• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KADAR TRIGLISERIDA DENGAN LINGKAR PINGGANG PADA OBESITAS SENTRAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KADAR TRIGLISERIDA DENGAN LINGKAR PINGGANG PADA OBESITAS SENTRAL"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

27

HUBUNGAN KADAR TRIGLISERIDA DENGAN LINGKAR

PINGGANG PADA OBESITAS SENTRAL

Devi1, Yan P. Sihombing2, Eka S.P. Hutasoit3, Lesmana Syahrir4, Hadyanto Lim5

1Mahasiswa, Fakultas Kedokteran,

Universitas Methodist Indonesia, Medan

2Departemen Fakultas Kedokteran,

Universitas Methodist Indonesia, Medan

3Departemen Obstetri dan

Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Methodist Indonesia, Medan

4Departemen Kesehatan Anak,

Fakultas Kedokteran, Universitas Methodist Indonesia, Medan

5Departemen Farmakologi,

Fakultas Kedokteran, Universitas Methodist Indonesia, Medan

ABSTRACT

Background: Central obesity is a fat accumulation condition in the

abdominal region. The incidence of central obesity is increasing worldwide. This circumstance is affected by triglyceride levels which is a form of fat storage in the body. The aim of this study was to determine the correlation between triglyceride levels and waist circumference in central obesity.

Methods: This cross sectional study with consecutive sampling was

conducted on 22 adult with central obesity, comprising of 16 women and 6 men. Waist circumference was measured at the level of umbilicus and triglyceride levels were examined after at least 8 hours fasting. Coefficient of correlation was obtained by Pearson test.

Result: There was a strong positive and significantly correlation

between triglyceride levels and waist circumference in patients with central obesity (r = 0.729, p<0.05).

Conclusion: Triglyceride level was strong positive and significantly

associated with waist circumference in central obesity.

Keywords : triglyceride levels, waist circumference, and central

obesity.

ABSTRAK

Latar Belakang : Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak di

dalam perut. Insiden obesitas sentral semakin meningkat di seluruh dunia dan menimbulkan problema kesehatan masyarakat. Kondisi ini dipengaruhi oleh kadar trigliserida yang tersimpan di dalam tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan kadar trigliserida dengan ukuran lingkar pinggang pada obesitas sentral.

Metode: Studi cross-sectional dengan metode consecutive sampling

melibatkan 22 orang orang dewasa dengan obesitas sentral, terdiri dari 16 wanita dan 6 pria. Lingkar pinggang diukur setinggi umbilikus dengan menggunakan pita ukur. Kadar trigliserida diperiksa setelah puasa 9-12 jam. Koefisien korelasi ditentukan dengan uji Pearson.

Hasil : Terdapat hubungan positif kuat dan signifikan antara kadar

trigliserida dengan ukuran lingkar pinggang pada obesitas sentral (r = 0.729, p<0.05).

Kesimpulan : Kadar trigliserida berhubungan positif kuat dan

signifikan dengan ukuran lingkar pinggang pada obesitas sentral.

Kata Kunci : kadar trigliserida, lingkar pinggang, obesitas sentral.

(2)

28 PENDAHULUAN

Obesitas merupakan suatu keadaan dengan akumulasi jaringan adiposa

berlebih yang disebabkan oleh

ketidakseimbangan antara makanan yang konsumsi dengan pengeluaran energi sehingga dapat mengganggu kesehatan.1

Awalnya insiden obesitas banyak dijumpai di negara dengan pendapatan yang tinggi, namun insiden obesitas meningkat juga di negara-negara dengan pendapatan sedang ataupun rendah. Sejak tahun 1975, insiden obesitas meningkat tiga kali lipat di seluruh dunia. Pada tahun 2016, lebih dari 650 juta orang dewasa dengan usia di atas 18 tahun mengalami obesitas atau 13% dari total populasi di dunia.2 Secara nasional,

prevalensi obesitas sentral meningkat dari 18,8% pada tahun 2007 menjadi 26,6% tahun 2013.3

Obesitas sentral merupakan kondisi kronis kelebihan lemak tubuh disertai dengan penumpukan lemak viseral di bagian abdominal.4 Hal ini dipengaruhi oleh faktor

genetik yang mengatur penyimpanan lemak di daerah subkutan. Jika penyimpanan lemak di subkutan sudah mencapai batas, maka lemak yang berlebih akan disimpan di intra-abdominal dan menyebabkan lingkar pinggang semakin membesar.5 Menurut

National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP III),

ukuran lingkar pinggang orang Asia >90 cm untuk pria dan >80 cm untuk wanita dikatakan obesitas sentral.6

Walaupun IMT lebih lazim digunakan, penelitian terbaru mengatakan pengukuran lingkar pinggang terutama pada lemak abdominal memiliki prediksi lebih baik untuk risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Lemak pada abdominal sendiri memicu terjadinya resistensi insulin, diabetes tipe 2, hipertensi, dan

hiperlipidemia, dimana faktor-faktor tersebut memicu terjadinya penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, maupun beberapa jenis kanker.7

Trigliserida adalah bentuk penyimpanan lemak di tubuh yang dihidrolisa ke jaringan adiposa.8

Peningkatan trigliserida meningkatkan risiko terhadap penyakit kardiovaskuler, tetapi tidak secara langsung. Trigliserida ikut berperan dalam pembentukan lipoprotein termasuk LDL yang merupakan penyebab utama terjadi aterosklerosis.9

METODE

Penelitian ini menggunakan

penelitian analitik dengan pendekatan cross

sectional study. Populasi penelitian adalah

penderita obesitas sentral dengan kriteria inklusi: pria/wanita dewasa yang mengalami obesitas sentral, dan kriteria eksklusi: pasien yang tidak berpuasa 8-12 jam dengan/tanpa mengonsumsi obat antilipid.

Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling dengan menggunakan consecutive sampling.

Caranya adalah setiap anggota populasi sumber yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi akan dipilih sebagai sampel sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.10

Pengukuran lingkar pinggang dilakukan melingkar di umbilikus dengan menggunakan pita pengukur. Besar lingkar pinggang, yaitu >90 cm untuk pria dan >80 cm untuk wanita disebut obesitas sentral. Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar trigliserida dilakukan setelah pasien berpuasa 8-12 jam. Menurut NCEP-ATP III, kadar trigliserida normal <150 mg/dL, ambang batas 150-200 mg/dL, dan tinggi >200 mg/dL.6

(3)

29 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari 22 subjek yang dipilih dalam penelitian ini didapatkan sebanyak 6 orang (27.3%) adalah pria dan 16 orang (72.7%) adalah wanita.

Pada pengukuran kadar trigliserida didapatkan dari 22 subjek, 11 orang (50.0%) kategori normal, 8 orang (36.4%) kategori ambang batas, dan 3 orang (13.6%) kategori tinggi. Dengan demikian mayoritas subjek penelitian memiliki kadar trigliserida normal yaitu sebanyak 11 orang (50.0%). Menurut jenis kelamin, 4 dari 6 orang pria (66.67 %) dalam penelitian ini memiliki kadar trigliserida >150 mg/dL, sedangkan 7 dari 16 orang wanita (43.75%) mengalami peningkatan.

Diagram scatter pada Gambar 1, uji korelasi Pearson menunjukkan korelasi positif dan signifikan antara kadar trigliserida dengan lingkar pingggang ( r=0.729, p=0.000).

Dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan signifikan dengan korelasi kuat antara kadar trigliserida dengan lingkar pinggang dengan pengukuran lingkar pinggang di bagian umbilikus pada 22 orang sampel. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Krotkiewski, et al.11 Jumlah

subjek pada penelitian Krotkiewski, et al. sebanyak 930 penderita obesitas dengan

metode pengukuran lingkar pinggang di sepertiga atas antara prosesus xipoideus dengan umbilikus, dan didapatkan korelasi positif yang cukup kuat antara kadar trigliserida dengan lingkar pinggang.11

Penelitian ini memiliki korelasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Krotkiewski, et al.. Ini menunjukkan lingkar pinggang yang diukur di umbilikus memiliki hubungan lebih erat dengan kadar trigliserida.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian Mason et al.12 menunjukkan

sampel yang dilakukan pengukuran lingkar pinggang di umbilikus lebih banyak termasuk ke dalam kriteria sindrom metabolik dibanding dengan pengukuran lingkar pinggang di area lain. Ini menunjukkan lingkar pinggang yang diukur di umbilikus memiliki hubungan lebih erat dengan kadar trigliserida.

Menurut Jacobsen dan Aars13, pada

studi cross sectional ditemukan prevalensi obesitas sentral lebih banyak pada wanita sebesar 55% dan pria 37% dengan menggunakan kriteria dari WHO. Penelitian oleh Mason dan Katzmarzyk12

dengan pengukuran lingkar pinggang di umbilikus memiliki prevalensi sebesar 33,2% pada pria dan wanita 55,5%. Kedua penelitian menunjukkan kesamaan dalam penelitian ini dimana prevalensi wanita yang menderita obesitas sentral lebih banyak daripada pria. Hal ini berhubungan dengan keadaan wanita yang mengalami menopause. Keadaan menopause dimana hormon estrogen mengalami penurunan menyebabkan peningkatan aktivitas lipoprotein lipase sehingga asam lemak pun meningkat secara lokal dan akumulasi lemak abdominal terjadi.14

Berbeda dengan lingkar pinggang, hipertrigliserida lebih sering dialami oleh pria.15 Sebesar 50% sampel dari penelitian

(4)

30

ini mengalami hipertrigliserida, namun sebanyak 4 orang dari 6 total sampel pria memiliki kadar trigliserida >150 mg/dL. Walaupun sampel pria pada penelitian ini sedikit, tetapi dapat disimpulkan pria lebih rentan mengalami hipertrigliserida. Pada studi kohort yang dilakukan Zhang et al., peningkatan lingkar pinggang dan

trigliserida secara bersamaan

meningkatkan risiko terjadinya diabetes melitus tipe 2, penyakit kardiovaskuler, dan aterosklerosis. Sehingga, kadar trigliserida dan lingkar pinggang yang meningkat dapat digunakan sebagai metode sederhana untuk memprediksi faktor risiko yang akan terjadi.7

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan terdapat korelasi positif kuat yang signifikan antara kadar trigliserida dengan lingkar pinggang pada obesitas sentral.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sugondo, S. Obesitas. Dalam Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A.W., Simadibrata, M., Setiyohadi, B. and Syam, A.F. (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi VI, Jakarta: InternaPublishing 2014;333: 2559-2569.

2. World Health Organizations (2017), [Online],Available:http://www.who.in t/mediacentre/factsheets/fs311/en/ . Diakses 28 November 2017.

3. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar

2013, Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kesehatan 2013, p. 220.

4. Segula, D. Complications of obesity in adults: A short review of the literature. Malawi Med. J 2014; 26 : 20-14. 5. Smith, U. Abdominal obesity: a marker

of ectopic Fat accumulation. J Clin Invest 2015;125:1790-1792.

6. NCEP-ATP III. Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment

Panel III), 2002.

https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/r esources/heart/atp-3-cholesterol-full-report.pdf - Diakses 28 November 2017.

7. Zhang, C., Rexrode, K.M., Dam, R.M.v., Li, T.Y. and Hu, F.B. Abdominal obesity and the risk of All-cause, cardiovascular, and cancer mortality sixteen years of follow-up in US women. Circulation 2008;117: 1658-67.

8. Botham, M.K., and Mayes, A.P. Lipid Transport & Storage. Harper's Illustrated Biochemistry, Jakarta: EGC 2012, pp:253-265.

9. Lim, H. (ed) Farmakologi Obat Antihiperlipidemia. Dalam : Prinsip Farmakologi-Endokrin-Infeksi - Pengobatan Berbasis Patobiologi, Edisi 1, Jakarta: P.T.SOFMEDIA 2014: pp. 142-175

10. Sastroasmoro, S. Inferensi: dari sampel ke Populasi. Dalam Sastroasmoro, S. and Ismael, S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi 5, Jakarta: CV. Sagung Seto 2016, pp: 14-16.

11. Krotkiewski, M, Bjorntorp, P., Sjostrom, L. and Smith, U. Impact of obesity on metabolisme in men and women. J. Clin. Invest. 1983; 72: 1150-1162.

12. Mason, C, Katzmarzyk P.T. Waist circumference thresholds for the prediction of cardiometabolic risk: is

(5)

31

measurement site important?. Eur J Clin Nutri 2008; 64: 862-867.

13. Jacobsen BJ, Aars NA. Changes In waist circumference and the prevalence of abdominal obesity during 1994–2008 - Cross-sectional and longitudinal results from two surveys: the Tromsø Study. BMC Obesity 2016; 3: 4.

14. Dayspring, T.D. Understanding hypertriglyceridemia in women clinical impact and management with prescription omega-3-acid ethyl esters. Int J Women’s health 2011;3: 87-97. 15. Karpov, Y, Khomitskaya, Y.

PROMETHEUS: an observational, cross‑sectional, retrospective study of hypertriglyceridemia in Russia, Cardiovasc Diabetol 2015;14:115.

Gambar

Diagram scatter pada Gambar 1, uji  korelasi  Pearson  menunjukkan  korelasi  positif  dan  signifikan  antara  kadar  trigliserida  dengan  lingkar  pingggang  (  r=0.729, p=0.000)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, mengingat bahwa kadar Gula Darah Puasa adalah salah satu parameter adanya sindroma metabolik maka dapat diketahui bahwa pengukuran Lingkar Pinggang lebih

Penelitian mengenai hubungan ukuran lingkar pinggang dengan kadar trigliserida darah pada masyarakat yang mengikuti program pemeriksaan laboratorium di Poliklinik

Korelasi Spearman menunjukkan korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar hs-CRP dalam darah (r=0,263; p=0,028), sedangkan antara rasio

antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida pada penelitian ini sesuai dengan penelitian di Malang dengan rata-rata usia subjek yaitu 48 tahun yang juga menunjukkan

Terdapat hubungan antara IMT dengan kadar LDL, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan kadar LDL dan tidak terdapat hubungan yang signifikan

Tujuan: menganalisis hubungan serum magnesium dengan berbagai parameter obesitas sentral seperti lingkar perut (LP), rasio pinggang-panggul (RLPP) dan jumlah lemak

Komposisi tubuh dapat ditentukan berdasarkan ukuran lingkar pinggang, Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan lingkar pinggang pada

HUBUNGAN LINGKAR PAHA DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PAHA TERHADAP TRIGLISERIDA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana