BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari.
Perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing terhadap perusahaan dalam
industri sejenis agar mampu merebut pangsa pasar dan meraih keuntungan. Oleh
karena itu, perusahaan harus mampu memenuhi tuntutan pasar dengan
mempertimbangkan kualitas dan efisiensi produksi dan mengutamakan kepuasan
pelanggan, sehingga konsumen memiliki tingkat loyalitas yang tinggi terhadap
produk perusahaan. Kesuksesan perusahaan dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan
supply chain sehingga harus terjalin hubungan baik didalamnya. Pengukuran
kinerja supply chain sangat penting dilakukan untuk mengetahui pencapaian
kinerja saat ini dan sejauh mana keberhasilan manajemen supply chain yang telah
dijalankan.
PT Guna Kemas Indah merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak
dibidang pembuatan kemasan plastik, dengan 3 jenis produksinya secara umum,
yaitu: joly, cangkir plastik bening, dan cangkir plastik printing. Dalam
menjalankan aktivitas PT. Guna Kemas Indah membuat produk berdasarkan
pesanan (make to order). Berdasarkan data permintaan perusahaan, cangkir plastik
Hambatan-hambatan terkait dalam pemenuhan order pada PT. Guna
Kemas Indah secara umum disebabkan oleh kekurangan transportasi pengiriman
produk ke konsumen, kapasitas produksi mesin yang tidak mampu mengimbangi
kebutuhan pesanan konsumen dan adanya operator inspeksi yang kurang terlatih.
Hambatan-hambatan tersebut mengakibatkan keterlambatan pemenuhan order
(late order) kepada pelanggan, tidak terpenuhinya jumlah pengiriman pesanan
sesuai jadwal dan adanya pelanggan yang mengembalikan produk yang tidak
sesuai permintaan (non perfect order).
Uraian di atas merupakan indikasi adanya permasalahan pada supply
chain. Dari data perusahaan mulai bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2013
menunjukkan bahwa frekuensi permasalahan supply chain terjadi setiap bulan
seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1. Pengiriman Produk dan Kendala yang Terjadi
Variabel Bulan
Selama ini perusahaan belum pernah melakukan evaluasi terkait kinerja
supply chain karena perusahaan beranggapan bahwa permasalahan supply chain
belum secara langsung memberikan dampak buruk kepada perusahaan. Di sisi lain
peneliti berpendapat bahwa permasalahan supply chain seperti keterlambatan
yang tidak sesuai pesanan (non perferct order) dapat mengakitbatkan penurunan
tingkat kepuasaan (satisfaction) dan kepercayaan pelanggan (trust) kepada
perusahaan dimana hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
dan keuntungan bagi pesaing di masa yang akan datang.
Berdasarkan situasi perusahaan seperti di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan pengukuran kinerja supply chain dengan menggunakan metode Supply
Chain Operations References (SCOR). Alasan pengukuran kinerja supply chain
dengan menggunakan model SCOR karena metode ini dapat mengukur kinerja
supply chain secara obyektif berdasarkan data yang ada serta dapat
mengidentifikasikan dimana perbaikan perlu dilakukan untuk menciptakan
keunggulan bersaing.
Pengukuran kinerja supply chain dilakukan dengan model Supply chain
Operations Reference (SCOR). Model SCOR merupakan model yang berdasarkan
proses dan digunakan karena bisa mengukur kinerja rantai pasok secara obyektif
berdasarkan data serta dapat mengidentifikasi di mana perbaikan perlu dilakukan
untuk menciptakan keunggulan bersaing. Model ini mengintegrasikan tiga elemen
utama dalam manajemen yaitu business process reeingineering yang pada
hakekatnya menangkap proses kompleks yang terjadi dan mendefenisikan proses
yang diinginkan, benchmarking berfungsi untuk mendapatkan data kinerja
operasional dari perusahaan dimana target internal ditentukan berdasarkan kinerja
best in class yang diperoleh, kemudian process measurement berfungsi mengukur,
Metrik pada model SCOR menggunakan tiga dimensi yaitu realibility,
responsiveness dan flexibility. Ketiga dimensi ini merupakan vari abel utama di
dalam mengukur kinerja supply chain pada perusahaan. Pengukuran kinerja
supply chain secara obyektif menggunakan data yang dimiliki perusahaan
sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan kinerja supply chain perusahaan yang
sebenarnya. Hasil pengukuran kinerja supply chain diharapkan menjadi masukan
kepada perusahaan yang dapat meningkatkan keuntungan, baik itu untuk
perusahaan itu sendiri, supplier maupun konsumen.
Penelitian sejenis dilakukan oleh Ari Primantara (2012) di ITS, yaitu
pengukuran performansi dengan pendekatan model SCOR di PT. Gunawan
Dianjaya Steel, Surabaya dan memperoleh metrik performansi yang belum
mencapai target adalah on time delivery dan lead time produksi baja. Penelitian
lain juga dilakukan oleh Anas Mutakin di IPB, yaitu pengukuran kinerja
menggunakan model SCOR pada PT Indocement Tunggal Prakarsa dengan
memperoleh nilai perfect order fulfillment dan cost of goods sold.
1.2. Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah yang dihadapai PT. Guna Kemas
Indah yaitu keterlambatan pemenuhan order (late order) dan tidak terpenuhinya
jumlah pengiriman pesanan sesuai jadwal (non perfect order) maka perlu
dilakukan pengukuran kinerja supply chain dengan menggunakan metode Supply
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengukur kinerja
supply chain PT. Guna Kemas Indah dengan pendekatan Supply chain Operation Reference (SCOR).
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi pada
perusahaan terkait kinerja supply chain perusahaan dimana informasi ini
penting di dalam melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan atas
permasalah kinerja supply chain sesuai dengan kondisi dan tujuan strategis
perusahaan.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi
Adapun batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data yang digunakan adalah data pada bulan Juli sampai Desember