• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Sistem Persarafan Pada Lansia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gangguan Sistem Persarafan Pada Lansia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Gangguan Sistem Persarafan Pada Lansia

Gangguan Sistem Persarafan Pada Lansia

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PENUAAN SISTEM NEUROLOGIS PENUAAN SISTEM NEUROLOGIS

Dengan memandang proses penuaan dari perspective yang luas dapat membimbing Dengan memandang proses penuaan dari perspective yang luas dapat membimbing kearah strategi yang lebih kreatif untuk melakukan intervensi terhadap lansia. Perubahan kearah strategi yang lebih kreatif untuk melakukan intervensi terhadap lansia. Perubahan structural yang paling terlihat terjadi pada otak itu sendiri, walaupun bagian lain dari system structural yang paling terlihat terjadi pada otak itu sendiri, walaupun bagian lain dari system saraf pusat juga terpengaruh. Perubahan ukuran otak yang di akibatkan oleh atropi girus dan saraf pusat juga terpengaruh. Perubahan ukuran otak yang di akibatkan oleh atropi girus dan dilatasi sulkus dan ventrikel otak. Korteks serebral adalah daerah otak yang paling besar dilatasi sulkus dan ventrikel otak. Korteks serebral adalah daerah otak yang paling besar dipengaruhi oleh kehilangan neuron.

dipengaruhi oleh kehilangan neuron.

Penurunan aliran darah serebral dan penggunaan oksigen juga telah diketahui akan terjadi Penurunan aliran darah serebral dan penggunaan oksigen juga telah diketahui akan terjadi selama proses penuaan. Perubahan dalam system neurologis dapat termasuk kehilangan dan selama proses penuaan. Perubahan dalam system neurologis dapat termasuk kehilangan dan  penyusutan

 penyusutan neuron, neuron, dengan dengan potensial potensial 10% 10% kehilangan kehilangan yang yang diketahui diketahui pada pada usia usia 80 80 tahun.tahun. Penurunan dopamine dan beberapa enzim dalam otak pada lansia berperan terhadap terjadinya Penurunan dopamine dan beberapa enzim dalam otak pada lansia berperan terhadap terjadinya  perubahan

 perubahan neurologis neurologis fungsional. Secara fungsional. Secara fungsional, fungsional, mungkin mungkin terdapat suatu terdapat suatu perlambatan perlambatan reflekreflek tendon profunda. Terdapat kecendrungan kearah tremor dan langkah yang pendek-pendek atau tendon profunda. Terdapat kecendrungan kearah tremor dan langkah yang pendek-pendek atau gaya berjalan dengan langkah kaki melebar disertai dengan berkurangnya gerakan yang sesuai. gaya berjalan dengan langkah kaki melebar disertai dengan berkurangnya gerakan yang sesuai. Fungsi system saraf otonom dan simpatis mungkin mengalami enurunan s

Fungsi system saraf otonom dan simpatis mungkin mengalami enurunan s ecara keseluruhan.ecara keseluruhan.

LANDASAN TEORITIS

LANDASAN TEORITIS

A.

A. Anatomi FAnatomi Fisiolgi Sistem isiolgi Sistem Saraf Saraf Pada Pada LansiaLansia

Sistem persarafan pada manusia yang normal, maupun pada lansia yang telah mengalami Sistem persarafan pada manusia yang normal, maupun pada lansia yang telah mengalami  perubahan adalah sebagai berikut :

(2)

1.

1. OtakOtak

Perbandingan pada otak yang normal dan otak otak pada lansia yang telah mengalami perubahan Perbandingan pada otak yang normal dan otak otak pada lansia yang telah mengalami perubahan fungsi adalah sebagai berikut :

fungsi adalah sebagai berikut : a.

a.  Normal Normal

Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang dewasa sudah tidak dapat lagi Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang dewasa sudah tidak dapat lagi membesar, sehingga bila terjadi penambahan komponen rongga kepala sehingga dapat membesar, sehingga bila terjadi penambahan komponen rongga kepala sehingga dapat meningkatkan TIK.

meningkatkan TIK. Berat otak ≤ 350 gram pada saat kelahiran, kemudian meningkat menjadiBerat otak ≤ 350 gram pada saat kelahiran, kemudian meningkat menjadi 1,375 gram pada usia 20 tahun,berat otak mulai menurun pada usia 45-50 tahun penurunan ini 1,375 gram pada usia 20 tahun,berat otak mulai menurun pada usia 45-50 tahun penurunan ini kurang lebih 11% dari berat maksimal. Berat dan volume otak berkurang rata-rata 5-10% selama kurang lebih 11% dari berat maksimal. Berat dan volume otak berkurang rata-rata 5-10% selama umur 20-90 tahun. Otak mengandung 100 million sel termasuk diantaranya sel neuron yang umur 20-90 tahun. Otak mengandung 100 million sel termasuk diantaranya sel neuron yang  berfungsi menyalurkan impuls listrik dari susunan saraf

 berfungsi menyalurkan impuls listrik dari susunan saraf pusat.pusat.  b.

 b. LansiaLansia

Penuaan otak kehilangan 100.000 neuron / tahun. Neuron dapat mengirimkan signal kepada Penuaan otak kehilangan 100.000 neuron / tahun. Neuron dapat mengirimkan signal kepada  beribu-ribu sel

 beribu-ribu sel lain denlain dengan kecepatan gan kecepatan 200 mil/jam. 200 mil/jam. Terjadi penebalan Terjadi penebalan atropi cerebral atropi cerebral (berat otak(berat otak menurun 10%) antar usia 30-70 tahun. Secara berangsur angsur tonjolan dendrite dineuron menurun 10%) antar usia 30-70 tahun. Secara berangsur angsur tonjolan dendrite dineuron hilang disusul membengkaknya batang dendrit dan batang sel. Secara progresif terjadi hilang disusul membengkaknya batang dendrit dan batang sel. Secara progresif terjadi fragmentasi dan kematian sel.

fragmentasi dan kematian sel.

Pada semua sel terdapat deposit lipofusin (pigment wear and tear) yang terbentuk di Pada semua sel terdapat deposit lipofusin (pigment wear and tear) yang terbentuk di sitoplasma, kemungkinan berasal dari lisosom atau mitokondria. RNA, Mitokondria dan enzyme sitoplasma, kemungkinan berasal dari lisosom atau mitokondria. RNA, Mitokondria dan enzyme sitoplasma menghilang, inklusi dialin eosinofil dan badan levy, neurofibriler menjadi kurus dan sitoplasma menghilang, inklusi dialin eosinofil dan badan levy, neurofibriler menjadi kurus dan degenerasi granulovakuole.

degenerasi granulovakuole.

Berbagai perubahan degenerative ini meningkat pada individu lebih dari 60 tahun dan Berbagai perubahan degenerative ini meningkat pada individu lebih dari 60 tahun dan menyebabkan gangguan persepsi, analisis dan integrita, input sensorik menurun menyebabkan menyebabkan gangguan persepsi, analisis dan integrita, input sensorik menurun menyebabkan

(3)

gangguan kesadaran sensorik (nyeri sentuh, panas, dingin, posisi sendi). Tampilan sesori motorik gangguan kesadaran sensorik (nyeri sentuh, panas, dingin, posisi sendi). Tampilan sesori motorik untuk menghasilkan ketepatan melambat.

untuk menghasilkan ketepatan melambat. 2.

2. Saraf otonomSaraf otonom

Perbandingan pada saraf otonom yang normal dan saraf otonom pada lansia yang telah Perbandingan pada saraf otonom yang normal dan saraf otonom pada lansia yang telah mengalami perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut :

mengalami perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut : a.

a.  Normal Normal 1).

1). Saraf Saraf simpatissimpatis

Bekerja untuk meningkatkan denyut jantung dan pernafasan serta menurunkan aktifitas saluran Bekerja untuk meningkatkan denyut jantung dan pernafasan serta menurunkan aktifitas saluran cerna.

cerna.

2). Saraf Parasimpatis 2). Saraf Parasimpatis

Bekerjanya berlawanan dari saraf simpatis. Bekerjanya berlawanan dari saraf simpatis.  b.

 b. LansiaLansia

Pusat penegndalian saraf otonom adalah hipotalamus. Beberapa hal yang dikatakan Pusat penegndalian saraf otonom adalah hipotalamus. Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab terjadinya gangguan otonom pada usia lanjut adalah penurunan asetolikolin, sebagai penyebab terjadinya gangguan otonom pada usia lanjut adalah penurunan asetolikolin, atekolamin, dopamine, noradrenalin. Perubahan pada “neurotransmisi” pada ganglion otonom atekolamin, dopamine, noradrenalin. Perubahan pada “neurotransmisi” pada ganglion otonom yang berupa penurunan pembentukan asetil-kolin yang disebabkan terutama oleh penurunan yang berupa penurunan pembentukan asetil-kolin yang disebabkan terutama oleh penurunan enzim utama kolin-asetilase.Terdapat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan enzim utama kolin-asetilase.Terdapat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan  jumlah reseptor kolin.

 jumlah reseptor kolin.

Hal ini menyebabkan predisposisi terjadinya hipotensi postural, regulasi suhu sebagai Hal ini menyebabkan predisposisi terjadinya hipotensi postural, regulasi suhu sebagai tanggapan atas panas atau dingin terganggu, otoregulasi disirkulasi serebral rusak sehingga tanggapan atas panas atau dingin terganggu, otoregulasi disirkulasi serebral rusak sehingga mudah terjatuh.

mudah terjatuh. 3.

(4)

Perbandingan pada sistem saraf perifer yang normal dan sistem saraf perifer pada lansia yang Perbandingan pada sistem saraf perifer yang normal dan sistem saraf perifer pada lansia yang telah mengalami perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut:

telah mengalami perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut: a.

a.  Normal Normal

1). Saraf Aferen 1). Saraf Aferen

. Berfungsi membawa informasi sensorik baik disadari maupun tidak, dari kepala, pembuluh . Berfungsi membawa informasi sensorik baik disadari maupun tidak, dari kepala, pembuluh darah dan ekstermitas. Saraf eferen menyampaikan rangsangan dari luar ke pusat

darah dan ekstermitas. Saraf eferen menyampaikan rangsangan dari luar ke pusat 2). Saraf Eferen

2). Saraf Eferen

Berfungsi sebagai pembawa informasi sensorik dari otak menuju ke luar dari susunan Berfungsi sebagai pembawa informasi sensorik dari otak menuju ke luar dari susunan saraf pusat ke berbagai sasaran (sel otot/kelenjar).

saraf pusat ke berbagai sasaran (sel otot/kelenjar).  b.

 b. LansiaLansia

1). Saraf Aferen 1). Saraf Aferen

Lansia terjadi penurunan fungsi dari saraf aferen, sehingga terjadi penurunan Lansia terjadi penurunan fungsi dari saraf aferen, sehingga terjadi penurunan  penyampaian informasi sensorik dari organ luar yang terkena ransangan.

 penyampaian informasi sensorik dari organ luar yang terkena ransangan. 2). Saraf Eferen

2). Saraf Eferen

Lansia sering mengalami gangguan persepsi sensorik, hal tersebut dikarenakan terjadinya Lansia sering mengalami gangguan persepsi sensorik, hal tersebut dikarenakan terjadinya  penurunan fungsi saraf eferen pada sistem saraf perifer.

 penurunan fungsi saraf eferen pada sistem saraf perifer. 4.

4. Medulla SpinalisMedulla Spinalis

Perbandingan pada sistem saraf perifer yang normal dan sistem saraf perifer pada lansia yang Perbandingan pada sistem saraf perifer yang normal dan sistem saraf perifer pada lansia yang telah mengalami perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut:

telah mengalami perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut: a.

a. normalnormal

Fungsinya : Fungsinya : 1.

1. Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu, Cornu Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu, Cornu motorik/ cornu ventralis.motorik/ cornu ventralis. 2.

(5)

3.

3. Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum.Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum. 4.

4. Mengadakan komun ikasi antara otak dan semua bagian tubuh.Mengadakan komun ikasi antara otak dan semua bagian tubuh.  b.

 b. LansiaLansia

Medulla spinalis pada lansia terjadi penurunan fungsi, sehingga mempengaruhi pergerakan Medulla spinalis pada lansia terjadi penurunan fungsi, sehingga mempengaruhi pergerakan otot dan sendi di mana lansia menjadi sulit untuk menggerakkan otot dan sendinya secara otot dan sendi di mana lansia menjadi sulit untuk menggerakkan otot dan sendinya secara maksimal.

maksimal.

B.

B. Penyakit yang berhubungan dengan gangguan system neurologis pada lansiaPenyakit yang berhubungan dengan gangguan system neurologis pada lansia

1.

1. Stroke atau cedera cerebrovaskulerStroke atau cedera cerebrovaskuler

Penyakit ini menunjukkan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsional maupun Penyakit ini menunjukkan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsional maupun structural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari structural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari selulruh system pembuluh darah otak. Patologis ini menyebabkan perdarahan dari sebuah selulruh system pembuluh darah otak. Patologis ini menyebabkan perdarahan dari sebuah robekan yang terjadi pada dinding pembuluh atau kerusakan sirkulasi serebral oleh oklusi parsial robekan yang terjadi pada dinding pembuluh atau kerusakan sirkulasi serebral oleh oklusi parsial atau seluruh lumen pembuluh darah dengan pengaruh yang bersifat sementara atau permanen. atau seluruh lumen pembuluh darah dengan pengaruh yang bersifat sementara atau permanen.

Perubahan perfusi jaringan serebral

Perubahan perfusi jaringan serebral  adalah suatu keadaan dimana individu mengalami  adalah suatu keadaan dimana individu mengalami  penurunan

 penurunan dalam dalam nutrisi nutrisi dan dan oksigenasi oksigenasi pada pada tingkat tingkat seluler seluler sehubungan sehubungan dengan dengan kurangnyakurangnya suplay darah kapiler.

suplay darah kapiler.

Diagnosis keperawatan Diagnosis keperawatan

Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah: gangguan Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah: gangguan oklusi, hoemoragic, vasospasme serebral dan oedema serebral.

oklusi, hoemoragic, vasospasme serebral dan oedema serebral. Ditandai dengan :

Ditandai dengan : 1.

1. Perubahan suhu kulit (dingin pada ekstremitas), warna biru atau Perubahan suhu kulit (dingin pada ekstremitas), warna biru atau ungu.ungu. 2.

2. Perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori.Perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori. 3.

(6)

4.

4. Deficit sensori, bahasa, intelektual dan emosi.Deficit sensori, bahasa, intelektual dan emosi. 5.

5. Perubahan tanda-tanda vitalPerubahan tanda-tanda vital

Criteria hasil : Criteria hasil :

a.

a. Mempertahankan tingkat kesadaran membaik, fungsi kognitif, dan motorik.Mempertahankan tingkat kesadaran membaik, fungsi kognitif, dan motorik.  b.

 b. Memdemonstrasikan tanda-tanda vital stabil dan tidak adanya tanda-tanda peningkatan TIK.Memdemonstrasikan tanda-tanda vital stabil dan tidak adanya tanda-tanda peningkatan TIK. c.

c. Menunjukkan tidak ada kelanjutan kekambuhan.Menunjukkan tidak ada kelanjutan kekambuhan. d.

d. Memperlihatkan penurunan tanda dan gejala kerusakan jaringan.Memperlihatkan penurunan tanda dan gejala kerusakan jaringan.

Intervensi Intervensi

1.

1. Tentukan factor yang berhubungan dengan atau penyebab khusus selama penurunan perfusiTentukan factor yang berhubungan dengan atau penyebab khusus selama penurunan perfusi serebral dan potensial terjadinya peningkatan TIK.

serebral dan potensial terjadinya peningkatan TIK. 2.

2. Observasi dan catat status neurologis sesering mungkin dan bandingkan dengan keadaanObservasi dan catat status neurologis sesering mungkin dan bandingkan dengan keadaan normalnya.

normalnya. 3.

3. Observasi tanda-tanda vital.Observasi tanda-tanda vital. 4.

4. Evaluasi pupil catat ukuran, bentuk, kesamaan dan reaksinya terhadap cahaya.Evaluasi pupil catat ukuran, bentuk, kesamaan dan reaksinya terhadap cahaya. 5.

5. Catat perubahan dalam penglihatan.Catat perubahan dalam penglihatan. 6.

6. Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi seperti fungsi bicara.Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi seperti fungsi bicara. 7.

7. Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikan dan dalam posisi natomis (netral).Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikan dan dalam posisi natomis (netral). 8.

8. Pertahankan keadaan tirah baring, ciptakan lingkungan yang tenang, batasi aktifitas sesuaiPertahankan keadaan tirah baring, ciptakan lingkungan yang tenang, batasi aktifitas sesuai indikasi.

indikasi. 9.

9. Cegah terjadinya mengejan saat defekasi dan pernafasan yang memaksa.Cegah terjadinya mengejan saat defekasi dan pernafasan yang memaksa. 10.

10. Kaji kegelisahan yang meningkat, peka rangsang dan kemngkinan serangan kejang.Kaji kegelisahan yang meningkat, peka rangsang dan kemngkinan serangan kejang. 11.

11. Beri oksigen sesuai indikasi.Beri oksigen sesuai indikasi. 2.

(7)

Merupakan suatu gejala dari penyakit dan dapat terjadi dengan atau tanpa adanya gangguan Merupakan suatu gejala dari penyakit dan dapat terjadi dengan atau tanpa adanya gangguan organic.

organic. Beberapa

Beberapa jenis sakit jenis sakit kepala adalah sebagai kepala adalah sebagai berikut :berikut : a.

a. MigraineMigraine

Penyebab tidak diketahui. Diperkirakan akibat dari spasme pembuluh darah intra cranial. Sering Penyebab tidak diketahui. Diperkirakan akibat dari spasme pembuluh darah intra cranial. Sering terjadi pada wanita remaja dan dewasa muda berhubungan dengan riwayat asma atau alergi. terjadi pada wanita remaja dan dewasa muda berhubungan dengan riwayat asma atau alergi.  b.

 b. ClusterCluster

Diperkirakan gangguan vaskuler. Histamine memegang peranan yang sangat penting. Umumnya Diperkirakan gangguan vaskuler. Histamine memegang peranan yang sangat penting. Umumnya terjadi pada pria usia muda dan dewasa.

terjadi pada pria usia muda dan dewasa. c.

c. Ketegangan ototKetegangan otot

Kontraksi otot yang sangat berlebihan di sekitar kulit kepala, wajah, leher, dan tubuh bagian atas. Kontraksi otot yang sangat berlebihan di sekitar kulit kepala, wajah, leher, dan tubuh bagian atas. Kemungkinan akibat vasodilatasi dari arteri cranial. Kebanyakan pada usia dewasa terutama Kemungkinan akibat vasodilatasi dari arteri cranial. Kebanyakan pada usia dewasa terutama  pada wania.

 pada wania. d.

d. Arthritis temporalisArthritis temporalis

Diperkirakan akibat dari mekanisme autoimun pada klien berusia diatas 50 tahun. Diperkirakan akibat dari mekanisme autoimun pada klien berusia diatas 50 tahun.

Nyeri akut

Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya rasa tidak adalah suatu keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya rasa tidak nyaman yang berat atau perasaan yang tidak menyenangkan.

nyaman yang berat atau perasaan yang tidak menyenangkan.

Diagnose keperawatan : Diagnose keperawatan :

 Nyeri

 Nyeri akut akut berhubungan berhubungan dengan dengan stress stress dan dan ketegangan, ketegangan, iritasi iritasi atau atau tekanan tekanan saraf,saraf, vasospasme, dan peningkatan TIK.

vasospasme, dan peningkatan TIK. Ditandai dengan :

Ditandai dengan : 1.

1. Mengatakan nyeri, dipengaruhi oleh factor lain, misal, perubahan posisi.Mengatakan nyeri, dipengaruhi oleh factor lain, misal, perubahan posisi. 2.

(8)

3.

3. Prilaku tidak terarah.Prilaku tidak terarah. 4.

4. Perubahan pola tidur.Perubahan pola tidur. 5.

5. Preokupasi dengan nyeri.Preokupasi dengan nyeri. 6.

6. Respon autoimun.Respon autoimun. 7.

7. Mengfokukaskan pada diri, penyempitan focus.Mengfokukaskan pada diri, penyempitan focus.

Criteria hasil : Criteria hasil :

a.

a. Melaporkan nyeri berkurang atau terkontrolMelaporkan nyeri berkurang atau terkontrol  b.

 b. Menunjukkan atau menggunakan prilaku untuk mengurangi kekambuhan.Menunjukkan atau menggunakan prilaku untuk mengurangi kekambuhan.

Intervensi Intervensi

1)

1) Catat intensitas, karakteristik, lokasi, lama, factor yang memperburuk.Catat intensitas, karakteristik, lokasi, lama, factor yang memperburuk. 2)

2) Observasi adanya tanda nyeri non verbal, misal, ekpresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangisObservasi adanya tanda nyeri non verbal, misal, ekpresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis atau meringis.

atau meringis. 3)

3) Catat adanya pengaruh nyeri, misal, hilangnya perhatian pada hidup, penurunan aktifitas danCatat adanya pengaruh nyeri, misal, hilangnya perhatian pada hidup, penurunan aktifitas dan  penurunan berat badan.

 penurunan berat badan. 4)

4) Anjurkan untuk beristirahat didalam ruangan yang tenang.Anjurkan untuk beristirahat didalam ruangan yang tenang. 5)

5) Berikan kompres dingin pada kepala.Berikan kompres dingin pada kepala. 6)

6) Berikan kompres panas, lembab atau kering pada leher, lengan sesuai kebutuhan.Berikan kompres panas, lembab atau kering pada leher, lengan sesuai kebutuhan. 7)

7) Masase daerah kepala, leher dan lengan jika klien dapat menoleransi sentuhan.Masase daerah kepala, leher dan lengan jika klien dapat menoleransi sentuhan. 8)

8) Gunakan teknik sentuhan yang terapeutik.Gunakan teknik sentuhan yang terapeutik. 9)

9) Observasi adannya mual atau muntahObservasi adannya mual atau muntah 3.

3. Alzheimer atau DemensiaAlzheimer atau Demensia

Adalah proses degenerative yang terjadi pertama-tama pada sel yang terletak pada dasar otak Adalah proses degenerative yang terjadi pertama-tama pada sel yang terletak pada dasar otak depan yang mengirim informasi ke korteks serebral.

(9)

Perubahan

Perubahan proses proses pikir pikir adalah adalah suatu suatu keadaan keadaan dimana dimana individu individu mengalami mengalami gangguangangguan dalam pengoperasian dan aktifitas kognitif.

dalam pengoperasian dan aktifitas kognitif.

Diagnose keperawatan : Diagnose keperawatan :

Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis, kehilangan memori, gangguan Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis, kehilangan memori, gangguan tidur.

tidur.

Ditandai dengan : Ditandai dengan : a.

a. Hilang kosentrasiHilang kosentrasi  b.

 b. Hilang ingatanHilang ingatan c.

c. Tidak mampu membuat keputusanTidak mampu membuat keputusan d.

d. Idak mampu menginterprestasikan stimulasiIdak mampu menginterprestasikan stimulasi e.

e. Disorientasi waktu, tempat, orang, lingkunga dan peristiwaDisorientasi waktu, tempat, orang, lingkunga dan peristiwa f.

f. Tingkah laku social yang tidak tepatTingkah laku social yang tidak tepat

Criteria hasil : Criteria hasil :

1.

1. Mampu memperlihatkan kemampuan kognitif untuk menjalani konsekuensi kejadian yangMampu memperlihatkan kemampuan kognitif untuk menjalani konsekuensi kejadian yang menegangkan terhadap emosi.

menegangkan terhadap emosi. 2.

2. Mampu mengembangkan strategi untuk mengatasi anggapan diri yang negative.Mampu mengembangkan strategi untuk mengatasi anggapan diri yang negative. 3.

3. Mampu mengenali perubahan dalam berfikir.Mampu mengenali perubahan dalam berfikir. 4.

4. Mampu memperlihatkan penurunan tingkah laku yang tidak diinginkan, ancaman danMampu memperlihatkan penurunan tingkah laku yang tidak diinginkan, ancaman dan kebingungan.

kebingungan.

Intervensi Intervensi

a)

a) Kaji derajat gangguan kognitif.Kaji derajat gangguan kognitif.  b)

 b) Pertahan lingkkungan yang menyenangkan dan tenang.Pertahan lingkkungan yang menyenangkan dan tenang. c)

(10)

d)

d) Tatap wajah ketika berbicara dengan klien.Tatap wajah ketika berbicara dengan klien. e)

e) Panggil klien dengan namanya.Panggil klien dengan namanya. f)

f) Gunakan suara yang agak rendah dan berbicara dengan perlahan pada klien.Gunakan suara yang agak rendah dan berbicara dengan perlahan pada klien. g)

g) Hindari klien dari aktifitas dan komunikasi yang di paksakan.Hindari klien dari aktifitas dan komunikasi yang di paksakan. h)

h) Gunakan hal yang humoris saat berinteraksi pada klien.Gunakan hal yang humoris saat berinteraksi pada klien. i)

i) Hormati klien dan evaluasi kebutuhan secara Hormati klien dan evaluasi kebutuhan secara spesifik.spesifik.  j)

 j) Berikan kesempatan untuk saling memiliki.Berikan kesempatan untuk saling memiliki. k)

k) Ciptakan aktivitas sederhana dan bermanfaat.Ciptakan aktivitas sederhana dan bermanfaat. l)

l) Evaluasi pola tidur, catat letargi, peningkatan peka rangsang, sering menguap dan garis hitamEvaluasi pola tidur, catat letargi, peningkatan peka rangsang, sering menguap dan garis hitam dibawah mata.

dibawah mata. C.

C. Masalah-masalah Masalah-masalah Akibat Akibat Perubahan Perubahan Sistem Sistem Persarafan Persarafan Pada Pada LansiaLansia

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dari atau mengganti dan mempertahankan fungsi kemampuan jaringan untuk memperbaiki dari atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita

derita

Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara ilmiah. Dimulai Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara ilmiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Adakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Adakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi kekurangan

muda) tetapi kekurangan  –  –   kekurangannya yang menyolok (deskripansi). Adapun masalah-  kekurangannya yang menyolok (deskripansi). Adapun masalah-masalah perubahan sistem persarafan pada lansia adalah sebagai berikut, yaitu :

masalah perubahan sistem persarafan pada lansia adalah sebagai berikut, yaitu : 1.

1. Gangguan pola istirahat tidurGangguan pola istirahat tidur

Seringkali lansia mengalami perubahan pola tidur atau perbandiangan bangun dan Seringkali lansia mengalami perubahan pola tidur atau perbandiangan bangun dan  pengaturan

(11)

terbangun pada dini hari dibandingkan dengan gangguan dalam tidur. Gangguan pola tidur dan terbangun pada dini hari dibandingkan dengan gangguan dalam tidur. Gangguan pola tidur dan  pengaturan suhu terjadi akibat adanya penurunan pada hypothalamus pada lansia.

 pengaturan suhu terjadi akibat adanya penurunan pada hypothalamus pada lansia. 2.

2. Gangguan gerak langkah (GAIT)Gangguan gerak langkah (GAIT)

Pada usia lanjut secara fisiologik terdapat perubahan gerak langkah menjadi lebih pendek Pada usia lanjut secara fisiologik terdapat perubahan gerak langkah menjadi lebih pendek dengan jarak kedua kaki lebih lebar, rotasi pinggul menurun dan gerak lebih lambat (Hadi dengan jarak kedua kaki lebih lebar, rotasi pinggul menurun dan gerak lebih lambat (Hadi Martono, 1992).

Martono, 1992).

Keadaan ini sering diperberat oleh gangguan mekanik akibat penyakit yang menyertai, Keadaan ini sering diperberat oleh gangguan mekanik akibat penyakit yang menyertai, antara lain adanya arthritis, deformasi sendi, kelemahan fokal atau menyeluruh, neuropati, antara lain adanya arthritis, deformasi sendi, kelemahan fokal atau menyeluruh, neuropati, gangguan visual atau vestibuler atau gangguan integrasi di SSP (Friedman, 1995).

gangguan visual atau vestibuler atau gangguan integrasi di SSP (Friedman, 1995). 3.

3. Gangguan persepsi sensoriGangguan persepsi sensori

Perubahan sensorik terjadi pada jalur sistem sensori dimulai dari reseptor hingga ke Perubahan sensorik terjadi pada jalur sistem sensori dimulai dari reseptor hingga ke korteks sensori, merubah transmisi atau informasi sensori. Pada korteks lobus parietal sangat korteks sensori, merubah transmisi atau informasi sensori. Pada korteks lobus parietal sangat  penting

 penting dalam dalam interpretasi interpretasi sensori sensori dengan dengan pengendaian pengendaian penglihatan, penglihatan, pendengaran, pendengaran, rasa rasa dandan regulasi suhu. Hilang atau menurunnya sensori rasa nyeri, temperature dan rabaan dapat regulasi suhu. Hilang atau menurunnya sensori rasa nyeri, temperature dan rabaan dapat menimbulkan masalah pada lansia.

menimbulkan masalah pada lansia. 4.

4. Gangguan eliminasi BAB dan BAKGangguan eliminasi BAB dan BAK

Perubahan sistem saraf pada lansia juga sering terjadi pada sistem pencernaan maupun Perubahan sistem saraf pada lansia juga sering terjadi pada sistem pencernaan maupun  pada sistem urinari. Hal i

 pada sistem urinari. Hal ini disebabkan karena ni disebabkan karena pada lansia terjadi ppada lansia terjadi penurunan sistem saraf perifer,enurunan sistem saraf perifer, dimana lansia menjadi tidak mampu untuk mengontrol pengeluaran BAB maupun BAK, dimana lansia menjadi tidak mampu untuk mengontrol pengeluaran BAB maupun BAK, sehingga bisa menimbulkan beberapa masalah, seperti konstipasi, obstipasi, inkontinensia urin, sehingga bisa menimbulkan beberapa masalah, seperti konstipasi, obstipasi, inkontinensia urin, dll.

dll. 5.

(12)

Pada lansia sering terjadi kerusakan komunikasi verbal, hal ini disebabkan karena terjadi Pada lansia sering terjadi kerusakan komunikasi verbal, hal ini disebabkan karena terjadi  penurunan

 penurunan atau atau ketidakmampuan ketidakmampuan untuk untuk menerima, menerima, memproses, memproses, mentransmisikan mentransmisikan dandan menggunakan sistem simbol. Adapun yang menjadi penyebab lain masalah tersebut dikarenakan menggunakan sistem simbol. Adapun yang menjadi penyebab lain masalah tersebut dikarenakan terjadinya perubahan pada persarafan di sekitar wajah.

Referensi

Dokumen terkait

Strategi  W-O (Weakness-Opportunities)  merupakan  strategi  di  mana  suatu  perusahaan  berada  pada  kuadran  III.  Pada  kuadran  ini  perusahaan  perusahaan 

sebelum janin lahir. Beberapa jenis perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembes di antara selaput ketuban dan uterus kemudian lolos keluar yang menyebabkan

Sebagaimana dikemukakan terdahulu bahwa tujuan utama penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran dalam hal ini adalah sekumpulan komponen sumber

Temukan informasi penting dari gambar di atas yang berkaitan dengan bagian- bagian tubuh burung.. Tuliskan pada

Berangkat dari realitas tersebut KOPRI Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia UIN SGD Cabang Kota Bandung akan mengiplementasikan gagasan tersebut

Penurunan kadar lemak dikarena adanya peningkatan bakteri asam laktat yang ditunjukan dengan turunnya nilai pH, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan aktivitas enzim lipase

Peluang terbesar diperoleh karena tingginya permintaan pasar terhadap sapi potong sehingga usaha ini harus lebih di tingkatkan, selain Pesisir Selatan merupakan

Teknik repetisi memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan mengingat, sebab repetisi (pengulangan) pada dasarnya bekerja dengan cara kerja otak. 149) menjelaskan