• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Gagal Nafas"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN GAGAL NAFAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN GAGAL NAFAS

DI RUANG ICU RUMAH SAKIT DI RUANG ICU RUMAH SAKIT I.

I. PENGKAJIANPENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada hari tanggal Pengkajian dilakukan pada hari tanggal

A.

A. Identitas KlienIdentitas Klien

 Nama : Tn. S  Nama : Tn. S Umur : 77 tahun Umur : 77 tahun Agama : Islam Agama : Islam Pekerjaan : Pensiunan PNS Pekerjaan : Pensiunan PNS Alamat : Alamat :

Tanggal Masuk: 14 Juni 2005 jam 14.45 WIB Tanggal Masuk: 14 Juni 2005 jam 14.45 WIB

DX Medis : Gagal Nafas, PSA/SH, Sepsis, MRSA DX Medis : Gagal Nafas, PSA/SH, Sepsis, MRSA

 No Register : 5103659  No Register : 5103659

B.

B. Riwayat KeperawatanRiwayat Keperawatan

1.

1. Keluhan Utama: klien tidak sadarKeluhan Utama: klien tidak sadar

2.

2. Riwayat Penyakit SekarangRiwayat Penyakit Sekarang

Sebelum masuk RS klien terjatuh terpeleset di kamar mandi terus tidak sadar, setelah beberapa Sebelum masuk RS klien terjatuh terpeleset di kamar mandi terus tidak sadar, setelah beberapa  jam

 jam klien klien mengalami mengalami demam, demam, nafas nafas sesak sesak kemudian kemudian dibawa dibawa ke ke RSDK RSDK lewat lewat IGD. IGD. Di Di IGDIGD diberikan tindakan pasang ET, periksa darah lengkap, pasang infuse, kemudian dirawat di ICU diberikan tindakan pasang ET, periksa darah lengkap, pasang infuse, kemudian dirawat di ICU sampai pengkajian dilakukan

sampai pengkajian dilakukan

3.

3. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit jantung sudah 5 tahun Riwayat penyakit jantung sudah 5 tahun

Riwayat Parkinson sudah 2 tahun Riwayat Parkinson sudah 2 tahun

Riwayat Hemiparese sudah 2 tahun Riwayat Hemiparese sudah 2 tahun

C.

(2)

1. Airways

Jalan nafas secret kental produktif, ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir

2. Breathing

Memakai ET no 7,5 dengan ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %, nafas mesin:10, nafas klien: 28 x/mnt, SaO2: 96, bunyi ronchi kasar seluruh area paru.

3. Circulation

TD: 147/86 mmHg, HR: 100 x/mnt, MAP: 94, suhu: 36,5oC, edema ekstremitas atas dan bawah, capillary refill <>

D. Pengkajian sekunder

1. Kepala : Mesosefal, tidak ada hematom/luka pada kepala

2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik, pupil isokor 2 mm, tidak ada hematom kelopak mata

3. Hidung : Terpasang NGT, ada lendir kental saat dilakukan isap lendir

4. Telinga : Tampak bersih, tidak ada discharge

5. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, JVP meningkat

6. Thorak :

Paru

Inspeksi : Pengembangan paru simetris kanan dan kiri

Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi : Sonor seluruh lapang pandang paru

Auskultasi : Ronchi terdengar seluruh lapang paru

Jantung

Inspeksi : iktus cordis tak tampak

Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIC 5, 2 cm LMCS

Perkusi : Suara pekak, konfigurasi dalam batas normal

(3)

7. Abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Bising usus normal, 15 x/menit

Perkusi : Timpani

Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan lien

8. Ekstremitas : Edema ekstremitas atas dan bawah

9. Data Penunjang:

a. Laboratorium:

Tanggal 21Juni 2005:

Kultur steril tidak ada kuman Tanggal 5 Juli 2005:

Kultur darah: ditemukan kuman Stapilokokus Epidedermis

Kultur urin: ditemukan kuman Stapilokokus Aeureus

Kuman resisten terhadap semua Cephalosforin dan Beta Lactam

MRSA dan MRSE Tanggal 7 Juli 2005 Darah  b : 8,7 gr% t : 26,3 % ritro : 2,67 jt/mmk CH : 32,70 pg CV : 98,70 euko : 11,0 rb/mmk rea : 104 mg/dl reatin : 0,99 mg/dl Urin H : 6 rot : 30 mg/dl ed : negative iment  p cell : 7

 – 

 10 LPK euko : 10

 – 

 15 LPB ritrosit : 30

 – 

 40 LPB a ox :

(4)

-a : 130 mmol/L : 5,0 mmol/L l : 106 mmol/L a : 2,1 mmol/L g : 0,91 mmol/L sam urat : riple phosfat: morf : el hialin : el granula: -akteri : positif

BGA tanggal 5 Juli 2005 jam 09.45 wib

PH : 7,36 PCO2 : 37,4 mmHg PO2 : 58,6 mmHg HCO3 : 24,5 BE : 0,7 BE ecf : - 0,5 AaDO2: 143 SaO2 : 93 %  b. Foto Rontgen

CT Scan tanggal 15 Juni 2005

Perdarahan intra serebral region transversal kiri dengan edema

Perdarahan subarachnoid

Subdural higroma region fronto temporal kanan, temporo parietal kiri dan interhemisfer serebri Foto Thorak 15 Juni 2005

Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran pneumonia c. Terapi

Program Infus:

omafusin I

Oral:

(5)

albumin I

ima Hes I

L I

Injeksi:

mikin 1 gr/ 24 jam

ootrophyl 3 gram /6 jam

it C 1 amp / 8 jam it K 1 amp /8 jam iclopidin 200 mg / 24 jam SA 80 gr / 24 jam aCO3 500 mg / 8 jam ropranolol 10 mg / 8 jam Repirator CPAP FiO2 30 %

II. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

1 DS:

DO:

alan nafas secret kental produktif

da reflek batuk bila dilakukan isap lendir

Sumbatan jalan nafas dan kurangnya

ventilasi sekunder terhadap retensi lendir

Bersihan jalan nafas tidak efektif

2 DS:

DO:

onchi terdengar seluruh lapang paru

ronkiektasis kanan dan kiri, gambaran  pneumonia

GA tanggal

Akumulasi protein dan cairan dalam interstitial / area alveolar Gangguan  pertukaran gas 3 DS:-DO: erpasang NGT

lien tidak sadar reflek menelan tidak ada

CT Scan tanggal 15 Juni 2005:

Ketidakmampuan menelan

Perubahan pola nutrisi

(6)

Perdarahan intra serebral region transversal kiri dengan edema

erdarahan subarachnoid

Subdural higroma regio fronto temporal kanan, temporo parietal kiri dan interhemisfer serebri

4 DS:

DO:

emakai ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %, nafas mesin: 10, nafas klien: 28 x/mnt, SaO2: 96. Penggunaan ventilasi mekanik Resiko cidera 5 DS: DO:

lien tidak sadar

lien terpasang DC, NGT, Infus

lien terpasang ET dan ventilator

eukosit: 11,0 rb/mmk

agal Nafas, PSA/SH,

Pemasangan selang ET dengan kondisi lemah Resiko tinggi terhadap infeksi 6 DS: DO:

X Medis: Sepsis, MRSA

Tanggal 5 Juli 2005:

ultur darah: ditemukan kuman Stapilokokus Epidedermis

ultur urin: ditemukan kuman Stapilokokus Aeureus Adanya sumber  penularan dari kuman stapilokokus Resiko terhadap  penularan lewat udara

(7)

uman resisten terhadap semua Cephalosforin dan Beta Lactam

RSA dan MRSE

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas dan kurangnya ventilasi sekunder terhadap retensi lendir

 b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan dalam interstitial / area alveolar

c. Perubahan pola makan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan

d. Resiko cidera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik

e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemasangan selang ET dengan kondisi lemah

f. Resiko terhadap penularan lewat udara berhubungan dengan adanya sumber penularan dari kuman stapilokokus

IV. RENCANA TINDAKAN

TGL DP TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

9/7/05 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama jalan nafas efektif.

Kriteria hasil:

unyi nafas bersih

ecret berkurang atau hilang

atat karakteristik bunyi nafas

atat refleks batuk dan lendir yang keluar

Monitor status hidrasi untuk mencegah sekresi kental

erikan humidifikasi pada jalan nafas

Pertahankan posisi tubuh / kepala dan gunakan ventilator sesuai kebutuhan

Observasi perubahan pola nafas dan upaya  bernafas

Berikan cairan garam faaal sesuai indiaksi untuk membuang skresi yang lengket

(8)

erikan fisioterapi dada

9/7/05 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam  pertukaran gas adekuat

Criteria hasil:

erbaikan oksigenasi adekuat: akral hangat, peningkatan kesadaran

GA dalam batas normal

ebas distres pernafasan

aji status pernafasan

Kaji penyebab adanya penurunan PaO2  atau yang menimbulkan ketidaknyaman dalam pernafasan

atat adanya sianosis

 bservasi kecenderungan hipoksia dan hiperkapnia

erikan bantuan nafas dengan ventilator mekanik

aji seri foto dada

wasi BGA / saturasi oksigen (SaO2)

9/7/05 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien mempertahankan

kebutuhan nutrisi

Criteria hasil:

Laborat Hb, protein dalam batas normal

Makanan dapat masuk sesuai dietnya

aji status gizi klien

aji bising usus

Hitung kebutuhan gizi tubuh atau kolaborasi tim gizi

Pertahankan asupan kalori dengan makan per sonde atau nutrisi perenteral sesuai indikasi

eriksa laborat darah rutin dan protein

9/7/05 4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien bebas dari cidera selama ventilasi mekanik

Criteria hasil:

idak ada cidera pada pernafasan

ernafasan klien terkendali normal

Monitor ventilator terhadap peningkatan tajam  pada ukuran tekanan

 bservasi tanda dan gejala barotrauma

Posisikan selang ventilator untuk mencegah  penarikan selang endotrakeal

aji panjang selang ET dan catat panjang tiap shift

Berikan antasida dan beta bloker lambung sesuai indikasi

(9)

onitor terhadap distensi abdomen

9/7/05 5 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam infeksi nosokomial dapat terkendali

Criteria hasil:

idak ada tanda-tanda infeksi

eukosit dalam batas normal

Evaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum tiap  penghisapan

Tampung specimen untuk kultur dan sensitivitas sesuai indikasi

Pertahankan teknik steril bila melakukan  penghisapan (pakai sarung tangan steril)

anti sirkuit ventilator tiap 72 jam

akukan pembersihan oral tiap shift

onitor tanda vital terhadap infeksi

antau keadaan umum

antau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur dan sensitivitas

erikan antibiotic amikin 1 gram/ 24 jam

9/7/05 6 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam  penularan tidak terjadi

Criteria hasil:

lien berada di kamar isolasi

emua bahan dan alat yang dipakai klien ditempatkan tersendiri

ersedianya baju khusus untuk  perawat maupun pengunjung

ertahankan klien di ruang isolasi

akukan pemantauan alat dan bahan yang digunakan klien

empatkan tersendiri baju dan alat lain yang sudah dipakai klien

indari kontak secara langsung dengan klien dan alat serta bahan yang dipakai klien

erikan penkes terhadap keluarga maupun  pengunjung

antau hasil laborat kultur dan sensitivitas, baik darah maupun urin

akai sarung tangan, masker, dan jas yang tersedia setiap melakukan tindakan keperawatan

(10)

V. IMPLEMENTASI & EVALUASI TANGGAL 9 JULI 2005 TGL

JAM DP IMPLEMENTASI & RESPON KLIEN EVALUASI TTD

9/7/05

21.00

24.00

05.00

07.00

1 encatat karakteristik bunyi nafas R: ronchi (+) paru kanan dan kiri

encatat karakteristik batuk, dan lendir

R: reflek batuk (+) bila isap lendir, lendir keluar

Memberikan cairan garam faal sesuai indiaksi untuk membuang sekresi yang lengket

R: lendir dapat keluar lebih encer

emberikan humidifikasi pada jalan nafas

R: aguades masuk kedalam penampung sesuai level

Mempertahankan posisi tubuh/kepala dan gunakan ventilator sesuai kebutuhan

R: posisi kepala tempat tidur tetap elevasi 300

Mengobservasi perubahan pola nafas dan upaya  bernafas

R: pola nafas memakai mode CPAP, F: 12, klien 14 x/mnt, FiO2 30%

emberikan fisioterapi dada

R: fisioterapi dada sudah dilakukan klien batuk- batuk

emonitor status hidrasi untuk mencegah sekresi kental R: BC + 107, turgor baik 10/7/05 jam 07.00 WIB S: -O: onchi (+)

endir keluar lebih encer osisi elevasi 300 A: asalah teratasi sebagian P: anjutkan intervensi sebelumnya

(11)

21.00

24.00

05.00

07.00

R: memakai mode CPAP, F: 12, klien 14 x/mnt, FiO2 30%

engkaji penyebab adanya penurunan PaO2

R: adanya gangguan ventilasi dan perfusi paru

encatat adanya sianosis

R: tidak ada sianosis

Mengobservasi kecenderungan hipoksia dan hiperkapnia

R: SaO2 96%, BGA: dalam batas normal

empertahankan bantuan nafas dengan ventilator mekanik

R: ventilator terpasang sesuai kebutuhan klien

WIB S: -O: espirasi dengan vent.mode CPAP, FiO2 30 %

idak ada sianosis

A: asalah teratasi sebagian P: anjutkan intervensi sebelumnya 9/7/05 21.00 24.00 05.00 07.00

3 engkaji kebutuhan gizi klien R: 1400 kkal, 60 gr protein

engkaji bising usus klien

R: BU normal, 20 x/mnt, residu negatif

empertahankan asupan kalori dengan makan per sonde atau nutrisi perenteral sesuai indikasi

R: diet masuk, residu negative, tidak ada muntah

emantau hasil darah rutin dan protein

R: Hb 10,3 gr%, Albumin: 2,8 mg/dl 10/7/05 jam 07.00 WIB S: -O: iit masuk

idak ada muntah

esidu negative U 20 x/mnt :Masalah teratasi sebagian :Lanjutkan intervensi sebelumnya

(12)

21.00

24.00

05.00

07.00

 pada ukuran tekanan

R: tidak ada peningkatan tekanan yang tajam

engobservasi tanda dan gejala barotrauma

R: tidak ada tanda dan gejala barotrauma

Memposisikan selang ventilator untuk mencegah  penarikan selang endotrakeal

R: sirkuit letak lebih rendah dari ET, plester terpasang kuat, balon ET terisi cukup

engkaji panjang selang ET dan catat panjang

R: ET posisi tetap pada angka 21, paru kanan dan kiri terdengar sama

Memberikan antasida dan beta bloker lambung sesuai indikasi

R: sukralfat 500 mg sudah masuk

emonitor terhadap distensi abdomen

R: tidak ada distensi abdomen

WIB

S:

-O:

idak ada peningkatan tekanan yang tajam

idak ada barotrauma

T terpasang tetap A: asalah teratasi sebagian P: anjutkan intervensi sebelumnya 9/7/05 21.00 24.00 05.00 07.00

5 engevaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum tiap penghisapan

R: warna putih, lendir keluar 5 cc an

Menampung specimen untuk kultur dan sensitivitas sesuai indikasi

Mempertahanakan teknik steril bila melakukan  penghisapan (pakai sarung tangan steril)

R: sudah memakai sarung tangan dan masker tiap melakukan tindakan

emberikan injeksi antibiotic Amikin 1 gr

10/7/05 jam 07.00 WIB

S:

-O:

endir dapat keluar

eknik steril dilakukan

anda vital dalam  batas normal

ultur MRSA & MRSE

(13)

R: obat masuk tidak ada alergi

elakukan pembersihan oral

R: mulut klien tampak bersih

emantau keadaan umum

R: KU lemah, kesadaran sopor

emantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur dan sensitivitas

R: kultur ada kuman stapilokokus (MRSA & MRSE)

emonitor tanda vital terhadap infeksi

R: TD: 112/63 mmHg, MAP: 75, HR: 83 x/mnt, suhu: 36,8 0C A: asalah teratasi sebagian P: anjutkan intervensi sebelumnya 9/7/05 21.00 24.00 07.00

6 empertahankan klien di ruang isolasi R: klien tetap di ruang tersendiri dan kamar tertutup

elakukan pemantauan alat dan bahan yang digunakan klien

R: tempat yang tersedia sudah digunakan

enempatkan tersendiri baju dan alat lain yang sudah dipakai klien

R: alat dan bahan dimasukkan dalam bak khusus

enghindari kontak secara langsung dengan klien dan alat serta bahan yang dipakai klien

R: sudah memakai masker, sarung tangan dan  jas setiap melakukan tindakan

emberikan penkes terhadap keluarga maupun

10/7/05 jam 07.00 WIB

S:

-O:

lien dirawat di ruang isolasi

ahan dan alat disendirikan

asker, jas, sarung tangn dipakai setiap tindakan

eluarga dapat mengerti dan mengangguk

(14)

 pengunjung

R: keluarga dapat memahami dan setuju.

emantau hasil laborat kultur dan sensitivitas,  baik darah maupun urin

R: kultur ditemukan adanya kuman stapilokokus (MRSA & MRSE)

emakai sarung tangan, masker, dan jas yang tersedia setiap melakukan tindakan keperawatan

R: sudah dilakukan perawat jaga ruang isolasi

MRSE A: asalah teratasi sebagian P: anjutkan intervensi sebelumnya

VII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TANGGAL 10 JULI 2005 TGL

JAM DP IMPLEMENTASI & RESPON KLIEN EVALUASI TTD

10/7/05

21.00

24.00

05.00

07.00

1 encatat karakteristik bunyi nafas R: ronchi (+) paru kanan dan kiri

encatat karakteristik batuk, dan lendir

R: reflek batuk (+) bila isap lendir, lendir keluar

Memberikan cairan garam faal sesuai indiaksi untuk membuang skresi yang lengket

R: lendir dapat keluar lebih encer

emberikan humidifikasi pada jalan nafas

R: aguades masuk kedalam penampung sesuai level

Mempertahankan posisi tubuh/kepala dan gunakan ventilator sesuai kebutuhan

R: posisi kepala tempat tidur tetap elevasi 300

Mengobservasi perubahan pola nafas dan upaya  bernafas 11/7/05 jam 07.00 WIB S: -O: onchi (+)

endir keluar lebih encer osisi elevasi 300 A: asalah teratasi sebagian P: anjutkan intervensi sebelumnya

(15)

R: pola nafas memakai mode CPAP, F: 12, klien 14 x/mnt, FiO2 30%

emberikan fisioterapi dada

R: fisioterapi dada sudah dilakukan klien batuk- batuk

emonitor status hidrasi untuk mencegah sekresi kental R: BC + 107, turgor baik 10/7/05 21.00 24.00 05.00 07.00

2 engkaji status pernafasan

R: memakai mode CPAP, F: 12, klien 14 x/mnt, FiO2 30%

engkaji penyebab adanya penurunan PaO2

R: adanya gangguan ventilasi dan perfusi paru

encatat adanya sianosis

R: tidak ada sianosis

Mengobservasi kecenderungan hipoksia dan hiperkapnia

R: SaO2 96%, BGA: dalam batas normal

empertahankan bantuan nafas dengan ventilator mekanik

R: ventilator terpasang sesuai kebutuhan klien

11/7/05 jam 07.00 WIB S: -O: espirasi dengan vent.mode CPAP, FiO2 30 %

idak ada sianosis

: Masalah teratasi sebagian : Lanjutkan intervensi sebelumnya 10/7/05 21.00 24.00 05.00 07.00

3 engkaji kebutuhan gizi klien R: 1400 kkal, 60 gr protein

engkaji bising usus klien

R: BU normal, 20 x/mnt, residu negatif

Mempertahankan asupan kalori dengan makan

11/7/05 jam 07.00 WIB

S:

-O:

(16)

 per sonde atau nutrisi perenteral sesuai indikasi

R: diet masuk, residu negative, tidak ada muntah

emantau hasil darah rutin dan protein

R: Hb 10,3 gr%, Albumin: 2,8 mg/dl

idak ada muntah

esidu negative U 20 x/mnt : Masalah teratasi sebagian : Lanjutkan intervensi sebelumnya 10/7/05 21.00 24.00 05.00 07.00

4 emonitor ventilator terhadap peningkatan tajam  pada ukuran tekanan

R: tidak ada peningkatan tekanan yang tajam

engobservasi tanda dan gejala barotrauma

R: tidak ada tanda dan gejala barotrauma

Memposisikan selang ventilator untuk mencegah  penarikan selang endotrakeal

R: sirkuit letak lebih rendah dari ET, plester terpasang kuat, balon ET terisi cukup

engkaji panjang selang ET dan catat panjang

R: ET posisi tetap pada angka 21, paru kanan dan kiri terdengar sama

Memberikan antasida dan beta bloker lambung sesuai indikasi

R: sukralfat 500 mg sudah masuk

emonitor terhadap distensi abdomen

R: tidak ada distensi abdomen

11/7/05 jam 07.00 WIB

S:

-O:

idak ada peningkatan tekanan yang tajam

idak ada barotrauma

T terpasang tetap A: asalah teratasi sebagian P: anjutkan intervensi sebelumnya 10/7/05 21.00

5 Mengevaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum tiap penghisapan

11/7/05 jam 07.00 WIB

(17)

24.00

05.00

07.00

R: warna putih, lendir keluar 5 cc an

Menampung specimen untuk kultur dan sensitivitas sesuai indikasi

Mempertahanakan teknik steril bila melakukan  penghisapan (pakai sarung tangan steril)

R: sudah memakai sarung tangan dan masker tiap melakukan tindakan

emberikan injeksi antibiotic Amikin 1 gr

R: obat masuk tidak ada alergi

elakukan pembersihan oral

R: mulut klien tampak bersih

emantau keadaan umum

R: KU lemah, kesadaran sopor

emantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur dan sensitivitas

R: kultur ada kuman stapilokokus (MRSA & MRSE)

emonitor tanda vital terhadap infeksi

R: TD: 112/63 mmHg, MAP: 75, HR: 83 x/mnt, suhu: 36,80C

S:

-O:

endir dapat keluar

eknik steril dilakukan

anda vital dalam  batas normal

ultur MRSA & MRSE A: asalah teratasi sebagian P: anjutkan intervensi sebelumnya 10/7/05 21.00 24.00 07.00

6 empertahankan klien di ruang isolasi

R: klien tetap di ruang tersendiri dan kamar tertutup

elakukan pemantauan alat dan bahan yang digunakan klien

R: tempat yang tersedia sudah digunakan

11/7/05 jam 07.00 WIB

S:

-O:

lien dirawat di ruang isolasi

(18)

enempatkan tersendiri baju dan alat lain yang sudah dipakai klien

R: alat dan bahan dimasukkan dalam bak khusus

enghindari kontak secara langsung dengan klien dan alat serta bahan yang dipakai klien

R: sudah memakai masker, sarung tangan dan  jas setiap melakukan tindakan

emberikan penkes terhadap keluarga maupun  pengunjung

R: keluarga dapat memahami dan setuju.

emantau hasil laborat kultur dan sensitivitas,  baik darah maupun urin

R: kultur ditemukan adanya kuman stapilokokus (MRSA & MRSE)

emakai sarung tangan, masker, dan jas yang tersedia setiap melakukan tindakan keperawatan

R: sudah dilakukan perawat jaga ruang isolasi

ahan dan alat disendirikan

asker, jas, sarung tangn dipakai setiap tindakan

eluarga dapat mengerti dan mengangguk

ultur MRSA & MRSE A: asalah teratasi sebagian P: anjutkan intervensi sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

 Microsoft Office Word 2007 merupakan program aplikasi pengolah kata (word processor) yang yang biasa digunakan untuk membuat laporan, dokumen berbentuk surat, brosur,

Untuk dapat melihat detail / mimik pemain dengan cukup jelas, jarak kursi penonton terjauh tidak dapat lebih dari ±23m. Tata letak kursi penonton yang baik adalah

Idealnya flexure dibuat sekecil mungkin karena semakin kecil flexure dapat dibuat, maka diharapkan semakin besar defleksi yang dapat dihasilkan karena perbedaan pemuaian

Halaman inti adalah halaman yang memuat isi keseluruhan artikel ilmiah dari halaman judul sampai dengan halaman akhir daftar pustaka yang jumlahnya minimal 8 (delapan) dan

Secara teori dengan meningkatnya harga daging sapi, maka akan lebih memacu usaha peternakan rakyat, sehingga dihasilkan peningkatan produksi daging yang berdampak

Penambahan garam besi (ferric sulphat) pada ransum yang biji kapuk dapat merusak gossypol yaitu dengan mengikat grup reaktif gossipol dengan (Fe), dan kandungan protein ransum

Pada sistem ini menunjukkan kinerja PWM boost rectifier 3 fasa yang mampu menekan harmonisa dan mereduksi daya reaktif sehingga menghasilkan kualitas daya keluaran yang jauh

Penelitian juga menemukan bahwa variabel self efficacy mampu memediasi pengaruh positif yang signifikan Kepemimpinan orientasi hubungan, Kepemimpinan orientasi tugas,