TATA CARA
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
PENANGKAP MATA AIR UNTUK
DAFTAR ISI
BAB I DESKRIPSI
1.1 Ruang Lingkup 1.2 Pengertian
BAB II KETENTUAN – KETENTUAN
2.1 Umum 2.2 Teknis
2.2.1 Pengoperasian dan Pemeliharaan Air Baku 2.2.2 Peralatan dan Perlengkapan
2.2.3 Peralatan konstruksi PMA untuk pengoperasian dan pemeliharaan
2.2.4 Alat-alat Keselamatan Kerja
BAB III CARA PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
3.1 Pengoperasian PMA
3.1.1 Persiapan Pengoperasian 3.1.2 Pelaksanaan Pengoperasian 3.2 Pemeliharaan PMA
3.2.1 Pemeliharaan Harian atau Mingguan 3.2.2 Pemeliharaan Bulanan dan Tahunan 3.3 Perbaikan PMA
3.4 Pelaporan
BAB I
DESKRIPSI
1.1. Ruang Lingkup
Tata cara ini mencakup pengertian, ketentuan umum, ketentuan teknis dan cara pengoperasian dan pemeliharaan penangkap mata air untuk penyediaan air bersih.
1.2. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1) penangkapan mata air yang selanjutnya disebut PMA adalah
penyediaan air baku dengan cara melindungi dan menangkap air untuk ditampung dan disalurkan pada pemakai.
2) air bersih adalah air yang memenuhi ketentuan baku mutu air bersih yang berlaku.
3) air baku adalah air yang memenuhi ketentuan baku mutu air baku
yang dapat diolah menjadi air minum.
BAB II
KETENTUAN – KETENTUAN
2.1 Umum
Ketentuan–ketentuan umum operasi dan pemeliharaan PMA harus memenuhi :
1) pengoperasian dan pemeliharaan PMA diserahkan sepenuhnya kepada pemakai air bersih.
2) terjaminnya kontinuitas dan kuantitas air serta kualitas memenuhi syarat kesehatan.
3) pemakaian mata air harus mendapat ijin dari :
(1) pemerintah daerah seytempat (2) masyarakat setempat
(3) instansi lain kalau mata air digunakan untuk keperluan irigasi.
4) teknologi yang digunakan untuk operasi dan pemeliharaan PMA harus mudah dimengerti oleh masyarakat
2.2 Teknis
2.2.1 Pengoperasian dan Pemeliharaan Air Baku
Pengoperasian dan Pemeliharaan PMA harus memenuhi ketentuan berikut :
1) pemeriksaan kualitas air baku untuk parameter kekeruhan, warna dan bau dilakukan setiap hari;
2) apabila terjadi penyimpangan pada kualitas air baku, pengoperasian dihentikan
2.2.2 Peralatan untuk Pemeliharaan.
Peralatan dan perlengkapan untuk pemeliharaan PMA terdiri dari :
1) kunci pas; 2) kunci ring; 3) kunci pipa; 4) martil;
5) tang atau catut; 6) obeng;
7) sabit atau parang; 8) sapu;
2.2.3 Peralatan konstruksi PMA untuk pengoperasian dan pemeliharaan
Peralatan konstruksi PMA terdiri dari dari unit-unit sebagai berikut :
1) penangkapan air berfungsi sebagai bangunan untuk menangkap dan mengumpulkan air dari mata air;
2) pipa peluap berfungsi untuk menjamin permukaan air tetap sesuai dengan tinggi muka air yang direncanakan, yang dipasang pada bak penangkap air;
3) pipa keluar berfungsi untuk menyalurkan air dari bangunan
penangkap air ke bak penampung umum;
4) katup berfungsi untuk mengatur jumlah air yang akan digunakan; 5) rumah katup berfungsi untk mengamankan katup;
6) lubang kontrol berfungsi sebagai lubang tempat keluar masuknya orang untuk pemeliharaan sarana;
7) lubang ventilasi berfungsi untuk mengatur udara pada bak penangkap air; 8) pagar berfungsi untuk melindungi bangunan perlindungan mata air;
9) reservoir berfungsi sebagai tempat untuk menampung air bersih;
10) kran berfungsi untuk mengeluarkan air bersih dari reservoir;
11) lantai dasar berfungsi untuk meletakkan reservoir dan tempat aktifitas pengambilan air bersih.
2.2.4 Alat – alat Keselamatan Kerja
Alat – alat keselamatan kerja yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2) jenis – jenis alat – alat keselamatan kerja yang harus tersedia :
(1) sarung tangan plastik (2) sepatu boot
(3) helm
BAB III
CARA PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
3.1 Pengoperasian Penangkap Mata Air
3.1.1 Persiapan Pengoperasian
Persiapan pengoperasian system PMA dilakukan sebagai berikut :
1) buka katup keluar sesuai dengan kebutuhan air hingga bak penampung terisi;
2) buka katup penguras agar kotoran yang terdapat di dalam bak penangkap air dan bak penampung dapat dibersihkan;
3) tutup katup penguras agar bak penampung terisi penuh.
3.1.2 Pelaksanaan Pengoperasian
Pelaksanaan pengoperasian system PMA dilakukan sebagai berikut : 1) lakukan pengecekan pada setiap bagian bak penampung terhadap kebocoran, jika tidak ada maka bak dapat dioperasikan;
2) buka katup untuk daerah pelayanan;
3.2. Pemeliharaan
3.2.1 Pemeliharaan Harian atau Mingguan
Pemeliharaan PMA dapat dilakukan setiap hari atau mingguan sebagai berikut 1) bersihkan bangunan penangkap air dari sampah, daun atau lumut; 2) periksa bangunan penangkap air terhadap kerusakan, jika terjadi kerusakan segera perbaiki;
3) bersihkan katup keluar dari tanah atau kotoran dan periksa kerusakan dan kebocoran, jika terjadi kerusakan cepat diganti;
4) bersihkan kotoran disekitar bangunan bak penampung, cek bangunan dan perlengkapanya terhadap kerusakan;
5) bersihkan rumah katup dari tanah dan kotoran, cek terhadap kerusakan; 6) bersihkan lubang kontrol dari kotoran dan cek terhadap kerusakan.
3.2.2 Pemeliharaan Bulanan dan Tahunan
Pemeliharaan PMA yang dilakukan bulanan atau tahunan sebagai berikut :
1) periksa dan jaga sekitar radius 100 meter dari bangunan penangkap air dari pencemaran atau kotoran, dan kerusakan lingkungan;
2) bersihkan bangunan bagian dalam penangkap air bila terjadi penyumbatan ;
3) periksa dan bersihkan pipa peluap dari lumut sehingga tidak terjadi penyumbatan;
4) bersihkan bangunan bak penampung dari lumut dan rumput, cat dan perbaiki serta ganti bangunan pelengkap;
5) cat rumah katup dan lubang control;
6) bersihkan lingkungan pagar, cek pagar terhadap kerusakan dan lakukan perbaikan serta pengecetan bila terjadi kerusakan;
TABEL I
Kerusakan dan keretakan pada bangunan sistem PMA dapat diperbaiki sebagai berikut :
1) tambal bangunan yang terbuat dari pasangan batu atau ferrocement dengan menggunakan adukan semen atau ferrocement;
2) ganti peralatan dan perlengkapan yang terbuat dari logam, PVC, kayu dengan yang baru.
3.4 Pelaporan
Pelaporan pada sistem PMA dilakukan dengan cara :
1) catat dan simpan data kerusakan yang ada pada perlindungan mata air; 2) catat dan simpan data perbaikan yang telah dilaksanakan;
3) catat kondisi lingkungan di sekitar bangunan dari tumbuhan, aktivitas manusia; 4) laporkan catatan ini kepada penanggung jawab untuk perbaikan PMA
TATA CARA
Tata Cara
Operasi dan Pemeliharaan MCK
Daftar Isi
BAB I DESKRIPSI 1. Ruang Lingkup 2. Pengertian
BAB II KETENTUAN – KETENTUAN 1. Umum
2. Teknis
BAB III CARA PENGERJAAN 3.1 Bangunan Atas 3.2 Bangunan Bawah
BAB I
DESKRIPSI
1. Ruang Lingkup
Tata cara ini memuat ketentuan-ketentuan mengenai pengoperasian dan pemeliharaan serta cara pengerjaannya di lapangan.
2. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1) MCK adalah mengikuti SK.SNI. T.08-1989
2) tangki septic adalah salah satu tipe bangunan bawah MCK yang terletak dibawah permukaan tanah, untuk menampung urine dan tinja yang selanjutnyaefluent dialirkan ke bidang resapan atau up flow filter
3) cubluk adalah salah satu tipe bangunan bawah yang terletak dibawah permukaan tanah, untuk menampung urine dan tinja yang selanjutnya effluent diresapkan ke dalam tanah
4) plat jongkok adalah sarana atau perlengkapan jamban yang dilengkapi dengan lubang amsuk tinja dan air kotor untuk dialirkan ke cubluk atau tangki septic
5) bak kontrol adalah komponen saluran atau lubang pemeriksa bila terjadi penyumbatan saluran
BAB II
KETENTUAN – KETENTUAN
2.1 Umum
Dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan MCK harus memenuhi ketentuan – ketentuan sebagai berikut :
1) sarana MCK harus memenuhi ketentuan – ketentuan sebagai berikut : (1) bangunan harus sesuai dengan perencanaan
(2) dilengkapi dengan spesifikasi teknis dan gambar terbangun (3) dilengkapi buku petunjuk operasi
(4) dilengkapi formulir isian atau buku catatan pengoperasian dan jadwal pemeliharaan
(5) tersedia air bersih
(6) mematuhi cara pengoperasian dan perawatan unit lainnya yang berlaku (7) dilengkapi dengan peralatan untuk pengoperasian dan pemeliharaan 2) penanggung jawab
penanggung jawab sarana MCK harus dibentuk dengan ketentuan – ketentuan sebagai berikut :
(1) satu orang penanggung jawab dan telah mendapatkan penjelasan operasi dan pemeliharaan dari instansi terkait
(2) penanggung jawab telah mendapatkan persetujuan dari kelompok pemakai sarana MCK
2.2. Teknis
Dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan MCK harus memenuhi
ketentuan – ketentuan secara teknis harus memenuhi ketentuan sebagai berikut 1) penanggung operasi dan pemeliharaan dalam pengoperasian dan pemeliharaan MCK harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
(1) penyediaan air bersih terjamin kontinuitas dan kualitasnya. (2) ukuran MCK harus sesuai dengan pemakai dan harus dihindari agar air hujan dan air bekas cuci tidak masuk ke lubang pelat jongkok
(3) jarak minimum antara sumber pengotor yang berasal dari bagian dari bangunan bawah dengan sumber air bersih 10 m
(7) pompa atau kendaraan pmpa tinja (8) waterpass
(9) sekop (10) sikat (11) sapu (12) obeng
3) peralatan keselamatan kerja yang dipakai adalah sebagai berikut : (1) sepatu boots
(2) sarung tangan plastic (3) penutup hidung dan mulut
4) operator yang harus tersedian dalam pengoperasian dan pemeliharaan MCK adalah sebagai berikut :
(1) penanggung jawab operasi, petugas operasi dan pemeliharaan (2) jumlah operator minimum 2 orang yang diambil dari anggota pemakai MCK
5) bahan yang dipergunakan dalam operasi dan pemeliharaan adalah sebagai berikut :
(1) air bersih
BAB III
CARA PENGERJAAN
3.1. Bangunan Atas
Cara pengoperasian dan pemeliharaan adalah sebagai berikut :
1) sediakan air yang memadai setiap saat, pada bak air, jamban, dan mandi
2) Lakukan pembersihan secara rutin pada plat jongkok, lantai dan dinding-dinding jamban dan kamar mandi
3) bila terjadi kemacetan pada air perapat dan atau perpipaannya, lakukan penyodokan dan penggelontoran melalui lubang mangkuk pelat
jongkok dari bagian samping bak control
3.2. Bangunan Bawah
Cara pengoperasian dan pemeliharaan sebagai berikut :
1) bangunan bawah berupa cubluk kembar
(1) lakukan penutupan lubang pipa pada bak kontrol yang
mengarah ke cubluk yang kedua dengan batu bata, alirkan air kotoran pada cubluk pertama dipakai, seperti gambar 1
(2) pindahkan batu bata penutup dari lubang pipa cubluk kedua ke lubang pipa cubluk pertama, bila cubluk yang pertama telah penuh, maka alira buangan akan mengalir ke lubang kedua, seperti gambar 1
(3) diamkan air buangan cubluk yang pertama untuk menjadi kompos sambil menunggu cubluk yang kedua penuh
(4) kosongkan cubluk pertama dari buangan yang telah menjadi kompos, untuk selanjutnya cubluk dapat diisi kembali, seperti gambar 2
(5) cubluk digunakan terus – menerus secara bergantian (6) pengosongan cubluk dilakukan sebagai berikut :
a) lakukan pemeriksaan cubluk apakah sudah penuh b) bukalah tutup cubluk dengan menatah
c) geserlah tutup cubluk secara perlahan dengan hati-hati gunakan linggis
2) bangunan bawah berupa tangki septik
(1) isi sebagian tangki septic dengan air sumur atau air sungai (2) masukkan Lumpur bibit dari Lumpur tangki septic lain, yaitu 20 liter setiap 1000 liter isi tangki
(3) lakukan pemeriksaan setiap tahun dengan menggunakan tongkat yang dibungkus dengan kain bekas, bila lumpur telah terkumpul sudah lebih dari separuh tangki, tangki harus dikuras (Gb. 3)
(4) lakukan pengosongan tangki septic bila telah penuh, dengan cara penyedotan sebagai berikut :
a) bukalah semua lubang control tangki septic
b) kosongkan Lumpur dalam tangki dengan ember atau alat lainnya yang sesuai melalui lubang kontrol
c) sisakan sebagian Lumpur dalam tangki agar proses pembusukan dapat terus berlangsung dan membantu proses pembusukan awal tinja yang baru
(5) lakukan pembuangan Lumpur pada lokasi yang telah ditentukan dengan cara sebagai berikut :
a) galilah lubang dengan ukuran yang memadai agar dapat menampung Lumpur yang dikuras