• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN TERJEMAHAN BAHASA JEPANG YANG TERDAPAT DALAM LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN JEPANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN TERJEMAHAN BAHASA JEPANG YANG TERDAPAT DALAM LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN JEPANG."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa Jepang yang

Terdapat Dalam Laporan Bulanan Perusahaan Jepang

Thesis

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

FLORIANA GANDI

1009511

PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

日本企業の月次報告における日本語訳の誤用分析

修士論文

筆者:

FLORIANA GANDI

1009511

インドネシア教育大学大学院日本語教育専攻

(3)

Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa

Jepang yang Terdapat Dalam Laporan

Bulanan Perusahaan Jepang

Oleh Floriana Gandi

S.Pd IKIP Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Seni

© Floriana Gandi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed Agus Suryadimulya, M.A., Ph.D

NIP 196605071996011001 NIP 196008171989021002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed

NIP 196605071996011001

(5)

承認者

第I指導教官 , 第II指導教官 ,

Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed Agus Suryadimulya, M.A., Ph.D

NIP 196605071996011001 NIP 196008171989021002

インドネシア教育大学大学院

日本語教育学専攻長

Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed

NIP 196605071996011001

(6)

第一審査委員

Dr.Dedi Sutedi,MA,M.Ed NIP:196605071996011001

第二審査委員

Agus Suryadimulya,M.A.Ph.D NIP:196008171989021002

第三審査委員

Dr. Wawan Danasasmita ,M.Ed NIP:195201281982031002

第四審査委員

Nandang Rahmat ,M.A.Ph.D NIP:195706251983031002

(7)

第一審査委員

Dr.Dedi Sutedi,MA,M.Ed NIP:196605071996011001

第二審査委員

Agus Suryadimulya,M.A.Ph.D NIP:196008171989021002

第三審査委員

Dr. Wawan Danasasmita ,M.Ed NIP:195201281982031002

第四審査委員

(8)
(9)
(10)
(11)

iii

表 一覧

3.1 研究 対象………..27

3.2 通訳者 印象………..30

5.1 誤用 カ ゴリおよび頻度………..64

5.2 助詞 誤用………..64

5.3 言葉 誤用頻度……….……….65

5.4 文法的 誤用……….66

5.5 表現の誤用頻度………..66

5.6 文章訳文失敗 誤用...………67

5.7 コミュニケーション影響………67

(12)

1

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta

teknologi modern merupakan beberapa fungsi yang dapat terpenuhi jika segala

macam informasi yang berkaitan dengan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan

technology tersebut dapat kita peroleh dan dipahami. Informasi tersebut adalah

informasi yang dihadirkan dari berbagai literatur baik dalam negeri ataupun luar

negeri. Kehadiran berbagai informasi dari berbagai negara dengan berbagai bahasa

menjadikan fungsi alih bahasa antar negara menjadi bagian penting dalam proses

pengadaan informasi di berbagai bidang. Terpenuhinya dengan baik kebutuhan

informasi tersebut dapat dicapai jika proses transfer bahasa dapat dilakukan dengan

baik dan benar . Dengan demikian, aktivitas penerjemahan menjadi hal yang sangat

penting.

“Menerjemahkan adalah menyampaikan berita yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasa penerima supaya isinya benar-benar mendekati aslinya. Dengan kata lain, makna dan gaya terjemahan haruslah serupa. Tujuan penerjemahan ialah menyampaikan berita dalam bahasa penerima. Jika ada tujuan lain, bukanlah kerja penerjemah. Akan tetapi dalam menyampaikan berita melalui bahasa penerima, kita perlu melakukan

(13)

2

“Terjemahan adalah salah satu produk seni. Selain memadukan pengetahuan tatabahasa dan kata yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok dalam mengalihkan bahasa sumber ke bahasa sasaran, terjemahan juga merupakan hasil pengetahuan dan praktek mengungkapkan kembali sebuah kalimat yang

memenuhi persyaratan”

(Naruse, 1995;1)

Selain E. Sadtono dan Naruse, Nida dan Charles R.Taber, dalam buku The

Theory and Practice of Translation yang dikutip oleh Widyamartaya (1989;11)

memberikan definisi penerjemahan sebagai berikut :

Translating consist in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style.

Menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang yang secara sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-pertama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya.

Dalam kegiatan menghasilkan kembali kalimat ke dalam bahasa sasaran,

penerjemahan mengalami beberapa proses. Proses alih bahasa dari bahasa sumber ke

bahasa sasaran merupakan sebuah aktivitas berbahasa yang melibatkan kompetensi

berbahasa baik membaca, mendengar, menulis, dan berbicara. De Maar yang dikutip

oleh A.Widyamartaya (1989;15) mengemukakan petunjuk-petunjuknya mengenai

cara menerjemahkan, juga menunjukkan adanya tiga tahap dalam proses

penerjemahan :

(14)

3 (a) membaca dan mengerti karangan itu

(b) menyerap segenap isinya dan membuatnya menjadi kepunyaan kita

(c) mengungkapkannya dalam lenggam bahasa kita dengan kemungkinan perubahan sekecil-kecilnya akan arti atau nadanya.

“翻訳 解体(decomposition), 再構 restructuring 過程 両者

転移 transfer 彼 ぶ作業 あ ”

Proses menerjemahkan adalah membongkar, menyusun kembali, dan melakukan transfer yang berhubungan diantara keduanya. (Naruse, 1995;55)

Kalimat yang dihasilkan dari hasil terjemahan tidak jarang mengalami

pergeseran dari makna asalnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan

yang menyebabkan kesalahan penerjemahan. Salah satunya yaitu masalah pribadi

dalam proses pemindahan bahasa, seperti yang dijelaskan oleh E.Sadtono (1985;

melainkan juga sekaligus dengan bentuk tata bahasanya karena mereka

menganggap bahwa bahasa yang lebih tinggi derajatnya itulah yang betul”

2. Tidak mengetahui sifat-sifat penerjemahan

(15)

kata-4 kata dalam bahasa A dengan kata-kata dalam bahasa B. Semakin seorang

penerjemah terpengaruh dengan cara ini semakin rumitlah masalah yang

dihadapinya”

Shihabudin (2005;3) juga menjelaskan tentang permasalahan yang

menimbulkan banyaknya terjadi kesalahan dalam penerjemahan sebagai

berikut :

1)Kegiatan penerjemahan itu sendiri yang memang sulit;

2)Adanya perbedaan yang substansial antara bahasa sumber dan bahasa

sasaran;

3)Kurangnya penguasaan penerjemah terhadap bahasa sasaran sehingga

menimbulkan gejala interferensi; dan

4)Kurangnya penguasaan penerjemah terhadap teori terjemahan.

Pada penelitian terdahulu tentang “Analisis Kesalahan Leksikal dan Gramatikal

Terjemahan Mahasiswa Program Study Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri

Manado”, Soeparman (2009) menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan

penerjemahan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa berupa penghilangan

kata ganti orang, perubahan bentuk kata, kesalahan menyusun struktur kalimat, frase,

dan lain-lain, salah mengganti ungkapan serta penggunaan kata yang kurang tepat.

Secara keseluruhan ditemukan 73 kasus kesalahan yang meliputi kesalahan pada

aspek sintaktis yang berjumlah 43 kesalahan atau 58.91% dari total kesalahan yang

(16)

5 41.09% dari total kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini kemungkinan disebabkan

beberapa hal diantaranya ; 1) Responden berusaha menerjemahkan dengan

mengikuti gaya bahasa penulis bahasa sumber dan tidak mengikuti gaya bahasanya

di dalam bahasa target. 2) Responden mengurangi atau menambah informasi

(berwujud kata) karena berbagai kendala, khususnya kendala kebahasaan. 3)

Responden mengalihbahasakan setiap kata kalimat bahasa Jepang ke dalam bahasa

Indonesia sesuai dengan urutan sebagaimana adanya bahasa Jepang, dan lain

sebagainya. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kesalahan penerjemahan

disebabkan oleh ketidakmampuan responden dalam menerjemahkan sebuah

teknik-teknik dan metode penerjemahan.

Selain Soeparman, penelitian yang dilakukan oleh Purwati (2011) tentang

“Analisis Kesalahan Menerjemahkan Dalam Pembelajaran Honyaku Tingkat Dasar”

menyimpulkan bahwa kesulitan dalam menerjemahkan terutama terletak pada:

a. pemahaman makna/padanan kata 25.9%,

b. pola kalimat 22.2%,

c. struktur bahasa 29.5%,

d. lainnya (a&b 3.7%, a&c 3.7%, a,b,dan c 14.8%)

Penelitian lain tentang kesalahan penerjemahan yang dilakukan oleh Achmad (2013)

dengan judul “Analisis Kesalahan Terjemahan Bahasa Jepang yang Terdapat Dalam Karya

Ilmiah Mahasiswa S2” menyimpulkan bahwa kesalahan struktur bahasa Jepang yang

(17)

6 adalah kesalahan bentuk struktur bahasa jepang sebanyak 16 (35.56%) kesalahan.

Lalu diikuti oleh kesalahan akibat penghilangan bagian dari struktur bahasa jepang

sebanyak 11 (24.44%) kesalahan, kesalahan urutan kata, dan kesalahan perubahan

bentuk kata dalam kalimat sebanyak 7 (15.56%) kesalahan, dan kesalahan

penambahan dalam struktur bahasa jepang sebanyak 4 (8.89%) kesalahan. Terdapat

banyak kesalahan yang menyebabkan penerjemahan kalimat secara menyeluruh

yang mengakibatkan kegagalan mentransfer maksud bahasa sumber sehingga

pembaca orang Jepang tidak mengerti maksud kalimat yang ditulis. Untuk

kesalahan yang berakibat tidak dimengerti oleh pembaca sebanyak 20 (100%)

kesalahan. Kesalahan termasuk kesalahan global dikarenakan maksud kalimat tidak

tersampaikan.

Pada penelitian ini, yang melatarbelakangi pemilihan tema adalah

ditemukannya kesalahan dalam hasil terjemahan ke dalam bahasa Jepang di

Perusahaan jepang. Di perusahaan jepang, setelah meeting laporan bulanan,

beberapa orang peserta mengeluarkan pendapat tentang terjemahan seperti

“Terjemahannya kurang mengerti”, “Dikira-kira saja”, “Isinya harus dikonfirmasi lagi” dan sebagainya. Untuk mengetahui kesalahan seperti apa yang dimaksud, penulis memberikan test kecil kepada para penerjemah dengan memetik beberapa

kalimat laporan bulanan, dan ditemukan kesalahan berikut :

1. サ プ ラ イ ヤ ー 問 題 発 生 す び 早 急 対 策 毎 日 日 報

(18)

7

3. 早 い 対 策 業 者 問 題 あ 毎 日 レ ポ ー ト 作

.

4. 早 スプライヤー問題解決す 日報 作

Dari data di atas dapat diketahui bahwa masih banyak kesalahan ditemukan dari

hasil terjemahan oleh para penerjemah. Kemudian, setelah melakukan pengecekan

kepada para penerjemah tentang kesan terjemahan, maka semua penerjemah

mengatakan “Sulit”.

Pembelajar bahasa Jepang setelah lulus dari lembaga pendidikan, tentunya

akan mengaplikasikan bahasa Jepang sesuai dengan bidang pekerjaannya .

Mengetahui sejauh mana penggunaan bahasa Jepang secara baik dan benar oleh

penutur bahasa Jepang sebagai bahasa kedua dalam proses penerjemahan menjadi

salah satu alasan yang menarik perhatian untuk melakukan penelitian tentang

analisis kesalahan.

Menganalisis kesalahan yang dilakukan saat penutur masih mempelajari

bahasa Jepang sebagai bahasa kedua dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan

saat melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, termasuk didalamnya saat

mengoreksi pekerjaan si terdidik. Dengan keterampilan yang dimiliki, guru dapat

menganalisis kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh si terdidik dan memperolah

masukan tentang perbaikan seperti apa yang harus dilakukan. Sehingga kesalahan

tersebut dapat segera diperbaiki. Tetapi, tidak demikian hal nya dengan para

pembelajar bahasa Jepang yang sudah lulus dan bekerja di perusahaan jepang, perlu

(19)

8 hasil terjemahan di lingkungan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kesalahan-kesalahan sintaktis pada hasil terjemahan bulanan (getsuji houkoku) sebuah

perusahaan jepang. Penulis menilai masih diperlukan upaya untuk memberikan

masukan bagi para penerjemah tentang identifikasi kesalahan-kesalahan apa saja

yang ditemukan dari hasil terjemahannya. Dengan mengetahui penyebab-penyebab

timbulnya kesalahan diharapkan dapat menggali faktor-faktor kesulitan yang

dihadapi oleh penerjemah. Hasil penelitian pun nantinya diharapkan dapat

memberikan masukan untuk pemecahan masalah dalam aktivitas penerjemahan di

lingkungan perusahaan. Sehingga tidak hanya menekankan kepada maksud dan

isinya tetapi hasil terjemahan laporan bulanan dari bahasa Indonesia ke bahasa

Jepang akan ditampilkan lebih baik. Alasan-alasan yang dikemukakan diatas penulis

jadikan latar belakang penelitian dengan tema “Analisis kesalahan terjemahan bahasa

Jepang dalam Laporan Bulanan di Perusahaan jepang”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Kesalahan aspek sintaktis (partikel, kata, struktur, ungkapan) apa saja yang

ditemukan dalam laporan salah satu perusahaan jepang sebagai hasil terjemahan

dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang ?

2. Faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan itu terjadi?

(20)

9 1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kalimat-kalimat yang dianalisis adalah kalimat hasil terjemahan dari bahasa

Indonesia ke bahasa Jepang pada laporan bulanan (getsuji houkoku) di perusahaan

jepang.

2. Analisis kesalahan hanya terbatas aspek sintaktis (partikel, kata, struktur,

ungkapan) serta alasan terjadinya kesalahan.

1.4. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang dipaparkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Mendeskripsikan kesalahan aspek sintaktis (partikel, struktur, kata, ungkapan)

yang ditemukan dalam laporan salah satu perusahaan Jepang sebagai hasil

terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan itu terjadi.

3. Mendeskripsikan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menanggulangi

permasalahan yang ditemukan.

(21)

10 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

Manfaat secara teoritis adalah penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan bagi peneliti tentang kesalahan berbahasa dan proses

penerjemahan dan diharapkan dapat menjadi informasi berguna bagi perusahaan

dalam menciptakan solusi untuk perbaikan proses dan hasil terjemahan. Sedangkan

manfaat secara praktisnya adalah penelitian ini diharapkan dapat menjadi

pengetahuan dan motivasi bagi penerjemah untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan

saat menerjemahkan.

1.6. Sistematika penulisan

Secara garis besar, sistematika penulisan tesis yang akan dilakukan penulis

diuraikan sebagai berikut. Pertama yaitu Bab 1 Pendahuluan, bab ini berisi latar

belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II Kajian teoritis

yang berisi tinjauan pustaka yang menyangkut teori yang berkaitan dengan analisis

kesalahan berbahasa dan teori penerjemahan. Bab III Metode Penelitian yang berisi

pengertian metodologi penelitian, instrument dan sumber data penelitian, jenis data

serta teknik pengolahan data yang terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan,

dan tahap pelaporan. Bab IV Analisis Data dan Pembahasan yang berisi tentang

pembahasan mengenai kesalahan penerjemahan kalimat laporan bulanan salah satu

perusahaan Jepang dilihat dari aspek sintaktis dan aspek semantis. Bab V

(22)

11 kalimat laporan bulanan serta saran yang diajukan penulis untuk mengatasi

(23)

27

Bab III

Metode Penelitian

3.1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif .

Metode kualitatif deskriptif adalah prosedur penelitian berdasarkan data deskriptif, yaitu

berupa lisan atau kata tertulis dari seseorang subjek yang telah diamati dan memiliki

karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli yang tidak diubah serta

menggunakan cara yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan keberadaannya.

Metode ini digunakan untuk meneliti kesalahan penerjemahan laporan bulanan di salah

satu perusahaan Jepang beserta faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Metode

penelitian kualitatif deskriptif menjadi landasan bagi penulis untuk menggunakan metode

ini karena penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian dengan metode atau

pendekatan studi kasus (Case Study). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu

obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. (Nawawi,2003) dalam Achmad

(2013).

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif

adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus (Case Study). Beberapa

pakar memberikan batasan studi kasus secara berbeda. Menurut Bogdan dan Biklen (1982)

(24)

28

latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa

tertentu. Studi kasus berdasarkan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada

ciri-cirinya didefinisikan oleh pakar lain Yin (1987) dalam Syamsudin (2007;175) bahwa

studi kasus merupakan sebuah inkuiri secara empiris yang menginvestigasi fenomena

sementara dalam konteks kehidupan nyata (real life of context); ketika batas di antara

fenomena dan konteks tidak tampak secara jelas; dan sumber-sumber fakta ganda yang

digunakan. Batasan-batasan yang diberikan oleh para peneliti tersebut dapat dipahami

bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia,

peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam

sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud

untuk memahami berbagai kaitan yang ada di antara variable-variabelnya.

“Di sini perlu dilakukan analisis secara tajam terhadap berbagai faktor yang terkait

dengan kasus tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh kesimpulan yang akurat “

(Sutedi, 2009:61).

Fenomena yang menjadi kasus dalam penelitian ini adalah kesalahan penerjemahan

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang dalam laporan bulanan yang kerap muncul

dan difokuskan pada slide laporan bulanan di perusahaan Jepang. Penelitian ini bertujuan

untuk melihat kesalahan penerjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang yang

bersumber dari 5 kalimat hasil terjemahan 9 orang penerjemah dalam laporan bulanan salah

satu perusahaan Jepang sehingga jumlah total kalimat yang dianalisis adalah 45 kalimat.

(25)

29

3.2. Sumber Data

Sumber data awal yang diambil sebagai objek penelitian dalam penelitian ini adalah

5 kalimat hasil terjemahan dari 9 orang penerjemah di salah satu perusahaan Jepang .

Laporan bulanan yang dimaksud adalah laporan bulanan dari 4 department yang ada di

salah satu perusahaan Jepang pada pelaporan bulan April dan Mei 2012. Secara rinci yang

diteliti dari hasil terjemahan laporan bulanan tersebut adalah bagian komentar pada slide

pelaporan saja dengan pertimbangan bahwa bagian komentar yaitu bagian berupa redaksi

yang menjelaskan tabel dan grafik pada isi laporan. 5 kalimat komentar yang sekaligus

adalah bahasa sumber adalah sebagai berikut :

(26)

30

direncanakan ada pula deparment yang mengambil cuti lebih dari yang direncanakan. ( HR.2012)

Selanjutnya data yang telah terkumpul diurutkan dengan disertai kalimat kunci dalam

bahasa Jepang yang merupakan hasil terjemahan 1 penutur asli yang paham makna kalimat

asli (bahasa sumber) nya. Kalimat kunci ini dicantumkan agar penutur asli yang mengoreksi

hasil penerjemahan memiliki panduan tentang maksud dan intisari kalimat asli. Setelah itu,

data berbahasa Jepang diserahkan kepada 7 orang penutur bahasa Jepang asli untuk

diperiksa. Penutur asli bahasa Jepang berfungsi sebagai expert judgement terhadap hasil

terjemahan dengan tujuan untuk mengetahui kesalahan apa saja yang muncul dan

menguatkan data mengenai penyebab kesalahan penerjemahan tersebut muncul.

3.3. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang diperlukan digunakan metode

dan teknik pengumpulan data. Metode pengumpulan data ini diberi nama metode simak

karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak

penggunaan bahasa. Istilah menyimak disini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan

bahasa secara lisan tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode ini mempunyai

(27)

31

metode simak karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Dalam

penelitian ini, penyadapan penggunaan bahasa secara tertulis, karena peneliti berhadapan

dengan penggunaan bahasa bukan dengan orang yang sedang berbicara tetapi berupa bahasa

tertulis, misalnya naskah kuno, teks narasi, bahasa mass media dan lainnya. Dalam

penelitian ini teknik sadap digunakan terhadap objek penelitian bahasa secara tertulis berupa

komentar pada slide laporan dengan memilih 5 kalimat yang diterjemahkan oleh 9 orang

penerjemah salah satu perusahaan Jepang . Penerjemahan yang dilakukan di salah satu

perusahaan Jepang tersebut adalah bagian dari training orientasi karyawan baru dalam hal

ini karyawan dengan kompetensi bahasa Jepang untuk memperkenalkan gambaran tentang

kalimat-kalimat yang memerlukan penerjemahan di salah satu perusahaan Jepang dan untuk

melihat sejauh mana kompetensi penerjemahan yang dimiliki. Selanjutnya teknik sadap

diikuti dengan teknik lanjutan yang salah satunya berupa teknik catat. Teknik catat biasanya

digunakan pada penggunaan bahasa secara tertulis sebagai lanjutan dari metode simak yang

dikumpulkan diperoleh dengan menggunakan teknik catat. Dalam penelitian ini, peneliti

mencatat kesalahan-kesalahan kalimat bahasa Jepang yang muncul pada data tesis yang

sedang diteliti.

Selanjutnya untuk menguatkan data yang telah diperoleh maka peneliti melakukan

(28)

32

yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

Wawancara berdasarkan pelaksanaanya dibedakan menjadi tiga, yakni:

a. Interviu bebas (inguided interview), yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja,

tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Dalam

pelaksanaannya pewawancara tidak membawa pedoman apa yang akan ditanyakan.

Kebaikan metode ini adalah bahwa responden tidak menyadari bahwa dirinya

sedang diwawancara.

b. Interviu terpimpin (guided interview), wawancara yang dilakukan dengan membawa

sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interviu

terstruktur.

c. Interviu bebas terpimpin, merupakan kombinasi antara interviu bebas dan interviu

terpimpin.

Pada penelitian ini, wawancara yang dilaksanakan untuk memperkuat data yang telah

terkumpul adalah dengan menggunakan metode interviu bebas (inguided interview). Agar

proses interviu lebih fokus, penulis membuat kisi-kisi pertanyaan interviu sebagai berikut :

Tabel. 3.2. Kisi-kisi pertanyaan

(29)

33

“Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau

menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan”

(Sutedi, 2009:115).

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa 45 kalimat

berbahasa Indonesia yaitu 5 kalimat yang diterjemahkan oleh 9 orang penerjemah. Kalimat

berasal dari bagian komentar yang tercantum pada laporan bulanan (Getsuji Houkoku) Divisi

Business Operation salah satu perusahaan Jepang yang terdiri dari 5 Department yaitu :

1. Purchasing Department (Kode:P)

2. Part Procurement Assurance Department (Kode:PPA)

3. Administration Department , General Affair Group (Kode : GA)

4. Administration Department, Human Resource (Kode : HR)

Kalimat sumber yaitu kalimat bahasa Indonesia yang harus diterjemahkan terdiri

(30)

34

Kemudian, kalimat hasil terjemahan sebagai objek penelitian ini adalah 45 buah kalimat

hasil terjemahan yang berasal dari 5 kalimat sumber yang diterjemahkan oleh 9 orang

penerjemah. Pada setiap kalimat hasil terjemahan, diberikan kode “T” dengan kode

penomoran (T1~T45). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kalimat-kalimat

berbahasa Indonesia yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sebagai instrument

test.

3.5. Teknik Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data selesai maka seluruh data perlu dianalisis. Proses

menganalisis hasil data tersebut dilakukan dengan cara:

a. Mengkaji jenis kesalahan dan letak kesalahan

b. Menentukan kategori kesalahan berdasarkan taksonomi kesalahan dan penyebab

kesalahan.

c. Membandingkan kesalahan penerjemahan tersebut dengan kalimat yang benar atau

yang seharusnya ditulis.

d. Menyimpulkan hasil analisis data secara induktif, yakni cara analisis dari kesimpulan

umum atau generalisasi yang diuraikan menjadi contoh-contoh kongkrit atau

fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau generalisasi tersebut. Metode induktif

adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit dan fakta-fakta

(31)

35

generalisasi. Pada metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari

(32)

79

ditemukan pada hasil terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang dalam

terjemahan laporan bulanan di salah satu perusahaan Jepang dan apa saja faktor penyebab

kesalahan itu terjadi, maka berdasarkan hasil analisa data, berikut adalah jawaban yang

dapat disimpulkan.

1. Kesalahan yang muncul dalam terjemahan laporan bulanan salah satu

perusahaan Jepang dipilah kedalam :

Untuk kesalahan partikel, penulis mengkategorikan kembali kesalahan partikel

(33)

80

Berdasarkan hasil analisis data, kesalahan penggunaan partikel yang dibagi dalam 7

subkategori kesalahan yaitu partikel no, o, wa, ga, ni, de dan e, ditemukan frekuensi

kesalahan dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu kesalahan penggunaan parikel no dan

partikel ga adalah yang tertinggi sebanyak 6 buah (25%) , terbesar kedua setelah partikel no

adalah partikel ni sebanyak 4 buah (13%), kemudian kesalahan partikel wa dan partikel wo

sebanyak 3 item (13%) , partikel de dan e masing-masing sebanyak 1 item (4%) .

Tabel 5.3. Kesalahan kata

Kesalahan kata yang ditemukan disebabkan oleh penambahan (addition) sebanyak 7

(34)

81

Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan banyak kesalahan berdasarkan struktur

bahasa jepang. Kesalahan struktur bahasa jepang yang ditemukan dalam penelitian ini

sebanyak 11 kesalahan dan yang paling banyak muncul adalah kesalahbentukan

(missformation) bahasa jepang sebanyak 8 kesalahan (73%). Diikuti oleh kesalahan akibat

Kesalahan ungkapan yang ditemukan semuanya berupa kesalahan bentuk struktur

(missformation) . Kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan bentuk struktur ini terutama

(35)

82

kesalahan interlingual yaitu adanya pengaruh bahasa ibu atau pada proses language transfer

dalam bahasa perantara. Dilihat dari efek komunikasi kesalahan tersebut dikategorikan

sebagai kesalahan lokal.

Kesalahan kalimat secara menyeluruh maksudnya adalah ketidakmampuan

penerjemah dalam melakukan penerjemahan sehingga kalimat dalam bahasa sumber gagal

diterjemahkan. Hal ini disebabkan penambahan kalimat dan penghilangan kalimat sebagai

strategy yang dilakukan penerjemah untuk mengatasi kesulitan. Ketidakmampuan ini

disebabkan bukan karena belum diperolehnya kompetensi bahasa kedua tetapi dikarenakan

faktor lain seperti kurang percaya diri,kurang perhatian, dan kelehahan. Hal ini bisa terlihat

pada penambahan kalimat yang tidak ada dalam bahasa sumber, penulisan kanji yang salah,

dan penulisan 2 partikel secara berdampingan.

Berdasarkan taksonomi efek komunikasi, maka untuk masing-masing kategori

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.7

Efek komunikasi

(36)

83

1 Partikel 6 26% 18 42%

2 Kata 3 13% 12 28%

3 Struktur 6 26% 5 12%

4 Ungkapan 5 22% 6 14%

5 Kalimat secara keseluruhan 3 13% 2 5%

Total 23 100.0% 43 100.0%

Hasil analisa tentang kesalahan dilihat dari taksonomi efek komunikasi,

menunjukkan bahwa kesalahan yang berdampak secara lokal lebih banyak dari kesalahan

yang berdampak global. Sekalipun dampak secara global lebih sedikit tetapi selisih antara

kesalahan lokal dan global sangat tipis sehingga dapat dikatakan hasil terjemahan masih

beresiko menimbulkan kegagalan dalam menyampaikan pesan dari bahasa sumber.

Terutama terlihat jelas pada ketidakmampuan menerjemahkan kalimat intransitif yang

diterjemahkan ke dalam bentuk pasif.

Dilihat dari penyebab terjadinya kesalahan mengacu pada teori chuukangengo Sakoda, maka

diketahui penyebab kesalahan sebagai berikut :

Tabel 5.8

(37)

84

a. 言語転移 Language Transfer merupakan pengaruh bahasa ibu terhadap bahasa

kedua yang dipelajari sehingga menimbulkan kesalahan berbahasa. Kesalahan

sintaktis yang disebabkan oleh faktor Language Transfer pada penelitian kali ini

jumlahnya adalah 12 kesalahan (18.2%) dari total jumlah kesalahan. Hal ini

terjadi karena penerjemah saat mengalihbahasakan ke dalam bahasa sasaran

(bahasa Jepang) menyusunnya kembali ke dalam kaidah-kaidah bahasa sumber

(bahasa Indonesia) baik dari cara mengurutkan kalimat ataupun melalukan

pemilihan kata. Kesalahan tersebut banyak ditemukan pada pemakaian partikel

dan pemilihan kosakata.

b. 過 剰 一 般 化 Overgeneralization)merupakan kesalahan yang disebabkan oleh

ketidakmampuan penerjemah dalam menguasai aturan-aturan bahasa kedua

(bahasa target). Sehingga melakukan pemberlakukan secara umum kaidah-kaidah

(38)

85

Kesalahan karena overgeneralisasi ini menjadi penyebab tertinggi dari total

kesalahan yaitu sebanyak 38 kesalahan (58%). Kesalahan yang diakibatkan oleh

overgeneralisasi banyak terdapat pada kesalahan partikel dan struktur.

c. 訓練 上の 転移 Transfer of Training merupakan kesalahan yang terjadi

dikarenakan pengaruh negatif yang muncul ketika pengajar menyampaikan

materi dengan dua bahasa yang berbeda. Kesalahan yang ditimbulkan karena

transfer of training ditemukan sebanyak 0 kesalahan (0%) . Tidak seorangpun

dari penerjemah yang mengemukakan bahwa ketidakmampuannya dalam

menerjemahkan sebagai hasil dari kesalahan dalam strategy pengajaran mata

kuliah terjemahan.

d. 学 習 ト ラテ ー Learning Strategy berhubungan dengan metode pembelajaran

yang salah menimbulkan kesalahan dalam berbahasa. Kesalahan yang

disebabkan oleh learning strategy sebanyak 10 kesalahan (15.2%) . Kesalahan

akibat dari learning strategy disebabkan karena penerjemah belum memahami

kaidah-kaidah menerjemahkan, sehingga cenderung melakukan alih bahasa

secara langsung per bagian dalam kalimat tanpa melakukan identifikasi kalimat

sumber dan memahami terlebih dahulu sepenuhnya maksud kalimat sumber.

e. コ ミ ュ ニ ケ ー ョ ン ト ラ テ ー Communication Strategy :Kesalahan yang

didasarkan pada kurangnya pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi atau

keadaan saat tidak bisa mengucapkan kata atau ungkapan tertentu maka diganti

(39)

86

Kesalahan yang dikarenakan oleh communication strategy muncul pada ungkapan

dan kosakata, dimana penerjemah mencari solusi nya sendiri untuk

3.Upaya perbaikan untuk menanggulangi masalah

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 9 orang penerjemah,

mengenai kesan menerjemahkan, semua penerjemah (100%) menyatakan kesan sulit dalam

menerjemahkan. Kesulitan ini sebagaian besar dikarenakan penerjemah belum memiliki

pengalaman dalam proses penerjemahan, disamping itu para penerjemah juga tidak

memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi yang akan diterjemahkan. Materi yang

dimaksud adalah pengetahuan dasar tentang area pekerjaan yang akan diterjemahkan dan

istilah-isitilah yang sering muncul pada wacana terjemahan. Kesulitan tersebut menjadi

salah satu latar belakang timbulnya kesalahan, tepatnya termasuk ke dalam kesalahan

pascasistematis (post-systematicerrors) yakni kesalahan yang dibuat si terdidik ketika

mempraktekan bahasa. Kemudian, 9 orang penerjemah tersebut mengemukakan bahwa

kesulitan terbesar terletak pada pemilihan dan pemakaian kata dan diantaranya sebanyak

2 orang diantaranya merasa sulit dalam menggunakan pola kalimat dan ungkapan yang

tepat. Untuk mengatasi kesulitan saat menerjemahkan, semua penerjemah mengatakan

bahwa cara yang dilakukan adalah dengan mencari padanan kata yang diketahuinya saja

atau bentuk kalimat yang sudah biasa digunakan. Ini menunjukkan alasan mengapa

overgeneralisasi menjadi penyebab tertinggi.

5.2. Saran

(40)

87

seperti apa yang harus diberikan dalam pengajaran penerjemahan yang dapat menjadi

solusi dari permasalahan yang ditemukan pada pembahasan di atas. Penulis berharap akan

ada penelitian selanjutnya yang mampu melakukan tindak lanjut kepada penelitian ini

seperti penelitian tentang strategy pemerolehan kompetensi penerjemah di perusahaan

Jepang oleh lembaga tinggi pendidikan bahasa Jepang, tentunya setelah melakukan analisa

lebih mendalam terhadap strategy pembelajaran penerjemahan yang ada saat ini dan

mengatasi gap yang ditemukan dalam proses pengajaran dan praktik dilapangan.

Pada proses penerjemahan di lingkungan pekerjaan di perusahaan Jepang yang

melibatkan para penerjemah yang juga adalah alumni dari lembaga-lembaga tinggi

penyelenggara bahasa Jepang, perlu dilakukan proses training baik training pengenalan area

kerja yang menjadi objek penerjemahan, training pemahaman istilah-istilah dalam bahasa

Jepang yang digunakan di tempat kerja, serta training keahlian dalam melakukan transfer

bahasa. Saat ini disadari bahwa banyak perusahaan Jepang yang melakukan perekrutan

penerjemah tanpa melalui proses training yang memadai dan proses assesment untuk

memperoleh standarisasi kompetensi penerjemah. Proses training ini memang memerlukan

waktu yang tidak sebentar untuk memperoleh kesamaan pemahaman dan kompetensi

penerjemah, maka dari itu perlu dibuat sebuah perencanaan kebutuhan manpower dengan

kompetensi bahasa jepang yang lebih awal dan pembuatan program training untuk para

penerjemah yang efektif dan efisien di setiap perusahaan. Khususnya di perusahaan Jepang

sebagai tempat objek penelitian pada kali ini, diperlukan suatu program training jangka

pendek untuk para penerjemah baru seperti pengenalan area kerja, pengenalan istilah-istilah

(41)

88

untuk secara bergilirian melakukan latihan penerjemahan di berbagai area baik saat meeting

ataupun proses penerjemahan di gemba (lapangan). Selain itu, perlu dilakukan study

banding dengan perusahaan induk yang berada di Jepang dalam pembuatan kamus digital

yang khusus dibuat untuk kebutuhan semua pihak dalam perusahaan tentang berbagai

macam istilah di berbagai area pekerjaan yang dimaksudkan untuk mempermudah setiap

pihak dalam melakukan penerjemahan ke dalam bahasa Inggris atau sebaliknya. Hal ini

tentunya harus didukung oleh semua pihak yang terlibat sebagai user bagi para penerjemah.

Selain upaya perbaikan dalam menciptakan sarana pengadaan manpower yang

berkompetensi memadai untuk menjadi penerjemah, sebagai lanjutan dari penelitian ini,

perlu adanya penelusuran lebih lanjut tentang penyebab timbulnya kesalahan. Pada

penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa overgeneralisasi sebagai strategy terbanyak yang

dilakukan oleh penerjemah dalam mengatasi kesulitan penerjemahan.Terhadap kesimpulan

tersebut maka perlu penelusuran lebih lanjut mengenai penyebab banyaknya strategy

overgeneralisasi, contoh kasus, dan cara penanggulangannya.

Dengan penelitian lebih lanjut diharapkan dapat meminimalisasi gap yang ada dan

menghasilkan para alumni yang memiliki kompetensi memadai untuk siap diterjunkan

(42)

89

Daftar Pustaka

Dahidi,A. (2001). ”Analisis Kesalahan”. Sebuah Modul dalam Matrikulasi. Bandung, PPS

UPI. Tidak diterbitkan.

Dahidi,A. (2002). ”Handout Seputar Penerjemahan”. Sebuah Modul dalam Perkuliahan Mata

Kuliah Honyakuhoo. Bandung,PPS UPI. Tidak diterbitkan.

Hartono,Rudi.2009. Teori Terjemahan (A Handbook for translator).Semarang:Cipta Prima

(43)

90

橋 本 学 2006 第 言 語 学習 者 誤 用 関 分 析 を第 言 語 教 育 活

予備的考察 岩手大学人文社会科学部紀要 第78号 105-113

Indihadi Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa. BBM.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik Edisis III. Jakarta : PT Gramedia.

Larson Mildred. L.1988. Penerjemahan Berdasarkan Makna : Pedoman untuk Pemadanan Antar

Bahasa (Alih Bahasa oleh Kencanawati Taniran). Jakarta: Arcan.

Manaf, Ngusman Abdul. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia.

Padang: Sukabina Press. 2009.

成瀬 武史 1995 翻訳 諸相:理論 実 東京 開文社出版

Pateda,Mansoer.1989.Analisis Kesalahan.Nusa Tenggara Timur:Nusa Indah.

Purwati, Kunkun.2011.Analisis Kesalahan Menerjemahkan Dalam Pembelajaran Honyaku

Tingkat Dasar. Bandung:UPI.

迫 久美子 2002 日本語教育 生 :第 言語習得研究 東京 ア ク

Safrina,Rd (2001). Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra. Vol.1. no.1. Bandung,FPBS UPI.

Sakri,Ajat.1985.Ihwal Menerjemahkan.Bandung:Penerbit ITB.

Simatupang, Maurits D.S.2000. Pengantar Teori Terjemahan.Jakarta:DirektoratJenderal

Pendidikan Tinggi Department Pendidikan Nasional.

Sudjianto dan Dahidi, Ahmad. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint

Blanc.

(44)

91

Sutedi,Dedi.2009.Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang.Bandung:Humaniora.

Syamsuddin,AR dan Damaianti,S Vismaia.2007.Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa.Bandung:Rosda.

Sadtono,E.1985. Pedoman Penerjemahan.Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa.

Simatupang, M.D.S. (2000). Pengantar Teori Terjemahan. Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi Department Pendidikan Nasional.

Soeparman, Meiky.2009. “Analisis Kesaalahan Leksikal dan Gramatikal Terjemahan Mahasiswa

Program Study Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Manado”. Bandung:UPI

Suryawinata,Z. dan Hariyanto,S. (2003). Translation (Bahasan Teori dan Penuntun Praktis

Menerjemahkan).Yogyakarta:Kanisius.

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa.Bandung:Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Djago.1995.Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.

Bandung:Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur.1984.Pengajaran Sintaksis.Bandung:Angkasa.

Widyamartaya,A.1989.Seni Menerjemahkan:Yogyakarta:Kanisius.

Lampiran

A. Kalimat-kalimat hasil terjemahan sebagai objek penelitian :

1. TS 1 :

(45)
(46)
(47)
(48)

95

40. TS-40

いく 部門 予定さ い 有休計画 少 多

し し

41.TS-41

最低休暇 ン 少 い取 部門 有 超え 部門 有 こ

別々 部門 注目

42. TS-42

科 予 定 し 標 的 以 帰 休 を 取 予 定 し 標 的 以 を 取 科

43.TS-43

数部門 決 有給 あ 使わ 従業員 い 決 有給以 使

う従業員 い

44. TS-44

いく 部門 休暇タ ッ 以 あ 計画さ 休暇タ ッ

以 あ

45.TS-45

い 部門 決 休暇を取 し い そ 為 取 各

(49)

参考文献

Dahidi,A. (2001). ”Analisis Kesalahan”. Sebuah Modul dalam Matrikulasi. Bandung, PPS

UPI. Tidak diterbitkan.

Dahidi,A. (2002). ”Handout Seputar Penerjemahan”. Sebuah Modul dalam Perkuliahan Mata

Kuliah Honyakuhoo. Bandung,PPS UPI. Tidak diterbitkan.

Hartono,Rudi.2009. Teori Terjemahan (A Handbook for translator).Semarang:Cipta Prima

Nusantara.

橋 本 学・2006 第二 言 語 学習 者 の誤 用に 関 す る分 析 を第 二言 語 教 育に 活 かす ため の

予備的考察・岩手大学人文社会科学部紀要・第78号 105-113

Indihadi Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa. BBM.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik Edisis III. Jakarta : PT Gramedia.

Larson Mildred. L.1988. Penerjemahan Berdasarkan Makna : Pedoman untuk Pemadanan Antar

Bahasa (Alih Bahasa oleh Kencanawati Taniran). Jakarta: Arcan.

Manaf, Ngusman Abdul. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia.

Padang: Sukabina Press. 2009.

成瀬 武史・1995 翻訳の諸相:理論と実際 東京・開文社出版

Pateda,Mansoer.1989.Analisis Kesalahan.Nusa Tenggara Timur:Nusa Indah.

Purwati, Kunkun.2011.Analisis Kesalahan Menerjemahkan Dalam Pembelajaran Honyaku

Tingkat Dasar. Bandung:UPI.

(50)

Safrina,Rd (2001). Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra. Vol.1. no.1. Bandung,FPBS UPI.

Sakri,Ajat.1985.Ihwal Menerjemahkan.Bandung:Penerbit ITB.

Simatupang, Maurits D.S.2000. Pengantar Teori Terjemahan.Jakarta:DirektoratJenderal

Pendidikan Tinggi Department Pendidikan Nasional.

Sudjianto dan Dahidi, Ahmad. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint

Blanc.

Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Sutedi,Dedi.2009.Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang.Bandung:Humaniora.

Syamsuddin,AR dan Damaianti,S Vismaia.2007.Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa.Bandung:Rosda.

Sadtono,E.1985. Pedoman Penerjemahan.Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa.

Simatupang, M.D.S. (2000). Pengantar Teori Terjemahan. Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi Department Pendidikan Nasional.

Soeparman, Meiky.2009. “Analisis Kesaalahan Leksikal dan Gramatikal Terjemahan Mahasiswa

Program Study Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Manado”. Bandung:UPI

Suryawinata,Z. dan Hariyanto,S. (2003). Translation (Bahasan Teori dan Penuntun Praktis

Menerjemahkan).Yogyakarta:Kanisius.

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa.Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Djago.1995.Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.

(51)

Tarigan, Henry Guntur.1984.Pengajaran Sintaksis.Bandung:Angkasa.

Gambar

Tabel 3.1 Objek Penelitian
Tabel. 3.2. Kisi-kisi pertanyaan
Tabel 5.1  Kategorisasi kesalahan
Tabel 5.3. Kesalahan kata
+4

Referensi

Dokumen terkait

SASARAN PESERTA KEGIATAN Sasaran peserta dalam kegiatan IbM “Peningkatan Kesehatan Bayi Melalui Massage Bayi”, tim pelaksana melibatkan peran serta dari bidan desa dan kader

yang menggunakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman minimarket, usaha ini berkembang dengan baik dan mengalami peningkatan volume penjualan yang dapat dilihat dari omset

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. ©

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan pengaruh hidrotopografi lahan terhadap saluran tersier, sehingga dapat diperoleh dimensi saluran tersier sesuai

Berdasarkan pendapat tersebut, yang dimaksud kualitas tes buatan guru (quality ofteacher tes making) dalam penelitian ini adalah kualitas tes yang dibuat sendiri

Dalam hal strategi ini, ada beberapa strategi yang dilakukan oleh beatles Indonesia, seperti strategi publikasi yang dilakukan oleh organisasi ini, strategi

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga pasar obligasi diantaranya suku bunga, nilai tukar, coupon rate dan likuiditas obligasi akan dibahas secara mendalam dalam

Bahan ajar ini dapat digunakan untuk mengajarkan informasi tentang bagaimana berlangsungnya suatu tahapan atau proses secara sistematis, misalnya chart yang