• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Dasar Dasar Ilmu Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Dasar Dasar Ilmu Pendidikan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan

Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan

Nama Kelompok VII

Ali Amran (16087006)

Resi Gustari (16046135)

Syilvia Wulandari (16029035)

MATA KULIAH UMUM

(2)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan menduduki posisi penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan berpengaruh pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat menentukan nasib bangsa.

Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan. Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari tuannya. Didalm berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini (seperti : Ulich, 1950)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemikiran klasik yang menyatakan tentang pendidikan ?

2. Apa saja menurut pemikiran baru tentang pendidikan ?

3. Apa yang dimaksud dengan pemikiran inklusi ?

4. Bagaimana dengan implementasi pemikiran baru tentang pendidikan ?

5. Bagaimana dengan implikasi pemikiran Klasik, dan pemikiran baru dalam pendidikan ?

1.3 Tujuan Penulis

1. Untuk mengetahui beberapa pemikiran tentang pendidikan.

2. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran klasik tentang pendidikan tersebut. 3. Untuk mengetahui pemikiran baru tentang pendidikan.

4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemikiran inklusi. 5. Untuk mengetahui imlementasi pemikiran baru tentang pendidikan.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Beberapa pemikiran tentang Pendidikan 1. Pemikiran klasik

Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

a. Empirisme

Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.

b. Nativisme

Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.

c. Naturalisme

Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.

d. Konvergensi

(4)

anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.

2. Pemikiran baru tentang Pendidikan a. Pengajaran Alam Semesta

Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.

b. Pengajaran Pusat Perhatian

Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.

c. Sekolah Kerja

Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.

d. Pengajaran Proyek

Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.

e. Home Schooling

(5)

keinginan masyarakat untuk lebih fleksibel dalam mendidik anak, menyediakan system pendidikan yang lebih ramah terhadap perkembangan anak, maupun menjamin bahwa proses belajar mengajar anak bisa terlaksana secara maksimal.

Hal ini terjadi karena adanya keinginan para orang tua untuk memberikan pendidikan terhadap anak yang lebih sesuai dengan bakat dan minat sang anak, maupun karena disebabkan adanya kondisi di system pendidikan konvensional yang tidak bisa memuaskan kehendak orang tua untuk mendidik anaknya, misalnya terjadi kasus kekerasan terhadap anak, maupun system pendidikan masal yang mengakibatkan potensi anak kurang tergali secara maksimal.

f. Sekolah Alam

Kegagalan sistem pendidikan di Indonesia merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah alternatif yang diyakini memiliki mutu pendidikan lebih baik dari sekolah biasa. Salah satu sekolah alternatif yang kini banyak diminati ialah sekolah alam.

Konseptor sekolah alam Ir Lendo Novo menjelaskan, sekolah alam yang dia pelopori merupakan suatu reaksi dari kegagalan pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan Indonesia masih jauh dari negara-negara lain, bahkan masih di bawah Vietnam. Ini berarti ada yang salah dengan sistem pendidikan di negara ini, ujar Lendo Novo di Jakarta, baru-baru ini.

Lebih dari 1.000 sekolah alam kini telah tumbuh di Indonesia. Di kawasan Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi (Jabodetabek) saja kini telah berdiri lebih dari 50 sekolah. Sekolah alam, menurut dia, merupakan sekolah yang mengedepankan pembentukan akhlak dan mental siswa dengan konsep mendekatkan diri pada alam. Metode pembelajaran yang diterapkan juga berbeda.

Kami berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan membuat anak-anak senang dan merasa bahwa belajar adalah suatu kebutuhan dan kesenangan, bukan sesuatu yang membosankan dan harus dipaksakan, jelas Ketua Litbang Sekolah Alam Indonesia Ciganjur, Novi Hardian.

(6)

pengetahuan dan siap menjadi pemimpin. Metode pengajaran sekolah alam juga membuat bersekolah lebih menyenangkan dan anak tidak merasa terpenjara.

Sekolah alam juga mendorong anak untuk aktif dan kreatif dan bukan semata-mata mendapatkan materi yang diberikan oleh guru. Di Sekolah Alam Indonesia, Ciganjur, misalnya, proses belajar lebih banyak dilakukan melalui diskusi dan permainan.

Ilmu tidak hanya dijejali oleh guru, tetapi anak juga aktif bereksplorasi. Ini melatih keberanian mengungkapkan pendapat, jelas Novi. Konsep Tematik Hal serupa juga dilakukan oleh Sekolah Alam Depok di Sawangan, Depok, Jawa Barat. Sekolah yang memiliki jenjang pendidikan Pre-School, TK, dan SD itu juga mendorong siswanya untuk aktif menemukan sendiri jawaban atas berbagai hal melalui buku-buku di perpustakaan dan sumber-sumber lain.

Menurut Pendiri Sekolah Alam Depok Edi F Rizal Darma, lahirnya sekolah alam adalah karena ingin menciptakan hubungan belajar tanpa sekat antara guru dan murid. Selama ini kan arah belajar di sekolah selalu dari guru ke murid, sehingga ada jarak antara mereka. Sekolah alam ini muncul sebagai sekolah yang non-classical dan tanpa sekat, jelas Edi.

Sekolah alam pada umumnya menggunakan konsep tematik. Setiap tema dibahas dari berbagai sisi akhlak, seni, bahasa, kepemimpinan, dan ilmu pengetahuan. Tiap tingkatan memiliki sejumlah tema pembahasan yang berbeda-beda.

Selain memiliki metode dan visi yang berbeda dari sekolah pada umumnya, sesuai dengan namanya, suasana yang disuguhkan pun membuat siswa dekat dengan alam. Rimbunnya pepohonan, lahan untuk berkebun, bahkan sejumlah hewan ternak seperti angsa dan bebek menjadi bagian dari suasana alami yang ada di sekolah alam. Ruang kelas berupa bangunan semen dan bersekat-sekat tidak ada di sekolah alam, yang ada hanyalah saung-saung belajar yang terbuat dari kayu berukuran 5 x 5 meter dan beratap rumbia.

(7)

Lendo Novo menjelaskan, konsep sekolah alam dengan saung memang cocok untuk Indonesia, yang beriklim tropis. Sekolah kan tidak harus di kelas. Justru dengan belajar di saung yang tanpa meja dan kursi akan menimbulkan suasana yang lebih bebas bagi siswanya, katanya.

Namun, proses belajar siswa tidak hanya dilakukan di saung, tapi juga di kebun atau belajar keluar, dengan mengunjungi sejumlah tempat yang terkait dengan tema pembelajaran. Anak-anak belajar Fisika, Biologi, Matematika dan mata pelajaran lainnya langsung dengan mempraktikkannya dari alam. Dengan menggunakan sistem learning by doing, penyerapan materi oleh siswa bisa mencapai 90 persen, jelas Lendo Novo.

Hal senada juga diungkapkan Novi. Menurut dia, dengan berhubungan dekat dengan alam, siswa akan lebih bijak karena semakin menghargai alam dan mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Diharapkan lulusan sekolah kami dapat menjadi anak yang ramah terhadap lingkungan dan tidak ada lagi yang menebang pohon sembarangan, jelasnya.

Pelajaran di sekolah alam juga padat dengan materi keagamaan. Di Sekolah Alam Depok, pada pagi hari dan sebelum pulang sekolah, siswa melakukan tahfidz, yaitu melancarkan hapalan Al-Quran. Menurut Edi, berbagai keunggulan itulah yang menyebabkan banyak orang tua yang mempercayakan anak mereka bersekolah di sekolah alam.

g. Pedidikan Berasrama (Boarding School)

(8)

keluarganya tapi juga harus berbuat untuk bangsa dan Negara. Oleh sebab itu dukungan fasilitas terbaik, tenaga pengajar berkualitas, dan lingkungan yang kondusif harus didorong untuk dapat mencapai cita-cita tersebut.

h. Pesantren Modern

Menurut Zamakhsyari Dhofier menjelaskan secara etimologi pesantren berasal dari pesantrian yang berarti tempat santri. Mastuhu menambahkan, pesantren adalah pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup masyarakat sehari-hari.

Menurut Dr. Ziemek ada tiga ciri-ciri pesantren: a) Kyai sebagai pendiri, pelaksana dan guru;

b) Pelajar (santri) secara pribadi diajari berdasarkan naskah-naskah Arab klasik tentang pengajaran, paham dan akidah keislaman;

c) Kyai dan santri tinggal bersama-sama untuk waktu yang lama membentuk satu komunitas seperti asrama (pondok).

Selain itu, dalam lembaga pendidikan pesantren biasanya terdapat 5 elemen dasar yang tidak terpisahkan, yaitu pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab klasik dan kyai.

Sebagai suatu sistem pendidikan, pesantren telah banyak memberikan kontribusi positif bagi perkembangan bangsa Indonesia. Abdurrahman Wahid menjelaskan bahwa peran itu dapat dikategorikan menjadi peran yang murni keagamaan dan peran yang tidak hanya bersifat keagamaan belaka (kultural sosial – ekonomis – politik). 3. Pendidikan Inklusi

Istilah pendidikan inklusi atau inklusif, mulai mengemuka semenjak tahun 1990, ketika konferensi dunia tentang pendidikan untuk semua, yang diteruskan dengan pernyataan salamanca tentang pendidikan inklusif pada tahun 1994.

(9)

Pendidikan inklusi memiliki prinsip dasar bahwa selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka.

Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang menyertakan semua anak secara bersama-sama dalam suatu iklim dan proses pembelajaran dengan layanan pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik tanpa membeda-bedakan anak yang berasal dari latar suku, kondisi sosial, kemampuan ekonomi, politik, keluarga, bahasa, geografis (keterpencilan) tempat tinggal, jenis kelamin, agama, dan perbedaan kondisi fisik atau mental.

Sementara itu Sapon-Shevin ( O Neil, 1995 ) menyatakan bahwa pendidikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat. Melalui pendidikan inklusi, anak berkebutuhan khusus di didik bersama-sama anak lainnya ( normal ) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya ( Freiberg, 1995 ) . hal ini dilandasi oleh suatu kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak tidak normal ( berkebutuhan khusus ) yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas sosial

Dalam rencana aksi nasional, difabel telah dicanangkan mulai tahun 2003, yang salah satu butir dari rencana aksi nasional difabel adalah pendidikan inklusi. Yang dimaksud dengan pendidikan inklusi tau inklusif adalag pendidikan yang dapat dijangkau oleh semua orang dan tanggap terhadap semua peserta didik termasuk difabel secara invidual.

Landasan hukum inklusi

Pendidikan inklusi telah menjadi perhatian masyarakat dunia. Beberapa pertemuan internasional mendasari pergerakan menuju pendidikan yang berkualitas bagi semua anak melalui pendidikan inklusi. Landasan hukum dan landasan konseptual menjadi landasan bagi gerakan menuju pendidikan inklusif. Termasuk Indonesia, diantaranya adalah

a) deklarasi hak asasi manusia, 1948 b) konveksi hak anak, 1989

(10)

f) komitmen dasar mengenai pendidikan untuk semua, 2000 g) deklarasi Bandung tahun 2004

Dengan komitmen “indonesia menuju pendidikan inklusif” Pendidikan inklusi

1. inklusi tuna netra 2. inklusi tuna rungu 3. inklusi tuna ddaksa

1. Inklusi tunanetra adalah pendidikan inklusi bagi anak yang mengalami gangguan penglihatan atau rusak penglihatannya ( buta total ) . pendidikan inklusi tunanetra ini peserta didik diberi alat bantu software JOS yang di install pada PC atau laptop, sehingga semua tulisan dapat diubah menjadi bunyi oleh software tersebut.

2. Inklusi tunarungu adalah pendidikan inklusi untuk anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga mengalami gangguan berkomunikasi secara verbal. Untuk alat bantu yang digunakan adalah menggunakan bahasa mimik atau bahasa isyarat

3. Inklusi tunadiaksa adalah pendidikan inklusi untuk anak yang mengalami cacat fisik berupa tidak memiliki anggota tubuh ( tangan dan kaki ) ataupun jika punya kaki maupun tangannya tidak dapat berfungsi secara baik

Manfaat pendidikan inklusi

Pelaksanaan pendidikan inklusi akan mampu mendorong terjadinya perubahan sikap lebih positif dari peserta didik terhadap adanya perbedaan melalui pendidikan yang dilakukan secara bersama-sama dan pada akhirnya akan mampu membentuk sebuah kelompok masyarakat yang tidak diskriminatif dan bahkan menjadi akomodatif terhadap semua orang

Beberapa manfaat yang diperoleh dari pelaksaan pendidikan inklusi adalah

1. bagi siswa

1) sejak dini siswa memiliki pemahamanyang baik terhadap perbedaan dan keberagaman

2) munculnya sikap empati pada siswa secara alamiah.

3) munculnya budaya saling menghargai dan menghormati antar siswa.

4) menurunkan terjadinya stigma dan labeling kepada semua anak, khusunya pada anak berkebutuhan khusus dan penyandang cacat.

(11)

2. bagi guru

1) lebih tertantang untuk mengembangkan berbagai metode pembelajaran.

2) bertambahnya kemampuan dan pengetahuan guru tentang keberagaman siswa termasuk keunikan, karakteristik, dan sekaligus kebutuhannya.

3) Terjalinnya komunikasi dan kerja sama dalam kemitraan antar guru dan guru ahli bidang lain.

4) menumbuhkembangkan sikap empati guru terhadao siswa termasuk siswa penyandang cacat / siswa berkebutuhan khusus 3. bagi sekolah

1) memberikan kontribusi yang sangat besar bagi program wajib belajar.

2) memberikan peluang terjadinya pemerataan pendidikan bagi semua kelompok masyarakat

3) menggunakan biaya yang relatif lebih efisien 4) mengakomodasi kebutuhan masyarakat 5) meningkatkan kualitas layanan pendidikan 4. Implementasi Pemikiran Baru Tentang Pendidikan

Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pelaksanaan di Indonesia

Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya adalah upaya peningkatan mutu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja dimana antar komponen saling mempengaruhi. Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan, seperti pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian,sekolah kerja, pengajaran proyek, dan sebagainya.

a. Pengajaran Alam Sekitar

(12)

2) Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan yang dimaksud dengan apersepsi intelektual adalah segala sesuatu yang baru masuk di dalam intelek anak.

5) Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak.

Sedangkan J. Lightart mengemukakan pegangan dalam Het Volle Leven sebagai berikut:

1) Anak harus mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mendengar namanya, tidak kebalikannya, sebab kata itu hanya suatu tanda dari pengertian tentang barang itu.

2) Pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau mata pengajaran yang lain harus dipusatkan atas pengajaran itu.

(13)

menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yang merupakan dua hal yang khas dari Declory, yaitu:

1) Metode global (keseluruhan). Hal ini berdasar atas prinsip psikologi Gestalt. Methode ini bersifat video visual sebab arti sesuatu kata yang diajarkan itu selalu di asosiasikan dengan tanda atau tulisan, atau suatu gambar yang dapat dilihat.

2) Centre d’ interet (pusat-pusat minat). Pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan masing-masing anak. Anak mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan minat tersebut dapat dibedakan menjadi:

(a) Dorongan mempertahankan diri (b) Dorongan mencari makan dan minum (c) Dorongan memelihara diri

Sedangkan minat terhadap masyarakat (biososial) adalah: (a) Dorongan sibuk bermain-main

(b) Dorongan meniru orang lain

Pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat tersebut. Pemusatan perhatian dalam pengajaran biasanya dilakukan bukan hanya pada pembukaan pengajaran, tetapi juga pada setiap kali akan membahas sub topik baru.

c. Sekolah Kerja

J.A Comenius menekankan agar pendidiakn mengembangkan fikiran, ingatan, bahasa, dan tangan, (keterampilan, kerja tangan). Perlu dikemukakan bahwa sekolah kerja itu bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya kepentingan bagi individu tetapi juga demi kepentingan masyarakat.

Menurut G. Kerschensteiner tujuan sekolah adalah:

(14)

Kerschensteiner berpendapat bahwa kewajiban sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Oleh karena itu, sekolah kerja dibagi menjadi tiga golongan besar:

(1) Sekolah-sekolah perindustrian (tukang cukur, tukang cetak, tukang kayu, tukang daging, masinis, dan lain-lain). (2) Sekolah-sekolah perdagangan (makanan, pakaian, bank, asuransi, pemegang buku, porselin, pisau, dan gunting dari besi, dan lain-lain).

(3) Sekolah-sekolah rumah tangga, bertujuan mendidik para calon ibu yang diharapkan akan mengahsilkan warga negara yang baik.

Pengikut Kerschensteiner antara lain ialah Leo De Paeuw. Leo membuka lima macam sekolah kerja yaitu:

(1) Sekolah teknik kerajinan,

(2) Sekolah pertanian bagi anak laki-laki, (3) Sekolah dagang,

(4) Sekolah rumah tangga kota, (5) Sekolah rumah tangga desa.

Gagasan sekolah kerja sangat mendorong berkembangnya sekolah kejuruan di setiap negara, termasuk di indonesia. d. Pengajaran Proyek

Dasar filosifis dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek diletakkan oleh John Dewey (1859-1952). Dewey menegaskan bahwa sekolah haruslah sebagai mikrokosmos dari masyarakat,oleh karena itu pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan untuk kehidupan di masa depan.

Dalam pengajran proyek anak bebas menetukan pilihannya (terhadap pekerjaan), merancang, serta memimpinnya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komperehensif; dengan kata lain, menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisiplin.

5. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia

(15)

menjiwai kebijakan-kebijakan pendidikan dalam masyarakat atau negara trsebut.

Kajian tentang pemikiran-pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluas pemahaman tentang seluk-beluk pendidikan, serta memupuk wawasan hitoris dari setiap tenaga kependidikan.

5. Implikasi pemikiran klasik dan pemikiran baru dalam pendidikan

Pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran dan peraktek pendidikan di Indonesia.

Meskipun dalam hal-hal tertentu sangat diutamakan bakat dan potensi lainnya dari anak, namun upaya penciptaan lingkungan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan itu diusahakan pula secara optimal. Dengan kata lain, meskipun peranan pandangan empirisme dan nativisme tidak sepenuhnya ditolak, tetapi penerimaan itu dilakukan dengan pendekatan eksistis fungsional yakni diterima sesuai dengan kebutuhan, namun di tempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi seperti telah dikemukakan, tumbuh-kembang, manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni hereditas, dan anugerah. Faktor terakhir itu merupakan pencerminan pengakuan atas adanya kekuasaan yang ikut menentukan nasib manusia (Sulo lipu la sulo, 1981: 30-46).

Gerakan baru dalam pendidikan dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan di Indonesia

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntun pengangan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan anak harus bersifat subjektif dan objektif.

(16)

Telah dikemukakan bahwa gerakan baru dalam pendidikan tersebut terutama berkaitan dengan kegiatan berlajar mengajar di sekolah; namun dasar-dasar pikirannya tentulah menjangkau semua segi dari pendidikan, baik aspek konseptual maupun operasional.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

(ant-45)Sumber: Suaramerdeka.Com

Referensi

Dokumen terkait

- Buku pembantu biaya merupakan buku pembantu yang digunakan untuk mencatat biaya tebnaga kerja (Selain biaya tenaga kerja langsung) setiap departemen

Tidak terdapatnya hubungan antara perilaku hygiene dan sanitasi pedagang pentol dengan cemaran mikroba disebabkan factor lain, yaitu area tempat berjualan

zamannya koperasi desa atau yang lebih dikenal sebagai KUD (Koperasi Unit Desa) sampai sekarang pada tahun 2013 yang lagi digalakkan koperasi syariah atau yang lebih dikenal

Mela lui penelitian ini, menja wab pertanyaan mengenai apa saja employee relations yang dilakukan Best Western Premier Solo Baru, makna di balik visi dan misi

Dari hasil pengujian aplikasi sistem informasi pencatatan meteran air menggunakan Quick Responde Code (QR Code) berbasis Android pada android dapat mengkoneksikan

Dalam mempertahankan dan meningkatkan citra perusahan, diperlukan program-program strategi komunikasi yang berkesinambungan melalui strategi public relations. Salah satu

bersifat open source yang digunakan untuk memprogram produk perangkat keras yang.. dikeluarkan oleh Arduino yaitu Arduino

Samara, Diana “Duduk Statis Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja perempuan”.. Dalam Jurnal Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran