BAB IV TANGGUNG JAWAB OPERATOR ATAS KERUGIAN
A. Tugas dan tanggung jawab operator pada pelaksanaan operasi
Operator adalah pihak dalam operasi bersama yang memiliki hak untuk melaksanakan dan menanggungjawabi pelaksanaan operasi bersama.173 Selain menunjuk pihak yang akan berperan sebagai operator dalam operasi bersama, perjanjian operasi bersama akan menentukan hak dan kewajiban operator serta akan menentukan kapan dan dalam keadaan bagaimana operator akan berhenti bertanggungjawab dalam urusan perkantoran maupun kegagalan yang kemungkinan terjadi.174
Peran sebagai operator tidak memberikan dan tidak memperbolehkan operator mencari dan memperoleh keuntungan dari peran tersebut, jadi pihak operator tidak bisa menggunakan peran sebagai operator untuk mencari keuntungan. Namun walau demikian, peran sebagai operator memberikan manfaat berikut ini175
1. Reputasi Operasional (operational reputation) :
Eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi pada pelaksanaannya, mereka yang berhasil bertindak sebagai operator adalah perusahaan yang selalu dipuji dalam keberhasilan operasi. Hal ini tentu akan mempengaruhi nama perusahaan tersebut dan juga akan memberikan pertimbangan khusus kepada
173
Jennings D Feiten and Horace R. Brock, Op.Cit., hlm. 231. 174
Peter Roberts, Op.Cit., hlm. 78. 175
pemerintah apabila suatu saat perusahaan tersebut berurusan dengan pemerintahan terkait.
2. Pengendalian operasi (operational control)
Mengingat operator adalah pihak yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan operasi, tentu itu akan membuat operator memiliki hak untuk mengontrol jalannya operasi. Hal ini akan membuat operator mengetahui perkembangan dan kemajuan operasi.
3. Keuntungan ekonomi (economic advantage)
Peran sebagai operator bukanlah kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, namun kemampuan operator untuk mengendalikan biaya administrasi di bawah alokasi biaya yang disepakati dalam prosedur akutansi akan memberikan keuntungan ekonomi pada operator. Selain itu pihak operator biasanya mendapatkan layanan khusus dari kontrak federal dalam operasi bersama.
4. Akses informasi (information access)
Pihak operator akan memiliki akses untuk memperoleh informasi- informasi dalam operasi.
Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa kontrak operasi bersama akan menentukan hak dan kewajiban operator. Secara umum hak operator adalah176 1. Staffing, yaitu operator memiliki hak untuk memperkerjakan anggota yang
diperlukan dalam operasi bersama.
:
2. Contracting, operator berhak untuk memberikan penghargaan atau layanan
kepada kontrak afiliasi atau kontrak federal yang dianggap perlu. Operator jua
176
dapat mengadakan kontrak dengan pihak ketiga dalam hal yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan operasi bersama sesuai dengan kesepakatan dalam rencana anggaran dan skenario produksi.
3. Litigation management, yaitu hak untuk menyelesaikan atau melakukan
perbuatan hukum dalam rangka pelaksanaan operasi bersama.
4. Representation before government, yaiut operator mewakili para pihak untuk
berurusan dengan pemerintah dalam semua hal dalam operasi bersama.
Operator akan menanggungjawabi pelaksanaan operasi dalam kontrak operasi bersama, karenanya penting untuk mengetahui dengan jelas batasan operasi bersama yang disepakati dalam kontrak. Kontrak harus meberikan penjelasan dengan jelas kegiatan-kegiatan yang dimaksud dalam operasi bersama dan kegiatan-kegiatan yang tidak termasuk dalam operasi bersama. Hal ini juga akan memberi batasan terhadap tanggung jawab operator dalam operasi bersama.177
Selain itu komisi operasi akan membuat kebijakan-kebijakan dasar tentang pelaksanaan operasi yang harus dijalankan oleh operator dalam kurun waktu tertentu.178 Dalam pelaksanaan operasi, tugas dan tanggung jawab operator meliputi179
1. Menyiapkan rencana kerja, anggaran dan perkiraan biaya :
Sebelum menjalankan operasi tersbut, rencana kerja, anggaran dan perkiraan biaya harus disetujui oleh pihak dalam kontrak melalui komisi
177
Peter Roberts, Op.Cit., hlm. 59. 178
Rudi M Simamora, Op.Cit.,hlm. 117. 179
operasi.Dalam hal ini operator juga bertanggungjawab dalam merencanakan, mengkordinasikan dan memfasilitasi setiap rapat-rapat yang dijalankan oleh komisi operasi.
2. Mengadakan barang dan jasa yang diperlukan untuk operasi sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang telah disepakati.
Pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu bagian yang tingkat efisiensinya berpengaruh pada tingkat efisiensi operasi secara keseluruhan.Bagian pengadaan barang dan jasa merupakan pintu penjaga pengeluaran yang utama.Jebolnya pintu pengadaan barang dan jasa berarti kebocoran pada biaya operasi.
Operator sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasi di dalam pengadaan barang dan jasa harus tunduk terhadap rencana anggaran dan skenario produksi yang telah disepakati dalam rapat komisi operasi, operator juga harus memperhatikan ketentuan perundang-undangan suatu negara mengenai pemberlakuan khusus kepada kontraktor/supplier ekonomi lemah, prefrensi harga pada produksi dalam negeri.180
Pengadaan barang dan jasa pengadaanya dapat melalui pembuatan dan pengikatan kontrak.Kontrak tersebut dibuat sesuai ketentuan perundang-undangan
Dalam diskresi pengadaan barang dan jasa untuk keperluan operasi sepenuhnya atau sebagian besar diberikan kepada operator.Namun dalam pelaksanaanya operator harus melalukan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan anggaran dan prosedur yang disepakati dalam kontrak.
180
Lihat Pedoman Tata Kerja (PTK) SKK MIGAS Nomor 007/PTK/VI/2004 tentang Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kerja Sama, Buku kedua, Bab I, Bagian F, angka 4, huruf (b)
domestik dan ketentuan hukum internasional sepanjang dianggap berlaku atau hukum yang dipilih para pihak. Kontrak pengadaan barang dan jasa dalam operasi minyak dan gas bumi yang umumnya dipergunakan antara lain181
a. Kontrak pengadaan barang. Dapat berupa pembelian, penyewaan dan variasi lainnya seperti sewa beli.
:
b. Kontrak pengadaan jasa. Misalnya kontrak pengadaan jasa pengeboran, kontrak jasa electric logging, kontrak jasa monobore liner hanger, kontrak jasa pembangunan tangki penyimpanan minyak mentah, kontrak pengadaan jasa kapal pengangkut kru, kontrak jasa penunjang, kontrak lisensi perangkat lunak computer beserta jasa perawatan dan lain sebagainya.
c. Kontrak jasa konsultan. Kontrak ini dapat berupa jasa konsultan teknik, manajemen, pengadaan, hukum dan sebagainya.
3. Menjalankan prosedur akutansi
Salah satu mekanisme pengawasan pengeluaran biaya adalah melalui
authority for expenditures (AFE). Biasanya operator akan menyiapkan AFE yang
perlu disetujui oleh para pihak sebelum suatu proyek dimulai. Prosedur akutansi dijalankan sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak, namun operator bertanggungjawab untuk mengelola uang muka (cash call) yang telah dikumpulkan oleh para pihak dalam suatu rekening yang sama. Dalam hal ini kepada operator adalah pihak yang bertanggungjawab dalam pengumpulan dan pengelolaan biaya operasi sesuai anggaran yang disepakati.
181
Operator bertanggung jawab untuk melaksanakan pembayaran dan segala sesuatu yang dibutuhkan terkait dengan tanggung jawab dan pengeluaran, yang berhubungan dengan operasi bersama, menjaga agar properti bersama bebas dari segala penjaminan, tuntutan, dan pembebanan di luar operasi bersama.Dalam hal ini operator juga bertanggungjawab dalam pengurusan asuransi properti bersama sesuai dengan kontrak untuk termasuk menanggungjawabi pembayaran premi setiap bulannya.182
4. Memberikan laporan dan data-data yang berkaitan dengan perkembangan pelaksanaan operasi.
Kontrak operasi bersama pada umumnya juga memiliki bagian yang mengatur tentang informasi. Yaitu bagaimana para pihak akan mendapatkan informasi mengenai perkembangan pelaksanaan operasi, apakah melalui surat atau metode lainnya.
Terjadinya keadaan darurat (termasuk kebakaran besar, ledakan, keluarnya gas alam, keluarnya minyak bumi, atau sabotase, kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa, cedera terhadap karyawan atau kontraktor, atau pihak ketiga, kerusakan berat properti, pemberontakan, evakuasi personil operator, atau perubahan level produksi) mengharuskan operator bertanggungjawab melakukan hal yang sewajarnya dilakukan untuk melindungi jiwa, kesehatan, lingkungan, dan properti bersama, operator juga berkewajiban untuk memberikan laporan kepada
182
para pihak terkait hal tersebut dan langkah-langkah penanganan yang dilakukan oleh operator.183
5. Menjamin kepatuhan pada segala ketentuan yang berlaku baik berdasarkan perjanjian pengusahaan pertambangan maupun perundang-undangan yang berlaku termasuk membayar pajak atas rekening bersama dan menyiapkan perpanjangan perjanjian serta perizinan lain yang dibutuhkan.
Tugas dan tanggung jawab operator ditentukan dalam kontrak operasi bersama, namun secara umum bebarapa prinsip pedoman operator dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya antara lain184
1. Full control, operator bertanggung jawab untuk mengontrol semua
penyelenggaraan operasi pada seluruh wilayah kerja kontrak sesuai batas yang ditentukan dalam kontrak.
:
2. Independent contractor, operator merupakan pihak independent dalam
pelaksanaan operasi, tidak berada dibawah pihak non-operator. Artinya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana operasi operator bekerja tidak dipengaruhi dan diarahkan oleh pihak non-operator
3. Not agent, operator dalam menjalankan tanggung jawabnya bukan merupakan
agen dari non-operator yang mengakibatkan pihak operator terikat dengan pihak ketiga diluar kontrak operasi bersama
4. Prudent operator, operator dalam menjalankan pelaksanaan operasi harus
bertindak sebagai operator yang bijaksana, dengan itikad baik melakukan kewajiban kontraktualnya dan dalam melakukan hal tersebut serta dalam
183
Lihat article 4.2.(B).(13) Join Operating Agreement 184
Allen D Cummings, The Joint Operating Agreement, The Basics (Texas: Makalah disampaikan pada seminar Minyak dan Gas Bumi, 2012), hlm. 4.
keseluruhan pelaksanaannya dari tanggung jawabnya, mengimplementasikan skala keahlian, ketelitian, kehati-hatian serta pemikiran ke masa depan yang dapat diterima.
B. Tanggung Jawab Operator dalam Hal Terjadinya Kerugian Tidak Langsung pada Pelaksanaan Operasi
Kegiatan sektor hulu (upstream) merupakan kegiatan operasi minyak dan gas bumi dengan tingkat risiko yang paling tinggi, terutama dalam kegiatan eksploitasi. Risiko yang mungkin dihadapi antara lain semburan liar (blowout) yang disebabkan major perils (Fire, Lightning, Explosion) dan kesalahan manusia (human error). Risiko dalam fase pembangunan fasilitas produksi terutama fasilitas produksi di lepas pantai/offshore (misalkan platform/anjungan) antara lain construction/design defect, subsidence yang dihadapi selama periode konstruksi, korosi, masalah pada pipa, dan lain-lain.185
1. Semburan liar (blowout)
Berbagai risiko yang dihadapi dalam operasi minyak dan gas bumi apabila terjadi akan menimbulkan kerugian yang besar bagi para pihak dalam operasi bersama, antara lain :
Semburan liar (Blowout) adalah peristiwa mengalirnya fluida formasi dari dalam sumur secara tidak terkendali. Kejadian ini didahului dengan masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor (well kick). Penyebab terjadinya well kick
adalah karena tekanan didalam lubang bor (hydrostatic pressure) lebih kecil dari tekanan formasi, yang disebabkan oleh :
a. Lubang bor tidak penuh b. Swabbing sewaktu trip
c. Lumpur yang kurang berat d. Loss Circulation
Catatan mengenai Blowout yang pernah terjadi dengan kapasitas yang besar antara lain terjadi di Desa Sumber Kecamatan Mendet Kabupaten Blora Jawa Tengah Sumur tersebut dinamai RBT 01 pada Hari Senin Tanggal 25 Februari 2002 (Pertamina 2002). Kejadian tersebut menimbulkan banyak kerugian, kerusakan, menghasilkan semburan api yang besar, menimbulkan kebisingan yang sangat berdampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat disekitar lokasi terjadinya Blowout. Blowout tersebut diawali dengan terjadinya kebocoran dibawah BOP (Blow Out Preventer) kemudian diperiksa konsentrasi H2S 130 ppm, dilakukan penutupan BOP di top drive dan genset dimatikan ternyata killing line pecah. Sehingga semburan semakin membesar dan terjadi kebakaran dibawah BOP sehingga lokasi Sumur RBT 01 yang berada di tangah persawahan produktif penduduk tebakar hebat.Rig MSH 2000 milik PDSI Pertamina ikut terbakar dan akhirnya roboh.186
Kerugian yang ditimbulkan dari kecelakaan tersebut tidak hanya menimbulkan korban pekerja saja tetapi juga berdampak pada lingkungan dan
186
Fortries Aurelia Samahi, Identifikasi Bahaya Kecelakaan Blowout pada Drilling Process Menggunakan Metode Cause Consequences Analycis (CCA) di PT pertamina EP Region Jawa Area Cepu (Skripsi, Institut Teknologi Sepuluh November, 2011) (diakses dari:
masyarakat di sekitar, selain itu proses produksi juga menjadi terganggu dan merugikan pihak perusahaan, sehingga perlu dilakukan langkah pengendalian guna mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan serta melindungi aset perusahaan terutama keselamatan seluruh karyawan yang merupakan bagian penting dalam proses produksi.
2. Masalah pada pipa (Hole problems)
Proses pemboran tidak selalu berjalan dengan lancar dan aman, seringkali terjadi hambatan yang dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Yang dimaksud dengan hambatan disini adalah hambatan yang terjadi didalam lubang bor (downhole problem).Hambatan yang terjadi diatas permukaan tanah dikategorikan sebagai problem mekanis. Hambatan dalam lubang bor disini dapat dikelompokkan dalam kelompok besar sebagai berikut187
a. Pipa Terjepit (Pipe Stuck)
:
Adakalanya pipa bor terjepit didalam lubang bor. Pipa bor dapat terjepit karena benda atau peralatan kecil yang jatuh kedalam lubang bor, namun yang akan dibahas disini terutama jepitan yang timbul karena sifat-sifat formasi. Kalau jepitan tidak dapat dilepaskan mungkin pipa terpaksa dipotong, pipa bor dapat juga patah.Pipa atau barang-barang lain tadi harus dikeluarkan dulu dari dalam lubang bor sebelum pemboran dapat dilanjutkan.Pipa atau barang yang ketinggalan didalam lubang bor biasa disebut sebagai ikan (fish), sedang alat untuk mengambilnya disebut sebagai alat pancing (fishing tool), dan pekerjaan mengambil ikan disebut sebagai pemancingan.
187
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hambatan Pengeboran dan Pemancingan (diakses dari: bse.kemdikbud.go.id/download/fullbook/20140916115810 pada tanggal 12 maret 2016)
b. Sloughing Shale
Dinding lubang bor runtuh (caving, sloughing) biasa terjadi pada formasi
shale, dan masalah ini sering disebut sebagai “Shale Problem“.Hal ini terutama
berkaitan dengan stabilitas lubang bor selama pemboran. Tidak stabilnya lubang bor ini selanjutnya dapat mengakibatkan masalah-masalah lain, seperti: masalah pembersihan lubang bor, lubang bor membesar karena runtuh, biaya lumpur bertambah besar, penyemenan kurang baik. Pipa bor sering terjepit dapat berakibat : masalah pemancingan, pemboran samping (Sidetracking), penutupan sumur (Abandonment).
Operator dalam menjalankan fungsi dan wewenangnya hanya akan bertanggung jawab jika kerugian atau kecelakaan terjadi sebagai akibat dari kecerobohan besar (gross negligence) atau kesalahan disengaja (willful
misconduct) oleh operator. Operator biasanya juga tidak bertanggung jawab atas
kerugian tidak langsung (consequential damages) yang timbul dari pelaksanaan operasi.188
1. Gross negeligence/willful misconduct
Dalam sebuah contract/agreement, para pihak biasanya berusaha untuk membatasi tanggung jawab (liability) mereka terhadap pihak lainya.Para pihak selalu mengeluarkan dari batasan tanggung jawab tersebut kerusakan yang disebabkan oleh gross negligence (kelalaian yang disengaja atau ada juga yang menerjemahkannya sebagai kelalaian nyata atau kelalaian berat) atau willful
188
misconduct (tindakan pelanggaran yang disengaja atau diterjemahkan sebagai
perbuatan tercela yang disengaja atau perbuatan kecerobohan).189
Gross negligence/willful misconduct atau kelalaian berat adalah satu
konsep sah yang memaksudkan keacuhan serius.Kecerobohan/kelalaian berat adalah berlawanan dengan kerajinan, atau teliti/seksama. Standar dari kelalaian berat adalah apa yang menyimpang dari pepatah "orang bijaksana." Oleh analogi, kalau seseorang nyata sekali lalai, artinya bahwa orang tersebut telah menyimpang dari perilaku yang seharusnya dan tidak ada yang dapat menjamin bahwa ia tidak lalai, ia telah melakukan kelalaian berat.190
Pengertian kelalaian berat atau perbuatan salah yang disengaja adalah setiap tindakan yang disengaja atau kecerobohan yang dilakukan oleh manajemen atau pejabat senior dari kontraktor yang191
:
a. Konsekuensi diketahui atau patut diketahui dapat mengakibatkan terjadinya kerugian orang atau terancamnya keamanan atau kepemilikan orang atau badan lain; atau
b. Secara fatal melanggar standar kehati-hatian yang dalam pengabaiannya atau ketidakpeduliannya yang fatal mengakibatkan konsekuensi yang merugikan pada 12 maret 2016) 191
Lihat penjelasan pasal 13 huruf (r), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi Yang Dapat Dikembalikan Dan Perlakuan Pajak Penghasilan Di Bidang Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi
2. Consequential damages
Consequential damages dalam bahasa Indonesia disebut sebagai kerugian
tidak langsung, juga dikenal dengan istilah special damages yang artinya adalah suatu kerugian yang timbul sebagai akibat dari ketentuan kontraktual yang disepakati dalam sebuah kontrak. Kerugian ini harus dapat dibuktikan terjadi sebagai akibat dari pelaksanaan kewajiban pihak tertentu berdasarkan kontrak. Kerugian tidak langsung juga diartikan sebagai kerugian yang dapat diperkirakan akan terjadi pada saat pembuatan kontrak, misalnya tambahan biaya akibat dari keterlambatan penyelesaian suatu kegiatan.192
Masalah pertanggungjawaban merupakan masalah hukum yang kompleks.Para pihak dalam kontrak operasi bersama umumnya tunduk pada sistem hukum yang berbeda-beda.Oleh karena itu kontrak yang dibuat harus dirancang sedemikian rupa untuk menghindari kesulitan dalam penerapannya, terutama yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa.193
Sebagaimana telah disebutkan dalam bab sebelumnya, bahwa dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, operator harus bertindak sebagai
prudent operator, dengan prinsip “a diligent, safe, efficient and workmanlike manner in accordance with good and prudent oil field practices and conservation principles generally accepted in international petroleum industry under similar circumtences.”194
Prinsip tersebut artinya operator dalam menjalankan pelaksanaan operasi harus bertindak sebagai operator yang bijaksana, dengan itikad baik melakukan
193
Rudi M Simamora, Op.Cit.,hlm. 116. 194
kewajiban kontraktualnya dan dalam melakukan hal tersebut serta dalam keseluruhan pelaksanaannya dari tanggung jawabnya, mengimplementasikan skala keahlian, ketelitian, kehati-hatian serta pemikiran ke masa depan yang dapat diterima.
Sejauh mana operator telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai operator sesuai dengan prudent operator harus diketahui dengan jelas, kontrak operasi bersama akan memberikan batasan dengan jelas mengenai prinsip
fiduciary duty yang diterapkan dalam kontrak operasi bersama. Keberadaan
prinsip fiduciary duty dalam kontrak operasi bersama akan memberikan hak dan kewajiban dalam perspektif yang berbeda. Untuk itu kepada para pihak diberikan kebebasan untuk memodifikasi prinsip fiduciary duty yang ditetapkan dalam kontrak.195
Istilah fiduciary duty berasal dari 2 kata, yaitu: a. Fiduciary, dan b. Duty. Tentang istilah “Duty” banyak dipakai di mana-mana, yang berarti “tugas”, sedangkan untuk istilah fiduciary berasal dari bahasa latin fiduciarus dengan akar kata fiducia yang berarti kepercayaan (trust) atau dengan kata kerja fidere yang berarti mempercayai (to trust). Sehingga dengan istilah fiduciary diartikan sebagai memegang sesuatu dalam kepercayaan atau seseorang yang memegang sesuatu dalam kepercayaan untuk kepentingan orang lain tersebut disebut dengan istilah
trustee sementara pihak yang dipegang untuk kepentingannya tersebut disebut
195
dengan istilah beneficiary. Dalam istilah bahasa Indonesia, orang yang memegang kepercayaan seperti itu disebut sebagai orang yang memegang “amanah”.196
Seseorang mempunyai tugas fiduciary (fiduciary duty) manakala dia mempunyai kapasitas fiduciary (fiduciary capacity).Seseorang dikatakan memiliki
fiduciary capacity jika bisnis yang ditransaksikannya atau uang/properti yang
ditangani bukan miliknya atau bukan untuk kepentingannya. Melainkan milik orang lain dan untuk kepentingan orang lain tersebut, dimana orang lain tersebut mempunyai kepercayaan yang besar (great trust) kepadanya. Sementara itu, di lain pihak dia wajib mempunyai itikad baik yang lebih tinggi (high degree of good
faith) dalam menjalankan tugasnya. Istilah “fiduciary” ini dipergunakan, baik
untuk perjanjian trustee dalam arti “technical trust” maupun untuk jabatan atau hubungan hukum dengan lawyer (dengan kliennya), perwalian (guardian),
executor, broker, kurator, pejabat publik, atau direktur dari suatu perusahaan
(antara direktur dengan perseroannya). Antara pihak yang mempunyai kapasitas
fiduciary (fiduciary capacity) dengan pihak yang diasuhnya atau yang harta
bendanya diasuh, terdapat suatu hubungan khusus yang disebut dengan hubungan fidusia (fiduciary relation). Yang dimaksud dengan fiduciary relation adalah suatu hubungan yang timbul baik dari hubungan fiduciary secara teknikal maupun dari hubungan informal yang timbul manakala seorang percaya (trust) atau bergantung (rely) kepada orang lain. Dalam hal ini, seorang percaya kepada orang lain, dimana orang lain tersebut bertindak dengan itikad baik (good faith) dan
196
Munir Fuady, Doktrin Doktrin Modern Dalam Corporate Law (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002), hlm. 33.
dengan penghormatan yang baik (due regard) dan fair kepada kepentingan orang lain tersebut.197
Fiduciary duty adalah suatu tugas dari seseorang yang disebut dengan
“trustee” yang terbit dari dari suatu hubungan hukum antara trustee tersebut dengan pihak lain yang disebut dengan beneficiary, dimana pihak beneficiary memiliki kepercayaan yang tinggi kepada pihak trustee, dan sebaliknya pihak
trustee juga mempunyai kewajiban yang tinggi untuk melaksanakan tugasnya
dengan sebaik-baiknya dengan itikad baik yang tinggi, fair dan penuh tanggung jawab, dalam menjalankan tugasnya dan untuk kepentingan beneficiary, baik yang terbit dari hubungan hukum atau jabatannya selaku trustee (secara teknikal), atau dari jabatan lain seperti lawyer (dengan kliennya), perwalian (guardian), executor,
broker, kurator, pejabat publik atau direktur dari suatu perusahaan.198
Direktur Fiduciary DutiesAfter Sarbanes-Oxley mengemukakan ada 4 jenis fiduciary duty, dengan 2 jenis kewajiban pokok yaitu199
a. Duty of Loyalty
:
Duty of loyalty is a duty requires a director, affirmatively and in good faith, to protect the interests of the company and its stockholders, and to refrain from doing anything that would injure the company or deprive the company of profit or an advantage that might properly be brought to the company for it to pursue” Untuk memenuhi Duty of Loyalty, “a director must act in a manner that he or she believes in good faith to be in the best interest of the company and its stockholders”.
b. Duty of care
Duty of care is a duty requires a director to perform his or her responsibilities with a care that a reasonably prudent person would exercise under similar circumstances, while acting in an inform manner”. Untuk memenuhi duty of care ini , “a director must proceed with a
197 Ibid. 198 Ibid 199
Gunawan Widjaja, Risiko Hukum Sebagai Direksi, Komisaris & pemilik PT (Jakarta: Forum Sahabat, 2008), hlm. 45
“critical eye” in assessing information presented to him or her, and with inquisitive nature in confirmning that he or she has been presented with all material information.”