• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbang Perkebunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbang Perkebunan"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Laporan Kinerja

Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan

2016

Penyusun

Dr. Rustan Massinai

Ir. Esti Sulistiyani, M.Si

Jumari, S.IP

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

(3)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya sehingga Laporan Kinerja (LAKIN) Puslitbang Perkebunan tahun anggaran 2016 dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Laporan Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan anggaran yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan oleh Puslitbang Perkebunan. Dalam laporan ini digambarkan tingkat kinerja Puslitbang Perkebunan TA 2016 berdasarkan tingkat pencapaian sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Ungkapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya terutama dalam perbaikan maupun peningkatan kinerja di masa yang akan datang.

Bogor, 31 Januari 2017 Kepala Pusat,

Dr. Ir. Fadjry Djufry, M. Si

Nip.19690314 199403 1 001

(4)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

DAFTAR ISI Halaman

Kata pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv Daftar Tabel ... v Daftar Gambar ... vi Daftar Lampiran ... ix Ikhtisar Eksekutif ... x Bab I. PENDAHULUAN ... 1

Bab II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA ... 7

2.1. Perencanaan Strategis ... 7

2.2. Indikator Kinerja Utama ... 10

2.3. Rencana Kinerja Tahunan TA 2016 ... 11

2.4. Penetapan Kinerja TA 2016 ... 12

Bab III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 13

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja ... 13

3.2. Analisis Capaian Kinerja ... 15

3.3. Akuntabilitas Keuangan ... 63

Bab IV. PENUTUP ... 69

(5)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

DAFTAR TABEL

Tabel

Uraian

Halaman

1

Jumlah pegawai lingkup Puslitbang Perkebunan menurut

Pendidikan pada tahun 2016...

3

2

Jumlah pegawai lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan jabatannya pada tahun 2016...

3

3

Keragaan Peneliti berdasarkan Kepakaran/bidang ilmu lingkup Puslitbang Perkebunan 2016...

4

4

Keragaan Anggaran Puslitbang Perkebunan TA 2011-2016 (Dalam Juta Rupiah)...

5

5

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Program Puslitbang Perkebunan Tahun 2015-2019...

9

6

Sasaran Program dan Indikator Kinerja Utama Puslitbang Perkebunan 2015-2019 ...

10

7

RKT Puslitbang Perkebunan Tahun 2016...

11

8

Penetapan Kinerja (PK) Puslitbang Perkebunan Tahun 2016...

12

9

Pengukuran Kinerja Puslitbang Perkebunan TA 2016...

13

10

Karakter pembeda Xanthorina 1, Xanthorina 2 dan Cursina 3

24

11

Rekapitulasi Sumberdaya Genetik Tanaman Perkebunan 2016...

26

12

Realisasi Indikator Benih Sumber TA 2016...

48

13

Sebaran VUB Kelapa DMT...

60

14

Sebaran VUB Kelapa Kapas...

60

15

Sebaran VUB Kelapa Tembakau...

60

16

Sebaran VUB Kelapa Lada...

61

17

Sebaran VUB Seraiwangi...

61

18

Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan Sasaran Output Utama TA 2016...

67

(6)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian

Halaman

1

Penampilan Varietas Unggul Tebu Lokal Kerinci...

16

2

Varietas KENAFINDO 1 AGRIBUN...

17

3

Varietas KENAFINDO 2 AGRIBUN...

18

4

Jet 1 Agribun (kiri) dan Jet 2 Agribun(kanan)...

19

5

Tanaman sisal (atas), ujung daun(kiri bawah), helaian daun (tengah bawah), irisan melintang daun (kanan bawah)...

20

6

Kelapa Dalam Sri Gemilang...

21

7

(A) Populasi Kelapa Puan Kalianda, (B) Tanaman Kelapa Puan Kalianda, (C) Keragaman warna buah KelapaPuan Kalianda dan (D). Endosperm Kelapa Puan Kalianda ...

22

8

Daun, buah, biji dan fuli pala Fak-fak (atas), daun, buah dan biji pala banda (bawah)...

23

9

Serai dapur Sitranila Agribun...

24

10

Penampilan pertanaman Kakao BL 50 (A & B), bentuk buah kakao RCL (C ), bentuk buah kakao unggul lokal (D), bentuk buah kakao ...

25

11

Capaian Varietas Unggul Baru Tanaman Perkebunan TA 2012-2016...

27

12

Panen benih tebu umur 5 bulan (kiri), pembersihan pelepah tebu (tengah), pengambilan mata tebu dengan bor bud chip (kanan)...

28

13

Proses HWT pada 52ºC selama 30 menit (kiri), pesemaian benih bud chip pada pengujian daya mengecambah...

28

14

Keragaan tanaman tebu sebelum tebang ...

29

15

Tanaman Crotalaria juncea (kiri) dan Bintil akar C. juncea dan koloni Rhizobia juncea (kanan)...

30

16

(A) Perlakuan penutupan mulsa plastik 100% (Produksi 91,83 ton/ha); (B) Penutupan mulsa plastik 50% (produksi 56,28 ton/ha); (C) Kontrol (tidak ditutup mulsa plastik) (Produksi 47,80 ton/ha)...

30

(7)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Gambar

Uraian

Halaman

17

Sortasi biji kakao asalan untuk memisahkan kotoran dan biji kakao yang tidak sehat (kiri), penambahan agens fermentasi pada biji kakao yang telah direhidrasi (tengah), dan biji kakao yang telah diberi agens fermentasi sesuai

perlakuan dan siap untuk difermentasi...

31

18

Gejala serangan (A), kerusakan (B) dan larva (C) PBK,

Morfologi kulit buah kakao yang tahan terhadap PBK (D)....

32

19

(A) Proses pembuatan pupuk organik dari limbah kebun

kakao ); (B) pemangkasan pemeliharaan secara rutin;

dan (C), penyarungan buah kakao dengan plastik ...

33

20

(A) Gejala serangan Phytophthora palmivora pada buah

kakao ; dan (B) produk biofungisida berbahan aktif spora

jamur antagonis Trichoderma viride ...

33

21

(A) Penambahan agens fermentasi pada kopi pulper basah

sebelum di fermentasi; (B) dan pengukuran pH dan suhu

awal sebelum biji kopi difermentasi ...

34

22

Beberapa Telur Dasynus piperis yang terparasit oleh

Anastatus dasyni pada pertanaman lada di Bangka...

35

23

Kelapa terserang penyakit layu Kalimantan (ke-1 dan ke-2

dari kiri), pembakaran batang kelapa yang baru ditebang...

38

24

Penyakit Busuk Kelapa...

39

25

Capaian Teknologi Tanaman Perkebunan TA 2012-2016....

40

26

Keterkaitan alokasi anggaran dengan jumlah teknologi

peningkatan produktivitas yang dihasilkan ...

41

27

Aplikasi formula pupuk hayati pada tanaman kopi (kiri),

Keragaan tanaman kopi pada umur 20 bulan setelah

aplikasi (tengah dan kanan)...

42

28

(A) Bahan baku bioselulosa , (B) proses pembuatan slurry

bioselulosa dan (C) proses pembuatan edible coating dari

slurry

...

42

29

(A) Prosescoatingdaging buah kelapa; (B) pengemasan

vacuum; (C) dan daging buah kelapa sudah dicoating dan

(8)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Gambar

Uraian

Halaman

30

(A) Irisan daging buah kelapa direndam dalam larutan CaCl2; (B) perebusan dalam larutan gula dan garam;

dan (C) produk coconut chip...

43

31

(A) Uret terinfeksi jamur M. anisopliaedi laboratorium; (B)

Uret yang terserang jamur M. anisopliae (mikosis); (C)

Pengujian formula jamur M.anisopliae di rumah kasa ...

45

32

Formula Pupuk K Slow Release,...

45

33

Capaian teknologi peningkatan nilai tambah dan daya

saing/produk olahan tanaman perkebunan TA 2012-2016..

46

34

Keterkaitan alokasi anggaran dengan output Produk

Olahan/Teknologi Peningkatan Diversifikasi dan nilai

tambah ...

47

35

Diagram Curah Hujan dan Suhu Udara di Manado, tahun

2013 – 2015...

49

36

Kondisi Kelapa Akibat Kekeringan di KP Kima Atas...

49

37

Capaian rekomendasi kebijakan tanaman perkebunan TA

2012-2016...

55

38

Sertifikat PUI Kelapa...

55

39

Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan

berdasarkan jenis Belanja TA 2016...

63

40

Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan

berdasarkan Satker TA 2016...

64

41

Alokasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan

berdasarkan Output (diluar Layanan Perkantoran) TA 2016

64

42

Prosentase Realisasi anggaran Puslibang Perkebunan TA

2010-2016 ...

65

43

Realisasi anggaran lingkup Puslitbang Perkebunan

berdasarkan Satker TA 2016 (dalam juta rupiah)

65

44

Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja TA 2016

(dalam juta rupiah)...

66

45

Target dan Realisasi PNBP Fungsional lingkup Puslitbang

(9)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Uraian

Halaman

1

Struktur Organisasi Puslitbang Perkebunan...

72

2

Rencana Stratejik 2012 – 2016...

73

3

Rencana Kinerja Tahunan 2016...

74

4

Penetapan Kinerja Tahun2016...

75

(10)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

IKHTISAR EKSEKUTIF

Visi dan Misi Puslitbang Perkebunan selaras dengan Visi dan Misi Balitbangtan 2015-2019 yang mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Pertanian, dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kondisi yang diharapkan pada tahun 2019. Visi Puslitbang Perkebunan adalah “Menjadi lembaga penelitian terkemuka penghasil teknologi dan inovasi perkebunan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan dan kesejahteraan petani”

Untuk mewujudkan visi tersebut, Puslibang Perkebunan menyusun misi sebagai berikut : (1) Menghasilkan dan mengembangkan teknologi perkebunan modern yang memiliki scientific recogniton dengan produktvitas, mutu dan efisiensi tinggi ; (2) Hilirisasi dan masalisasi teknologi perkebunan modern sebagai solusi menyeluruh permasalahan perkebunan yang memiliki impact recogniton untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Dengan memperhatikan visi dan misi tersebut, tujuan dan sasaran Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan tahun 2015-2019 adalah : (1) Menyediakan varietas unggul tanaman perkebunan adaptif, memiliki produktivitas dan kualitas tinggi sesuai kebutuhan pengguna; (2) Menyediakan teknologi yang lebih produktif dan efisien serta ramah lingkungan; dan (3) Mempercepat dan meningkatkan diseminasi inovasi dan teknologi di tingkat pengguna. Dan sasaran dari tujuan tersebut adalah tersedianya :(1)varietas unggul baru; (2) teknologi dan inovasi unggul Perkebunan; (3) model pengembangan inovasi perkebunan yang terintegrasi; (4)rekomendasi kebijakan pembangunan Pertanian; (5) Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian

Arah kebijakan dan strategi Puslitbang Perkebunan mengacu pada Renstra Litbang Pertanian 2015-2019 dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2015 – 2019 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan iptek. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitian

(11)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

pembangunan pertanian, rumusan arah kebijakan Puslitbang Perkebunan didasarkan pada isu-isu strategis terkait komoditas perkebunan.

Pencapaian kinerja Puslitbang Perkebunan pada TA 2016, secara umum dapat dikatagorikan sangat berhasil ditinjau dari hasil pencapaian kinerja sasarannya. Jika dibandingkan antar target dan capaian Indikator utamanya, dari 13 indikator kinerja sasaran Puslitbang Perkebunan, 11 indikator mencapai dan melebihi target yang telah ditetapkan/diatas 100% (sangat berhasil); 1 (satu indikator) yaitu jumlah benih sumber Jahe, kunyit, kencur mencapai kriteria berhasil; dan 1 (satu indikator) yaitu jumlah benih sumber kelapa mencapai kriteria tidak berhasil.

Indikator kinerja yang sangat berhasil yaitu: 1) jumlah varietas; 2) Jumlah teknologi budidaya; 3) Jumlah produk olahan/teknologi peningkatan diversivikasi dan nilai tambah; 4) Jumlah benih Tembakau, kapas, wijen, jarak kepyar, jarak pagar, kenaf dan rosela; 5) Jumlah benih sumber Lada, nilam, teh, seraiwangi; 6) Jumlah Benih Sumber Cengkeh, Jambumete dan Pala: 7) Jumlah benih sumber Kopi Robusta dan karet; 8) Jumlah benih sumber Kopi dan Kakao; 9) Jumlah benih sumber Rami; 10) Jumlah benih sumber tebu; 11) Jumlah rekomendasi kebijakan. Indikator kinerja yang berhasil adalah Jumlah benih Jahe, kunyit, kencur, temulawak. Indikator kinerja yang tidak berhasil adalah benih sumber kelapa.

Beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian kinerja diantaranya adalah : 1) Ketersediaan Sumberdaya Manusia, baik tenaga fungsional peneliti, teknisi Litkayasa dan tenaga administrasi yang memadai; 2) Perencanaan kegiatan yang memadai; 3) Pelaksanaan kegiatan 3) Monitoring dan evaluasi yang intensif; 4) Pengelolaan keuangan yang akuntabel ; dan 5) Dukungan Sarana dan prasarana penelitian;

Ketidaberhasilan capaian indikator benih sumber kelapa disebabkan karena faktor alam, yaitu musim kemarau yang panjang selama tahun 2015 yang menyebabkan banyak tanaman kelapa yang mengalami kerusakan. Kondisi tersebut membuat buah kelapa banyak yang tidak memenuhi syarat untuk dijadikan benih.

(12)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Langkah–langkah alternatif yang harus dilakukan dalam menanggulangi hambatan dan permasalahan yang dihadapi di masa yang akan datang adalah: (1) Perencanaan kegiatan secara cermat dan realistis, (2) Persiapan pelaksanaan kegiatan secara matang; (3) Merevisi dokumen perencanaannya secara cepat jika menemui perubahan pelaksanaan kegiatan dari yang sudah direncanakan, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang sedng berjalan; (4) Meningkatkan kapasitas SDM, aset dan sumberdaya finansial.

(13)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tugas dan fungsi Puslitbang Perkebunan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.110/10/2015 adalah melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan program, serta pelaksanaan penelitian dan pengembangan perkebunan, sedangkan fungsinya adalah :

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pemantauan dan evaluasi dibidang penelitian dan pengembangan perkebunan

2. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan perkebunan

3. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan dan inovasi dibidang perkebunan

4. Pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Puslitbang Perkebunan termasuk salah satu unit kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, Puslitbang Perkebunan memiliki dua bidang yaitu Bidang Program dan Evaluasi, Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, dan satu bagian yaitu Bagian Tata Usaha, Kelompok Fungsional Peneliti, serta didukung oleh empat Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang menangani komoditas yang menjadi mandatnya, yaitu Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas), Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma), dan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri).

Berdasarkan Peraturan Kementerian Pertanian Nomor 62-65/ Permentan/ OT.140/10/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Lingkup Puslitbangbun, tugas dari masing-masing UPT tersebut adalah melaksanakan penelitian tanaman rempah dan obat, tanaman palma, tanaman pemanis dan serat, serta tanaman industri dan penyegar. Masing-masing Balai menyelenggarakan fungsi sesuai komoditas penelitiannya sebagai berikut: 1. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan, dan pemanfaatan

(14)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

2. Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi, dan fitopatologi

3. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis; 4. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian

5. Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, Puslitbang Perkebunan didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkarakter dengan persyaratan kompetensi tertentu. Kompetensi merupakan persyaratan mutlak bagi SDM Balitbangtan untuk menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. Puslitbang Perkebunan memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kualitas SDM dalam upaya menjamin tersedianya tenaga handal dalam melaksanakan program penelitian pertanian. Keragaan sumber daya manusia Puslitbang Perkebunan pada tahun 2016, disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Sampai dengan TA 2016 Puslitbang Perkebunan didukung oleh 710 pegawai yang terdiri dari 61 orang S3, 72 orang S2 dan 180 orang S1, 24 orang SM/D3, 6 orang D2, 2 orang D1 serta 358 orang SLTA ke bawah. Berdasarkan jabatannya sumber daya manusia di lingkungan Puslitbang Perkebunan diklasifikasikan menjadi 8 (delapan) yaitu: (1) Peneliti, (2) Teknisi Litkayasa, (3) Pustakawan, (4) Pranata Komputer, (5) Arsiparis, (6) Pranata Humas, (7) Analisis Kepegawaian, dan (8) Fungsional Umum.

Komposisi tenaga fungsional umum berjumlah 369 orang. Jumlah tersebut cukup besar dibandingkan dengan jumlah tenaga fungsional tertentu lingkup Puslitbang Perkebunan (peneliti, teknisi litkayasa dan fungsional lainnya). Seyogyanya tenaga fungsional terutama peneliti sebagai motor penggerak untuk mencapai tujuan organisasi, lebih besar dibandingkan dengan tenaga penunjangnya sehingga perencanaan SDM sebaiknya mempertimbangkan komposisi tersebut.

(15)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Tabel 1. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Menurut Pendidikan Pada Tahun 2016

Tabel 2. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Berdasarkan Jabatannya Pada Tahun 2016

Keragaan peneliti berdasarkan bidang kepakaran/bidang ilmu lingkup Puslitbang Perkebunan TA 2016 disajikan pada Tabel 3. Bidang keahlian yang terbanyak di lingkup Puslitbang Perkebunan adalah hama dan penyakit tanaman (58), disusul oleh pemuliaan dan genetika tanaman (52), budidaya tanaman (48), teknologi pasca panen (18), ekonomi pertanian (12) dan fisiologi tanaman (6). Bidang kepakaran yang paling sedikit adalah mektan (3), sistem usahatani pertanian (2) serta pangan, hortikultura dan perkebunan dan hidrologi (masing-masing 1). Kedepan pengusulan sekolah (S2 dan S3) pada masa yang akan datang hendaknya mengikuti bidang kepakaran yang diperlukan di masing-masing Balai Penelitian.

Unit Kerja S3 S2 S1 SM/D3 D2 D1 < SLTA Jumlah

Kantor Pusat 12 2 17 7 3 1 37 79 Balittro 20 15 61 9 2 - 151 258 Balittas 10 23 54 7 - - 73 167 Balit Palma 10 13 18 4 1 - 53 99 Balittri 9 15 22 4 - 1 44 95 Jumlah 61 68 172 31 6 2 358 698 Kantor Pusat 15 2 4 1 3 - 2 52 79 Balittro 63 46 6 - 1 1 - 141 258 Balittas 53 23 2 - 2 1 1 85 167 Balit Palma 31 10 1 - - - - 57 99 Balittri 39 20 - 1 - 1 34 95 Jumlah 201 101 13 1 7 2 4 369 698 Ana-lisis Kepe-gawai-an fungsional umum Jumlah Pra-nata Kompu-ter

(16)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Tabel 3. Keragaan Peneliti berdasarkan Kepakaran/bidang ilmu lingkup Puslitbang Perkebunan 2016

Pada tahun 2016, peneliti yang masih sekolah berjumlah 35 orang dengan bidang ilmu: Manajemen Sumberdaya Lahan Dan Lingkungan; Entomologi; Bioteknologi Mikroba; Fitopatologi; Pemuliaan Tanaman; Ilmu Tanah; Teknologi Hasil Penelitian; Bioteknologi Tanaman; Energi Lingkungan Sosial, Teknologi Benih; Dan Agro Teknologi, sehingga apabila telah selesai mengikuti tugas belajar akan dapat memenuhi kebutuhan kepakaran.

1.2. Sumberdaya Sarana dan Prasarana.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, Puslitbang Perkebunan didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana yang digunakan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga penelitian adalah Kebun Percobaan, Laboratorium, dan Rumah Kaca.

Puslitbangbun mempunyai 26 Laboratorium. Dua laboratorium sudah terakreditasi.

Selain itu, Puslitbang Perkebunan memiliki Kebun percobaan yang tersebar di 18 lokasi dengan total luasan 821,72 ha. Dari ke 18 kebun percobaan tersebut, terdapat satu KP dengan status pinjam pakai dengan Propinsi Sulut yaitu KP

No Bidang Keahlian Kantor Pusat Balittro Balittas Balit Palma Balittri JML

1 Budidaya Tanaman 3 15 12 6 12 48

2 Ekonomi Pertanian 3 2 4 1 2 12

3 Fisiologi Tanaman - 3 2 - 1 6

4 Hama dan Penyakit Tanaman 4 25 14 8 7 58

5 Pemuliaan dan Genetika Tanaman 2 15 14 10 11 52

6 Teknologi Pasca Panen - 3 6 5 4 18

7 Teknologi Pertanian dan Mekanisasi 2 - 1 - - 3

8 Sistem Usaha Pertanian - - - 1 1 2

9 Ekonomi Sumber Daya - - - 0

10 Tan. Pangan, Hortikultura dan Perkebunan 1 - - - - 1 11 Hidrologi dan Konservasi Tanah - - - - 1 1

(17)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Cikampek (Balittro) dan KP Kalipare dan KP. Coban Rondo (Balittas). Status kepemilikan KP lingkup Puslitbangbun sudah sertifikat semua kecuali KP yang pinjam pakai.

Puslitbangbun juga mempunyai 37 Rumah Kaca (Masing-masing 15 RK di Balitro, Balittas 7, Balit Palma 3, dan 12 RK di Balitri).

1.3. Sumber Daya Keuangan.

Anggaran pembangunan Badan Litbang Pertanian terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan adanya dukungan positif pemerintah terhadap kegiatan Litbang yang dituntut untuk menghasilkan inovasi teknologi yang lebih berorientasi pasar dan berdaya saing. Namun demikian, masih diperlukan dukungan pendanaan yang lebih besar untuk peningkatan hasil penelitian berupa inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing yang bersifat untuk kepentingan petani. Perkembangan penganggaran lingkup Puslitbang Perkebunan lima tahun terakhir seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keragaan Anggaran Puslitbang Perkebunan TA 2011-2016 (Juta Rupiah)

Tahun Anggaran

Jenis Belanja Total

Pegawai Barang Modal

2011 39.830 41.681 38.657 120.168 2012 43.630 48.849 5.209 98.688 2013 48.771 51.242 33.660 135.674 2014 49.891 47.034 14.311 111.236 2015 54.152 49.310 13.512 117.847 2016 55.274 46.775 39.277 141.326 1.4. Tata Kelola.

Implementasi reformasi perencanaan dan penganggaran sebagai manifestasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengisyaratkan bahwa penyusunan strategi pembangunan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan. Penyusunan kebijakan, rencana program dan kegiatan harus mengedepankan semangat yang berpijak pada sistem perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi

(18)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

perspektif jangka menengah dan berbasis kinerja yang mencakup 3 (tiga) aspek berupa: (1) unified budgeting, (2)performance based budgeting, dan (3) medium term expenditure frame work.

Untuk menjamin tercapainya good governance di UK/UPT lingkup Puslitbang Perkebunan, pelaksanaan program dan anggaran dikawal dengan penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) di setiap UK/UPT. Langkah-langkah operasional penerapan SPI, yaitu: (1) Pembentukan Tim Satuan Pelaksana Pengendalian Intern (Tim Satlak PI), (2) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan SPI (3) Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan SPI, dan (4) Penyusunan Laporan Pelaksanaan SPI.

Untuk menjamin kelancaran dan tercapainya target pelaksanaan program dan anggaran Puslitbang Perkebunan dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan terus menerus. Monitoring ditujukan untuk memantau proses pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai dari setiap program yang dituangkan di dalam Renstra beserta turunannya (RKT, PK). Evaluasi dilaksanakan sebagai upaya perbaikan terhadap perencanaan, penilaian dan pengawasan terhadap pelaksanan kegiatan agar berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan memanfaatkan sumberdaya secara efektif dan efisien. Dokumen pelaksanaan monev dituangkan dalam LAKIN, PMK 249 dan Laporan Pelaksanaan Monev. Langkah-langkah operasional program Monev 2015-2019 mencakup: (1) Menyiapkan Pedoman Umum, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), dan Petunjuk Teknis (Juknis) Monev yang disusun secara berjenjang sampai tingkat UPT, (2) Melaksanakan monev secara reguler dan berjenjang, dan (3) Mengevaluasi capaian sasaran Renstra setiap tahun. Selain itu untuk mengukur Indikator Kinerja Utama (IKU), Puslitbang Perkebunan mengharuskan setiap UK/UPT menyusun Laporan Pencapaian IKU yang berisi uraian kegiatan utama serta target dan realisasi pencapaian sasaran secara reguler pada setiap triwulan.

(19)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2. 1. Perencanaan Strategis 2015-2019

Upaya mengantisipasi perubahan paradigma dan dinamika lingkungan strategis yang dihadapi Puslitbang Perkebunan di masa mendatang, khususnya periode 2015-2019, Puslibang Perkebunan membutuhkan strategi khusus agar kiprah dan eksistensinya sebagai lembaga penelitian di bidang perkebunan dapat terwujud, terutama dalam mendukung pembangunan pertanian. Dengan penetapan Rencana Strategis (Renstra) Puslitbang Perkebunan TA 2015-2019 sebagai pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatannya, diharapkan kegiatan penelitian perkebunan dapat dilakukan secara efektif dan efisien,menghasilkan produk-produk teknologi yang inovatif, sesuai kebutuhan pengguna, dan berkelanjutan.

Sesuai dengan tugas dan fungsi Puslitbang Perkebunan, maka Visi dan Misi sebagai berikut:

Visi Puslitbang Perkebunan adalah “Menjadi lembaga penelitian terkemuka penghasil teknologi dan inovasi perkebunan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan dan kesejahteraan petani”. Makna dari Visi adalah :

1. Lembaga Penelitan Perkebunan Terkemuka artinya lembaga penelitian perkebunan yang dinamis dan tumbuh sebagai fast learning organizaton yang memimpin kegiatan riset pertanian di Indonesia dalam mengantsipasi perkembangan lingkungan strategis yang ada. 2. Teknologi Perkebunan adalah cara atau metode, serta proses atau produk

yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia.

3. Inovasi adalah penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.

4. Perkebunan Modern adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengoptmalkan pemanfaatan input dan sumberdaya perkebunan melalui

(20)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

proses yang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan, untuk menghasilkan Produk Perkebunan yang mempunyai nilai tambah tinggi serta aman dan sehat untuk dikonsumsi, dengan memanfaatkan kegiatan riset dan pengembangan teknologi.

5. Pertanian berkelanjutan adalah pertanian ramah lingkungan yang dapat mendukung usaha perkebunan dengan produktivitas tinggi, adaftif, kualitas tinggi dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani secara berkesinambungan;

6. Kesejahteraan Petani merupakan kondisi hidup layak bagi petani dan keluarganya sebagai aktor utama pelaku usaha pertanian yang diperoleh dari kegiatan usaha perkebunannya

Misi yang diemban Puslitbang Perkebunan adalah:

1. Menghasilkan dan mengembangkan teknologi perkebunan modern yang memiliki scientific recogniton dengan produktvitas, mutu dan efisiensi tinggi

2. Hilirisasi dan masalisasi teknologi perkebunan modern sebagai solusi menyeluruh permasalahan perkebunan yang memiliki impact recogniton untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Makna dari misi adalah sebagai berikut:

1. Teknologi perkebunan modern adalah teknologi yang memiliki keunggulan baik secara ilmiah maupun teknis dengan produktivitas, kualitas dan efisiensi tinggi dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan terkini dan kearifan lokal yang ada yang dapat diterapkan sesuai kebutuhan pengguna pada berbagai lingkungan strategis, serta mendukung upaya Kementerian Pertanian mewujudkan visi dan misinya . 2. Hilirisasi dan masalisasi teknologi perkebunan modern adalah

melaksanakan pengembangan hasil penelitan sejalan dengan sasaran strategis Kementerian Pertanian, sehingga mempercepat proses pelaksanaan pembangunan pertanian dalam mendukung terwujudnya usaha perkebunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan petani.

(21)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Tujuan

1. Menyediakan varietas unggul tanaman perkebunan adaptif, memiliki produktivitas dan kualitas tinggi sesuai kebutuhan pengguna;

2. Menyediakan teknologi yang lebih produktif dan efisien serta ramah lingkungan

3. Mempercepat dan meningkatkan diseminasi inovasi dan teknologi di tingkat pengguna.

Sasaran Kegiatan Puslitbang Perkebunan adalah:

1. Tersedianya varietas unggul baru;

2. Tersedianya teknologi dan inovasi unggul Perkebunan;

3. Tersedianya model pengembangan inovasi perkebunan yang terintegrasi 4. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan Pertanian

5. Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian

Keterkaitan Visi, Misi dan sasaran program disajikan pada Tabel 5 berikut: Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Program Puslitbang

Perkebunan Tahun 2015-2019

VISI MISI TUJUAN SASARAN

Menjadi lembaga penelitian terkemuka penghasil teknologi dan inovasi perkebunan untuk mewujudkan 1.Menghasilkan dan mengembangkan teknologi perkebunan modern yang memiliki scientific recogniton dengan produktvitas, mutu dan efisiensi tinggi 1. Menyediakan varietas unggul tanaman perkebunan adaptif, memiliki produktivitas dan kualitas tinggi sesuai kebutuhan pengguna; 1. Tersedianya varietas unggul baru;

(22)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016 pertanian berkelanjutan dan kesejahteraan petani 2. Menyediakan teknologi yang lebih produktif dan efisien serta ramah lingkungan;

2. Tersedianya teknologi dan inovasi unggul Perkebunan; 3. Tersedianya model pengembangan inovasi perkebunan yang terintegrasi; 4. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan perkebunan; 2.Hilirisasi dan masalisasi teknologi perkebunan modern sebagai solusi menyeluruh permasalahan perkebunan yang memiliki impact recogniton untuk meningkatkan kesejahteraan petani 3. Mempercepat dan meningkatkan diseminasi inovasi dan teknologi di tingkat pengguna 5. Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi perkebunan

2.2. Indikator Kinerja Utama(IKU)

Sasaran dan indikator kinerja utama Puslitbangbun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Sasaran Program dan Indikator Kinerja Utama Puslitbang Perkebunan 2015-2019

No Sasaran Indikator Kinerja Utama

1. Tersedianya varietas unggul baru Jumlah varietas unggul baru 2. Tersedianya teknologi dan inovasi

unggul Perkebunan

1. Jumlah teknologi budidaya

2. Jumlah teknologi peningkatan diversifikasi dan nilai tambah atau produk Olahan pengolahan

3. Tersedianya model pengembangan inovasi perkebunan yang terintegrasi

Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP)

4. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan Pertanian

Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman perkebunan

5. Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertani

(23)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

2.3. Rencana Kinerja Tahunan T.A. 2016

Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Puslitbang Perkebunan Tahun Anggaran 2016, telah ditetapkan sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang akan dicapai pada TA 2016, sebagai berikut:

Tabel 7. RKT Puslitbang Perkebunan Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Tersedianya Varietas Unggul Tanaman Perkebunan

Jumlah varietas unggul tanaman

perkebunan 8 Varietas

2 Tersedianya Teknologi Budidaya Tanaman Perkebunan

Jumlah teknologi budidaya

tanaman perkebunan 23 Teknologi 3 Tersedianya Teknologi

Diversifikasi dan Peningkatan Nilai Tambah / Produk Olahan

Jumlah produk / formula 9 Produk

4 Tersedianya dan tersalurkanya benih sumber

Jumlah benih sumber:

 Kelapa 375 butir

 Jahe, kunyit, kencur,

temulawak, Tembakau, kapas, wijen, jarak kepyar, jarak pagar, kenaf dan rosela

35.400 Kg

 Lada, nilam, seraiwangi, teh 405.000 Setek  Cengkeh, jambu mete, pala 60.000 Pohon  Kopi Arabika 750.000 Biji  Kopi Robusta dan karet 100.000 Entres  Benih Tebu (G2) 3.000.000 Budset  Rami 100.000 Rizhome 5 Rekomendasi

kebijakan Rekomendasi kebijakan 6 Rekomendasi 6 Model Bioindustri Model Bioindustri Berbasis

Perkebunan 5 Model teknologi Konsorsium Sawit 5 teknologi 7 Dukungan Penelitian

dan Pengembangan Tanaman Perkebunan

Dukungan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan

12 Bulan

2.4. Penetapan Kinerja TA 2016

Dalam dokumen Penetapan Kinerja Puslitbang Perkebunan TA 2016 revisi terakhir, telah ditetapkan sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang

(24)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

akan dicapai Puslitbang Perkebunan sebagaimana disajikan pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8. Penetapan Kinerja (PK) Puslitbang Perkebunan Tahun 2016

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

1 Tersedianya Varietas Unggul Tanaman Perkebunan

Jumlah varietas unggul tanaman

perkebunan 7 Varietas

2 Tersedianya Teknologi Budidaya Tanaman Perkebunan

Jumlah teknologi budidaya

tanaman perkebunan 16 Teknologi 3 Tersedianya Teknologi

Diversifikasi dan Peningkatan Nilai Tambah / Produk Olahan

Jumlah produk / formula 5 Produk

4 Tersedianya dan tersalurkanya benih sumber

Jumlah benih sumber:

 Kelapa 375 butir

 Jahe, kunyit, kencur,

temulawak, 24.000 Kg  Tembakau, kapas, wijen, jarak

kepyar, jarak pagar, kenaf dan rosela

6.350 kg

 Lada, nilam, seraiwangi, teh 405.000 Setek  Cengkeh, jambu mete, pala 60.000 Pohon  Kopi Arabika dan kakao 25.000 Batang  Kopi Robusta dan karet 100.000 Entres  Benih Tebu (G2) 3.000.000 Budset  Rami 100.000 Rizhome 5 Rekomendasi

kebijakan Rekomendasi kebijakan 6 Rekomendasi Jumlah anggaran yang tercantum didalam PK Puslitbang Perkebunan revisi terakhir yang telah ditandatangani pada November 2016 adalah sebesar Rp. 129.358.667.000,- (termasuk anggaran blokir sebesar Rp. 2.800.000.000,-). Setelah mengalami revisi, pada akhir Tahun Anggaran 2016, anggaran Puslitbang Perkebunan menjadi Rp. 144.126.346.000,- (dari anggaran terakhir ini, diblokir penggunaannya sebesar Rp. 2.800.000.000,-). Jadi Pagu anggaran Riil pada akhir TA 2016 sebesar Rp. 141.326.346.000,-

(25)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

III. AKUNTABILITAS KINERJA

Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadaptarget), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil :> 100 persen, (2) berhasil : 80 – 100 persen, (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen, dan tidak berhasil : 0 – 59 persen.

3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

Pada TA 2016, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan telah menetapkan 5 sasaran yang akan dicapai. Kedelapan sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 13 indikator kinerja. Secara rinci pencapaian sasaran tersebut adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 9 dan uraian berikut:

Tabel 9. Pengukuran Kinerja Puslitbang Perkebunan TA 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Tersedianya varietas

unggul jumlah varietas 7 varietas 13 varietas 185,71 2 Tersedianya

Teknologi budidaya Jumlah teknologi budidaya 16 teknologi 19 teknologi 118,75 3 Tersedianya

teknologi diversifikasi dan peningkatan nilai tambah/produk olahan

Jumlah teknologi

olahan 5 Produk/ formula 7 Produk/ formula 140,00

4 Tersedianya Benih

Sumber Jumlah Benih 1.Kelapa 2.Jahe, kunyit, kencur, temulawak, 3.Tembakau, kapas, wijen, jarakkepyar, jarakpagar, kenafdanrosela 4.Lada, nilam, teh,

seraiwangi 5.Cengkeh,

jambumete, pala 6.Kopi dan Kakao 7.Kopi Robusta dan

karet 8. Rami 250.000 24.000 6.350 405.000 60.000 25.000 100.000 100.000 butir kg kg setek pohon batang entress rhyzome 83.060 18.000 8770 424.650 65.372 25.000 100.126 200.000 butir kg kg setek pohon batang entress rhyzome 27,22 75,00 138,77 104,85 108,95 100,00 100,13 200,00 9. tebu 3 Juta

budset 3 Juta budset 100,00 5 Tersedianya

(26)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengukuran keberhasilan indikator kinerja sasaran Puslitbang Perkebunan adalah sebagai berikut: Dari 13 indikator kinerja sasaran Puslitbang Perkebunan, 11 indikator mencapai dan melebihi target yang telah ditetapkan/diatas 100% (sangat berhasil), 1 (satu indikator) yaitu jumlah benih sumber Jahe, kunyit, kencur mencapai kriteria berhasil, dan 1 (satu indikator) yaitu jumlah benih sumber kelapa mencapai kriteria tidak berhasil.

Indikator kinerja yang sangat berhasil yaitu: 1) jumlah varietas, 2) Jumlah teknologi budidaya, 3) Jumlah produk olahan/teknologi peningkatan diversivikasi dan nilai tambah, 4) Jumlah benih Tembakau, kapas, wijen, jarak kepyar, jarak pagar, kenaf dan rosela, 5) Jumlah benih sumber Lada, nilam, teh, seraiwangi, 6) Jumlah Benih Sumber Cengkeh, Jambumete dan Pala, 7) Jumlah benih sumber Kopi Robusta dan karet; 8) Jumlah benih sumber Kopi dan Kakao, 9) Jumlah benih sumber Rami, 10) Jumlah benih sumber tebu, 11) Jumlah rekomendasi kebijakan. Indikator kinerja yang berhasil adalah Jumlah benih Jahe, kunyit, kencur, temulawak. Dan indikator kinerja yang tidak berhasil adalah benih sumber kelapa.

Dalam upaya pencapaian sasaran, pengukuran kinerja dilakukan melalui pemantauan dan evaluasi yang rutin dan intensif dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Melaksanakan evaluasi terhadap proposal kegiatan sejak awal sehingga output kegiatan menjadi terukur dan memungkinkan untuk dicapai dengan melibatkan tim pakar, baik dari internal Puslitbang Perkebunan maupun dari luar Puslitbang Perkebunan, bahkan dari luar instansi lingkup Badan Litbang Pertanian seperti Perguruan Tinggi,

2. Mewajibkan kepada seluruh penanggung jawab kegiatan untuk menyampaikan laporan secara berkala melalui laporan bulanan, triwulan, semester dan laporan akhir kegiatan sehingga dapat diketahui kemajuan setiap kegiatan dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta masalah-masalah yang dihadapi dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran. Jika ditemukan ada permasalahan dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran, dapat langsung dicari upaya-upaya penyelesaian agar pencapaian tujuan dan sasaran tidak terganggu.

(27)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

3. Melakukan monitoring dan evaluasi langsung pelaksanaan kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

4. Melakukan seminar proposal dan laporan hasil kegiatan sehingga terjadi proses cek dan ricek terhadap dokumen perencanaan dan pelaporan.

5. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan lingkup Puslitbang Perkebunan, disusun laporan kegiatan utama, laporan output penting, laporan Pelaksanaan Rencana Aksi yang selanjutnya disampaikan ke Badan Litbang Pertanian setiap triwulan.

6. Pemantauan dan evaluasi secara intensif juga dilakukan terhadap realisasi anggaran secara mingguan melalui I-Monev dan secara bulanan melalui PMK 249 (memfasilitasi kewajiban laporan kinerja yang diamanatkan PP 39 Tahun 2009)

7. Melaksanakan evaluasi terhadap proposal kegiatan sejak awal sehingga output kegiatan menjadi terukur dan memungkinkan untuk dicapai dengan melibatkan tim pakar, baik dari internal Puslitbang Perkebunan maupun dari luar Puslitbang Perkebunan, bahkan dari luar instansi lingkup Badan Litbang Pertanian seperti Perguruan Tinggi,

8. Penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) juga dilakukan sebagai suatu sistem untuk menjamin/memberi keyakinan memadai agar penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapatmencapai tujuannya secara efektif dan efisien, melaporkan pengelolaan keuangan negara secara handal, mengamankan asset negara mendorong ketaatan terhadap peraturan peraturan perundang-undangan.

1.1. 3.2. Analisis Capaian Kinerja

Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan adalah sebagai berikut :

Sasaran 1 :Tersedianya varietas unggul tanaman perkebunan yang berdaya saing

Pada TA 2016, Puslitbang Perkebunan mentargetkan dapat melepaskan 7 varietas unggul baru tanaman perkebunan. Sampai dengan akhir TA 2016 telah

(28)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

terealisasi pelepasan 13 varietas tanaman perkebunan (tingkat capaian 185,71 %). Varietas unggul yang telah dilepas pada TA 2016 beserta keunggulannya adalah sebagai berikut:

TEBU

1. POJ Agribun Kerinci

Varietas POJ Agribun Kerinci merupakan hasil seleksi dan evaluasi tebu lokal Kerinci berdasarkan penilaian daya kepras (jumlah anakan), produksi, rendemen, sifat lepas pada pelepah daun (klenthek), preferensi petani dan luasan areal penanaman. Tidak seperti di daerah lain, tebu di kabupaten Kerinci mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat lokal kabupaten Kerinci untuk menghasilkan gula merah. Potensi produksi mencapai 109 ton/ha/tahun, potensi hasil gula merah rata-rata 12,03 ton gula merah/ha/tahun, dan rendemen 11-12%. Berbeda dengan di Jawa, tebu dataran tinggi di Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi dipanen secara selektif.Dengan sistim panen tebang pilih petani tidak perlu melakukan bongkar ratun.Varietas ini toleran terhadap penyakit mosaik dan cocok untuk dataran tinggi di Propinsi Jambi, Sumatera dan Aceh.

(29)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

KENAF

2. Kenafindo 1 Agribun

Kenafindo 1 Agribun mempunyai potensi produksi serat 3,727 ton per ha, 18,2 % lebih tinggi dibandingkan KR15; beradaptasi luas, duri pada batang relatif sangat sedikit, moderat tahan terhadap kekeringan, moderat tahan terhadap keracunan Aluminium, rentan terhadap hama Amrasca biguttula

Ishida, dan rentan terhadap serangan nematoda puru akar.

Gambar 2.Varietas Kenafindo 1 Agribun 3. Kenafindo 2 Agribun

Kenafindo 2 Agribun mempunyai potensi produksi serat 3,521 ton per hektar, 11,7 % lebih tinggi dibanding KR 15; beradaptasi luas, moderat tahan terhadap kekeringan, tahan terhadap keracunan Aluminium, rentan terhadap hama Amrasca biguttula Ishida, dan rentan terhadap serangan nematoda puru akar.

(30)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Gambar 3.Varietas Kenafindo 2 Agribun JARAK PAGAR

4. Jet 1 AGribun

Jet 1 Agribun mempunyai potensi produksi biji kering 2.331,35 kgdengan rata-rata 1.085,87 kg/ha/th (37,91% lebih tinggi dibandingkan IP-3A), kadar minyakbiji 37,44%, sesuai dikembangkan di wilayah beriklim kering.

5. Jet 2 Agribun

Jet 2 Agribun mempunyai mempunyai potensi produksi biji kering2.636,30 kgdengan rata-rata 1.078,70 kg/ha/th (37,00 persen lebih tinggi dibandingkan IP-3A) berkadar minyak 35,80%, sesuai dikembangkan di wilayah beriklim kering.

Dengan keunggulan minyak bijinya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Biofuel dan kemampuannya untuk dikembangkan di wilayah beriklim kering, maka kedua varietas unggul jarak pagar ini berpotensi untuk dikembangkan di wilayah Indonesia Timur yang beriklim kering, khususnya

(31)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

daerah-daerah yang masih kekurangan pasokan listrik, karena biofuelnya dapat dimanfaatkan untuk mesin pembangkit listrik.

Gambar 4. Jet 1 Agribun (kiri) dan Jet 2 Agribun(kanan) SISAL

6. H 11648

Varietas ini mempunyai potensi produksi serat kering per ha per tahun4.728 – 5.964,763 kg, peka terhadap penyakit Fusarium sp. Varietas ini dapat dikembangkan pada berbagai jenis lahan.

(32)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Gambar 5. Tanaman sisal (atas), ujung daun(kiri bawah), helaian daun (tengah bawah), irisan melintang daun (kanan bawah)

KELAPA

7. Kelapa Dalam Sri Gemilang

Kelapa Dalam Sri Gemilang berasal dari Kabupaten Indragiri Hilir, adaptif pada lahan pasang surut. Potensi produksi kopra > 3 ton/hektar/tahun, kadar minyak 65,19%, protein 8,96%, galaktomanan 1,7%, fosfolipid 0.04%. Kadar minyak, protein dan galaktoman relatif lebih tinggi dari varietas yang telah dilepas sedangkan kadar fosfolipid lebih rendah atau sama dengan varietas unggul lainnya. Hasil observasi menunjukkan tidak ditemukan serangan hamaSexava sp dan Brontispa sp, terdapat serangan hama Oryctes sp dan

Acerya sp dengan tingkat serangan rendah/ringan. Tidak ditemukan gejala serangan penyakit utama gugur buah dan busuk pucuk serta Steem Bleeding.Potensi benih untuk pengembangan atau peremajaan + 39.200 butir per tahun. Varietas ini telah menyebar di daerah Parit Sialang Krubuk, Desa Hidayah, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

(33)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Gambar 6. Kelapa dalam Sri Gemilang

8. Kelapa Puan Kalianda

Kelapa Puan Kalianda termasuk tipe kelapa Dalam dengan karakteristik morfologi yang lebih besar dibandingkan kelapa kopyor tipe Genjah asal Pati, Jawa Tengah.Ukuran buah relatif besar dan kuantitas endosperm lebih banyak dibanding buah kelapa Genjah kopyor Pati.Kandungan lemak tak jenuh dan asam laurat daging buahnya lebih tinggi dibanding kelapa Genjah kopyor Pati.Kuantitas daging buah kelapa kopyor Kalianda bervariasi antara skor 1-9, lebih tinggi dibanding kelapa Genjah Kopyor Pati yang hanya memiliki skor 1-6. Kadar gula total berkisar dari 1.6-2.4 %, protein 0.24-2.55 % dan lemak total 12,12-16.46 %. Jumlah Pohon Induk Terpilih (PIT) sebanyak 123 pohon, memiliki potensi benih sebanyak 6.657 butir. Jumlah total benih kopyor alami (heterozigot) pertahun sebanyak 10.731 butir dapat digunakan untuk pengembangan pada lahan seluas 53 ha. Varietas Kelapa Puan Kalianda sudah menyebar di wilayah

(34)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Provinsi Lampung dan sekitarnya. Potensi penyebaran pada sentra produksi kelapa di wilayah Sumatera.

Gambar 7. (A) Populasi Kelapa Puan Kalianda, (B) Tanaman Kelapa Puan Kalianda, (C) Keragaman warna buah KelapaPuan Kalianda dan (D). Endosperm Kelapa Puan Kalianda

PALA

9. Pala Fak Fak

Pala Fak-fak memiliki habitus tanaman relatif lebih tinggi dan besar, daun lebih panjang dan lebih lebar dibanding pala lainnya. Tinggi tanaman berkisar 15 - 23 meter, lingkar batang 90 - 150 cm., lebar kanopi 2.5m - 3.9m jumlah lingkaran percabangan dalam batang tanaman 11 - 27 dan jumlah cabang dalam satu lokus adalah 3 - 6 buah. Bentuk daun lonjong langsing sampai lonjong agak lebar.

A

D

C

(35)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Gambar 8. Daun, buah, biji dan fuli pala Fak-fak (atas), daun, buah dan biji pala banda (bawah).

Biji pala Fakfak berbentuk lonjong panjang dengan variasi lonjong agak langsing atau agak gemuk. Bagian pangkal biji lebih lebar dari bagian ujung biji, bobot biji basah per butir > 10 gram, jumlah biji basah per kg basah dari berbagai PIT adalah 60 - 76 butir. Bunga (fuli) lebih tebal yang merupakan ciri khas pala fakfak.Kandungan minyak atsiri biji pala tua 2,71 - 5,37%. Kadar oleoresin biji 14 %, dan oleoresinfuli 13,0 - 15,2 %.

SERAI DAPUR

10. Sitralina Agribun

Varietas ini berasal dari aksesi Cyci 009 hasil seleksi serei dapur yang berasal dari DIY. Produksi bobot kering 3.67 g, mutu (kadar minyak 0.31% dan sitral 74.81%) dan memiliki dua karakter pembeda yaitu ujung batang daun yang melengkung dan lebar daun yang sempit dan kaku. Habitus agak merumbai pada ujung, panjang daun (cm) 52.42-78.58, lebar daun 0.95-1.25 cm, tebal daun 0.34-0.42 cm, warna batang abu-abu keunguan/GPG 183 D, karakteristik mutu 0.31 %, kadar cytrall 74.81 %. Bobot basah batang per rumpun 6.07 kg, bobot kering batang per rumpun 3.67 g, produktivitas batang basah 2.74

(36)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

ton/ha, produktivitas minyak 110 kg/ha. Beradaptasi baik di dataran rendah sampai tinggi.

Gambar 9. Serai dapur Sitranila Agribun TEMULAWAK

11. Xanthorina 1 dan 2

Potensi produksi Xanthoria 1 dan 2 mencapai 22-28 ton/ha. Sedangan potensi produksi tiga varietas temulawak yang sudah dilepas adalah (13,7 – 33,1 ton/ha). Karakter pembeda Xanthoria 1 dan 2 dan Cursina 3 (variatas yang sudah dilepas) disajikan pada Tabel berikut:

Tabel 10. Karakter pembeda Xanthorina 1, Xanthorina 2 dan Cursina 3

URAIAN XANTHORINA 1 XANTHORINA 2 CURSINA 3

Kadar kurkuminoid 1,72% 1,87% 1,69% Kadar xanthori zol 4,94% 4,83% 4,82% Produksi ton/ha 29,28 – 39,90 27,63 – 40,69 27,46 – 38,53 Kestabilan

produksi Stabil Stabil Stabil

KAKAO BL 50

Kakao unggul di Kabupaten Lima puluh Kota mempunyai karakter bentuk buah berukuran cukup besar, lonjong, licin mengkilat agak beralur samar,ujung buah runcing, leher botol tidak ada, pangkal buah membulat,

(37)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

berbuah sepanjang tahun dengan jumlah buah/pohon/tahun dapat mencapai 50-90 buah/tahun. Potensi produksi/hektar/tahun 2,67 kg/pohon atau 3,3733 kg/ha/thn dengan populasi 1100 pohon/ha. Pod Index 40-60 buah. Varietas ini terlihat agak tahan Busuk Buah Kakao (BBK), Agak tahan Penyakit Buah Kakao (PBK) dan agak tahan Vascular Steak Dieback (VSD)

Gambar 10. Penampilan pertanaman Kakao BL 50 (A & B), Bentuk Buah Kakao RCL (C ), Bentuk Buah Kakao Unggul Lokal (D), Bentuk Buah Kakao

Keberhasilan pencapaian target indikator varietas ini tidak terlepas dari perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan perakitan varietas yang dilakukan oleh tim peneliti pemuliaan khususnya. Dalam perencanaan strategis, Puslitbang Perkebunan telah menyusun roadmap kegiatan perakitan varietas komoditas perkebunan, sehingga dapat diestimasi setiap tahunnya varietas yang akan dilepaskan baik terkait jenis dan jumlahnya komoditas. Keberhasilan pencapaian sasaran varietas disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut

A

B

(38)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk memastikan tercapainya target setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah dengan memantau capaian kinerja setiap bulan ataupun triwulanan beserta kendala yang dihadapi. Sehingga dengan demikian diharapkan bila tidak tercapainya target suatu indikator dapat diantisipasi sejak awal. Untuk mendukung kegiatan pemulian tanaman, diperlukan materi genetik tanaman perkebunan. Selain itu, keberhasilan pencapaian varietas juga karena dukungan dari koleksi plasma nutfah tanaman perkebunan yang dimiliki dan dikonservasi. Sampai dengan TA 2016 Puslitbang Perkebunan telah memiliki sebanyak 10.799 aksesi yang secara rinci berdasarkan komoditas disajikan pada Tabel 12.

Tabel 11. Rekapitulasi Sumberdaya Genetik Tanaman Perkebunan 2016

No Komoditas Jumlah Aksesi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 Kelapa 84 87 87 87 87 86 2 Pinang 38 38 38 38 38 38 3 Sagu 17 20 20 20 19 20 4 Aren 14 14 14 14 14 14 5 Kelapa Sawit 0 99 203 203 203 203 6 Kakao 0 230 235 235 236 236 7 Kopi 0 255 260 265 269 269 8 Karet 0 50 50 50 50 50 9 Teh 0 40 40 45 45 65 10 Tebu 485 485 600 750 792 1.060 11 Kapas 851 851 851 841 841 951 12 Tembakau 1.295 1.295 1.360 1.360 1.370 1.370 13 Bunga matahari 70 75 75 78 78 81 14 Agave 11 11 24 25 25 24 15 Cengkeh 13 18 22 78 127 234 16 Jambu mete 1 178 186 186 216 221 17 Pala 45 48 56 62 386 355 18 Lada 4 97 104 108 141 89

(39)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Trend capaian varietas unggul baru tanaman perkebunan berfluktuasi selamaTA 2012-2016, berturut turut dari tahun 2012 sampai dengan 2016, capaian varietas adalah 100%, 90%, 140%, 157% dan 186%, sebagaimana disajikan pada Gambar 13.

Gambar 11. Capaian Varietas Unggul Baru Tanaman Perkebunan TA 2012-2016 Tidak tercapainya target varietas pada TA 2013 dikarenakan tidak lulusnya pelepasan varietas tembakau, karena terkendala kebijakan pemerintah daerah untuk tidak menambah varietas unggul baru tanaman tembakau. Pada TA 2014, 2015 dan 2016, capaian indikator jumlah varietas jauh diatas targetnya. Hal ini pada umumnya disebabkan karena usulan pelepasan varietas untuk satu komoditas tanaman lebih dari 1 calon varietas, sehingga jika lulus lebih dari satu pada komoditas yang diusulkan tersebut, capaian indikator ini menjadi melebihi targetnya. Disamping itu, capaian varietas yang lebih tinggi dari targetnya juga dikarenakan adanya kegiatan kerjasama pelepasaan VUB dengan pihak lain yang tidak direncanakan.

6 10 10 7 7 6 9 14 11 13 100% 90% 140% 157% 186% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% 160% 180% 0 2 4 6 8 10 12 14 16

Target Realisasi %tase 2012 2013 2014 2015 2016

(40)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Sasaran 2 : Tersedianya teknologi budidaya tanaman perkebunan Pada TA 2016 Puslitbang Perkebunan mentargetkan untuk menghasilkan teknologi budidaya tanaman perkebunan sebanyak 16 teknologi, dan telah terealisasi sebanyak 19 teknologi (tingkat keberhasilan 119 %) sebagai berikut: TEBU

1. Teknologi Protokol Perbenihan Tebu PC

Perlakuan Hot Water Treatment pada suhu 52 0C selama 30 menit, dapat

menghindarkan benih tebu dari serangan hama penggerek batang dan penggerek pucuk. Dengan perlakuan HWT, tingkat serangan hama tersebut dapat menurun dari 2,48 % menjadi 0,52 % pada varietas BL, dan dari 1,81 % menjadi 1,09 % pada varietas PSJK 922, yaitu tingkat serangan yang masuk kategori dibawah standar.

Gambar 12. A) Panen Benih Tebu Umur 5 Bulan, (B) Pembersihan Pelepah Tebu, dan C) Pengambilan Mata Tebu Dengan Bor Bud Chip

Gambar 13. A) Proses HWT Pada 52ºc Selama 30 Menit, B) Pesemaian Benih Bud Chip Pada Pengujian Daya Mengecambah

A B

C

(41)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

2. Pemupukan Tebu RC Juring Ganda

Pemberian pupuk sebanyak 9,6 Ku Phonska + 6,4 ku ZA/ha atau setara dengan 1,6 x dosis pupuk normal pada sistem tanam juring ganda memberikan hasil tebu sebesar 128,28 ton/ha

.

Gambar 14. Keragaan Tanaman Tebu Sebelum Tebang

3. Validasi kesesuaian tipe kemasakan varietas tebu dengan tipologi lahan

Lahan bertekstur berat pada lahan tadah hujan dengan drainase jelek sampai lancar dapat ditanami varietas dengan tipe kemasakan awal tengah sampai tengah lambat.Pada lahan tadah hujan dengan tekstur ringan dan drainase jelek sampai lancar dapat ditanami varietas masak tengah lambat dan apabila lahan dapat diairi maka dapat ditanami varietas masak awal tengah.Pemilihan varietas yang sesuai yang mempunyai daya kepras yang tinggi sangat dianjurkan.

4. Pupuk Hayati PC

Penggunaan pupuk hayati (dengan carrier biomassa Tithonia yang telah dihaluskan dan dikeringkan, dan memiliki kandungan 30,82% C-organik; 53,32% bahan organik; 4,15% N, rasio C/N 7 ; 0,62% P; 4,63% K; 1,68% Ca dan 0,84% Mg) dikombinasikan dengan pupuk an-organik dapat meningkatkan rendemen tebu. Formula pupuk hayati sampai 6 bulan penyimpanan masih memenuhi persyaratan teknis pupuk hayati yaitu: populasi koloni≥ 107 cfu/g untuk formula powder. Secara umum aplikasi pupuk hijau C. juncea dapat meningkatkan rendemen tebu..

(42)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Gambar 15. A) Tanaman Crotalaria juncea, B) Bintil akar C. juncea, dan C) koloni Rhizobia juncea (kanan)

5. Pengendalian Hama Uret pada Tanaman Tebu

Hama uret pada tanaman tebu dapat dikendalikan dengan menggunakan mulsa plastik.Mekanisme kerjanya adalah dengan menghalangi serangga dewasa untuk terbang atau serangga dewasa betina meletakkan telur di lahan.Penggunaan mulsa plastik sebagai penutup tanah dinilai paling efektif mengendalikan uret selain memberikan dampak positif terhadap produktivitas tanaman tebu. Dengan mengendalikan hama uret menggunakan mulsa plastik, produktivitas tebu meningkat dari 47,80 ton/ha menjadi 91,83 ton/ha.

Gambar16. (A) Perlakuan penutupan mulsa plastik 100% (Produksi 91,83

ton/ha); (B) Penutupan mulsa plastik 50% (produksi 56,28 ton/ha); (C) Kontrol (tidak ditutup mulsa plastik) (Produksi 47,80 ton/ha)

A C B A C B

(43)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

6.

Optimasi Proses Pembuatan Bioethanol Dari Molase Tebu

Penggunaan molase dengan kadar gula 40 % + katalis Urea 1 %, denganwaktu proses 3 hari menghasilkan bioethanol sebesar 7,6 %, tertinggi dibanding perlakuan lainnya.

KAKAO

7. Teknologi Fermentasi Biji Kakao Kering

Fermentasi biji kakao kering dapat dilakukan dengan merehidrasi biji menggunakan air hangat bersuhu 40 °C selama ±10 menit, dilanjutkan proses fermentasi selama 5 hari menggunakan Saccharomyces cerevisiae sebanyak 1,5% dari berat biji kakao. Fermentasi menghasilkan biji kakao dengan nilai indeks fermentasi 1. Biji kakao kering yang diperoleh memiliki kadar air 7,4%, dan jumlah biji per 100 gram sebanyak 82 biji sehingga dikategorikan ke dalam mutu A sesuai SNI 01-2323-2008.

Gambar 17. (A) Sortasi biji kakao asalan untuk memisahkan kotoran dan biji kakao yang tidak sehat; (B) penambahan agens fermentasi pada biji kakao yang telah direhidrasi, dan (C) biji kakao yang telah diberi agens fermentasi sesuai perlakuan dan siap untuk difermentasi 8. Teknologi Pengendalian Terpadu Hama PBK Kakao

Pengendalian hama PBK kakao harus dilakukan secara terpadu mengingat hama ini sangat sulit dikendalikan. Pengendalian dapat dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. menanam atau melakukan sambung samping dengan klon ICCRI 07 dan Sulawesi 03

(44)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

2. melakukan pemupukan berimbang dengan memadukan pupuk kimia dan pupuk organik yang memanfaatkan serasah daun kakao, buah kakao terinfeksi hama dan penyakit, kulit kakao dan limbah perkebunan kakao lainnya.

3. melakukan pemangkasan secara periodik dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 3-4 meter

4. melakukan panen sering pada saat buah masak awal dengan rotasi 1 minggu diikuti dengan pemecahan buah pada hari itu juga, kemudian kulit buah dikumpulkan dan dibenamkan ke dalam tanah serta ditimbun tanah setebal 20 cm

5. melakukan sanitasi kebun dengan cara membersihkan areal kebun dari daun-daun kering, tanaman tidak sehat, ranting kering, kulit buah maupun gulma yang berada di sekitar tanaman

6. Melakukan penyarungan buah muda berukuran 5–8 cm dengan plastik --> dapat menggunakan bekas mie instan atau bungkus makanan lainnya 7. memelihara predator PBK berupa semut hitam (Dolichoderus thoracicus),

yang sekaligus bermanfaat untuk mengendalikan hama Helopeltis spp. Cara yang paling mudah untuk memelihara semut hitam adalah dengan meletakkan sarang semut yang terbuat dari lipatan daun kelapa atau daun kakao, kemudian diberi larutan gula merah.

Gambar 18. Gejala serangan (A), kerusakan (B) dan larva (C) PBK, Morfologi kulit buah kakao yang tahan terhadap PBK (D)

(45)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

Gambar 19 (A) Proses pembuatan pupuk organik dari limbah kebun kakao ); (B) pemangkasan pemeliharaan secara rutin; dan (C), penyarungan buah kakao dengan plastik

9. Teknologi Pengendalian Terpadu Penyakit Busuk Buah Kakao Pengendalian penyakit busuk buah kakao dapat dilakukan dengan menerapkan hal berikut:

1. Sanitasi kebun dengan menghilangkan sumber inokulum patogen dari kebun berupa buah yang terinfeksi P. palmivora baik yang masih berada di pohon atau yang jatuh ke permukaan tanah, kulit buah dari limbah panen, ranting dan daun dari pemangkasan, dengan cara mengubur/membenamkan atau mendekomposisikan untuk dijadikan pupuk organik.

2. Pemangkasan pemeliharaan

3. Pemanfaatan mikroorganisme antagonis berupa jamur antagonis Trichoderma viride

4. Pemanfaatan fungisida nabati berupa minyak cengkeh dan serai wangi 5. Penggunaan asap cair dari tempurung kelapa dengan konsentrasi 0,1%

Gambar 20. (A) Gejala serangan Phytophthora palmivora pada buah kakao ; dan (B) produk biofungisida berbahan aktif spora jamur antagonis

Trichoderma viride

A B

(46)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

KOPI

10. Teknologi Pemanfaatan Mikroba Untuk Meningkatkan Cita Rasa Kopi

Penggunaan Saccharomyces cerevisiae sebanyak 200 gram pada 10 kg kopi Arabika pulper basah dan difermentasi selama 10 jam menghasilkan kopi citarasa tertinggi dengan skor mencapai 84,88 dengan citarasa khas berupa

caramelly, spicy, floral dan sweet. Secara fisik kopi yang dihasilkan dari perlakuan ini menghasilkan biji kopi beras dengan kadar air 9,4% dengan nilai cacat 11,80 dimana merujuk ke SNI 01-2907-2008 masuk ke dalam mutu 2. Proses ini jauh lebih cepatt dibanding proses fermentasi konvensional yang membuttuhkan waktu 12-36 jam.

Gambar 21. (A) Penambahan agens fermentasi pada kopi pulper basah sebelum di fermentasi; (B) dan pengukuran pH dan suhu awal sebelum biji kopi difermentasi

LADA

11. Metode Blancing Untuk Pengolahan Lada Hitam

Perendaman terbaik untuk pengolahan lada hitam dilakukan selama 1,5-2,5 menit pada suhu 80-900C. Teknologi ini mempunyai keunggulan : 1) Lada

berwarna hitam lebih gelap, mengkilat dan merata; 2) Pengeringan lada lebih cepat; 3) Menghasilkan lada beraroma lebih kuat/tajam dibandingkan lada hitam yang diolah secara tradisional.

(47)

Laporan Kinerja Puslitbang Perkebunan 2016

12. Pengendalian Pengisap Buah Lada Dasynus piperis China dengan Pestisida Nabati dan Parasitoid Telur Anastatus dasyni Ferr..

Pestisida nabati minyak mimba dan atau minyak cengkeh pada pertanaman lada yang diaplikasikan dengan di semprot dengan konsentrasi 5 ml/liter dapat menurunkan populasi hama pengisah buah lada (D. piperis). Aplikasi parasitoid A. dasyni pada pertanaman lada menurunkan populasi pengisap buah lada. Keberlanjutan populasi parasitoid A dasyni ditentukan oleh keberadaan inang penghasil nectar yaitu Asystatus gengetica

Gambar 22 Beberapa Telur Dasynus piperis yang terparasit oleh Anastatus dasyni pada pertanaman lada di Bangka

13. Formulasi Trichoderma sp. Untuk Pengendalian BPB Lada

Formulasi merupakan salah satu pendekatan agar mikroba yang berpotensi dalam pengendalian BPB maupun memperbaiki pertumbuhan tanaman lebih mudah diaplikasikan. Salah satunya adalah teknik formulasi Trichoderma sp. dan jamur endofit untuk pengendalian patogen penyebab penyakit. Formula dari Jagung, sukrosa dan larutan sodium alginate 1% dengan perbandingan 2:0,02:2. Trichoderma dan jamur endofit efektif mengendalikan penyakit BPB lada, baik untuk uji di rumah kaca dan lapang. Keunggulan formula ini karena: 1) Bahan dasar yang digunakan mudah didapat (tepung jagung, alginate dan gula (sukrosa); 2) Proses pembuatan granule dapat dilakukan di laboratorium dengan persyaratan minimal; dan 3) jamur yang sudah dalam bentuk terfomulasi akan lebih mudah untuk diaplikasikan, dibawa dan disimpan.

Gambar

Tabel 1.     Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan Menurut  Pendidikan  Pada Tahun 2016
Tabel  3.  Keragaan  Peneliti  berdasarkan  Kepakaran/bidang  ilmu  lingkup    Puslitbang Perkebunan 2016
Tabel 8. Penetapan Kinerja  (PK) Puslitbang Perkebunan Tahun 2016  No  Sasaran Kegiatan  Indikator Kinerja  Target
Gambar 4.  Jet 1 Agribun (kiri) dan Jet 2 Agribun(kanan)  SISAL
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan di kawasan mangrove Desa Tanjung Leban dan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, dapat disimpulkan bahwa: Makrofauna yang

Jarak terjauh ke Puskesmas Jarak terjauh ke Puskesmas yaitu 5 km dengan waktu yaitu 5 km dengan waktu tempuh terlama adalah 15 tempuh terlama adalah 15 menit dan

Huzaifah Nama sahabat nabi Muhammad SAW Huzaiman Nama sahabat nabi Muhammad SAW I'tishom Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat Ibad Rajin beribadah, hamba-hamba Allah. Ibkar

Paduan uan ini ini mem memilik iliki i ben bentuk tuk stru struktu ktur r pad paduan yang uan yang hal halus us dala dalam m Fas Fasa a Alp Alpha, ha, dimana

 Perlu menghafal bentuk-bentuk ini dengan baik, sebab dalam Leksikon ( Kamus ) Leksikon ( Kamus ) arti bagi kata-kata kerja tersebut di atas dalam bentuk Aorist Kedua

Oleh karena nilai tersebut berada di antara 2 dan 4 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi otokorelasi untuk persamaan regresi variabel prestasi belajar atas variabel uang

kepada pihak lain bukan merupakan bentuk pelanggaran kode etik profesi terhadap konseli”. Jumlah responden yang mengungkapkan alasan sama yaitu alasan “guru BK

Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode Risk Based Maintenance (RBM) untuk mengetahui nilai risiko yang ditanggung perusahaan apabila subsistem kritis tersebut