Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi/siang Bapak/Ibu, pada hari ini, saya Dr. R.Merlinda Veronica
akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan IL-8 dengan gastritis
H.pylori dan non H. Pylori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik pasien dengan gastritis H.pylori dan non H.pylori serta untuk
mengetahui hubungan IL-8 dengan gastritis H.pylori dan non H.pylori yang
nantinya jika terdapat hubungan, maka IL-8 dapat dijadikan penanda untuk
pemeriksaan non invasif untuk menilai derajat keparahan gastitritis.
Pada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan
diharuskan mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti
wawancara, mengisi formulir skor dispepsia, Lalu jika nilai skor
≥
6 dilakukan
endoskopi lambung (gastroskopi) dengan puasa ± 10-12 jam sebelumnya dan jika
ditemukan gambaran kemerahan pada lambung atau perdarahan, maka dilakukan
pengambilan jaringan lambung sebanyak 1 kali. Lalu jaringan tersebut diperiksa
bakteri H.pylori. Kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa
pemeriksaan darah sebanyak 10 cc oleh ahlinya untuk menilai IL-8.
Adapun efek samping dari tindakan endoskopi lambung yaitu berupa rasa
tidak nyaman, luka hingga perdarahan dari mulut sampai lambung. Untuk
mengatasi keadaan tersebut diberikan obat penghilang rasa sakit dan jika terjadi
luka atau perdarahan diberikan obat penghenti perdarahan dan antibiotik bila
terjadi infeksi. Sedangkan pada pengambilan darah, efek samping dapat berupa
lebam hingga infeksi pada tempat pengambilan. Untuk mengatasi hal tersebut
dapat dilakukan dengan kompres hangat dan pemberian antibiotik.
Adapun keuntungan pada pasien dari penelitiaan ini adalah untuk
menegakkan diagnosa penyakit pasien dalam hal ini gastritis oleh karena bakteri
H.pylori ataupun bukan H.pylori dan kadar IL-8 sebagai penanda inflamasi.
Segala biaya pemeriksaan endoskopi lambung dan laboratorium menjadi
tanggung jawab peneliti. Bila masih terdapat pertanyaan, maka Bapak/Ibu dapat
menghubungi saya :
Nama
: Dr. R.Merlinda Veronica
Alamat
: Jl. Sei Belutu No.105 Medan.
Telepon/ HP : 085265972311
( dr. R.Merlinda
Veronica )
Lampiran 2
SURAT PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONCERN)
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: ………
Alamat
: ………
Umur
: …………Tahun
Jenis Kalamin : Laki-laki/Perempuan
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang kebaikan dan keburukan
prosedur penelitian ini, saya menyatakan bersedia
Demikian surat persetujuan bersedia ikut dalam penelitian ini saya buat untuk
dapat dipergunakan seperlunya.
ikut serta dalam penelitian
tentang “ Hubungan IL-8 dengan gastritis H.pylori dan non H.pylori”. Apabila
sewaktu-waktu saya mengundurkan diri dari penelitian ini, kepada saya tidak
dituntut apapun.
Medan,
………..2014
saksi,
yang memberi
(...)
Jenis kelamin
: laki-laki/Perempuan
Tinggi Badan: ……. Cm. Berat Badan: ……. Kg. Body Mass Indeks
(BMI):...
Keadaan Umum:
Kesadaran: Tekanan darah: mmHg Nadi: x/menit
Pernapasan : x/menit Suhu:
0C
IV.Pemeriksaan Laboratorium:
Interleukin-8 (IL-8)
:
V. Pemeriksaan Penunjang:
Lampiran 4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
Identitas
Nama
: dr. R.Merlinda Veronica
Tempat/Tgl Lahir : Pekanbaru/ 27 Oktober 1977
Suku/Bangsa
: Melayu/ Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Sei Belutu No.105 Medan
II.
Keluarga
Suami
: dr. Arwan
Anak
: 1. Abdurrahman Azis
2. Abdullah Al Hafiz
3. Aisyah Nazla
4. Abdillah Al Khori
5. Atira Zahra
III.
Pendidikan
1.
SD
Negeri 006 Pekanbaru (1983-1989) di Pekanbaru – Riau
2.
SMPN 4 Pekanbaru(1989-1992) di Pekanbau – Riau
3.
SMA Negeri 8 Pekanbaru(1992-1995) di Pekanbaru - Riau
4.
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (2002-2009) di
Medan – Sumatera Utara.
IV.
Riwayat Pekerjaan
Dokter IGD RSU Kota Dumai- Riau, 2003-2007.
Dokter RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru – Riau 2007-sekarang.
V.
Perkumpulan Profesi
Anggota IDI Pekanbaru
Journal Reading:
1.
Role of cirrhosis risk score for the early predictor .
2.
Effect of β blocker in treatment of chronic obstructive pulmonary
disease.
3.
Anew risk scheme to predic warfarin associated hemorrhage.
4.
Syndrome of isolated FT3 toxicosis. a pilot study.
5.
Risk of venus thrombosis in patients with mayor illness result from
the mega study.
6.
Fish oil administration in older adults: is the potensial for adves
avent? A systematic review
7.
Association of symtoms of depression with progression of CKD.
8.
A multifaceted pilot program to promote hand hygiene at surban
fire departemen.
VI.
Karya Ilmiah
1.
R.Merlinda Veronica, Alwinsyah Abidin, EN Keliat, Zuhrial Z.
Bronkiektasis. PERPARI. Makasar, Mei 2012
2.
R.Merlinda Veronica, Zainal Safri. Reaktivasi Penyakit Jantung
Reumatik di sertai Trombus di Atrium Kiri. PAPDI. Medan,
Desember 2012
VII.
Partisipasi Dalam Kegiatan Ilmiah
1.
Peserta The New Direction in The Treatment of Type 2 Diabetes
Militus. Medan, 1 April 2012.
2.
Peserta Strengthening Profesionalism in Respiration Towards
Integrated. Makasar, 25-27 Mei 2012.
3.
Peserta Free Paper National Congress-XII of Indonesian
Respirology Society. Makasar 25-27 Mei 2012.
4.
Peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan ( PIT ) Penyakit Dalam XIII &
Infection Update V. Medan 9-10 Juni 2012.
5.
Peserta The Role of Fucoidan, New Horizon to Enhance Defensive
6.
Peserta Diabetic Neuropathy. Medan 08 September 2012.
7.
Peserta Workshop USG. Medan 12-14 September 2012.
8.
Peserta Kongres Nasional XV Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia . Medan 12-15 Desember 2012.
9.
Peserta Makalah Bebas Oral/Poster pada Kongres Nasional XV
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (
KOPAPDI XV ). Medan 12-15 Desember 2012.
10.
Peserta The Endocrine-Metabolic Disease: Present and Future.
Medan 22-23 Februari 2013.
11.
Peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Penyakit Dalam XIV &
Gastroentero Hepatologi Update XI. Medan 12-14 September
2013.
12.
Peserta Lipid Workshop Dyslipidemia & CV Disease The Deadly
Link. Medan 09 November 2013.
13.
Peserta Workshop Pain Management. Medan 20-22 Juni 2014.
14.
Peserta Life Extention Strategies for Doctor From Basic Sciences
to Clinical Practice. Medan 20-22 Juni 2014.
15.
Peserta Penanganan Terkini Gastro Esofageal Disease ( GERD )
dan Laringo Pharyngeal Reflux ( LPR ). Medan 09 September
2014.
Lampiran 5
OUTPUT ANALISIS
Frequency Table
Jenis.Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Lain2 7 8.8 8.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Descriptives
Statistic Std. Error
Umur Mean 49.33 1.496
95% Confidence Interval for
Mean
Std. Deviation 13.378
Minimum 21
Maximum 81
Range 60
Interquartile Range 18
Skewness -.130 .269
Kurtosis -.388 .532
BMI Mean 23.5910 .42043
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 22.7541
Upper Bound 24.4279
5% Trimmed Mean 23.5390
Median 23.7000
Variance 14.141
Std. Deviation 3.76048
Minimum 15.82
Maximum 33.59
Range 17.77
Interquartile Range 5.94
Skewness .179 .269
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Umur .067 80 .200* .986 80 .524
BMI .080 80 .200* .982 80 .312
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Descriptives
CLO Statistic Std. Error
IL8 Positif Mean 38.958 4.5114
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 29.768
Upper Bound 48.147
5% Trimmed Mean 37.442
Median 25.000
Variance 671.648
Std. Deviation 25.9162
Minimum 10.2
Maximum 98.1
Range 87.9
Interquartile Range 42.2
Skewness .712 .409
Kurtosis -.636 .798
Negatif Mean 36.011 3.6010
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 28.762
Upper Bound 43.259
5% Trimmed Mean 34.487
Median 30.200
Variance 609.466
Minimum 8.4
Maximum 92.5
Range 84.1
Interquartile Range 33.5
Skewness .934 .347
Kurtosis -.240 .681
PADYQ Positif Mean 14.06 .896
95% Confidence Interval for
Mean
Std. Deviation 5.147
Minimum 8
Maximum 29
Range 21
Interquartile Range 5
Skewness 1.106 .409
Kurtosis .936 .798
Negatif Mean 22.57 .794
95% Confidence Interval for
Mean
Std. Deviation 5.440
Minimum 9
Maximum 31
Range 22
Interquartile Range 6
Skewness -.944 .347
Tests of Normality
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
IL8 Mean 37.226 2.8042
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 31.645
Upper Bound 42.808
5% Trimmed Mean 35.697
Median 27.750
Variance 629.070
Std. Deviation 25.0813
Minimum 8.4
Maximum 98.1
Range 89.7
Interquartile Range 39.2
Skewness .824 .269
Kurtosis -.474 .532
PADYQ Mean 19.06 .756
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum 8
Maximum 31
Range 23
Interquartile Range 13
Skewness -.111 .269
Kurtosis -1.338 .532
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
IL8 .183 80 .000 .887 80 .000
PADYQ .143 80 .000 .933 80 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Mann-Whitney Test
Ranks
CLO N Mean Rank Sum of Ranks
IL8 Positif 33 41.97 1385.00
Negatif 47 39.47 1855.00
Total 80
Test Statisticsa
IL8
Mann-Whitney U 727.000
Wilcoxon W 1855.000
Z -.474
Test Statisticsa
IL8
Mann-Whitney U 727.000
Wilcoxon W 1855.000
Z -.474
Asymp. Sig. (2-tailed) .635
a. Grouping Variable: CLO
Nonparametric Correlations
Correlations
PADYQ IL8
Spearman's rho PADYQ Correlation Coefficient 1.000 .016
Sig. (2-tailed) . .889
N 80 80
IL8 Correlation Coefficient .016 1.000
Sig. (2-tailed) .889 .
Wilcoxon W 778.500
Z -5.466
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: CLO
OUTPUT ANALISIS
Frequency Table
Jenis.Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki 41 51.3 51.3 51.3
Perempuan 39 48.8 48.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Suku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Batak 48 60.0 60.0 60.0
Jawa 21 26.3 26.3 86.3
Aceh 7 8.8 8.8 95.0
Melayu 3 3.8 3.8 98.8
Minang 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Statistic Std. Error
Umur Mean 49.33 1.496
95% Confidence Interval for
Mean
Std. Deviation 13.378
Minimum 21
Maximum 81
Range 60
Interquartile Range 18
Skewness -.130 .269
Kurtosis -.388 .532
BMI Mean 23.5910 .42043
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 22.7541
Upper Bound 24.4279
5% Trimmed Mean 23.5390
Median 23.7000
Variance 14.141
Minimum 15.82
Maximum 33.59
Range 17.77
Interquartile Range 5.94
Skewness .179 .269
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Descriptives
CLO Statistic Std. Error
IL8 Positif Mean 38.958 4.5114
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 29.768
Upper Bound 48.147
5% Trimmed Mean 37.442
Median 25.000
Variance 671.648
Std. Deviation 25.9162
Minimum 10.2
Maximum 98.1
Range 87.9
Interquartile Range 42.2
Kurtosis -.636 .798
Negatif Mean 36.011 3.6010
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 28.762
Upper Bound 43.259
5% Trimmed Mean 34.487
Median 30.200
Variance 609.466
Std. Deviation 24.6874
Minimum 8.4
Maximum 92.5
Range 84.1
Interquartile Range 33.5
Skewness .934 .347
Kurtosis -.240 .681
PADYQ Positif Mean 14.06 .896
95% Confidence Interval for
Mean
Std. Deviation 5.147
Minimum 8
Maximum 29
Range 21
Interquartile Range 5
Skewness 1.106 .409
Kurtosis .936 .798
Negatif Mean 22.57 .794
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 20.98
Upper Bound 24.17
5% Trimmed Mean 22.86
Variance 29.598
Std. Deviation 5.440
Minimum 9
Maximum 31
Range 22
Interquartile Range 6
Skewness -.944 .347
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
IL8 Mean 37.226 2.8042
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 31.645
Upper Bound 42.808
5% Trimmed Mean 35.697
Median 27.750
Variance 629.070
Std. Deviation 25.0813
Minimum 8.4
Maximum 98.1
Range 89.7
Skewness .824 .269
Kurtosis -.474 .532
PADYQ Mean 19.06 .756
95% Confidence Interval for
Mean
Std. Deviation 6.764
Minimum 8
Maximum 31
Range 23
Interquartile Range 13
Skewness -.111 .269
a. Lilliefors Significance Correction
Test Statisticsa
IL8
Mann-Whitney U 727.000
Wilcoxon W 1855.000
Z -.474
Asymp. Sig. (2-tailed) .635
a. Grouping Variable: CLO
Nonparametric Correlations
Correlations
PADYQ IL8
Spearman's rho PADYQ Correlation Coefficient 1.000 .016
Sig. (2-tailed) . .889
N 80 80
IL8 Correlation Coefficient .016 1.000
Sig. (2-tailed) .889 .
N 80 80
Mann-Whitney Test
Ranks
CLO N Mean Rank Sum of Ranks
PADYQ Positif 33 23.59 778.50
Negatif 47 52.37 2461.50
Total 80
PADYQ
Mann-Whitney U 217.500
Wilcoxon W 778.500
Z -5.466
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
HUBUNGAN IL-8 DENGAN GASTRITIS H.PYLORI DAN NON H.PYLORI
R.Merlinda Veronica, Leonardo Basa Dairi, Gontar Alamsyah Siregar
Divisi Gastroentero dan Hepatologi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran-Universitas Sumatera Utara
RSUP H. Adam Malik Medan
Abstrak
Latar belakang: H.pylori memegang peranan penting terjadinya gastritis dan ulcus peptikum,sebesar 70%-90% terjadi dinegara berkembang. Pada gastritis terjadi respon inflamasi akut maupun kronik dan terjadi aktivasi sitokin-sitokin yang menyebabkan terjadinya inflamasi mukosa dimana kadar IL-8 mukosa meningkat pada pasien dispepsia yang terinfeksi H.pylori .
Tujuan Penelitian: Mengetahui karakteristik pasien yang terkena gastritis H.pylori dan
non H.pylori, kadar IL-8 pada pasien gastritis H.pylori dan non H.pylori serta hubungan
IL-8 pada gastritis H,pylori dan non H.pylori.
Metode: Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional terhadap 80 pasien dyspepsia, dilakukan pemeriksaan endoskopi di RSU Adam Malik dan RS jejaring FK USU
dan dilakukan deteksi H.pylori dengan menggunakan CLO serta dilakukan pemeriksaan
serum IL-8 dengan metoda ellisa.
Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara IL-8 serum pada gastritis
H.pylori dibandingkan non H.pylori.
Kata kunci: gastritis, H.Pylori, non H.Pylori, IL-8
Abstract
RELATION OF IL-8 IN GASTRITIS H.PYLORI AND NON H.PYLORI
R.Merlinda Veronica, Leonardo Basa Dairi, Gontar Alamsyah Siregar
Division of Gastroenterohepatology Department of Internal Medicine Medical Faculty, University of Sumatera Utara
Background: H.pylori plays an important role to gastritis and paptic ulcer, 70%-90% occur in developing countries. Acute gastritis chronic gastritis inflammatory response occurs activating and cytokines that cause inflammation of the mucosa where mucosal levels of IL-8 incresed in H.pylori- infected patiens with dyspepsia.
Methods: The study was conducted with a cross-sectional design of the 80 patiens with dyspepsia, underwent endoscopy at Adam Malik Hospital and Medical Faculty Hospital
USU network and detection of H.pylori is done by using the CLO and examination of
serum IL-8 by methods ellisa.
Results: Of the 80 subjects, 41 (51,3%) male, mean age 49.33% years, the majority of the ethnic Batak 48 people (60%), and 41,24% gastritis H.pylori. There is no significant correlation between serum IL-8 and H.pylori (p = 0,635), the mean serum levels of IL-8 was higher (38.96 pq/dl) in H.pylori gastritis compared to non H.pylori ( 36.01 pg/dl ) in
H.pylori gastritis compered to non H.pylori (36.01 pq/dl), there is no significant
correlation between IL-8 with gastritis H.pylori dan non H.pylori.
Conclusion: There was no significant correlation between IL-8 and gastritis H.pylori.
Key Words: Gastritis, H.pylori, non H.pylori, IL-8
Gastritis merupakan masalah kesehatan yang paling sering ditemui pada praktek
klinis. Berbeda dengan dispepsia, yang bukan merupakan suatu diagnosis melainkan
suatu sindroma. Sementara gastritis adalah diagnosis yang bisa ditegakkan secara
histologis, bukan diagnosis klinis. Gastritis merupakan proses inflamasi pada mukosa dan
submukosa lambung sebagai respon terhadap jejas (injury) yang dapat bersifat akut
maupun kronik. Infeksi dengan kuman Helicobacter pylori (H.pylori) merupakan
penyebab tersering gastritis kronik aktif di seluruh dunia yaitu sekitar 80% disamping
penyebab lain berupa penyakit autoimun, obat-obatan, idiopatik dan lain-lain.1,2
H. pylori memegang peranan penting oleh karena merupakan faktor patogen
dalam menyebabkan gastritis kronik aktif, ulkus gaster dan ulkus peptikum. Infeksi H.
pylori diperkirakan terjadi pada 50% populasi di dunia di mana sebagian besar infeksi
tersebut terjadi di negara-negara berkembang yaitu sebesar 70-90% dan hanya 40-50%
di negara-negara industri.3,4,5
Invasi H.Pylori berada pada epitel gaster dan lamina propria. Infeksi oleh H.Pylori
ini biasanya akan mengaktifkan infiltrasi Polymorfonuclear (PMN) dan mononuclear
(MN) serta peningkatan sitokin proinflamasi. Sitokin proinflamasi tersebut diantaranya :
Interleukin–8 (IL-8) suatu faktor kemotaktik neutropil, Interferon – γ (IFN-γ), sel T. Kadar
IL-6 dan IL-8 mukosa dilaporkan meningkat pada pasien dispepsia yang terinfeksi
H.pylori. Marker inflamasi seperti Interleukin dan TNF-α terkait dalam proses inflamasi di
mukosa gaster. Sitokin berperan dalam respons imun dan dilaporkan terjadi peningkatan
sekresi sitokin proinflamasi seperti IL-6, IL-8, dan TNF-α pada infeksi H.pylori. Lundin et
al (2007) dan Goll et al (2007) melaporkan adanya kadar IL-8 yang tinggi pada mukosa
gaster pasien H.pylori. Sementara untuk gastritis non H.pylori juga terjadi peningkatan
sitokin-sitokin inflamasi, namun kebanyakan penelitian tersebut masih terbatas pada
binatang .3,8,9,10,11,12,13,14
Berdasarkan informasi di atas disusunlah penelitian ini untuk mengetahui
hubungan kadar IL-8 serum sebagai sebagai sitokin anti inflamasi pada pasien
gastritis H.pylori dan non H.pylori.
Penelitian analitik dengan desain cross sectional dengan variabel independen
adalah gastritis H.pylori dan non H.pylori dan variabel dependen adalah kadar IL-8.
Penelitian ini dilakukan terhadap subyek yang telah menandatangani informed consent.
Penelitian ini dilakukan di Unit Endoskopi RSU Adam Malik Medan dan RS
jejaring FK USU setelah mendapat persetujuan Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan
dan instansi terkait. Penelitan dimulai dengan penelusuran kepustakaan, konsultasi
judul, penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian dan analisis data serta
penyusunan laporan yang membutuhkan waktu mulai bulan Desember 2014 sampai
dengan Januari 2015.
Subyek penelitian yaitu Pria dan wanita yang sedang tidak hamil usia 18-70
tahun, pasien dengan keluhan dispepsia, menerima pemberian informasi dan
persetujuan partisipasi bersifat sukarela dan tertulis untuk menjalani pemeriksaan fisik,
laboratorium,radiologi yang diketahui serta disetujui oleh Komite Etik Penelitian Bidang
Kesehatan, sedangkan subyek akan dieksklusikan jika pasien yang pernah mendapat
terapi eradikasi H.pylori dalam 6 bulan terakhir atau sedang dalam terapi antibiotika
yang lazim dipakai dalam terapi eradikasi, konsumsi Proton Pump Inhibitor, H2 receptor
antagonist, NSAID, steroid, alkohol selama 48 jam terakhir, penderita penyakit sistemik.
Dilakukan pemeriksaan skoring dispepsia dengan PADYQ, pemeriksaan
endoskopi dengan berpuasa 10-12 jam dan dilakukan pengambilan biopsi pada 2
tempat kurvatura mayor dan minor antrum distal (A1/A2). Pemeriksaan serologi
berupa Campylobacter Like Organism (CLO). Pengambilan sampel darah
kemudian pemeriksaan IL-8 dengan metode PCR.
HASIL
Penelitian ini dilakukan dengan cara potong lintang di RS Haji Adam Malik dan
RS jejaring FK USU selama Desember 2014 sampai dengan Januari 2015. Data penelitian
yang diperoleh meliputi : jenis kelamin, umur, suku, pekerjaan, Body Mass Index (BMI),
skor PADYQ, CLO, nilai IL-8 serum. Selama periode penelitian diperoleh 80 subjek
penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi. Sebanyak 41 orang pasien (51,3%)
adalah laki-laki dengan rerata umur 49,33 tahun dan 39 orang pasien (48,7%) adalah
Mayoritas responden bersuku Batak yaitu sebanyak 48 orang (60%), Jawa
sebanyak 21 orang (26,3%), Aceh sebanyak 7 orang (8%), Melayu sebanyak 3 orang
(3%), Minang sebanyak 1 orang (1,3%). Berdasarkan pekerjaan, mayoritas pasien yang
menjadi responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga sebanyak 29 orang
(36,3%), diikuti dengan wiraswasta sebanyak 26 orang (32,5%), karyawan sebanyak 12
orang (15%), petani sebanyak 6 orang (7%). Rerata BMI responden adalah 23,59 kg/m2,
dimana mayoritas pasien dengan status BMI normoweight sebanyak 42 orang,
overweight sebanyak 31 orang dan underweight 7 orang. Nilai rerata PADYQ 19,6
dengan nilai minimum 8 dan nilai maksimum 31. Nilai rerata IL-8 pada serum yaitu
37,22 pq/dl dengan nilai minimum 8,4 pq/dl dan nilai maksimum 98,1 pq/dl ( Tabel 4.1 ).
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik n = 80
Wiraswasta 26 (32,5)
IRT 29 (36,3)
Positif
4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok H.pylori dan non H.pylori
Dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, dijumpai data umur, BMI, skor
PADYQ berdistribusi normal oleh karena nilai P (>0,05) Sedangkan suku, pekerjaan, jenis
kelamin, dan nilai IL-8 serum tidak berdistribusi normal oleh karena nilai P (<0,05).
Pada analisa statistik antara jenis kelamin dengan H.Pylori dan non H.Pylori
diperoleh tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan H.Pylori dan non
H.Pylori dimana nilai P>0,05 (P=0,063). Pada usia, analisa statistik antara usia dengan
H.Pylori dan non H.Pylori diperoleh tidak terdapat hubungan diantara keduanya dengan
nilai P>0,05 (P=0,923). Hubungan antara suku dengan H.Pylori dan non H.Pylori secara
statistik tidak terdapat hubungan dengan nilai P>0,05 (P=0,809).
Hubungan antara Body Mass Index (BMI) dengan H.Pylori dan non H.Pylori
secara statistik diperoleeh hubungan yang bermakna pada BMI <18,5 dengan nilai
P<0,05 (P=0,032). Sedangkan Pada BMI dengan nilai 18,5-25 serta BMI>25, tidak
diperoleh hubungan bermakna secara statistik..
Hubungan antara IL-8 dengan H.Pylori dan non H.Pylori secara statistik diperoleh
hubungan yang tidak bermakna dengan nilai p>0,05 (P= 0,635). Sedangkan hubungan
skor PADYQ dengan H.Pylori dan non H.Pylori secara statistik diperoleh hubungan yang
bermakna dengan nilai P<0,05(P=0,0001) ( Tabel 4.2 ).
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan H.Pylori dan non
H.Pylori
n=33 n=47
Chi square, b T independent, cmann whitney
4.1.3 Hubungan antara IL-8 dengan H.pylori
Untuk mengetahui hubungan IL-8 dengan H.pylori digunakan uji menn whitney.
tabel 4.3 menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara IL-8 dan H. pylori
(p=0,635). Rerata kadar IL-8 lebih tinggi (38,96) pada pasien dengan H. pylori (+)
dibandingkan pasien yang tidak ditemukan H. pylori (36,01) ( Tabel 4.3 ).
Gambar 4.1. Perbedaan Rerata IL-8 antara Kelompok pasien dengan H. pylori dan non H.Pylori
4.1.4 Hubungan antara Skor PADYG dengan IL-8
Tabel 4.4. Hubungan Skor PADYQ dengan IL- 8
p r (IL-8)
Skor PADYQ 0,889 0,016
34.5 35 35.5 36 36.5 37 37.5 38 38.5 39
H. pylori (+) H. pylori (-)
R
e
ra
ta
I
L
Gambar 4.2. Hubungan IL- 8 dan Skor PADYQ
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman tidak ditemukan
hubungan yang signifikan antara kadar IL-8 dan skor PADYQ (p=0,889) ( Tabel 4.4 ).
Pembahasan
Gastritis merupakan proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung
sebagai respon terhadap jejas ( injury ) yang dapat bersifat akut maupun kronik. Terjadi
aktivasi sitokin-sitokin yang menyebabkan terjadinya inflamasi mukos. Helicobacter
pylori memegang peranan penting terjadinya gastritis dan ulkus peptikum.1,7
H.pylori merupakan suatu faktor pathogen yang berperan pada gastritis kronik
aktif. Invasi H.pylori ini didukung oleh organisme pada sel epitel dan lamina propria,
infeksi H.pylori akan menyebabkan terjadinya infiltrasi sel polimorfonuklear ( PMN ) dan
sel mononuclear ( MN ) serta akan meningkatkan sitokin proinflamasi pada mukosa
gaster diantaranya IL-8, neutrofil kemotaktik faktor jika dibandingkan pada gastritis non
H.pylori. 15
IL-8 adalah kemokin yang diproduksi olh monosit, limfosit, neutrofil, sel endotel
vaskuler, fibroblast dermis, keratosit, hepatosit dan sel kanker gaster manusia. IL-8
dapat menginduksi nutrofil untuk melepaskan enzim lisosom. Induksi ekspresi IL-8
dimediasi melalui NF-kB dan proten activator-1 (AP-1). H.pylori secara langsung akan
melakukan up regulasi ekspresi messenger RNA dari IL-8 dan protein IL-8 pada sel
epitel.16,17
Dari hasil penelitian ini didapati bahwa usia rerata ( ± SB ) 49,33 ± 13,38 tahun,
hal ini sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Goh kl, et al mengatakan bahwa
mayoritas penderita H.pylori pada usia > 40 tahun dengan jenis kelamin laki-laki dengan
beberapa faktor resiko lainnya seperti tingkat pendidikan yang rendah. Penelitian
lainnya juga menyatakan bahwa usia rata-rata H.pylori sekitar 30-39 tahun ( 90-82% )
menurut young chun Zho at al, 2014. 18,19
Berdasarkan hasil penelitian ini juga diperoleh mayoritas H. pylori yaitu berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 41 orang ( 51,3% ). Hal ini sesuai dengan penelitian Goh kl et
al yang menyebutkan bahwa mayoritas penderita gastritis H.pylori berjenis kelamin
laki-laki, hal ini kontroversi dengan penelitian yang dilakukan oleh young chun zhu, 2014
dimana disebutkan perempuan lebih banyak sebagai penderita H.pylori dibandingkan
laki-laki. 18
Hasil penlitian ini juga menyebutkan bahwa status gizi normowegiht ( 18,5-25 ) dan
overweigiht ( > 25 ) secara statistik tidak berhubungan bermakna dengan gastritis
H.pylori tetapi pada status gizi underweight ( <18,5 ) berhubungan bermakna dengan
H.pylori secara statistik.hal ini sesuai dengan pnelitian oleh Xuc at all, 2014 yang
menyebutkan bahwa H. pylori banyak pada overweight dibandingkan underweight dan
terdapat korelasi yang positif antara H.pylori disbutkan juga bahwa BMI merupakan
faktor resiko penyebab yang signifikan terhadap H.pylori. 20
Beberapa penelitian sebelumnya mendapatkan kadar IL-8 mukosa yang lebih tinggi
pada derajat gastritis yang lebih berat ( infiltrasi neutrofil, infiltrasi mononuclear dan
atrofi . Pada penelitian ini setelah diuji secara statistik tidak ditemukan hubungan yang
signifikan antara IL-8 serum dengan gastritis H.pylori tetapi rerata kadar IL-8 serum lebih
tinggi pada ( 38,9% ) pada gastritis H.pylori dibandingkan pada gastritis non H.pylori (
36.61% ). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kasifoglu et al yang mengatakan
bahwa tidak ada perbedaan infeksi H.pylori dengan infeksi lain. Hal ini mungkin
IL-6, IL-8 dan TNF-α. Diantara semua itu , IL-8 suatu neutrofil-activating chemokine yang
poten yang diekspresikan oleh sel epitel gaster, tampaknya berperan penting. Strain
H.pylori yang mengandung Cag-PAI menimbulkan respon IL-8 yang jauh lebih kuat
dibandingkan strain yang tidak mengandung Cag, dan respon ini tergantung pada
aktivasi NF-Kb dan respon segera dari faktor transkripsi activation protein 1 ( AP-1 ).
Penelitian oleh Khudhur et al 2011 yang dilakukan pada 150 sample dengan dua biopsi
histopatologi untuk mendeteksi H.pylori dan deteksi gen Cag A dan pemriksaan IL-8
serum dengan metode ELLISA memperoleh hasil bahwa ada peningkatan yang signifikan
pada IL-8 serum ( P< 0,05 ) pada H.pylori dengan strain Cag A positif. 7, 21,23,24
Hal ini mungkin menunjukkan bahwa infeksi H.pylori terjadi local tanpa terjadinya
inflamasi sistemik dan mungkin juga disebabkan pada epitl gaster yang terinfeksi
H.pylori meningkatkan kadar IL-1β, IL-2, IL-6, IL-8 dan TNF-α. Diantara semua itu, IL-8
suatu neutrofil-activating chemokin yang penting. Strain H.pylori yang mngandung
Cag-PAI menimbulkan respon IL-8 yang jauh lebih kuat dibandingkan strain yang tidak
mengandung Cag, dan respon ini tergantung pada aktivasi NF-Kb dan respon segera dari
faktor transkripsi activation protein 1 ( AP-1 ). 7,21
Beberapa penelitian tentang hubungan status CagA, kadar IL-8 mukosa gaster dan
derajat inflamasi mukosa menunjukkan hasil yang beragam. Penelitian Yamoka, et al
menunjukkan derajat severitas yang lebih berat pada H.pylori positif daripada yang
negative. Infiltrasi PMN dan MN lebih berat pada galur dengan CagA positif. Kadar IL-8
mukosa gaster berhubungan dengan derajat severitas yang lebih berat secara signifikan
pada galur dengan CagA positif ( r= 0,582; p< 0,0001 ). 22
Berdasarkan skor PADIQ dengan IL-8 serum didapatkan hubungan yang tidak
signifikan secara statistiK antara kadar IL-8 serum dan skor PADIQ ( p=0,889 ) dengan
nilai korelasi 0,016. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena tidak ditemukan hubungan
yang signifikan antara kadar IL-8 serum dengan gastritis H.pylori dan gastritis non
dimana tampaknya berbasiskan gangguan pada motilitas atau hipersensitifitas viseral.
Proses patofisiologik potensial yang berhubungan dengan dispepsia antara lain hipotesis
asam lambung dan inflamasi, hipotesis gangguan motorik, hipotesis hipersensitivitas
visceral, serta hipotesis tentang adanya gangguan psikologik atau psikiatrik.21
Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, sehingga memiliki banyak
keterbatasan antara lain: pertama jumlah populasi penelitian ini kecil, hanya dilakukan
pada dua rumah sakit, kedua penelitian ini tidak menilai derajat keparahan gastritis
secara histopatologis sehingga tidak dapat dijadikan marker diagnostik pada gastritis
H.pylori dan non H.pylori, ketiga penelitian ini tidak menilai virulesi H.pylori seperti Cag
A, Vag A, dan Bab A, sehingga nilai IL-8 tidak dapat dihubungkan dengan virulesi dari
DAFTAR PUSTAKA