• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kualitatif Berdasarkan Metode h2s

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kualitatif Berdasarkan Metode h2s"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITATIF BERDASARKAN METODE H2S 1. Idetifikasi kation berdasarkan H2S

K ation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi-pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu.

Supaya mendapatkan larutan cuplikan yang baik, zat yang akan dianalisis dihomogenkan dahulu sebelum dilarutkan. Sebagai pelarut dapat dicoba dahulu secara berturut-turut mulai dari air, HCl encer, HCl pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat, air raja (HCl : HNO3 = 3:1). Mula-mula dicoba dalam keadaan dingin lalu dalam keadaan panas. Bila pelarutnya HCl pekat larutan harus diuapkan sampai sebagaian besar HCl habis. Bila larutan HNO3 atau air raja, maka semua asam harus dihilangkan dengan cara menguapkan larutan sampai hampir kering, kemudian ditambahkan sedikit HCl, diuapkan lagi sampai volumenya sedikit lalu encerkan dengan air.

Dalam cara H2S kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifatsifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi golongan yang paling umum dipakai adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Jadi klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan dari klorida, sulfida dan karbonat kation tersebut. Penambahan perekasi golongan akan mengendapkan ion-ion dalam golongan tersebut. Masing-masing golongan kemudian dipisahkan kemudian dilakukan pemisahan ion-ion segolongan dan dilakukan identifikasi terhadap masing-masing ion.

a. Golongan I

Kation golongan I (Pb2+, Hg+, Ag+) membentuk endapan dengan HCl encer. Endapan tersebut adalah PbCl2, Hg2Cl2 dan AgCl yang semuanya berwarna putih.

b. Golongan II

Kation golongan II (Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+) membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Endapan yang terbentuk adalah : HgS (hitam), PbS (hitam), CuS (hitam), CdS (kuning), Bi2S3 (coklat), As2S3 (kuning), As2S5 (kuning), Sb2S3 (jingga), Sb2S2 (jingga), SnS (coklat) SnS2 (kuning). Kation golongan II dibagi lagi menjadi lagi dua sub golongan berdasarkan kelarutan endapan tersebut dalam amonium polisulfida, yaitu sub golongan tembaga (golongan IIA) dan sub golongan arsenik (Golongan IIB). Sulfida dari sub golongan tembaga (ion Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+) tidak larut dalam amonium polisulfida, sedangkan sulfida sub golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+) larut membentuk garam-garam kation. Ion-ion golongan IIB ini bersifat amfoter,

(2)

oksidanya membentuk garam baik dengan asam maupun dengan basa. Semua sulfida dari golongan IIB larut dalam (NH4)2S tidak berwarna kecuali SnS.

c. Golongan III

Sebelum pengendapan golongan ini dilakukan, terlebih dahulu diperiksa adanya ionion pengganggu (fosfat, oksalat dan borat). Bila ion-ion tersebut ada maka harus dihilangkan dahulu. Kation golongan III (Co2+, Ni2+, Fe2+, Zn2+, Mn2+, Cr3+, Al3+) membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Endapan yang terbentuk adalah FeS (hitam), Al(OH)3 (putih), Cr(OH)3 (hijau) NiS (hitam), MnS (merah jambu) dan ZnS (putih).

d. Golongan IV

Kation golongan ini (Ca2+, Sr2+dan Ba2+) mengendap sebagai karbonatnya dalam

suasana netral atau sedikit asam dengan adanya amonium klorida. Endapan yang terbentuk adalah BaCO3, CaCO3 dan SrCO3 yang semuanya berwarna putih. Garam logam alkali tanah yang digunakan untuk pemisahan satu sama lain ialah kromat, karbonat, sulfat dan oksalat.

e. Golongan V (Golongan sisa)

Kation golongan V (Mg2+, Na+, K+dan NH4+). Untuk identifikasi ion-ion ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi khusus atau uji nyala, tetapi ion amonium tidak dapat diperiksa dari filtrat IV.

Berikut ini contoh identifikasi kation-kation tersebut:

Pb2+ : Dengan asam klorida encer membentuk endapan putih PbCl2 dalam larutan dingin dan tidak terlalu encer. Endapan larut dalam air panas dan membentuk kristal seperti jarum setelah larutan dingin kembali.

Hg2 2+ : Dengan asam klorida encer membentuk endapan putih Hg2Cl2. Endapan tidak larut dalam air panas tapi larut dalam air raja.

Ag+ : Dengan asam klorida encer membentuk endapan putih AgCl. Endapan tidak larut dalam air panas tapi larut dalam amonia encer karena membentuk kompleks Ag(NH3)2+. Asam nitrat encer dapat menetralkan kelebihan amonia sehingga endapan dapat terbentuk kembali.

Hg2+ : Dengan menambahkan larutan KI secara perlahan-lahan akan membentuk endapan merah HgI2, yang akan larut kembali dalam KI berlebih karena membentuk kompleks [HgI4]2-.

Bi3+ : Dengan NaOH membentuk endapan putih Bi(OH)3 yang larut dalam asam.Cu2+ : Dengan NaOH dalam larutan dingin membentuk endapan biru Cu(OH)2, yang

tidak larut dalam NaOH berlebih. Bila endapan tersebut dipanaskan akan terbentuk endapan hitam CuO.

Cd2+ : Dengan H2S membentuk endapan kuning CdS, yang larut dalam asam pekat dan tidak larut dalam KCN.

(3)

As3+ : Dengan tes Gutzeit akan terbentuk warna hitam pada kertas saring setelah dibiarkan beberapa lama

Sb3+ : Dengan larutan NaOH atau NH3 membentuk endapan putih yang larut dalam larutan basa alkali yang pekat (5M), membentuk antimonit.

Sn3+ : Dengan larutan NaOH membentuk endapan putih Sn(OH)2 yang larut dalam NaOH berlebih. Dengan amonia mengendap sebagai hidroksida pula, tetapi tidak larut dalam pereaksi berlebih.

Fe2+ : Dengan larutan K4Fe(CN)6 dalam keadaan tanpa udara terbentuk endapan putih K2Fe[Fe(CN) 6]. Pada keadaan biasa akan terbentuk endapan biru muda.

Fe3+ : Dengan larutan NaOH membentuk endapan coklat kemerahan Fe(OH)3 yang tidak larut dalam pereaksi berlebih.

Al3+ : Dengan larutan basa membentuk endapan gelatin putih yang larut dalam pereaksi berlebih.

Cr3+ : Dengan larutan NaOH terbentuk endapan hijau Cr(OH)3 yang akan larut kembali dengan penambahan asam.

Co2+ : Dengan menambahkan beberapa butir kristal NH4SCN ke dalam larutan Co2+ dalam suasana netral atau sedikit asam akan terbentuk warna biru dari ion [Co(SCN)4]2-.

Ni2+ : Dengan larutan NaOH terbentuk endapan hijau Ni(OH)2 yang larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam NaOH berlebih.

Mn2+ : Dengan larutan NaOH terbentuk endapan Mn(OH)2 yang mula-mula berwarna putih dan akan berubah menjadi coklat bila teroksidasi.

Zn2+ : Dengan larutan NaOH akan terbentuk endapan gelatin putih Zn(OH)2 yang larut dalam asam dan dalam pereaksi berlebih.

Ba2+ : Dengan larutan aminium oksalat membentuk endapan putih BaC2O4 yang sedikit larut dalam air, mudah larut dalam asam asetat encer dan asam mineral.

Sr2+ : Dengan larutan aminium oksalat membentuk endapan putih SrC2O4 yang sedikit larut dalam air, tidak larut dalam asam asetat encer tapi larut dalam asam mineral.

Ca2+ : Dengan larutan amonium oksalat terbentuk endapan putih CaC2O4 yang tidak larut dalam air maupun asam asetat, tetapi larut dalam asam mineral.

Mg2+ : Dengan larutan NaOH terbentuk endapan putih Mg(OH)2 yang tidak larut dalam pereaksi berlebih tetapi mudah larut dalam garam amonium.

K+ : Dengan larutan Na3[Co(NO2)6] terbentuk endapan kuning K3[Co(NO2)6] yang tidak larut dalam asam asetat encer. Catatan, tidak boleh ada ion NH+ dalam larutan karena akan memberikan reaksi yang sama dengan K+.

Na+ : Dengan pereaksi seng uranil asetat terbentuk kristal kuning NaZn(UO2)3(CH3COO)9.9H2O

(4)

Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng.

Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.

Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang

membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks.

Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tida mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.

Berikut ini akan dibahas beberapa reaksi identifikasi anion yang lain.

SO3 2- : Dengan larutan KmnO4 yang diasamkan dengan asam sulfat encer akan terjadi penghilangan warna ungu KmnO4 karena MnO4 tereduksi menjadi ion Mn2+.  S2O3 2- : Dengan larutan Ion akan terjadi penghilangan warna iod karena terbentuk

larutan tetrationat yang tak berwarna.

SO4 2- : Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih BaSO4 yang tak larut dalam HCl encer, asam nitrat encer tetapi larut dalam HCl pekat panas.

NO2 – : Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat atau sulfat encer akan dibebaskan iodium yang dapat diidentifikasi dari timbulnya warna biru dalam pasta kanji.

CN- : Dengan larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCN yang mudah larut dalam larutan sianida berlebih karena membentuk ion komplkes [Ag(CN)2] –

(5)

[Fe(CN)6]4- : Dengan larutan FeCl3 akan terbentuk endapan biru prusia dalam larutan netral atau asam. Endapan diuraikan oleh larutan hidroksida alkali membentuk endapan Fe(OH)3 yang berwarna coklat.

[Fe(CN)6]3- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan merah jingga, Ag3[Fe(CN) 6] yang larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat.

Cl- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan putih AgCl yang tidak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam amonia encer.

Br- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan kuning AgBr yang sukar larut dalam amonia encer, larut dalam amonia pekat, KCN dan Na2S2O3 tetapi tidak larut dalam sama nitrat encer.

I- : Dengan larutan Pb asetat terbentuk endapan kuning PbI2 yang larut dalam air panas yang banyak membentuk larutan tidak berwarna, ketika didinginkan terbentuk keping-keping kuning keemasan.

NO3 – : Dengan tes cincin coklat. Tambahkan 3 ml larutan FeSO4 yang segar ke dalam 2 ml larutan NO3 -. Tuangkan 3-5 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Terbentuknya cicncin coklat menunjukkan adanya NO3 -.

Cara Membuat Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida adalah beracun dan tidak berwarna senyawa kimia yang sering dihasilkan oleh pemecahan bahan limbah. Bau busuk telur adalah salah satu atribut yang diidentifikasi senyawa mudah terbakar ini. Juga merupakan komponen dari gas alam, itu adalah sumber utama untuk komersial hidrogen sulfida.

Aplikasi ini memiliki luas wilayah yang meliputi

1. Kimia analitik

2. Thio-senyawa organik produksi

3. Hydro-desulfurization etc

Metode untuk Menghasilkan H2S

Persiapan standar H2S adalah dengan memanaskan perlahan-lahan asam kuat dengan besi sulfida dalam Kipp generator. Kipp generator peralatan laboratorium yang digunakan untuk mengendalikan reaksi kimia yang menghasilkan gas. Ini fitur tiga kamar dan masing-masing ruang mempunyai fungsi individual untuk tampil. Sementara memegang ruang atas reagen cair dan yang di tengah memegang reagen yang solid, ruang bawah digunakan untuk menerima cairan reagen, jika diperlukan.

(6)

1. Benar memeriksa Kipp generator sebelum memulai proses. Sekarang tempat asam kuat seperti asam klorida (HCl) di ruang atas dan besi sulfida di ruang tengah dari Kipp generator.

2. Lembut panas ruang bawah. Pastikan bahwa jumlah panas yang kecil akan cukup untuk melanjutkan pada tingkat yang diperlukan.

3. Sekarang buka katup ruang tengah dan membiarkan asam mengalir ke ruang bawah. Biarkan asam naik secara bertahap ke ruang tengah dari peralatan Kipp dan datang di kontak dengan besi sulfida hadir di sana.

4. Ini akan menghasilkan produksi Hidrogen sulfida yang akan melarikan diri melalui katup di ruang tengah.

5. H2S juga dapat diperoleh oleh pemisahan dari gas asam yang gas alam yang memiliki kandungan H2S tinggi. Hal ini dapat diproduksi dengan membiarkan gas hidrogen bereaksi dengan belerang cair pada suhu 450 ° C.

Sumber di mana Anda dapat menemukan H2S

 H2S dapat ditemukan di saluran pembuangan dan rawa-rawa. Hal ini sering dibentuk dengan runtuhnya sulfida dan kekurangan oksigen.

 Juga dapat dideteksi dalam gas dilepaskan dari gunung berapi, sumber air panas, dan gas alam.

 Biasanya bakteri rincian bahan organik juga menghasilkan hidrogen sulfida.

 Proses industri seperti pengolahan makanan, coke oven, dll penyulingan minyak bumi, memancarkan hidrogen sulfida.

 Kation golongan II

 Kation golongan II : Merkuri (II), timbal (II), bismuth (III), tembaga (II), kadmium (II), arsen (III) dan (V), stibium (III), dan timah (II)

 Reagensia golongan : hydrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh)

 Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna HgS (hitam), PbS (hitam), Bi2S3(coklat), AS2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga), SnS2 (coklat) dan SnS2 (kuning).

 Kation golongan II dibagi menjadi dua sub-golongan, yaitu sub-golongan tembaga dan sub-golongan arsenik. Dasar dari pembagian subgolongan ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam amonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub-golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini., sulfida dari sub-golongan arsenik melarut dalam membentuk garam tio.

(7)

 Sub-golongan tembaga terdiri dari merkurium(II), timbel(II), bismuth(II), tembaga(II), dan kadmium(II). Klorida, nitrat, dan sulfat dari kation-kation sub-golongan tembaga, sangat mudah larut dalam air. Sulfida, hidroksida, dan karbonat-nya tak larut.

 Sub-golongan arsenik terdiri dari ion arsenik(III), arsenik(V), stibium(II), Stibium(V), timah(II), dan timah(V). Ion-ion ini mempunyai sifat amfoter. Oksidanya membentuk garam baik dalam asam maupun dengan basa.

 Identifikasi Kation Golongan II

 1. Identifikasi Hg2+

 a. Larutan amonia, menghasilkan endapan putih yang berupa merkurium(II) oksida dan merkurium(II) nitrat

 2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O HgO.Hg(NH2)NO3 + NH3

 b. Natrium hidroksida,bila ditambahkan dalam jumlah sedikit menghasilkan endapan berwarna merah kecoklatan. Bila dalam jumlah yang stoikiometris,endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium(II) oksida

 Hg2+ + 2OH- HgO + H2O

 Endapan tak larut dalam natrium hidrosikda berlebihan. Asam dapat melarutkan endapan.

 c. Kalium iodida menghasilkan endapan berwarna merah berupa merkurium(II) iodida

 Hg2+ + 2I- HgI2

 2. Identifikasi Bi3+

 a. Larutan amonia, menghasilkan endapan berwarna putih berupa garam basa

 Bi3+ + NO3- + 2NH3 + 2H2O Bi(OH)2NO3 + 2NH4+

 Endapan larut dalam reagensia berlebih.

 b. Natrium hidroksida, menghasilkan endapan putih berupa bismut(II) hidroksida

 Bi3+ + 3OH- Bi(OH)3

 Endapan hanya sedikit sekali yang larut dalam reagensia berlebihan dengan larutan dingin.

 c. Kalium iodida, bila ditambahkan setetes demi tetes menghasilkan endapan berwarna hitam berupa bismuth(II) iodida

 Bi3+ + 3I- BiI3

 Endapan mudah larut dalam reagensia berlebihan yang akan membentuk ion tetraiodobismutat yang berwarna jingga

 BiI3 + I- [BiI4]

- 3. Identifikasi As2+

 a. Larutan perak nitrat menghasilkan endapan berwarna merah kecoklatan berupa perak arsenat (Ag3AsO4)

 AsO43- +3Ag+ Ag3AsO4

 b. Larutan kalium iodida, jika ada asam klorida pekat, iod akan diendapkan, dengan mengocok campuran dengan 1-2 ml kloroform atau karbon tetraklorida. Zat yang terakhir ini akan diwarnai ungu oleh iod.

 AsO43- + 2H+ + 2I- AsO33- + I2 + H2O

(8)

 a. Larutan amonia, bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit menghasilkan endapan berwarna biru berupa tembaga sulfat basa

 2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2.CuSO4 + 2NH4+

 Endapan larut dalam reagensia berlebihan dimana terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat(II) yang berwarna biru tua

 Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH3 2[Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2OH-

 b. Natrium hidroksida dalam larutan dingin menghasilkan endapan berwarna biru berupa tembaga(II) hidroksida

 Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2

 Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan. Bila dipanaskan, endapan berubah menjadi tembaga(II) oksida berwarna hitam

 Cu(OH)2 CuO + H2O

 c. Kalium iodida mengendapkan tembaga(I) iodida berwarna putih. Tetapi larutannya berwarna coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod)

 2Cu2+ + 5I- 2CuI + I -3

 4. Identifikasi ion stano (larutan uji SnCl2 0,25 M)

 a. Ditambahkan larutan kalium hidroksida ke dalam larutan uji, maka terbentuk endapan putih stanno hidroksida yang larut dengan pereaksi berlebih.

 b. Ditambahkan larutan amonia atau alkali karbonat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan putih dari stanno hidroksida yang tidak larut dengan penambahan pereaksi berlebih.

 c. Setelah larutan uji SnCl2 yang keruh ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan putih Sn(OH)2. Setelah ditambahkan NaOH berlebih endapan putih tersebut larut. Endapan putih Sn(OH)2.

 d. setelah larutan uji ditambahkan Na2CO3, terbentuk endapan putih dari Sn(OH)2. Setelah ditambahkan Na2CO3 berlebih, endapan putih tersebut tidak larut.

Endapan putih Sn(OH)2 (wayan 2010)

Mungkin ini adalah bilangan ghoib pertama dalam matematika yang diajarkan saat qt SD. Tahukah kmu klo sebenarnya Pi ini adalah panjang keliling lingkaran yang berdiameter 1 satuan. Silahkan lihat gambar dulu gan di sini

Jadi... misalkan qt punya roda yang diameternya 1 meter trus qt ukur kelilingnya dengan cara melekatkan seutas tali pada sekeliling roda tersebut, maka panjang tali yang dibutuhkan adalah sekitar 3.14159 meter. Nilai perbandingan antara keliling dan diameter lingkaran ini selalu konstan untuk setiap lingkaran yaitu 3.14159. Pi juga biasanya diartikan sebagai 1 putaran penuh lingkaran atau 2 pi = 360derajat. Note:

- Pi bukan phi , klo phi tu gelombang ratio

- 360 derajat = 2 pi Radian, jadi 180 derajat tu 1 pi radian gan.. 22/7 itu angka yang mendekati pi, tapi bukan pi, pi sebenarnya

(9)

3,1415926535897932384626433832 7... Fakta-Fakta Menarik Mengenai Phi

Pada tahun 1706, seorang ahli Matematika bahasa Inggris memperkenalkan abjad Yunani phi untuk mewakili nilai yang dikatakan. Namun, pada tahun 1737, Euler resmi mengadopsi simbol ini untuk mewakili bilangan.

Pada tahun 1897, legislatif dari Indiana mencoba menentukan nilai yang paling akurat untuk phi. Namun ternyata kebijakan ini tidak berhasil.

Sebagian besar orang pada waktu itu tidak mengetahui fakta bahwa lingkaran memiliki jumlah sudut yang tak terbatas. Nilai dari phi adalah banyaknya diameter lingkaran yang akan dipaskan dengan keliling lingkaran.

Nilai dari phi adalah 22 / 7 dan ditulis sebagai = 22 / 7 atau = 3,14. Nilai phi dengan 100 tempat desimal pertama adalah:

3,1415926535897932384626433832 79502884197169399375 105820974944 592307816406286208998628034825 3421170679...

Fakta menarik lainnya adalah Anda tidak akan menemukan nol dalam 31 digit pertama dalam dari phi.

Di samping perhitungan geometri sehari-hari, nilai phi juga digunakan dalam berbagai persamaan ilmiah termasuk rekayasa genetika, mengukur reaksi, distribusi normal, dan sebagainya.

Tahukah Anda bahwa phi tidak hanya sebuah nomor irasional tetapi juga bilangan yang sulit dipahami?

Fakta menarik lainnya tentang phi diambil dari huruf Yunani "Piwas". Itu juga merupakan Abjad Yunani yang ke-16.

Seorang pengusaha di Cleveland, AS, menerbitkan buku pada pada tahun 1931 untuk mengumumkan bahwa nilai pi adalah 256/81.

Jika Anda mencetak miliaran dari desimal phi, maka angka itu akan merentang dari New York City ke Kansas.

Fakta-Fakta Menarik Lainnya Lagi Mengenai Phi

Tahukah Anda Yasumasa Kanada, seorang profesor di Universitas Tokyo?? Ia membutukan waktu sekitar 116 jam untuk menemukan sebanyak 6442450000 tempat desimal Phi dengan komputer.

(10)

Pada tahun 1706, John Machin memperkenalkan suatu rumus untuk menghitung nilai phi, yaitu :

/ 4 = 4 * arc tan (1 / 5) - arc tan (1 / 239).

Pada tahun 1949, ia juga menghabiskan waktu sekitar 70 jam untuk menghitung 2.037 tempat desimal phi menggunakan ENIAC (Electronic Numeric Integrator and Computer).

Seorang Ahli Matematika Jerman, Ludolph van Ceulen, mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menghitung 35 tempat desimal pertama phi.

Pada tahun 1768, Johann Lambert membuktikan nilai Phi adalah sebuah bilangan irasional, dan pada tahun 1882, Ferdinand Lindemann yang juga Ahli matematika terkenal membuktikan Phi adalah bilangan yang sulit dipahami.

Ada orang yang hafal semua angka desimal phi. Orang tersebut membuat lagu dan musik berdasarkan digit dari phi. Dalam kehidupan ini, memang terdapat banyak fakta yang menarik dan menyenangkan mengenai phi.

raksi Mol (X)

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen terhadap jumlah mol total semua komponen. Fraksi mol zat terlarut (Xt) adalah perbandingan antara

jumlah mol zat terlarut terhadap jumlah mol total dalam larutan. Sedangkan fraksi mol pelarut (Xp) adalah perbandingan antara jumlah mol pelarut terhadap jumlah mol total

dalam larutan.

Xt = mol zat terlarut / (mol zat terlarut + mol pelarut) Xp = mol pelarut / (mol pelarut + mol terlarut)

Referensi

Dokumen terkait

 Bila larutan amonium molibdat dan asam nitrat  Bila larutan amonium molibdat dan asam nitrat ditambahkan dengan sangat berlebihan kepada suatu larutan arsenat, akan diperoleh

Pada masing"masing larutan protein tersebut gelatin * albumin! terdapat endapan putih dilapisan bawah, endapan putih itu adalah endapan garam yang tidak larut

Pb(CH 3 COOH) 2 Larutan putih keruh putih Larutan putih keruh, endapan CuSO 4 kehitaman Larutan menjadi merah kehitaman Larutan menjadi merah H 2 SO 4 kekuningan Larutan

Sesuai dengan hasil teoritis bahwa membentuk endapan putih yang tidak larut dalam asam nitrat tapi larut dalam amonia.. Endapan yang terbentuk berwarna ungu tetapi tidak memberi

Setelah ditambahkan 2 tetes NaOH menghasilkan larutan berwarna hijau (+). Setelah ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 3 tetes terbentuk endapan hijau pada ditambahkan NaOH

Sedangkan pada tabung 3, dihasilkan larutan keruh kebiruan dan terbentuk endapan putih, dimana menurut persamaan reaksi yang terjadi endapan tersebut adalah endapan

- sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan coklat merah seperti gelatin Fe(OH)3, dengan NaOH berlebih endapan tidak larut ( perbedaan dari alumimiun dan kalium - sampel

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat, apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih