KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PELATIHAN PEMIJAHAN INDUK IKAN HIAS
MODUL
PEMIJAHAN IKAN
Modul Pemijahan Ikan Halaman - i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Modul Pemijahan Ikan, yang akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pelatihan oleh lembaga pelatihan pemerintah maupun masyarakat yang lebih dikenal dengan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP). Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada para penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya, sehingga modul ini siap untuk digunakan.
Modul merupakan salah satu bagian yang penting dalam penyelenggaraan suatu pelatihan agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai. Kami berharap modul ini akan memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian tujuan dari penyelenggaraan Pelatihan Pemijahan Induk Ikan Hias.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan modul ini masih banyak kekurangan. Kritik, usul, atau saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan modul tersebut di masa mendatang.
Jakarta, Oktober 2012
Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, ttd.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. Deskripsi ... 1
B. Peta Kedudukan Modul ... 1
C. Prasyarat ... 1
D. Tujuan ... 2
E. Petunjuk Penggunan Modul ... 2
F. Materi Elemen Kompetensi ... 3
G. Waktu ... 4
BAB II. MENGUKUR KUALITAS DAN KUANTITAS AIR WADAH PEMIJAHAN A. Lembar Informasi ... 5
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja ... 7
C. Lembar Penilaian/Evaluasi ... 10
D. Lembar Kemajuan Berlatih ... 11
BAB III. MEMILIH INDUK JANTAN DAN BETINA A. Lembar Informasi ... 15
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja ... 17
C. Lembar Penilaian/Evaluasi ... 18
D. Lembar Kemajuan Berlatih ... 19
BAB IV. MEMASUKKAN INDUK JANTAN DAN BETINA KE DALAM WADAH DENGAN PERBANDINGAN YANG TELAH DITETAPKAN A. Lembar Informasi ... 21
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja ... 23
C. Lembar Penilaian/Evaluasi ... 25
D. Lembar Kemajuan Berlatih ... 26
BAB V. MEMASUKKAN SUBSTRAT KE DALAM WADAH PEMIJAHAN SESUAI PROSEDUR PEMIJAHAN DAN JENIS IKAN HIAS A. Lembar Informasi ... 29
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja ... 30
C. Lembar Penilaian/Evaluasi ... 32
Modul Pemijahan Ikan Halaman - iii
BAB VI. MEMPERLAKUKAN KONDISI LINGKUNGAN SESUAI HABITAT PEMIJAHAN IKAN DI ALAM
A. Lembar Informasi ... 35
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja ... 37
C. Lembar Penilaian/Evaluasi ... 39
D. Lembar Kemajuan Berlatih ... 40
BAB VII. PENUTUP ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 1
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi
Modul ini menjelaskan tentang Memijahkan Ikan yang meliputi kualitas dan kuantitas air wadah diukur sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, memasukkan induk jantan dan betina kedalam wadah pemijahan sesuai dengan perbandingan yang telah ditetapkan, memasukkan substrat kedalam wadah pemijahan sesuai prosedur dan memperlakukan kondisi lingkungan sesuai dengan habitat di alam
B. Peta Kedudukan Modul
Pemijahan Induk Ikan
Hias
Modul Penyuntikan Hormon
Modul Cara Pembenihan Ikan yang Baik Modul Striping Induk Matang Gonad Modul Pengontrolan Proses
Perangsangan Pemijahan
Modul Pemijahan Ikan
Modul Memilih Induk Ikan Hias Siap Pijah Modul Penyiapan Sarana Pemijahan Induk Ikan Hias
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 2
C. Prasyarat
Prasyarat yang harus dipenuhi dalam mempelajari modul ini adalah peserta telah kompeten dalam pemilihan induk siap pijah.
D. Tujuan
Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu memahami kualitas dan kuantitas air wadah diukur sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, memasukkan induk jantan dan betina kedalam wadah pemijahan sesuai dengan perbandingan yang telah ditetapkan, memasukkan substrat kedalam wadah pemijahan sesuai prosedur pemijahan dan jenis ikan hias, serta memperlakukan kondisi lingkungan sesuai dengan habitat di alam
E. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Petunjuk bagi peserta
a. Mempelajari modul mulai dari awal hingga akhir secara berurutan dan kerjakan tugas yang telah disediakan.
b. Menyiapkan peralatan yang diperlukan pada masing-masing kegiatan berlatih.
c. Menanyakan kepada pelatih jika menghadapi hal-hal yang tidak dimengerti dari modul ini.
d. Memperhatikan dan memahami langkah kerja pada modul ini sebagai panduan dalam berlatih.
2. Petunjuk bagi Pelatih
a. Memahami secara baik isi modul yang akan diajarkan
b. Memfasilitasi Peserta selama proses belajar berlangsung.
c. Tidak mendominasi proses berlatih.
d. Memberikan tugas baik secara kelompok maupun individu.
e. Memberikan arahan, bimbingan dan contoh kepada peserta menyelesaikan tugas-tugas pada setiap tahap berlatih.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 3
F. Materi Elemen Kopetensi
JUDUL MODUL : PEMIJAHAN IKAN
No Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
1. Mengukur kualitas dan kuantitas air wadah pemijahan
1. Mengisi air dengan kuantitas atau jumlah yang cukup
2. Pengendapan dan aerasi air dilakukan
3. Suhu diukur
4. pH/ derajat keasaman diukur 2. Memasukkan induk
jantan dan betina kedalam wadah pemijahan dengan perbandingan yang telah ditetapkan
1. Induk jantan dan betina dimasukkan kedalam wadah untuk pemijahan secara alami dengan perbandingan yang telah ditetapkan (contoh: ikan rainbow) 2. Induk jantan dan betina
dimasukkan kedalam wadah untuk pemijahan secara semi buatan dengan perbandingan yang telah ditetapkan (contoh: ikan redfin shark)
3. Induk jantan dan betina imasukkan kedalam wadah untuk pemijahan secara semi buatan dengan perbandingan yang telah ditetapkan (contoh: ikan botia) 3. Memasukkan
substrat kedalam wadah pemijahan sesuai prosedur pemijahan dan jenis ikan hias
1. Substrat dimasukkan kedalam wadah untuk pemijahan secara alami
2. Substrat dimasukkan ke dalam wadah untuk pemijahan secara semi buatan
3. Substrat dimasukkan ke dalam wadah untuk pemijahan secara buatan
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 4 4. Memperlakukan kondisi lingkungan sesuai habitat pemijahan ikan di alam
Kondisi lingkungan diperlakukan sesuai habitat ikan di alam untuk pemijahan ikan hias secara alami
G. Waktu
Alokasi waktu pelatihan untuk mata pelatihan Pemijahan Ikan sebanyak 5x45 menit.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 5
BAB II
MENGUKUR KUALITAS DAN KUANTITAS AIR WADAH PEMIJAHAN
A. Lembar Informasi
Judul Modul : Pemijahan Ikan Elemen
Kompetensi
: Mengukur kualitas dan kuantitas air dalam wadah untuk pemijahan ikan
A. Informasi Pokok
Air atau media pemeliharaan merupakan faktor utama bagi kehidupan ikan kualitasnya menentukan kesehatan maupun pertumbuhan ikan bahkan turut mempengaruhi warna ikan dan kemampuan pemijahan.
Air dapat digolongkan menjadi tawar, asin, payau,asam atau basa, serta keras atau lunak.tidak semua perairan cocok untuk semua jenis ikan. Beberapa parameter kualitas air yang perlu dan sebaiknya diketahui dalam pemeliharaan ikan hias antara lain suhu, oksigen terlarut, derajat keasaman, karbondioksida, amonia dan nitrit, dan kekerasan air.
Sumber air untuk pemeliharaan ikan khususnya aikan air tawar dapat berasal dari air sumur, sungai atau rawa, dan air PAM, masing-masing sumber air tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Air sumur atau air tanah biasanya lebih bersih serta hanya mengandung gas dan mineral. Namun, kemungkinan masih mengandung material organik meskipun hanya sedikit. Kondisi air sungai tergantung pada daerah atau tanah yang dialirinya, di sepanjang aliran sungai banyak material yang bisa larut air. Penggunaan air sungai sebaiknya diendapkan dalam kolam pengendapan terlebih dahulu. Air PAM merupakan air yang paling bersih karena sudah melalui proses penyaringan dan pembunuhan bakteri, namun air ini mengandung klorin. Untuk menghilangkan kandungan klorin dapat dilakukan dengan aerasi sedikitnya selama semalam (12 jam).
Air untuk media dalam wadah untuk pemijahan disarankan mengikuti persyaratan seperti halnya air bersih, telah melalui proses pengendapan, aerasi minimal 24 jam, serta minim penyakit. Selain itu, media air ini harus memiliki parameter kualitas air yang sama atau setara dengan media pada wadah untuk pemeliharaan sebelumnya. Kuantitas air yang digunakan dalam wadah pemijahan harus dibuat dengan jumlah/volumenya minimal dapat membuat induk ikan hias bebas berenang.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 6
B. Informasi Penunjang
Sebagai media untuk hidup ikan hias, kualitas air yang baik memegang peranan penting dalam seluruh kehidupan ikan.Salah satu kriteria kualitas air yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan atau hamper setara dengan kualitas dari habitat asli masing-masing jenis ikan.
Tabel. Kesesuaian kualitas air beberapa jenis ikan hias Keasaman
(pH)
Kekerasan (⁰dH)
Jenis Ikan
6,0 – 6,5 3 – 5 Tetra, barbus sumatera,
arwana, maanvis, diskus 6,5 – 7,0 5 – 10 Black ghost, danio, maskoki,
koi, redfin, barbus sumatera, cupang, botia, diskus, sepat, catfish
7,0 – 7,5 7 – 12 Danio, balashark, siklid afrika, koi, rainbow, arwana, platy, molly, guppy, catfish
7,5 – 8,0 10 – 15 Siklid afrika, platy, molly, guppy, rainbow, palmas, alligator
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 7
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Pemijahan Ikan Elemen
Kompetensi
: Mengukur kualitas dan kuantitas air dalam wadah untuk pemijahan ikan
Alat dan Bahan :
1. Alat : Blower atau Hi-Blow/ pompa udara dan instalasi aerasi (batu aerasi, selang aerasi), ember, selang air, Air conditioner (AC), paranet/ teduhan, pH tester (kertas lakmus/ pH meter), thermometer manual/ digital, ammonia dan nitrit tester,
hardness tester, alat tulis
2. Wadah :
- Wadah untuk menampung induk: bak fiber/ bak 7affia7/ bak semen/ kolam tanah/ akuarium (tergantung jenis dan ukuran ikan)
- Wadah untuk pemijahan: bak fiber/ bak affia/ bak semen/ kolam tanah/
akuarium (tergantung jenis dan ukuran ikan)
3. Bahan :
- Induk siap pijah
- Karang/ kapur, daun ketapang/ batang
pakis/ gambut - Es batu
4.Media :
- Air (air sumur/ air pam) bersih yang
sudah ditampung dan diaerasikan
Informasi :
Persyaratan kualitas dan kuantitas air wadah untuk pemijahan
Waktu : 1 JP @ 45 menit
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 8
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
1. Mengisi air dengan kuantitas atau jumlah yang cukup
1.Ember / selang air disiapkan untuk mengangkut air yang dibutuhkan
2. Air dalam bak
penampungan diambil dengan menggunakan ember/ selang air 3. Air dimasukkan ke
dalam wadah pemijahan dengan volume yang disesuaikan dengan ukuran ikan dan kapasitas wadah 4. Penggantian air
dilakukan dengan cara sipon paling kurang setiap 4 hari sebanyak 1/3 volume untuk memelihara kualitas air tetap prima. Ember atau selang air, wadah 2. Melakukan pengendapan dan aerasi air
1.Air dalam wadah pemeliharan diendapkan
2.Air yang diendapkan diaerasi menggunakan aerator minimal 24 jam sebelum digunakan dengan bantuan mesin Blower atau
Hi-Blow/pompa udara Wadah, blower, hi-blow/ pompa udara, aerator
3. Mengukur suhu 1.Suhu yang dibutuhkan berdasarkan jenis ikan ditetapkan
2.Termometer disiapkan (termometer manual: termometer alkohol/ air raksa, atau termometer digital) Termomete r, heater, AC, es batu, alat tulis
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 9
3.Termometer dicelupkan dalam air wadah pemijahan selama 2-3 menit
4.Untuk termometer manual, batas garis ujung tempat pergerakan dalam termometer diamati secara visual
sedangkan termometer digital diamati berupa angka yang tertera 5.Suhu yang telah
diketahui dicatat setelah diamati
6.Heater/pemanas ditambahkan bila suhu terlalu rendah,
sedangkan wadah ditempatkan pada ruangan ber-AC (Air Conditioner) bila suhu terlalu tinggi atau dapat pula es batu
ditambahkan dalam air wadah pemijahan 4. Mengukur pH/
derajat keasaman
1. pH yang dibutuhkan berdasarkan jenis ikan ditetapkan
2.Pengukur pH manual (kertas lakmus) atau pH digital (pH meter) disiapkan
3. Pengukur pH dicelupkan dalam air wadah pemijahan 4.Untuk pengukur pH
manual, kertas lakmus diamati secara visual dan nilainya diketahui
Kertas lakmus atau pH meter digital, karang/ kapur, daun ketapang/ batang pakis/ gambut, alat tulis
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 10
dari keterangan kertas pembanding warna sedangkan pHdigital diamati berupa angka yang tertera
5. pH yang telah diketahui dicatat setelah diamati 6.Karang/ kapur
ditambahkan bila pH terlalu rendah, sedangkan daun ketapang/ batang pakis/ gambut ditambahkan bila pH terlalu tinggi
C. Lembar Evaluasi
Nama Peserta :
Judul Modul : Pemijahan Ikan
Elemen Kompetensi
: Mengukur kualitas dan kuantitas air dalam wadah untuk pemijahan ikan
Tugas:
Jelaskan langkah pengukuran kualitas suhu air untuk pemijahan!
Nilai K :Kompeten BK :Belum kompeten
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 11
D. Lembar Kemajuan Berlatih
Nama Peserta :
Judul Modul : Pemijahan Ikan
Elemen Kompetensi
: Mengukur kualitas dan kuantitas air dalam wadah untuk pemijahan ikan
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja Tingkat kemajuan yg dicapai Catatan K BK 1. Mengisi air dengan kuantitas atau jumlah yang cukup
1.Ember / selang air disiapkan untuk mengangkut air yang dibutuhkan
2. Air dalam bak
penampungan diambil dengan menggunakan ember/ selang air 3. Air dimasukkan ke
dalam wadah pemijahan dengan volume yang disesuaikan dengan ukuran ikan dan kapasitas wadah 4. Penggantian air
dilakukan dengan cara sipon paling kurang setiap 4 hari sebanyak 1/3 volume untuk memelihara kualitas air tetap prima. 2. Melakukan
pengendapan dan aerasi air
1.Air dalam wadah pemeliharan diendapkan
2.Air yang diendapkan diaerasi
menggunakan aerator minimal 24 jam sebelum digunakan
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 12
dengan bantuan mesin Blower atau Hi-Blow/pompa udara 3. Mengukur
suhu
1.Suhu yang dibutuhkan berdasarkan jenis ikan ditetapkan
2.Termometer disiapkan (termometer manual: termometer alkohol/ air raksa, atau termometer digital) 3.Termometer
dicelupkan dalam air wadah pemijahan selama 2-3 menit 4.Untuk termometer
manual, batas garis ujung tempat pergerakan dalam termometer diamati secara visual sedangkan termometer digital diamati berupa angka yang tertera
5.Suhu yang telah diketahui dicatat setelah diamati 6.Heater/pemanas
ditambahkan bila suhu terlalu rendah,
sedangkan wadah ditempatkan pada ruangan ber-AC (Air Conditioner) bila suhu terlalu tinggi atau dapat pula es batu ditambahkan dalam air wadah pemijahan
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 13
4. Mengukur pH/ derajat keasaman
1. pH yang dibutuhkan berdasarkan jenis ikan ditetapkan
2.Pengukur pH manual (kertas lakmus) atau pH digital (pH meter) disiapkan
3. Pengukur pH dicelupkan dalam air wadah pemijahan 4.Untuk pengukur pH
manual, kertas lakmus diamati secara visual dan nilainya diketahui dari keterangan kertas pembanding warna sedangkan pHdigital diamati berupa angka yang tertera 5. pH yang telah diketahui dicatat setelah diamati 6.Karang/ kapur ditambahkan bila pH terlalu rendah, sedangkan daun ketapang/ batang pakis/ gambut ditambahkan bila pH terlalu tinggi Keterangan : Nilai K : Kompeten BK : Belum Kompeten
Paraf Peserta : ………….. Paraf Pelatih :
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 15
BAB III
MEMILIH INDUK JANTAN DAN BETINA A. Lembar Informasi
Judul Modul : Pemijahan Ikan
Kompetensi 2. : Memilih induk jantan dan betina
A. Informasi Pokok
Pada beberapa spesies terdapat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh spesies lainnya, ciri marfologis pada ikan arwana bersifat monomorfik (penampilan jantan dan betina sama) sehingga pemijahan secara semi buatan atau buatan sulit untuk dilakukan. Pada umumnya ciri dimorfik (penampilan jantan dan betina dapat dibedakan) antara lain :
Ciri induk ikan hias betina yang siap pijah : - Bagian perut membesar
- Alat kelamin memerah - Gerakannya lamban
- Warnanya tidak secemerlang jantan Ciri induk ikan hias jantan yang siap pijah : - Warna cemerlang
- Alat kelamin memerah - Gerakan lincah - Bagian tubuh ramping - Sirip lebih panjang
Contoh gambar induk jantan dan betina:
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 16
Ikan Menvis
Ikan Synodontis
Ikan Coridoras
Pemilihan induk jantan dan betina dimulai pada usia dewasa, pada ikan moli, cupang, tetra, pertumbuhan induk jantan lebih lambat namun pertumbuhan siripnya lebih panjang dan lebar dibanding induk betina.
Pada ikan diskus warna tubuh induk jantan lebih gelap dibandingkan induk yang betina dan pada kepalanya terdapat pita yang berkelok-kelok berwarna biru cerah melilit sampai perut dan punggung sedangkan pada ikan betina pita itu hanya sedikit.
B. Informasi Penunjang
Induk jantan dan betina yang siap dipijahkan harus cukup umur. Induk ikan arwana yang dapat dipijah biasanya berumur 8 – 9 tahun, pada ikan moli, tetra dan guppy sebaiknya usia tidak kurang dari 6 bulan dengan panjang tubuh betina minimal 5 cm sedangkan jantan 3 cm.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 17
B Lembar Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Pemijahan Ikan
Kompetensi 2. : Memilih induk jantan dan betina
Alat dan Bahan : 1. Alat : Serokan Induk, Baskom/ Bak plastik 2. Bahan : Induk siap pijah jantan dan betina Informasi : Analisa fisik dan biologis induk ikan hias matang gonad
Waktu : 1 JP @ 45 menit
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
1. Menyesuaikan persyaratan fisik dan biologis induk ikan hias matang gonad secara alami
1. Induk jantan dan betina yang matang gonad dilihat/ diamati dan dibedakan secara visual di dalam wadah 2. Induk matang gonad siap pijah dipilih berdasarkan
persyaratan yang dibutuhkan
LCD, Laptop, flipchart, wireless, gambar, foto, alat peraga, serta alat dan bahan praktek. 2. Menyesuaikan
persyaratan fisik dan biologis induk ikan hias matang gonad secara semi buatan dan buatan
1. induk jantan dan betina yang matang gonad dilihat/ diamati dibedakan secara visual di dalam wadah dengan menggunakan kateter/ kanula, dan striping untuk jantan 2. Induk matang gonad siap pijah dipilih.
LCD, Laptop, flipchart, wireless, gambar, foto, alat peraga, serta alat dan bahan praktek.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 18
C. Lembar Evaluasi
Nama Peserta :
Judul Modul : Memilih Induk Ikan Hias Siap Pijah Kompetensi 2. : Memilih induk jantan dan betina
Tugas:
Jelaskan perbedaan fisik antara induk jantan dan betina yang siap pijah secara alami !
Nilai K : Kompeten BK : Belum Kompeten
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 19
D. Lembar Kemajuan Berlatih
Nama Peserta :
Judul Modul : Pemijahan Ikan
Kompetensi 2. : Memilih induk jantan dan betina
No. Kriteria
UnjukKerja Urutan Kerja
Tingkat Kemajuan
Yang Dicapai Catatan
K BK 1. Menyesuaikan persyaratan fisik dan biologis induk ikan hias matang gonad secara alami
1. Induk jantan dan betina yang matang gonad dilihat/ diamati dan dibedakan secara visual di dalam wadah 2. Induk matang gonad
siap pijah dipilih berdasarkan persyaratan yang dibutuhkan 2. Menyesuaikan persyaratan fisik dan biologis induk ikan hias matang gonad secara semi buatan dan buatan
1. induk jantan dan betina yang matang gonad dilihat/ diamati dibedakan secara visual di dalam wadah dengan menggunakan kateter/ kanula, dan striping untuk jantan 2. Induk matang gonad
siap pijah dipilih.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 21
BAB IV.
MEMASUKKAN INDUK JANTAN DAN BETINA KE DALAM WADAH DENGAN PERBANDINGAN YANG TELAH DITETAPKAN A. Lembar Informasi
Judul Modul : Pemijahan Ikan Elemen
Kompetensi
: Memasukkan induk jantan dan betina ke dalam wadah dengan perbandingan yang telah ditetapkan
A. Informasi Pokok
Pada ikan perbedaan antara jantan dan betina banyak yang tidak jelas. Dengan demikian diperlukan ketelitian dan pengalaman serta pembelajaran untuk memasangkan induk dalam memijahkannya. Perbandingan induk jantan dan betina sangat tergantung dari jenis atau spesies ikannya. Beberapa spesies ada yang memiliki perbandingan homogen (sama) antara jantan dan betina, ada spesies yang perbandingan jantannya lebih banyak dibandingkan dengan betina, namun ada pula yang sebaliknya. Perbandingan induk jantan dan betina ini akan mempengaruhi kualitas hasil pemijahan. Kualitas ini dilihat dari tingkat keberhasilan pembuahan atau fertilisasi. Bila perbandingan induk jantan dan betina tepat dan ideal maka derajat pembuahannya akan tinggi, namun bila tidak tepat maka yang terjadi adalah sebaliknya atau inefisiensi dalam pemijahan. Setelah menetapkan perbandingan induk jantan dan betina berdasarkan spesies, ukuran ikan, dan kapasitas wadah maka dapat dilanjutnya dengan memasukkan pasangan indukan tersebut ke dalam wadah pemijahan.
B. Informasi Penunjang
Perbandingan jantan dan betina yang berbeda pada tiap spesies umumnya dipengaruhi oleh kuantitas sel-sel kelamin yang dihasilkan serta tingkah laku tiap-tiap spesies. Pada ikan arwana, pasangan massal perbandingan jantan dan betina dalam satu kolam dapat mencapai 2:3 dan penebaran induk sebaiknya serentak. Pada ikan tetra, jumlah induk yang dapat dikawinkan pada setiap akuarium adalah 5 pasang yang terdiri dari 5 jantan dan 5 betina atau menggunakan perbandingan jantan dan betina 1:2. Pada jenis gurame, perbandingan jantan dan betina adalah 1:1 sedangkan pada ikan frontosa 1 jantan berbanding 4 betina. Pada jenis guppy, perbandingan jantan dan betina adalah 1:10
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 22
jadi pada bak ukuran 1 m x 2 m dapat dimasukkan hingga 200 ekor betina dan 20 ekor jantan.Pada ikan hias yang berukuran besar seperti ikan koi perbandingan jantan dan betina adalah 3 : 1.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 23
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Pemijahan Ikan Elemen
Kompetensi
: Memasukkan induk jantan dan betina ke dalam wadah dengan perbandingan yang telah ditetapkan
Alat dan Bahan :
1. Alat : Blower atau Hi-Blow dan instalasi aerasi (batu aerasi, selang aerasi), serokan induk, selang penyedot (sifon), sarung tangan.
2. Wadah : Wadah untuk menampung induk: bak fiber/ bak plastik/ bak semen/ kolam tanah/ akuarium (tergantung jenis dan ukuran ikan)
3. Bahan : Induk siap pijah
4. Media : Air (air sumur/ air pam) bersih yang sudah ditampung dan diaerasikan
Informasi :
Perbandingan induk jantan dan betina dalam persyaratan teknis pemijahan
Waktu : 1 JP @ 45 menit
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
1. Memasukkan induk jantan dan betina kedalam wadah untuk pemijahan secara alami dengan perbandingan yang telah ditetapkan
1. Induk jantan dan betina yang telah siap pijah diserok menggunakan serokan induk secara hati-hati
2. Induk jantan dan betina dalam wadah terbatas (akuarium/ bak kecil) dimasukkan
berdasarkan jenis ikan (contoh: 1 jantan: 1 betina, 1 jantan : 2 betina, 2 jantan : 1 betina, dan seterusnya) 3. Induk jantan dan betina
dalam wadah berkapasitas besar Induk ikan, serokan induk, wadah (akuarium/ bak/ baskom)
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 24
(kolam/ bak besar) dimasukkan secara massal tanpa perbandingan jantan dan betina (contoh: ikan rainbow)
2. Memasukkan induk jantan dan betina kedalam wadah untuk pemijahan secara semi buatan dengan
perbandingan yang telah ditetapkan (contoh: ikan redfin shark, botia lokahata)
1. Induk jantan dan betina yang telah siap pijah diserok menggunakan serokan induk secara hati-hati
2. Induk jantan dan betina dalam wadah pemijahan dimasukkan berpasangan setelah penyuntikan Induk ikan, serokan induk, wadah (akuarium/ bak) 3. Memasukkan induk jantan dan betina kedalam wadah untuk pemijahan secara semi buatan dengan
perbandingan yang telah ditetapkan (contoh: ikan botia)
1. Induk jantan dan betina yang telah siap pijah diserok menggunakan serokan induk secara hati-hati
2. Induk jantan dan betina dimasukkan dalam wadah sebelum penyuntikan
3. Induk jantan dan betina dipisahkan dan dimasukkan ke dalam wadah masing-masing setelah striping Induk ikan, serokan induk, wadah (akuarium/ bak)
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 25
C. Lembar Evaluasi
Nama Peserta :
Judul Modul : Pemijahan Ikan
Elemen Kompetensi
: Memasukkan induk jantan dan betina ke dalam wadah dengan perbandingan yang telah ditetapkan
Tugas:
Jelaskan mengapa perlu ada perbandingan induk jantan dan betina untuk pemijahan!
Nilai K: Kompeten
BK: Belum Kompeten
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 26
D. Lembar Kemajuan Berlatih
Nama Peserta :
Judul Modul : Pemijahan Ikan
Elemen Kompetensi
: Memasukkan induk jantan dan betina ke dalam wadah dengan perbandingan yang telah ditetapkan No. Kriteria UnjukKerja Urutan Kerja Tingkat kemajuan yg dicapai Catatan K BK 1. Memasukkan induk jantan dan betina kedalam wadah untuk pemijahan secara alami dengan perbandingan yang telah ditetapkan
1. Induk jantan dan betina yang telah siap pijah diserok
menggunakan serokan induk secara hati-hati
2. Induk jantan dan betina dalam wadah terbatas (akuarium/ bak kecil) dimasukkan berdasarkan jenis ikan (contoh: 1 jantan: 1 betina, 1 jantan : 2 betina, 2 jantan : 1 betina, dan seterusnya) 3. Induk jantan dan
betina dalam wadah berkapasitas besar (kolam/ bak besar) dimasukkan secara massal tanpa perbandingan jantan dan betina (contoh: ikan rainbow) 2. Memasukkan induk jantan dan betina kedalam wadah untuk
1. Induk jantan dan betina yang telah siap pijah diserok
menggunakan serokan induk secara
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 27 pemijahan secara semi buatan dengan perbandingan yang telah ditetapkan (redfin shark, botia lokahata) hati-hati
2. Induk jantan dan betina dalam wadah pemijahan dimasukkan berpasangan setelah penyuntikan 3. Memasukkan induk jantan dan betina kedalam wadah untuk pemijahan secara semi buatan dengan perbandingan yang telah ditetapkan (contoh: ikan botia)
1. Induk jantan dan betina yang telah siap pijah diserok
menggunakan serokan induk secara hati-hati
2. Induk jantan dan betina dimasukkan dalam wadah sebelum penyuntikan
3. Induk jantan dan betina dipisahkan dan dimasukkan ke dalam wadah masing-masing setelah striping Keterangan : Nilai K : Kompeten BK : Belum Kompeten
Paraf Peserta : ………….. Paraf Pelatih :
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 29
BAB V.
MEMASUKKAN SUBSTRAT KE DALAM WADAH PEMIJAHAN SESUAI PROSEDUR PEMIJAHAN DAN JENIS IKAN HIAS A. Lembar Informasi
Judul Modul : Pemijahan Ikan Elemen
Kompetensi
: Memasukkan substrat ke dalam wadah pemijahan sesuai prosedur pemijahan dan jenis ikan hias
A. Informasi Pokok
Substrat dalam wadah pemijahan digunakan untuk sarang atau shelter sebagai alau untuk peletakkan telur. Jenis substrat dapat bermacam-macam seperti tanaman air, potongan paralon, ijuk, daun-daun kering, potongan pot berlubang, mop rafia, batu, bunga, dan lain-lain. Waktu memasukkan substrat dilakukan sebelum proses pemijahan berlangsung. Ada lima kelompok ikan yang dilihat berdasarkan cara meletakkan telur yaitu kelompok yang mengubur telur, menghamburkan telur, membangun sarang, menggantungkan telur dan kelompok yang meletakkan telur.
Sarang dari raffia
B. Informasi Penunjang
Beberapa spesies memiliki tingkah laku pemijahan yang berbeda, pada ikan karper seperti koi, maskoki, dan komet, ikan-ikan sumatera, ikan-ikan-ikan-ikan barbus, dan golongan ikan-ikan carachin umumnya menghamburkan telur secara berserakan di dasar perairan maka sebaiknya diberikan substrat seperti tanaman air, rumput kering atau rafia ijuk. Hal penting yang harus diperhatikan adalah kebiasaan banyak spesies ikan yang memakan telurnya sehingga pemisahan induk dengan telunya mutlak dilakukan kecuali pada ikan-ikan yang mengasuh larvanya seperti discus dan maanvis.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 30
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Pemijahan Ikan Elemen
Kompetensi
: Memasukkan substrat ke dalam wadah pemijahan sesuai prosedur pemijahan dan jenis ikan hias
Alat dan Bahan :
1. Alat dan bahan : Substrat/shelter/ sarang berupa: tanaman air/ potongan paralon/ potongan pot berlubang/ ijuk dll, Larutan PK (Kalium Permanganat) 1 ppm, air garam 5-10 ppt
2. Wadah : Wadah untuk menampung shelter: bak fiber/ bak plastik/ bak semen/ kolam tanah/ akuarium (tergantung jenis dan ukuran ikan)
3.Media : Air (air sumur/ air pam) bersih yang sudah ditampung dan diaerasikan
Informasi :
Prosedur penggunaan substrat untuk pemijahan
Waktu : 2 JP @ 45 menit
No. Kriteria Unjuk
Kerja
Urutan kerja/kegiatan Alat Bantu
1. Memasukkan substrat dimasukkan ke dalam wadah pemijahan secara alami
1. Substrat/ sarang/ shelter sebaiknya dicuci dengan air bersih sebelum digunakan. Bila perlu direndam dalam pk/ air garam selama beberapa jam
2. Substrat/ shelter/ sarang dimasukkan ke dalam wadah berdasarkan jenis dan tipe ikan (substrat tenggelam/mengapung) 3. Substrat dimasukkan setelah diketahui kematangan gonad sebelum pemijahan substrat/ shelter/ sarang (tanaman air/ potongan paralon/ ijuk, dll), wadah, PK atau garam
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 31 2. Memasukkan substrat dimasukkan kedalam wadah pemijahan secara semi buatan dan buatan
1. substrat/ sarang/ shelter sebaiknya dicuci dengan air bersih sebelum digunakan. Bila perlu direndam dalam pk/ air garam selama beberapa jam
2. Substrat/ shelter/ sarang dimasukkan ke dalam wadah berdasarkan jenis dan tipe ikan (substrat tenggelam/mengapung) 3. Substrat dimasukkan
sebelum penyuntikan dan pemijahan
Koi memijah dalam shelter
Cupang meletakkan telur pada sarang akar tanaman air substrat/ shelter/ sarang (tanaman air/ potongan paralon/ ijuk, dll), wadah, PK atau garam
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 32
C. Lembar Evaluasi
Nama Peserta :
Judul Modul : Pemijahan Ikan.
Elemen Kompetensi
: Memasukkan substrat ke dalam wadah pemijahan sesuai prosedur pemijahan dan jenis ikan hias
Tugas:
Jelaskan perbedaan waktu masuknya substrat antara pemijahan alami dan buatan !
Keterangan :
Nilai K : Kompeten
BK : Belum Kompeten
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 33
D. Lembar Kemajuan Berlatih
Nama Peserta :
Judul Modul : Pemijahan Ikan
Elemen Kompetensi
: Memasukkan substrat ke dalam wadah pemijahan sesuai prosedur pemijahan dan jenis ikan hias
No. Kriteria UnjukKerja Urutan Kerja Tingkat kemajuan yg dicapai Catatan K BK 1. Memasukkan substrat dimasukkan ke dalam wadah pemijahan secara alami 1. Substrat/ sarang/ shelter sebaiknya dicuci dengan air bersih sebelum digunakan. Bila perlu direndam dalam pk/ air garam selama beberapa jam 2. Substrat/ shelter/
sarang dimasukkan ke dalam wadah
berdasarkan jenis dan tipe ikan (substrat tenggelam/mengapung) 3. Substrat dimasukkan setelah diketahui kematangan gonad sebelum pemijahan 2. Memasukkan substrat dimasukkan kedalam wadah pemijahan secara semi buatan dan buatan 1. Substrat/ sarang/ shelter sebaiknya dicuci dengan air bersih sebelum digunakan. Bila perlu direndam dalam pk/ air garam selama beberapa jam 2. Substrat/ shelter/
sarang dimasukkan ke dalam wadah
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 34
berdasarkan jenis dan tipe ikan (substrat tenggelam/mengapung) 3. Substrat dimasukkan sebelum penyuntikan dan pemijahan Keterangan : Nilai K : Kompeten BK : Belum Kompeten
Paraf Peserta : ………….. Paraf Pelatih :
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 35
BAB VI.
MEMPERLAKUKAN KONDISI LINGKUNGAN SESUAI HABITAT PEMIJAHAN IKAN DI ALAM
A. Lembar Informasi
Judul Modul : Pemijahan Ikan Elemen
Kompetensi
: Memperlakukan kondisi lingkungan sesuai habitat pemijahan ikan di alam
A. Informasi Pokok
Ikan berbeda dengan binatang darat karena ikan mampu beradaptasi dengan lingkungan air, suhu, oksigen terlarut, serta pakan. Pemijahan alami pada ikan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang sesuai dengan habitat aslinya di alam. Pada ikan tertentu seperti black ghost, pergantian air tidak harus sering dilakukan karena ikan ini cenderung toleran terhadap kondisi air. Sebagai contoh, pada ikan botia, keadaan remang-remang cahaya dan suhu yang cukup rendah sangat kondusif dan mampu merangsang pemijahan. Sedangkan ikan arwana dapat dirangsang kondisi lingkungannya dengan derajat keasaman dan kekerasan/kesadahan rendah.
B. Informasi Penunjang
Beberapa spesies ikan memiliki kondisi lingkungan yang dapat dimanipulasi dalam kisaran sebagaimana habitatnya di alam. Dalam memanipulasi lingkungan, kondisi lingkungan yang dimaksud dapat bermacam-macam salah satunya seperti yang tertera pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Habitat asli beberapa jenis ikan hias air tawar pada kisaran keasaman dan kekerasan air
Habitat Asli Keasaman (Ph) Kekerasan (Mg/L Cac03) Jenis Ikan Amazon, Sungai Di Asia Tenggara (Termasuk Indonesia) 6,0—7,5 50 Angelfish, Botia, Diskus, Rasbora, Killifish, Tetra, Ramiresi, Piranha Sungai-Sungai Di Meksiko
7,0—8,0 150—300 Molly, Maskoki, Koi, Guppy, Platy, Rainbow Daerah Terumbu
Florida, Danau Tanganyika, Dan Danau Malawi (Afrika)
8,0—9,0 300—450 Siklid Afrika (Hemi-Chromis,
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 36
Amazon, Asia, Indone-sia Timur, Afrika
6,5—8,5 50—350 Blue Acara, Corydoras, Siklid, Gurami, Barbus, Betta (Cupang), Rainbow
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 37
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Pemijahan Ikan Elemen
Kompetensi
: Memperlakukan kondisi lingkungan sesuai habitat pemijahan ikan di alam
Alat dan Bahan :
1. Alat : termometer, heater/pemanas, AC, peneduh/paranet
2. Wadah : Wadah untuk menampung shelter: bak fiber/ bak plastik/ bak semen/ kolam tanah/ akuarium (tergantung jenis dan ukuran ikan)
3.Media : Air (air sumur/ air pam) bersih yang sudah ditampung dan diaerasikan
Informasi :
Penyesuaian kondisi lingkungan sesuai habitat di alam untuk pemijahan Waktu : 1 JP @ 45 menit
No. Kriteria Unjuk Kerja Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
1. Memperlakukan kondisi lingkungan pemijahan ikan berdasarkan fotoperiode (gelap-terang) 1. Kondisi lingkungan pemijahan disesuaikan berdasarkan
fotoperiode (di dalam atau di luar ruangan) 2. Ikan dikondisikan di luar
ruangan untuk ikan-ikan yang memiliki
fotoperiode alami ( contoh: arwana, koi, guppy, tetra, maskoki, rainbow, balashark) 3. Ikan dikondisikan di dalam ruangan untuk yang memiliki fotoperiode tertentu, remang-remang atau tanpa cahaya (contoh: botia, maanvis, cupang)
Ruangan, wadah pemijahan
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 38 2. Memperlakukan kondisi lingkungan pemijahan berdasarkan kondisi suhu 1. kondisi suhu disesuaikan berdasarkan habitat jenis ikan
2. Ikan dalam ruangan dikondisikan dalam ruangan ber-AC atau air dingin untuk ikan yang hidup dalam suhu rendah (contoh:botia), sedangkan ikan diluar ruangan dikondisikan dibawah teduhan (contoh: guppy, tetra, koi)
3. Ikan di dalam ruangan dikondisikan dengan air yang cukup hangat dengan diberi heater/ pemanas/ lampu (contoh: maanvis) sedangkan bila diluar ruangan tidak diberi teduhan (contoh: arwana) Termometer, heater/ pemanas, lampu, AC, ruang gelap, penutup wadah) 3. Memperlakukan kondisi lingkungan pemijahan berdasarkan kondisi pH/ derajat keasaman
1. Karang atau kapur ditambahkan dalam air untuk ikan yang menyukai pH basa > 7,0 (contoh: rainbow, alligator, molly, guppy) 2. Batang pakis/ daun
ketapang/ gambut ditambahkan dalam air untuk ikan yang menyukai pH asam < 7,0 (contoh: cupang, arwana, black ghost)
Karang/ kapur, batang pakis/ daun ketapang/ gambut
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 39
C. Lembar Evaluasi
Nama Peserta :
Judul Modul : Pemijahan Ikan
Elemen Kompetensi
: Memperlakukan kondisi lingkungan sesuai habitat pemijahan ikan di alam
Tugas:
Jelaskan kondisi lingkungan apa saja yang dapat dikondisikan untuk pemijahan ikan!
Nilai K : Kompeten BK : Belum kompeten
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 40
D. Lembar Kemajuan Berlatih
Nama Peserta :
Judul Modul : Pemijahan Ikan
Elemen Kompetensi
: Memperlakukan kondisi lingkungan sesuai habitat pemijahan ikan di alam
No. Kriteria UnjukKerja Urutan Kerja Tingkat kemajuan yg dicapai Catatan K BK 1. Memperlakukan kondisi lingkungan pemijahan ikan berdasarkan fotoperiode (gelap-terang) 1. kondisi lingkungan pemijahan disesuaikan berdasarkan
fotoperiode (di dalam atau di luar ruangan) 2. Ikan dikondisikan di
luar ruangan untuk ikan-ikan yang memiliki fotoperiode alami ( contoh: arwana, koi, guppy, tetra, maskoki, rainbow, balashark) 3. Ikan dikondisikan di dalam ruangan untuk yang memiliki fotoperiode tertentu, remang-remang atau tanpa cahaya (contoh: botia, maanvis, cupang) 2. Memperlakukan kondisi lingkungan pemijahan berdasarkan kondisi suhu 1. kondisi suhu disesuaikan berdasarkan habitat jenis ikan
2. Ikan dalam ruangan dikondisikan dalam ruangan ber-AC atau air dingin untuk ikan yang hidup dalam
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 41
suhu rendah (contoh:botia), sedangkan ikan diluar ruangan dikondisikan dibawah teduhan (contoh: guppy, tetra, koi)
3. Ikan di dalam ruangan dikondisikan dengan air yang cukup hangat dengan diberi heater/
pemanas/ lampu (contoh: maanvis) sedangkan bila diluar ruangan tidak diberi teduhan (contoh: arwana) 3. Memperlakukan kondisi lingkungan pemijahan berdasarkan kondisi pH/ derajat keasaman
1. Karang atau kapur ditambahkan dalam air untuk ikan yang menyukai pH basa > 7,0 (contoh: rainbow, alligator, molly, guppy) 2. Batang pakis/ daun
ketapang/ gambut ditambahkan dalam air untuk ikan yang menyukai pH asam < 7,0 (contoh: cupang, arwana, black ghost)
Keterangan :
Nilai K : Kompeten BK : Belum Kompeten
Paraf Peserta : ………….. Paraf Pelatih :
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 43
BAB VII PENUTUP
Modul ini disusun sebagai acuan dalam proses belajar mengajar pada mata diklat “Pemijahan Ikan”. Modul ini digunakan dalam pelatihan Pemijahan Induk Ikan Hias, dan diharapkan modul ini dapat diterapkan pada unit kerja masing-masing, sehingga tujuan dan sasaran pelatihan dapat tercapai dengan baik.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 44
DAFTAR PUSTAKA
Bangalore, I. Sundararaj. and S. Vasal. 1976. Photoperiod and temperature control in the regulation of reproduction in the female catfish, Hetyeropneustus fosilis. J. Fish Res. Board. Can. 33:959-973.
Hails A.J. and Z. Abdullah. 1982. Reproductive biology of the tropical fish, Trichogaster pectoralis (Regan). J. Fish. Biol. 21:157-170.
Hardjamulia A. 1992. Teknologi pembenihan ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni) secara terkontrol. Seri Pengembangan Hasil penelitian perikanan. No. PHP/KAN/PATEK/001/1992. Balitbang Pertanian 25pp.
Komarudin O. and J. Slembrouck. 2003. Fish health management. In. Technical Manual for Artificial Propagation of the Indonesian Catfish, Pangasius jambal. Edited by. J. Slembrouck, O. Komarudin, Maskur and M. legendre. IRD dan Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta .11-124.
Kuo C. M., C. E. Nash and Z. H. Shehadeh. 1974. The effects of temperature and photoperiod on ovarian development in captive grey mullet (Mugil cephalus L.). Aquaculture 3: 25-43.
Lam T. J. 1983. Environmental influences on gonadal activity in fish. In. Fish Physiology W. S. Hoar; D. J. Randall and E.M. Donaldson (Editors). Academic Press.New York -Toronto. 65-101.
Lam T. J. 1995. Induced spawning in fish. In. Cheng and Chiu (Editors): Reproduction and Culture of Milkfish. The Oceanic Institute and Tungkang marine Laboratory. Taiwan. 14 - 46.
Lesmana D.S dan I. Dermawan. 2001. Budidaya ikan hias air tawar popular. Cet. II. Penebar Swadaya. Jakarta 160. hal.
Lingga P. dan H. Susanto. 1989. Ikan Hias Air tawar. PN Penebar Swadaya. Jakarta. 55 - 59.
Satyani D. L. dan D. Daelami 2009. Panduan Lengkap Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya. Jakarta.266 hal.
Woynarowich E. and L. Hovartyh. 1980. The artificial propagation of warmwater finfishes. A manual for extension. Fisheries Technical Paper. No. 201. FAO. Rome.617.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 45
Zairin M. Jr. 2003. Endokrinologi dan perannya bagi masa depan perikanan Indonesia. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi Reproduksi dan Endokrinologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB. Bogor. 55 hal.
Zonneveld N.; Rustidja; W. A. J. Viveen and W. Mudana. 1988. Induced spawning and egg incubation of the asian catfish, Clarias batrachus. Aquaculture 74: 41-47.
Modul Pemijahan Ikan Halaman - 46
TIM PENYUSUN MODUL
No. Nama Institusi
1. Priyantini Dewi, SE., MM. Pusat Pelatihan KP 2. Lusia Dwi Hartiningsih, A.Pi Pusat Pelatihan KP 3. Dra. Darti Satyani, MS Balitbang Budidaya Ikan Hias - Depok 4. Nina Meilisza, S.Pi Balitbang Budidaya
Ikan Hias - Depok
5. Rika Putri, S.St.Pi BPPP Tegal
6. Ady Sabana, S.Pi., M.Sc. Pusat Pelatihan KP
7. Suhana SE. Pusat Pelatihan KP
8. Christien Natalia T., S.St.Pi. Pusat Pelatihan KP 9. Helmi Nugraha P., A.Md. Pusat Pelatihan KP