BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat dari gambaran Indonesia yang sangat luas dan menjadi salah satu
penduduk terbanyak di dunia sudah pantas bila masyarakat Indonesia sangat
membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.
Pengangkutan yang murah, efisien, dan cepat berpengaruh terhadap perorangan,
masyarakat, pembangunan perekonomian dan sosial politik suatu negara terlebih
lagi apabila sarana dan prasaran penunjang lainnya sudah lengkap. Transportasi
sangat bermanfaat bagi masyarakat, dalam arti hasil-hasil produksi dan
bahan-bahan baku suatu daerah dapat dipasarkan kepada perusahaan industri. Hasil-hasil
barang jadi yang diproduksi oleh pabrik dijual oleh produsen kepada masyarakat
atau perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran. Untuk
mengangkut bahan-bahan baku dan barang-barang jadi dibutuhkan jasa-jasa
transportasi.1
Sejak zaman kolonial dahulu, Indonesia sudah mengenal kereta api
sebagai moda transportasi untuk angkutan umum mulai dari pembangunan jalur
sepanjang 26 KM. Pada zaman modren ini kereta api di Indonesia memang masih
ada tetapi sarana dan prasaran penunjang bukan semakin meningkat melainkan
semakin hari semakin tidak dapat di benahi, terbukti banyak rel dan bantalan yang
masih terbuat dari kayu dan relnya juga masih berukuran kecil bekas dari
1
pembangunan kolonial terdahulu bahkan sudah banyak jalur yang ditutup karena
pembangunan infrastruktur lainnya. Padahal pada era global saat ini
negara-negara maju berlomba-lomba menjadikan kereta api sebagai transportasi yang
utama untuk menyelesaikan masalah kemacetan yang berada di suatu negara.
Berkaca pada keadaan Indonesia yang saat ini terus berkembang dan akan
menjadi negara maju maka perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi
yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus sangatlah cocok untuk
Indonesia. Kereta api memiliki kemampuan daya tampung penumpang yang besar
baik angkutan barang maupun angkutan orang serta menghemat energi dan
menghemat penggunaan ruang seperti yang sedang di prioritaskan oleh
pemerintahan saat ini, kereta api juga memberi keamanan yang tinggi dan angka
pencemaran yang rendah dapat diminimalisir dengan penggunaan transportasi ini
pula.Bila di bandingkan dengan angkutan darat lainnya seperti bus, angkutan
umum,becak mesin sangat jauh berbeda dan bermanfaat jika kereta api ini di
benahi secara sistematis.
Terkait tinjauaan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) (selanjutnya
disebut PT. KAI) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam bidang transportasi umum dalam negeri yang meliputi angkutan
penumpang, angkutan barang dan angkutan non barang. Begitu pula dengan
perkembangan yang terjadi di PT. KAI Sumatera Utara, konsep pembangunan
yang terjadi di PT. KAI Sumatera Utara di tujukan pada pelayanan jasa khususnya
jasa angkutan Kereta Api. Terlebih lagi di Sumatera Utara ini sangat dibutuhkan
bahan mentah seperti hasil minyak terlebih lagi Perlanaan-Gunung Bayu baru di
buka sehingga ingin dimaksimalkan. PT KAI dimana sebagai penyedia angkutan
massal, mampu memberikan jaminan keselamatan dan menghindari risiko
kecelakaan kereta api sehingga perlu adanya pemeliharaan atau penggantian rel
dan bantalan yang rusak agar terpenuhinya standarisasi keamanan transportasi. Di
mana Indonesia dengan penduduk terbanyak ingin membuat Kereta Api sebagai
moda transportasi modern yang mampu mengubah tingkat
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu BUMN yang
bergerak dalam bidang transportasi umum dalam negeri yang meliputi angkutan
penumpang, angkutan barang, dan angkutan non barang. Begitu pula dengan
perkembangan yang terjadi di PT. KAI Sumatera Utara, konsep pembangunan
yang dilakukan di PT. KAI Sumatera Utara di tujukan pada pelayanan jasa
khususnya jasa angkutan Kereta Api. Terlebih lagi di Sumatera Utara sangat
penting akamodasi transportasi Kereta Api yang diperlukan angkutan non barang
seperti bahan bakar minyak, bahan suplay pertanian dari satu kota, terlebih lagi
jalur Perlanaan – Gunung Bayu baru dibuka sehingga dapat dimanfaatkan. PT.
KAI dimana sebagai penyedia angkutan massal, mampu memberikan jaminan
keselamatan dan menghindari risiko kecelakaan kereta api sehingga perlu adanya
pemeliharaan atau penggantian rel dan bantalan yang rusak agar terpenuhinya
standarisasi keamanan transportasi. Di mana Indonesia dengan penduduk
terbanyak ingin membuat Kereta Api sebagai moda transportasi modern yang
mampu mengubah tingkat kepadatan kendaraan di jalan raya beralih memakai
publik merupakan aspek yang terpenting dalam pemilihan jasa oleh masyarakat
yang harus disediakan oleh PT. KAI didalam memberikan pelayanan yang prima
kepada masyarakat.
Undang-Undang No. 23 tahun 2007 tentang Perkerataapian (UUKA) telah
diundangkan sejak tahun 2007 namun sampai dengan saat dirancangnya skripsi
ini, masih banyak peraturan pelaksanaan yang terkait dengan UUKA yang belum
diselaraskan dengan ‘jiwa’ UUKA itu sendiri. Peraturan pelaksaaan dari UUKA
yang baru diterbitkan oleh Pemerintah sampai tahun 2009 ada dua Peraturan
Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian dan Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api. Terbukti pula dengan adanya
pembukaan jalur-jalur Kereta Api baru serta merawat segala jenis infrastruktur
yang telah ada demi untuk mencapai ketersediaan jaminan mutu di PT. KAI
dengan rehabilitasi secara mendasar.
Perjanjian kerjasama yang menjadi fokus pembahasan dalam skripsi ini
adalah perjanjian kerjasama penggantian bantalan yang ditandatangani tanggal 30
Januari 2013 (perjanjian) antara PT KAI sebagai penyelenggara operasi sarana
dan prasarana perkeretaapian di seluruh wilayah Indonesia dengan PT. Wahana
Adidaya Pertiwi sebagai perusahaan yang akan melanjutkan penyelenggaraan
pelayanan jasa kereta api yang selama ini dilaksanakan PT KAI khusus untuk
wilayah Sumatera Utara seperti tertera dalam tujuan pembentukan perusahaan PT.
1. Memberikan peningkatan pelayanan lebih baik kepada masyarakat khususnya
pengguna jasa kereta api di wilayah Sumatera Utara
2. Memberi nilai tambah bagi PT. Kereta Api (Persero) baik secara finansial
maupun citra perusahaan
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa tertarik menulis dalam
bentuk skripsi dengan judul perjanjian kerjasama Peningkatan Jalur Kereta Api
antara Perlanaan-Gunung Bayu antara PT. Wahana Adidaya Pertiwi dengan
Satuan Kerja Perkeretaapian Wilayah Sumatera Utara.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
4. Apakah hambatan dan kendala dalam pelaksanaan perjanjian pengadaan
barang dan Jasa Jalur Kereta Api Perlanaan – Gunung Bayu?
5. Apakah faktor terjadinya hambatan dalam Pelaksanaan Perjanjian pengadaan
barang dan Jasa Jalur Kereta Api Perlanaan – Gunung Bayu?
6. Bagaimanakah cara atau metode penyelesaian sengketa antara para pihak
dalam perjanjian barang dan jasa ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah
1. Untuk mengetahui hambatan dan kendala dalam pelaksanaan perjanjian
2. Untuk mengetahui faktor terjadinya hambatan dalam Pelaksanaan Perjanjian
pengadaan barang dan Jasa Jalur Kereta Api Perlanaan – Gunung Bayu.
3. Untuk mengetahui cara atau metode penyelesaian sengketa antara para pihak
dalam perjanjian barang dan jasa.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis.
1. Secara teoritis
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui dan mengembangkan
tentang pengadaan barang dan jasa khususnya terhadap perjanjian pengadaan
barang dan jasa jalur kereta api Perlanaan – Gunung Bayu
2. Secara praktis
Sebagai sumbangan pemikiran dan menjadi masukan bagi para pihak yang
berkepentingan yaitu PT. KAI (Persero) sebagai prinsipal dan PT. Wahana
Adidaya Pertiwi.
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan yuridis
normatif dan penelitian yuridis empiris. Penelitian yuridis normatif adalah metode
peraturan perundang-undangan.2 Penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu penelitian yang menitikberatkan perilaku individu atau
masyarakat dalam kaitannya dengan hukum.3
Sifat dalam penelitian dalam skripsi ini deskriptif analitis. Penelitian yang
bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan,
menelaah, menjelaskan, dan menganalisis peraturan hukum. 4 Dengan
menggunakan sifat deskriptif ini, maka peraturan hukum dalam penelitian ini
dapat dengan tepat digambarkan dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Pendekatan masalah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Statute Approach)5
2. Sumber data
terhadap Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa Untuk
Peningkatan Jalan Kereta Api Antara Perlanaan – Gunung Bayu Antara Satuan
Kerja Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Utara dengan PT. Wahana
Adidaya Pertiwi serta data empiris lapangan yang terjadi dilapangan.
Penelitian ini menitik beratkan pada penggunaan data sekunder sebagai
penyalur kelengkapan data. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara
tidak langsung dari sumber aslinya. Data primer yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari objek yang diteliti melalui wawancara dengan Bedali Zebua selaku
penanggungjawab PT. Wahana Adidaya Pertiwi. Data sekunder yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, antara lain; buku-buku
2
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal 1.
3
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2010, hal 87.
4
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op. cit., hal 10. 5
literatur, laporan penelitian, tulisan para ahli, peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan objek yang diteliti. Dalam penelitian ini yang merupakan
penelitian yuridis normatif, sebagai bahan dasar penelitiannya, menggunakan data
sekunder, yakni bahan-bahan yang diperoleh dari bahan pustaka lazimnya. Data
sekunder yang digunakan sebagai bahan dasar penelitian ini terdiri atas:
a. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari aturan hukum
yang terdapat pada peraturan perundang-undangan atau berbagai perangkat
hukum, seperti Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, dalam penelitian semacam ini, hukum
ditempatkan sebagai terikat dan faktor-faktor non-hukum yang mempengaruhi
hukum dipandang sebagai variabel bebas dan peraturan lainnya.6 Selain itu, hasil
wawancara yang didapatkan melalui studi lapangan PT. Wahana Adidaya Pertiwi
menjadi bahan hukum primer yang membantu dalam mengkaji masalah dalam
penelitian ini.7
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari buku
teks, jurnal-jurnal, karya ilmiah, pendapat sarjana, dan hasil-hasil penelitian, dan
bahan lainnya yang dapat dan berfungsi untuk memberikan penjelasan lebih lanjut
atas bahan hukum primer.8
6
Ibid
7
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op. cit., hal 13. 8
c. Bahan hukum tersier
Bahan hukum tersier memberikan petunjuk/penjelasan bermakna terhadap
bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia, dan
lainnya.9
3. Pengumpulan data
Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai bahan dasar
penelitian dikumpulkan dengan menggunakan studi dokumen (documents study)
atau studi kepustakaan (library research) sebagai alat pengumpul data.10
4. Analisis data
Studi
dokumen tersebut merupakan penelitian bahan hukum primer, yaitu peraturan
peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan perjanjian kerjasama
Peningkatan Jalan Kereta Api antara Perlanaan-Gunung Bayu antara PT. Wahana
Adidaya Pertiwi dengan Satuan Kerja Perkeretaapian Wilayah Sumatera Utara.
Selain studi dokumen, penulis juga menggunakan studi lapangan (field research)
melalui alat wawancara sebagai alat pengumpul data guna mendapat data primer
sehingga mampu untuk mendukung dan menguatkan bahan hukum primer yang
telah dipedomani sebelumnya.
Analisa data adalah pengolahan data yang diperoleh baik dari penelitian
pustaka maupun penelitian lapangan. Data primer yang didapat dari lapangan
terlebih dahulu diteliti kelengkapannya dan kejelasannya untuk diklarifikasi serta
dilakukan penyusunan secara sistematis serta konsisten untuk memudahkan
melakukan analisis. Data primer inipun terlebih dahulu diedit untuk menyeleksi
9
Ibid.
10
data yang paling relevan dengan perumusan permasalahan yang ada dalam
penelitian ini.
Data sekunder yang didapat dari kepustakaan dipilih serta dihimpun secara
sistematis sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan analisis. Dari hasil
data penelitian baik pustaka maupun lapangan ini dilakukan pembahasan secara
deskriptif analisis. Deskriptif adalah pemaparan hasil penelitian dengan tujuan
agar diperoleh suatu gambaran yang menyeluruh namun tetap sistematik terutama
mengenai fakta yang berhubungan dengan permasalahan yang diajukan dalam
skripsi ini. Analisis artinya gambaran yang diperoleh tersebut dilakukan analisis
secara cermat sehingga dapat diketahui tentang tujuan dari penelitian ini sendiri
yaitu membuktikan permasalahan sebagaimana telah dirumuskan dalam
perumusan permasalahan yang ada pada latar belakang penulisan skripsi. Tahap
selanjutnya adalah pengolahan data yaitu analisis dilakukan dengan metode
kualitatif komparatif yaitu penguraian dengan membandingkan hasil penelitian
pustaka (data sekunder) dengan hasil penelitian lapangan (data primer) sehingga
dapat dibuktikan yang ada dalam penelitian ini sehingga dapat dibuktikan tujuan
dari penelitian.
F. Keaslian Penulisan
Sepanjang pengetahuan dan berdasarkan informasi yang ada dan
penelusuran kepustakaan khususnya di lingkungan Ilmu Hukum Universitas
Sumatera Utara, sudah banyak judul skripsi mengenai perjanjian pengadaan
1. Monica Sylvana, (2013), dengan judul penelitian Analisis Hukum terhadap
Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa di Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Unit Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Medan.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana kontrak
pengadaan barang dan jasa di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera
Utara Unit Balai Besar Latihan Kerja Industri Medan telah memenuhi Perpres
No. 70 Tahun 2012? Bagaimana pelaksanaan kontrak pengadaan barang dan
jasa di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera Utara Unit Balai
Besar Latihan Kerja Industri Medan Bagaimana penyelesaian terhadap
kontrak yang bermasalah?
2. Reiza Amien Nasution (2012), dengan judul penelitian Tanggungjawab
Hukum Pemborong Terhadap Pemerintah dalam Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Studi Kasus Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota
Medan). Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah
Bagaimana pengaturan hukum tentang pengadaan barang/jasa pemerintah?
Bagaimana bentuk-bentuk kontrak dalam perjanjian pengadaan barang/jasa
pemerintah dan Bagaimana tanggungjawab hukum pemborong terhadap
pemerintah dalam kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah?
3. Widya Agnes Hamid (2015), dengan judul Analisis Hukum Kontrak
Pengadaan Alat-alat Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Tanjung Balai.
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana
proses pembuatan kontrak pengadaan alat-alat kesehatan oleh Dinas
pengadaan alat-alat kesehatan? Bagaimana analisis hukum kemungkinan
kontrak bermasalah dan Bagaimana penyelesaian sengketa terhadap kontrak
yang bermasalah
Tetapi, penulisan skripsi dengan judul “Perjanjian Pengadaan Barang dan
Jasa untuk Peningkatan Jalan Kereta Api Pelanaan-Gunung Bayu antara Satuan
Kerja Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Utara dan PT. Wahana Adidaya
Pertiwi” belum pernah ditulis sebelumnya. Dengan demikian berdasarkan
perumusan masalah serta tujuan yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini,
maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya yang asli dan
bukan merupakan hasil jiblakan dari skripsi orang lain. Skripsi ini dibuat
berdasarkan hasil pemikiran sendiri.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini agar permasalahan yang diangkat
dengan pembahasan skripsi sesuai, maka diperlukan adanya sistematika penulisan
yang teratur yang saling berkaitan satu sama lain. Tiap bab terdiri dari setiap sub
bab dengan maksud untuk mempermudah dalam hal-hal yang dibahas dalam
skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan Latar Belakang,
Permasalahan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN
Bab ini berisikan pengertian perjanjian, asas-asas dalam perjanjian,
syarat sahnya perjanjian, jenis dan fungsi perjanjian dan berakhirnya
perjanjian
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA
Bab ini berisikan tentang para pihak dalam perjanjian (subjektif), isi
perjanjian dan tanggungjawab para pihak (objektif), aspek-aspek dalam
pengadaan barang dan jasa untuk peningkatan jalan kereta api.
BAB IV PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGADAAN BARANG DAN
JASA JALAN KERETA API PERLANAAN – GUNUNG BAYU
Bab ini berisikan mengenai hambatan dan kendala dalam pelaksanaan
perjanjian dan faktor terjadinya hambatan dalam pelaksanaan
perjanjian serta Cara atau metode penyelesaian sengketa antara para
pihak dalam perjanjian barang dan jasa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran terhadap hasil
analisis yang dilakukan. Kesimpulan merupakan intisari dari
pembahasan terhadap permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini