KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Eka Yulniati
NIM : 078114033
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Eka Yulniati
Nomor Mahasiswa : 078114033
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 26 Januari 2011
Yang menyatakan,
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan atas segala bimbingan, penyertaan dan
perlindungan yang tak henti-hentinya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bantuan,
bimbingan, pengarahan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas pengorbanannya baik
waktu, tenaga maupun pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku rektor Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian di Universitas Sanata Dharma.
2. Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian.
3. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK, selaku dosen pembimbing utama yang telah
menyediakan waktu dan tenaga untuk berdiskusi serta memberi masukan
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan yang berharga.
5. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen penguji yang telah
6. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian tentang korelasi pengukuran antropometrik terhadap profil lipid dan
kadar hs-CRP dalam darah sebagai prediktor penyakit kardiovaskular.
7. Agung Santoso, S.Psi., selaku dosen statistik yang selalu memberikan
pengarahan dan pembelajaran metode statistik penelitian.
8. Semua dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma yang terlibat dalam
penelitian “Korelasi Pengukuran Antropometrik Terhadap Profil Lipid dan
Kadar hs-CRP Dalam Darah Sebagai Prediktor Penyakit Kardiovaskular” baik
secara langsung berpartisipasi menjadi sukarelawan maupun secara tidak
langsung membantu keberhasilan keberlangsungan penelitian.
9. Laboratorium Prahita Yogyakarta yang telah membantu pemeriksaan darah
sukarelawan penelitian.
10.Mas Narto selaku karyawan sekretariat Fakultas Farmasi yang telah membantu
administrasi surat saat proses berjalannya penelitian.
11.Ipang Djunarko, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
mendampingi dari awal penulis bergabung dalam bagian dari keluarga
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
12.Semua dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmunya kepada penulis.
13.Semua guru Santa Maria Pekanbaru yang telah membagikan ilmunya kepada
14. Papa, mama, kedua kakakku ”koko” dan kakak iparku “aso” yang selalu
mencurahkan kasih sayang, memberikan dukungan moral, nasehat motivatif
maupun materiil. Cinta dan perhatian kalian merupakan kekuatan bagiku.
15. Mbak Lisa “Mbak Dul”, Ko Eric, Sisca, Lina, Fetri, Ridho “Mas Anang”, Ita
dan Febri, teman seperjuangan yang telah bekerja keras untuk menjalankan
penelitian dan mengolah data mentah di sela kesibukan yang padat. Canda,
tawa dan kebersamaan memberikan semangat dan motivasi dalam
menjalankan penelitian dan mengerjakan skripsi. Saran dan bantuan kalian
sangat membantu dalam mengerjakan skripsi ini.
16.Mega Gunawan, Ayu Asmoro Ningrum, Tika-tikuchu, Dewi “Ndut” yang
selalu memberikan semangat, canda tawa dan selalu menyediakan kamar
kalian sebagai tempat pelarian saat merasa bahagia maupun jenuh.
17.Teman-teman farmasi angkatan 2007 yang telah berjuang bersama dalam
suka-duka perkuliahan.
18.Verry Chandra atas kesabaran, cinta kasih, pertolongan, motivasi dan
dorongan, yang senantiasa memberikan semangat dan kebahagiaan. You
always brighten my days.
19.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Keberadaan dan bantuan kalian membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan
memiliki kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan
pembelajaran bagi penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan dapat
menjadi sumbangan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Yogyakarta, 26 Januari 2011
PERNYATAAN KEASLIAN KASRYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 26 Januari 2011 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii
HALAMAN PENGESAHAN………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……… v
PRAKATA ……….. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. x
DAFTAR ISI ……….. xi
DAFTAR TABEL……… xiv
DAFTAR GAMBAR ……….. xv
DAFTAR LAMPIRAN……… xvi
INTISARI……… xvii
ABSTRACT ……….. xviii
BAB I PENGANTAR ……… 1
A. Latar Belakang ……….. 1
1. Permasalahan………... 5
2. Keaslian penelitian………... 5
3. Manfaat penelitian……… 6
B. Tujuan Penelitian……… 7
A. Obesitas ………. 8
1. Definisi ……… 8
2. Klasifikasi……… 8
3. Patofisiologi………. 10
B. Pengukuran Antropometri……….. 12
C. Trigliserida………. 14
1. Mekanisme penyimpanan lipid di jaringan adiposa ……… 16
D. Landasan Teori……….. 17
E. Hipotesis……… 19
BAB III METODE PENELITIAN……….. 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………. 20
B. Variabel Penelitian………. 21
C. Definisi Operasional……….. 21
D. Subyek Penelitian……….. 22
E. Tempat dan Waktu Penelitian……… 23
F. Ruang Lingkup ………. 24
G. Teknik Sampling……… 25
H. Instrumen Penelitian……….. 26
I. Tata Cara Penelitian ……….. 26
1. Observasi awal………. 26
2. Permohonan izin dan kerjasama……….. 26
3. Penawaran kerjasama kepada calon responden …………..……… 27
5. Pengambilan darah dan pengukuran antropometri……….. 28
6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri 30 7. Pengolahan data secara statistik ……….. 30
J. Analisis Data Penelitian ……… 30
K. Kesulitan Penelitian………... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 32
A. Profil dan Karakteristik Responden ……….. 32
1. Karakteristik umur responden ……… 32
2. Karakteristik lingkar pinggang responden ……….. 33
3. Karakteristik rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) responden... 34
4. Karakteristik trigliserida responden ……… 35
B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Lingkar Pinggang <90 cm dan Lingkar Pinggang >90cm ……… 37
C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Rasio Lingkar Pinggang Panggul <0,9 dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul >0,9 …………... 38
D. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar Trigliserida Dalam Darah……… 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..……… 43
A. Kesimpulan……… 43
B. Saran……….. 43
DAFTAR PUSTAKA ………. 44
LAMPIRAN ……… 48
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida (mg/dL) menurut NCEP ATP
III tahun 2001……… 15
Tabel II. Profil Karakteristik Responden ………. 32
Tabel III. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Kriteria Trigliserida 36
Tabel IV. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Lingkar
Pinggang <90cm dan Lingkar Pinggang >90 cm ……… 37
Tabel IV. Uji Korelasi Spearman Lingkar Pinggang (cm) dan Rasio
Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar Trigliserida
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Obesitas abdominal ……… 9
Gambar 2. Bentuk tubuh apel dan pir ……….. 9
Gambar 3. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul………… 12
Gambar 4. Skema subyek penelitian……… 23
Gamabr 5. Skema kajian penelitian ………. 25
Gambar 6. Grafik distribusi umur responden……… 33
Gambar 7. Grafik distribusi lingkar pinggang responden (cm)…………. 34
Gambar 8. Grafik distribusi rasio lingkar pinggang panggul (RLPP)
responden ……….. 35
Gambar 9. Grafik distribusi kadar trigliserida responden (mg/dL)…….. 36
Gambar 10. Diagram sebar korelasi lingkar pinggang (LP) terhadap kadar
trigliserida (mg/dL)……… 39
Gambar 11. Diagram sebar rasio lingkar pinggang panggul (RLPP)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Ethical Clearence……… 49
Lampiran 2. Informed Consent………. 50
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian (WR III Universitas Sanata Dharma)… 51 Lampiran 4. Surat Izin Penelitian (Dekan)……….. 52
Lampiran 5. Surat Peminjaman Ruang……… 54
Lampiran 6. Kartu Pencatatan Pemeriksaan……… 56
Lampiran 7. Leaflet ……… 57
Lampiran 8. Pengambilan Darah dan Pengukuran Lingkar Pinggang…… 58
INTISARI
Obesitas merupakan penimbunan lemak tubuh akibat ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran energi. Obesitas berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Peningkatan kadar trigliserida berperan dalam kejadian berbagai kasus penyakit jantung. Pencegahan merupakan langkah yang harus ditetapkan sedini mungkin untuk mencegah kejadian penyakit jantung. Pengukuran antropometri berupa pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul diharapkan dapat menjadi metode deteksi dini yang praktis, ekonomis dan aplikatif bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) terhadap kadar trigliserida dalam darah.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian potong lintang. Subyek penelitian adalah dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma sebanyak 70 responden yang dipilih secara purposive. Kriteria inklusi adalah pria berusia 30-50 tahun, berpuasa, dan bersedia diajak bekerjasama. Data dianalisis secara statistik yaitu uji hipotesis kompatif Mann-Whitney dan korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %.
Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara kelompok lingkar pinggang >90 cm dan kelompok lingkar pinggang <90 cm dengan nilai p=0,001. Lingkar pinggang berkorelasi positif lemah dengan kadar trigliserida dengan nilai r=0,395 dan p=0,001 sedangkan rasio lingkar pinggang panggul berkorelasi positif tidak bermakna dengan kadar trigliserida dengan nilai r=0,075 dan p=0,535.
ABSTRACT
Obesity is the accumulation of body fat due to imbalance of energy intake and expenditure. Obesity is associated with elevation triglycerides in blood that play a role in the incidence of heart disease. Prevention should be established as early as possible to prevent the incidence of heart disease. Anthropometric measurements such as waist circumference and waist to hip ratio are expected to be an early detection method. These methods are easy to do, inexpensive and applicative. The purpose of this study is to determine the correlation between waist circumference and waist to hip ratio with triglycerides.
This study used cross-sectional study design. Subjects were lecturer and staff of Sanata Dharma University. Seventy respondents were selected purposively. Inclusion criteria were men aged 30-50 years, fasting, and willing to cooperate. Data were analyzed statistically by Mann-Whitney and Spearman with 95% confidence intervals.
Triglyceride levels are significant differences between group with waist circumference >90 cm and waist circumference <90 cm (p=0.001). Waist circumference has significant positive weak correlation with triglyceride level (r=0.395, p=0.001) whereas waist to hip ratio has no significant positive correlation with triglyceride level (r=0.075, p=0.535).
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Obesitas adalah penumpukan lemak dalam tubuh (Soegih, 2009) dan
secara klinis didefinisikan sebagai kelebihan jumlah lemak di jaringan adiposa
(Keller, 2008). Insidensi obesitas mulai berkembang menjadi epidemi dunia sejak
tahun 1980an. Terjadi peningkatan jumlah kasus obesitas sebesar 30% pada
populasi Amerika sejak tahun 1980 hingga 2002. Jumlah ini diperkirakan akan
terus meningkat (Mathew, Francis, Kayalar dan Cone, 2008). World Health
Organization (WHO) menyatakan obesitas telah menjadi pandemik global di
seluruh dunia dan merupakan masalah kesehatan kronis terbesar pada orang
dewasa. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, prevalensi nasional obesitas pada penduduk berusia >15 tahun adalah
10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%) (Depkes, 2009).
Epidemi ini terutama disebabkan oleh perubahan hidup instan yang
melibatkan perubahan pola makan dan kebiasaan olahraga (Mathew, et al., 2008).
Gaya hidup sedentary dan pola hidup serba instan, praktis dan cepat merupakan
ciri khas masyarakat modern di perkotaan. Kesibukan dan tingginya rutinitas
masyarakat modern menjadi salah satu alasan utama terjadinya pergeseran gaya
hidup ini. Makanan yang dipilih tidak lagi dipertimbangkan nilai gizinya dan
cenderung memilih makanan cepat saji yang umumnya tinggi lemak dan gula.
menyebabkan obesitas. Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan asupan dan
pengeluaran energi (Dale dan Federman, 2003).
Konsumsi makanan berlemak tinggi akan menyebabkan peningkatan
profil lemak dalam tubuh, seperti peningkatan kadar trigliserida dalam darah.
Menurut Dale dan Federman (2003), kelebihan trigliserida akan disimpan dalam
sel adiposit sebagai cadangan energi bagi tubuh. Jaringan adiposa yang kaya akan
sel adiposit terdapat terutama di lengan, pinggang dan pinggul (Soegih, 2009).
Pada pria, penimbunan terutama terjadi di area abdominal karena enzim
lipoprotein lipase sangat aktif bekerja di jaringan adiposa abdominal (Dale dan
Federman, 2003). Tipe tubuh pria cenderung tipe apple dengan lingkar pinggang
yang lebih lebar daripada lingkar panggul.
Trigliserida bersifat atherogenik sehingga bila kadar trigliserida
meningkat dapat menyebabkan terjadinya penyakit kardiovaskuler (Dale dan
Federman, 2003). Asia Pacific Cohort Studies Collaboration (2004) menemukan
bahwa kadar trigliserida merupakan prediktor penyakit kardiovaskular dan risiko
stroke di kawasan Asia-Pasifik. Penelitian Tirosh et al. (2007) di Cina
menemukan peningkatan kadar trigliserida berkaitan dengan risiko penyakit
kardiovaskular pada pria. Penyakit kardiovaskular menempati urutan pertama
penyebab kematian di Indonesia meskipun pengobatan di bidang ini maju pesat.
Pencegahan penyakit kardiovaskular dapat dilakukan dengan melakukan
pemerikasaan profil lipid dalam darah secara berkala. Mahalnya biaya
mendapatkan pelayanan ini secara optimal sebagai pencegahan terhadap penyakit
kardiovaskular.
Pencegahan terhadap penyakit kardiovaskular merupakan langkah yang
harus ditetapkan sedini mungkin (Jalal, Liputo, Susanti, dan Oenzil, 2006).
Obesitas abdominal meningkatkan kejadian penyakit jantung secara tidak
langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor risiko penyakit jantung. Obesitas
abdominal berkaitan dengan timbulnya dislipidemia (Mathew, et al., 2008).
Penampakan klinis dari obesitas abdominal adalah peningkatan ukuran lingkar
pinggang (Indra,2006). Penelitian Lakka, Lakka, Tuomilehto dan Salonen (2002)
di Finlandia Timur dan Welborn, Dhaliwal dan Bennett (2003) di Australia
menemukan adanya peningkatan laju kematian akibat penyakit kardiovaskular
pada responden dengan peningkatan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang
panggul.
Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul merupakan metode
yang praktis untuk menentukan distribusi lemak dan pertambahan lemak tubuh
(Mathew, et al., 2008). Penelitian Chan, Watts, Barrett dan Burke (2003) di
Australia menemukan bahwa lingkar pinggang dan rasio lingkar panggul
merupakan prediktor massa jaringan adiposa intraperitoneal yang kuat.
Pengukuran ini dapat dilakukan secara mandiri dan ekonomis sehingga dapat
dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat sebagai metode dini deteksi
dislipidemia. Metode deteksi dini memungkinkan perencanaan langkah-langkah
untuk meningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat
Penelitian mengenai obesitas dan penyakit kardiovaskular telah
dilakukan sejak tahun 1948 di kota Framingham. Penelitian Jantung Framingham
mengikuti perkembangan 5881 pasien (usia rata-rata 55 tahun) selama 14 tahun
menemukan bahwa kejadian kematian akibat serangan jantung mendadak terjadi
40 kali lebih tinggi pada pria dan wanita yang obesitas. Hubungan antara obesitas
abdominal dan kadar trigliserida mulai banyak diteliti. Penelitian Esmaillzadeh,
Mirmiran dan Azizi (2004) di Tehran menemukan bahwa lingkar pinggang dan
rasio lingkar pinggang panggul berkorelasi positif dengan trigliserida pada pria.
Penelitan Welborn et al. (2003) di Australia menemukan adanya korelatif positif
antara pengukuran antropometri dengan kadar trigliserida pada pria. Penelitian
Gruson et al. (2010) berupa penelitian prospektif selama 10 tahun di Australia
juga menemukan bahwa lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul
berkorelasi positif dengan trigliserida pada pria.
Kemampuan prediksi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang
panggul terhadap faktor risiko penyakit jantung seperti hipertrigliserida
bergantung pada populasi dan berbeda-beda pada tiap ras (Esmaillzadeh, et al.,
2004). Perlu dilakukan penelitian hubungan antara ukuran lingkar pinggang, rasio
lingkar pinggang-panggul dan kadar trigliserida dalam darah di Yogyakarta
dengan responden karyawan dan dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini belum pernah dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dari penelitian ini diharapkan pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang panggul (RLPP) dapat digunakan sebagai salah satu metode yang
dan rasio lingkar pinggang-panggul diharapkan dapat menjadi indikator awal bagi
masyarakat Yogyakarta terutama karyawan dan dosen pria di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta untuk memperbaiki pola hidup.
1. Permasalahan
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, permasalahan yang
diangkat penulis adalah bagaimana korelasi antara lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada karyawan
dan dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
2. Keaslian penelitian
Beberapa penelitian mengenai korelasi lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang-panggul (RLPP) terhadap kadar trigliserida dalam darah yang
telah dipublikasikan adalah sebagai berikut:
a. Abdominal Obesity is Associated with Increased Risk of Acute Coronary
Events in Men oleh Lakka et al. (2002) dengan rancangan
population-based study. Subyek penelitian sebanyak 1.346 pria berusia 42-60 tahun di
Finlandia Timur.
b. Waist Dircumference, Waist-Hip Ratio and Body Mass Index and Their
Correlation with Cardiovascular Disease Risk Factor in Australian Adult
oleh Dalton et al. (2003) dengan rancangan penelitian potong-lintang.
Subyek penelitian sebanyak 11.247 orang berusia > 25 tahun di Australia.
c. Waist-Hip Ratio is The Dominant Risk Factor Predicting Cardiovascular
penelitian potong lintang. Subyek penelitian sebanyak 9.206 orang dengan
usia 20-69 tahun di Australia.
d. Waist-To-Hip Ratio Is A Better Screening Measure For Cardiovascular
Risk Factor Than Other Anthropometric Indicators In Tehranian Adult
Men oleh Esmaillzadeh et al. (2004) dengan rancangan penelitian
potong-lintang. Subyek penelitian sebanyak 4449 orang pria berusia 18-74 tahun
di Tehran.
e. Excess Accumulation of Body Fat is Related to Dyslipidemia in
Normal-Weight Subjects oleh Ito et al. (2004) dengan rancangan penelitian
potong-lintang. Subyek penelitian sebanyak 265 pria dan 741 wanita berusia
21-69 tahun di Jepang.
f. Anthropometric Assessment of Abdominal Obesity and Coronary Heart
Disease Risk in Men: The Prime Study oleh Gruson et al. (2010) dengan
rancangan penelitian prospektif. Subyek penelitian sebanyak 10.602 orang
pria berusia 50-59 tahun.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai obesitas
abdominal, trigliserida dan pengukuran antropometri terutama lingkar
pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) sebagai metode
b. Manfaat praktis
Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul
diharapkan dapat menjadi salah satu metode deteksi dini terjadinya
peningkatan kadar trigliserida dalam darah (hipertrigliserimia).
Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul
merupakan metode yang ekonomis dan praktis serta dapat dilakukan oleh
segala lapisan masyarakat tanpa memerlukan keahlian khusus dan bantuan
tenaga ahli.
B. Tujuan Penelitian
Mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul (RLPP) terhadap kadar trigliserida dalam darah pada karyawan dan dosen
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obesitas 1. Definisi
Berat badan ideal seseorang ditentukan berdasarkan tinggi badan, jenis
kelamin dan kerangka tubuh (Taylor dan Candrasoma, 1995). Secara definisi
obesitas berbeda dengan overweight atau yang dikenal dengan kelebihan berat
badan. Obesitas berasal dari bahasa Latin yaitu ob dan edere yang berarti makan.
Obesitas secara klinis didefinisikan sebagai kelebihan jumlah lemak di jaringan
adiposa (Keller, 2008). Overweight adalah peningkatan berat badan relatif
dibandingkan terhadap standar (Soegih, 2009).
Menurut National Cholesterol Education Program’s Adult
TreatmentPanel III (NCEP-ATP III) tahun 2002, obesitas berkontribusi terhadap
hipertensi, peningkatan kolesterol serum, penurunan HDL dan hiperglikemia dan
semua itu berkatian dengan peningkatan resiko kardiovaskular.
2. Klasifikasi
Peningkatan lemak tubuh terutama di daerah abdominal daripada di
daerah pinggul, paha atau lengan disebut obesitas sentral (Soegih, 2009). Lemak
yang terakumulasi di daerah abdominal (jaringan visceral) memiliki risiko
kesehatan yang lebih besar daripada lemak yang terdistribusi di panggul dan paha
Gambar 1. Obesitas abdominal (Lazar, 2007)
Litin (2009) mengungkapkan ada dua bentuk tubuh berdasarkan lokasi
penimbunan lemak tubuh yaitu bentuk apel dan bentuk pir (gambar 2). Bentuk
apel adalah bentuk tubuh dengan penimpunan lemak di pinggang dan bentuk pir
adalah tipe tubuh dengan penimbunan lemak di bawah pinggang seperti paha,
pinggul dan bokong.
Gambar 2. Bentuk tubuh apel dan pir (Goldman, 2008)
Menurut Litin (2009) lebih baik memiliki bentuk tubuh pir dibandingkan
jantung, diabetes dan beberapa kanker. Penelitian menemukan akumulasi
kelebihan lemak terutama di area abdominal berkontribusi terhadap kejadian
dislipidemia (Ito, et al., 2007).
Menurut Taylor dan Candrasoma (1995) terdapat dua tipe obesitas yaitu
obesitas yang timbul pada saat dewasa (adult onset obesity) dan obesitas yang
timbul sejak masa kanak-kanak (child-hood onset obesity). Obesitas yang umum
terjadi di masyarakat adalah obesitas yang timbul pada saat dewasa. Obesitas ini
berkaitan dengan hipertropi dari sel lemak yang ada. Hipertropi merupakan
bertambah besarnya sel-sel jaringan. Obesitas yang timbul sejak masa
kanak-kanak terjadi karena adanya hiperplasi dari sel lemak yang diikuti dengan
hipertropi sel lemak tersebut. Hiperplasi merupakan bertambahnya jumlah sel-sel
di dalam jaringan karena terjadi pembelahan sel-sel jaringan. Kedua tipe obesitas
ini terjadi akibat kelebihan asupan kalori dalam jangka waktu lama melebihi
kalori yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi tubuh.
3. Patofisiologi
Obesitas adalah gangguan yang kompleks dan multifaktorial namun
penyebab umum semua kasus obesitas adalah kelebihan kalori yang dikonsumsi
dibandingkan dengan kalori yang dibutuhkan. Kelebihan kalori disimpan dalam
lemak tubuh (Dale dan Federman, 2003). Faktor yang mempengaruhi terjadinya
obesitas adalah:
a. Faktor diet
Peningkatan persentase lemak dalam makanan yang dikonsumsi
dalam konsumsi karbohidrat hilang ketika karbohidrat diubah menjadi
trigliserida sedangkan hanya 3% kalori yang terdapat dalam konsumsi lemak
yang digunakan ketika lemak tersebut disimpan dalam bentuk trigliserida
(Dale dan Federman, 2003).
b. Penyimpanan lemak
Kelebihan nutrien akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan dalam sel
adiposit. Penyimpanan ini diatur oleh enzim lipoprotein lipase. Aktifitas
enzim ini berbeda-beda di setiap bagian tubuh (Dale dan Federman, 2003).
c. Keseimbangan energi dalam tubuh
Keseimbangan energi dalam tubuh diperoleh dengan menyeimbangkan jumlah
energi yang masuk ke dalam tubuh dan jumlah energi yang digunakan oleh
tubuh. Terlalu banyak energi yang masuk atau terlalu sedikit energi yang
digunakan mengakibatkan terjadinya obesitas (Dale dan Federman, 2003).
Orang dengan pola hidup sedentari akan mudah bertambah berat badan karena
hanya sedikit kalori yang digunakan untuk beraktifitas (Litin, 2009).
d. Faktor genetik
Gen berperan dalam keseimbangan kalori dan energi tubuh. Jika salah satu
atau kedua orang tua kandung menderita obesitas, kemungkinan anak
menderita obesitas meningkat sebesar 25-30%. Gen juga mempengaruhi
jumlah lemak tubuh yang tersimpan dan bagaimana lemak tubuh
B. Pengukuran Antropometri
Akumulasi dari lemak tubuh dapat diketahui dengan perhitungan indeks
massa tubuh (IMT), ketebalan lipatan trisep (triceps skinfold thickness)¸ lingkar
lengan (mid-arm circumference), dan rasio lingkar pinggang panggul (Kumar,
Abbas, Nelson, dan Aster, 2010). Walaupun indeks massa tubuh banyak
digunakan sebagai pengukuran klinis untuk menentukan overweight dan obesitas,
indeks massa tubuh tidak dapat mengukur distribusi lemak tubuh. Lemak di
jaringan viseral (daerah abdominal) diketahui dengan pengukuran lingkar
pinggang dan/atau rasio lingkar pinggang panggul (Alhamdan, 2008). Indeks
massa tubuh tidak mempertimbangan susunan tubuh individu seperti
berperawakan besar atau lebih berotot (Litin, 2009).
Penelitian Chan et al. (2003) di Australia menemukan bahwa lingkar
pinggang dan rasio lingkar panggul merupakan prediktor massa jaringan adiposa
intraperitoneal yang kuat (p<0,001). Kekuatan korelasi antara lingkar pinggang
dan rasio lingkar panggul sebagai prediktor massa jaringan adiposa intraperitoneal
yang kuat tidak berbeda signifikan secara statistik (p=0,285).
Pengukuran lingkar pinggang menggunakan pita pengukur antropometri
(Soegih, 2009). Lokasi pengukuran lingkar pinggang terletak di antara tulang
rusuk paling bawah dengan tepi atas tulang panggul. Pengukuran dilakukan
horizontal melingkar perut sejajar tepi atas tulang panggul dan pararel dengan
lantai. Pada saat pembacaan pita pengukur tidak boleh menekan kulit dan subyek
dalam kondisi ekspirasi normal (Indra, 2006). Pengukuran lingkar panggul
dilakukan di lingkaran terbesar dari panggul, dan pasien berdiri tegak, kedua
tangan di samping tubuh dan kaki dirapatkan (Soegih, 2009).
Kriteria lingkar pinggang menurut International Diabetes Federation
(IDF) tahun 2006 dan World Health Organization (WHO) tahun 2000 untuk
orang Asia Selatan adalah >90 cm untuk pria dan >80 cm untuk wanita. Pria
dengan rasio lingkar pinggang panggul >0,90 dan wanita dengan rasio lingkar
pinggang panggul >0,85 menderita obesitas sentral (WHO, 1999). Penyesuaian ini
dilakukan karena populasi Asia memiliki morbiditas dan mortalitas yang terjadi
pada orang dengan lingkar pinggang yang lebih kecil dibandingkan dengan ras
Eropa (WHO, 2000).
Penelitian Lakka et al. (2002) di Finlandia Timur menemukan pria lansia
dengan rasio lingkar pinggang panggul >0,91 memiliki risiko penyakit jantung
koroner tiga kali lebih besar dibandingkan pria lansia dengan rasio lingkar
pinggang panggul <0,91. Pria lansia dengan lingkar pinggang >90cm memiliki
risiko penyakit jantung koroner dua kali lebih besar dibandingkan pria lansia
dengan lingkar pinggang <83,5 cm. Penelitian Welborn et al. (2003) di Australia
pinggang 88-102cm atau lebih, atau ketika rasio lingkar pinggang panggul >0,8
pada wanita dan >0,9 pada pria.
Penelitian menyarankan rasio lingkar pinggang panggul sebagai
prediktor faktor risiko penyakit jantung koroner yang lebih baik dibandingkan
dengan lingkar pinggang (Lakka, et al., 2002; Welborn, et al., 2003; Dalton, et al.,
2003; Esmaillzadeh, et al.,2004). Namun, kemampuan prediksi lingkar pinggang
dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap faktor risiko penyakit jantung
bergantung pada populasi dan berbeda-beda pada tiap ras (Esmaillzadeh, et
al.,2004).
C. Trigliserida
Mayoritas lemak pada makanan yang dikonsumsi adalah trigliserida
dengan struktur tiga asam lemak terikat menjadi satu oleh molekul gliserol.
Trigliserida adalah ester trihidrat alkohol gliserol dan asam lemak (Murray,
Granner, dan Rodwell, 2006). Trigliserida adalah lipid yang paling banyak
ditemukan dalam tubuh hewan. Hal ini dikarenakan trigliserida berfungsi sebagai
penyimpanan makanan. Trigliserida ditemukan dalam sebagian besar sel, tetapi
terutama terdapat dalam sel jaringan adiposa membentuk lemak depot (Ngili,
2009). Jaringan adiposa merupakan depot energi utama tubuh dan memberikan
insulasi bagi tubuh saat kehilangan panas (Dale dan Federman, 2003). Trigliserida
jaringan adiposit adalah cadangan bahan bakar utama tubuh. Peningkatan kadar
kolesterol yang tinggi dalam darah mendorong terjadinya atherosklerosis
(Crowley, 2001).
Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida (mg/dL) menurut NCEP ATP III tahun 2001
Kadar Trigliserida (mg/dL)
Keterangan
<150 Normal 150-199 Batas tinggi 200-499 Tinggi
>500 Sangat tinggi
Penelitian observasional menunjukkan kadar trigliserida lebih besar dari
200 mg/dl secara signifikan meningkatkan resiko penyakit arteri koroner pada
orang dengan peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL dalam darah.
Peningkatan kadar trigliserida juga dikaitkan dengan peningkatan faktor koagulasi
dan penurunan aktifitas fibrinolitik. Stockholm Ishaemic Heart Disease Secondary
Prevention Study menemukan bahwa penurunan kadar trigliserida menurunkan
angka mortalitas penyakit koroner (cit., Dale dan Federman, 2003). Asia Pacific
Cohort Studies Collaboration (2004) menemukan bahwa responden dengan kadar
trigliserida >1,9 mmol/L terjadi peningkatan resiko kardiovaskular fatal sebesar
70% dan resiko stroke sebesar 50% di bandingkan responden dengan kadar
trigliserida <0,7 mmol/L di kawasan Asia Pasifik. Penelitian Tirosh et al. (2007)
di Cina mengukur kadar trigliserida secara prospektif selama 5 tahun menemukan
risiko penyakit kardiovaskular menurun pada responden dengan penurunan kadar
trigliserida dan risiko penyakit kardiovaskular meningkat pada responden dengan
1. Mekanisme penyimpanan lipid di jaringan adiposa
Pencernaan lipid dilakukan dalam usus halus dengan reaksi enzim-enzim
hidrolisis yang disebut lipase dan fosfolipase, yang bekerja pada triasilgliserol dan
fosfolipid yang terkandung dalam makanan (Ngili, 2009). Lipid dalam makanan
terutama berupa trigliserida akan mengalami hidrolisis oleh lipase pankreas
menjadi monoasilgliserol dan asam lemak di usus, yang kemudian mengalami
re-esterifikasi di mukosa usus. Lipid ini dikemas bersama protein dan disekresikan
ke dalam sistem limfa lalu menuju ke aliran darah sebagai kilomikron.
Kilomikron merupakan lipoprotein plasma terbesar yang kaya akan trigliserida.
Kilomikron juga mengandung nutrien larut lipid lainnya (Murray, et al., 2006).
Kilomikron mula-mula dimetabolisme oleh jaringan yang mengandung
lipoprotein lipase (Murray, et al., 2006). Lipoprotein lipase merupakan enzim
ekstrahepatik yang menghidrolisis trigliserida menjadi monoasilgliserol dan asam
lemak (Ngili, 2009). Lipoprotein lipase akan menghidrolisis trigliserida dan
membebaskan asam lemak yang kemudian masuk ke dalam lipid jaringan
(Murray, et al., 2006). Asam lemak ini memasuki sel secara pasif dengan
menuruni gradient konsentrasi (Ngili, 2009).
Asam lemak bebas (asam lemak tidak teresterifikasi) yang terbentuk
sebagian besar diserap oleh jaringan dan digunakan untuk sintesis trigliserida.
Asam lemak yang berasal dari trigliserida kilomikron terutama di salurkan ke
jaringan adiposa, jantung dan otot (80%), sementara sekitar 20% menuju hati
(Murray, et al., 2006). Dalam jaringan adiposa, trigliserida disintesis kembali dari
persen ruang selular dalam suatu sel lemak (Ngili, 2009). Fungsi utama sel
adiposit adalah sebagai tempat penyimpanan lemak yang dapat digunakan saat
tubuh membutuhkan energi (Keller, 2008). Trigliserida dalam jaringan adiposit
akan dihidrolisis (lipolisis) untuk melepaskan gliserol dan asam lemak ke dalam
sirkulasi darah (Murray, et al., 2006).
Ketika trigliserida disimpan dalam sel adiposit, sel akan mulai
mengalami peningkatan ukuran. Saat sel mencapai ukuran maksimal, sel akan
membelah dua. Obesitas ringan merupakan hasil dari penambahan ukuran sel
sedangkan obesitas ekstrim merupakan akibat proliferasi sel adiposit (Dale dan
Federman, 2003).
D. Landasan Teori
Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan jumlah lemak dalam tubuh yang
tertimbun di jaringan adiposa. Obesitas dapat dikelompokkan berdasarkan onset
terjadinya obesitas dan distribusi lemak yang disimpan. Berdasarkan onset
terjadinya, obesitas dapat dibagi menjadi dua yaitu obesitas yang timbul pada saat
dewasa dan obesitas yang timbul sejak masa kanak-kanak (Taylor dan
Candrasoma, 1995). Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dapat dibagi menjadi
dua yaitu bentuk apel dengan penimpunan lemak di pinggang dan bentuk pir
dengan penimbunan lemak di bawah pinggang seperti paha, pinggul dan bokong
(Litin, 2009).
Obesitas merupakan gangguan yang kompleks dan multifaktorial yang
lipoprotein lipase, keseimbangan energi dalam tubuh dan faktor genetik. Namun
penyebab umum semua kasus obesitas adalah ketidakseimbangan energi dalam
tubuh yang terjadi akibat kelebihan kalori yang dikonsumsi namun tidak diiringi
dengan peningkatan aktivitas tubuh untuk menggunakan kelebihan kalori.
Menurut National Cholesterol Education Program’s Adult
TreatmentPanel III (NCEP-ATP III) tahun 2002, obesitas berkontribusi terhadap
hipertensi, peningkatan kolesterol serum, penurunan HDL dan hiperglikemia dan
semua itu berkatian dengan peningkatan resiko kardiovaskular.
Penimbunan lemak di daerah abdominal dapat diukur dan diketahui
dengan pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul
(Alhamdan, 2008). Kedua pengukuran ini lebih tepat digunakan untuk
menentukan distribusi lemak dalam tubuh yang tidak dapat ditentukan oleh indeks
massa tubuh.
Kriteria lingkar pinggang menurut International Diabetes Federation
(IDF) tahun 2006 dan World Health Organization (WHO) tahun 2000 untuk
orang Asia Selatan adalah >90 cm untuk pria dan >80 cm untuk wanita. Pria
dengan rasio lingkar pinggang panggul >0,90 dan wanita dengan rasio lingkar
pinggang panggul >0,85 menderita obesitas sentral (WHO, 1999). Menurut WHO
(2000), populasi Asia memiliki morbiditas dan mortalitas yang terjadi pada orang
dengan lingkar pinggang yang lebih kecil dibandingkan dengan ras Eropa.
Ketidakseimbangan antara asupan energi dari makanan dan kebutuhan
energi mengakibatkan terjadinya penumpukkan lemak dalam tubuh. Fungsi lemak
dan diketahui mempunyai peran dalam proses inflamasi serta berperan dalam
homeostasis glukosa (Soegih, 2009). Kebanyakan lemak makanan yang
dikonsumsi adalah trigliserida dan kelebihan lemak dalam tubuh akan disimpan
dalam bentuk trigliserida dalam jaringan adiposit. Peningkatan kadar trigliserida
darah disebut hipertrigliseridemia (Litin, 2009).
Kadar trigliserida dan kolesterol yang tinggi dalam darah mendorong
terjadinya atherosklerosis (Crowley, 2001) yang dapat menyebabkan terjadinya
penyakit jantung koroner. Menurut NCEP ATP III tahun 2001, kadar serum
trigliserida normal < 150 mg/dL, batas tinggi 150-199 mg/dL, tinggi 200-499
mg/dL, dan sangat tinggi > 500 mg/dL.
E. Hipotesis
Hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah adanya korelasi
antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar
trigliserida dalam darah pada karyawan dan dosen Universitas Sanata Dharma
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik.
Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi
antara fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek, antar faktor risiko
maupun antar faktor efek. Yang dimaksud dengan faktor efek adalah suatu akibat
dari adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu fenomena yang
mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh) (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian
ini, faktor efek adalah kadar trigliserida dalam darah sedangkan faktor risiko
adalah lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul.
Pendekatan rancangan penelitian yang digunakan adalah potong
lintang/cross-sectional. Penelitian potong lintang adalah suatu penelitian untuk
mempelajari korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data dalam waktu yang bersamaan
(Notoatmodjo, 2002).
Penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang
digunakan untuk mengetahui korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul (RLPP) terhadap kadar trigliserida dalam darah pada karyawan
dan dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data penelitian yang diperoleh
diolah dengan statistik untuk mengetahui korelasi antara faktor risiko dan faktor
Langkah-langkah penelitian potong lintang adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor
risiko dan faktor efek.
2. Menetapkan subjek penelitian.
3. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan
faktor risiko dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada saat
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2002).
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas: lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar pinggang-panggul.
2. Variabel tergantung: kadar trigliserida dalam darah (mg/dL)
3. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali: umur dan jenis kelamin
b. Variabel pengacau tak terkendali: patologi, aktivitas, dan gaya hidup
subyek penelitian.
C. Definisi Operasional
1. Subyek penelitian adalah karyawan dan dosen Universitas Sanata Yogyakarta
dengan jenis kelamin pria pada rentang usia 30-50 tahun yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini.
2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan
hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi meliputi umur dan
pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Hasil pemeriksaan laboratorium
yang diteliti adalah kadar trigliserida dalam darah.
3. Pengukuran lingkar pinggang adalah pengukuran dilakukan horizontal
melingkar perut sejajar tepi atas tulang panggul dan pararel dengan lantai
(Indra, 2006) menggunakan pita pengukur antropometri. Pada saat pembacaan
pita pengukur tidak boleh menekan kulit dan subyek dalam kondisi ekspirasi
normal. Lingkar pinggang dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).
4. Pengukuran lingkar panggul adalah pengukuran yang dilakukan di lingkaran
terbesar dari pinggul, dan pasien berdiri tegak, kedua tangan di samping tubuh
dan kaki dirapatkan (Soegih, 2009).
5. Rasio lingkar pinggang pinggul digunakan untuk mengukur lemak abdominal
yang diperoleh dengan menghitung perbandingan antara lingkar pinggang dan
lingkar panggul (Borodulin, 2006).
6. Standar IDF tahun 2006 dan WHO tahun 2000 untuk standar lingkar pinggang
pria.
7. Standar rasio lingkar pinggang panggul menggunakan standar WHO tahun
1999 untuk pria.
8. Standar kadar trigliserida menggunakan standar NCEP ATP III tahun 2001.
D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian memenuhi kriteria inklusi yaitu bekerja di Universitas
Sanata Dharma sebagai karyawan atau dosen, dengan jenis kelamin laki-laki,
bersedia untuk diajak bekerjasama dalam penelitian ini dengan terlebih dahulu
menyetujui surat perjanjian kerjasama atau informed consent. Kriteria eksklusi
dalam penelitian ini antara lain yang sedang menderita penyakit jantung koroner,
demam, oedem, konsumsi obat penurun kadar lipid dalam darah, penyakit hati
akut maupun kronis, penyakit peradangan akut dan kronis serta gangguan anatomi
sehingga antropometri subyek penelitian tidak dapat diukur. Subyek dalam
penelitian ini disebut responden.
Gambar 4. Skema subyek penelitian
Pengambilan data pertama dihadiri oleh 42 responden dari 62 responden
yang menyetujui untuk bekerjasama dalam penelitian. Namun hanya 32 responden
yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Menurut Gay (cit., Sevilla,
Ochave, Punsalon, Regala, dan Uriarte, 2006), jumlah minimum sampel untuk
penelitian korelasi sebesar 30 subyek. Jumlah sampel penelitian ini ditetapkan
pada awal penelitian adalah minimal 60 responden sehingga perlu diadakan
45 responden yang menyetujui untuk bekerjasama dalam penelitian. Responden
yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi sebanyak 38 responden. Total
responden penelitian ini adalah 70 responden. Bagan selengkapnya dapat dilihat
pada gambar 4.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali di
tempat yang berbeda. Pengambilan data pertama diselenggarakan di kampus III
Paingan Universitas Sanata Dharma dengan responden adalah karyawan dan
dosen kampus III yang dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2010. Pengambilan data
kedua diselenggarakan di kampus I Mrican Universitas Sanata Dharma dengan
responden adalah karyawan dan dosen kampus I, kampus II dan kampus IV yang
dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2010.
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam penelitian payung Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma dengan judul “Korelasi Pengukuran Antropometrik
Terhadap Profil Lipid dan Kadar hs-CRP Dalam Darah Sebagai Prediktor
Penyakit Kardiovaskular” dan penelitian payung ini telah mendapatkan izin dari
Komisi Etik Kedokteran. Penelitian payung ini bertujuan untuk mengkaji korelasi
antara pengukuran antropometri dengan profil lipid dan kadar hs-CRP dalam
darah. Penelitian payung dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota 8
peneliti lebih berfokus pada korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang
terhadap kadar trigliserida dalam darah. Gambar skema di bawah ini
menampilkan kajian-kajian yang diteliti secara fokus dalam penelitian payung ini.
Gambar 5. Skema kajian penelitian
G. Teknik Sampling
Strategi pengambilan sampel (teknik sampling) penelitian ini adalah
secara non-random sampling (pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis
Porposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random sampling karena
syarat subyek penelitian harus memenuhi kriteria inklusi, sehingga tidak semua
Pengambilan sampel dengan teknik porposive didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Mula-mula peneliti
mengidentifikasi semua karakteristik populasi. Kemudian peneliti menetapkan
berdasarkan pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel
penelitian, sehingga teknik pengambilan sampel secara porposive ini didasarkan
pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2002). Pertimbangan
dalam penelitian ini adalah masalah lokasi atau tempat responden yang akan
diteliti lebih mudah dikunjungi dan efisiensi waktu.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitan ini adalah meteran Butterfly®
untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul yang dilakukan oleh
peneliti. Aechitect c Systems™ dan Aeroset System digunakan untuk mengukur kadar trigliserida dalam darah responden yang dilakukan oleh laboratorium.
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah
karyawan dan dosen Universitas Sanata Dharma yang berusia 30-50 tahun dengan
jenis kelamin pria. Hal ini dilakukan dengan cara menyebarkan surat permintaan
2. Permohonan izin dan kerjasama
Permohonan izin diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk memenuhi etika
penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan izin
diajukan ke Universitas Sanata Dharma sebagai lokasi penelitian setelah
mendapat izin dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran. Permohonan kerjasama
juga diajukan ke Laboratorium Parahita sebagai laboratorium yang mengambil
dan mengukur darah responden.
3. Penawaran kerjasama kepada calon responden
Media promosi yang digunakan dalam penelitian ini berupa leaflet dan
presentasi. Promosi bertujuan untuk mengkomunikasikan penelitian ini kepada
calon responden sehingga mereka terdorong ikut terlibat dalam penelitian ini.
Leaflet atau selebaran adalah lembaran kertas berukuran kecil
mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi
mengenai suatu hal atau peristiwa (Effendy, 1989). Leaflet digunakan saat
penawaran kerjasama dilakukan secara personal kepada calon responden.
Presentasi dilakukan saat penawaran kerjasama dilakukan secara berkelompok
terhadap dosen dan karyawan fakultas atau divisi tertentu.
Leaflet dan presentasi berjudul “Metode Deteksi Dini Kesehatan” dengan
informasi yang tercakup didalamnya adalah faktor penyebab dari penyakit yang
kini banyak diderita masyarakat serta cara deteksi kesehatan secara laboratorium
informasi dan dibuat menarik, jelas, singkat agar mudah dipahami oleh calon
responden.
Penawaran kerjasama ditawarkan kepada calon responden yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Penawaran kerjasama setelah calon
responden mengerti penelitian yang diselenggarakan, persyaratan untuk terlibat
dalam penelitian dan pentingnya deteksi dini kesehatan. Jika calon responden
bersedia bekerjasama maka calon responden diminta untuk mengisi dan
menandatangani informed consent.
4. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Meteran yang valid
dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti karena meteran memang
alat untuk mengukur panjang. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan
data yang sama (Sugiyono, 2010). Meteran Butterfly® terlebih dahulu diuji
reabilitasnya dengan mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul peneliti
sebanyak tiga kali pada waktu yang sama. Pengukuran sebanyak tiga kali tersebut
memberikan hasil CV = 0,013%. Ketelitian (presisi) suatu alat dinilai dengan
menghitung Coefisien Variation (CV) dan alat dikatakan baik bila CV <5%.
5. Pengambilan darah dan pengukuran antropometri
Calon responden yang telah menandatangai informed consent mendapat
informasi tempat, waktu penelitian dan permintaan untuk berpuasa 8-10 jam
sebelum pengambilan darah. Pada H-1 penyelenggaran pengambilan darah, calon
responden ditelepon untuk mengingatkan tempat, waktu penelitian dan
permintaan untuk berpuasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah. Pada saat
pendaftaran ulang, peneliti memastikan status puasa dan kondisi kesehatan
responden dengan bertanya langsung kepada responden.
Pengambilan darah responden yang berpuasa dan tidak sedang sakit
dilakukan oleh laboratorium. Pertama-tama dilakukan pemasangan ikatan
pembendungan (torniquet) pada lengan atas dan responden diminta untuk
mengepal dan membuka telapak tangan berulang-kali agar vena terlihat jelas.
Lokasi penusukan pada lipatan siku dalam responden diberi disinfektan (alkohol)
kemudian spuit injeksi disuntikkan dengan posisi 45 derajat ke pembuluh vena
yang terdapat pada lipatan siku dalam. Darah diambil secara perlahan dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup. Responden diminta untuk membuka
kepalan tangannya agar aliran bebas. Toniquet dilepas, kemudian jarum ditarik
dengan tetap menekan lubang penusukan dengan kapas alkohol agar tidak sakit.
Tempat bekas suntikan ditekan dengan kapas alkohol dan ditutup dengan plester.
Tabung reaksi tertutup yang telah berisi darah reponden dibawa ke laboratorium
Parahita.
Pengukuran antropometri dilakukan oleh peneliti. Pengukuran
antropometri yang dilakukan mencakup pengukuran lingkar pinggang dan lingkar
panggul. Lokasi pengukuran lingkar pinggang terletak di antara tulang rusuk
melingkar perut sejajar tepi atas tulang panggul dan pararel dengan lantai. Pada
saat pembacaan pita pengukur tidak boleh menekan kulit dan subyek dalam
kondisi ekspirasi normal (Indra, 2006). Pengukuran lingkar panggul dilakukan di
lingkaran terbesar dari pinggul, dan pasien berdiri tegak, kedua tangan di samping
tubuh dan kaki dirapatkan (Soegih, 2009).
6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri
Pemberian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri
dilakukan secara personal. Responden diberikan pengetahuan untuk membaca
hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri. Pemberian edukasi
dilakukan kepada responden sehat, berisiko dan memiliki gangguan trigliserida.
7. Pengolahan data secara statistik
J. Analisis data penelitian
Data yang diperoleh diolah secara statistik. Langkah awal adalah
dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi normal
suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05
dengan demikian dapat diketahui uji statistik yang sesuai.
Rerata kadar trigliserida kelompok lingkar pinggang <90 cm
diperbandingkan dengan kelompok lingkar pinggang >90 cm. Data kadar
trigliserida yang telah dikelompokkan terlebih dahulu diuji distribusinya dengan
uji normalitas Shapiro-Wilk. Uji hipotesis komparatif yang digunakan jika data
terdistribusi normal adalah uji T tidak berpasangan. Jika data terdistribusi tidak
Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila
data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data terdistribusi tidak
normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %.
Pada penelitian ini terdapat sebaran normal (lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang panggul) dan sebaran tidak normal (kadar trigliserida) sehingga
uji hipotesis komparatif yang digunakan adalah uji Mann-Whitney dan uji
hipotesis korelatif yang digunakan adalah uji korelasi Spearman.
K. Kesulitan Penelitian
Kesulitan penelitian ini adalah responden yang telah bersedia
bekerjasama dalam penelitian ini tidak hadir pada saat pengambilan darah pada
waktu yang ditawarkan oleh peneliti sebelumnya sehingga penelitian ini
dilanjutkan tahap kedua untuk memenuhi jumlah sampel yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, yaitu minimal 60 orang responden.
Pada pengambilan darah pertama dan kedua terdapat responden yang
tidak berpuasa padahal hal tersebut telah diinformasikan pada saat penawaran
kerjasama penelitian bahwa hal tersebut dapat mengakibatkan data tidak valid
menggambarkan kesehatan responden sehingga peneliti terpaksa mengeklusi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Karakteristik Responden
Profil karakteristik 70 responden yang terdiri dari dosen dan staf
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam penelitian ini meliputi umur,
lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) dan kadar
trigliserida. Menurut Dahlan (2009), uji statistika merupakan langkah pertama
dalam melakukan uji hipotesis dan uji statistika deskriptif Kolmogorov-Smirnov
digunakan untuk mengetahui karakteristik data jika jumlah data lebih dari 50
(n>50).
Tabel II. Profil Karakteristik Responden
Pria (n=70)
Kriteria Mean ± SD p
Umur (tahun) 40 ± 5 0,197
Lingkar Pinggang (cm) 87,3 ± 10,8 0,200 Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) 1,014 ± 0,043 0,064 Kadar Trigliserida (mg/dL) 135(29-654)# 0,000* Keterangan:
* tidak terdistribusi normal p< 0,05
#
median (minimum – maksimum)
1. Karakteristik umur responden
Umur responden dalam penelitian ini adalah 30-50 tahun dengan
rata-rata 39±5 tahun. Menurut Dahlan (2009), nilai p>0,05 menunjukkan data
terdistribusi normal. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,197 dan kurva
berbentuk lonceng menunjukkan bahwa umur responden dalam penelitian ini
terdistribusi merata yang dapat dilihat pada gambar 7. Data cenderung terkumpul
Gambar 6. Grafik distribusi umur responden
2. Karakteristik lingkar pinggang responden
Obesitas abdominal dapat ditentukan melalui pengukuran lingkar
pinggang. Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2006 batasan
nilai LP untuk pria Asia dewasa adalah 90 cm. Lingkar pinggang responden >90
cm merupakan responden dengan obesitas abdominal. Rata-rata LP responden
penelitian ini adalah 87,3±10,8 mg/dL. Responden dengan LP>90 cm sebanyak
33 responden dan responden dengan LP<90 cm sebanyak 37 responden. Nilai
signifikansi yang diperoleh adalah 0,200 dan kurva berbentuk lonceng
menunjukkan data LP terdistribusi normal yang dapat diamati pada gambar 8.
Gambar 7. Grafik distribusi lingkar pinggang (LP) responden (cm)
3. Karakteristik rasio lingkar pinggang panggung (RLPP) responden
Tipe bentuk tubuh seseorang apple atau pear dapat ditentukan
berdasarkan pengukuran RLPP. Menurut World Health Organization (WHO)
tahun 1999 batasan nilai RLPP untuk pria asia dewasa adalah >0,9. Rata-rata
RLPP responden penelitian ini adalah 1,014±0,043. Sebanyak 69 responden
memiliki RLPP>0,9. Hanya satu responden dengan RLPP<0,9 yaitu sebesar
0,886. Hasil yang diperoleh bahwa responden memiliki tipe tubuh apple dengan
lingkar pinggang yang lebar dan lingkar panggul yang kecil. Nilai signifikansi
yang diperoleh adalah 0,064 dan kurva berbentuk lonceng menunjukkan data
RLPP terdistribusi normal yang dapat diamati pada gambar 9. Data cenderung
Gambar 8. Grafik distribusi rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) responden
4. Karakteristik kadar trigliserida responden
Responden diharuskan berpuasa selama 8-10 jam sebelum pengukuran
darah. Kondisi puasa sangat mempengaruhi nilai kadar trigliserida yang diukur
dalam penelitian ini. Dalam tubuh, karbohidrat yang dikonsumsi akan segera
diubah menjadi lemak. Mayoritas trigliserida yang terdapat dalam tubuh tidak
berasal dari lemak yang dikonsumsi tetapi berasal dari karbohidrat. Pengaruh gula
yang dikonsumsi terhadap kenaikan kadar trigliserida lebih kuat daripada
karbohidrat kompleks yang dikonsumsi (Crowley, 2001). Kondisi tidak puasa
akan mengakibatkan kenaikan kadar trigliserida sehingga hasil yang diperoleh
tidak menunjukkan kadar trigliserida responden yang sebenarnya.
National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III
(NCEP ATP III) tahun 2001 mengklasifikasi kadar serum trigliserida menjadi
trigliserida normal <150 mg/dL, batas tinggi 150-199 mg/dL, tinggi 200-499
mg/dL, dan sangat tinggi >500 mg/dL.
Gambar 9. Grafik distribusi kadar trigliserida responden (mg/dL)
Nilai tengah atau median kadar trigliserida responden penelitian ini
adalah 135(29-654) mg/dL. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 dan
kurva yang cenderung ke kanan dengan nilai mean 169,44 mg/dL menunjukkan
data kadar trigliserida terdistribusi tidak normal yang dapat diamati pada gambar
10. Jumlah responden berdasarkan kadar trigliserida dapat dilihat pada tabel III.
Tabel III. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Kriteria Trigliserida
Kriteria Trigliserida
Jumlah
B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Lingkar Pinggang<90cm dan Lingkar Pinggang>90 cm
Responden dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok dengan LP>90 cm
dan kelompok dengan LP<90 cm. Nilai median kelompok LP>90 cm dan
kelompok LP<90 cm secara berurutan adalah 112(29-317) mg/dL dan
218(44-654) mg/dL. Kadar trigliserida kedua kelompok ini diperbandingkan dengan
menggunakan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney karena data kadar
trigliserida dalam darah terdistribusi tidak normal.
Tabel IV. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Lingkar Pinggang<90cm dan Lingkar Pinggang>90 cm
Lingkar Pinggang <90 cm
Lingkar Pinggang >90 cm
Karakteristik n = 37 n = 33 p Trigliserida (mg/dL) 112 (29-317) 218 (44-654) 0,001* *terdapat perbedaan bermakna
Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,001 menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara kelompok LP>90 cm
dan kelompok LP<90 cm. Menurut Dahlan (2009), nilai p<0,05 menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok yang diperbandingkan.
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa terdapat perbedaan kadar trigliserida
pada kedua kelompok.
Konsumsi makanan berlemak tinggi akan meningkatkan kadar
trigliserida dalam darah karena kebanyakan lemak makanan yang dikonsumsi
adalah trigliserida. Kelebihan trigliserida dalam darah ini akan disimpan di dalam
jaringan adiposit. Semakin besar sel-sel adiposit akan menyebabkan peningkatan
Penelitian Nishida, Moriyama, Sugita dan Yamauchi-Takihara (2007) di
Jepang menemukan adanya perbedaan kadar trigliserida pada responden pria
kelompok non-obesitas abdominal (LP<85cm) dan kelompok obesitas abdominal
(LP>85cm) dengan nilai p<0,0001. Rerata kadar trigliserida pada kelompok
non-obesitas abdominal adalah 100±53 mg/dL dan rerata kadar trigliserida pada
kelompok obesitas abdominal adalah 162±168 mg/dL.
Penelitian Wildam, Gu, Reynolds, Duan dan He (2004) di Cina
menemukan bahwa terjadi peningkatan kadar trigliserida yang kontiniu pada
peningkatan LP pada responden Cina. Rerata kadar trigliserida pada LP<75cm;
75-79,9cm; 80-84,9cm; 85-89,9cm; 90-94,9cm dan >95cm pada responden Cina
secara berurutan adalah 101,1±1,7 mg/dL; 120,6±3,4 mg/dL; 131,7±3,1 mg/dL;
160,2±4,5 mg/dL; 165,0±4,6 mg/dL dan 179,4±6,5 mg/dL. Perbedaan kadar
trigliserida antara penelitian ini dengan penelitian di atas dapat disebabkan karena
perbedaan etnik dan perbedaan status nutrisi.
C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Rasio Lingkar Pinggang
Panggul<0,9 dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul >0,9
Responden dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok dengan RLPP<0,9
dan kelompok dengan RLPP>0,9. Namun, tidak dapat dilakukan uji hipotesis
komparatif karena jumlah responden RLPP<0,9 hanya satu orang. Jumlah
D. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar Trigliserida Dalam Darah
Untuk mengetahui adanya korelasi antara LP dan RLPP terhadap kadar
trigliesrida, dilakukan uji korelasi. Uji korelasi yang digunakan untuk
menganalisis data adalah uji korelasi Spearman karena kadar trigliserida
terdistribusi tidak normal.
Tabel V. Uji Korelasi Spearman Lingkar Pinggang (cm) dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL)
Karakteristik r p Lingkar Pinggang (cm) 0,395 0,001 RLPP 0,075 0,535*
*tidak terdapat korelasi yang bermakna
Tabel V menunjukkan nilai signifikansi korelasi LP terhadap kadar
trigliserida adalah 0,001 yang berarti terdapat korelasi bermakna antara LP dan
kadar trigliserida. Kekuatan korelasi sebesar 0,397 menunjukkan korelasi yang
lemah dan nilai positif menunjukkan korelasi searah.
Gambar 12. Diagram sebar rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) terhadap kadar trigliserida (mg/dL)
Tabel V menunjukkan nilai signifikansi korelasi RLPP terhadap kadar
trigliserida adalah 0,535 yang berarti terdapat korelasi yang tidak bermakna antara
RLPP dan kadar trigliserida. Analisis hipotesis menunjukkan korelasi yang tidak
bermakna antara RLPP terhadap kadar trigliserida dan terdapat korelasi bermakna
antara LP terhadap kadar trigliserida.
Penelitian Welborn et al. (2003) di Australia menemukan kekuatan
korelasi LP dan RLPP yang sama terhadap kadar trigliserida dalam darah pada
pria. Korelasi LP dan kadar trigliserida dengan nilai r=0,35 (p<0,0001) dan
korelasi RLPP dan kadar trigliserida juga dengan nilai r=0,35 (p