
rumah sakit mungkin
bukan disebabkan karena menderita defnensia. Seseorang yang mengalami masalah berkemih belum tentu menderita inkontinensia urin. Menetapkan pasien menderita demensia atau inkontinensia urin mungkin terlalu dini sebagai alasan menempatkan mereka di nursing homes. Petugas kesehatan harus lebih hati-hati dalam mengevaluasi dan menetapkan diagnosis pada pasien usia lanjut.
MENUAYANG SUKSES DAN SEHAT (SUCCESSFUT
AGTNG)
Konsep
menua sukses (successfulaging)
sebenarnyamasih
dalam perkembangan
danpencarian
jati
diri.
Walaupun menua sukses/sehat
diyakini
dapat dicapai,namun definisi dan faktor-faktor yang
berperan
di
dalamnya
belum
sepenuhnyadisepakati.
Penelitian-penelitian besar yang mencoba mengikuti perjalanan hidup sekelompok manusia menuju usia tua mendapati bahwa
sulit sekali menentukan faktor-faktor yang dapat dijadikan
indikator
suksesnya suatu proses menua.Belum
lagi
perbedaan sudut pandang mengenai
indikator-indikator
tersebut antara peneliti dan para usia lanjut yang menjadi
subyek penelitian.
Walaupun demikian, secara umum dapat disimpulkan sementara
bahwa seluruh segi kehidupan
seharusnyadipertimbangkan
ketika
membicarakan konsep menuasukses.
Walaupun sering
diidentikkan
dengan menuayang
sehat, konsep menua sukses temyatatidak
hanyaterpaku pada kesehatan (baik
fisik
maupun mental) saja,namun
juga faktor intelektual,
emosional, sosial,
dan-
kultural juga penting
dan
terbukti
berpengaruh padaterciptanya menua yang sukses.
Dari
segi kesehatanfisik
pun, ternyata didapatkan bahwa bukan penyakit (disease)yang
paling berperan tetapi lebih
pada bebas
dari
keterbatasan (hendaya, disabilitas)fisik.
Suatu
penelitian
besar,
MacArthur Longitudinal
Study on SuccessfulAging,menyimpulkan
bahwa menua yang suksesterdiri
dari 3 komponen, yaitu: (1) rendahnya risiko untuk mengalami sakit dan disabilitas akibat penyakit,(2)
kapasitaskognitif
dan
fisik
yang
tinggi,
dan (3)
kehidupan yang selaluaktif, terdiri
atas hubunganinter-personal yang
baik
serta
aktivitas yang produktif.
Walaupun terdapat beberapa perbedaan pada definisi dan operasionalisasi, penelitian-penelitian lain umunmya secara konsisten mendapatkan bahwa komponen kesehatanfisik
yang baik, yang disertai dengan kemandirian (bebas dari disabilitas), fungsikognitif
yang teqaga, hubungan sosialyang terbina dengan
baik,
serta kehidupan spiritual yangkuat
merupakanindikator-indikator
menua sukses yangpenting.
BAGAIMANA MENCAPAI
MENUA YANG SUKSES?
Atas
dasar temuan-temuanilmiah
yang
secara khususdirancang
untuk
mengidentifikaSifaktor-faktor
apa sajayang
berperan padaterwujudnya
menuayang
sukses,berikut
adalah langkah-langkahyang
dapatdilakukan
untuk mencapainya:l.
Upayakanfisik
dan mental selalu
sehat
Lakukan
latihan-latihar'
atau
kegiatan
fisik
yang
teratur.
Walaupun dianjurkan dilakukan sejakusia muda, latihan
766
GERI'TIRImemberikan banyak manfaat. Dalam melakukan latihan
fisik
seyogyanya disertai dengan kontak yang erat dansehat dengan
lingkungan/orang-orang
disekitar.
Dengan bermain dan bercengkrama dengan cucu-cucu,
selain bermanfaat secara
fisik,
hubungan sosial dan kondisi mentalpun akan tetap terjaga bahkan meningkat sampai pada tahap optimal.Nikmati
berbagai aktivitas yang menjaga ketajamanpikiran,
seperti membaca, menulis, bermain musik, dan terlibat dalam pembicaraan atau diskusi yang santai atau serius. Jangan dilupakan tidur yang cukup sangat dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat secarafisik
maupun psikis.Upayahan
nutrisi yang
baik. Walaupun status nutrisiyang buruk lebih mudah didapatkan pada mereka yang berusia lanjut, namun bukan hal tidak mungkin mereka mampu mendapatkan nutrisi yang cukup dan seimbang
untuk
mempertahan kesehatan dan kebugaranfisik.
Pemenuhankebutuhan
nutrisi tidak
semata-mataterbatas pada
jenis
danjumlah
makanan, tetapi yangtidak kalah penting adalah aktivitas makan yang tentu
melibatkan hubungan sosial dan rekresi
yang
manfaatnya
juga
akan sangat dirasakan.Perhatikan keinginan
hati
(heart's desire).
Dalam menjalani hidup, seyogyanya keinginan yang berasaldari lubuk hati yang paling dalam harus diperhatikan;
tidak memaksakan kehendak dan j angan biarkan apapun
menganggu keinginan
hati.
Manusia yang diketahui berumurpaling
panjang,Ms.
Jeanne Calment yangmeninggal pasa usia 122
tahwpada
1997 , mempunyaimotto:
"If
you
can\
do anything about it,just
acceptil."
Tingkatkan kesejahteraan
material.
Walaupun
kekayaan dan kesejahteraan material bukan merupakan
hal paling penting
dalam kehidupan,
kemampuanpemenuhan kebutuhan material baik untuk diri maupun
keluarga
berdampak padatingkat
kesehatanfisik,
mental,
maupun
sosial. Bagi
seorang
yang
akan
memasuki
usia pensiun,
adalah
sangattepat
danbermanfaat
bila
dapat merencanakan
masa-masapensiunnya tanpa harus kekurangan materi.
Hubungan sosial
yang
sehat. Sahabat-sahabat sejatiserta anggota keluarga yang mendukung tentu
merupakan obat yang mujarab, terutama pada masa
akhir-akhir
kehidupan. Dengan membina hubunganyang
positif
dengan berbagai pihak, kita akan semakin sehat, semakin panjang umur, danmakin
menikmatihidup.
Di kultur
masyarakatkita,
sebenarnya peransosial orang tua sudah sangat
jelas.
Sebagai seorangyang dituakan, umumnya seorang berusia
tua
selaludiminta
nasehat dan pemikiran-pemikirannya dalam berbagai masalah. Perasaan telah memberikan manfaat bagi orang lain temyata sangat membantu baik dari segi mental maupun kesehatanfisik.
Sikap yang
positif.
Dalam perjalananhidup
menjaditua, tentu banyak tantangan dan kehilangan yang terjadi
yang mendera seorang tua. Tetapi jangan berkecil hati,
karena berbagai masalah
yang
selamaini
dihadapi tersebut merupakan pelajaran berharga agar dapatbersikap
positif
terhadap kehidupan. Seorang yangbersikap
positif
umumnya
lebih
mudah menerima berbagaiperistiwa
apapun yangterjadi,
serta dapat mengendalikan emosi pada keadaan apapun. Bersikappositif diyakini
akan memberikan manfaat yang lebihdalam kehidupan seorang usia lanjut yang berkualitas.
7.
Tingkatkan
vitalitas
spiritual.
Kehidupan spiritual
yang baik, di masyarakat dan kultur kita, telah
diyakini
dapat memberikan makna
lebih
dalam menjalani
kehidupan, terutamabagi
mereka yang menuju usia senja. Hal yang sama pun jugate{adi
di
negaraBaratyang selamaini terkesan cenderung memisahkan agama dari kehidupan. Larry Dossey, seorang peneliti, dokter,
dan
penulis buku
terkemuka, setelah
mengamatiberbagai studi menyimpulkan bahwa: "Terdapat paling tidak 250 studi yang menunjukkan bahwa mereka yang taat menjalankan ajaran agarnanya lebih sehat selama
kehidupannya
dibanding yang
tidak.
Mereka lebih
jarang ke dokter. Mereka lebih sedikit membelanjakan uang untuk biaya kesehatan. Dan mereka lebih jarangsakit."
PENUTUP
Proses menua hingga saat
ini
masih merupakan misteriyang belum
banyak
terjawab.
Perubahan-perubahanfisiologis
yang
terjadi
pada proses menua,yang
eratkaitannya
denganberkurangnya
cadanganfisiologis
seiring bertambahnya usia, sangat mempengaruhi seorang usialanjut
dalam mempertahankan kondisi homeostasis.Perubahan-perubahan
yang
terjadi
serta kemampuanmempertahankan homeostasis ini terjadi secara individual,
walaupun
terjadi
pada seluruh
individu
yang
menua.Konsep mengenai memperlambat proses menua
dan memperpanjang usia serta penelitian-penelitian di bidangitu
masih
merupakankontroversi,
terlebih lagi
untuk
penerapannya di manusia. Masih banyak hal yang belum te{awab dan membutuhkanpenelitian lanjutan, yang tentu
membutuhkan
waktu,
dana, dan sumber dayalain
yangtidak sedikit.
Pemahaman mengenai proses menua serta perubahan-perubahan yang
terjadi
akan sangat mempengaruhi cara pandangkita
bila
menghadapi seorang usialanjut
yang sakit, dan pada akhirnya mempengaruhi penatalaksanaan-nya. Implikasi klinis akibat proses menua yang tef adi harus diwaspadai, baik oleh dokter dan tenaga kesehatan, maupun oleh keluarga dan care giver yang merawat pasien usia lanjutsehari-hari. Sehingga diharapkan seorang usia lanjut tidak
mengalami pengabaian masalah kesehatan yang dialaminya,
sementara
di
lain pihak tidak terjadi
diagnosis
danPROSES MENUA DAI\I IMPLIKASI KLINIKI{YA
767
overtreatment) terhadap
hal-hal yang
fisiologis
akibatproses menua.
Akhirnya,
menjadi tua
(menua) dengan sukses dansehat
bukanlah suatu
angan-anganlagi. Menjadi
tuatidaklah
identik
dengan
banyak
penyakit
danketidakberdayaan. Banyak hal yang dapat dilakukan sejak
usia muda, bahkan
setelahusia
tua pun, yang
dapatmenuntun
kita
untuk menjadi tua dengan
sukses.Kesehatan fisik dan tidak adanya disabilitas, bersama-sama
dengan kesehatan
mental, hubungan
sosial,
dankehidupan
spiritual yang baik
merupakan
indikator-indikator utama keberhasilan proses menua yang sukses.
REFERENSI
1.
Alexander P Spence. Biology of human aging. Second Edition. New York: Prentice Hall Inc., 1999. p. l-37.2.
Depp CA, Jeste DV. Definition and predictors of successful aging: a comprehensive review of larger quantitative studies.Am J Geriatr Psychiatry. 2006;14:6-20.
3.
Druzhyna NM, Wilson GL, LeDoux SP. Mitochondrial DNA repair in aging and disease. Mech Ageing Dev. 2008;129:383-90.4.
Halliwell B, Gutteridge JMC. Free radicals in biology andmedi-cine. Oxford: University Press, 1999. p. 784-859.
5.
Harman D. The aging process: major risk factor for disease anddeath. Proc Natl Acad Sci USA. 1991;88:5360-3.
6.
Holzenberger M. The GH/IGF-I axis and longevity. Eur JEndo-crinology. 2004 ;1 5 1 :523 -27 .
7.
Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB, Resnick B. Clinical implica-tions of the aging process. Dalam: Essential of Clinical Geritrics.6'h Edition. USA: McGraw-Hill Companies, 2009.
8.
Mobbs C. Molecular and biologic factors in aging. In: Cassel AK, Leipzig RM, et al. Geriatric Medicine: An Evidence-Based Ap-proach. Fourth edition. New York: Springer-Verlag New York, Inc. 2003. p. 15-25.9.
Martell RE, Cohen HJ. The science of neoplasia and its rela-tionship to aging. In: Cassel AK, Leipzig RM, et al. Geriatric Medicine: An Evidence-Based Approach. Fourth edition. New York: Springer-Verlag New York, Inc. 2003. p.363-73. 10. Miller RA. The biology of aging and longevity. In: Hazard WR,Blass JP, Halter JB, Ouslander JG Tinetti ME. Principles of
Geriatric Medicine and Gerontology.
Fifth
edition. USA: McGraw-Hill Companies, Inc., 2003. p. 3.1 1. Rowe JW, Kahn RL. Human aging: usual and successful. Science.
1987;137:.143-9.
12. Rusell RM. The aging process as a modifier of metabolism. Am J Clin Nutr 2000;72(suppl):529S-32S.
13. Scharlach AE, Robinson B. Curriculum module on the aging process. University of California Barkeley. Diunduh dari http:
www.moduleprocessaging. com. diakses pada tanggal
ll
-3 -2004.14. Taffett GE. Physiology of aging. Cassel AK, Leipzig RM, et al.
Geriatric Medicine: An Evidence-Based Approach. Fourth
edi-tion. New York: Springer-Verlag New York, Inc., 2003. p.27'
35.
15. Quick S, Hesseldenz P, Hayhoe C, et al. Aging gracefully: Mak-ing the most of your later life adventure. Available from http:/ /www.ca.ukv.edu/fcs/aging Cited at July 10. 2008.
t23
Parameter Demografi
4.7
4,1112
71Catatan : TFR = total fertility rate (angka kelahiran total) ; IMR = infant mortality rate (angka kematian bayi / 1000 kelahiran) Sumber: Biro Pusat Statistik, 1 998
Akibat populasi usia lanjutyang meningkat maka akan
terjadi transisi epidemiologi, yaitu
bergesernyapola
penyakit dari penyakit infeksi dan gangguan gizi merrjadipenyakit-penyakit degeneratif,
diabetes, hipertensi,
neoplasma, penyakit
jantung
koroner. Selain perubahanpola
morbiditas, penyebab kematianpun berubah;
padatahun 1980, 25
%odari
semua penyebab kematian
diakibatkan oleh penyakit
infeksi
saluran pernapasan,sedangkan penyebab
kematian oleh
neoplasma
dan penyakit sistem sirkulasi masing-masing adalah 3,0%o dan7,5
yo. Padatahun
1995,
infeksi
saluran
pernafasanmerupakan 14 Yo
dai
semua penyebab kematian, sementara neoplasma dan penyakit sistem sirkulasi masing-masingadalah6,0Yodar23,0%(dataSKRIl995untukJawa-Bali).
Faktor yang turut berperan pada transisi epidemiologiini
adalah keberhasilan mengatasi infeksi dengan penggunaanantibiotika
sertamajunya
sistem penanggulangan dan pencegahan penyakit infeksi di bawah pengarahan WHO.Konsekuensi lain dari peningkatan
jumlah
warga usialanjut adalah meningkatnya jumlah pasien geriatri. Pasien
geriatri
padahakikatnya
adalah wargausia lanjut juga
namun karena karakteristiknya maka perlu dibedakan dari
mereka yang
sekadar
berusia
lanjut
namun
sehat.Karakteristik pasien geriatri yang pertama
adalahmultipatologi, yaitu
pada satu pasien terdapatlebih
dari satupenyakit yang umumnya penyakit bersifat kronik
degeneratif.Kedua
adalah menurunnya daya cadanganfaali; yang menyebabkan pasien geriatri amat mudah
jatuh
dalam kondisi gagalpulih (failure
to thrive). Ketiga,yaitu
berubahnya gejala dan tanda penyakitdari
yang klasik. Keempat adalah terganggunya status fungsional pasiengeriatri;
status fungsional adalah kemampuan seseoranguntuk melakukan aktivitas
hidup
sehari-hari. Keadaan status fungsionalini
menggambarkan kemampuan umum'1971
1980
1985
1990 1997 TFR IMR3,3
2,670
50 5,6 142PENGIG"IIAN
PARIPURNA
PADA PASIEN
GERIATRI
Czeresna H Soejono
PENDAHULUAN
Tidak
dapatdipungkiri
bahwa
saatini
sedangterjadi
perubahanproporsi
kelompok
umur
penduduk dunia
termasuk Indonesia.
Perubahanproporsi
kelompok-kelompokumur
di
dalam penduduk dapatterjadi
antaralain
sebagaiakibat
menurunnyatingkat fertilitas
dan mortalitas (Tabel 1 dan Tabel2). Menurut dataPerserikatanBangsa-Bangsa,
Indonesia diperkirakan
mengalami
peningkatan jumlah warga berusia lanjut yang tertinggi
di
dunia, yaitu 4l4o/o, hanya dalam waktu 35 tahun (1990
-2025);
sedangkandi
tahun 2020 diperkirakan
jumlah
pendudukusia lanjut akan mencapai25,5 jutajiwa. Menurut Lembaga
Demografi Universitas
Indonesia, persentasejumlah
penduduk berusia lanjut tahun 1985 adalah3,4o/o dari total penduduk, tahun 1990 meningkat menjadi 5,\Yo dan di tahun 2000 mencapaiT ,4o/o.Persentase Usia
lanjut
5,8 0/o 7,4
Yo
8,O %Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan
Rt,2004