• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional, )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional, )"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Pendidikan Secara Umum

Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional, 1889-1959) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: “Pendidikan umumnya berarti upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect), dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakat. Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia (1991:232), tentang pengertian pendidikan yang berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” yang artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pengertian-pengertian yang dijabarkan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.

2.1.2 Pengertian Program Pendidikan Gratis

Program pendidikan gratis merupakan program yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana yang bertujuan untuk pemerataan pendidikan bagi masyarakat dan peningkatan mutu peningkatan mutu pendidikan masyarakat

(2)

14

Kabupaten Jembrana. Dengan diberlakukannya program tersebut maka pemerintah mengharapkan tingkat kesejahteraan dan pendapatan menjadi meningkat karena masyarakat tidak perlu terbebani lagi oleh biaya pendidikan anak-anak mereka. Program ini mulai dilaksanakan pada tahun 2006 dengan memberikan subsidi pada sekolah-sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK yang tersebar di 5 kecamatan, 10 kelurahan, dan 41 desa di Kabupaten Jembrana.

Program kebijakan peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Jembrana selain meningkatkan akses serta kualitas pendidikan juga memprioritaskan peningkatan akses kesehatan, peningkatan ekonomi guna mengurangi kemiskinan dan penganggguran, peningkatan keadilan layanan publik yang akuntabel baik fisik maupun non fisik, serta peningkatan penegakan hokum, ketertiban, dan ketentraman.

Dalam program peningkatan kualitas pendidikan yang bertujuan untuk memeratakan pendidikan bagi masyarakat Jembrana juga meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah Kabupaten Jembrana menggunakan strategi yakni:

a) Membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan. Program ini bebas biaya sekolah untuk sekolah negeri (Kep. Bupati no.24 Th.2003 & Perda no.10 Th.2006), pemberian beasiswa untuk siswa sekolah swasta Rp.7.500 SD, Rp. 12.500 SMP, Rp.50.000 SMA, dan Rp.75.000 untuk siswa SMK. Seluruhnya diberikan kepada siswa per bulan. Selain itu pemberian buku paket bagi siswa, pengadaan seragam murah, serta beasiswa bagi siswa berprestasi dan tidak mampu (Perda no.14 Th.2006)

(3)

15

b) Peningkatan Kualitas Guru (Peningkatan kompetensi dan motivasi). Program ini diberikan untuk para guru yakni berkesempatan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi: D-3, D-4, S-1, dan S-2 dengan biaya sebagian ditanggung oleh pemerintah Kabupaten Jembrana. Juga program ini memberikan penyegaran pada setiap liburan semester, serta pemberian insentif tambahan untuk guru setiap jam Rp.7.500, Rp.10.000, Rp.12.500 diluar tunjangan guru dan bonus Rp.1.000.000 setiap tahun.

c) Peningkatan sarana pendidikan. Program ini mengutamakan peningkatan sarana pendidikan melalui pola Block Grant (dana hibah), bukan proyek. d) Pengembangan model pendidikan. Program ini meliputi pengembangan

sekolah RSBI dan SSN.

2.1.3 Sosio Edukatif

2.1.3.1 Pengertian Sosio

Berkenaan dengan masyarakat yang suka memperhatikan kepentingan umum sifat-sifat kemasyarakatan, Conyers (1992: 10-14) mengelompokkan kata sosial ke dalam 5 pengertian:

a. Kata sosial mengandung pengertian umum dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan kegiatan yang bersifat hiburan atau sesuatu yang menyenangkan. Misalnya, kegiatan olah raga, rekreasi, arisan sering disebut sebagai kegiatan sosial.

(4)

16

b. Kata sosial diartikan sebagai lawan kata individual. Dalam hal ini kata sosial memiliki pengertian sebagai sekelompok orang (group), atau suatu kolektifitas, seperti masyarakat (society) warga atau komunitas (community).

c. Kata sosial sebagai istilah yang melibatkan manusia sebagai lawan dari pengertian benda atau binatang. Pembangunan sosial berkaitan dengan pembangunan kualitas manusia yang berbeda dengan pembangunan fisik atau infrastruktur, seperti pembangunan gedung, jalan, jembatan.

d. Kata sosial sebagai lawan kata ekonomi. Dalam pengertian ini kata sosial berkonotasi dengan aktifitas-aktivitas masyarakat atau organisasi yang bersifat volunter, swakarsa, swadaya, yang tidak berorientasi mencari keuntungan finansial. Organisasi sosial, seperti Karang Taruna, PKK adalah organisasi yang menyelenggarakan berbagai kegiatan yang tidak mencari keuntungan yang berupa uang. Ini berbeda dengan organisasi ekonomi, seperti perusahaan, Perseroan Terbatas (PT), atau Bank yang tentunya kegiatan-kegiatannya bertujuan untuk mencari keuntungan ekonomi.

e. Kata sosial berkaitan dengan hak azasi manusia baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Misalnya, setiap orang memiliki hak azasi (human right) dan hak sosial (social right), seperti kesamaan hak dalam memperoleh pendidikan,

(5)

17

pekerjaan, perumahan, kebebasan dalam menyatakan pendapat, atau berpartisipasi dalam pembangunan.

2.1.3.2 Pengertian Edukatif

Edukatif berasal dari kata “edukasi”, yang mana kata “edukasi” sendiri merupakan kata serapan dari bahasa Inggris “education” yang berarti pendidikan. Penambahan akhiran –if di belakang kata edukasi menyebabkan timbulnya makna sifat sehingga edukatif artinya bersifat edukasi atau mendidik.

2.1.3.3 Pengertian Sosio-Edukatif

Dari penjabaran per kata sosio dan edukatif, dapat disimpulkan bahwa sosio-edukatif berarti hal yang berkenaan dengan pendidikan yang terjadi dalam lingkup sosial dan mencakup banyak orang. Dampak sosio-edukatif berarti imbas yang terjadi dalam kehidupan sosial secara edukasional dan mencakup aspek-aspek lain yang berkenaan dengannya seperti hubungan pendidikan dalam mencapai kesejahteraan sosial, hubungan pendidikan dalam meningkat taraf hidup dan pendapatan ekonomi rakyat serta hubungan pendidikan dalam menunjang perbaikan kualitas hidup masyarakat secara holistik.

(6)

18

Dampak yang diharapkan program pendidikan gratis yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana adalah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, dapat mengurangi beban keluarga dalam menanggung biaya pendidikan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dalam menghidupi kebutuhannya sehari-hari, serta meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan masyarakat Kabupaten Jembrana agar nantinya dapat bersaing dengan masyarakat Kabupaten-Kabupaten lain yang lebih baik.

Dengan adanya program pendidikan gratis ini pula, pemerintah kabupaten Jembrana menginginkan agar seluruh masyarakat kabupaten Jembrana agar mendapat memperoleh akses pendidikan yang merata dan berkualitas, agar dapat memujudkan masyarakat yang cerdas dengan pengembangan kurikulum yang berbasis lokal, dan diharapkan pula program tersebut dalam hal pengelolaan pendidikannya dilakukan secara efisien dan tepat guna.

2.1.5 Efektivitas

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya (Mardiasmo, 2000:134). Pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Efektivitas hanya melihat apakah suatau program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas adalah kesesuaian antara output dengan tujuan yang ditetapkan. Tingkat efektivitas program dalam hal ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan program yang direncanakan

(7)

19

dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Apabila realisasi program 1 persen sampai dengan 50 persen dari target termasuk efektivitas rendah, sedangkan apabila realisasi program antara 51 sampai dengan 100 persen dari target, termasuk efektivitas tinggi (Subagyo, 2000:23).

Dalam menentukan tingkat efektifitas bantuan subsidi dari Pemerintah, dipergunakan kriteria efektifitas dari Litbang Depdagri (1991) sebagai berikut: 1) Koefisien efektivitas bernilai kurang dari 40% = sangat tidak efektif 2) Koefisien efektivitas bernilai 40% - 59,99% = tidak efektif

3) Koefisien efektivitas bernilai 60% - 79,99% = cukup efektif 4) Koefisien efektivitas bernilai diatas 79,99% = sangat efektif

Selanjutnya untuk mengukur tingkat bantuan subsidi secara langsung Program Pendidikan Gratis bagi masyarakat di Kabupaten Jembrana perlu disiapkan variabel jumlah masyarakat (siswa sekolah) di Kabupaten Jembrana yang merupakan target untuk mengetahui efektivitas program tersebut, dimana nantinya program tersebut dapat terealisasikan dengan baik bagi masyarakat di Kabupaten Jembrana itu sendiri.

2.1.6 Kualitas Pendidikan

Arti dasar dari kata kualitas menurut Dahlan Al-Barry dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia adalah “kualitet”: “mutu, baik buruknya barang”.

Sedangkan kalau diperhatikan secara etimologi, mutu atau kualitas diartikan dengan kenaikan tingkatan menuju suatu perbaikan atau kemapanan. Sebab kualitas mengandung makna bobot atau tinggi rendahnya sesuatu. Jadi dalam hal ini kualitas pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan disuatu lembaga,

(8)

20

sampai dimana pendidikan di lembaga tersebut telah mencapai suatu keberhasilan. Menurut Supranta kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Tjiptono menyatakan kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau7 ] melebihi harapan. Kualitas pendidikan menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.

Dengan adanya penjabaran tersebut maka pemerintah kabupaten Jembrana menginginkan agar mutu dalam pendidikan bagi masyarakat kabupaten Jembrana menjadi lebih meningkat sehingga nantinya akan berdampak positif bagi kelangsungan hidup masyarakat tersebut.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengacu pada peneliti sebelumnya yang bertujuan untuk member dasar yang kuat dalam penyaji materi, pemnatapan variabel maupun konsep maupun konsep-konsep yang dipakai peneliti sebelumnya dalam penelitian ini. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Suweta (2003) mengenai “Efektivitas Program Gianyar Sejahtera Dalam Pengentasan Keluarga Pra Sejahtera di Kabupaten Gianyar”. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh sebanyak 82,86% responden telah berhasil dientaskan ketahapan yang lebih tinggi, diantaranya 62,90% naik ke KS I, 12,36% naik ke KS II, 6,99% naik ke KS III. Walaupun tingkat pendapatan mengalami kenaikan

(9)

21

yang cukup signifikan setelah menerima bantuan, namun peningkatan pendapatan tesebut belum mampu mengentaskan keluarga pra sejahtera yaitu sebesar 17,74%. Perbedaan penelitian Suweta (2003) dengan penelitian ini adalah daerah penelitiannya berbeda dimana penelitian sebelumnya mengambil tempat di Kabupaten Gianyar sedangkan penelitian ini mengambil tempat di Kabupaten Jembrana. Pada penelitian sebelumnya yang diteliti tentang program Gianyar Sejahtera sedangkan dalam penelitian ini meneliti tentang Pendidikan Gratis. Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang efektivitas program.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Sintya Dewi (2009) dengan judul “Efektivitas Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar”. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya menggunakan program UPPKS sedangkan penelitian ini menggunakan Pendidikan Gratis. Penelitian sebelumnya berada di Kecamatan Denpasar Timur sedangkan penelitian ini berada di Kabupaten Jembrana. Persamaannya penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama meneliti tentang efektivitas program dan dampaknya.

2.3 Rumusan Hipotesis

Berdasarkan pokok permasalahan dan tinjauan pustaka maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1) Diduga Program Pendidikan Gratis sangat efektif bagi Masyarakat di Kabupaten Jembrana

(10)

22

2) Diduga Program Pendidikan Gratis memiliki dampak yang positif secara Sosio Edukatif bagi Masyarakat di Kabupaten Jembrana.

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan meliput pengetahuan tentang istilah umum yang menggam- barkan tubuh secara menyeluruh, mulai dari sel, jaringan, organ dan sistem yang menjadi dasar

Validator ketiga dan peneliti juga mengklasifikasikan bahwa soal nomor 1 termsuk dalam kategori level kognitif C3 (menerapkan) dalam aspek kognitif

Manusia yang meyakini adanya malaikat, maka tidak perlu memiliki. perasaan takut pada saat berkumpul dengan orang lain maupun pada

Data dari tabel 3 dan 4 menunjukkan insidensi kekambuhan menurut derajat pterygium pada perbedaan antara operasi bare sclera dengan transplantasi limbal stem

Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengembangkan framework yang dapat membantu menjelaskan

Penelitian ini membuat purwarupa sistem embedded cerdas yang dapat mengendalikan penggunaan peralatan elektronik menggunakan metode Logi ka Fuzzy sehingga pengendalian

Hubungan antara permeabilitas dengan erosi adalah apabila permeabiltas dalam tanah terlalu tinggi sehingga menutupi seluruh pori tanah dapat terjadi berkurangnya kekuatan dalam

Penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa (1) dengan Chi-Square goodness of fit test, frequency of loss distribution pemberhentian pegawai sebelum masa ikatan dinasnya