PERANAN SlFAT ANATOMI, KlMlA DAN FlSlK
TERHADAP MUTU REKAYASA
ROTAN
oleh :
Osly
Rachman
IPK a0632
PROGRAM PASCA SARJANA
lNSTlTUT PERTANlAN
BOQOR
Dan Dia (Allah) menundukkan bagi kamu (manusia) apa yang ada di langit dan di bumi semuanya berasal daripadaNya. Sesungguhnya dalam ha1 itu terdapat berbagai pelajaran bagi kamu yang mau berpikir (Qur'an surah al-Jatsiah [ 4 5 ] : 1 3 )
Barang siapa yang mengembara men- cari ilmu pengetahuan maka ia ada di jalan Allah sampai ia kembali ke rumahnya (Xadist, Turmizi)
R I N G K A S A N
Osly Rachman. Peranan Sifat Anatomi, Kimia dan Fisik terhadap Mutu Rekayasa Rotan, dilaksanakan dibawah bimbingan Prof.Dr,Ir. H.M. Surjono Surjokusumo, MSF
,
sebagai Ketua serta 1 Zahrial Coto,MSc; D r I r H Kurnia Sofyan; D r I r H Eriyatno, MSAE dan 1 Wasrin Syafii, MAgr sebagai Anggota.Masalah rotan Indonesia saat ini adalah belum terse- dianya rotan yang bermutu penggunaan sehingga kekayaan jenis tidak dimanfaatkan secara maksimal. Penelitian ini bertu- juan untuk mencari indikator mutu rotan dari sifat fisik- mekaniknya serta mempelajari peranan sifat anatomi-kimia baik pada indikator mutu maupun pada sifat fisik-mekanik rotan.
Bahan penelitian terdiri dari 9 jenis rotan, yaitu : manau (Calamus manan), semambu (C.scipionum) dari Lampung; seuti (C.ornatus), balukbuk (C,burckianus), tretes (Daemo- norops heteroides ) , sampang (Khorthalsia tysmanii) dari Jawa Barat; serta tohiti (Calamus inops), batang (C. zolin- geri) dan galaka (Calamus spp) dari Sulawesi Tengah.
Sifat dasar rotan yang diamati meliputi 26 sifat dasar, yang terdiri dari 11 sifat fisiko-mekanik, 7 sifat anatomi dan 8 sifat kimia. Di dalam sifat kirnia termasuk struktur lignin dan kristalinitas selulosa rotan-. Standar pengujian
yang digunakan merujuk kepada S I X , Karnasudirdja
(1974), Pandit (1991), Bodig dan Jayne (1982) dan Lin dan Dence (1992).
Kumpulan data primer diolah dengan analisis gerombol berhirarki untuk pengelompokan jenis-jenis rotan yang dite- liti. Untuk mengetahui perbedaan sifat antar kelompok jenis dilakukan uji beda rata-rata dengan menggunakan statistik
F,
dan uji Duncan. Selanjutnya, data primer fisik mekanik rotan digunakan sebagai basis data untuk mendapatkan indikator mutu rotan melalui teknik regresi beserta korela- sinya dan seleksi faktor. Untuk mengetahui peranan sifat dasar anatomi-kimia terhadap indikator mutu dan sifat fisik mekanik dilakukan analisis regresi linier dan nonlinier serta regresi linier multipel
~ a s i l analisis gerombol dengan metode pautan rata-rata mengelompokkan rotan menjadi 3 kelompok jenis. Kelompok pertama adalah manau, tohiti dan batang dengan sifat fisik mekanik tertinggi. Kelompok kedua adalah semambu, seuti dan galaka. Sedangkan kelompok ketiga, dengan sifat fisik mekanik terendah adalah tretes, balukbuk dan sampang.
Indikator mutu rotan yang tampil dari 11 peubah sifat fisik mekanik yang diteliti adalah MOE dan BJ. Hasil anali- sis korelasi menunjukkan bahwa MOE dapat dipakai sebagai penduga keteguhan lentur maksimum dan sekaligus keteguhan torsi maksimum. Jadi, UOE sebagai persyaratan mutu rotan secara kuantitatif menjadi lebih mantap-.
Bentuk-bentuk regresi linier sederhana dan multipel antara sifat anatomi-kimia dengan indikator mutu rotan menunjukkan adanya peranan tunggal dan peranan bersama sifat anatomi-kimia pada MOE sebagai indikator mutu rotan.
Sifat anatomi yang berperan secara tunggal terhadap indikator MOE adalah kerapatan ikatan pembuluh yang ditun- jukkan oleh hubungan linier positif dengan r2 = 0,60; dan peranannya lebih tinggi jika bersama persen serat (R* =
0,80).
Komponen kimia secara tunggal tidak berpengaruh pada indikator MOE, kecuali bersama dengan sifat anatomi. Kompo- nen kimia yang nyata pengaruhnya pada MOE adalah lignin bersama kerapatan ikatan pembuluh yang membentuk hubungan linier positif (R2= 0,65)
.
Peranan lignin tampil lebih nyata bersama kerapatan ikatan pembuluh dan panjang serat yang menbentuk hubungan regresi liniar multipel dengan R ~ = 0.93.Untuk mengetahui lebih jauh peranan struktur lignin dan selulosa dalam menentukan MOE dan sifat keteguhan rotan, maka telah dilakukan analisis regresi korelasi 3 jenis prazat lignin (hasil oksidasi lignin dengan nitrobenzen; syringaldehide, vanilin dan para-hydroxybenzaldehide) dan kristalinitas selulosa dengan sifat keteguhan. Hasilnya menunjukkan bahwa kenaikan kandungan syringaldehide akan aeningkatkan MOE rotan (r2=0, 7 4 ) . Kristalinitas selulosa
rotan lebih rendah daripada kayu, yaitu 38
-
51 % dan tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan kekuatan.Silika berperan meningkatkan MOE jika bersama kenaikan kerapatan ikatan pembuluh. Peranan silika pada MOE tampil lebih nyata bersama kerapatan ikatan pembuluh dan persen serat yang ditunjukkan oleh persamaan regresi linier multi- pel dengan ~ ~ = 0 , 9 4
-
Kerapatan ikatan pembuluh selalu muncul dalam membentuk hubungan fungsional dengan MOE. Dengan demikian kerapatan
ikatan pembuluh dapat dijadikan faktor penentu untuk pendu- gaan MOE. Penggunaan kerapatan ikatan pembuluh sebagai penduga MOE secara praktis mudah dilakukan karena mudah dihitung jumlahnya per satuan luas pada penampang lintang rotan baik dengan mata telanjang atau dengan l o u p e ,
Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana dan kore- lasinya pada taraf nyata 5 8 diketahui bahwa sifat anatomi lebih berperan terhadap keteguhan rotan daripada sifat kimianya. Sifat anatomi yang sangat berperan adalah faktor kelangsingan sel. Faktor ini berkorelasi cukup besar dengan keteguhan lentur maksimum (r=0,90), rangkak (r=
-
0,71) clan semua sifat kelenturan dan torsi lainnya (r > 0 , 7 0 ) . Persen pori, terutama protoxylem dengan struktur dindingnya berben- tuk spiral dengan gulungan yang rapat ternyata berkorelasi linier positif dengan torsi maksimum (r=0,69).Keteguhan lentur maksimum dapat diduga lebih baik oleh MOE melalui hubungan geometris dengan r = 0,81. Keteguhan torsi maksimum lebih mudah diduga oleh modulus torsi melalui persamaan regresi logaritmik-resiprokal dengan
r
= 0,73. Sedangkan rasio elastoplastis dapat diduga lebih tepat oleh rangkak melalui persamaan eksponensial dengan koefisien korelasi, r = 0 , 7 6 .Konsepsi penentuan mutu didasarkan kepada indikator MOE. Dengan demikian, penentuan mutu dilakukan melalui metoda "non destructive1@. Berdasarkan indikator ini kelas mutu rotan dibagi menjadi tiga, yaitu untuk mutu I, mutu I1 dan mutu I11 dengan sebutan MI, MI1 dan MIII. Rentang nilai MOE rotan yang termasuk MI, MI1 dan MI11 masing-masing adalah lebih dari 2030 Mpa, 2030
-
1110 MPa dan kurang dari 1110 #Pa.S u m m a r y
Osly Rachman. The Role of anatomy, chemical and physi- cal properties on engineering quality of rattan, was studied under supervision of committee consisted of Prof. Dr. Ir. H.M. Surjono Surjokusumo, MSF, as chairman, and Dr. Ir. Zahrial Cotto, M.Sc.; Dr. Ir. H. Kurnia Sofyan; Dr. Ir.
H.
Eriyatno, MSAE and Dr. Ir. Wasrin Syafii, MAgr as members. The current problem of Indonesia rattan industry is lacking of manufactured rattan quality, therefore, the abun- dance of rattan species has not been utilized optimally. The aim of this research are searching quality indicator of rattan based on their physico-mechanical properties, and to investigate the role of anatomical and chemical properties on both quality indicator and physico-mechanical properties of rattan.
Raw materials used in this research were nine rattan species, they are : manau (Calamus manan) and semambu (C. scipionum) from lampung; seuti ( C , ornatus), balukbuk (C. burkckianus), tretes (Daemonorops heteroides), and sampang (Khorthalsia tysmanii ) from West Java ; and tohiti (Calamus inops), batang ( C , zolingeri), and galaka (Calamus spp) from Central Sulawesi.
Twenty six basic properties of rattan were observed which consisted of 11 physical and mechanical properties, 7
anatomical properties and 8 chemical properties including lignin structure and cellulose crystallinity. The standard used for these testing were the SII (Indonesia Industrial Standard, 1981, 1985), Karnasudirdja,
&
a.
(1974), Pandit(1991), Bodig and Jayne (1982) and Lin and Dence (1992). The primary data were processed using a discriminant analysis method for group of rattan species. The F test and Duncan test were used to test the difference between means of the species group properties. The primary data of rattan physical and mechanical properties were then used as the basic data to obtain rattan quality indicator using a re- gression technique. The role of the anatomical and chemical basic properties on quality indicator and physical mechani- cal properties were also analyzed by employing linier and non-linier, and multiple linier regression.
The discriminant analysis showed that rattan can be classified into three species group. The first group, with the best physical and mechanical properties, were manau, tohiti and batang. The second group were semambu, seuti and galaka, and the third group, which has the lowest physical mechanical properties, were tretes, balukbuk and sampang.
The quality indicators of rattan are Modulus of Elasticity (HOE) and Specific Gravity (SG) which appeared from 11 variables of physical and mechanical properties.
viii
Correlation analysis showed that MOE can be used as a pre- dictor for maximum bending and maximum torsion strength. Therefore, using MOE as quality requirement indicator is quantitatively proper.
The simple and multiple linier regression between anatomical and chemical properties, and rattan quality indicator revealed that there were a single and multiple roles on the rattan quality indicator.
Anatomical properties which have individual role on MOE indicator was vascular bundle density which were indi- cated by positive linear relationship with r 2 of 0.60, and higher role would be appeared by combining it with fiber percentage (R2 = 0.80).
Individually, chemical component did not affect MOE indicator, unless it was combined with anatomical proper-
ties.
The chemical properties having significant effect on MOE were lignin together with vascular bundle density, which giving a positive linier relationship (R2 = 0.65). The role of lignin was more significant, in its combination with vascular bundle density and fiber length, which forming multiple linier regression relationship with R 2 = 0.93.To further investigate the role of lignin and cellulose structure's in determining rattan strength properties, regression-correlation analysis was employed on of three kinds of lignin precusors (results of lignin oxidation with
nitrobenzene, i.e. syringaldehyde, vaniline and para- hydroxybenzaldehide), and crystallinity of cellulose with strength properties. The results indicated that the increase in syringaldehide content would increase rattan MOE ( r 2 =
0.74). The cellulose crystallin of rattan was less than the crytallinity of wood (38
-
51 % ) and it did not show sig- nificant relationship to strength properties.Silica had role to increase MOE if combined with the increase of vascular bundle density. The role of silica together with vascular bundle density and fiber percentage on MOE appeared to be more significant as indicated by multiple linier regression equation with R 2 of 0.94.
Vascular bundle density almost always appeared in forming a fungsional relation with MOE. Therefore, vascular bundle density could be used as a primary factor in the determination of MOE. Vascular bundle density
as
MOE predic- tor can be used easily by calculating the number of vascular bundle per area in cross section of rattan without and withloupe
Based on the results of the simple regression analysis and its correlation at 5% confidence level, anatomical properties had more significant role on rattan strength than those of chemical properties. The anatomical properties which had the highest role were fiber slenderness. This fac- tor had a relative strong correlation with maximum bending
strength (r = 0.90), creep (r =
-
0.71), and other bending and torsion properties (r > 0.70). The vessel percentage, especially protoxylem with spiral wall structure had sig- nificant positive linier correlation with maximum torsion (r = 0.69).Maximum bending strength could be better predicted by HOE through geometrical relationship with r of 0.81. Maximum torsion strength was easily predicted by torsion modulus using the equation of reciprocal-logarithmic regression with r of 0.73. However, elastoplastic ratio could be predicted more precise by creep through hyperbolic regression with r of 0.76.
The concept of determination of rattan quality which was based on MOE indicator, was reflected a non destructive test method. Based on this indicator, rattan quality could then be classified into three grade, namely : first grade with MOE of more than 2,030 HPa; second grade with a range of 1,110
-
2,030 MPa; and the third grade with MOE of less than 1,110 MPa.P E R A N A N S I F A T ANATOMI, KIMIA DAN F I S I K
TERHADAP MUTU REKAYASA ROTAN
oleh
:Osly Rachman
IPK 90532
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Doktor
Pada
Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor
Jurusan Ilmu Pengetahuan Kehutanan
Bogor
1996
Judul Disertasi : PERANAN SXFAT ANATOMI,
KINIA
DANFISIK
TERHADAP
HuTu
REKAYASA ROTANNama mahasiswa : Osly Rachman Nomor pokok : 90532
Program studi : Ilmu Pengetahuan Kehutanan Bidang/minat : Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan
1. Komisi Pembimbing :
Prof.Dr.1r.H.M. Surjono Surjokusumo, MSF Ketua
/ ' / - ---\\
\
-
.-
Dr. Ir. Zahrial Coto, MSc Dr. Ir. H. Kurnia Sofyan Anggota
Dr.Ir. Wasrin Syafii, MAgr Anggota
2. Ketua Program Studi
(Dr.Ir. Zahrial Coto,M.Sc)
am Pasca Sarjana tanian Bogor
R I W A Y A T H I D U P
Penulis adalah anak ke tujuh dari tujuh bersaudara yang dilahirkan di Lubuk Basung (Sumatera Barat) pada tanggal 7 Juni 1944 dari ayah bernama Abdurachman dan Ibu bernama Siti Banusam.
Pada tahun 1953, penulis mulai memasuki pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri I Lubuk Basung dan menamat- kannya pada tahun 1959. Pada tahun 1960 penulis memasuki Sekolah Menengah Pertama Negeri XIV di Jakarta dan tamat pada tahun 1962. Penulis memasuki Sekolah Menengah Atas Negeri VfII Jakarta dan lulus tahun 1965.
Penulis memasuki pendidikan tinggi di Fakultas Teknolo- gi dan Mekanisasi Pertanian, IPB pada tahun 1965 dan tamat pada tahun 1973. Setelah menamatkan pendidikan S1 penulis bekerja sebagai tenaga peneliti di Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Direktorat Jenderal Kehutanan, Departemen Pertanian di Bogor. Dalam pekerjaannya penulis pernah menjabat Kepala Sub Bagian Pengerjaan dan Konstruksi Kayu kemudian mengkhu- suskan diri dalam bidang fungsional penelitian kayu dan rotan. Dari perkawinannya dengan Nursahati, SH sejak 1976 telah dikurniai dua orang anak, yaitu Prima Jiwa Osly dan Maulana Jiwa Osly. Pada tahun 1981 penulis melanjutkan pendidikannya di Fakultas
Pasca
Sarjana IPB, jurusan Ilmu Perkayuan dan Pengelolaan Hutan dan menyelesaikan studinya pada tahun 1987.xiii
Setelah memperoleh Magister Sains penulis kembali aktif melakukan tugas penelitian, menulis makalah ilmiah, sebagai Tenaga Pengajar Luar Biasa IPB dan Pembimbingan Mahasiswa, melakukan kerja sama penelitian dalam dan luar negeri serta beberapa kali melaksanakan diklat pengujian produk kayu dan rotan. Dengan aktifitas tersebut, saat ini penulis telah menduduki jabatan fungsional peneliti, yaitu Ahli Peneliti Madya bidang Pengolahan Hasil Hutan di Departemen Kehutanan.
Pada tahun 1990 penulis melanjutkan pendidikannya sebagai mahasiswa program S3 (Doktor) dari Badan Litbang Kehutanan di Program Pasca Sarjana IPB dan memilih jurusan Ilmu Pengetahuan Kehutanan sebagai bidang keahliannya.
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Doktor di Program Pasca Sarjana IPB, penulis melakukan serangkaian penelitian dan penyusun karya tulis ilmiah dengan judul Peranan Sifat Anatomi, Kimia dan Fisik terhadap Mutu Reka- yasa Rotan.
K A T A P E N G A N T A R
Karya ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Program Doktor ( S3 ) pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Ide penelitian dengan judul Peranan Sifat Anatomi, Kimia dan Fisik terhadap Mutu Rekaya- sa Rotan dilatar belakangi oleh keanekaragaman jenis Ban potensi produksi rotan Indonesia yang sangat tinggi akan tetapi jenis-jenis yang dimanfaatkan masih sangat terbatas. Keadaan ini terutama disebabkan oleh kurang mantapnya stan- dardisasi rotan Indonesia. Penelitian ini akan mencoba mengungkapkan bagaimana indikator mutu rotan dapat ditentu- kan secara efektif-operasional sehingga dapat digunakan sebagai persyaratan mutu rotan. Selanjutnya, dengan mengeta- hui sifat dasar yang mempengaruhi indikator mutu, kemung- kinan perbaikan mutu melalui perlakuan dalam pengolahan atau tindakan silvikultur selama pertumbuhan dapat diupayakan.
Penelitian ini dilaksanakan di bawah bimbingan Prof.Dr. 1r.H.M.Surjono Surjokusumo,MSF sebagai ketua, Dr,Ir.Zahrial Coto,MSc, Dr.Ir.H.Kurnia Sofyan, Dr.Ir,H.Eriyatno,MSAE, dan Dr.Ir.Wasrin Syafii,WAgr sebagai anggota. Atas bimbingan dan pengarahan beliau sampai selesainya karya ilmiah ini penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi tingginya.
Ucapan terimakasih disampaikan juga kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan serta Sekretaris
Jenderal Departemen Kehutanan yang telah memberikan ke- sempatan kepada Penulis untuk mengikuti program S3 dan pendanaan bagi pelaksanaan penelitian ini.
Sebagai suatu hasil karya manusia yang tidak pernah luput dari keterbatasan maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik konstruktif. Masukan demikian akan sangat bermanfaat untuk mencapai taraf kesempurnaan suatu karya ilmiah yang selalu mehcari kebenaran hakiki. Akhirul kata, kepada semua pihak yang turut membantu dan memberikan dorongan kepada penulis tidak lupa diucapkan terimakasih.
Bogor, Januari 1996 Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat inayahNya berupa kekuatan lahir dan bathin, penulis telah dapat memulai dan mengakhiri tugas-tugas selama dalam pendidikan Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, di Bogor.
Dengan selesainya tugas ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat Bapak Prof-Dr. H - M. Surjono Surjokusumo, MSF selaku Ketua Komisi Pembimbing; Bapak
Dr.
Ir. Zahrial Coto, MSc, yang sejak awal tumbuhnya ide selalu mengarahkan penelitian ini; Bapak Dr1r.H. Kurnia Sofyan; Bapak D r I r H Eriyatno, MSAE, dan Bapak Dr.1r. Wasrin Syafii, MAgr masing-masing sebagai Anggota Komisi Pembimbing, atas segala bimbingan, dorongan dan nasehat yang diperoleh penu- lis baik sebelum maupun pada waktu menyelesaikan tugas akhir pendidikan ini.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan Bapak Dr-Ir. Toga Sililonga, MSc. dan Direktur Pengembangan dan Mutu, PT. Sucof indo, Bapak Dr. Hardi Gianto atas kese- diaannya sebagai Penguji Luar Komisi serta sarannya yang bermanf aat
.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehu- tanan dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil
xvi
i
Hutan yang telah memberikan kesempatan dan perhatian kepada penulis. Demikian juga kepada Bapak Rektor Institut Per- tanian Bogor beserta staf dalam lingkungannya, terutama Program Pascasarjana beserta unit tata usaha, yang telah memberikan fasilitas selama penulis belajar di Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan pula kepada Bapak Junus Dali dan Drs. Yana Sumarna, MS staf peneliti pada Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam; Bapak Dr. Johanis P, Mogea, Herbarium Bogoriensis, Puslitbang Biologi LIPI; Saudara Dr. Ir. Johny Wahyudi Soedarsono, Jurusan Metalurgi Fakultas Teknik Universitas Indonesia; Bapak Dr. Gatot Ibnusantoso dan Dra. Susie Sugesty, Balai Besar Litbang Industri Selulosa; Bapak Ir. Jumarman, Direktur Industri Kayu dan Rotan, Ditjen Industri Aneka, Departemen Perindustrian; Ir. Fauzi, Puslitbang Tanah dan Agroklimat, ,Badan Litbang Pertanian; Dr. Ir. Myrtha Karina dan Ir. Retno, Puslitbang Fisika Terapan LIPI Bandung; penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas bantuan moral dan material yang telah diberikan dan saya yakin tanpa bantuan itu semua pengamatan ini tidak akan selesai.
Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada teman sejawat peneliti di Badan Litbang Kehutanan sebagai mitra belajar dan dis- kusi, terutama rekan peneliti Dr. M. Bismark, Dra. Jasni;
xviii
Aris Marianto, BSc dan Heri Hermawan serta karyawan Puslit- bang Hasil Hutan yang telah banyak menyumbangkan tenaga, fikiran serta memberi semangat kepada penulis. Khusus kepada ananda tersayang Maulana Jiwa Osly diucapkan terima kasih yang tulus karena dengan tenang dan tekun telah membaca kalimat demi kalimat sehingga tulisan ini dapat terbaca dengan baik.
Akhirnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang sangat dalam ditujukan kepada isteri dan kedua anak ter- sayang, yang dengan kesetiaan dan ketabahan hati mendampingi dan mendoakan penulis hingga ke akhir tugas ini. Bagi penulis, mereka adalah insan-insan pemacu semangat juang yang menyuguhkan inspirasi yang tidak ternilai.
Sebagai suatu hasil karya manusia yang tidak pernah luput dari segala keterbatasannya, penulis yakin bahwa karya ilmiah ini belum mencapai taraf kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih dan menghargai saran serta usul yang konstruktif baik yang berasal dari kolega maupun para pembaca yang bersimpati demi kesempurnaan karya
ilmiah ini.
Bogor, Januari 1996 Penulis
DAFTAR
IS1
Halaman RINGKASAN SUMMARY KATA PENGANTAR DAFTAR IS1 DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. POLA PEMIKIRAN 11. TINJAUAN PUSTAKAA. PENGERTIAN KEKERASAN DAN ELASTISITAS MENURUT STANDARDISASI DAN MEKANIKA
B. KERAPATAN, BERAT JENIS DAN TEGANGAN-REGANGAN D A M TEORI LENTUR STATIS
1. Kerapatan dan Berat Jenis
2. Tegangan-Regangan Dalam Teori Lentur Statis C . PENGEMBANGAN HUKUM HOOKE DAN REOLOGI
B A W BERKAYU
D. MODEL REOLOGI DAN PEMBENTUKAN ELASTOPLASTISITAS E. JENIS DAN PENYEBARAN ROTAN
F. STRUKTUR ANATOMI, KOMPONEN KIMIA DAN KEAWETAN
i
vi xiv xix xxii xxiv xxvHalaman
G . PENDUGAAN SIFAT KETEGUHAN MAKSIMUM ROTAN H. KONSEPSI PENENTUAN MUTU ROTAN
V. KESIMPULAIU DAN SARAN A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAXA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Nomor Teks Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
1. Penyebaran Pertumbuhan Rotan di Asia
2. Penyebaran Pertumbuhan Jenis Rotan di
Indonesia
3. Areal Rotan dan Potensinya di Beberapa
Propinsi
4 . Jenis-jenis Rotan Berdiameter Besar
( > 20 nun) di Indonesia
5. Komposisi Kimia Rotan dan Kayu
6. Hubungan Antara Proporsi Relatif Pori,
Serat dan Parenkim dengan Berat Jenis pada Kayu Daun Lebar
7. Hubungan Antara Jumlah Sel Schlerenchyma
dan Kekuatan Tarik Rotan
8. Struktur Anatomi Tiga Jenis Rotan dari
Kerala, India
9. Contoh Jenis Rotan Untuk Penelitian
10. Model-Model Regresi Untuk Analisis
11. Rangking Sifat Dasar Rotan
12. Urutan Keteguhan Rotan Berdasarkan Sifat
Dasar
13. Nilai Rata-rata Sifat Fisik-Mekanik
Kelompok Jenis Rotan
14. Sifat Fisik-Mekanik yang Mungkin Sebagai
Indikator Mutu Rotan
15. Hubungan Modulus Elastisitas (MOE) dengan
Sifat Fisik-Mekanik
16. Hubungan MOE dengan Dua Sifat Fisik-
Mekanik
Halaman
28
2 9
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
Gambar 1. Diagram Tegangan-Regangan Ideal pada Uji Lentur Statis ~ a m p a i Rusak
Gambar 2. Hubungan Tegangan-Regangan Rotan dari Hasil Uji Lentur Statis
Gambar 3. Hubungan Regangan dan Waktu pada Bahan Elastoplastis
Gambar 4. Struktur Anatomi Batang Rotan Gambar 5. Alat Uji Torsi
Gambar 6. Alat Uji Rangkak
Gambar 7. Diagram Alir Deskriptif Prosedur Analisis Data
Gambar 8. Dendogram dengan Metode Pautan Rata-rata Gambar 9A. Grafik Hubungan Linier Persen Pori dengan
Torsi Maksimum
Gambar 9B. Grafik Hubungan Kuadratik Silika dengan Tegangan Lentur Elastis
Gambar 10. Dinding Sel Protoxylem (X) Rotan Batang
( C a l m s solingeri) pada Penampang
longitudinal
Gambar 11A. Grafik Hubungan Geometrik Lentur Maksimum dengan MOE
Gambar 11B. Grafik Hubungan Log Resiprokal Torsi Maksilaum Dengan Modulus Torsi
Gambar 11C. Grafik Hubungan Log Resiprokal Torsi Maksimum dengan Torsi Elastis
Gambar 11D. Grafik Hubungan Eksponensial Rangkak dengan Berat Jenis
Gambar 11E. Grafik Hubungan Hiperbola Rasio Elas- toplastis dengan Rangkak
Nomor Teks Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9.
Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Pengamatan
Deskripsi Nilai Pengamatan
Histogram Sifat Dasar 9 Jenis Rotan Matriks Korelasi Antar Sifat Fisik- Mekanik
Matriks Korelasi Antar Sifat Fisik- Mekanik dan Sifat Anatomi
Matriks Korelasi Antar Sifat Fisik- Mekanik dan Kimia
Struktur Lignin Rotan Hasil Oksidasi Nitrobenzen
Matriks Korelasi Antar Sifat Fisik- Mekanik dan Lignin Serta Tiga Komponen Lignin
Hubungan MOE dan Tegangan Lentur Maks imum