• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Kedokteran Hewan Vol. 30, No. 1, Januari 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Media Kedokteran Hewan Vol. 30, No. 1, Januari 2014"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pemberian Ekstrak Etanol Biji Pepaya ( Carica papaya ) pada Tikus Betina ( Rattus novergicus ) Sebagai Alternatif Bahan Antifertilitas Terhadap Folikulogenesis,

Kualitas Sel Telur dan Angka Fertilisasi

Grant of Ethanol Extract of Seeds Papaya (Carica Papaya) in Female Rats (Rattus Novergicus) as an Alternative Antifertility Material To Fertilization Number

Yenny Puspitasari1, Byba Melda Suhita1, Pudji Srianto2, Widjiati2 1Fakultas Keperawatan STIKes Surya Mitra Husada

2Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Jalan Manila No 37 PLN Sumberece, Kediri Telp. 0354695130

Email : yenny_puspita80@yahoo.co.id

Abstrak

Indonesia merupakan negara berkembang dengan masalah kepadatan penduduk peringkat empat dunia. Usaha yang dilakukan untuk menekan pertumbuhan penduduk melalui Keluarga Berencana. Sebagai upaya mensukseskan Keluarga Berencana dengan mengembangkan bahan baku antifertilitas bahan alam dari pepaya. Tujuan penelitian ini mempelajari efek ekstrak etanol biji pepaya terhadap antifertilitas pada mencit betina. Manfaat penelitian ini memberi informasi tentang manfaat ekstrak etanol biji pepaya sebagai antifertilitas pada hewan dan memberi alternatif ekstrak etanol biji pepaya sebagai obat kontrasepsi. Penelitian ini menggunakan post-test only control group. Sampel diambil secara acak. Variabel bebas adalah ekstrak etanol biji pepaya dalam berbagai dosis. Variabel dependen adalah angka fertilisasi. Analisis data untuk menentukan angka fertilisasi dilakukan dengan uji ANAVA satu arah. Pemberian ekstrak etanol dari biji pepaya dalam dosis 100 mg/kg, 200 mg/kg, 300mg/kg menunjukkan penurunan angka fertilisasi dan tidak ada perbedaan angka fertilisasi antar perlakuan setelah memperoleh ekstrak etanol biji pepaya. Hal ini ditunjukkan dari nilai p = 0,000 α = 0,0. Pemberian ekstrak etanol biji pepaya adalah menyebabkan infertilitas, menurunkan angka fertilisasi pada tikus betina.

Kata kunci : ekstrak etanol biji pepaya , folikulogenesis , kualitas sel telur , angka fertilisasi Abstract

Indonesia is a developing country with population density problem occupies the fourth rank of the world. One effort made to suppress the population growth is through family planning. One of the efforts to succeed family planning is the development of raw

(2)

materials from papaya for antifertility natural ingredients. The purpose of this research was to study the effects of ethanol extract of papaya seeds on antifertility in female rats. The benefits of this research was to provide information about the use of ethanol extract of papaya seeds as antifertility in animals and make ethanol extract of papaya seeds as an alternative contraceptive drug. This study used post-test only control group design. Samples were taken in random. The independent variable was ethanol extract of papaya seeds in various doses. The dependent variables were folliculogenetic examination, increase infertility, decresed quality egg and fertilization number. Data analysis to determine the different mean number of follicles, increase infertility, decresed quality egg and fertilization number weer performed with one-way ANAVA test. Ethanol extract of papaya seeds in dose of 100 mg/kg, 200 mg/kg, 300 mg/kg decrease fertilization number and no difference in fertilization number. It is shown from the value of p = 0.000 α = 0.05. Ethanol extract of papaya seeds is infertility, decrease fertilization number, causing infertility in female rats.

Keywords: ethanol extract of papaya seeds, folliculogenesis, infertility, eggs quality, number

fertilization

Pendahuluan

Untuk menekan pertumbuhan penduduk di Indonesia salah satu cara adalah melalui program Keluarga Berencana. Banyak program Keluarga Berencana yang ditawarkan saat ini antara lain alat kontrasepsi wanita, yaitu tablet, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), foam tablet (vaginal tablet) dan sebagainya (Meles dan Sastrowardoyo, 2001). Salah satu jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah kontrasepsi oral yaitu dengan mengkonsumsi obat atau pil. Namun kandungan kimia yang terdapat didalam pil dapat menyebabkan efek samping pada pengguna obat tersebut.

Upaya alternatif untuk mensukseskan program KB, salah satunya dengan memperbaiki bahan baku obat antifertilitas yang mempunyai efek samping seminimal mungkin dan memberi khasiat maksimum, diantaranya obat antifertilitas yang berasal

dari tanaman, mengingat Indonesia kaya akan berbagai macam tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat antifertilitas. Selama ini bahan baku masih diimpor dari luar negeri, dengan demikian swasembada dalam penyediaan bahan baku obat antifertilitas mempunyai arti yang sangat penting. Pemanfaatan tanaman sebagai bahan baku obat di Indonesia telah dilakukan sejak dahulu, terutama sebagai bahan baku obat tradisional menunjukkan kecenderungan untuk meningkat pemanfaatannya (Uddin, 2004; Wurlina, 2005).

Berbagai jenis tumbuhan liar ada di Indonesia dapat dijadikan bahan alami untuk membuat obat kontrasepsi. Obat-obat alami tersebut diharapkan aman jika dikonsumsi oleh masyarakat tanpa menimbulkan bahaya efek samping yang merugikan (Astirin dan Muthmainah, 2002). Diantara berbagai jenis tumbuhan liar yang dapat digunakan sebagai obat

(3)

tradisional yang penting untuk diteliti adalah tanaman pepaya (Carica papaya l). Kandungan kimia yang terdapat pada pepaya adalah mengandung spektrum yang luas dari phytochemical termasuk, polisakarida, vitamin, mineral, enzim, protein, alkaloid, glikosida, lemak dan minyak, lektin, saponin, flavonoid, sterol, dll (Krisna et al., 2008).

Bahan aktif pepaya yaitu triterpenoid saponin yang merupakan salah satu turunan steroid, bahan aktif steroid dan triterpenoid diduga sebagai bahan aktif yang bekerja sebagai faktor antifertilitas. Kedua bahan aktif tersebut diduga mampu mengakibatkan gangguan pada jalur hipotalamus hipofise yang selanjutnya mengakibatkan gangguan sekresi GnRH yang kemudian akan berpengaruh terhadap pembentukan, perkembangan dan pematangan folikel (Limbong, 2007; Garor et al., 2009; Borrow

et al., 2001). Bahan antifertilitas yang

bekerja pada poros hipothalamus-hipofise-ovarium mempunyai aktifitas gonadotropin, dengan mekanisme umpan balik negatif dari hipothalamus yang menyebabkan penurunan produksi GnRH. Hal ini akan berpengaruh pada sekresi FSH dan LH dari hipofisa anterior, sehingga sekresi FSH dan LH rendah, dimana kedua hormon ini sangat berpengaruh dalam pembentukan, perkembangan dan pematangan folikel ovarium serta proses ovulasi (Gomes, 2001 dalam Wurlina dkk, 2005). Triterpenoid adalah turunan lipid yang dianggap berperan sebagai senyawa antara dalam biosintesis steroid, senyawa ini harus dibuat sekurang-kurangnya dalam jumlah kecil oleh semua makhluk yang mensintesis steroid. Dalam jumlah

besar zat aktif triterpenoid yang merupakan turunan lipid diduga mampu menyebabkan penghambatan pelepasan LH dan FSH. Menurut Francis et al., (2002) saponin mempunyai pengaruh negatif terhadap reproduski ternak seperti aborsi atau kematian, menyebabkan steril dan penghentian proses kebuntingan. Saponin berperan besar dalam pengeluaran hormon luteinizing. Saponin steroid secara langsung menghambat kerja gen yang bertanggungjawab dalam proses steroidogenesis dan menekan perkembangan sel granula yang diatur oleh hormon perangsang folikel dalam ovarium.

Sebagai upaya pendayagunaan sumber daya alam nabati sebagai bahan obat, serta guna menunjang program nasional dalam bidang keluarga berencana maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak etanol biji pepaya (Carica

papaya) terhadap angka fertilisasi pada

tikus betina (Rattus novergicus).

Metode Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan post test only control group

design. Sampel diambil secara acak.

Penelitian efek ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya linn) ini dilakukan pada tikus (Rattus novergicus) yang berjumlah 7 ekor/kelompok, terbagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif dan 3 kelompok perlakuan. Perlakuan terdiri dari P1 (diberikan CMCNa 0,5%), P2 (ekstrak etanol biji pepaya 100 mg/kg BB), P3 (ekstrak etanol biji pepaya 200 mg/kg BB), P4 (ekstrak etanol biji pepaya 300 mg/kg BB), P5 (2,5

(4)

mg Ethinylestradiol dan 0,15 mg

Levonogestrel 0,2 mg/kg BB).

Variabel independen pemberian ekstrak etanol biji pepaya berbagai dosis. Variabel dependen pemeriksaan angka fertilisasi. Analisis data untuk mengetahui beda rata-rata angka fertilisasi dengan Uji Anava satu arah.

Hasil dan Pembahasan

Efek ekstrak etanol biji pepaya terhadap angka fertilisasi pada tikus (Rattus

novergicus)

Jumlah angka fertilisasi yang terdeteksi pada P1, P2, P3, P4, P5. Pada kelompok P2 dengan perlakuan 100 mg/kgBB jumlah angka fertilisasi yaitu mengalami lebih tinggi, sedangkan pada kelompok P3 dan P4 semakin tinggi dosis ekstrak etanol biji pepaya semakin menurun jumlah angka fertilisasi. Data jumlah angka fertilisasi disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik jumlah angka fertilisasi pada tikus pada berbagai kelompok perlakuan

Pada pemeriksaan angka fertilisasi didapatkan adanya penurunan seiring

kenaikkan dosis ekstrak etanol biji pepaya yang diberikan. Pada kelompok kontrol negatif angka fertilisasi tinggi, sedangkan pada kelompok kontrol negatif jumlah angka fertilisasi rendah setelah diberikan pil kontrasepsi kombinasi. Pada saat pengorbanan kelompok kontrol negatif tikus pada fase estrus, sehingga estrogen yang dihasilkan pada keadaan maksimal, sedangkan untuk mencit kelompok P2, P3, P4, P5 dikorbankan saat fase anestrus dimana kondisinya mengalami anovulasi sehingga estrogen yang dihasilkan pada keadaan minimal ( Kusumawati, 2004).

Menurut Udoh (1998) biji pepaya (Carica papaya) sebagai antifertilitas sudah diketahui sejak tahun 1970, menyebabkan kuantitas dan kualitas sperma menurun. Potensi antifertilitas ini diperkuat oleh adanya penelitian yang menunjukkan bahwa didalam biji pepaya terkandung senyawa antifertilitas yaitu saponin.

Bahan aktif pepaya yaitu triterpenoid saponin yang merupakan salah satu turunan steroid, bahan aktif steroid dan triterpenoid diduga sebagai bahan aktif yang bekerja sebagai faktor antifertilitas. Bahan aktif tersebut menyebabkan gangguan pada jalur hipotalamus hipofise, sehingga menyebabkan kualitas sel telur yang dihasilkan tidak matang optimal, hal ini terlihat setelah dilakukan fertilisasi in vitro angka fertilisasi yang dihasilkan rendah.

Kesimpulan

Ada perbedaan angka fertilisasi pada seluruh kelompok perlakuan, pada kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan ekstrak etanol biji papaya 100

(5)

mg/kg BB angka fertilisasi masih besar, sedangkan pada dosis 300 mg/kg BB angka fertilisasi lebih kecil sama dengan kelompok kontrol positif yang diberikan mycrogynon 2,5 mg/kg BB

Daftar Pustaka

Astirin OP dan Muthmainah. 2002. Struktur Histologis Ovarium Tikus (Rattus novergicus) Gravid Setelah Pemberian Ekstrak Momordica Charantia L. J. Pharmacon. Jakarta. 26-30

Burrow ME, Bone SM, Coelin BM, Meinik LI, Duana BN, Canter SW, Wiese TE, Cleveland TE and Mc. Lachlan JA. 2001. Phytochemical Gliceolins Isolated from Soy Medicine Antihormonal Effect Through Esterogen Receptor Alpha and Beta. J. Clin. Endocrinol. Metab. Apr. 86 (4) : 1750-1758.

Francis G, Kerem Z, Makkar HPS and Becker K. 2002. The Biological action of saponins in animal system: review. British Journal Of Nutrition 88:587-605.

Garor R, Abir R, Erman A, Felz C, Nitke and Fish B. 2009. Effect of Basic Fibroblast Grotwh Factor on In Vitro Development of Human Ovarian Primordial Follicles. Fertility and Sterility 91(5): 1967-1975.

Gomez Y, Velazques PN, Pelalta ID, Mendez MC, Vilchia F, Juarez MAO and Pedenernera E. 2001. Follicle Stimulating Hormone Regulates Steroigenic Enzymes in Culture Cells of The Chick Embryo

Ovary. Gen Comp Endocrinol. 121 (3).

Krishna KL, Paridhavi M and Patel JA. 2008. Review on Nutritional, medicinal and Pharmacological Properties of Papaya (Carica papaya Linn). Institute of Pharmacy. Nirma University of Science and Technology. Gujarat. India

Kusumawati D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 5-6, 49-50,67-68.

Limbong T. 2007. Pengaruh Ekstrak Ethanol Kulit Batang Pakettu (Ficus

superba Miq) Terhadap

Folikulogenesis Ovarium Mencit (Mus musculus). Dalam Abstrak Jurnal Penelitian. Surabaya : Universitas Airlangga

Meles DK dan Sastrowardoyo W. 2001. Efek Infusa Impatiens Balsamia Linn pada Stadium Pembelahan Sel (Cleavage) dalam Upaya Pencarian Obat Antifertilitas. PPOT. Lemlit. Universitas Airlangga. Surabaya. Uddin M. 2004. Pengaruh Pemberian

Ekstrak daun Jarong (Achyranthes aspera Linn) Per Oral terhadap Jumlah embrio Mencit. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya. Udoh P. 1998. Studies on Anfertility Effect

of Pawpaw Seeds (Carica papaya) on the Gonads of Male Albino Rats. Pub. Med. Departement of Biological Sciences. University of Calabar. Nigeria.

(6)

Wurlina. 2005. Pengaruh Antifertilisasi Achyranthes Aspera Linn Terhadap Perkembangan Siklus Folikel Ovarium Dan Siklus Folikel Ovarium Dan Siklus Vagina Pada Mencit (Mus musculus). Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Universitas Airlangga.

Gambar

Gambar  1.  Grafik  jumlah  angka  fertilisasi  pada  tikus  pada  berbagai  kelompok  perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Moratorium Tenaga Kerja yang berlaku untuk sektor informal terhadap

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Fase ke-1: orientasi siswa kepada masalah Fase ke-2: mengorganisasi kan siswa untuk belajar Fase ke-3: membimbing penyelidikan individual

Berita Acara Hasil Evaluasi dan Pembuktian Dokumen Kualifikasi untuk Paket Pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Simpul Antar Moda Stasiun Dan Terminal di Mangkang Tahun

Demikian penetapan hasil kualifikasi dan selanjutnya hasil kualifikasi tersebut akan diumumkan kepada seluruh peserta pelelangan melalui SPSE ProvinsiJawa Tengah. KETUA

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

Sasana Sewaka sebagai obyek penelitian merupakan inti dari kraton yang memiliki perjumpaan yang paling kental antara arsitektur Jawa dan arsitektur Eropa. Dari tinjauan

Menguraikan pengertian tentang Peran obat, factor- faktor yang mempengaruhi kerja obat dalam tubuh, apa pertimbangan dalam pemilihan dan pemberian obat, tujuan pembuatan