• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN NILAI EKONOMI MANFAAT REKREASI SITU CIPONDOH TANGERANG NADIA MUTIARANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN NILAI EKONOMI MANFAAT REKREASI SITU CIPONDOH TANGERANG NADIA MUTIARANI"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN NILAI EKONOMI

MANFAAT REKREASI SITU CIPONDOH

TANGERANG

NADIA MUTIARANI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

RINGKASAN

NADIA MUTIARANI. Analisis Dampak Ekonomi dan Nilai Ekonomi Manfaat Rekreasi Situ Cipondoh Tangerang. Dibimbing oleh RIZAL BAHTIAR.

Kota Tangerang yang dikenal sebagai kota seribu industri memiliki lokasi wisata alam yang menjadi salah satu tujuan masyarakat Tangerang dan sekitarnya untuk berwisata yaitu Situ Cipondoh. Kegiatan pariwisata yang berlangsung di Situ Cipondoh memiliki dampak ekonomi yang terkait dengan perekonomian masyarakat lokal sekitar karena masyarakat lokal menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata yang menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik pengunjung, tenaga kerja, unit usaha dan masyarakat sekitar Situ Cipondoh; (2) Mengidentifikasi faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan wisata di lokasi Situ Cipondoh; (3) Mengestimasi nilai ekonomi manfaat rekreasi yang dihasilkan objek wisata Situ Cipondoh dengan metode biaya perjalanan; (4) Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata di Situ Cipondoh. Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Tangerang. Waktu pengambilan data berlangsung selama bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2011.

Hasil dari penelitian ini diperoleh rata-rata pengunjung Situ Cipondoh berusia 21-25 tahun dengan rata-rata pekerjaan pengunjung ialah sebagai karyawan swasta dan berpenghasilan berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000, sebagian besar pengunjung Situ Cipondoh berasal dari Tangerang dan sisanya berasal Jakarta para wisatawan datang dengan motor bersama kelompok maupun keluarga. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Situ Cipondoh dibentuk dengan model regresi linear berganda dan dilakukan dengan metode biaya perjalanan individual (Individual Travel Cost Method) tiap individu pertahun kunjungan, berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa variabel pendapatan, variabel biaya perjalanan, variabel waktu tempuh dan variabel jumlah rombongan berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kunjungan ke Situ Cipondoh. Nilai surplus ekonomi yang diterima pengunjung ialah sebesar Rp 52,874 per individu per kunjungan dan nilai ekonomi situ Cipondoh yaitu sebesar Rp 94.591,00 sedangkan dampak ekonomi diestimasi dengan menggunakan pendeketan multiplier effect. Berdasarakan pendekatan tersebut diperoleh dampak langsung wisata Situ Cipondoh yang diterima oleh pemilik unit usaha sebesar 72.3%, dampak tidak langsung yang diterima oleh tenaga kerja lokal adalah 0.44% dan dampak lanjutan yang merupakan pengeluaran untuk kebutuhan pangan tenaga kerja lokal sebesar 85.37%. Nilai keynesian income multiplier sebesar 4.04, ratio income multiplier tipe I sebesar 1,08, dan ratio income multiplier tipe II sebesar 1,16.

Kata Kunci : Dampak Ekonomi, Keynesian Multiplier, Wisata, Situ Cipondoh

(3)

ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN NILAI EKONOMI

MANFAAT REKREASI SITU CIPONDOH

TANGERANG

NADIA MUTIARANI H44070096

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Analisis Dampak Ekonomi dan Nilai Ekonomi Manfaat Rekreasi Situ Cipondoh Tangerang

Nama : Nadia Mutiarani

NRP : H44070096

Disetujui, Dosen Pembimbing

Rizal Bahtiar, SP,MSi NIP 19800603 200912 1 006

Diketahui,

Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP. 19660717 199203 1 003

(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Dampak Ekonomi dan Nilai Ekonomi Manfaat Rekreasi Situ Cipondoh Tangerang adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Bogor,Agustus 2011 Nadia Mutiarani H44070096                        

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH 

Segala puji bagi Allah SWT atas karunia yang diberikan sehingga memberikan kelancaran dalam proses pengerjaan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak terutama kepada:

1. Mama (Aisyah Qwartini Turjana), Papa (Iwan Gayaputra) dan saudara-saudaraku tercinta (Kang Luthfi, Teh Devi, Teh Tantri, Ka Elang, De Astri, Naila), Lucky Zulkarnain yang telah memberikan doa yang tiada henti, dorongan, semangat, perhatian, kasih sayang dan motivasi kepada penulis selama dalam pengerjaan skripsi.

2. Rizal Bahtiar S.Pi, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 3. Dr.Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku dosen penguji utama dan Novindra S.P, M.Si selaku dosen perwakilan departemen atas masukannya sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik.

4. Pengelola Situ Cipondoh, Bapak Nurdin dan Bapak Nawawi atas bantuan dan kerjasamanya selama pengerjaan skripsi serta seluruh responden yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Rekan sebimbingan Diyah Ayu P, Dina Setriana, Dessy C, Ririe R, Wahyu N, Junita N, Inayah N dan Lorisa N.

6. Rekan Pondok Nuansa Sakinah.: Arlena, Salys, Asti, Alya, Nene, Dina, Cipi, Sarah.

7. Kartika P.S, Dina B, Icha, Riri dan Teman-teman ESL 44 tercinta atas kebersamaan, kekeluargaan, kekompakan dan keceriaan yang telah diberikan.

(7)

KATA PENGANTAR  

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Analisis Dampak Ekonomi dan Nilai Ekonomi Manfaat Rekreasi Situ Cipondoh Tangerang” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik dari pengunjung, unit usaha, tenaga kerja lokal dan masyarakat sekitar Situ Cipondoh serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata Situ Cipondoh. Selain itu, dilakukan pula estimasi terhadap nilai ekonomi manfaat rekreasi yang dihasilkan objek wisata Situ Cipondoh dengan metode biaya perjalanan. Penelitian ini juga mengkaji mengenai dampak ekonomi kegiatan wisata Situ Cipondoh serta menganalisis alternatif kebijakan pengembangan wisata Situ Cipondoh. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi semua pihak.

(8)

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 6 1.3 Tujuan Penelitian ... 8 1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Pariwisata dan Wisata ... 10

2.2 Ekowisata ... 11

2.3 Permintaan Wisata ... 11

2.4 Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) ... 13

2.5 Dampak Ekonomi Wisata ... 15

2.6 Penelitian Terdahulu ... 17

III.KERANGKA PEMIKIRAN ... 19

IV.METODE PENELITIAN ... 22

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 22

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 23

4.4 Metode Pengambilan Contoh ... 24

4.4.1 Analisis Biaya Perjalanan (Travel Cost Analysis) ... 24

4.4.2 Pendugaan Surplus Konsumen ... 26

4.4.3 Analisis Regresi Berganda ... 26

4.4.3.1 Pemenuhan Asumsi Regresi Linear Berganda ... 27

4.4.4 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Situ Cipondoh terhadap Masyarakat Lokal ... 30

4.4.5 Hipotesis Penelitian ... 33

(9)

5.1 Gambaran Umum Lokasi Wisata ... 34

5.1.1 Keadaan Umum Wilayah ... 34

5.1.2 Aksesibilitas ... 37

5.1.3 Daya Tarik ... 37

5.1.4 Pengelolaan Wisata ... 38

VI.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

6.1 Karakteristik Responden ... 39

6.1.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Wisatawan... 39

6.1.1.1 Asal Daerah ... 41

6.1.1.2 Cara Kedatangan ... 42

6.1.1.3 Jenis Kendaraan ... 43

6.1.1.4 Frekuensi Kunjungan ... 43

6.1.1.5 Lama Mengetahui Lokasi Wisata ... 44

6.1.1.6 Jumlah Rombongan ... 45

6.1.1.7 Motivasi Kunjungan ... 46

6.1.1.8 Persepsi Pengunjung ... 47

6.1.2 Karakteristik Sosial Ekonomi Tenaga Kerja Lokal ... 51

6.1.2.1 Lama Bekerja ... 53

6.1.2.2 Jam Kerja dalam Sehari ... 54

6.1.2.3 Persepsi terhadap Wisata Situ Cipondoh ... 54

6.1.3 Karakteristik Sosial Ekonomi Unit Usaha ... 55

6.1.3.1 Lama Menjalankan Unit Usaha... 57

6.1.4 Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat ... 57

6.1.4.1 Jumlah Tanggungan ... 59

6.1.4.2 Lama Tinggal ... 60

6.1.4.3 Persepsi Mengenai Lokasi Wisata ... 61

6.2 Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Permintaan Wisata Situ ... Cipondoh ... 61

6.2.1 Pemenuhan Asumsi Regresi Linear Berganda ... 62

6.2.2 Variabel yang Berpengaruh Secara Signifikan terhadap ... Permintaan Wisata Situ Cipondoh ... 65 6.2.3 Variabel yang Tidak Berpengaruh Secara Signifikan ...

(10)

terhadap Permintaan Wisata Situ Cipondoh ... 67

6.3 Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi Situ Cipondoh ... 68

6.4 Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Situ Cipondoh ... 68

6.4.1 Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact) ... 69

6.4.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Impact) ... 71

6.4.3 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact) ... 72

6.4.4 Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect) ... 73

6.5 Implikasi Kebijakan Pengembangan Wisata Situ Cipondoh ... 75

VII.KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

7.1 Simpulan ... 78

7.2 Saran ... 79

VIII.DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 82

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Perkembangan Wisatawan Nusantara (WISNUS) Tahun….

2004-2010………. 2

2. Kontribusi Pariwisata terhadap Perekonomian Nasional….. 3

3. Matriks Metode Analisis Data………... 23

4. Karakteristik Sosial Ekonomi Wisatawan………... 40

5. Persepsi Pengunjung Mengenai Sarana dan Prasarana…... 47

6. Karakteristik Sosial Ekonomi Tenaga Kerja………. 52

7. Karakteristik Sosial Ekonomi Unit Usaha……… 56

8. Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat……… 59

9. Fungsi Permintaan Wisata Situ Cipondoh dengan Travel… Cost Method……….. 62

10. Proporsi Pengeluaran Wisatawan Situ Cipondoh…………. 69

11. Proporsi Pengeluaran Pengunjung Per Bulan di Wisata…... Alam Situ Cipondoh………. 70

12. Proporsi Pengeluaran Unit Usaha………. 71

13. Jumlah Tenaga Kerja dan Jenis Pekerjaan pada Situ……… Cipondoh……….. 72

14. Proporsi Pengeluaran Tenaga Kerja……….. 73

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Situ Cipondoh Juni 2010-Mei

2011……….. 5

2. Alur Pemikiran Penelitian ……… 21

3. Sebaran Asal Daerah Wisatawan Situ Cipondoh………. 42

4. Sebaran Cara Kedatangan Wisatawan Situ Cipondoh…….... 42

5. Sebaran Jenis Kendaraan yang Digunakan Responden……… 43

6. Sebaran Frekuensi Kunjungan Responden Dalam Satu Tahun Terakhir……… 44

7. Sebaran Lama Mengetahui Responden terhadap Situ Cipondoh……….. 45 8. Sebaran Jumlah Rombongan Wisata Situ Cipondoh………… 45

9. Sebaran Motivasi Kunjungan Wisatawan Situ Cipondoh…… 46

10. Persepsi Pengunjung terhadap Panorama Alam………... 48

11. Persepsi Pengunjung terhadap Kebersihan………... 49

12. Persepsi Pengunjung terhadap Keamanan……… 49

13. Persepsi Pengunjung terhadap Aksesibilitas……… 50

14. Persepsi Pengunjung terhadap Pengelola Wisata………. 51

15. Sebaran lama bekerja Responden tenaga kerja di Situ Cipondoh……….. 53

16. Sebaran Jam Kerja Responden Tenaga Kerja dalam Sehari… 54 17. Sebaran Lama Responden Menjalankan Unit Usaha………... 57

18. Sebaran Tanggungan Masyarakat Sekitar Situ Cipondoh…… 60 19. Sebaran Lama Tinggal Masyarakat Sekitar Situ Cipondoh…. 60

(13)

DAFTAR LAMPIRAN  

Nomor Halaman

1 Estimasi Model Hasil Regresi Berganda faktor-faktor yang

mempengaruhi kunjungan wisata Situ Cipondoh………. 82

2 Uji Kolmogorov Smirnov……….. 83

3 Residual plot………. 84

4 Jumlah Pengunjung Situ Cipondoh Januari 2010 – Mei 2011………..

85

5 Perhitungan Surplus Konsumen………... 86 6 Dampak Ekonomi Wisata Situ Cipondoh……… 88

7 Dokumentasi……… 89          

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki kekayaan sumberdaya alam dan lingkungan yang melimpah dengan jumlah total pulau mencapai 17.508 pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30 kelompok kepulauan kecil dengan tanah dan area lautan yang luas serta ekologi yang beragam. Indonesia memiliki populasi lebih dari 235 juta jiwa atau terpadat keempat di dunia yang terdiri dari sekitar 350 etnis suku dengan 483 bahasa dan budaya. Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai zamrud khatulistiwa karena pesona keanekaragaman alam dan budaya yang dimiliki. Berdasarkan keunggulan tersebut Indonesia sangat berpotensi untuk mengembangkan pariwisata yang dimilikinya terutama pariwisata alamnya.

Potensi wisata yang dimiliki dapat memicu aktivitas di sektor pariwisata dan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan ekonomi daerah. Perkembangan pariwisata dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang mengunjungi tempat wisata baik wisatawan asing maupun wisatawan nusantara. Jumlah wisatawan nusantara terus mengalami peningkatan selama tahun 2004 hingga tahun 2010, keterangan mengenai perkembangan wisatawan nusantara antara tahun 2004 hingga 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.

(15)

Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Nusantara (Wisnus) Tahun 2004 – 2010 Tahun Wisatawan Nusantara (ribuan orang) Perjalanan (Ribuan) Rata-rata Perjalanan (Hari) Total Pengeluaran (Trilyun Rp) 2004 111.352 202.763 1.82 71.70 2005 112.701 198.359 1.76 74.72 2006 114.270 204.553 1.79 88.21 2007 115.335 222.389 1.93 108.96 2008 117.213 225.041 1.92 123.17 2009 119.944 229.731 1.92 137.91 2010 122.312 234.377 1.92 150.49 Sumber : BPS (diolah kembali oleh P2DSJ)

Potensi sektor pariwisata memberikan beberapa kontribusi positif terhadap perekonomian nasional karena sektor pariwisata nasional telah menyumbang devisa sebesar US$ 4,63 miliar sepanjang Januari-Agustus 2010. Selain itu, dampak pariwisata dapat dilihat dari kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional dan daya serap lapangan kerja di sektor industri pariwisata. Dampak pariwisata terhadap perekonomian nasional cenderung meningkat. Pada tahun 2004 kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional adalah sebesar 113,78 trilyun rupiah atau sebesar 5,01 persen dari total PDB nasional, tahun 2005 kontribusi mengalami peningkatan sebesar 33,02 trilyun rupiah menjadi 146,8 trilyun rupiah atau 5,27 persen dari total PDB nasional, sedangkan pada tahun 2006 kontribusi pariwisata mengalami penurunan menjadi 143,62 atau 4,30 persen terhadap PDB nasional, namun pada tahun 2007 kontribusi pariwisata kembali meningkat menjadi 169,67 triliyun atau sebesar 4,29 persen dari total keseluruhan PDB nasional.

Selain memiliki kontribusi terhadap PDB Nasional, pariwisata juga memberikan kontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Pada tahun 2004,

(16)

pariwisata memberikan kontribusi terhadap lapangan kerja sebanyak 8,49 juta orang atau 9,06 persen dari total lapangan kerja nasional. Pada tahun 2005 kontribusi pariwisata turun menjadi 6,55 juta orang, atau 6,97 persen dari total lapangan kerja nasional sebesar 93,96 juta orang. Pada tahun 2006 kembali turun menjadi 4,41 juta orang, atau 4,65 persen dari total lapangan kerja kerja. Namun, pada tahun 2007 kontribusi pariwisata terhadap lapangan kerja kembali meningkat menjadi 5,22 juta orang atau 5,22 persen dari total lapangan kerja sebesar 99,93 juta orang. Tujuan pengembangan pariwisata, bukan hanya sekadar peningkatan perolehan devisa bagi negara, tetapi diharapkan dapat berperan menjadi katalisator pembangunan. Terdapat delapan keuntungan pengembangan pariwisata di Indonesia yaitu peningkatan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, peningkatan penerimaan pajak, peningkatan pendapatan nasional, percepatan proses pemerataan pendapatan, meningkatkan nilai tambah produk hasil kebudayaan, memperluas pasar produk dalam negeri dan memberikan dampak multiplier effect dalam perekonomian sebagai akibat pengeluaran wisatawan, para investor maupun perdagangan luar negeri. Kontribusi pariwisata terhadap perekonomian nasional dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Kontribusi Pariwisata Terhadap Perekonomian Nasional

Sumber: Nesparnas Depbudpar, 2008

2004 2005 2006 2007 PDB Nasional ( Rp Trilyun) 2,273,14 2,784,90 3,339,50 3,957,40 Kontribusi Pariwisata ( Rp Trilyun) 113,78 146,8 143,62 169,67 Persentase (%) 5,01 5,27 4,30 4,29

Lapangan Kerja Nasional

( Juta Orang) 93,72 93,96 95,46 99,93

Kontribusi Pariwisata

(Juta Orang) 8,49 6,55 4,41 5,22

(17)

Kota Tangerang yang dikenal sebagai kota seribu industri ternyata memiliki beberapa lokasi objek wisata, baik wisata alam, wisata budaya, maupun wisata rohani yang dapat dikembangkan. Obyek-obyek wisata tersebut perlu dikelola dengan profesional agar tidak hanya meningkatkan arus kunjungan wisatawan, tetapi juga dapat memelihara cagar budaya dan sejarah yang sangat penting dalam perkembangan Kota Tangerang. Selain itu, Kota Tangerang juga memiliki beberapa tempat dan agenda budaya yang menarik. Jika potensi ini dikelola dengan baik, tidak hanya akan mendatangkan arus wisatawan dan mendorong perekonomian wilayah, namun mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata, seni dan budaya serta akan memperkokoh karakter dan jati diri masyarakat Kota Tangerang.

Wisatawan nusantara maupun wisatawan asing yang berkunjung ke Kota Tangerang menunjukkan tren peningkatan semenjak tahun 2005 hingga tahun 2007. Wisatawan nusantara yang berkunjung pada tahun 2005 sebanyak 155,695 orang meningkat menjadi 180,377 pada tahun 2007. Hal ini juga terjadi pada wisatawan asing yaitu sebanyak 69,513 pada tahun 2005 meningkat menjadi 76,789 orang pada tahun 20071. Peningkatan ini menunjukkan semakin dikenalnya obyek-obyek wisata di Kota Tangerang baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun demikian, apabila dibandingkan antara wisatawan nusantara dengan wisatawan asing yang berkunjung ke Kota Tangerang terlihat bahwa wisatawan asing kurang dari lima puluh persen dibandingkan dengan wisatawan nusantara, untuk mengatasi kondisi ini perlu adanya upaya yang lebih progresif untuk mempromosikan potensi obyek wisata di luar negeri. Di samping       

(18)

itu faktor keamanan perlu ditingkatkan karena faktor keamanan merupakan faktor dominan yang menjadi bahan pertimbangan wisatawan asing ketika berkunjung ke suatu daerah di Indonesia.

Salah satu lokasi wisata alam yang terdapat di Kota Tangerang adalah Situ Cipondoh. Situ ini memiliki luas sekitar 126.7 hektar dan mulai dilestarikan tahun 2005 sedangkan untuk sektor pariwisata baru mulai dikembangkan sejak tahun 2007. Namun, untuk pengelolaan pariwisata secara baik baru mulai dilakukan pada tahun 2010. Jumlah pengunjung Situ Cipondoh selama satu tahun terakhir secara garis besar mengalami peningkatan tiap bulannya. Penurunan jumlah pengunjung terjadi pada bulan Agustus 2010 yang disebabkan pada bulan tersebut merupakan bulan suci ramadhan sehingga jumlah pengunjung tidak sebanyak diluar bulan ramadhan sedangkan terjadi peningkatan jumlah kunjungan yang cukup tajam pada bulan September 2010. Hal ini disebabkan pada bulan tersebut bertepatan dengan hari raya lebaran sehingga banyak pengunjung yang menghabiskan liburannya untuk berwisata ke Situ Cipondoh. Jumlah kunjungan wisatawan ke Situ Cipondoh selama bulan Juni 2010 hingga Mei 2011 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Situ Cipondoh Juni 2010-Mei 2011

(19)

Kegiatan pariwisata yang berlangsung di Situ Cipondoh memiliki dampak ekonomi yang terkait dengan perekonomian masyarakat lokal sekitar. Masyarakat lokal menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena masyarakat sekitar yang menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana kegiatan wisata di Situ Cipondoh berdampak secara ekonomi bagi masyarakat dan mengestimasi besar nilai ekonomi manfaat rekreasi Situ Cipondoh yang diperoleh pengunjung.

1.2 Perumusan Masalah

Propinsi Banten memiliki luas wilayah 8.800,83 km2. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 populasi penduduk Banten mencapai 10.644.030 jiwa. Unit pemerintahan propinsi Banten dibagi atas empat kabupaten yaitu, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang dan 4 Kota yaitu; Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang dan Kota Tangerang Selatan. Masing-masing wilayah memiliki karakteristik sumber daya pariwisata budaya, alam, buatan dan kehidupan masyarakat tradisional (living culture) yang berkembang sebagai tujuan wisata berskala nasional maupun internasional.

Menurut dinas pariwisata Tangerang, pengembangan pariwisata provinsi Banten diidentifikasikan atas 204 obyek daerah tujuan wisata (ODTW). Menurut Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) tahun 2006 obyek daerah tujuan wisata yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Banten terdiri dari 84 obyek wisata alam, 34 obyek wisata sejarah dan budaya, 24 obyek wisata buatan, 9 obyek wisata living culture dan 48 obyek wisata atraksi kesenian. Sebanyak 71 ODTW (34,8%) merupakan kawasan wisata yang telah berkembang

(20)

baik dalam skala nasional maupun internasional. Sementara itu sekitar 100 ODTW (49,0%) merupakan Obyek Wisata yang potensial untuk dikembangkan.

Salah satu lokasi wisata yang potensial untuk dikembangkan adalah Situ Cipondoh yang terletak di Kota Tangerang. Situ Cipondoh memiliki luas sekitar 126,7 hektar. Lokasi ini mulai dilestarikan tahun 2005 tetapi baru dikembangkan untuk sektor pariwisata pada tahun 2007. Kegiatan pariwisata yang berlangsung di Situ Cipondoh memiliki dampak ekonomi yang terkait dengan perekonomian masyarakat lokal sekitar. Masyarakat lokal berperan sebagai penyedia sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Meskipun Situ Cipondoh cukup berkembang dan banyak dikunjungi, namun sejauh ini pengelolaan Situ Cipondoh masih sepenuhnya dilakukan oleh Forum Masyarakat untuk Pelestarian dan Pengembangan Situ Cipondoh (FORMASI) dan belum ada peran dari pihak pemerintah sehingga pengembangan wisata Situ Cipondoh masih belum optimal. Hingga saat ini belum ada studi mengenai analisa dampak ekonomi dari kegiatan wisata di Situ Cipondoh sehingga nilai dampak ekonomi kegiatan wisata bagi masyarakat lokal dan nilai ekonomi manfaat rekreasi Situ Cipondoh belum diketahui. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik beberapa pertanyaan terkait rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimanakah karakteristik pengunjung, tenaga kerja, unit usaha dan masyarakat sekitar Situ Cipondoh?

2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Situ Cipondoh?

3. Bagaimana nilai ekonomi manfaat rekreasi yang dihasilkan objek wisata Situ Cipondoh dengan metode biaya perjalanan?

(21)

4. Bagaimanakah dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata di Situ Cipondoh?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi karakteristik pengunjung, tenaga kerja, unit usaha dan masyarakat sekitar Situ Cipondoh.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan wisata di Situ Cipondoh.

3. Mengestimasi nilai ekonomi manfaat rekreasi yang dihasilkan objek wisata Situ Cipondoh dengan metode biaya perjalanan.

4. Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata di Situ Cipondoh.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Akademisi dan peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi pelengkap disiplin keilmuan ekonomi sumberdaya dan lingkungan serta sebagai bahan tambahan dan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Bagi pengelola dapat dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan kawasan wisata agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

3. Bagi Pemerintah Daerah Provinsi Banten dapat dijadikan rujukan atau pertimbangan dalam pengembangan sektor pariwisata sehingga mampu mendukung perekonomian daerah.

(22)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh, Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

2. Fungsi permintaan wisata menggunakann pendekatan individual travel cost method, sehingga diasumsikan Situ Cipondoh menjadi satu-satunya tempat

tujuan wisata responden.

3. Dampak ekonomi yang diteliti dilihat dari pengeluaran wisatawan selama dilokasi wisata.

   

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata dan Wisata

Pariwisata menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, wisata didefinisikan sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

Menurut Gunn (1994) dalam Damanik dan Weber (2006) wisata merupakan suatu pergerakan temporal manusia menuju tempat selain dari tempat biasa tinggal dan bekerja, selama tinggal di tempat tujuan tersebut melakukan kegiatan dan diciptakan fasilitas untuk mengakomodasikan kebutuhan. Bentuk-bentuk wisata dikembangkan dan direncanakan sebagai berikut:

1. Kepemilikan (ownership) atau pengelola areal wisata tersebut yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga sektor yaitu badan pemerintah, organisasi nirlaba, dan perusahaan komersial.

2. Sumberdaya (resource) yaitu alam (natural), atau budaya (culture). 3. Perjalanan wisata atau lama tinggal.

4. Tempat kegiatan yaitu di dalam ruangan (indoor) atau di luar ruangan (outdoor).

(24)

6. Daya dukung (carrying capacity) dengan tingkat penggunaan pengunjung intensif, semi intensif dan ekstensif.

2.2 Ekowisata

Fandeli (2002) menjelaskan ekowisata sebagai suatu perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari keprihatinan lingkungan, ekonomi dan sosial. Pada hakikatnya juga merupakan suatu konsep pengembangan wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian areal, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Sementara dalam Peraturan Pemerintah Republik Inidonesia No.18 tahun 1994 tentang pengusahaan pariwisata alam di zona Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, ekowisata sebagai kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di Taman Nasional (TN), Taman Hutan Raya (Tahura) dan Taman Wisata Alam (TWA).

Form (2004) dalam Damanik dan Webber (2006) menyusun tiga konsep ekowisata yang lebih operasional, yaitu sebagai berikut: (1) perjalanan outdoor dan di kawasan alam yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. (2) mengutamakan penggunaan fasilitas transportasi yang diciptakan dan dikelola masyarakat kawasan wisata itu. (3) perjalanan wisata ini memberikan perhatian besar pada lingkungan alam dan budaya lokal.

2.3 Permintaan Wisata

Permintaan dalam industri pariwisata terdiri dari beberapa fasilitas atau produk yang berbeda bukan saja dalam hal sifat, akan tetapi juga manfaat dan

(25)

kepatuhannya bagi wisatawan. Fasilitas dan produk sifatnya berbeda antara satu dengan yang lain akan tetapi permintaan terhadap produk dan fasilitas tersebut sangat erat kaitannya dengan kebutuhan wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilakukannya (composite demand). Dengan kata lain permintaan dalam pariwisata tidak hanya terbatas pada waktu yang diperlukan pada saat perjalanan wisata dilakukan. Unsur-unsur penting dalam permintaan wisata adalah wisatawan dan penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya (produk dan jasa) wisata. Basis utamanya adalah ketersediaan waktu dan uang pada kelompok tersebut ( Kelly, 1998; Gunn, 2002).

Menurut Wahab (2003), permintaan wisata dapat dibagi menjadi permintaan yang potensial dan permintaan yang aktual (nyata). Permintaan yang potensial ialah sejumlah orang yang memenuhi unsur-unsur pokok suatu perjalanan dan dalam kondisi siap untuk berpergian sedangkan permintaan aktual (nyata) adalah orang-orang yang secara nyata bepergian ke suatu daerah tujuan wisata.

Waktu luang, uang, sarana dan prasarana merupakan permintaan potensial wisata. Permintaan potensial ini harus ditransformasikan menjadi permintaan riil, yakni pengambilan keputusan wisata. Pengambilan keputusan berlangsung secara bertahap, mulai dari tahap munculnya kebutuhan, kesediaan untuk berwisata, sampai kebutuhan itu sendiri.

Menurut sisi ekonomi, pariwisata muncul dari empat unsur pokok yang saling terkait erat atau menjalin hubungan dalam suatu sistem, yaitu (1) permintaan atau kebutuhan, (2) penawaran atau pemenuhan kebutuhan berwisata itu sendiri; (3) pasar dan kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi

(26)

keduanya dan (4) pelaku atau aktor yang menggerakan ketiga elemen tadi. Unsur-unsur penting dalam permintaan wisata adalah wisatawan dan penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya (produk dan jasa wisata).

2.4 Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method )

Biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pengunjung dalam satu kali perjalanan rekreasi meliputi biaya konsumsi selama rekreasi (total konsumsi selama rekreasi dikurangi biaya konsumsi sehari-hari), biaya transportasi, biaya dokumentasi dan biaya lain-lain. Tarif masuk tidak dimasukkan ke dalam perhitungan biaya perjalanan karena merupakan suatu konstanta. Metode biaya perjalanan (Travel Cost Method) dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis wisata.

Menurut Hufschmidt et al. (1987) pendekatan ini merupakan pendekatan untuk menilai barang-barang yang tidak memiliki harga seperti lingkungan, taman umum dan juga tempat rekreasi. Inti dari pendekatan ini bahwa biaya perjalanan ke suatu tempat rekreasi akan mempengaruhi jumlah kunjungan yang dilakukan oleh seseorang. Informasi yang diperoleh dari pengunjung akan dianalisis dan data yang dihasilkan digunakan untuk meregresi tingkat kunjungan yang dipengaruhi oleh biaya perjalanan dan berbagai variabel sosial ekonomi.

Qi = f (TC, X1,..., Xn) Dimana,

Qi = tingkat kunjungan, TC = biaya perjalanan

Xi……..Xn = banyaknya variabel sosial-ekonomi termasuk tingkat pendapatan dan variabel lain yang sesuai.

(27)

Dalam aplikasinya, metode biaya perjalanan ini mempunyai beberapa teknik-teknik pendekatan (Turner et al., 1994), antara lain:

1. Metode biaya perjalanan zonal, yaitu dengan membagi lokasi asal pengunjung untuk melihat jumlah populasi per zona, yang digunakan untuk mengestimasi tingkat kunjungan per seribu orang.

2. Metode biaya perjalanan individu, yaitu dengan mengukur tingkat kunjungan individu ke tempat rekreasi dan biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu tersebut. Tujuannya adalah untuk mengukur frekuensi kunjungan individu ke tempat rekreasi tersebut.

3. Random Utility Approach atau pendekatan utilitas acak, yaitu pendekatan yang mengestimasi bahwa individu akan berkunjung ke suatu tempat berdasarkan preferensi mereka dan individu tersebut tidak menghubungkan antara kualitas tempat wisata dengan biaya pendekatan biaya perjalanan untuk mencapai tempat tersebut. Oleh karena itu, pendekatan ini memerlukan informasi tentang semua kemungkinan yang dapat mempengaruhi preferensi individu untuk memilih antara kualitas lingkungan atau biaya perjalanan untuk setiap lokasi rekreasi.

4. Pada awal perkembangannya, penggunaan metode biaya perjalanan untuk menghitung nilai tempat rekreasi mnggunakan pendekatan zonal. Namun, belakangan ini metode biaya perjalanan yang telah digunakan beralih menjadi pendekatan individual. Pada prinsipnya pendekatan individual sama dengan pendekatan zonal, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survei.

(28)

Pendekatan biaya perjalanan berhubungan dengan tempat khusus dan mengukur nilai dari tempat tertentu dan bukan rekreasi pada umumnya (Hufschmidt et al, 1987). Secara umum terdapat dua teknik yang digunakan dalam menentukan nilai ekonomi berdasarkan TCM, yaitu zonal travel cost method (ZTCM) dan individual travel cost method (ITCM). ZTCM merupakan pendekatan yang relatif mudah dan murah. Pendekatan ini bertujuan untuk mengukur nilai dari jasa rekreasi dari sebuah tempat secara keseluruhan. ZTCM diaplikasikan dengan mengumpulkan informasi dari jumlah kunjungan ke tempat rekreasi dari berbagai daerah atau zona. Dalam hal ini, biaya perjalanan dan waktu akan meningkat seiring dengan meningkatnya jarak, maka informasi yang didapat memungkinkan peneliti untuk memperhitungkan jumlah kunjungan di berbagai harga. Informasi tersebut digunakan untuk membangun fungsi permintaan dan mengestimasi surplus konsumen, atau keuntungan ekonomi untuk jasa rekreasi dari sebuah tempat. Metodologi ITCM secara prinsip sama dengan ZTCM (Mehmet dan Turker, 2006) namun ITCM menggunakan data dari survei setiap pengunjung dalam analisis statistik bukan data dari masing-masing zona. Sehingga metode ini memerlukan data yang lebih banyak dan analisis lebih rumit, tetapi akan memberikan hasil yang lebih tepat.

2.5 Dampak Ekonomi Wisata

Analisis dampak ekonomi kegiatan pariwisata umumnya berfokus pada perubahan penjualan, penghasilan dan penempatan tenaga kerja yang terjadi akibat kegiatan pariwisata. Pada dasarnya analisis dampak ekonomi pariwisata menelusuri aliran uang dari belanja wisatawan, yaitu: (1) Kalangan usaha dan badan-badan pemerintah selaku penerima pengeluaran wisatawan, (2) Bidang

(29)

usaha lainnya selaku pemasok (supplier) barang dan jasa kepada usaha pariwisata, (3) Rumah tangga selaku penerima penghasilan dari pekerjaan di bidang pariwisata dan industri penunjangnya, (4) Pemerintah melalui berbagai pajak dan pungutan (resmi) dari wisatawan, usaha dan rumah tangga (Milasari,2010).

Menurut Stynes et al. (2000), pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah merupakan penjumlahan dari dampak langsung (direct effects), dampak tidak langsung (indirect effects) dan dampak ikutan (induced effects). Dampak primer atau langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan penerimaan pada usaha penerima awal/pertama pembelanjaan pengunjung, misalnya kenaikan jumlah wisatawan yang menginap di hotel-hotel akan langsung menghasilkan kenaikan penjualan di sektor perhotelan. Tambahan penjualan yang diterima hotel-hotel dan perubahan pembayaran yang dilakukan hotel-hotel untuk upah dan gaji karyawan, pajak dan kebutuhan barang dan jasa. Terdapat dua jenis pengaruh sekunder, yaitu dampak tidak langsung dan dampak ikutan. Dampak tidak langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan penerimaan di sektor-sektor yang mensuplai barang dan jasa kepada komponen usaha penerima awal/pertama pembelanjaan pengunjung sedangkan dampak ikutan adalah perubahan dalam aktivitas ekonomi wilayah yang dihasilkan oleh pembelanjaan rumah tangga. Rumah tangga membelanjakan pendapatannya yang bersumber dari upah atau gaji diberbagai komponen usaha yang dipengaruhi oleh keberadaan pariwisata.

Dampak total ekonomi pariwisata merupakan jumlah keseluruhan dampak yang terjadi baik langsung, tidak langsung maupun lanjutan, yang masing-masing dapat diukur sebagai keluaran bruto (gross output) atau penjualan (sales),

(30)

penghasilan (income), penempatan tenaga kerja (employment) dan nilai tambah (value added). Menurut Clement dalam Yoeti (2008) ketika wisatawan mengunjungi suatu tempat tujuan wisata, wisatawan tersebut pasti akan membelanjakan uang mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan selama melakukan kunjungan. Uang yang dibelanjakan tersebut tidak berhenti beredar, tetapi berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain selama periode tertentu. Hal inilah yang dinamakan efek pengganda (Multiplier effect).

Efek pengganda (Multiplier effect) memiliki beberapa prinsip seperti yang dijelaskan oleh Yoeti (2008) yaitu:

1. Uang yang dibelanjakan wisatawan tidak pernah berhenti beredar dalam kegiatan ekonomi dimana uang itu dibelanjakan.

2. Uang itu selalu berpindah tangan, dari orang satu ke orang yang lain.

3. Semakin cepat uang berpindah tangan, semakin besar pengaruh uang itu dalam perekonomian setempat dan semakin besar nilai koefisien multiplier. 4. Uang itu akan hilang dari peredaran, apabila uang itu tidak lagi berpindah

tangan tetapi berhenti dari peredaran karena sudah tidak memberikan pengaruh terhadap perekonomian setempat.

5. Pengukuran terhadap besar kecilnya uang yang dibelanjakan wisatawan itu dilakukan setelah melalui beberapa kali transaksi dalam periode tetentu. 2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai dampak ekonomi wisata telah dilakukan oleh Milasari (2010) yaitu analisis dampak ekonomi wisata Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor. Dari hasil analisis diperoleh bahwa keberadaan taman wisata Tirta Sanita memberikan dampak ekonomi langsung berupa pendapatan pemilik

(31)

unit usaha yaitu sebesar 54%. Sedangkan dampak tidak langsung yang berupa pendapatan tenaga kerja masih sangat rendah yaitu sebesar 2%. Dampak induced yang berupa pengeluaran tenaga kerja sebesar 59% digunakan untuk kebutuhan pangan. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1,07, Ratio Income Multiplier Tipe 1 adalah 1,22 dan Ratio Income Multiplier Tipe 2 adalah 1,37.

Agustina (2009) melakukan penelitian tentang analisis dampak ekonomi kegiatan wisata Gunung Salak Endah. Pendugaan nilai dampak ekonomi terhadap perekonomian masyarakat sekitar menggunakan efek penggandaan (Multiplier Effect) dari sisi pengeluaran wisatawan (tourism expenditure). Hasil penelitian tersebut diperoleh dampak ekonomi langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha yaitu sebesar 27,8% sedangkan dampak tidak langsung yang berupa pendapatan tenaga kerja yaitu sebesar 6,1% dan dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja yaitu sebesar 74%. Nilai Keynesian income multiplier adalah 2,79. ratio income multiplier tipe 1 adalah 1,51 dan ratio income multiplier tipe 2 adalah 1, 90.

Hermalinda (2010) melakukan penelitian mengenai penilaian dampak ekonomi pengembangan kawasan wana wisata Curug Cilember terhadap masyarakat lokal. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh dampak ekonomi langsung kegiatan wana wisata Curug Cilember sebesar 21.41%, dampak ekonomi tidak langsung sebesar 4.96% dan dampak ekonomi lanjutan sebesar 83.58%. Sementara itu nilai keynesian income multiplier yang diperoleh adalah 0.51, nilai ratio income multiplier tipe I sebesar 1.18, dan nilai ratio income multiplier tipe II sebesar 1.36.

(32)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Kota Tangerang memiliki beberapa lokasi objek wisata, baik wisata alam, wisata budaya, maupun wisata rohani. Obyek-obyek wisata tersebut perlu dikelola dengan profesional agar mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan serta dapat memelihara cagar budaya dan sejarah yang sangat penting dalam perkembangan Kota Tangerang. Selain itu, Tangerang juga memiliki beberapa tempat dan agenda budaya yang menarik. Jika potensi ini dikelola dengan baik, maka akan mendatangkan wisatawan dan mendorong perekonomian wilayah. Selain itu, hal tersebut akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata, seni dan budaya serta akan memperkokoh karakter dan jati diri masyarakat Kota Tangerang.

Salah satu jenis wisata yang berkembang di kota Tangerang adalah wisata danau. Lokasi wisata danau yang menjadi tujuan warga Tangerang maupun wilayah sekitar Kota Tangerang adalah Situ Cipondoh. Pada awalnya Situ Cipondoh hanya berupa rawa-rawa yang dipenuhi eceng gondok. Namun, karena adanya kepedulian warga sekitar, Situ Cipondoh tersebut dibersihkan dan dijadikan tempat wisata. Wisata Situ Cipondoh dikelola oleh pengelola yang terdiri dari kumpulan masyarakat sekitar. Wisata Situ Cipondoh merupakan tempat wisata bagi warga Tangerang. Keindahan alam, infrastruktur dan fasilitas yang ada menjadi faktor-fakor penunjang pengembangan wisata tersebut dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Namun, dalam pengelolaan wisata Situ Cipondoh masih belum optimal serta belum adanya peran pemerintah dalam pengembangan wisata tersebut.

(33)

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini merupakan keterkaitan antara tujuan penelitian dengan langkah yang dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian tersebut. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini mengidentifikasi karakteristik masyarakat sekitar, unit usaha, tenaga kerja danpengunjung Situ Cipondoh. Karakteristik masyarakat sekitar, unit usaha, tenaga kerja dan pengunjung dideskripsikan melalui bagaimana kualitas wisatawan yang dapat berkunjung. Karakteristik tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan

Microsoft Excel 2007.

Langkah kedua adalah mengidentifikasi faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan wisata di lokasi Situ Cipondoh. Pada langkah ini ingin memprediksi bagaimana permintaan terhadap wisata ini. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan wisata dilokasi penelitian menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan Microsoft Excel2007 dan Minitab 15. Langkah ketiga adalah mengkuantifikasi nilai

ekonomi manfaat rekreasi yang dihasilkan objek wisata Situ Cipondoh dengan dengan bantuan Microsoft Excel 2007. Langkah terakhir adalah menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata Situ Cipondoh. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dianalisis dengan menggunakan Keynesian income multiplier dan selanjutnya dianalisis bentuk kebijakan yang diperlukan untuk

mengembangkan wisata Situ Cipondoh. Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pemikiran ini secara jelas dapat dilihat pada Gambar 2.

(34)

Gambar 2. Alur Pemikiran Penelitian Kawasan Wisata Situ Cipondoh

Kota Tangerang

Pengelolaan Wisata Situ Cipondoh yang belum optimal

Karakteristik dan persepsi Pengunjung Dampak Ekonomi Wisata terhadap Masyarakat Pengunjung Faktor yang mempengaruhi permintaan wisata Analisis Deskriptif dan Lanjutan (Induced) Tidak Langsung (Indirect) Langsung (direct)

Analisis Regresi Linear Berganda Surplus konsumen Kota Tangerang Karakteristik dan persepsi Pengunjung Kota Tangerang Keynesian Multiplier Nilai Dampak Ekonomi

Rekomendasi Pengelolaan Wisata Situ Cipondoh Nilai Ekonomi

manfaat rekresai

Keynesian Multiplier Nilai Dampak Ekonomi

Rekomendasi Pengelolaan Wisata Situ Cipondoh Permintaan Wisata

(35)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai obyek penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Hal ini dikarenakan Situ

Cipondoh merupakan salah satu wisata alam di daerah Kota Tangerang yang berpotensi untuk dikembangkan. Waktu pengambilan data berlangsung selama bulan Mei sampai Juni 2011.

4.2 Jenis dan Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan wawancara langsung menggunakan kuesioner dengan para pengunjung, tenaga kerja lokal, pemilik unit usaha dan masyarakat sekitar. Data primer yang dibutuhkan antara lain karakteristik pengunjung, pendapatan dan pengeluaran tenaga kerja lokal di lokasi wisata, pendapatan dari unit usaha, dan keterlibatan masyarakat lokal sekitar.

Data sekunder diperoleh dari pengelola wisata Situ Cipondoh, buku referensi, jurnal, internet dan studi pustaka dari penelitian-penelitian terdahulu yang terkait serta sumber lain yang dapat menunjang tujuan penelitian yang ingin dicapai. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain jumlah kunjungan tahunan wisatawan, gambaran umum lokasi wisata berupa sejarah, status, keadaan fisik luas wilayah, potensi kawasan wisata, serta informasi lain yang menunjang penelitian.

(36)

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data meliputi metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh melalui kuesioner sedangkan metode kualitatif berupa penyajian data dengan cara mengintepretasikan dan mendeskripsikan data kuantitatif. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kedalam bentuk yang lebih sederhana. Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program Microsoft Office Excel 2007dan Minitab 15. Metode analisis data yang

digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Matriks Metode Analisis Data

Tujuan Penelitian Sumber Data Analisis

Data

1. Mengidentifikasi karakteristik masyarakat sekitar, unit usaha, tenaga kerja dan pengunjung Wisata Situ Cipondoh.

- Data primer dan data sekunder - Analisis Deskriptif dan kuantitatifdeng anMicrosoft Excel 2007 2. Mengidentifikasi Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan Wisata Situ Cipondoh

- Data primer - Model Regresi Berganda dengan Microsoft Office Excel 2007dan Minitab 15 3. Mengkuantifikasi nilai ekonomi

manfaat rekreasi yang dihasilkan objek wisata Situ Cipondoh dengan metode biaya perjalanan.

- Data Primer - Contingent Valuation Method, surplus Konsumen dengan Microsoft Excel 2007

(37)

4.4 Metode Pengambilan Contoh

Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh pengunjung adalah non-probability sampling dimana pada metode ini tidak memberikan kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dijadikan responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana peneliti tidak mengambil contoh secara acak melainkan dengan pertimbangan tertentu dan secara sengaja (Singarimbun dan Effendi (1987) dalam Novianti (2010)). Responden pengunjung adalah mereka yang berusia 15 tahun keatas dan sedang melakukan kegiatan wisata di Situ Cipondoh. Usia 15 tahun keatas dipilih karena dinilai dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia untuk diwawancarai sehingga mudah untuk mendapatkan data yang diperlukan. Jumlah sampel untuk pengunjung Situ Cipondoh sebanyak 60 orang.

Metode pengambilan contoh responden pada unit usaha dan tenaga kerja lokal serta masyarakat sekitar dilakukan dengan bentuk purposive sampling, dimana anggota responden dipilih dan disesuaikan berdasarkan kriteria tertentu yaitu keterwakilan jenis usahanya. Responden terpilih untuk unit usaha sebanyak 16 unit usaha dan tenaga kerja lokal sebanyak 23 orang. Pengambilan contoh responden untuk masyarakat sekitar dengan pertimbangan kriteria responden terpilih adalah masyarakat yang mengetahui keberadaan wisata Situ Cipondoh sebanyak 30 orang.

4.4.1 Analisis Biaya Perjalanan (Travel Cost Analysis)

Metode penilaian untuk mengukur nilai ekonomi wisata alam yang paling banyak dipakai adalah Travel Cost Method (TCM). Metode ini menduga nilai

(38)

ekonomi kawasan wisata berdasarkan penilaian yang diberikan masing-masing individu atau masyarakat terhadap kenikmatan yang tidak ternilai (dalam rupiah) dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung ke sebuah objek wisata, baik itu opportunity cost maupun biaya langsung yang dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, hotel, tiket masuk dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, maka model yang dibangun untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Situ Cipondoh yang dibentuk dengan model regresi linear berganda dan dilakukan dengan metode biaya perjalanan individual (Individual Travel Cost Method) tiap individu pertahun kunjungan, yaitu:

Y = b0 + b1X1 - b2X2 – b3X3- b4X4 + b5X5 + ε

dimana:

Y = Jumlah kunjungan/trip tahunan ke Situ Cipondoh (jumlah kunjungan per tahun)

X1 = Pendapatan responden (rupiah per tahun)

X2 = Biaya Perjalanan individu ke Situ Cipondoh (rupiah) X3 = Umur responden (tahun)

X4 = Waktu tempuh ke Situ Cipondoh (menit) X5 = Jumlah rombongan (orang)

ε = Error term

b1- b5= Koefisien regresi untuk faktor X1-X5

Variabel-variabel diatas dipilih berdasarkan teori-teori penelitian terdahulu dan observasi di lapang. Ada tidaknya masalah multikolinearitas perlu dipertimbangkan dalam membuat suatu model regresi. Adanya hubungan antar

(39)

variable bebas (multikolinearitas) tidak menjadi hal yang serius jika tujuan dari model regresi untuk keperluan perkiraan atau peramalan. Namun, jika tujuan dari model regresi untuk keperluan memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari Xi terhadap Y, maka adanya multikolinearitas menjadi hal yang serius (Supranto,2004) dalam (Novianti,2010).

4.4.2 Pendugaan Surplus Konsumen

Setelah mengetahui fungsi permintaan maka kita dapat mengukur surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi rekreasi (Fauzi, 2004). Surplus konsumen untuk fungsi permintaan yang telah dibuat (bersifat linear) dapat diukur melalui formula :

Dimana :

N = Jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i b1 = Koefisien dari biaya perjalanan.

4.4.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Asumsi model regresi linear berganda sangat mirip dengan asumsi model regresi linear sedehana, yaitu:

1. Spesifikasi model ditetapkan dalam persamaan: Yi =

(40)

2. Peubah Xk merupakan peubah non-stokastik (fixed), artinya sudah ditentukan, bukan peubah acak. Selain itu tidak ada hubungan linear sempurna antar peubah bebas Xk.

a. Komponen sisaan εi mempunyai nilai harapan sama dengan nol, dan ragam konstan untuk semua pengamatan i. E(εi)=0 dan Var (εi) = σ2.

b. Tidak ada hubungan atau tidak ada korelasi antar sisaan εi sehingga Cov (εi, εj) = 0, untuk i≠j.

c. komponen sisaan menyebar normal.

4.4.3.1 Pemenuhan Asumsi Regresi Linear Berganda

Pemenuhan asumsi dalam regresi linear berganda perlu dilakukan untuk mengetahui kebaikan dari suatu model. Adapun beberapa pengujian statistik yang perlu dilakukan ialah:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah error term dari data observasi mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Uji tersebut dapat dilakukan dengan “normality test” pada residual hasil persamaan model. Jika dalam grafik hasil uji tersebut keberadaan titik-titik pada garis berbentuk linier dan didapat P-value lebih besar dari taraf nyata, maka asumsi kenormalan dapat terpenuhi.

2. Uji Statistik t

Uji t digunakan untuk menguji apakah koefisien regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan metode OLS berbeda secara signifikan dengan nilai

(41)

parameter tertentu atau tidak (Firdaus, 2004). Prosedur pengujiannya sebagai berikut :

H0 : bi = 0 artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi).

H1 : bi ≠ 0 artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi).

Rumus untuk mencari t hitung sebagai berikut :

Jika thitung > ttabel, maka terima H0, artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi).

Jika thitung ttabel, maka tolak H0, artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi).

3. Uji Statistik F

Uji statistik F merupakan pengujian koefisien regresi secara keseluruhan, pengujian ini menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan kedalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Langkah-langkah pengujian statsitik F 1) Membuat Hipotesa.

H0 :β1=β2= 0 H1 :β1≠β2≠β3=β4= 0 2) Kriteria.

H0 akan diterima dan H1 akan ditolak bila F-stat < F-tabel. H akan ditolak dan H akan diterima bila F-stat > F-tabel.

(42)

3) Mencari nilai tabel dengan interval 1%, maka akan diperoleh nilai F-tabel sebagai berikut:

Dimana :

R2= Koefisien determinasi K = Jumlah variabel n = Jumlah sampel T = Jumlah unit waktu Atau :

F-tabel = {α; (n-1,nT-n-K)}

4) Membandingkan nilai F-statistik dengan nilai F-tabel. 4. Uji Multikolinearitas

Salah satu asumsi dari model regresi ganda adalah bahwa tidak ada hubungan linear sempurna antar peubah bebas dalam model tersebut.Jika hubungan tersebut ada, kita katakan bahwa peubah-peubah bebas tersebut berkolinearitas ganda sempurna (perfect multicolinearity). Multikolinearitas muncul jika dua atau lebih peubah (atau kombinasi peubah) bebas berkorelasi tinggi antara peubah satu dengan yang lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas maka dapat dilihat dari output komputer, dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF lebih besar dari 10 maka dapat dikatakan terdapat multikolinearitas dalam model.

(43)

5. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi dari model regresi linear adalah bahwa ragam sisaan (εt) sama atau homogen. Jika ragam sisaan tidak sama atau Var (εi)= E(εi2)=σi2 untuk tiap pengamatan ke-I dari peubah-peubah bebas dalam model regresi, maka dikatakan ada masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat menggunakan metode grafik atau dengan menggunakan uji Park, uji Glejser, Uji Breusch-Pagan, Uji Goldfield-Quadnt dan white test.

6. Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi antara serangkaian data menurut waktu (time series) atau menurut ruang (cross section). Nilai statistik Durbin Watson berada pada kisaran 0 hingga 4, dan jika nilainya mendekati dua maka menunjukan tidak adanya autokorelasi ordo kesatu. Pendeteksi autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin –Watson (DW). H0 : tidak ada serial autokorelasi baik positif maupun negatif

H1 : terdapat serial autokorelasi

Tolak H0 jika d < dL atau d >4 – dL dan terima H0 jika dU < d <4 – dU.

4.4.4 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Situ Cipondoh Terhadap Masyarakat Lokal

Analisis dilakukan pada masing-masing kelompok pelaku kegiatan wisata yaitu, unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata (META,2001). Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah: (1) proporsi perputaran uang yang berasal dari pengeluaran pengunjung ke unit usaha tersebut, (2) proporsi antara kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh unit

(44)

usaha tersebut (full time, part time, seasonal), (3) proporsi dari perputaran arus uang terhadap tenaga kerja lokal, supplier, investor, pajak, (4) tipe dan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan, apakah berasal dari luar atau dalam wilayah dan (5) rencana investasi kedepan. Sejumlah informasi tersebut diharapkan dapat diperoleh perkiraan mengenai dampak langsung (direct impact) dari pengeluaran pengunjung terhadap masyarakat lokal, perkiraan biaya sumberdaya yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh pengunjung, serta estimasi mengenai rencana investasi ke depan.

Kelompok kedua adalah tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah: (1) jumlah tenaga kerja yang terdapat pada lokasi wisata, (2) jumlah jam kerja dan tingkat upah, (3) proporsi dari pengeluaran sehari-hari pekerja yang dilakukan di dalam dan di luar wilayah, (4) kondisi pekerjaan sebelum bekerja di unit usaha ini, dan (5) pelatihan atau kursus yang pernah diikuti. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat memperkiraan dampak tidak langsung (indirect impact) dan dampak ikutan (induced impact) dari pengeluaran pengunjung.

Kelompok ketiga adalah masyarakat lokal, informasi penting yang terkait dengan dampak ekonomi adalah informasi mengenai manfaat dan biaya yang ditimbulkan dari kegiatan wisata tersebut. Informasi yang didapat dari responden akan memberikan informasi mengenai pengeluaran pengunjung, serta aliran uang sejumlah dana tersebut yang akan berdampak langsung, tidak langsung dan ikutan (induced impact) bagi perekonomian masyarakat lokal. Dampak ekonomi ini dapat diukur dengan menggunakan efek pengganda (multiplier) dari arus uang

(45)

yang terjadi. Dalam mengukur dampak ekonomi pariwisata terhadap perekonomian masyarakat lokal terdapat dua tipe pengganda, yaitu (META,2001):

1. Keynesian Local Income Multiplier

Nilai yang menunjukkan berapa besar pengeluaran pengunjung berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal.

2. Ratio Income Multiplier

Nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan (induced impact). Secara matematis dirumuskan :

1. Keynesian Income Multiplier

2. Ratio Income Multiplier, Tipe I

3. Ratio Income Multiplier, Tipe II

dimana:

E : Tambahan pengeluaran pengunjung (rupiah)

D : Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (rupiah) N : Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (rupiah) U : Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (rupiah)

D+N+U E D+N D D+N+U D

(46)

Setelah mengidentifikasi dampak ekonomi yang ditimbulkan dari objek wisata ini, dapat dilakukan identifikasi produk atau jasa yang belum tersedia dilokasi tersebut, besarnya permintaan terhadap barang tersebut dan manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Hal ini juga dapat dijadikan rekomendasi bagi pengeloladan Pemerintah Daerah untuk pengembangan objek wisata tersebut. 4.4.5 Hipotesis Penelitian

Adapun Hipotesis dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kunjungan ke Situ Cipondoh dipengaruhi oleh biaya perjalanan ke lokasi wisata, waktu tempuh dan umur diduga berpengaruh nyata secara negatif terhadap kunjungan ke wisata Situ Cipondoh.

2. Tingkat pendapatan dan jumlah rombongan berpengaruh nyata secara positif terhadap kunjungan ke Situ Cipondoh.

3. Aktivitas wisata di Situ Cipondoh diduga memberikan dampak ekonomi langsung terhadap masyarakat sekitar yang bekerja di lokasi tersebut berupa penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan rata-rata per bulan.  

(47)

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran umum mengenai lokasi penelitian yang akan dibahas dalam bab ini meliputi keadaan umum wilayah, aksesibilitas, daya tarik dan pengelolaan wisata. Penjelasan mengenai gambaran umum penelitian akan dibahas lebih lanjut pada sub bab dibawah ini.

5.1.1 Keadaan Umum Wilayah

Situ Cipondoh merupakan situ yang terbentuk secara alami, Situ Cipondoh termasuk kedalam wilayah kota Tangerang. Berdasarkan pemetaan terakhir pada tahun 1994 luas wilayah Situ Cipondoh diketahui 126,7 Ha. Situ Cipondoh terletak di dua kecamatan yaitu Kecamatan Pinang dan Kecamatan Cipondoh. Wilayah Kecamatan Pinang memiliki luas wilayah sekitar 21,59 Km2 atau 2.159,01 Ha. Kecamatan Pinang terdiri dari 11 Kelurahan yaitu : Kelurahan Pinang, Sudimara Pinang, Neroktog, Cipete, Pakojan, Panunggangan, Panunggangan Utara, Panunggangan Timur, Kunciran, Kunciran Indah dan Kunciran Jaya. Secara administratif, Kecamatan Pinang berbatasan dengan :

• Sebelah Barat : Kecamatan Tangerang dan Cibodas. • Sebelah Timur : Kecamatan Karang Tengah dan Ciledug. • Sebelah Utara : Kecamatan Tangerang dan Cipondoh. • Sebelah Selatan : Kabupaten Tangerang.

Kecamatan Cipondoh terdiri dari 10 Kelurahan yaitu : Kelurahan Poris Plawad Indah, Cipondoh, Kenanga, Gondrong, Petir, Ketapang, Cipondoh Indah,

(48)

Cipondoh Makmur, Poris Plawad Utara dan Poris Plawad. Kecamatan Cipondoh memiliki luas wilayah 1.791 Ha. Secara administrasi Kecamatan Cipondoh berbatasan dengan :

• Sebelah Barat : Kecamatan Tangerang.

• Sebelah Timur : Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang dan Kecamatan

Kembangan Kotamadya Jakarta Barat.

• Sebelah Utara : Kecamatan Batuceper Kota Tangerang, Kecamatan Kalideres

dan Kecamatan Cengkareng Kotamadya Jakarta Barat.

• Sebelah Selatan : Kecamatan Pinang.

Secara administratif Situ Cipondoh berbatasan dengan Kelurahan Cipete dan Kelurahan Poris Plawad di sebelah barat, Kelurahan Neroktog di sebelah timur, Kelurahan Cipondoh di sebelah utara dan Kelurahan Kunciran Jaya di sebelah selatan. Situ Cipondoh berasal dari kata “ci” yang memiliki makna air dan kata ”pondoh” yang bermakna menggenang. Situ Cipondoh memiliki arti air yang menggenang di lengkungan. Dahulu kawasan ini merupakan deretan hutan – hutan, hal ini diketahui karena didasar Situ masih banyak terdapat bonggol-bonggol akar besar. Situ Cipondoh memiliki beberapa jenis ikan air tawar seperti ikan gabus, ikan tawas, ikan melem, belut dan berbagai jenis hewan lain. Sebelum dijadikan tempat wisata pada tahun 2005 kondisi Situ Cipondoh sangat memprihatinkan karena hampir di seluruh permukaan Situ Cipondoh ditumbuhi gulma seperti eceng gondok, rumput pakis, sarekat, teratai sehingga sangat sulit melihat air di dalam situ. Kedalaman air di Situ Cipondoh terus mengalami pendangkalan hingga kedalaman air hanya mencapai 0.5-2 meter yang

(49)

diakibatkan adanya pembusukan dari gulma-gulma yang tumbuh tersebut. Akibat pendangkalan itulah sering terjadi banjir di kawasan ini.

Berdasarkan keprihatinan tersebut pada pertengahan tahun 2005 sekitar bulan Maret, timbul inisiatif dari masyarakat dari kedua kecamatan yaitu kecamatan Cipondoh dan kecamatan Cipinang yang digerakkan oleh beberapa tokoh penggerak untuk membersihkan situ. Kegiatan kerja bakti untuk membersihkan Situ Cipondoh dilakukan secara swadaya. Pada awalnya kegiatan pembersihan dilakukan dengan kerja bakti secara masal setiap hari minggu selama tiga bulan oleh masyarakat sekitar, setelah tiga bulan kerja bakti dilakukan secara bergiliran oleh masyarakat sekitar khususnya warga RW 02. Pada akhir 2006 Situ Cipondoh mulai dikunjungi warga sekitar untuk hanya sekedar melihat-lihat. Namun, tahun-tahun berikutnya Situ Cipondoh semakin banyak sehingga pihak pengelola mulai muncul ide untuk melengkapi wisata Situ Cipondoh ini dengan sarana permainan berupa sepeda air dan speed boat. Meskipun telah dijadikan tempat wisata, pihak pengelola tetap ingin memepertahankan fungsi Situ Cipondoh sebagai resapan air. Seluruh hasil yang diperoleh dari kegiatan wisata dialokasikan seluruhnya untuk biaya-biaya pelestarian Situ Cipondoh. Berdasarkan pemantauan dinas lingkungan hidup kualitas air di Situ Cipondoh masih tergolong baik karena belum banyak tercemar limbah pabrik atau limbah berbahaya lainnya. Oleh sebab itu mulai tahun 2011, pemerintah Kota Tangerang menjadikan Situ Cipondoh sebagai Sumber air PAM.

(50)

5.1.2 Aksesibilitas

Aksesibilitas mencakup keseluruhan infrastuktur transportasi yang menghubungkan wisatawan dari, ke, selama di daerah tujuan wisata (Inskeep,1994) dalam (Damanik dan Weber, 2006). Aksesibilitas menuju Situ Cipondoh tergolong mudah. Hal ini dikarenakan lokasi Situ Cipondoh yang berada di sisi jalan Hasyim Ashari yang merupakan jalur utama di wilayah Cipondoh, Tangerang. Selain itu, kondisi jalan yang baik memudahkan para wisatawan untuk menjangkau lokasi baik dengan menggunakan kendaraan umum maupun menggunakan kendaraan pribadi. Bagi wisatawan yang melewati daerah Ciledug dan Kunciran untuk mencapai lokasi wisata akan mengalami sedikit hambatan karena adanya kemacetan di sejumlah titik. Kemacetan yang terjadi disebabkan oleh adanya pasar, perempatan, maupun angkutan umum yang menaikan dan menurunkan penumpang. Bagi wisatawan yang berasal dari arah Cikokol Tangerang dapat menggunakan angkutan umum B-02 atau R-10 (dari Pasar Anyar Tangerang). Sedangkan untuk wisatawan yang berasal dari daerah Kebayoran, Ciledug, Kunciran dan sekitarnya dapat menggunakan angkutan umum C01 ataupun Metromini 69 lalu dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum B01 yang menuju arah Cikokol.

5.1.3 Daya Tarik

Daya tarik yang dimiliki wisata Situ Cpondoh adalah keindahan alam yang dimiliki Situ Cipondoh, sarana-sarana permainan yang dimiliki seperti sepeda air dan speed boat, taman berbentuk pulau di tengah situ dan rumah makan. Pemandangan indah dan udara yang sejuk menjadi keunggulan tempat

(51)

wisata ini yang terletak ditengah kondisi udara perkotaan yang sudah terkena polusi, terlebih lagi Kota Tangerang dikenal dengan aktivitas industrinya sangat padat. Harga tiket masuk yang terjangkau mampu meningkatkan minat masyarakat untuk berkunjung dan menghabiskan waktu untuk berwisata di Situ Cipondoh. Selain itu bagi masyarakat yang memiliki hobi memancing lokasi ini sangat tepat untuk menyalurkan hobi mereka karena situ cipondoh memiliki beberapa jenis ikan yang dapat dipancing oleh pengunjung.

5.1.4 Pengelolaan Wisata

Secara umum Situ Cipondoh berada di bawah kewenangan pemerintah Provinsi Banten. Namun, untuk pengelolaan wisata Situ Cipondoh masih dikelola oleh masyarakat sekitar yang tergabung dalam Forum Masyarakat Untuk Pelestarian dan Pengembangan Situ Cipondoh (Formasi). Formasi terbentuk atas dasar keprihatinan terhadap keadaan Situ Cipondoh yang tidak terurus sehingga masyarakat tersebut memiiki inisiatif untuk membersihkan Situ dan mengelolanya menjadi tempat wisata. Harga tiket yang ditetapkan oleh pengelola dibedakan menurut hari kunjungan. Hari senin hingga sabtu harga tiket yang diberlakukan sebesar Rp 2000, hari minggu sebesar Rp 3000 sedangkan apabila terdapat pertunjukan musik harga tiket yang diberlakukan sebesar Rp 5000. Harga tiket tersebut hanya diberlakukan untuk dapat memasuki taman, untuk menikmati sarana permainan para wisatawan dikenakan harga yang berbeda. Untuk sepeda air dikenakan harga Rp 15000 per 30 menit sedangkan untuk mengelilingi Situ Cipondoh dengan menggunakan speed boat masing-masing wisatawan dikenakan harga Rp 5000/orang.

(52)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAAN

6.1 Karakteristik Responden

Responden dalam skripsi kali ini terdiri dari empat kelompok yaitu kelompok wisatawan, kelompok unit usaha, kelompok tenaga kerja lokal serta kelompok masyarakat sekitar. Gambaran umum mengenai karakteristik masing – masing kelompok responden akan dijelaskan sebagai berikut:

6.1.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Wisatawan

Wisatawan yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dengan persentase 41,67% responden berjenis kelamin laki-laki dan 58,33% berjenis kelamin perempuan. Usia wisatawan wisata Situ Cipondoh berkisar antara usia 15 tahun hingga lebih dari 45 tahun. Sebesar 31,67% wisatawan Situ Cipondoh berusia antara 21-25 tahun, 26,67% berusia 15-20 tahun, 15% berusia 36-45 tahun, kemudian kelompok usia 31-35 tahun dan kelompok usia lebih dari 45 tahun masing-masing terdiri dari 10 % dan kelompok usia 26-30 sebesar 6,67%. Adapun rata – rata pendidikan terakhir responden adalah lulusan SMA yaitu sebesar 53,33%, sebanyak 23,33% responden merupakan lulusan SMP, sebanyak 20% dari responden merupakan lulusan perguruan tinggi dan sisanya sebesar 3,33% merupakan lulusan sekolah dasar. Karakteristik sosial ekonomi wisatawan dapat dilihat pada Tabel 4.

(53)

Tabel 4. Karakteristik Sosial Ekonomi Wisatawan

Sumber : Data Primer Diolah (2011)

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa rata-rata pekerjaan dari responden wisatawan Situ Cipondoh terdiri dari beberapa kelompok. Kelompok

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki –laki 25 41,67

Perempuan 35 58,33

Jumlah 60 100,00

Usia Frekuensi Persentase (%)

15-20 16 26,67 21-25 19 31,67 26-30 4 6,67 31-35 6 10,00 36-45 9 15,00 >45 6 10,00 Jumlah 60 100,00

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

PT 12 20,00

SMA 32 53,33

SMP 14 23,33

SD 2 3,33

Jumlah 60 100,00

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Karyawan Swasta 18 30,00 Pelajar 15 25,00 Wiraswasta 11 18,33 Buruh 4 6,67 PNS 5 8,33 IRT 3 5,00 Pensiun 4 6,67 Jumlah 60 100,00

Pendapatan Frekuensi Persentase (%)

< 500000 11 18,33 500000-1500000 27 45,00 1500001-2500000 12 20,00 2500001-3500000 4 6,67 3500001-4500000 2 3,33 >4500001 4 6,67 Jumlah 60 100,00

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Nusantara (Wisnus) Tahun 2004 – 2010  Tahun  Wisatawan Nusantara  (ribuan  orang)  Perjalanan (Ribuan)  Rata-rata  Perjalanan (Hari)  Total  Pengeluaran  (Trilyun Rp)  2004 111.352 202.763  1.82  71.70  2005 112.701 198.359
Tabel 2. Kontribusi Pariwisata Terhadap Perekonomian Nasional
Gambar 2. Alur Pemikiran Penelitian Kawasan Wisata Situ Cipondoh
Tabel 3.  Matriks Metode Analisis Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode indeks tunggal dapat disimpulkan bahwa dari 16 reksa dana syariah yang menjadi sampel hanya ada 3 reksa dana syariah yang

Pada tahun 2008 Frutang berhasil memperoleh Brand Value (BV) tertinggi sebesar 33,8%, sedangkan Buavita di posisi kedua meraih 30,3% serta ABC di posisi ketiga hanya meraih

Kriteria inklusi yang digunakan yaitu semua jenasah diduga korban tenggelam pada register kematian yang dilakukan pemeriksaan eksternal di Bagian Ilmu

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran pembuatan celana wanita setelah penggunaan buku kerja yang dibandingkan dengan

2007 Sebagai Fasilitator pada Penataran Manajemen Penjaminan Mutu Untuk PT Seni dan Pendamping Implementasi Penjaminan Mutu STSI Surakarta. 2007 Sebagai Fasilitator pada Pemagangan

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri

ìòíòß²¿´·-·- ß´±µ¿-· É¿µ¬« Õ»¹·¿¬¿² Ó¿¸¿-·-©¿ ¼¿² Õ»¾«¬«¸¿² п®µ·® òòòòòòò ëç. ìòíòïò ß²¿´·-·- Õ±®»´¿-·

[r]