• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Operator Atas Kerugian Tidak Langsung dari Pelaksanaan Operasi pada Kontrak Operasi Bersama Perusahaan Minyak dan Gas Bumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tanggung Jawab Operator Atas Kerugian Tidak Langsung dari Pelaksanaan Operasi pada Kontrak Operasi Bersama Perusahaan Minyak dan Gas Bumi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang).

Bahan galian itu, meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara,

dan lain-lain.1

Minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam

kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk

aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses

penambangan, tetapi tidak termasuk batu bara atau endapan hidrokarbon lain yang

berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan

kegiatan usaha minyak dan gas bumi.

Bahan-bahan galian tersebut, khususnya minyak dan gas bumi,

memiliki peranan yang besar bagi pembangunan nasional karena hasil bahan

galian tersebut dapat memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan

ekonomi nasional yang meningkat dan berkelanjutan.

2

Gas bumi adalah hasil proses alami berupa

hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperature atmosfer berupa fasa

gas yang diperoleh dari proses penambangan minyak dan gas bumi.3

Minyak dan gas bumi umumnya ditemukan dan terdapat pada lokasi yang

oleh geologis disebut sebagai jebakan-jebakan struktural dan startigrafic

(structural and stratigraphic traps). Jebakan-jebakan tersebut merupakan

1

H. Halim. H.S., Hukum Pertambangan di Indonesia (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007), hlm. 1.

2

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Bab I, Pasal 1 Angka (1).

3

(2)

bentukan-bentukan batuan reservoir yang mampu mewadahi minyak dan fluida

gas terakumulasi. Minyak dan gas bumi bisa ditemukan di lapisan mana saja di

bawah permukaan tanah, namun pada umumnya kedua bahan galian tersebut

dapat ditemukan ribuan kaki di bawah permukaan tanah.4

Letaknya yang jauh dari permukaan tanah, membuat minyak dan gas bumi

tidak bisa ditemukan dengan mudah sekalipun teknologi kini sudah berkembang

dengan sangat pesat.Analisa data yang dilakukan di permukaan tanah hanya dapat

memberikan informasi primer yang tidak memadai untuk digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan komersial.Hal ini karena data yang diperoleh dari analisa

pada permukaan tanah tidak akurat.Beberapa metode yang lebih canggih sudah

dikembangkan dan digunakan untuk menganalisa data-data komposisi di bawah

permukaan tanah di daratan termasuk core drilling (pengeboran untuk mengambil

barang contoh), seismic survey (survei seismic), magnetic survey (survei

magnetik) dan penginderaan jarak jauh dari satelit.Namun metode-metode ini

hanya mampu memberikan gambaran mengenai ada atau tidaknya minyak dan gas

bumi pada formasi tertentu wilayah yang dianalisa.Metode-metode ini tidak

mampu memberikan data mengenai karakteristik minyak dan gas bumi tertentu.5

Mengenai berapa banyak dan bagaimana karakteristik minyak dan gas

bumi yang ditemukan di lokasi analisa tersebut hanya akan diketahui setelah

melakukan pengeboran. Oleh karena itu pengeboran merupakan suatu syarat

mutlak dalam mencari minyak dan gas bumi. Setelah pengeboran eksplorasi dan

analisa data selesai dan disimpulkan produksi komersial feasible, maka pekerjaan

4

Rudi M. Simamora, Hukum Minyak dan Gas Bumi (Jakarta: Djambatan, 2000), hlm. 1.

5

(3)

selanjutnya adalah menerjemahkan data-data yang ada menjadi suatu skenario

produksi yang terdiri dari rencana pengeboran produksi dan pembangunan serta

pengelolaan fasilitas produksi yang kemudian diikuti dengan fase pengembangan

produksi.6

Fase produksi merupakan fase dimana perlu dibangun antara lain berupa

anjungan produksi, jaringan pipa, separator, tangki penyimpanan, fasilitas

pemuatan, pompa, gudang peralatan dan fasilitas perkantoran yang tentu sangat

diperlukan untuk mendukung operasi.7

Kegiatan usaha minyak dan gas bumi terdiri atas:8

1. Kegiatan usaha hulu yang mencakup :

a. eksplorasi;

b. eksploitasi;

2. Kegiatan usaha hilir yang mencakup :

a. pengolahan;

b. pengangkutan;

c. penyimpanan;

d. niaga;

Salah satu tujuan penyelenggaran kegiatan usaha minyak dan gas bumi

yaitu untuk meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi yang

sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangkan serta

(4)

memperkuat posisi industri dan perdagangan Indonesia.9

Kondisi ini menuntut pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Satuan

Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (selanjutnya

disebut SKK MIGAS) untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usaha

minyak dan gas bumi. Pemerintah harus selektif dalam memilih kontraktor yang

diajak untuk menyepakati kontrak kerja sama. Kontrak kerja sama adalah kontrak

bagi hasil atau bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan eksplorasi dan

eksploitasi yang lebih menguntungkan negara dan hasilnya dipergunakan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Untuk dapat mencapai

tujuan dari penyelenggaran kegiatan usaha minyak dan gas bumi tersebut, tentu

penyelenggaran kegiatan usaha minyak dan gas bumi harus dikerjakan dengan

seoptimal mungkin.

10

Industri perminyakan merupakan industri yang padat modal, berteknologi

dan beresiko tinggi.Oleh karena itu umumnya pelaksanaan operasi perminyakan

tidak dijalankan sendiri oleh satu perusahaan, karena tidak tepat dan tidak

hati-hati jika satu perusahaan bersedia menanggung seluruh tanggung jawab dan resiko

yang ada. Untuk itu perusahaan akan membentuk semacam konsorsium, membagi

resiko dan beban biaya untuk memperoleh suatu kontrak pertambangan minyak

dan gas bumi. Atau cara lain adalah perusahaan tersebut menawarkan kembali

kontrak yang ia dapat kepada pihak lain untuk berpartisipasi, yang sering disebut

dengan farmout.11

9

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, Bab III, Pasal 3 Angka (1).

10

H. Salim H.S., Op.Cit., hlm. 286.

11

(5)

Kerja sama antara para pihak dalam konsorsium tersebut salah satunya

dapat diwujudkan melalui suatu kontrak operasi bersama (joint operating

agreement). Perjanjian ini dilakukan antara badan usaha atau badan usaha tetap

yang memiliki partisipasi dalam usaha tersebut. Peraturan perundang-undangan

mengakomodir untuk dilibatkannya pihak lain dalam operasi perminyakan baik

melalui pengalihan, penyerahan, ataupun pemindahtanganan seluruh maupun

sebagian hak dan kewajiban kepada pihak lain setelah mendapatkan persetujuan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berdasarkan pertimbangan

dari SKK MIGAS. Namun perjanjian ini hanya akan mengatur mengenai hal-hal

antara para pihak yang terlibat dalam konsorsium tersebut, SKK MIGAS tidak

ikut campur dalam perjanjian ini, karena pada dasarnya SKK MIGAS tidak

terpengaruh dengan pihak yang tergabung dalam konsorsium tersebut. Pemerintah

akan melihat bagian dari kontraktor selaku rekan kerja sama dalam

penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi sebagai kepentingan yang

tidak terbagi-bagi (undevided interest).

Kontrak operasi bersama akan memberi batasan terhadap pelaksanaan

operasi yang dikerjakan bersama melalui kontrak operasi bersama. Selain itu

kontrak operasi bersama juga menetapkan dasar-dasar alokasi hak dan tanggung

jawab antara para pihak, bagaimana tata cara pelaksanaan operasi oleh operator

yang ditunjuk untuk itu dengan pengawasan dari komisi operasi (operating

committee) serta mengatur tentang prosedur akutansi, operasi tanpa partisipasi

(6)

pembagian hasil produksi, tata cara pengambilan keputusan, kerahasiaan data,

pengunduran diri, pengalihan saham pajak, dan lain-lain yang dianggap perlu.12

Mengingat industri minyak dan gas bumi merupakan industri yang

berteknologi dan beresiko tinggi maka tidak jarang terjadi kerugian pada

pelaksanaan operasi minyak dan gas bumi. Operator sebagai pihak yang diberikan Kontrak operasi bersama akan menunjuk pihak yang bertindak sebagai

operator. Pada umumnya pihak yang memiliki saham paling besar diantara para

pihak akan ditunjuk untuk bertindak sebagai operator. Secara umum tugas dan

tanggung jawab operator adalah mengelola dan menjalankan operasi bersama di

bawah pengawasan dari komisi operasi yang merupakan badan perwakilan dari

para pihak dan badan pengambil keputusan tertinggi.

Dalam mengelola dan menjalankan operasi, operator diwajibkan untuk

melakukannya dengan :

a diligent, safe, efficient and workmanlike manner in accordance with

good and prudent oil field practices and conservation principles generally

accepted in international petroleum industry under similar circumtences.”

(terjemahan bebasanya adalah operator dalam menjalankan pelaksanaan

operasi harus bertindak sebagai operator yang bijaksana, dengan itikad

baik melakukan kewajiban kontraktualnya dan dalam melakukan hal

tersebut serta dalam keseluruhan pelaksanaannya dari tanggung jawabnya,

mengimplementasikan skala keahlian, ketelitian, kehati-hatian serta

pemikiran ke masa depan yang dapat diterima).

12

(7)

wewenang untuk mengelola dan menjalankan operasi tentu akan

bertanggungjawab atas kerugian yang terjadi pada pelaksanaan operasi. Dalam hal

kerugian yang terjadi pada pelaksanaan operasi bukan merupakan kerugiaan atau

kecelakaan yang terjadi sebagai akibat dari kecerobohan besar (gross negligence)

atau kesalahan disengaja (willful misconduct) oleh operator, apakah operator tetap

akan harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut mengingat operator telah

menjalankan tugas dan fungsinya sesuai prinsip “a diligent, safe, efficient and

workmanlike manner in accordance with good and prudent oil field practices and

conservation principles generally accepted in international petroleum industry

under similar circumtences.”Bagaimana jika kerugian yang terjadi pada

pelaksanaan operasi merupakan hal diluar kendali operator atau sering disebut

sebagai kerugian tidak langsung (consequential damages) yang timbul pada

pelaksanaan operasi?Hal inilah yang kemudian menjadi dasar pengulasan dan

pembahasan pada skripsi ini.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut di atas, dalam

skripsi yang berjudul “TANGGUNG JAWAB OPERATOR ATAS

KERUGIAN TIDAK LANGSUNG DARI PELAKSANAAN OPERASI

PADA KONTRAK OPERASI BERSAMA PERUSAHAAN MINYAK DAN

GAS BUMI”, maka rumusan masalah yang dapat ditarik oleh penulis yaitu:

1. Bagaimanakah pengaturan kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan

(8)

2. Bagaimanakah tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan operasi pada

kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas bumi?

3. Bagaimanakah tanggung jawab operator atas kerugian tidak langsung dari

pelaksanaan operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas

bumi?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari penulisan

skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaturan kontrak operasi bersama perusahaan minyak

dan gas bumi.

2. Untuk mengetahui tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan operasi

pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas bumi.

3. Untuk mengetahui tanggung jawab operator atas kerugian tidak langsung dari

pelaksanaan operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas

bumi.

Sementara hal yang diharapkan menjadi manfaat dari adanya penulisan

skripsi ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Tulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan memberikan

sumbangan pemikiran dalam rangka perkembangan ilmu hukum pada umumnya,

(9)

atas kerugian yang terjadi pada pelaksanaan operasi kontrak operasi bersama

perusahaan minyak dan gas bumi.

2. Manfaat praktis

Uraian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran

dan menambah wawasan dan pengetahuan secara khusus bagi penulis dan secara

umum bagi masyarakat tentang tanggung jawab operator atas kerugian tidak

langsung dari pelaksanaan operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan

minyak dan gas bumi dan juga sebagai bahan kajian untuk para akademisi dan

peneliti lainnya yang ingin mengadakan penelitian yang lebih mendalam lagi

mengenai tanggung jawab operator atas kerugian tidak langsung dari pelaksanaan

operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas bumi.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi yang berjudul “TANGGUNG JAWAB OPERATOR ATAS

KERUGIAN TIDAK LANGSUNG DARI PELAKSANAAN OPERASI

PADA KONTRAK OPERASI BERSAMA PERUSAHAAN MINYAK DAN

GAS BUMI” merupakan hal yang belum dibahas dan diteliti sebelumya.Untuk

mengetahui keaslian penulisan, sebelum melakukan penulisan skripsi, terlebih

dahulu dilakukan penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan surat yang

dikeluarkan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum/Perpustakaan

Universitas Cabang Fakultas Hukum melalui surat tertanggal 10 Februari 2016

(10)

Penelusuran juga diadakan ke berbagai judul karya ilmiah melalui media

internet, dan sepanjang penelusuran yang dilakukan belum ada penulis lain yang

pernah mengangkat topik tersebut. Maka berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil

penelitian yang ada, penelitian mengenai “Tanggung Jawab Operator atas

Kerugian Tidak Langsung dari Pelaksanaan Operasi pada Kontrak Operasi

Bersama Perusahaan Minyak dan Gas Bumi” belum pernah ada penelitian

dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama.

Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran

pribadi yang didasarkan pada pengertian, teori-teori dan aturan hukum yang

berlaku dan diperoleh dari referensi buku, media elektronik dan bantuan dari

beberapa pihak, dalam rangka memenuhi tugas akhir dan memenuhi syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah keadaan

wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,

dipersalahkan, diperkarakan).13

2. Operator adalah pihak yang diberikan kewenangan untuk menjalankan operasi

bersama di bawah pengawasan komisi operasi.14

3. Consequential damages dalam bahasa indonesia disebut sebagai kerugian

tidak langsung, juga dikenal dengan istilah special damages yang artinya

14

(11)

adalah suatu kerugian yang timbul sebagai akibat dari ketentuan kontraktual

yang disepakati dalam sebuah kontrak. Kerugian ini harus dapat dibuktikan

terjadi sebagai akibat dari pelaksanaan kewajiban pihak tertentu berdasarkan

kontrak. Kerugian tidak langsung juga diartikan sebagai kerugian yang dapat

diperkirakan akan terjadi pada saat pembuatan kontrak, misalnya tambahan

biaya akibat dari keterlambatan penyelesaian suatu kegiatan.15

4. Kontrak operasi bersama merupakan kontrak jangka panjang. Perkembangan

kolaboratif yang akan dilakukan bersama antara para pihak dalam perusahaan

dan meliputi kepentingan pemerintah untuk berbagi biaya dan resiko tinggi

yang tak terelakkan dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi

akan membutuhkan waktu yang sangat panjang. Para pihak dalam kontrak

operasi bersama sering dilatarbelakangi hukum, budaya, dan politik yang

berbeda-beda, oleh karena itu kontrak operasi bersama akan menentukan

standar operasional umum berdasarkan jurisdiksi yang disepakati bersama,

untuk diaplikasikan pada pelaksanaan kontrak operasi bersama.16

5. Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam

kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk

aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses

penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain

16

(12)

yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan

dengan kegiatan usaha minyak dan gas bumi;17

6. Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi

tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses

penambangan minyak dan gas bumi18

7. Operasi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan usaha hulu minyak dan gas

bumi. Menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang

Minyak dan Gas Bumi (selanjutnya disebut UU MIGAS), kegiatan usaha hulu

minyak dan gas bumi meliputi19

a. Eksplorasi

:

Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi

mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan

cadangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan.

b. Eksploitasi

Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri

atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana

pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan

pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang

mendukungnya

17

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Bab I, Pasal 1 Angka (1).

18

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Bab I, Pasal 1 Angka (2).

19

(13)

F. Metode Penulisan

Penelitian harus dilakukan secara sistematis dan teratur agar data yang

diperoleh valid dan akurat, sehingga metode yang dipakai sangatlah

menentukan.Metode penelitian yaitu urutan-urutan bagaimana penelitian itu

dilakukan. Dalam penulisan skripsi ini, metode yang dipakai adalah sebagai

berikut :

1. Spesifikasi penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan

sekunder.20 Pada penelitian hukum jenis ini, hukum sering dikonsepkan sebagai

apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law on books) atau

hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan perilaku

manusia yang dianggap pantas.21

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu

penelitian yang dimaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang

keadaan yang menjadi objek penelitian sehingga akan mempertegas hipotesa dan

dapat membantu memperkuat teori lama atau membuat teori baru.22

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian untuk penulisan skripsi

ini secara kualitatif, yakni memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang

mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam masyarakat untuk

20

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 13.

21

Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), hlm. 118.

22

(14)

memperoleh gambaran mengenai pola-pola yang berlaku dalam kehidupan

bermasyarakat.23

2. Data penelitian

Penelitian yuridis normatif menggunakan jenis data sekunder sebagai data

utamanya.Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kepustakaan. Data

sekunder merupakan data primer yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk

yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat oleh pihak pengumpul data primer

atau pihak lain.24

a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif

artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari

perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan

perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.

Data sekunder berfungsi untuk mencari data awal/informasi,

mendapatkan batasan/defenisi/arti suatu istilah. Data sekunder yang dipakai

adalah sebagai berikut :

25

1) Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi.

Antara lain pada

skripsi ini :

2) Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Pertambangan.

3) Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2002 Tentang Badan Pelaksana

Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi.

23

Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 20.

24

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005), hlm. 41.

25

(15)

4) Keputusan Presiden No. 42 Tahun 1989 Tentang Kerja Sama

Pertamina Dengan Badan Usaha Pemurnian Dan Pengolahan Minyak

Dan Gas Bumi.

b. Bahan hukum sekunder berupa karya ilmiah tentang hukum, yang

berkaitan dengan judul skripsi meliputi buku-buku teks, jurnal-jurnal

hukum, artikel-artikel ilmiah, hasil-hasil penelitian, laporan-laporan,

makalah, skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya yang diperoleh melalui

media cetak maupun media elektronik.

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberi

petunjuk-petunjuk, dukungan maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer

maupun bahan hukum sekunder, antara lain: kamus hukum, ensiklopedia,

dan bahan-bahan lain yang relevan dan dapat dipergunakan untuk

melengkapi data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

3. Teknik pengumpulan data

Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif

dengan teknik pengumpulan data secara studi pustaka (library research) dan juga

melalui bantuan media elektronik, yaitu internet. Dengan tujuan supaya penelitian

lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan

Metode studi kepustakaan (library research) mempelajari sumber-sumber

atau bahan tertulis yang relevan dengan judul skripsi sehingga dapat dijadikan

sebagai bahan hukum dalam penulisan skripsi ini, yaitu berupa buku-buku,

wacana yang dikemukakan oleh para sarjana hukum maupun ekonomi yang sudah

(16)

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder serta bahan hukum

tersier dikumpulkan dengan melakukan penelitian kepustakaan (studi pustaka),

yaitu dengan cara mengumpulkan data yang terdapat pada berbagai literatur,

peraturan perundang-undangan, jurnal huku, hasil seminar, surat kabar, majalah

hukum, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas

dalam skripsi ini.

Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan, dipadukan, ditafsirkan dan

dibandingkan, yaitu buku-buku dan arti-arti yang berhubungan dengan judul

skripsi “Tanggung Jawab Operator Atas Kerugian Tidak Langsung Dari

Pelaksanaan Operasi Pada Kontrak Operasi Bersama Perusahaan Minyak Dan Gas

Bumi”

4. Analisis data

Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder, pada umumnya

penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya, yaitu data-data sekunder

yang telah disusun secara sistematis dianalisa secara perspektif dengan metode

deduktif dan induktif, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan

penelitian tang telah dirumuskan. Metode analisis data yang digunakan penulis

adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan :

a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tertier yang relevan

dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini.

b. Melalukan penelitian terhadap bahan-bahan hukum yang relevan tersebut

(17)

c. Mengolah dan menginterpretasikan data guna mendapat kesimpulan dari

permasalahan.

d. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif,

yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.

G. Sistematika Penulisan

Karya ilmiah yang baik adalah karya ilmiah yang diuraikan secara

sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya

sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang saling

berkaitan satu sama lain dengan permasalahan yang semakin mengerucut.

Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah

sebagai berikut :

Bab I tentang pendahuluan, bab ini mengemukakan apa yang

melatarbelakangi penulisan skripsi ini, rumusan permasalahan yang

menggambarkan topik yang akan dibahas secara mendalam, tujuan dan manfaat

penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian yang digunakan

serta sistematika penulisan skripsi.

Bab II tentang pengaturan kontrak operasi bersama perusahaan minyak

dan gas bumi, bab ini akan mebahas pengaturan mengenai kontrak operasi

bersama perusahaan minyak dan gas bumi, yaitu pengertian kontrak operasi

bersama, pengaturan kontrak operasi bersama di Indonesia, asas-asas, sahnya

(18)

Bab III tentang tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan operasi

pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas bumi, bab ini akan

membahas operasi minyak dan gas bumi secara umum, meliputi sejarah, kegiatan,

maupun pihak yang dapat melakukan kegiatan tersebut. Bagaimana pelaksanaan

operasi minyak dan gas bumi, yaiutu pelaksanaan eksplorasi dan produksi,

pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, dan pemasaran serta bagian akhir bab

ini akan membahas bagaimana tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan

operasi minyak dan gas bumi tersebut.

Bab IV tentang tanggung jawab operator atas kerugian tidak langsung dari

pelaksanaan operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas

bumi, bab ini akan membahas tanggung jawab operator sebagai pihak yang

bertanggungjawab atas pelaksanaan operasi, kerugian tidak langsung pada

pelaksanaan operasi dan tanggung jawab operator dalam hal terjadinya kerugian

tidak langsung pada pelaksanaan operasi tersebut.

Bab V tentang penutup, bab ini sebagai bab akhir dari skripsi ini akan

menyajikan kesimpulan dari tiap-tiap bab yang sebelumnya telah disajikan dan

saran-saran yang mungkin berguna bagi para pihak dalam kontrak operasi

Referensi

Dokumen terkait

Di merge join masukan first step dan second step (kedua sort row) kemudian klik get key fields dan hapus meta data kecuali metadata yang sama di kedua data

Pada tahap ini dokter gigi menyarankan pasien perokok untuk berhenti merokok. secara jelas, selain itu dokter gigi juga harus bersikap suportif, dan

Pemilihan ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa, Pak Daliri termasuk dalam jajaran rumah tangga kelas atas yang memiliki hasil kopi dan gula aren yang paling

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus 1 Mrican Yogyakarta yang berjumlah 100 orang, penelitian ini menganalisis data yang berkaitan

Disisi lain, penambahan pengganggu berupa silinder sirkular juga mengakibatkan akan didapatkan nilai torsi statis yang sama pada posisi S/D yang berbeda. Gambar

dan memahami na dan nilai yang tian Matan, Keyakinan Nilai yang ter- Ke yakinan dan Cita- - Ulangan harian dan Kemuhamma Matan Keyaki- terkandung dalam dan

Markerless human manipulator interface using leap motion with interval kalman filter and improved particle filter.. An analysis of the precision and reability of the leap

Analisis Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Burnout pada Perawat Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa.. Skripsi (tidak