DAFTAR PUSTAKA A. Buku
Ali, Chidir. Badan Hukum. Bandung: PT Alumni, 1991.
Amiruddin dan Zainal Asikin.Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Garafindo Persada, 2006.
Badrulzaman, Mariam Darus. Pembentukan Hukum Nasional dan
Permasalahannya. Bandung: Alumni, 1981.
Darmono, Djoko dkk.Mineral dan Energi Kekayaan Bangsa, Sejarah
Pertambangan dan Energi Indonesia.Jakarta: Kementerian ESDM, 2009.
Fuady, Munir. Doktrin Doktrin Modern Dalam Corporate Law. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002.
Halim. H. H.S. Hukum pertambangan di Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007.
Hernoko, Agus Yudha. Hukum Perjanjian, Asas Proporsional Dalam Kontrak
Komersial. Jakarta, kencana prenada media grup, 2009.
Jennings, Dennis R. and Horace R. Brock, Petroleum Accounting, principles,
procedures and Issues 5th edition. Denton: Professional Develompment
Institue, 1996.
Khairandy, Ridwan. Itikad Baik dalam Kebebasan Berkontrak.Jakarta: Pasca Sarjana FH UI, 2003.
Lubiantara, Benny. Ekonomi MIgas, Tinjauan Aspek Komersial Kontrak MIgas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2012.
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.
Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaja, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006.
Roberts, Peter. Joint Operating Agreement, a Practical Guide. London: Globe Business Publishing Ltd, 2010.
Satrio, J. Hukum Perjanjian (Perjanjian Pada Umumnya), Cet. 1. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1992.
Simamora Rudi M. Hukum Minyak dan Gas Bumi. Jakarta: Djambatan, 2000.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian hukum normatif : Suatu
Tinjauan Singkat. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2003.
Subekti, Hukum Perjanjian. Jakarta : PT. Inermasa, 1979.
Sutedi, Adrian. Hukum Pertambangan . Jakarta, Sinar Grafika, 2011.
Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2005.
Widjaja, Gunawan. Memahami Prinsip Keterbukaan (Aanvullend Recht) Dalam
Hukum Perdata.Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2006.
_______________. Risiko Hukum Sebagai Direksi, Komisaris & pemilik PT. Jakarta: Forum Sahabat, 2008.
Williamson, K. D. and Frederick J. Edeskuty, Recent Developments In Hydrogen
Technology. Florida: CRC Press, Inc, 1984.
Wright, Charlotte J and Rebecca A. Gallun.International Petroleum
Accounting.USA, Penwell Corporation, 2004. B. Peraturan
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 1158 K/008/MPE/1989 tentang Ketentuan Pelaksanaan Mengenai Dampak Lingkungan dalam Usaha Pertambangan dan Energi.
Pedoman Tata Kerja (PTK) SKK MIGAS No. 007/PTK/VI/2004 tentang Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kerja Sama.
Republik Indonesia, Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No. 29 Tahun 2009.
C. Skripsi, Tesis, dan Makalah
Allen D Cummings, the joint operating agreement, the basics Makalah Minyak dan Gas Bumi disampaikan di Texas, 2012.
Bahan Ajar Perancangan dan Analisis Kontrak Bisnis Oleh Mahmul Siregar, pada Maret 2015.
Christiana Tri Budhayati, Asas Kebebasan Berkontrak dalam Hukum Perjanjian Indonesia, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana, 2009.
Fortries Aurelia Samahi, Identifikasi Bahaya Kecelakaan Blowout pada Drilling
Process Menggunakan Metode Cause Consequences Analycis (CCA) di
PT pertamina EP Region Jawa Area Cepu. Skripsi, Institut Teknologi Sepuluh November, 2011.
Kementerian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia, Hambatan
Pengeboran dan Pemancingan.
LEMIGAS, Kamus minyak dan gas bumi, 1985.
Raditya Kosasih , Analisa perjanjian operasi bersama (joint operating agreement) dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi. Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, 2009.
D. Website
(diakses pada 06 Maret 2016).
(diakses pada 06 Maret 2016).
(diakses pada 12 maret 2016).
(diakses pada 05 Maret 2016).
Law Educati
BAB III
TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN OPERASI PADA KONTRAK OPERASI BERSAMA PERUSAHAAN MINYAK DAN
GAS BUMI
A. Tinjauan Umum tentang Operasi Minyak dan Gas Bumi
1. Sejarah dan pengertian operasi minyak dan gas bumi
Para peneliti sebelum Indonesia merdeka, yang umunya berkebangsaan
Belanda telah mengumpulkan data geologi mengenai bentangan luas
wilayah-wilayah dengan liku-liku khas dimana di dalamnya terkandung berbagai sumber
daya mineral, bijih, minyak dan gas bumi, panas bumi, batubara, dan air tanah.
Perlahan para peneliti yang bekerja pada Dienst van het mijnwezen (Dinas
Pertambangan) mulai memperlihatkan hasil kerja mereka.106
Tidak dapat disangkal bahwa minyak dan gas bumi berperan besar dalam
percaturan dunia.Sebelum abad ke-19 berakhir, minyak dan gas bumi masuk
dalam jajaran sumber energi, yang sebelumnya hanya batubara, kayu, air, dan
angina yang dikenal sebagai sumber energi. Dari bahan dasar minyak dan gas
bumi dapat diperoleh sederet bahan lain, hasil akhir atau bahan yang masih dapat
diproses lebih lanjut.107
Masa prakemerdekaan adalah masa dimana pencaraian minyak dan gas
bumi secara komersial dilakukan pertama kali, yaitu pada tahun 1871 oleh
pengusaha Belanda Jan Reerink, dan kemudian pada tahun 1883, Aeilko Jans
Zijlker melakukan eksploitasi minyak dengan membentuk badan usaha komersial
106
Djoko Darmono dkk, Mineral dan Energi Kekayaan Bangsa, Sejarah Pertambangan dan Energi Indonesia (Jakarta: Kementerian ESDM, 2009), hlm. 1.
107
dengan konsesi telaga said dari Sultan Langkat. Sejarah industri minyak dan gas
bumi di Indonesia dimulai dari usaha keras Jan Reerink dalam melakukan
pemboran minyak secara komersial pada tahun 1871 di lereng gunung Ciremai,
Jawa Barat. Empat rig (menara pemboran) yang ditancapkan oleh Jan Reerink
dengan tenaga lembu ternyata gagal menghasilkan minyak bumi dalam jumlah
yang komersial.108
Adanya penemuan minyak mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan
minyak di Indonesia. Ziljker dengan bermodalkan penemuan minyak di telaga
said kemudian menjual ide pendirian industri minyak di Indonesia. Dengan usaha
yang sungguh-sungguh dan didukung oleh teman-temannya di Den Haag, maka
pada tanggal 16 Juni 1890 berdirilah Koninklijke Nederlandsche Petroleum
Company atau lebih dikenal dengan royal dutch petroleum company yang
memproduksi, mengolah dan memasarkan minyak bumi dengan mengambil alih
konsesi telaga said. Perusahaan lain yang juga beroperasi pada masa itu adalah
shell Transport and Trading yang membangun kilang pengolahan di Balikpapan,
Kalimantan Timur pada tahun 1894.109
Menyadari besarnya potensi sumber daya minyak dan gas bumi Indonesia
dan besarnya penghasilan (revenue) yang mungkin didapatkan, pemerintah Hindia
Belanda pada masa itu mengeluarkan Indische mijn wet untuk memberikan
pengaturan terhadapa eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi di
Indonesia. Mengikuti perkembangan waktu, banyak perubahan pengaturan dalam
bidang minyak dan gas bumi dimulai dari Indische mijn wet hingga
108
Adrian Sutedi, Hukum Pertambangan (Jakarta, Sinar Grafika, 2011), hlm. 49. 109
Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang berlaku
sekarang.110
Pengertian operasi pada operasi minyak dan gas bumi adalah seluruh
kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan penanaman modal setelah
perjanjian pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi antara negara dan
kontraktor ditandatangani.Operasi ini mencakup semua kegiatan eksplorasi,
pengembangan, dan produksi.111
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa operasi minyak dan
gas bumi merupakan seluruh kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi.Kegiatan
usaha hulu adalah kegiatan usaha yang berintikan dan bertumpu pada kegiatan
usaha, yaitu meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.112 Tujuan kegiatan
eksplorasi adalah113
a. Memperoleh informasi mengenai kondisi geologi. :
b. Menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan minyak dan gas bumi.
c. Menentukan wilayah kerja tertentu. Yaitu daerah tertentu di dalam wilayah
hukum pertambangan Indonesia untuk pelaksanaan eksplorasi.
Tujuan kegiatan eksploitasi adalah untuk menghasilkan minyak dan gas
bumi dari wilayah kerja yang ditentukan, yang terdiri atas114
a. Pengeboran dan penyelesaian sumur.
:
b. Pembangunan sarana pengangkutan.
110
Ibid., hlm. 50. 111
Rudi M Simamora, Op.Cit., hlm. 112. 112
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Bab I, Pasal 1.
113
H. Halim H.S., Op.Cit., hlm. 285-286. 114
c. Penyimpanan.
d. Pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian minyak dan gas bumi di
lapangan.
e. Kegiatan lain yang mendukungnya.
2. Kegiatan-kegiatan pada usaha minyak dan gas bumi
Operasi minyak dan gas bumi dapat dibagi kedalam lima kegiatan yang
berbeda, yaitu115
a. Eksplorasi dan produksi :
Disini titik berat kegiatan diarahkan pada usaha pencarian minyak dan gas
bumi dan kemudian memproduksi minyak dan gas bumi yang telah ditemukan
tersebut. Menurut Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No. 29 Tahun
2009 (selanjutnya disebut PSAK No. 29 Tahun 2009) kegiatan eksplorasi
(exploration) atau pencarian adalah setiap usaha dalam rangka mencari dan
menemukan cadangan minyak dan gas bumi di daerah-daerah yang belum terbukti
mengandung minyak dan gas bumi, yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut116
115
Rudi M Simamora, Op.Cit., hlm. 7. 116
Republik Indonesia, Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) Nomor 29 Tahun 2009.
:
1) Mengusahakan izin untuk memulai kegiatan eksplorasi di daerah
tertentu.
2) Melakukan berbagai kegiatan penyelidikan geologis dan geofisika di
lapangan.
4) Melakukan pengeboran sumur, termasuk sumur uji stratigrafi, di daerah
yang belum terbukti mengandung cadangan.
5) Memperoleh dan membangun aktiva tetap yang berhubungan dengan
kegiatan di atas.
6) Menggunakan jasa yang diperlukan sehubungan dengan kegiatan di
atas.
b. Pengolahan
Kegiatan ini ditujukan untuk mengolah produk hydrocarbon menjadi
berbagai produk olahan sehingga dapat dipakai langsung oleh konsumen atau
diolah kembali menjadi produk lainnya. Kegiatan pengolahan hydrocarbon dapat
menghasilkan berbagai produk antara lainbutane, propane, pentane dan
seterusnya. Gas bumi dapat diolah menjadi LNG dan LPG dan berbagai produk
yang dibutuhkan oleh industri petrokimia.Disamping itu masih ada produk
ikutanlainnya berupa aspal dan lilin.
c. Penyimpanan
Setelah minyak dan gas bumi dikeluarkan dari perut bumi atau setelah
minyak dan gas bumi selesai diolah menjadi berbagai produk hydrocarbon,
dibutuhkan tempat dan usaha penyimpanan sementara sebelum diserahkan kepada
konsumen. Media penyimpanan masing-masing produk umunya terpisah satu
sama lain.
d. Pengangkutan
Fungsi ini bertujuan untuk mengantarkan hasil produksi ke konsumen.
berupa mobil tangki atau kereta api atau dengan jaringan pipa, selain itu juga
dapat melalui metoda pengangkutan laut berupa kapal tanker dan mungkin juga
jaringan pipa bawah laut. Dalam kondisi tertentu dapat juga dilakukan
denganmetoda pengangkutan udara, misalnya untuk menjangkau daerah terpencil
yang tidak memungkinkan untuk dilalui melalui jalur darat maupun laut.
e. Pemasaran
Kegiatan terakhir adalah memasarkan hasil produksi, mencari konsumen
dan mengikat perjanjian jual beli dengan pembeli dan mengelola pasar yang ada
maupun pasar potensial.
3. Pihak-pihak yang dapat melakukan kegiatan operasi minyak dan gas bumi
Minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam strategis taterbarukan
yang terkandung di dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia merupakan
kekayaan nasional yang dikuasai oleh Negara.Penguasaan oleh Negara tersebut
diselenggarakan oleh pemerintah sebagai pemegang kuasa pertambangan dengan
membentuk badan pelaksana untuk menyelenggarakan kegiatan usaha minyak dan
gas bumi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.117
Penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi bertujuan118
a. Menjamin efektivitas dan pengendalian kegiatan usaha eksplorasi dan
eksploitasi secara berdaya guna, berhasil guna, serta berdaya saing tinggi
dan berkelanjutan atas minyak dan gas bumi milik Negara yang strategis
dan tidak terbarukan melalui mekanisme yang terbuka dan transparan. :
117
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi bagian menimbang.
118
b. Menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian usaha pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan, dan niaga secara akuntabel yang
diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat,
dan transparan.
c. Menjamin efisiensi dan efektivitas tersedianya minyak dan gas bumi, baik
sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku, untuk kebutuhan
dalam negeri.
d. Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional untuk lebih
mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional.
e. Meningkatkan pendapatan Negara untuk memberikan kontribusi yang
sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangkan serta
memperkuat posisi industri dan perdagangan Indonesia.
f. Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat yang adil dan merata, serta tetap menjaga kelestarian
lingkungan hidup.
Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi dikendalikan dan dilaksanakan
melalui kontrak kerja sama (KKS) untuk mencipatakan iklim usaha perminyakan
sesuai dengan tujuan mulia perundang-undangan,. Kontrak kerja sama adalah
kontrak bagi hasil atau bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi yang lebih menguntungkan negara.119
119
Kontrak kerja sama yang dibuat dengan kontraktor tersebut harus
memenuhi persyaratan berikut ini120
a. Kepemilikan sumber daya minyak dan gas bumi tetap di tanga pemerintah
sampai pada titik penyerahan. :
b. Pengendalian manajemen atas operasi yang dilaksanakan oleh kontraktor
berada pada badan pelaksana.
c. Modal dan resiko seluruhnya ditanggung oleh kontraktor.
Peraturan perundang-undangan mensyaratkan bahwa dalam kontrak kerja
sama minyak dan gas bumi seluruh biaya dan resiko ditanggung oleh kontraktor.
Mengingat industri perminyakan merupakan industri padat modal, berteknologi
dan beresiko tinggi, peraturan perundang-undangan memberikan kepada
kontraktor hak untuk mengalihkan, menyerahkan, dan memindahtangankan
sebagian atau seluruh hak dan kewajibannya (participating interest) kepada pihak
lain.121
Sejak disetujuinya kontrak kerja sama dan rencana pengembangan yang
pertama kali akan diproduksikan dari suatu wilayah kerja, kontraktor wajib
menawarkan participating interest 10% kepada Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD). Apabila BUMD tidak menyanggupi penawaran dari kontraktor dalam
jangka waktu paling lama 60 hari sejak tanggal penawaran. Selanjutnya
kontraktor wajib menawarkan kepada perusahaan nasional, apabila perusahaan
120
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Bab IV, Pasal 24 angka (2).
121
nasional tidak menyanggupi dalam jangka waktu paling lama 60 hari sejak
tanggal penawaran, maka penawaran dinyatakan tertutup.122
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan operasi minyak dan gas bumi dapat
dilaksanakan oleh:
Beban biaya dan resiko yang tinggi tersebut haruslah dibagi, maka
kontraktor akan membentuk semacam konsorsium untuk membentuk kontrak
pertambangan minyak dan gas bumi ataupun cara lain adalah dengan menawarkan
kepada pihak lain untuk berpartisipasi dalam operasi minyak dan gas bumi dari
kontrak kerja sama yang telah didapatkan kontraktor.
123
a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.124
b. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha atau perusahaan
yang didirikan oleh pemerintah daerah dan seluruh modalnya dimiliki
pemerintah daerah, dengan tujuan mengembangkan perekonomian daerah.
c. Badan usaha swasta
Badan usaha swasta adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh pihak swasta.
122
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Bab IV, Pasal 34 – Pasal 35.
123
H. Halim HS, Op.Cit., hlm. 287. 124
B. Tinjauan Umum Tentang Pelaksanaan Operasi pada Kontrak Operasi Bersama Perusahaan Minyak dan Gas Bumi
Operasi minyak dan gas bumi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan
untuk pencapaian tujuan penanaman modal setelah perjanjian pengusahaan
pertambangan minyak dan gas bumi antara negara dan kontraktor
ditandatangani.Operasi ini mencakup semua kegiatan operasi, pengembangan, dan
produksi.125 Operasi minyak dan gas bumi dapat dibagi menjadi lima kegiatan
yang berbeda, yaitu:126
1. Eksplorasi dan produksi.
2. Pengolahan.
3. Penyimpanan.
4. Pengangkutan.
5. Pemasaran.
Tiap-tiap kegiatan ini memerlukan teknologi dan pola manajemen sendiri
dan relatif berbeda. Tiap kegiatan memiliki pola manajemen sebagai berikut:127
1. Pelaksanaan eksplorasi dan produksi
Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan
mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan
sesuatu.128
125
Rudi M Simamora, Op.Cit., hlm. 112. 126
Ibid., hlm. 7. 127
Ibid., hlm. 8.
Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi
(diakses
mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan
cadangan minyak dan gas bumi di wilayah kerja yang ditentukan.129
Kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi meliputi salah satu atau
keseluruhan kegiatan berikut130
Mencari lokasi cadangan migas harus melalui studi geologi dan geofisika
yang cermat.Dalam studi geologi, para ahli geologi melakukan survei untuk
memetakan kondisi permukaan bumi secara detail. :
a. Survei geologi
131
Survei geologi dilakukan secara sistematis dan rinci atas struktur fisik
batuan yang membentuk lapisan paling atas dari kerak bumi
dikumpulkan dari masing-masing bagian lapangan yang dipetakan dan diselidiki
untuk menentukan umur, urutan kronologis batuan sedimen untuk mengetahui
posisi struktur yang mengandung minyak.geolog minyak menggolongkan
akumulasi hidrokarbon dalam tiga jenis jebakan yang disebut jebakan anticlinal,
jebakan patahan, dan jebakan stratigrafik.132
Survei geokimia adalah analisis kimia atas b. Survei geokimia
diambil dengan proses pengintian. Survei geokimia merupakan salah satu metode
yang digunakan ahli geologi untuk menemukan adanya minyak yang merembes
129
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Bab I, Pasal 1 angka (8).
130
Republik Indonesia, Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 1158 K/008/M.PE/1989, Bab I, Pasal 1 angka (4).
(diakses pada 06 maret 2016) 132
ke lapisan paling atas.Rembesan minyak biasa ditemukan pada banyak tempat di
bumi ini, dan analisis sedimen secara kimiawi dapat menuntun kepada penemuan
suatu133
c. Survei geofisika
Survei geofisika meliputi survei seismik yang dilakukan untuk memetakan
kondisi lapisan bebatuan di bawah permukaan tanah.Gambaran lapisan bebatuan
diperoleh dengan mencatat gelombang pantulan getaran dari dalam tanah pada
kedalaman tertentu dan direkam oleh alat pencatat penerima getaran, semacam
alat pendeteksi gempa. Di darat, Getaran itu diperoleh dengan cara meledakkan
dinamit yang ditanam pada kedalaman tertentu. Sedangkan dalam survei seismik
laut, sumber getaran dibuat dari pelepasan tekanan tinggi dari alat yang disebut air
gun.134
d. Pemboran eksplorasi
Hasil studi Geologi dan Geofisika yang menyatakan adanya prospek
cadangan hidrokarbon ditindaklanjuti dengan melakukan pengeboran sumur
eksplorasi.135Pemboran eksplorasi dilakukan dengan sistematis dan terperinci
untuk mengetahui letak terbaik sumur galian yang harus dibangun.136
Setelah pengeboran eksplorasi dan analisa data selesai dan disimpulkan
produksi komersial feasible, maka pekerjaan selanjutnya adalah menerjemahkan
data-data yang sudah diperoleh menjadi scenario produksi.Fase selanjutnya adalah
133
LEMIGAS, 1985 Kamus Minyak dan Gas Bumi
(diakses pada 06 maret 2016)
(diakses pada 06 maret 2016) 136
fase pengembangan dan produksi, tetapi eksplorasi tetap berjalan terus mencari
sumber minyak baru untuk kesinambungan produksi.137
Dalam fase produksi akan dibangun anjungan produksi, jaringan pipa,
separator, tangki penyimpanan, fasilitas pemuatan, pompa, gudang peralatan dan
fasilitas perkantoran serta hal lain yang diperlukan untuk mendukung operasi.
Kegiatan produksi sebenarnya berkaitan bagian dari kegiatan, pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran.138 Apabila dikaitkan dengan teknik
produksi, masa produksi dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu139
1) Periode produksi awal atau alamiah (primary production) :
Periode ini minyak dan/atau gas bumi diproduksi atau dikeluarkan dari
perut bumi secara alamiah.Tekanan yang ada dalam jebakan secara
alamiah mendorong minyak dan/atau gas bumi keluar dari perut bumi
untuk ditampung fasilitas produksi yang ada di permukaan.
2) Periode produksi sekunder (secondary recovery)
Periode ini cara yang dilakukan untuk mengeluarkan minyak dan/atau
gas bumi dari perut bumi dilakukan dengan cara menyuntikkan
kembali gas atau air ke dalam formasi untuk menghasilkan tekanan
tertentu atau mengarahkan minyak dan/atau gas bumi ke arah tertentu
dalam reservoir.
137 Ibid. 138
Charlotte J Wright and Rebecca A. Gallun, International Petroleum Accounting (USA, Penwell Corporation, 2004), hlm. 28.
139
3) Periode produksi tertier (tertiary recovery)
Periode ini, minyak dan/atau gas bumi hanya dapat dikeluarkan dari
perut bumi dengan memasukkan bahan kimia tertentu ke dalam
formasi dengan tujuan yang sama, yaitu mengeluarkan minyak
dan/atau gas bumi dari perut bumi menuju permukaan.
2. Pelaksanaan pengolahan
Pengeboran minyak bumi menghasilkan minyak mentah yang harus
diproses lagi.Kandungan utama minyak mentah hasil pengeboran merupakan
campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon.Campuran hidrokarbon dalam
minyak mentah terdiri atas berbagai senyawa hidrokarbon, misalnya senyawa
alkana, aromatik, naftalena, alkena, dan alkuna.Senyawa-senyawa ini memiliki
panjang rantai dan titik didih yang berbeda-beda.Semakin panjang rantai karbon
yang dimilikinya, semakin tinggi pula titik didihnya.Agar dapat digunakan untuk
berbagai keperluan, komponen-komponen minyak mentah harus dipisahkan
berdasarkan titik didihnya.140 Tahapan pengolahan minyak mentah meliputi:141
a. Destilasi
Dalam proses destilasi ini minyak mentah (minyak bumi yang telah
terpisah dari gas alam) dipanaskan dalam boiler. Dari pemanasan ini diperoleh
uap minyak mentah, yang kemudian dipompakan masuk ke dalam kolom destilasi.
Dalam pergerakannya, uap minyak menjadi dingin. Sebagian uap pada ketinggian
tertentu mengalami kondensasi membentuk cairan.Zat cair yang diperoleh dalam
suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.142
Fraksi yang mengandung karbon lebih sedikit (Mr-nya kecil), mendidih
lebih dahulu.Karena bobotnya ringan, maka bergerak lebih cepat dan
terkondensasi di bagian atas kolom destilasi.Kemudian disusun fraksi yang
mengandung karbon lebih banyak, dan seterusnya sampai pada fraksi yang
kandungan karbonnya paling tinggi.143 Masing-masing fraksi minyak bumi yang
telah dipisahkan ini selanjutnya mengalami proses desulfurisasi (penghilangan
belerang).144
b. Perengkahan (cracking)
Fraksi-fraksi minyak bumi hasil fraksinasi tidak langsung digunakan atau
dipasarkan.Hasil destilasi merupakan produk-antara dalam pengolahan minyak
bumi.Fraksi-fraksi yang diperoleh diolah kembali sesuai dengan kebutuhan
jumlah rantai karbonnya. Proses perengkahan ini dimaksud untuk memecahkan
hidrokarbon yang lebih tinggi menjadi molekul-molekul yang lebih kecil.145
c. Reforming
Setelah hidrokarbon dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil,
selanjutnya dilakukan proses pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon
(diakses pada 06 maret 2016)
(diakses pada 06 maret 2016)
(diakses pada 06 maret 2016)
parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. proses inilah
yang disebut dengan reforming.146
d. Alkilasi dan polimerisasi
Alkilasi merupakan proses penambahan jumlah atom dalam molekul
menjadi molekul-molekul yang lebih panjang dan bercabang. Polimerisasi
merupakan penggabungan molekul-molekul kecil (gas) dengan rantai karbon
kurang dari lima menjadi molekul-molekul yang lebih besar Alkilasi pada
dasarnya sama dengan polimerisasi, hanya berbeda pada bagian-bagian dari
charging stock need be unsaturated.
e. Treating
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut147
4) Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan
untuk minyak pelumas.
:
1) Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan
pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
2) Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan
warna.
3) Dewaxing, yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat
molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan
minyak pelumas dengan pour pointyang rendah.
maret 2016)
5) Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur
belerang.
f. Blending
Blending merupakan proses pengolahan produk setelah melalui
langkah-langkah sebelumnya agar memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Misalnya
ditambahkan bahan aditif TEL (tetraethyl lead) yang berfungsi untuk mengurangi
ketukan (knocking) pada mesin.Suatu bahan inhibitor dicampur pada bensin agar
bensin dapat disimpan lebih lama. Di negara yang mengalami empat musim, ke
dalam bensin ditambahkan zat tertentu agar cepat menguap walaupun musim
dingin.148
3. Pelaksanaan penyimpanan
Setelah minyak dan gas bumi dikeluarkan dari perut bumi atau setelah
melewati proses pengolahan menjadi berbagai produk hidrokarbon, dibutuhkan
tempat dan usaha penyimpanan sementara sebelum dipasarkan kepada konsumen.
media penyimpanan untuk masing-masing produk adalah berbeda.149
Persediaan minyak mentah yang dimiliki sebagai hasil dari operasi
bersama biasanya disimpan dalam tanks, underground hydrogen storage,
metal-hydried hydrogen system, microshere storage, dan liquid hydrogen storage.150
a. Tanks
Setiap jenis tangki memiliki bentuk serta spesifikasi masing-masing
sebagai tempat penampungan, seperti yang kita ketahui fraksi-fraksi yang telah
maret 2016) 149
Rudi M Simamora, Op.Cit., hlm. 7. 150
diolah memiliki kondisi dan sifat-sifat yang berbeda, sehingga dalam pemilihan
jenis tangki harus disesuaikan dengan karakteristik fraksi yang akan ditampung di
dalamnya.151
Tangki penyimpanan minyak bumi harus dijamin dapat dioperasikan
dengan baik dan aman maka dalam pemilihan dan pengoperasiaanya harus
memenuhi beberapa aspek ketentuan yang berlaku sehingga dalam penggunaanya
tidak menimbulkan masalah dan keadaan-keadaan yang tidak diinginkan.
Faktor-faktor utama yang harus diperhatikan saat pemilihan jenis tangki yaitu152
1) Tekanan uap (vapour pressure), tekanan operasi (operating pressure),
temperatur penyimpanan dan flash point.
:
2) Kapasitas tangki.
3) Kontrol uap yang diizinkan yang mengacu pada standar API
(publication 2517, 2518 dan 2519 yang menggambarkan evaporation
losses dari berbagai jenis tangki penyimpanan).
4) Safety and fire hazard.
5) Perlindungan terhadap isi tangki agar tidak terjadi perubahan molekul
ataupun bentuk fisik lainnya.
6) Temperatur dan tekanan standar yang diperlukan.
7) Temperatur terhadap perlindungan lingkungan.
b. Underground Hydrogen Storage
Penyimpanan minyak mentah di bawah permukaan tanah dibagi ke dalam
dua jenis penyimpanan, yaitu :porous media storage (porous media storage adalah
penyimpanan dalam media berpori di bawah tanah)dan cavern storage (yaitu
media penyimpanan bawah tanah yang menyerupai gua-gua untuk menyimpan
hydrogen sesuai jenis dan karakternya masing-masing).153
4. Pelaksanaan pengangkutan
Pengangkutan hasil produksi kepada konsumen dapat dilakukan dengan
pengangkutan darat berupa mobil tangki, kereta api atau jaringan pipa, dapat pula
dengan pengangkutan jalur laut berupa kapal tanker atau jaringan pipa bawah laut
serta dengan pengangkutan jalur udara (dengan kondisi tertentu).154
Pengangkutan pada kegiatan usaha hulu minyak bumi adalah
pembangungan dan pengadaan sarana pengangkutan yang akan digunakan untuk
mengantarkan hasil produksi ke tempat penyimpanan dan/atau kepada
konsumen155
Pembangunan jalur pipa migas, baik pipa transmisi yang bersifat nasional
maupun pipa dari sumur migas ke stasiun pengumpul dan atau ke FSO (Floating
Storage Offloading) diperlukan perencanaan yang baik, sehingga dapat
meminimalkan dampak negatifnya.156
153
K. D. Williamson and Frederick J. Edeskuty, Recent Developments In Hydrogen Technology (Florida: CRC Press Inc, 1984), hlm. 19.
154
Rudi M Simamora, Op.Cit.,hlm. 8. 155
H.Halim H.S., Op.Cit.,hlm. 286. 156
5. Pelaksanaan pemasaran
Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan terakhir dalam operasi minyak
dan gas bumi.kegiatan ini meliputi pencarian konsumen dan mengikat perjanjian
jual beli dengan pembeli dan mengelola pasar yang ada maupun pasar
potensial.157
Kegiatan pemasaran meliputi158
a. Kegiatan pemasaran BBM dan Non-BBM dalam negeri : :
1) analisis pasar;
2) perencanaan penjualan dan pemakaian sendiri;
3) pengadaan yang mencakup antara lain pencampuran dan pengisian
produk ke dalam kemasan serta penyalurannya;
4) pelaksanaan penjualan;
5) penyuluhan, pengendalian mutu, pembinaan saluran penjualan, dan
promosi;
b. kegiatan penjualan dan pengadaan minyak mentah untuk diekspor keluar
negeri :
1) analisis pasar;
2) perencanaan kebutuhan penyediaan dan pemasaran minyak mentah
dan produk untuk diekspor;
3) perencanaan pemenuhan kebutuhan para pembeli/calon pembeli
minyak mentah dan produk kilang;
4) pengembangan pangsa minyak mentah dan produk kilang;
157
Rudi M Simamora, Op.Cit., hlm. 8. 158
5) penetapan harga dan biaya administrasi;
6) persiapan dan penyelesaian kontrak penjualan minyak mentah dan
produk kilang;
7) pengaturan jadwal pengangkutan minyak mentah dan produk kilang
serta pelaksanaannnya;
8) pemberitahuan data pengangkutan kepada pembeli;
9) pengawasan kualitas minyak mentah dan produk kilang yang diekspor;
10)penyiapan dan penyelesaian faktur;
c. kegiatan pengadaan dan penjualan gas :
1) analisis pasar;
2) perencanaan penjualan dan pemakaian sendiri;
3) pengadaan yang mencakup antara lain pencampuran dan pengisian
produk ke dalam kemasan serta penyalurannya;
4) pelaksanaan penjualan;
5) penyuluhan, pengendalian mutu, pembinaan saluran penjualan, dan
promosi;
C. Tanggung Jawab Para Pihak pada Pelaksanaan Operasi pada Kontrak Operasi Bersama Perusahaan Minyak dan Gas Bumi
Pelaksanaan operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan
gas bumi adalah tahap yang sangat panjang, meliputi seluruh kegiatan operasi
minyak dan gas bumi yang disepakati dalam kontrak operasi bersama.Para pihak
dalam kontrak operasi bersama memiliki tanggungjawab yang berbeda-beda
interest masing-masing pihak.Operator adalah pihak yang bertanggungjawab
dalam pengelolaan dan pelaksanaan operasi bersama.159
1. Pembiayaan
Pembiayaan operasi bersama sejak awal merupakan tanggungan bersama
para pihak dengan pembebanan yang proporsional sesuai dengan besarnya saham
masing-masing pihak dalam kontrak.160
Waktu pelaksanaan pengembangan sebagian biaya dapat dibiayai oleh
pinjaman, persentase pembiayaan dengan pinjaman dapat meningkat pada
periodek produksi.Pinjaman ini dapat digunakan untuk ekspansi kapasitas
produksi, optimalisasi lapangan, dan lain-lain. Beberapa tipe mekanisme
pendanaan pihak luar dapat berupa
Khususnya kegiatan eksplorasi, sumber
dananya tentu murni dari internal perusahaan/ekuitas (equity financing). Untuk
kegiatan pengembangan dan produksi, perusahaan minyak dan gas bumi dapat
memanfaatkan sumber dana dari pihak luar untuk pembiayaan proyek tersebut.
161
a. Development finance, yaitu pembiayaan dilakukan untuk pengembangan
suatu lapangan baru (green field). :
b. Reserved based finance, yaitu mekanisme pembiayaan proyek minyak dan
gas bumi dimana peminjaman dana dilakukan dengan menggunakan
jaminan berupa produksi yang diharapkan dari lapangan.
159
Rudi M Simamora, Op.Cit., hlm.115. 160
Allen D Cummings, The Joint Operating Agreement, The Basics (Texas: Makalah disampaikan pada seminar Minyak dan Gas Bumi, 2012), hlm. 4.
161
c. Borrowing base, yaitu peminjaman dana dimana pembayaran diperoleh
dari pendapatan beberapa lapangan minyak dan gas bumi yang dimiliki
oleh perusahaan yang bersangkutan.
d. Mezzanine, yaitu merupakan utang yang berhak untuk dikonversi menjadi
ekuitas apabila pinjaman tersebut tidak dapat dikembalikan tepat pada
waktu atau tidak dikembalikan sesuai jumlah yang ditetapkan. Pembiayaan
ini berbentuk hybrid, perpaduan antara utang dan ekuitas
Dalam hal pembiayaan biaya eksplorasi sebagaimana disebut diatas bahwa
biasanya dalam pelaksanaan eksplorasi seluruh biaya ditanggung oleh perusahaan
yang terlibat, para pihak biasanya akan memberikan uang muka pembiayaan
operasi kepada operator untuk dikelola di dalam suatu rekening bersama.
Mekanisme penyetoran uang muka disebut dengan istilah permohonan tunai
(cashcall).162
Para pihak tidak boleh melepaskan dirinya dari kewajiban memenuhi cash
call sesuai dengan cara dan batas waktu yang disepakati dalam prosedur akutansi
perjanjian operasi bersama. pengecualian pembayaran cash call hanya berlaku
bagi pihak non-partisipan. Apabila salah satu pihak tidak mampu membayar cash Jika salah satu pihak yang terlibat dalam kontrak operasi bersama adalah
negara, umunya ketetapan mengenai cash call tidak berlaku bagi negara. Hal ini
dikarenakan pada semua bentuk kontrak pengusahaan pertambangan minyak dan
gas bumi pembiayaan ditanggung oleh kontraktor, maka cash call hanya
diterapkan di antara mitra yang berstatus kontraktor terhadap negara.
162
call (kondisi ini disebut dengan istilah default) dalam waktu yang
berkepanjangan, maka hal tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk meminta
pihak yang tidak memenuhi kewajibannya untuk mengundurkan diri, dengan
tanpa pembayaran apapun dan ia wajib mengalihkan sahamnya kepada pihak
lain.163
2. Pengadaan barang dan jasa
Kepentingan utama kontraktor dalam pengadaan barang dan jasa adalah
tersedianya barang dan jasa dalam mutu, harga yang baik, dalam waktu yang
tepat.Kontraktor pada umumnya menjalin koneksi dengan supplier untuk
mendukung kegiatan operasi, namun pada negara yang melakukan pengawasan
terhadap ketentuan pemberian prefrensi penggunaan barang dan jasa produksi
lokal, kontraktor berkewajiban menggunakan barang dan jasa dari
kontraktor/supplier ekonomi lemah.164
Pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk operasi sesuai dengan
rencana dan anggaran merupakan tanggung jawab operator. 165
Pengadaan barang dan jasa juga merupakan bagian yang tertulis dan
disepakati dalam rencana anggaran dan skenario produksi yang disepakati dalam Namun
sebagaimana telah dijelaskan diatas, untuk pembiayaan pengadaan barang dan
jasa ditanggung bersama oleh para pihak dalam kontrak secara proporsional.
163 Ibid.
164
Ibid., hlm. 129.
165
rapat komisi operasi, termasuk pengaturan mengenai metode pengadaan barang
dan jasa.166
3. Perlindungan lingkungan hidup
Pengaturan mengenai penentuan metode pengadaan barang dan jasa diatur
dalam pedoman tata kerja (PTK) SKK MIGAS No. 007/PTK/VI/2004.Peraturan
ini hanyalah merupakan pedoman tata kerja, bukanlah suatu undang-undang. Di
dalam pedoman ini juga tidak ada sanksi yang apabila pedoman ini tidak
diterapkan akan dikenakan bagi kontraktor yang melanggarnya. Namun
mengingat SKK Migas merupakan perwakilan pemerintah untuk menyetujui cost
recovery dan salah satu penyebab tidak disetujuinya cosy recovery adalah adanya
prosedur pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan prosedur
sebagaimana diatur dalam pedoman tata kerja tersebut, maka para pihak dalam
kontrak operasi bersama harus memperhatikan pedoman tersebut dalam
menyepakati metode pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam operasi
bersama.
Sisi lain dari pelaksanaan operasi minyak dan gas bumi adalah dampak
buruk terhadap kualitas lingkungan hidup. Struktur hukum perlindungan
lingkungan hidup dalam operasi pertambangan minyak dan gas bumi merupakan
kombinasi antara hukum internasional, hukum nasional, dan kontrak yang
mendasari operasi.167
166
Raditya Kosasih, Analisa Perjanjian Operasi Bersama (Joint Operating Agreement) Dalam Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012), hlm. 12.
167
Pelaksanaan dan pengawasan perlindungan lingkungan hidup di
lingkungan pertambangan minyak dan gas bumi pada mulanya dilakukan hanya
berdasarkan prinsip umum yang berlaku di industri perminyakan seperti “good oil
field practices”, “prudent and workmanlike manner operation”, dan “safe and sound engineering priciples”. Prinsip-prinsip tersebut mempunyai makna yang
sangat luas dan sulit untuk memberikan defenisi kepastian yang diterima umum
tentang apa yang dimaksud oleh prisip-prinsip tersebut.168
Sejalan dengan perkembangan kesadaran manusia akan penurunan mutu
dan kerusakan lingkungan hidup, pemikiran mengenai perlingungan lingkungan
pun mulai berkembang. Secara garis besar, pelaksanaan dan pengawasan
pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup dijalankan perangkat hukum
sebagai berikut:169
a. Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL), analisa ini memberikan
analisa menyeluruh dan terperinci tentang segala dampak langsung
maupun tidak langsung yang mungkin timbul dari proyek yang
direncanakan, cara-cara yang mungkin mengatasinya, dan rencana kerja
untuk mengelola, mengawasi, dan mengevaluasi dampak yang
ditimbulkan dan efektivitas pelaksanaan rencana kerja.
b. Rencana pengelolaan lingkungan, merupakan panduan bagi kontraktor
dalam menjalankan kegiatan operasi agar tetap sejalan dengan kebijakan
pemerintah dalam pelestarian dan perlindungan lingkungan. Rencana
pengelolaan ini mencakup prosedur kerja, tugas dan tanggung jawab
168
Ibid., hlm. 139. 169
masing-masing unit karyawan, prosedur keadaan darurat, pelatihan,
pelaporan dan penyelidikan kecelakaan dan evaluasi pelaksanaan program
pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup.
c. Pemantauan dan pelaporan lingkungan, dimaksudkan agar dapat diukur
sejauh mana dampak yang ditimbulkan atau mengukur tingkat kepatuhan
kontraktor dalam melaksanakan rencana kerja pelestarian dan
perlindungan lingkungan hidup.
d. Penjaminan program perlindungan lingkungan, yaitu terkait dengan
asuransi pencemaran lingkungan, termasuk asuransi pembersihan limbah
atau tumpahan minyak atau dalam hal terjadinya semburan liar.
e. Rencana pembiayaan pembongkaran dan pemindahan, yaitu mengenai
rencana/skema pendanaan yang disediakan untuk biaya pembongkaran dan
reklamasi fasilitas yang sudah tidak dipakai lagi.
Para pihak dalam kontrak operasi bersama berkewajiban untuk
mempertimbangkan faktor yang berkaitan dengan upaya pelestarian dan
perlindunagn lingkungan dalam pelaksanaan operasi minyak dan gas
bumi.Pertambahan biaya operasi karena pengeluaran tambahan untuk membeli
barang modal atau untuk biaya operasi lainnya untuk tujuan perlindungan
lingkungan hidup menjadi tanggung jawab semua pihak dalam kontrak.170
4. Pelaksanaan operasi atas resiko sendiri
Beberapa perjanjian operasi bersama dimungkinkan adanya pelaksanaan
bagian-bagian tertentu dari operasi tanpa partisipasi penuh dari pihak
170
lainnya.Sehingga operasi dan resiko menjadi tanggung jawab pihak-pihak yang
menyatakan diri berpartisipasi. 171 Pelaksanaan operasi atas resiko sendiri
membawa konsekuensi tertentu terhadap pertanggungjawaban para pihak dalam
terjadinya bencana, kecelakaan, dan kerugian. Prinsip pertanggungjawaban dalam
operasi resiko sendiri adalah para partisipan dalam operasi dalam hal terjadinya
bencana, kecelakaan, atau kerugian akan membebaskan pihak non-partisipan dari
pertanggungjawaban dan mengganti kerugian yang dialami non-partisipan sebagai
akibat dari operasi resiko sendiri tersebut.172
171
Ibid., hlm. 121. 172
BAB IV
TANGGUNG JAWAB OPERATOR ATAS KERUGIAN TIDAK LANGSUNG DARI PELAKSANAAN OPERASI PADA KONTRAK
OPERASI BERSAMA PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI
A. Tugas dan Tanggung Jawab Operator Pada Pelaksanaan Operasi
Operator adalah pihak dalam operasi bersama yang memiliki hak untuk
melaksanakan dan menanggungjawabi pelaksanaan operasi bersama.173 Selain
menunjuk pihak yang akan berperan sebagai operator dalam operasi bersama,
perjanjian operasi bersama akan menentukan hak dan kewajiban operator serta
akan menentukan kapan dan dalam keadaan bagaimana operator akan berhenti
bertanggungjawab dalam urusan perkantoran maupun kegagalan yang
kemungkinan terjadi.174
Peran sebagai operator tidak memberikan dan tidak memperbolehkan
operator mencari dan memperoleh keuntungan dari peran tersebut, jadi pihak
operator tidak bisa menggunakan peran sebagai operator untuk mencari
keuntungan. Namun walau demikian, peran sebagai operator memberikan manfaat
berikut ini175
1. Reputasi Operasional (operational reputation) :
Eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi pada pelaksanaannya,
mereka yang berhasil bertindak sebagai operator adalah perusahaan yang selalu
dipuji dalam keberhasilan operasi. Hal ini tentu akan mempengaruhi nama
perusahaan tersebut dan juga akan memberikan pertimbangan khusus kepada
173
Jennings D Feiten and Horace R. Brock, Op.Cit., hlm. 231. 174
Peter Roberts, Op.Cit., hlm. 78. 175
pemerintah apabila suatu saat perusahaan tersebut berurusan dengan pemerintahan
terkait.
2. Pengendalian operasi (operational control)
Mengingat operator adalah pihak yang bertanggungjawab dalam
pelaksanaan operasi, tentu itu akan membuat operator memiliki hak untuk
mengontrol jalannya operasi. Hal ini akan membuat operator mengetahui
perkembangan dan kemajuan operasi.
3. Keuntungan ekonomi (economic advantage)
Peran sebagai operator bukanlah kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan, namun kemampuan operator untuk mengendalikan biaya administrasi
di bawah alokasi biaya yang disepakati dalam prosedur akutansi akan memberikan
keuntungan ekonomi pada operator. Selain itu pihak operator biasanya
mendapatkan layanan khusus dari kontrak federal dalam operasi bersama.
4. Akses informasi (information access)
Pihak operator akan memiliki akses untuk memperoleh
informasi-informasi dalam operasi.
Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa kontrak operasi bersama akan
menentukan hak dan kewajiban operator. Secara umum hak operator adalah176
1. Staffing, yaitu operator memiliki hak untuk memperkerjakan anggota yang
diperlukan dalam operasi bersama.
:
2. Contracting, operator berhak untuk memberikan penghargaan atau layanan
kepada kontrak afiliasi atau kontrak federal yang dianggap perlu. Operator jua
176
dapat mengadakan kontrak dengan pihak ketiga dalam hal yang berkaitan
dengan pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
operasi bersama sesuai dengan kesepakatan dalam rencana anggaran dan
skenario produksi.
3. Litigation management, yaitu hak untuk menyelesaikan atau melakukan
perbuatan hukum dalam rangka pelaksanaan operasi bersama.
4. Representation before government, yaiut operator mewakili para pihak untuk
berurusan dengan pemerintah dalam semua hal dalam operasi bersama.
Operator akan menanggungjawabi pelaksanaan operasi dalam kontrak
operasi bersama, karenanya penting untuk mengetahui dengan jelas batasan
operasi bersama yang disepakati dalam kontrak. Kontrak harus meberikan
penjelasan dengan jelas kegiatan-kegiatan yang dimaksud dalam operasi bersama
dan kegiatan-kegiatan yang tidak termasuk dalam operasi bersama. Hal ini juga
akan memberi batasan terhadap tanggung jawab operator dalam operasi
bersama.177
Selain itu komisi operasi akan membuat kebijakan-kebijakan dasar tentang
pelaksanaan operasi yang harus dijalankan oleh operator dalam kurun waktu
tertentu.178 Dalam pelaksanaan operasi, tugas dan tanggung jawab operator
meliputi179
1. Menyiapkan rencana kerja, anggaran dan perkiraan biaya :
Sebelum menjalankan operasi tersbut, rencana kerja, anggaran dan
perkiraan biaya harus disetujui oleh pihak dalam kontrak melalui komisi
177
Peter Roberts, Op.Cit., hlm. 59. 178
Rudi M Simamora, Op.Cit.,hlm. 117. 179
operasi.Dalam hal ini operator juga bertanggungjawab dalam merencanakan,
mengkordinasikan dan memfasilitasi setiap rapat-rapat yang dijalankan oleh
komisi operasi.
2. Mengadakan barang dan jasa yang diperlukan untuk operasi sesuai dengan
rencana kerja dan anggaran yang telah disepakati.
Pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu bagian yang tingkat
efisiensinya berpengaruh pada tingkat efisiensi operasi secara keseluruhan.Bagian
pengadaan barang dan jasa merupakan pintu penjaga pengeluaran yang
utama.Jebolnya pintu pengadaan barang dan jasa berarti kebocoran pada biaya
operasi.
Operator sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
operasi di dalam pengadaan barang dan jasa harus tunduk terhadap rencana
anggaran dan skenario produksi yang telah disepakati dalam rapat komisi operasi,
operator juga harus memperhatikan ketentuan perundang-undangan suatu negara
mengenai pemberlakuan khusus kepada kontraktor/supplier ekonomi lemah,
prefrensi harga pada produksi dalam negeri.180
Pengadaan barang dan jasa pengadaanya dapat melalui pembuatan dan
pengikatan kontrak.Kontrak tersebut dibuat sesuai ketentuan perundang-undangan Dalam diskresi pengadaan barang
dan jasa untuk keperluan operasi sepenuhnya atau sebagian besar diberikan
kepada operator.Namun dalam pelaksanaanya operator harus melalukan
pengadaan barang dan jasa sesuai dengan anggaran dan prosedur yang disepakati
dalam kontrak.
180
domestik dan ketentuan hukum internasional sepanjang dianggap berlaku atau
hukum yang dipilih para pihak. Kontrak pengadaan barang dan jasa dalam operasi
minyak dan gas bumi yang umumnya dipergunakan antara lain181
a. Kontrak pengadaan barang. Dapat berupa pembelian, penyewaan dan
variasi lainnya seperti sewa beli.
:
b. Kontrak pengadaan jasa. Misalnya kontrak pengadaan jasa pengeboran,
kontrak jasa electric logging, kontrak jasa monobore liner hanger, kontrak
jasa pembangunan tangki penyimpanan minyak mentah, kontrak
pengadaan jasa kapal pengangkut kru, kontrak jasa penunjang, kontrak
lisensi perangkat lunak computer beserta jasa perawatan dan lain
sebagainya.
c. Kontrak jasa konsultan. Kontrak ini dapat berupa jasa konsultan teknik,
manajemen, pengadaan, hukum dan sebagainya.
3. Menjalankan prosedur akutansi
Salah satu mekanisme pengawasan pengeluaran biaya adalah melalui
authority for expenditures (AFE). Biasanya operator akan menyiapkan AFE yang
perlu disetujui oleh para pihak sebelum suatu proyek dimulai. Prosedur akutansi
dijalankan sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak, namun operator
bertanggungjawab untuk mengelola uang muka (cash call) yang telah
dikumpulkan oleh para pihak dalam suatu rekening yang sama. Dalam hal ini
kepada operator adalah pihak yang bertanggungjawab dalam pengumpulan dan
pengelolaan biaya operasi sesuai anggaran yang disepakati.
181
Operator bertanggung jawab untuk melaksanakan pembayaran dan segala
sesuatu yang dibutuhkan terkait dengan tanggung jawab dan pengeluaran, yang
berhubungan dengan operasi bersama, menjaga agar properti bersama bebas dari
segala penjaminan, tuntutan, dan pembebanan di luar operasi bersama.Dalam hal
ini operator juga bertanggungjawab dalam pengurusan asuransi properti bersama
sesuai dengan kontrak untuk termasuk menanggungjawabi pembayaran premi
setiap bulannya.182
4. Memberikan laporan dan data-data yang berkaitan dengan perkembangan
pelaksanaan operasi.
Kontrak operasi bersama pada umumnya juga memiliki bagian yang
mengatur tentang informasi. Yaitu bagaimana para pihak akan mendapatkan
informasi mengenai perkembangan pelaksanaan operasi, apakah melalui surat
atau metode lainnya.
Terjadinya keadaan darurat (termasuk kebakaran besar, ledakan, keluarnya
gas alam, keluarnya minyak bumi, atau sabotase, kecelakaan yang mengakibatkan
korban jiwa, cedera terhadap karyawan atau kontraktor, atau pihak ketiga,
kerusakan berat properti, pemberontakan, evakuasi personil operator, atau
perubahan level produksi) mengharuskan operator bertanggungjawab melakukan
hal yang sewajarnya dilakukan untuk melindungi jiwa, kesehatan, lingkungan, dan
properti bersama, operator juga berkewajiban untuk memberikan laporan kepada
182
para pihak terkait hal tersebut dan langkah-langkah penanganan yang dilakukan
oleh operator.183
5. Menjamin kepatuhan pada segala ketentuan yang berlaku baik berdasarkan
perjanjian pengusahaan pertambangan maupun perundang-undangan yang
berlaku termasuk membayar pajak atas rekening bersama dan menyiapkan
perpanjangan perjanjian serta perizinan lain yang dibutuhkan.
Tugas dan tanggung jawab operator ditentukan dalam kontrak operasi
bersama, namun secara umum bebarapa prinsip pedoman operator dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya antara lain184
1. Full control, operator bertanggung jawab untuk mengontrol semua
penyelenggaraan operasi pada seluruh wilayah kerja kontrak sesuai batas yang
ditentukan dalam kontrak.
:
2. Independent contractor, operator merupakan pihak independent dalam
pelaksanaan operasi, tidak berada dibawah pihak non-operator. Artinya dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana operasi operator bekerja tidak
dipengaruhi dan diarahkan oleh pihak non-operator
3. Not agent, operator dalam menjalankan tanggung jawabnya bukan merupakan
agen dari non-operator yang mengakibatkan pihak operator terikat dengan
pihak ketiga diluar kontrak operasi bersama
4. Prudent operator, operator dalam menjalankan pelaksanaan operasi harus
bertindak sebagai operator yang bijaksana, dengan itikad baik melakukan
kewajiban kontraktualnya dan dalam melakukan hal tersebut serta dalam
183
Lihat article 4.2.(B).(13) Join Operating Agreement 184
keseluruhan pelaksanaannya dari tanggung jawabnya, mengimplementasikan
skala keahlian, ketelitian, kehati-hatian serta pemikiran ke masa depan yang
dapat diterima.
B. Tanggung Jawab Operator dalam Hal Terjadinya Kerugian Tidak Langsung pada Pelaksanaan Operasi
Kegiatan sektor hulu (upstream) merupakan kegiatan operasi minyak dan
gas bumi dengan tingkat risiko yang paling tinggi, terutama dalam kegiatan
eksploitasi. Risiko yang mungkin dihadapi antara lain semburan liar (blowout)
yang disebabkan major perils (Fire, Lightning, Explosion) dan kesalahan manusia
(human error). Risiko dalam fase pembangunan fasilitas produksi terutama
fasilitas produksi di lepas pantai/offshore (misalkan platform/anjungan) antara
lain construction/design defect, subsidence yang dihadapi selama periode
konstruksi, korosi, masalah pada pipa, dan lain-lain.185
1. Semburan liar (blowout)
Berbagai risiko yang dihadapi dalam operasi minyak dan gas bumi apabila
terjadi akan menimbulkan kerugian yang besar bagi para pihak dalam operasi
bersama, antara lain :
Semburan liar (Blowout) adalah peristiwa mengalirnya fluida formasi dari
dalam sumur secara tidak terkendali. Kejadian ini didahului dengan masuknya
fluida formasi ke dalam lubang bor (well kick). Penyebab terjadinya well kick
adalah karena tekanan didalam lubang bor (hydrostatic pressure) lebih kecil dari
tekanan formasi, yang disebabkan oleh :
a. Lubang bor tidak penuh
b. Swabbing sewaktu trip
c. Lumpur yang kurang berat
d. Loss Circulation
Catatan mengenai Blowout yang pernah terjadi dengan kapasitas yang
besar antara lain terjadi di Desa Sumber Kecamatan Mendet Kabupaten Blora
Jawa Tengah Sumur tersebut dinamai RBT 01 pada Hari Senin Tanggal 25
Februari 2002 (Pertamina 2002). Kejadian tersebut menimbulkan banyak
kerugian, kerusakan, menghasilkan semburan api yang besar, menimbulkan
kebisingan yang sangat berdampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat
disekitar lokasi terjadinya Blowout. Blowout tersebut diawali dengan terjadinya
kebocoran dibawah BOP (Blow Out Preventer) kemudian diperiksa konsentrasi
H2S 130 ppm, dilakukan penutupan BOP di top drive dan genset dimatikan
ternyata killing line pecah. Sehingga semburan semakin membesar dan terjadi
kebakaran dibawah BOP sehingga lokasi Sumur RBT 01 yang berada di tangah
persawahan produktif penduduk tebakar hebat.Rig MSH 2000 milik PDSI
Pertamina ikut terbakar dan akhirnya roboh.186
Kerugian yang ditimbulkan dari kecelakaan tersebut tidak hanya
menimbulkan korban pekerja saja tetapi juga berdampak pada lingkungan dan
186
Fortries Aurelia Samahi, Identifikasi Bahaya Kecelakaan Blowout pada Drilling Process Menggunakan Metode Cause Consequences Analycis (CCA) di PT pertamina EP Region Jawa Area Cepu (Skripsi, Institut Teknologi Sepuluh November, 2011) (diakses dari:
masyarakat di sekitar, selain itu proses produksi juga menjadi terganggu dan
merugikan pihak perusahaan, sehingga perlu dilakukan langkah pengendalian
guna mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan serta melindungi aset
perusahaan terutama keselamatan seluruh karyawan yang merupakan bagian
penting dalam proses produksi.
2. Masalah pada pipa (Hole problems)
Proses pemboran tidak selalu berjalan dengan lancar dan aman, seringkali
terjadi hambatan yang dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Yang
dimaksud dengan hambatan disini adalah hambatan yang terjadi didalam lubang
bor (downhole problem).Hambatan yang terjadi diatas permukaan tanah
dikategorikan sebagai problem mekanis. Hambatan dalam lubang bor disini dapat
dikelompokkan dalam kelompok besar sebagai berikut187
a. Pipa Terjepit (Pipe Stuck)
:
Adakalanya pipa bor terjepit didalam lubang bor. Pipa bor dapat terjepit
karena benda atau peralatan kecil yang jatuh kedalam lubang bor, namun yang
akan dibahas disini terutama jepitan yang timbul karena sifat-sifat formasi. Kalau
jepitan tidak dapat dilepaskan mungkin pipa terpaksa dipotong, pipa bor dapat
juga patah.Pipa atau barang-barang lain tadi harus dikeluarkan dulu dari dalam
lubang bor sebelum pemboran dapat dilanjutkan.Pipa atau barang yang
ketinggalan didalam lubang bor biasa disebut sebagai ikan (fish), sedang alat
untuk mengambilnya disebut sebagai alat pancing (fishing tool), dan pekerjaan
mengambil ikan disebut sebagai pemancingan.
187
b. Sloughing Shale
Dinding lubang bor runtuh (caving, sloughing) biasa terjadi pada formasi
shale, dan masalah ini sering disebut sebagai “Shale Problem“.Hal ini terutama
berkaitan dengan stabilitas lubang bor selama pemboran. Tidak stabilnya lubang
bor ini selanjutnya dapat mengakibatkan masalah-masalah lain, seperti: masalah
pembersihan lubang bor, lubang bor membesar karena runtuh, biaya lumpur
bertambah besar, penyemenan kurang baik. Pipa bor sering terjepit dapat
berakibat : masalah pemancingan, pemboran samping (Sidetracking), penutupan
sumur (Abandonment).
Operator dalam menjalankan fungsi dan wewenangnya hanya akan
bertanggung jawab jika kerugian atau kecelakaan terjadi sebagai akibat dari
kecerobohan besar (gross negligence) atau kesalahan disengaja (willful
misconduct) oleh operator. Operator biasanya juga tidak bertanggung jawab atas
kerugian tidak langsung (consequential damages) yang timbul dari pelaksanaan
operasi.188
1. Gross negeligence/willful misconduct
Dalam sebuah contract/agreement, para pihak biasanya berusaha untuk
membatasi tanggung jawab (liability) mereka terhadap pihak lainya.Para pihak
selalu mengeluarkan dari batasan tanggung jawab tersebut kerusakan yang
disebabkan oleh gross negligence (kelalaian yang disengaja atau ada juga yang
menerjemahkannya sebagai kelalaian nyata atau kelalaian berat) atau willful
188
misconduct (tindakan pelanggaran yang disengaja atau diterjemahkan sebagai
perbuatan tercela yang disengaja atau perbuatan kecerobohan).189
Gross negligence/willful misconduct atau kelalaian berat adalah satu
konsep sah yang memaksudkan keacuhan serius.Kecerobohan/kelalaian berat
adalah berlawanan dengan kerajinan, atau teliti/seksama. Standar dari kelalaian
berat adalah apa yang menyimpang dari pepatah "orang bijaksana." Oleh analogi,
kalau seseorang nyata sekali lalai, artinya bahwa orang tersebut telah
menyimpang dari perilaku yang seharusnya dan tidak ada yang dapat menjamin
bahwa ia tidak lalai, ia telah melakukan kelalaian berat.190
Pengertian kelalaian berat atau perbuatan salah yang disengaja adalah
setiap tindakan yang disengaja atau kecerobohan yang dilakukan oleh manajemen
atau pejabat senior dari kontraktor yang191
:
a. Konsekuensi diketahui atau patut diketahui dapat mengakibatkan terjadinya
kerugian orang atau terancamnya keamanan atau kepemilikan orang atau
badan lain; atau
b. Secara fatal melanggar standar kehati-hatian yang dalam pengabaiannya
atau ketidakpeduliannya yang fatal mengakibatkan konsekuensi yang
merugikan
pada 12 maret 2016)
191
2. Consequential damages
Consequential damages dalam bahasa Indonesia disebut sebagai kerugian
tidak langsung, juga dikenal dengan istilah special damages yang artinya adalah
suatu kerugian yang timbul sebagai akibat dari ketentuan kontraktual yang
disepakati dalam sebuah kontrak. Kerugian ini harus dapat dibuktikan terjadi
sebagai akibat dari pelaksanaan kewajiban pihak tertentu berdasarkan kontrak.
Kerugian tidak langsung juga diartikan sebagai kerugian yang dapat diperkirakan
akan terjadi pada saat pembuatan kontrak, misalnya tambahan biaya akibat dari
keterlambatan penyelesaian suatu kegiatan.192
Masalah pertanggungjawaban merupakan masalah hukum yang
kompleks.Para pihak dalam kontrak operasi bersama umumnya tunduk pada
sistem hukum yang berbeda-beda.Oleh karena itu kontrak yang dibuat harus
dirancang sedemikian rupa untuk menghindari kesulitan dalam penerapannya,
terutama yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa.193
Sebagaimana telah disebutkan dalam bab sebelumnya, bahwa dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, operator harus bertindak sebagai
prudent operator, dengan prinsip “a diligent, safe, efficient and workmanlike manner in accordance with good and prudent oil field practices and conservation principles generally accepted in international petroleum industry under similar circumtences.”194
Prinsip tersebut artinya operator dalam menjalankan pelaksanaan operasi
harus bertindak sebagai operator yang bijaksana, dengan itikad baik melakukan
193
Rudi M Simamora, Op.Cit.,hlm. 116. 194
kewajiban kontraktualnya dan dalam melakukan hal tersebut serta dalam
keseluruhan pelaksanaannya dari tanggung jawabnya, mengimplementasikan
skala keahlian, ketelitian, kehati-hatian serta pemikiran ke masa depan yang dapat
diterima.
Sejauh mana operator telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai operator sesuai dengan prudent operator harus diketahui dengan jelas,
kontrak operasi bersama akan memberikan batasan dengan jelas mengenai prinsip
fiduciary duty yang diterapkan dalam kontrak operasi bersama. Keberadaan
prinsip fiduciary duty dalam kontrak operasi bersama akan memberikan hak dan
kewajiban dalam perspektif yang berbeda. Untuk itu kepada para pihak diberikan
kebebasan untuk memodifikasi prinsip fiduciary duty yang ditetapkan dalam
kontrak.195
Istilah fiduciary duty berasal dari 2 kata, yaitu: a. Fiduciary, dan b. Duty.
Tentang istilah “Duty” banyak dipakai di mana-mana, yang berarti “tugas”,
sedangkan untuk istilah fiduciary berasal dari bahasa latin fiduciarus dengan akar
kata fiducia yang berarti kepercayaan (trust) atau dengan kata kerja fidere yang
berarti mempercayai (to trust). Sehingga dengan istilah fiduciary diartikan sebagai
memegang sesuatu dalam kepercayaan atau seseorang yang memegang sesuatu
dalam kepercayaan untuk kepentingan orang lain tersebut disebut dengan istilah
trustee sementara pihak yang dipegang untuk kepentingannya tersebut disebut
195
dengan istilah beneficiary. Dalam istilah bahasa Indonesia, orang yang memegang
kepercayaan seperti itu disebut sebagai orang yang memegang “amanah”.196
Seseorang mempunyai tugas fiduciary (fiduciary duty) manakala dia
mempunyai kapasitas fiduciary (fiduciary capacity).Seseorang dikatakan memiliki
fiduciary capacity jika bisnis yang ditransaksikannya atau uang/properti yang
ditangani bukan miliknya atau bukan untuk kepentingannya. Melainkan milik
orang lain dan untuk kepentingan orang lain tersebut, dimana orang lain tersebut
mempunyai kepercayaan yang besar (great trust) kepadanya. Sementara itu, di
lain pihak dia wajib mempunyai itikad baik yang lebih tinggi (high degree of good
faith) dalam menjalankan tugasnya. Istilah “fiduciary” ini dipergunakan, baik
untuk perjanjian trustee dalam arti “technical trust” maupun untuk jabatan atau
hubungan hukum dengan lawyer (dengan kliennya), perwalian (guardian),
executor, broker, kurator, pejabat publik, atau direktur dari suatu perusahaan
(antara direktur dengan perseroannya). Antara pihak yang mempunyai kapasitas
fiduciary (fiduciary capacity) dengan pihak yang diasuhnya atau yang harta
bendanya diasuh, terdapat suatu hubungan khusus yang disebut dengan hubungan
fidusia (fiduciary relation). Yang dimaksud dengan fiduciary relation adalah
suatu hubungan yang timbul baik dari hubungan fiduciary secara teknikal maupun
dari hubungan informal yang timbul manakala seorang percaya (trust) atau
bergantung (rely) kepada orang lain. Dalam hal ini, seorang percaya kepada orang
lain, dimana orang lain tersebut bertindak dengan itikad baik (good faith) dan
196
dengan penghormatan yang baik (due regard) dan fair kepada kepentingan orang
lain tersebut.197
Fiduciary duty adalah suatu tugas dari seseorang yang disebut dengan
“trustee” yang terbit dari dari suatu hubungan hukum antara trustee tersebut
dengan pihak lain yang disebut dengan beneficiary, dimana pihak beneficiary
memiliki kepercayaan yang tinggi kepada pihak trustee, dan sebaliknya pihak
trustee juga mempunyai kewajiban yang tinggi untuk melaksanakan tugasnya
dengan sebaik-baiknya dengan itikad baik yang tinggi, fair dan penuh tanggung
jawab, dalam menjalankan tugasnya dan untuk kepentingan beneficiary, baik yang
terbit dari hubungan hukum atau jabatannya selaku trustee (secara teknikal), atau
dari jabatan lain seperti lawyer (dengan kliennya), perwalian (guardian), executor,
broker, kurator, pejabat publik atau direktur dari suatu perusahaan.198
Direktur Fiduciary DutiesAfter Sarbanes-Oxley mengemukakan ada 4
jenis fiduciary duty, dengan 2 jenis kewajiban pokok yaitu199
a. Duty of Loyalty
:
Duty of loyalty is a duty requires a director, affirmatively and in good faith, to protect the interests of the company and its stockholders, and to refrain from doing anything that would injure the company or deprive the company of profit or an advantage that might properly be brought to the company for it to pursue” Untuk memenuhi Duty of Loyalty, “a director must act in a manner that he or she believes in good faith to be in the best interest of the company and its stockholders”.
b. Duty of care
Duty of care is a duty requires a director to perform his or her responsibilities with a care that a reasonably prudent person would exercise under similar circumstances, while acting in an inform manner”. Untuk memenuhi duty of care ini , “a director must proceed with a
197 Ibid. 198
Ibid 199