• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Hukum Perceraian Terhadap Anak dan harta Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2974 (Studi pada Pengadilan Agama Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Akibat Hukum Perceraian Terhadap Anak dan harta Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2974 (Studi pada Pengadilan Agama Medan)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Putusnya perkawinan menuru Pasal 39 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (selanjutnya disingkat UUPK) menyatakan bahwa :

a. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

b. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri.

c. Tata cara perceraian di depan sidang pengadilan diatur dalam peraturan perundangan tersendiri

(2)

bekas suami pengadilan dapat mewajibkan kepadanya untuk memberikan biaya penghidupan atau juga menentukan sesuatu kewajiban kepada bekas isteri .1

Harta bersama adalah harta benda atau hasil kekayaan yang diperoleh selama berlangsungnya perkawinan. Meskipun harta tersebut diperoleh dari hasil kerja suami atau istri, jadi harta bersama meliputi harta yang diperoleh dari usaha suami dan istri berdua atau usaha salah seorang dari suami istri diatur lain dalam perjanjian perkawinan, apabila terjadi perceraian maka masing-masing pihak suami maupun istri berhak atas separuh dari harta perkawinan tersebut. Dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam (selanjutnya disebut KHI ) Pasal 85 dan 86 diatur mengenai harta kekayaan dalam perkawinan dimana menyatakan bahwa adanya harta bersama tidak menutup kemungkinan adanya harta milik masing-masing suami atau istri. Pada dasarnya tidak ada pencampuran antara harta suami dan harta istri karena perkawinan, maka kedua pasal tersebut tidak mengenal adanya harta bersama atau pencampuran harta suami dan istri. Secara yuridis formal, ketentuan tentang harta bersama sudah diatur dalam Pasal 35 ayat (1) UUPK, dimana dinyatakan bahwa harta bersama adalah harta yang diperoleh selama istri diikat dalam suatu perikatan perkawinan. Dalam praktik peradilan, ketentuan tersebut tidaklah mudah dan sederhana sebagaimana bunyi pasal tersebut, terdapat beberapa hal yang sejalan dengan perkembangan hukum dan kondisi sosial yang berubah dalam masyarakat sesuai dengan perkembangan kemajuan zaman, yang kesemuanya itu

1

(3)

sangat memengaruhi tentang perolehan harta bersama dan juga pembagian apabila terjadi sengketa di pengadilan.2

Akibat hukum terhadap harta bersama diatur menurut hukumnya masing-masing, yaitu hukum agama, hukum adat atau hukum yang lain. Akibat yang menyangkut harta bersama atau harta perceraian ini UUPK rupanya menyerahkan kepada para pihak yang bercerai tentang hukum mana dan hukum apa yang mempertimbangkan menurut rasa keadilan yang sewajarnya. Dari tujuan yang sudah di terangkan di atas tidak sepenuhnya berjalan dengan bahagia dan kekal, oleh karena itu tujuan perkawinan sulit dicapai karena terjadi pertengkaran dan perselisihan serta adanya sebab-sebab yang menimbulkan terjadi suatu perceraian tersebut. Perceraian biasa dilakukan suami oleh ucapannya kepada istri dan istri tidak bisa bertindak sama sekali. Tetapi semakin berkembangnya hukum di Indonesia untuk mencapai suatu keadilan yang sama terhadap pria dan wanita maka perceraian itu bisa diajukan oleh istri dengan membuat suatu gugatan ke pengadilan. Akan tetapi pengadilan juga mempersulit untuk melakukan suatu perceraian dimana untuk mencapai kebahagian dan mengembalikan keutuhan dalam keluarga, tetapi juga walaupun melakukan perceraian itu di persulit tidak mengurangi jumlah keluarga yang bercerai, dan ini juga akan memicu gejala emosional dan trauma yang akan terjadi setelah perceraian itu terjadi, maka dari itu efek dari perceraian akan sangat terasa kepada anak-anak dan akan menganggu mental dari anak, dan akan menimbulkan permasalahan yang baru yaitu pemeliharaan anak yang akan ditentukan untuk ayah atau ibunya, dimana juga

2

(4)

pemeliharaan anak itu tidak terlepas terutama kasih sayang ibu untuk anaknya bahwa anak lebih dekat kepada ibu dari pada ayah maka dari itu keadilan sulit diterapkan apabila pemeliharaan anak itu jatuh di tangan ibu maka ayah tidak mendapat hak tersebut disini akan terjadi suatu perselisihan maka dari itu perlu diajukan suatu gugatan atas hak pemiliharaan anak, permasalahan ini diajukan ke pengadilan. Selain anak yang berdampak pada perceraian tersebut juga berdampak kepada harta perkawinan mereka dimana apabila terjadi suatu perceraian maka harta perkawinan harus ditentukan berapa jumlah harta suami dan berapa jumlah harta istri dan ditentukan berdasarkan hukum mereka masing masing dan juga peran dari Pengadilan Agama sangat penting dalam menyelesaikan masalah perceraian, maka dari itu peran pengadilan berdampak positif agar tidak bertambahnya keluarga yang bercerai dan menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohma.3

B. Permasalahan

Permasalahan dalam skripsi ini adalah

1. Siapakah yang memiliki hak pemeliharaan terhadap seorang anak akibat putusnya perkawinan karena perceraian ?

2. Bagaimanakah pembagian harta bersama di dalam UUPK No 1 Tahun 1974 ?

3

(5)

3. Bagaimanakah peranan Pengadilan Agama dalam menyelesaikan persoalan yang timbul sebagai akibat putusnya perkawinan karena perceraian ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah

1. Untuk mengetahui Siapakah yang memiliki hak pemeliharaan terhadap seorang anak akibat putusnya perkawinan karena perceraian ?

2. Untuk mengetahui bagaimanakah pembagian harta bersama di dalam UUPk.?

3. Untuk mengetahui bagaimanakah peranan Pengadilan Agama dalam Menyelesaikan Permasalah yang timbul akibat perceraian.

D. Manfaat Penulisan

1. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan serta pemikiran yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya dan hukum Perdata pada khususnya mengenai akibat hukum perceraian terhadap anak dan harta perkawinan.

b. Memberikan sumbangan pemikiran dan suatu gambaran yang lebih dalam mengenai akibat hukum perceraian terhadap anak dan harta perkawinan.

(6)

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan, memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan kajian ilmu hukum perdata khususnya mengenai akibat hukum perceraian terhadap anak dan harta perkawinan.

E. Metode Penulisan

1. Pendekatan Masalah

Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendeka tan normatif sosiologi. Karena pada awalnya hanya meneliti bahan pustaka atau data sekunder untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan, atau terhadap masyarakat.4

2. Spesifikasi Penelitian

Berdasarkan pada tujuan yang akan di capai dalam penelitian ini, nantinya akan bersifat deskriptif analitis yang artinya bahwa hasil penelitian ini berusaha memberikan gambaran secara menyeluruh, mendalam tentang suatu keadaan atau gejala yang diteliti.5

3. Sumber Data

Secara umum di dalam penelitian hukum biasanya sumber data dibedakan menjadi atas:

4

Soejono Soekanto, Pengatar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1984) , hlm. 52.

5

(7)

a. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat, seperti melakukan penelitian di lapangan. Dalam hal ini penulis dapat memperoleh data primer dari Pengadilan Agama Medan

b. Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, antara lain; buku-buku literatur, laporan penelitian, tulisan para ahli peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Dalam penelitian ini yang merupahkan penelitian yuridis normatif, sebagai bahan dasar penelitiannya, penulis menggunakan data sekunder, yakni bahan-bahan yang diperoleh dari bahan pusaka lazimnya. Data sekunder yang digunakan sebagai bahan dasar penelitian ini terdiri atas:

1.) Bahan hukum primer

Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari aturan hukum yang terdapat pada peraturan perundang-udangan atau sebagai perangkat hukum seperti : UUPK, hasil Penelitian yang didapatkan melalui studi pengadilan agama Medan Menjadi bahan hukum primer yang membantu dalam mengkaji masalah dalam penelitian ini.

2.) Bahan hukum sekunder

(8)

3.) Bahan hukum tertier

Bahan hukum tertier, merupakan data yang bersifat menunjang data primer dan sekunder atau biasa disebut bahan referensi (bahan acuan, bahan rujukan) misalnya kamus, ensiklopedia dll6.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Penelitian kepustakaan (library research)

Merupakan data-data yang diperoleh penulis dari buku-buku,serta bentuk-bentuk karya tulis lainnya seperti jurnal-jurnal yang berkaitan dengan skripsi ini.

b. Penelitian lapangan (field reseach)

Merupakan data-data yang di peroleh langsung untuk mengetahui akibat hukum perceraian terhadap anak dan harta perkawinan pada pengadilan agama. Pada penelitian ini juga untuk menentukan memanfaatkan data yang ada maka dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut: 1) Studi dokumen

Studi dokumen dilakukan mengumpulkan data serta melakukan analisis bahan-bahan tertulis yang digunakan dalam peristiwa hukum. 2) Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan teknik dan pedoman

wawancara.

6

(9)

5. Analisi Data

Analisis data merupakan proses perngorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori, dan uraian dasar sehingga akan ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model analisis interaktif, yaitu model analisis yang meliputi pengumpulan data, pengelolahan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan data sebagai suatu jalinan yang saling terkait dan membentuk hipotesa sesuai data yang telah diorganisir. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu metode dilakukan berdasarkan pada data yang dinyatakan informan secara lisan dan tertulis dan juga perilaku yang nyata, diteliti, dipelajari sebagai suatu yang utuh.

F. Keaslian penulisan

Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran diri sendiri atas masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu dalam penelitian ini. Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui dilingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, penelitian Akibat Hukum Perceraian Terhadap anak dan harta, belum pernah di teliti oleh peneliti sebelumnya.

G. Sistematika Penulisan

(10)

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan pengantar yang berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan manfaat penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan, Sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PUTUSNYA PERKAWINAN.

Merupakan gambaran umum tentang Pengertian Perkawinan, Putusnya Perkawinan: Karena Kematian, Karena Perceraian, karena putusan pengadilan, Akibat Hukum Putusnya Perkawinan: Terhadap Suami dan Isteri , Terhadap Anak Terhadap Harta.

BAB III : TINJAUAN UMUM PERCERAIAN DAN AKIBAT HUKUMNYA. Pada bab ini berisi Pengertian Perceraian, Sebab-Sebab Perceraian, Kententuan Hukum Tentang Perceraian, Akibat Hukum Perceraian. BAB IV: AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP ANAK DAN HARTA

PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974 (STUDI PADA PENGADILAN AGAMA MEDAN).

Merupakah Bab yang berisi Siapakah yang memiliki hak pemeliharaan terhadap seorang anak akibat putusnya perkawinan karena perceraian Untuk mengetahui bagaimanakah pembagian harta bersama di dalam UUPk, Bagaimanakah peranan Pengadilan Agama dalam Menyelesaikan Permasalah yang timbul akibat perceraian.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga peneliti menyarankan tetap untuk diadakannya pelatihan bagi tenaga kerja non edukatif secara rutin untuk meningkatkan produktifitas kerja dan untuk

Mother wants to make fried rice for a party.. She needs three ounces of salt and one kilogram of

Parameter yang digunakan dalam observasi adalah ujung daun, panjang daun, tulang daun, dan bentuk daun, serta warna daun. Dalam subpopulasi yang sama ciri morfologi

Peserta didik dapat memahami pengetahuan tentang: - contoh perilaku Satwam dalam kehidupan sehari-hari - contoh perilaku Rajas dalam kehidupan sehari-hari - pengertian Catur Guru.

barat Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat yang menyebabkan kesenian-kesenian Cilacap mendapat pengaruh dari kebudayaan Sunda termasuk juga kesenian

Seperti yang tampak pada pengobat tradisional Bp Al rata- rata mereka dikunjungi 5-10 klien perhari, di Kab Karanganyar rumah pengobatan Iklas dan Alya tama dan di Kab

Demikian berdasarkan hasil post intervensi pada kelompok yang hanya mendapatkan terapi generalis menunjukan penurunan perilaku kekerasan dalam respon fisik skor

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selama ini telah memeberikan cinta kasih-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan