• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN BACAAN Teknik Menulis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN BACAAN Teknik Menulis"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN BACAAN

Teknik Menulis

Pengantar:

Bagi sebagian besar orang, menulis sudah menjadi bagian dari keseharian mereka. Untuk sekadar menulis pastilah mudah. Namun untuk keperluan khusus, menulis bisa menjadi pekerjaan yang berat dan sulit. Di PNPM Mandiri Perkotaan, kegiatan menulis terus didorong dan dikembangkan di semua level. Mulai dari tingkat masyarakat, fasilitator kelurahan (Faskel), Asisten Kota (Askot), Koordinator Kota (Korkot), pelaku di Konsultan Manajemen Wilayah (KMW), hingga para pelaku atau konsultan di tingkat pusat atau Konsultan Manajemen Pusat (KMP).

Ada beragam jenis tulisan yang berhubungan erat dengan pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan. Mulai dari penulisan laporan, artikel, berita, siaran pers, hingga best practice atau tulisan tentang praktik terbaik di lapangan. Untuk menghasilkan tulisan yang nantinya mudah dipahami, menarik, dan sistematis, ada standar penulisan yang harus diikuti. Standar yang dimaksud adalah standar penulisan jurnalisme.

Menulis dengan Standar Jurnalistik

Beragam hal diatur dengan standar. Pun dalam ranah penulisan. Untuk penulisan berita, feature, dan siaran pers atau press release ada standar yang harus diikuti. Namanya standar jurnalistik. Sederhananya, standar ini mengatur cara, gaya, dan materi tulisan tak ubahnya tulisan berita yang banyak kita baca di media cetak-media cetak yang beredar. Dalam bukunya Pegangan Jurnalisme Independen, Deborah Potter menyebut standar jurnalistik ini sebagai penerapan metode kerja pers ketika merekonstruksi fakta atau peristiwa. Dalam jurnalisme, metode kerja jurnalistik disebut juga obyektivitas. Jadi, untuk menghasilkan sebuah tulisan yang sesuai dengan standar jurnalistik, kita dituntut bisa menulis seperti halnya wartawan atau jurnalis.

Penulisan sesuai standar jurnalistik mengharuskan kita bisa bersikap obyektif atas materi yang ditulis. Di sini, obyektivitas bisa dipahami sebagai upaya kita untuk menghadirkan gambaran kenyataan yang sedapat mungkin jujur dan cermat dalam batas-batas jurnalistik. Artinya, tulisan yang disajikan sebisa mungkin tidak mencerminkan bias pribadi maupun kelompok. Selain itu juga tidak berlebihan dalam mendeskripsikan obyek yang ditulis.

Hal penting dalam obyektivitas tulisan adalah terpenuhinya mekanisme cover both sides atau liputan (baca: tulisan) dua sisi dan pemisahan yang tegas antara fakta dan opini penulis. Prinsip cover both sides memberikan kesempatan dan ruang yang sama bagi para narasumber berita untuk mengemukakan versi peristiwa atau pendapat mereka. Dengan

(2)

mengakomodir cover both sides, pembaca tidak dipaksa untuk menerima versi informasi tunggal dari satu narasumber.

Mengenal 5 W + 1 H dan Anatomi Tulisan

5 W dan 1 H merupakan rumus baku dalam menulis. Rumus ini bisa digunakan di semua jenis tulisan yang akan dibuat. 5 W ini merupakan kependekan dari: who, what, where, when, dan why. Yang berarti, siapa, apa, di mana, kapan, dan mengapa. Adapun 1 H adalah kependekan dari how yang berarti bagaimana. Isi atau materi sebuah tulisan sebenarnya ya 5 W dan 1 H itu sendiri. Penjabarannya dalam tulisan selanjutnya mengikuti gaya dan pengalaman si penulis. Penerapan dari 5 W + 1 H ini bisa dilihat pada tabel berikut.

5 W + 1 H Rincian Materi Tulisan - Keterangan

WHAT  Apa tema yang ingin ditulis?

 Apa saja hal-hal yang ingin dituangkan dalam tulisan.

Penjelasan tentang isu sub bidang kegiatan program: infra, pendidikan, kesehatan, gender, dll.

WHO  Siapa yang menjadi tokoh utama?  Siapa narasumber pendukung untuk

memperkaya cerita?

Penyebutan sumber dengan jelas baik dari: pelaku, pihak yang terlibat, masyarakat umum, stake holder, fasilitator, dll.

WHEN  Kapan kegiatan itu terjadi?  Mulai kapan kegiatan itu

dilaksanakan?

Keterangan waktu yang bisa digunakan adalah: tahun, bulan, dan hari. Dengan adanya keterangan waktu, pembaca bisa mendapatkan gambaran tentang proses yang berjalan dalam kurun waktu tersebut yakni sebelum dan setelah kegiatan dilaksanakan.

WHERE  Di mana lokasi kegiatannya?  Bagaimana gambaran lokasi

kegiatannya?

Dalam menjelaskan lokasi kegiatan ini bisa ditambahkan keterangan tentang sejarah, budaya, adat istiadat, maupun hal lain di lokasi kegiatan

WHY  Mengapa terjadi WHAT?

 Apa alasan dilakukannya kegiatan tersebut?

Pemaparan tentang WHY ini merupakan materi yang paling menarik karena bisa dikupas dari berbagai sudut pandang.

HOW  Bagaimana WHAT bisa terjadi?  Bagaimana proses kegiatan itu terjadi?

 Berisi penjelasan tentang alur, proses serta mekanisme kegiatan.

 Jelaskan proses dari awal sampai dengan hasil akhir yang diperoleh.

(3)

Sebelum menulis, semua penulis harus memiliki persiapan. Persiapan ini bisa dimulai dari what atau apa yang akan ditulis. Setelah ide tulisan ditetapkan, biasanya bagian-bagian lain dalam tulisan sebagaimana tercantum dalam rumus 5 W dan 1 H akan mengalir dengan sendirinya. Banyak penulis sulit menuangkan kalimat pertamanya dalam tulisan meski ide tulisannya sudah ada. Di sini, penulis dituntut kejeliannya untuk memilah materi informasi yang paling layak untuk diletakkan pada bagian pertama tulisan.

Bila kita menghadapi situasi seperti itu, ada baiknya kita meniru cara wartawan atau jurnalis dalam menulis berita. Semua berita yang ditayangkan di media cetak selalu menggunakan pola penulisan piramida terbalik. Pola ini mengajarkan kepada semua penulis untuk senantiasa mampu menempatkan informasi yang paling penting atau paling menarik di bagian paling atas tulisan. Selanjutnya, informasi yang dinilai kurang begitu penting diletakkan di bagian bawah. Pola penulisan piramida terbalik ini sangat bermanfaat untuk menarik minat pembaca sekaligus memberikan gambaran cepat tentang isi tulisan meski tidak membaca seluruh isi tulisan.

Nah, materi paling penting, paling baru, atau paling menarik dari sebuah tulisan ini kerap dijadikan lead tulisan. Lead merupakan istilah jurnalistik yang kurang lebih berarti awalan berita. Lead berfungsi untuk memancing pembaca agar tertarik membaca tulisan kita setelah membaca judulnya. Lead juga berfungsi sebagai ringkasan berita. Lead berada tepat setelah judul tulisan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut.

Judul Tulisan Teras/lead/intro ke-1 Teras/lead/intro ke-2 Penjabaran teras/lead Latar cerita Penutup atau Rangkuman Pusat perhatian maksimal Blok utama informasi Tubuh cerita atau story body

(4)

Memilih Lead atau Awalan Berita

Mengacu pada model piramida terbalik di atas, materi informasi yang dirumuskan dengan 5 W + 1 H harus dipaparkan pada blok utama informasi. Ini bertujuan agar tulisan tersebut mendapatkan perhatian maksimal dari pembaca. Guna menarik perhatian pembaca, pilihlah lead atau awalan berita yang menarik.

Lead tak ubahnya sebuah kail atau pancingan. Dengan lead yang baik, maka pembaca akan terpancing untuk membaca paragraf pertama, kedua, ketiga, dan selanjutnya. Karenanya, lead mempunyai 2 (dua) tujuan utama yaitu:

 Menarik pembaca untuk mengikuti materi informasi yang disajikan  Membuka dan membuat jalan agar informasi bisa tersaji dengan lancar

Dari sekian jenis lead untuk menulis, ada beberapa jenis lead yang kerap dipakai yaitu:

a. Lead Ringkasan

Lead ringkasan ini sama dengan lead yang biasa dipakai untuk menulis berita keras (hard news). Dengan lead jenis ini, yang ditulis cukup inti informasinya dan selanjutnya keputusan untuk membaca informasi tersebut secara utuh ada di tangan pembaca. Lead jenis ini biasanya digunakan pada saat materi informasinya kuat dan menarik sehingga pembaca akan langsung tergerak untuk membaca materi secara utuh. Contohnya adalah:

Hanya butuh waktu 3 bulan untuk membangun jembatan gantung ini. Dari Rp 100 juta dana yang diperlukan, Rp 70 juta berasal dari swadaya warga. Sekitar 150 orang warga juga ikut bekerja membangun jembatan sepanjang 50 meter yang menghubungkan 2 desa.

b. Lead Deskriptif

Lead deskriptif bisa menciptakan gambaran dalam pikiran pembaca tentang suatu tokoh atau tempat kejadian. Lead ini cocok untuk menulis profil pribadi. Lead deskriptif menempatkan pembaca beberapa meter di luarnya, dalam posisi menonton, mendengar, dan mencium baunya.

Lima unit solar cell penghasil listrik itu kini sudah terpasang. Kampung yang dulunya gelap pada malam hari, kini menjadi terang dengan adanya listrik. Meski harga solar cell tergolong sangat mahal, namun solusi ini dianggap paling tepat untuk bisa mendatangkan listrik di daerah terpencil dan jauh dari jangkauan PLN.

c. Lead Pertanyaan

Lead ini efektif bila berhasil menantang pengetahuan atau rasa ingin tahu pembaca. Dalam banyak hal, lead ini cuma taktik. Penulis yang menggunakan lead ini tahu bahwa ada pembaca yang sudah tahu jawabannya, ada yang

(5)

belum. Yang ingin ditimbulkan oleh lead ini rasa ingin tahu pembaca: yang belum tahu, mestinya terus ingin membacanya; sedangkan yang sudah tahu dibuat ragu-ragu apakah pengetahuannya cocok dengan informasi penulis. Banyak penulis enggan memakai lead ini karena pembaca serinq dibuat kesal oleh jebakannya. Biasanya lead bercerita atau deskriptif lebih disukai.

Apa jadinya jika septic tank kolektif itu tidak ada? Padahal, banyak warga membutuhkannya.

Memilih Angle atau Sudut Pandang

Hal penting dalam menulis adalah memilih angle atau sudut pandang. Menulis – apapun jenis tulisannya – tak ubahnya memotret sebuah obyek yang ada di depan mata kita. Agar hasil jepretan bagus dan menarik, seorang fotografer dituntut jeli dalam menentukan sudut pandang pengambilan gambar. Gambar yang diam, bisa diambil dari berbagai sudut. Misalnya diambil dari sisi kanan, kiri, depan, belakang, atas, dan bawah. Bisa juga dijepret dari jarak dekat atau jarak jauh. Perbedaan angle akan menjadikan hasil akhir foto berbeda nilai artistiknya.

Sama halnya dengan kegiatan menulis. Seorang penulis juga dituntut peka dalam menentukan angle yang dianggap paling tepat. Angle yang tajam menjadi kunci untuk bisa menghasilkan tulisan yang bagus dan menarik untuk dibaca.

Merumuskan angle bisa dikatakan gampang-gampang susah. Penulis senior pun kerap masih harus berjuang memilih dan memilah angle yang menarik. Pertimbangan utamanya adalah kriteria layak berita (newsworthy), mulai dari aktualitas, eksklusivitas, signifikansi, human interest, sampai keunikan. Setiap sudut pandang harus dirujuk pada kriteria newsworthy, lalu diuji mana sudut pandang paling penting dan menarik untuk pembaca.

Agar mudah menemukan angle, gunakanlah kalimat tanya sebagai alat mempermudah perumusan. Misalnya, kita melihat hasil pembangunan di PNPM Mandiri Perkotaan berupa septi tank kolektif. Lalu, kita munculkan pertanyaan dulu sebelum menulis. Yakni, mengapa septi tank kolektif itu perlu dibangun? Apa yang membuat warga setuju membangun septi tank kolektif? Benarkah warga mau melakukan swadaya untuk pembangunan jembatan gantung?

Seorang penulis harus setia dan disiplin pada angle yang sudah dipilihnya. Jika dalam satu tulisan ada lebih dari satu angle, maka fokus akan terbelah. Akibatnya, pembahasan tidak mendalam dan malah jadi melebar tak tentu arah. Jika hal ini terjadi, pembaca bisa menjadi bosan. Untuk itulah, perumusan angle perlu diikuti dengan penjabaran outline atau kerangka tulisan. Outline ini terutama perlu untuk tulisan yang bermateri kompleks dan panjang. Pada outline ini, penulis merencanakan bagaimana cara penggalian bahan tulisan, bisa melalui wawancara, reportase, dan juga riset pustaka.

(6)

Memahami Pentingnya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Jangan meremehkan EYD. Kesadaran kita berbahasa secara baik dan benar salah satunya dilihat dari pemahaman terhadap EYD. Banyak tulisan bagus, tapi karen kurang memperhatikan EYD tulisan tersebut menjadi tidak bisa dinikmati. Bagi pembaca yang jeli terhadap EYD, kesalahan kecil dalam penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah EYD akan menjadikan tulisan yang dibaca menjadi kurang menarik. Berikut, ada beberapa hal umum yang perlu dipahami seputar kesalahan penulisan karena tidak mengindahkan EYD.

1. Penulisan imbuhan “di”

Imbuhan “di” hanya melekat pada kata kerja. Di luar kata kerja, imbuhan “di” harus ditulis terpisah. Untuk jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut:

BENAR SALAH

Digunakan Di gunakan

Di antaranya Diantara

Diancam Di ancam

2. Semua kata dasar yang berawalan huruf k, p, t, dan s akan luruh ketika diberi imbuhan dan akhiran

Penambahan imbuhan dan akhiran pada kata dasar bertujuan untuk menjadikan kata tersebut sebagai kata kerja. Ambil contoh kata dasar yang merupakan kata benda yakni somasi. Penambahan awalan “me” pada kata somasi menjadikannya sebagai kata kerja sehingga berbunyi: menyomasi, yang berarti melayangkan somasi atau surat peringatan. EYD terbaru mengatur bahwa semua kata dasar yang diawali dengan huruf k, p, t, dan s akan luruh atau hilang ketika diberi awalan maupun akhiran. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut:

Kata Dasar BENAR Salah

Pengaruh Memengaruhi Mempengaruhi

Produksi Memroduksi Memproduksi

Kampanye Mengampanyekan Mengkampanyekan

Tutur Menuturkan Mentuturkan

Siap Menyiapkan Mensiapkan

(7)

Contoh Anatomi Tulisan

Produksi Sari Kelapa

Bermodal Jutaan, Kini Beromzet Puluhan Juta

Dari 700 bungkus per hari, kini produksi sari kelapa dari KSM Al Ikhlas sudah mencapai 25 dos per hari. Usaha yang dimulai dengan modal Rp 2,5 juta itu, kini sudah memiliki omzet Rp 45 juta.

Perkembangan usaha produksi sari kelapa ini tidak lepas dari kerja keras yang ditekuni Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Al Ikhlas. KSM yang berlokasi di Perumnas Blok C No. 137 Kelurahan Rahandouna ini membuat sari kelapa sejak 2009 silam. Produksi sari kelapa yang awalnya dibuat dengan alat tradisional tersebut terus berkembang sejak difasilitasi oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK) Kelurahan Rahandouna.

“Awalnya, kami mengikuti pelatihan pembuatan sari kelapa yang didanai oleh BLM 1 PNPM-MP pada tahun 2009. Pelatihan itu kemudian ditindaklanjuti dengan bantuan pinjaman dari dana bergulir sebesar Rp 2,5 juta. Dari situlah, KSM Al-Ikhlas mulai mencoba memproduksi sari kelapa,” ungkap Nirwan (42) Ketua KSM Al Ikhlas.

Judul tulisan

Lead

Penjelasan tentang: siapa (who), di mana (where), apa (what), kapan (when), serta bagaimana (how)

(8)

Sari kelapa buatan KSM Al Ikhlas awalnya berbentuk es lilin beku. Dalam sehari, KSM ini hanya memproduksi 700 bungkus sari kelapa dengan harga jual Rp 800 per bungkus. Saat itu, belum ada tenaga kerja lain. Seluruh aktivitas produksi masih dikerjakan oleh anggota KSM Al-Ikhlas.

Peluang meningkatkan omzet bisnis sari kelapa mulai terbuka seiring dibelinya alat pres lengkap dengan alat potongnya pada 2010 lalu. Dengan alat ini, sari kelapa tidak lagi berbentuk es lilin tapi sudah dikemas dalam gelas plastik yang lebih moderen dan higienis.

“Alat tersebut harganya mahal, yakni Rp 25 juta. Karena itu, kami membelinya dengan kredit,” ujar Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Rahandouna Rahmadi Rija (52). Di KSM Al Ikhlas, Rahmadi Rija bertugas sebagai pengawas produksi sari kelapa.

Dengan adanya alat pres dan pemotong, saat ini KSM Al Ikhlas mampu memproduksi 50 kg sari kelapa per hari. Jumlah tersebut sama dengan 25 dos sari kelapa per hari.

”Dalam 1 dos berisi 24 gelas sari kelapa dengan harga jual Rp 19 ribu per dos. Adapun tempat pemasarannya itu di SD, SMP, SMA dan supemarket,” ujar Nirwan.

Rahmadi Rija mengakui manfaat yang dirasakan anggota KSM Al-Ikhlas dari bantuan dana bergulir PNPM-MP. Selain untuk meningkatkan usaha, hampir seluruh anggota KSM Al-Ikhlas kini sudah dapat menabung dan mempekerjakan 5 orang karyawan dengan gaji Rp 600 ribu bulan. Mereka berharap agar bantuan dana bergulir masih bisa digulirkan kepada KSM Al Ikhlas untuk mengembangkan usahanya.

”Kami butuh alat yang lebih canggih lagi supaya hasil produksi bisa lebih banyak, kalau saat ini kami hanya bisa memproduksi 25 dos per hari target kami ke depannya jika dapat bantuan inginnya produksi bisa mencapai 50 dos per hari, dengan harapan semakin banyak produksi semakin banyak karyawan yang dipekerjakan dengan begitu kita juga mengurangi angka pengangguran di Kelurahan Rahandouna,” tegas Nirwan.

Penjelasan tentang mengapa (why) membeli alat baru

Penjelasan tentang kondisi terkini dan apa yang akan dilakukan (what next)

Referensi

Dokumen terkait

People aren’t going to pay attention in a world where every- one seems to “know” that, for example, AV solutions “mostly don’t work” and that they “slow your computer to

untuk menyampaikan ilmu ( transfer of knowledge ) kepada peserta didik. 58 Peranan guru sebagai pengajar merupakan seorang yang menguasai ilmu dan mampu

adalah terletak pada kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar secara aktif, begitu pula keaktifan dari seorang guru untuk mampu memberikan materi pelajaran

>kstraksi pelarut merupakan metode pemisahan komponen suatu *at berdasarkan kelarutannya dalam dua fasa $air yang berbeda. Mula mula pelarut organik ditambahkan dalam larutan

suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada4.  Pengembangan sistem dilakukan

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran umum kualitas layanan akademik, kepuasan mahasiswa, dan hasil belajar mahasiswa FPEB UPI angkatan 2013 serta

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

4.1.3 Perkembangan Economic Value Added (EVA) pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012.. Economic Value Added (EVA) merupakan suatu