1 Laporan Praktikum Embriologi
PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM
Oleh:
Izdaharra Mutia Ulfah 1302101010178 Lestari Sukma Dinullah 1302101010163
Fauziah Fitri 1302101010175 Ike Nurjannah 1302101010156 Widya Hanifa 1302101010227 Sadrisa Lidya Pertiwi 1302101010192
Desi Andriani 1302101010202 Fauzan Harun 13021010101
Afdalul Zikri 13021010101 Rozi Syafri 13021010101
FAKULTAS KEDOTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2014
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu peristiwa yang terjadi dalam siklus reproduksi adalah rangkaian tahapan perkembangan embrio. Pada tahap ini terjadi perkembangan yang signifikan dari embrio. Mulai dari awalnya hanya serupa satu sel dan kemudian terus membelah menjadi beberapa sel dan akhirnya berbentuk organisme sempurna yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan sel, pola dasar perkembangan embrio aves dan embrio katak, yaitu melalui tahapan pembelahan, blastula, gastrula, neurula dan organogenesis. Pembelahan aves merupakan pembelahan meroblastik, artinya pembelahan hanya berlangsung dikeeping lembaga saja. Semua proses tersebut merangkum dalam beberapa tahapan seperti tahap morula, blastula, gastrula dan organogenesis. Berdasarkan teori yang diketahui maka perlu mengadakan sebuah kegiatan yang bisa menunjang pemahaman mengenai hal-hal yang menyangkut perkembangan embrio. Salah satunya adalah dengan mengadakan praktikum, yaitu pengamatan yang dilaksanakan praktikan secara langsung semua proses-proses sesuai teori dalam praktikum ini dengan mengamati perkembangan embrio ayam masa inkubasi hari ke-1 – ke-8, hari ke-14, ke-18 dan hari ke-20. Dengan begitu tidak hanya mengetahui proses perkembangan embrio ayam melalui teori saja, tetapi juga melalui kegiatan praktikum maka dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dengan pengamatan yang dilakukan secara langsung.
1.2 Tujuan
Praktikan dapat mengetahui dan memahami tahapan atau proses perkembangan embrio.
1.3 Manfaat
Mahasiswa/i dapat mengetahui perkembangan embrio ayam dari umur satu sampai tujuh hari selanjutnya umur delapan sampai empat belas hari dan umur tujuh belas dan dua puluh hari serta melihat perubahan masing-masing embrio dari masing-masing umurnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas dan selama itu terjadi Selama pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang biasanya dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator (Nuryati, 2005). Semua sel yang akan membentuk embrio berasal dari epiblas. Beberapa sel-sel epiblas yang lewat melalui primitive streak berpindah secara lateral ke dalam blastosel, dan menghasilkan mesoderm, bermigrasi melalui strak tersebut ke arah bawah, dsan bercampur dengan sel-sel hipoblas. Sel- sel epiblas yangmasih tetap di permukaan akan menjadi ectoderm. Setela memisah dari endoderm sel-sel hipobals membentuk sebagian dari kantung yang melindungi kuning telur dan batang yang menghubungkan massa kuning telur dengan embrio. Setelah ketiga lapisan germinal tersebut terbentuk, perbatasan cakram embrionik melipat kearah bawah dan menyatu, sehingga membagi embrio menjadi pipa berlapis tiga yang disatukan ke bagian tengah di kuning telur. Lapisan jaringan yang berada diluar proper embrio berkembang menjadi empat membrane ekstra membrionik yang mendukung perkembangan embrio selanjutnya didalam sel telur. Keempat “membran” ini, masing-masing merupakan satu lembaran sel , yaitu kantung kuning telur ( yolk sack), amnion, korion dan alantois. ( Reece-Mitchell,2004).
Telur segar memilikikondisi isi telur yang baik dimana kondisi putih telurnya kental dan tebal dengan kuning telur yang berada ditengah (Neka Meliyati, dkk, 2011).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion, dan alantois. Dinding kantung kuning telur dapat menghasilkan enzim yang berfungsi mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumin (Anonimus, 2013).
4 Layaknya seorang bayi dalam perut ibunya,embrio anak ayam di dalam telur juga mengalami perkembangan yang signifikan dari hari ke hari. Embrio di dalam telur sebagai awal mula kehidupan seekor ayam ternyata memiliki keunikan pertumbuhan di dalamnya Pengetahuan tentang perkembangan embrio di dalam telur perlu diketahui di hatchery dengan cara memahami cirri-cirinya (CP-buletin service, 2007).
Perkembangan embrio terjadi diluar tubuh induk. Telur-telur diinkubasikan dengan menggunakan mesin-mesin penetas telur buatan, seperti "Missouri" Bandung (Sri Sudarwatl dan Tlen Wiati Suryono, 1975). Embrio mengambil bahan makanan dari dalam telur sehingga induk tidak mampu menambahkannya. Ungggas tidak memiliki siklus estrus dan tidak terjadi double ovulasi sebab ovulasi terjadi beberapa saat ( 30 menit ) setelah peneluran, dan ovulasi berikutnya tidak akan terjadi apabila dalam oviduk masih terdapat telur. ( Tri Yuawanta,2004 )
Perkembangan embrio ayam dalam telur selama proses penetasan, penting untuk diketahui. Pada hari pertama, selama inkubasi selama 16 jam, tanda pertama diketahui adalah embrio ayam dan setelah 24 jam sudah terbentuk mata. Pada hari ke-2 selama inkubasi satu jam, mulai terbentuk jantung. Pada hari ke-3 masa inkubasi 8 jam, mulai terbentuk amnion, 6 jam kemudian terbentuk alantois, dan seterusnya sampai hari ke-21. ( Bambang Agus Murtidjo,1992).
Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang. Namun dibutuhkan alat bantu seperti mikroskop maupun kaca pembesar. Untuk mengetahui perkembangan secara makroskopis kita bias melihat dari cirri-ciri perkembangannya setiap hari (Anonimus, 2014).
Setelah tahap-tahap perkembangan selama 21 hari diatas, embrio akan menetas dan melewati proses perkembangan. Secara umum ada tiga periode perkembangan setelah menetas pada unggas yaitu periode starter (periode baru menetas), periode grower (periode pertumbuhan), dan periode layer (periode dewasa) (Widya Sari, dkk, 2013).
5
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat : - Cawan petri - Pinset - Bak allumunium 3.1.2 Bahan : -Telur 3.2 Cara kerja
1. Ambillah telur yang sudah dalam masa inkubasi.
2. Sediakan tujuh cawan petri, masing- masing telur di retakkan dengan hati-hati agar tidak pecah.
3. Masing-masing cawan petri adalah masa embrio pada umur 1 sampai 7 hari.
4. Amatilah embrio ayam tersebut dan lihatlah perubahan yang terjadi dari masing-masing umur embrio tersebut.
6
BAB IV
ISI
4.1 Hasil Pengamatan
Gambar Keterangan
Hari I 1. Peta takdir
2. Area Ovaka 3. Yolk 4. Kalaza
5. Zona Pelusida
6. Albumin
Hari II 1. Pembuluh darah
Hari III 1. Jantung
7
Hari IV 1. Mata
2. Cikal ekor
Hari V Organogenesis
Hari VI 1. Mata membesar
8
Hari VII 1. Organ mulai terbentuk
2. Yolk berkurang
Hari VIII 1. Mata membesar
2. Kepala mulai terbentuk
Hari XIV 1. punggung embrio sudah terlihat
melengkung atau meringkuk dan bulu hampir menutupi seluruh tubuhnya.
9
Hari XVIII embrio sudah tampak jelas seperti ayam akan
mempersiapkan diri akan menetas. Jari kaki, sayap, dan bulunya berkembang dengan baik.
Hari XX 1. Selaput kuning telur melengkapi pintu
masuk dalam rongga badan, embrio menenmpati seluruh area kulit kecuali ruang udara, pusat mulai tertutup, paruh menembus selaput kulit bagian
dalam pelan-pelan mulai
menghirupudara melalui paru-paru sudah bekerja dengan semestinya
10 4.2 Pembahasan
` Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati perkembangan embrio ayam yang dimulai dari hari ke-1 – 8, 14, 18, 20. Berikut adalah tahapan perkembangan embrio ayam tersebut :
Pada umur 1 hari, terlihat adanya peta takdir yang nantinya akan menentukan cikal bakal adanya pertumbuhan jantung pada embrio. Lapisan ovaka yang menjadi cikal bakal sistem pencernaan dan pembuluh darah, kemudian corion alantois yang berfungsi sebagai tempat perkembangan dari embrio itu sendiri. Zona vasikulata yang menjadi cikal bakal terbentuknya tulang, kuning telur atau yolk merupakan sumber nutrisi untuk embrio. Setelah itu adanya albumin dan kalaza yang fungsinya menjaga keseimbangan telur agar tetap berada ditengah.
Pada umur 2 hari, pengamatan dengan mikroskopis akan memperlihatkan adanya jantung. Setelah itu, pembuluh darahnya sudah mulai berkembang.
Pada umur 3 hari, jantung yang mulai berdenyut, sudah adanya cikal bakal dari kepala dan pembuluh darah yang melebar serta tampaknya cikal bakal adanya ekor pada embrio tersebut.
Pada umur 4-5 hari, hampir memiliki karakteristik yang bersamaan seerti pembuluh darah yang melebar dan bertambah banyak. Terbentuknya kepala, ekor, jantung yang berdetak, terbentuknya mata. Kemudian adanya selaput otak, paruh yang terlihat dan adanya cikal bakal terbentuknya sayap.
Pada umur 6 hari, mata embrio yang tampak membesar, alat pencernaanyang terbentuk sayap yang membesar, kepala yang mebesar dan pembuluh darah yang masuk ke dalam tubuh embrio tersebut.
Pada umur 7 hari, semua organ sudah mulai terbentuk, mata mulai mengeras dan kuning telur yang semakin berkurang karena sudah terambil oleh embrio sebagai zat makanannya.
Pada umur 8 hari, mata embrio semakin membesar, tumbuhnya tengkorak, leher yang semakin jelas dan tampaknya alat ektremitasnya.
Pada umur 14 hari, bulunya hampir menyelimuti seluruh permukaan tubuh, kaki yang tampak dan adanya ceker.
Pada umur 18 hari, ekstremitas semakin berkembang, bulu semakin lebat dan kepala perlahan mengarah ke kantong udara.
11 Pada umur 20 hari, embrio memenuhi kerabang telur, paruh yang mengarah ke kantong udara dan paru-paru yang mulai aktif.
12
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
P e r k e m b a n g a n e m b r i o a y a m t e r j a d i d i l u a r t u b u h i n d u k n y a . S e l a m a b e r k e m b a n g , embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari
telur berupa kuning telur, albumin dan kerabang telur.
pengetahuan tentang fertil dan tidak nya telur sangat diperlukan terutam a di hatchery. Perkembangan embrio ayam berlangsung selama 21 hari, yang mana perkembangannya sangat cepat. pertumbuhan embrio semakin mendekati kesempurnaan pada saat albumin dan kuning telur menjadi sedikit, disebabkan oleh penyerapan embrio sendiri sabagai cadangan makanan anak ayam yang baru menetas. Rongga udara yang terdapat di bagian tumpul disetiap telur akan semakin bertambah luas sebab air dalam telur sewaktu proses lncubasi akan terus berkurang dengan cara menguap lewat dinding kulit telur. Pada hari kesembilan belas hampir sepertiga bagian menjadi rongga udara.
5.2Saran
Hendaknya pelajaran tentang embrio ini lebih dikembangkan lagi, bukan hanya saja pada ayam. Dan diharapkan kepada praktikan untuk lebih mendalami tentang bahasan perkembangan embrio ini khususnya embrio ayam.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2014. Perkembangan Embrio Ayam. (online) (http://oganzha.blogspot.com/) diakses Kamis, 15 Mei 2014
Anonimus. 2013. Perkembangan Embrio Ayam. (online)
(http://duniatentangayam.blogspot.com/2013/09/perkembangan-embrio-ayam.html) diakses Kamis, 15 Mei 2014.
CP-Bulletin Service. 2007. Perkembangan embrio dari hari ke hari (jurnal).
Meliyati, Neka, dkk. 2011. Pengaruh umur telur tetas itik Mojosaridengan penetasan kombinasi terhadap fertilisasi dan daya tetas (jurnal).
Murtidjo, Bambang Agus.1992. Mengelola Ayam Buras. Kanisius: Yogyakarta. Nuryati, Tuti, Sutarto, Muh.Khamim, dkk.2005.Sukses Menetaskan Telur, Penebar Swadaya: Bogor.
Reece and Mitchell. 2004. Campbell jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Sari, Widya, dkk. 2013. Perbandingan tipe dan perkembangan bulu pada tiga jenis unggas Sudarwati, Sri. 1975. Pengaruh doxan.A(csytaclophosphmide) pada pertumbuhan
embrio ayam (jurnal).