• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah - USD Repository"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Eka Yulniati

NIM : 078114033

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Eka Yulniati

Nomor Mahasiswa : 078114033

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 Januari 2011

Yang menyatakan,

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan atas segala bimbingan, penyertaan dan

perlindungan yang tak henti-hentinya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bantuan,

bimbingan, pengarahan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas pengorbanannya baik

waktu, tenaga maupun pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku rektor Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian di Universitas Sanata Dharma.

2. Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian.

3. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK, selaku dosen pembimbing utama yang telah

menyediakan waktu dan tenaga untuk berdiskusi serta memberi masukan

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan yang berharga.

5. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen penguji yang telah

(7)

6. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian tentang korelasi pengukuran antropometrik terhadap profil lipid dan

kadar hs-CRP dalam darah sebagai prediktor penyakit kardiovaskular.

7. Agung Santoso, S.Psi., selaku dosen statistik yang selalu memberikan

pengarahan dan pembelajaran metode statistik penelitian.

8. Semua dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma yang terlibat dalam

penelitian “Korelasi Pengukuran Antropometrik Terhadap Profil Lipid dan

Kadar hs-CRP Dalam Darah Sebagai Prediktor Penyakit Kardiovaskular” baik

secara langsung berpartisipasi menjadi sukarelawan maupun secara tidak

langsung membantu keberhasilan keberlangsungan penelitian.

9. Laboratorium Prahita Yogyakarta yang telah membantu pemeriksaan darah

sukarelawan penelitian.

10.Mas Narto selaku karyawan sekretariat Fakultas Farmasi yang telah membantu

administrasi surat saat proses berjalannya penelitian.

11.Ipang Djunarko, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

mendampingi dari awal penulis bergabung dalam bagian dari keluarga

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

12.Semua dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

membagikan ilmunya kepada penulis.

13.Semua guru Santa Maria Pekanbaru yang telah membagikan ilmunya kepada

(8)

14. Papa, mama, kedua kakakku ”koko” dan kakak iparku “aso” yang selalu

mencurahkan kasih sayang, memberikan dukungan moral, nasehat motivatif

maupun materiil. Cinta dan perhatian kalian merupakan kekuatan bagiku.

15. Mbak Lisa “Mbak Dul”, Ko Eric, Sisca, Lina, Fetri, Ridho “Mas Anang”, Ita

dan Febri, teman seperjuangan yang telah bekerja keras untuk menjalankan

penelitian dan mengolah data mentah di sela kesibukan yang padat. Canda,

tawa dan kebersamaan memberikan semangat dan motivasi dalam

menjalankan penelitian dan mengerjakan skripsi. Saran dan bantuan kalian

sangat membantu dalam mengerjakan skripsi ini.

16.Mega Gunawan, Ayu Asmoro Ningrum, Tika-tikuchu, Dewi “Ndut” yang

selalu memberikan semangat, canda tawa dan selalu menyediakan kamar

kalian sebagai tempat pelarian saat merasa bahagia maupun jenuh.

17.Teman-teman farmasi angkatan 2007 yang telah berjuang bersama dalam

suka-duka perkuliahan.

18.Verry Chandra atas kesabaran, cinta kasih, pertolongan, motivasi dan

dorongan, yang senantiasa memberikan semangat dan kebahagiaan. You

always brighten my days.

19.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. Keberadaan dan bantuan kalian membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan

memiliki kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan

(9)

pembelajaran bagi penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan dapat

menjadi sumbangan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat.

Yogyakarta, 26 Januari 2011

(10)

PERNYATAAN KEASLIAN KASRYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 26 Januari 2011 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……… v

PRAKATA ……….. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. x

DAFTAR ISI ……….. xi

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR GAMBAR ……….. xv

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

INTISARI……… xvii

ABSTRACT ……….. xviii

BAB I PENGANTAR ……… 1

A. Latar Belakang ……….. 1

1. Permasalahan………... 5

2. Keaslian penelitian………... 5

3. Manfaat penelitian……… 6

B. Tujuan Penelitian……… 7

(12)

A. Obesitas ………. 8

1. Definisi ……… 8

2. Klasifikasi……… 8

3. Patofisiologi………. 10

B. Pengukuran Antropometri……….. 12

C. Trigliserida………. 14

1. Mekanisme penyimpanan lipid di jaringan adiposa ……… 16

D. Landasan Teori……….. 17

E. Hipotesis……… 19

BAB III METODE PENELITIAN……….. 20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian………. 20

B. Variabel Penelitian………. 21

C. Definisi Operasional……….. 21

D. Subyek Penelitian……….. 22

E. Tempat dan Waktu Penelitian……… 23

F. Ruang Lingkup ………. 24

G. Teknik Sampling……… 25

H. Instrumen Penelitian……….. 26

I. Tata Cara Penelitian ……….. 26

1. Observasi awal………. 26

2. Permohonan izin dan kerjasama……….. 26

3. Penawaran kerjasama kepada calon responden …………..……… 27

(13)

5. Pengambilan darah dan pengukuran antropometri……….. 28

6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri 30 7. Pengolahan data secara statistik ……….. 30

J. Analisis Data Penelitian ……… 30

K. Kesulitan Penelitian………... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 32

A. Profil dan Karakteristik Responden ……….. 32

1. Karakteristik umur responden ……… 32

2. Karakteristik lingkar pinggang responden ……….. 33

3. Karakteristik rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) responden... 34

4. Karakteristik trigliserida responden ……… 35

B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Lingkar Pinggang <90 cm dan Lingkar Pinggang >90cm ……… 37

C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Rasio Lingkar Pinggang Panggul <0,9 dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul >0,9 …………... 38

D. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar Trigliserida Dalam Darah……… 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..……… 43

A. Kesimpulan……… 43

B. Saran……….. 43

DAFTAR PUSTAKA ………. 44

LAMPIRAN ……… 48

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida (mg/dL) menurut NCEP ATP

III tahun 2001……… 15

Tabel II. Profil Karakteristik Responden ………. 32

Tabel III. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Kriteria Trigliserida 36

Tabel IV. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Lingkar

Pinggang <90cm dan Lingkar Pinggang >90 cm ……… 37

Tabel IV. Uji Korelasi Spearman Lingkar Pinggang (cm) dan Rasio

Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar Trigliserida

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Obesitas abdominal ……… 9

Gambar 2. Bentuk tubuh apel dan pir ……….. 9

Gambar 3. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul………… 12

Gambar 4. Skema subyek penelitian……… 23

Gamabr 5. Skema kajian penelitian ………. 25

Gambar 6. Grafik distribusi umur responden……… 33

Gambar 7. Grafik distribusi lingkar pinggang responden (cm)…………. 34

Gambar 8. Grafik distribusi rasio lingkar pinggang panggul (RLPP)

responden ……….. 35

Gambar 9. Grafik distribusi kadar trigliserida responden (mg/dL)…….. 36

Gambar 10. Diagram sebar korelasi lingkar pinggang (LP) terhadap kadar

trigliserida (mg/dL)……… 39

Gambar 11. Diagram sebar rasio lingkar pinggang panggul (RLPP)

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Ethical Clearence……… 49

Lampiran 2. Informed Consent………. 50

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian (WR III Universitas Sanata Dharma)… 51 Lampiran 4. Surat Izin Penelitian (Dekan)……….. 52

Lampiran 5. Surat Peminjaman Ruang……… 54

Lampiran 6. Kartu Pencatatan Pemeriksaan……… 56

Lampiran 7. Leaflet ……… 57

Lampiran 8. Pengambilan Darah dan Pengukuran Lingkar Pinggang…… 58

(17)

INTISARI

Obesitas merupakan penimbunan lemak tubuh akibat ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran energi. Obesitas berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Peningkatan kadar trigliserida berperan dalam kejadian berbagai kasus penyakit jantung. Pencegahan merupakan langkah yang harus ditetapkan sedini mungkin untuk mencegah kejadian penyakit jantung. Pengukuran antropometri berupa pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul diharapkan dapat menjadi metode deteksi dini yang praktis, ekonomis dan aplikatif bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) terhadap kadar trigliserida dalam darah.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian potong lintang. Subyek penelitian adalah dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma sebanyak 70 responden yang dipilih secara purposive. Kriteria inklusi adalah pria berusia 30-50 tahun, berpuasa, dan bersedia diajak bekerjasama. Data dianalisis secara statistik yaitu uji hipotesis kompatif Mann-Whitney dan korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %.

Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara kelompok lingkar pinggang >90 cm dan kelompok lingkar pinggang <90 cm dengan nilai p=0,001. Lingkar pinggang berkorelasi positif lemah dengan kadar trigliserida dengan nilai r=0,395 dan p=0,001 sedangkan rasio lingkar pinggang panggul berkorelasi positif tidak bermakna dengan kadar trigliserida dengan nilai r=0,075 dan p=0,535.

(18)

ABSTRACT

Obesity is the accumulation of body fat due to imbalance of energy intake and expenditure. Obesity is associated with elevation triglycerides in blood that play a role in the incidence of heart disease. Prevention should be established as early as possible to prevent the incidence of heart disease. Anthropometric measurements such as waist circumference and waist to hip ratio are expected to be an early detection method. These methods are easy to do, inexpensive and applicative. The purpose of this study is to determine the correlation between waist circumference and waist to hip ratio with triglycerides.

This study used cross-sectional study design. Subjects were lecturer and staff of Sanata Dharma University. Seventy respondents were selected purposively. Inclusion criteria were men aged 30-50 years, fasting, and willing to cooperate. Data were analyzed statistically by Mann-Whitney and Spearman with 95% confidence intervals.

Triglyceride levels are significant differences between group with waist circumference >90 cm and waist circumference <90 cm (p=0.001). Waist circumference has significant positive weak correlation with triglyceride level (r=0.395, p=0.001) whereas waist to hip ratio has no significant positive correlation with triglyceride level (r=0.075, p=0.535).

(19)

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Obesitas adalah penumpukan lemak dalam tubuh (Soegih, 2009) dan

secara klinis didefinisikan sebagai kelebihan jumlah lemak di jaringan adiposa

(Keller, 2008). Insidensi obesitas mulai berkembang menjadi epidemi dunia sejak

tahun 1980an. Terjadi peningkatan jumlah kasus obesitas sebesar 30% pada

populasi Amerika sejak tahun 1980 hingga 2002. Jumlah ini diperkirakan akan

terus meningkat (Mathew, Francis, Kayalar dan Cone, 2008). World Health

Organization (WHO) menyatakan obesitas telah menjadi pandemik global di

seluruh dunia dan merupakan masalah kesehatan kronis terbesar pada orang

dewasa. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007, prevalensi nasional obesitas pada penduduk berusia >15 tahun adalah

10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%) (Depkes, 2009).

Epidemi ini terutama disebabkan oleh perubahan hidup instan yang

melibatkan perubahan pola makan dan kebiasaan olahraga (Mathew, et al., 2008).

Gaya hidup sedentary dan pola hidup serba instan, praktis dan cepat merupakan

ciri khas masyarakat modern di perkotaan. Kesibukan dan tingginya rutinitas

masyarakat modern menjadi salah satu alasan utama terjadinya pergeseran gaya

hidup ini. Makanan yang dipilih tidak lagi dipertimbangkan nilai gizinya dan

cenderung memilih makanan cepat saji yang umumnya tinggi lemak dan gula.

(20)

menyebabkan obesitas. Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan asupan dan

pengeluaran energi (Dale dan Federman, 2003).

Konsumsi makanan berlemak tinggi akan menyebabkan peningkatan

profil lemak dalam tubuh, seperti peningkatan kadar trigliserida dalam darah.

Menurut Dale dan Federman (2003), kelebihan trigliserida akan disimpan dalam

sel adiposit sebagai cadangan energi bagi tubuh. Jaringan adiposa yang kaya akan

sel adiposit terdapat terutama di lengan, pinggang dan pinggul (Soegih, 2009).

Pada pria, penimbunan terutama terjadi di area abdominal karena enzim

lipoprotein lipase sangat aktif bekerja di jaringan adiposa abdominal (Dale dan

Federman, 2003). Tipe tubuh pria cenderung tipe apple dengan lingkar pinggang

yang lebih lebar daripada lingkar panggul.

Trigliserida bersifat atherogenik sehingga bila kadar trigliserida

meningkat dapat menyebabkan terjadinya penyakit kardiovaskuler (Dale dan

Federman, 2003). Asia Pacific Cohort Studies Collaboration (2004) menemukan

bahwa kadar trigliserida merupakan prediktor penyakit kardiovaskular dan risiko

stroke di kawasan Asia-Pasifik. Penelitian Tirosh et al. (2007) di Cina

menemukan peningkatan kadar trigliserida berkaitan dengan risiko penyakit

kardiovaskular pada pria. Penyakit kardiovaskular menempati urutan pertama

penyebab kematian di Indonesia meskipun pengobatan di bidang ini maju pesat.

Pencegahan penyakit kardiovaskular dapat dilakukan dengan melakukan

pemerikasaan profil lipid dalam darah secara berkala. Mahalnya biaya

(21)

mendapatkan pelayanan ini secara optimal sebagai pencegahan terhadap penyakit

kardiovaskular.

Pencegahan terhadap penyakit kardiovaskular merupakan langkah yang

harus ditetapkan sedini mungkin (Jalal, Liputo, Susanti, dan Oenzil, 2006).

Obesitas abdominal meningkatkan kejadian penyakit jantung secara tidak

langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor risiko penyakit jantung. Obesitas

abdominal berkaitan dengan timbulnya dislipidemia (Mathew, et al., 2008).

Penampakan klinis dari obesitas abdominal adalah peningkatan ukuran lingkar

pinggang (Indra,2006). Penelitian Lakka, Lakka, Tuomilehto dan Salonen (2002)

di Finlandia Timur dan Welborn, Dhaliwal dan Bennett (2003) di Australia

menemukan adanya peningkatan laju kematian akibat penyakit kardiovaskular

pada responden dengan peningkatan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang

panggul.

Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul merupakan metode

yang praktis untuk menentukan distribusi lemak dan pertambahan lemak tubuh

(Mathew, et al., 2008). Penelitian Chan, Watts, Barrett dan Burke (2003) di

Australia menemukan bahwa lingkar pinggang dan rasio lingkar panggul

merupakan prediktor massa jaringan adiposa intraperitoneal yang kuat.

Pengukuran ini dapat dilakukan secara mandiri dan ekonomis sehingga dapat

dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat sebagai metode dini deteksi

dislipidemia. Metode deteksi dini memungkinkan perencanaan langkah-langkah

untuk meningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat

(22)

Penelitian mengenai obesitas dan penyakit kardiovaskular telah

dilakukan sejak tahun 1948 di kota Framingham. Penelitian Jantung Framingham

mengikuti perkembangan 5881 pasien (usia rata-rata 55 tahun) selama 14 tahun

menemukan bahwa kejadian kematian akibat serangan jantung mendadak terjadi

40 kali lebih tinggi pada pria dan wanita yang obesitas. Hubungan antara obesitas

abdominal dan kadar trigliserida mulai banyak diteliti. Penelitian Esmaillzadeh,

Mirmiran dan Azizi (2004) di Tehran menemukan bahwa lingkar pinggang dan

rasio lingkar pinggang panggul berkorelasi positif dengan trigliserida pada pria.

Penelitan Welborn et al. (2003) di Australia menemukan adanya korelatif positif

antara pengukuran antropometri dengan kadar trigliserida pada pria. Penelitian

Gruson et al. (2010) berupa penelitian prospektif selama 10 tahun di Australia

juga menemukan bahwa lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul

berkorelasi positif dengan trigliserida pada pria.

Kemampuan prediksi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang

panggul terhadap faktor risiko penyakit jantung seperti hipertrigliserida

bergantung pada populasi dan berbeda-beda pada tiap ras (Esmaillzadeh, et al.,

2004). Perlu dilakukan penelitian hubungan antara ukuran lingkar pinggang, rasio

lingkar pinggang-panggul dan kadar trigliserida dalam darah di Yogyakarta

dengan responden karyawan dan dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini belum pernah dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dari penelitian ini diharapkan pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar

pinggang panggul (RLPP) dapat digunakan sebagai salah satu metode yang

(23)

dan rasio lingkar pinggang-panggul diharapkan dapat menjadi indikator awal bagi

masyarakat Yogyakarta terutama karyawan dan dosen pria di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta untuk memperbaiki pola hidup.

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, permasalahan yang

diangkat penulis adalah bagaimana korelasi antara lingkar pinggang dan rasio

lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada karyawan

dan dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

2. Keaslian penelitian

Beberapa penelitian mengenai korelasi lingkar pinggang dan rasio

lingkar pinggang-panggul (RLPP) terhadap kadar trigliserida dalam darah yang

telah dipublikasikan adalah sebagai berikut:

a. Abdominal Obesity is Associated with Increased Risk of Acute Coronary

Events in Men oleh Lakka et al. (2002) dengan rancangan

population-based study. Subyek penelitian sebanyak 1.346 pria berusia 42-60 tahun di

Finlandia Timur.

b. Waist Dircumference, Waist-Hip Ratio and Body Mass Index and Their

Correlation with Cardiovascular Disease Risk Factor in Australian Adult

oleh Dalton et al. (2003) dengan rancangan penelitian potong-lintang.

Subyek penelitian sebanyak 11.247 orang berusia > 25 tahun di Australia.

c. Waist-Hip Ratio is The Dominant Risk Factor Predicting Cardiovascular

(24)

penelitian potong lintang. Subyek penelitian sebanyak 9.206 orang dengan

usia 20-69 tahun di Australia.

d. Waist-To-Hip Ratio Is A Better Screening Measure For Cardiovascular

Risk Factor Than Other Anthropometric Indicators In Tehranian Adult

Men oleh Esmaillzadeh et al. (2004) dengan rancangan penelitian

potong-lintang. Subyek penelitian sebanyak 4449 orang pria berusia 18-74 tahun

di Tehran.

e. Excess Accumulation of Body Fat is Related to Dyslipidemia in

Normal-Weight Subjects oleh Ito et al. (2004) dengan rancangan penelitian

potong-lintang. Subyek penelitian sebanyak 265 pria dan 741 wanita berusia

21-69 tahun di Jepang.

f. Anthropometric Assessment of Abdominal Obesity and Coronary Heart

Disease Risk in Men: The Prime Study oleh Gruson et al. (2010) dengan

rancangan penelitian prospektif. Subyek penelitian sebanyak 10.602 orang

pria berusia 50-59 tahun.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai obesitas

abdominal, trigliserida dan pengukuran antropometri terutama lingkar

pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) sebagai metode

(25)

b. Manfaat praktis

Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul

diharapkan dapat menjadi salah satu metode deteksi dini terjadinya

peningkatan kadar trigliserida dalam darah (hipertrigliserimia).

Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul

merupakan metode yang ekonomis dan praktis serta dapat dilakukan oleh

segala lapisan masyarakat tanpa memerlukan keahlian khusus dan bantuan

tenaga ahli.

B. Tujuan Penelitian

Mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar

pinggang-panggul (RLPP) terhadap kadar trigliserida dalam darah pada karyawan dan dosen

(26)

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obesitas 1. Definisi

Berat badan ideal seseorang ditentukan berdasarkan tinggi badan, jenis

kelamin dan kerangka tubuh (Taylor dan Candrasoma, 1995). Secara definisi

obesitas berbeda dengan overweight atau yang dikenal dengan kelebihan berat

badan. Obesitas berasal dari bahasa Latin yaitu ob dan edere yang berarti makan.

Obesitas secara klinis didefinisikan sebagai kelebihan jumlah lemak di jaringan

adiposa (Keller, 2008). Overweight adalah peningkatan berat badan relatif

dibandingkan terhadap standar (Soegih, 2009).

Menurut National Cholesterol Education Program’s Adult

TreatmentPanel III (NCEP-ATP III) tahun 2002, obesitas berkontribusi terhadap

hipertensi, peningkatan kolesterol serum, penurunan HDL dan hiperglikemia dan

semua itu berkatian dengan peningkatan resiko kardiovaskular.

2. Klasifikasi

Peningkatan lemak tubuh terutama di daerah abdominal daripada di

daerah pinggul, paha atau lengan disebut obesitas sentral (Soegih, 2009). Lemak

yang terakumulasi di daerah abdominal (jaringan visceral) memiliki risiko

kesehatan yang lebih besar daripada lemak yang terdistribusi di panggul dan paha

(27)

Gambar 1. Obesitas abdominal (Lazar, 2007)

Litin (2009) mengungkapkan ada dua bentuk tubuh berdasarkan lokasi

penimbunan lemak tubuh yaitu bentuk apel dan bentuk pir (gambar 2). Bentuk

apel adalah bentuk tubuh dengan penimpunan lemak di pinggang dan bentuk pir

adalah tipe tubuh dengan penimbunan lemak di bawah pinggang seperti paha,

pinggul dan bokong.

Gambar 2. Bentuk tubuh apel dan pir (Goldman, 2008)

Menurut Litin (2009) lebih baik memiliki bentuk tubuh pir dibandingkan

(28)

jantung, diabetes dan beberapa kanker. Penelitian menemukan akumulasi

kelebihan lemak terutama di area abdominal berkontribusi terhadap kejadian

dislipidemia (Ito, et al., 2007).

Menurut Taylor dan Candrasoma (1995) terdapat dua tipe obesitas yaitu

obesitas yang timbul pada saat dewasa (adult onset obesity) dan obesitas yang

timbul sejak masa kanak-kanak (child-hood onset obesity). Obesitas yang umum

terjadi di masyarakat adalah obesitas yang timbul pada saat dewasa. Obesitas ini

berkaitan dengan hipertropi dari sel lemak yang ada. Hipertropi merupakan

bertambah besarnya sel-sel jaringan. Obesitas yang timbul sejak masa

kanak-kanak terjadi karena adanya hiperplasi dari sel lemak yang diikuti dengan

hipertropi sel lemak tersebut. Hiperplasi merupakan bertambahnya jumlah sel-sel

di dalam jaringan karena terjadi pembelahan sel-sel jaringan. Kedua tipe obesitas

ini terjadi akibat kelebihan asupan kalori dalam jangka waktu lama melebihi

kalori yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi tubuh.

3. Patofisiologi

Obesitas adalah gangguan yang kompleks dan multifaktorial namun

penyebab umum semua kasus obesitas adalah kelebihan kalori yang dikonsumsi

dibandingkan dengan kalori yang dibutuhkan. Kelebihan kalori disimpan dalam

lemak tubuh (Dale dan Federman, 2003). Faktor yang mempengaruhi terjadinya

obesitas adalah:

a. Faktor diet

Peningkatan persentase lemak dalam makanan yang dikonsumsi

(29)

dalam konsumsi karbohidrat hilang ketika karbohidrat diubah menjadi

trigliserida sedangkan hanya 3% kalori yang terdapat dalam konsumsi lemak

yang digunakan ketika lemak tersebut disimpan dalam bentuk trigliserida

(Dale dan Federman, 2003).

b. Penyimpanan lemak

Kelebihan nutrien akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan dalam sel

adiposit. Penyimpanan ini diatur oleh enzim lipoprotein lipase. Aktifitas

enzim ini berbeda-beda di setiap bagian tubuh (Dale dan Federman, 2003).

c. Keseimbangan energi dalam tubuh

Keseimbangan energi dalam tubuh diperoleh dengan menyeimbangkan jumlah

energi yang masuk ke dalam tubuh dan jumlah energi yang digunakan oleh

tubuh. Terlalu banyak energi yang masuk atau terlalu sedikit energi yang

digunakan mengakibatkan terjadinya obesitas (Dale dan Federman, 2003).

Orang dengan pola hidup sedentari akan mudah bertambah berat badan karena

hanya sedikit kalori yang digunakan untuk beraktifitas (Litin, 2009).

d. Faktor genetik

Gen berperan dalam keseimbangan kalori dan energi tubuh. Jika salah satu

atau kedua orang tua kandung menderita obesitas, kemungkinan anak

menderita obesitas meningkat sebesar 25-30%. Gen juga mempengaruhi

jumlah lemak tubuh yang tersimpan dan bagaimana lemak tubuh

(30)

B. Pengukuran Antropometri

Akumulasi dari lemak tubuh dapat diketahui dengan perhitungan indeks

massa tubuh (IMT), ketebalan lipatan trisep (triceps skinfold thickness)¸ lingkar

lengan (mid-arm circumference), dan rasio lingkar pinggang panggul (Kumar,

Abbas, Nelson, dan Aster, 2010). Walaupun indeks massa tubuh banyak

digunakan sebagai pengukuran klinis untuk menentukan overweight dan obesitas,

indeks massa tubuh tidak dapat mengukur distribusi lemak tubuh. Lemak di

jaringan viseral (daerah abdominal) diketahui dengan pengukuran lingkar

pinggang dan/atau rasio lingkar pinggang panggul (Alhamdan, 2008). Indeks

massa tubuh tidak mempertimbangan susunan tubuh individu seperti

berperawakan besar atau lebih berotot (Litin, 2009).

Penelitian Chan et al. (2003) di Australia menemukan bahwa lingkar

pinggang dan rasio lingkar panggul merupakan prediktor massa jaringan adiposa

intraperitoneal yang kuat (p<0,001). Kekuatan korelasi antara lingkar pinggang

dan rasio lingkar panggul sebagai prediktor massa jaringan adiposa intraperitoneal

yang kuat tidak berbeda signifikan secara statistik (p=0,285).

(31)

Pengukuran lingkar pinggang menggunakan pita pengukur antropometri

(Soegih, 2009). Lokasi pengukuran lingkar pinggang terletak di antara tulang

rusuk paling bawah dengan tepi atas tulang panggul. Pengukuran dilakukan

horizontal melingkar perut sejajar tepi atas tulang panggul dan pararel dengan

lantai. Pada saat pembacaan pita pengukur tidak boleh menekan kulit dan subyek

dalam kondisi ekspirasi normal (Indra, 2006). Pengukuran lingkar panggul

dilakukan di lingkaran terbesar dari panggul, dan pasien berdiri tegak, kedua

tangan di samping tubuh dan kaki dirapatkan (Soegih, 2009).

Kriteria lingkar pinggang menurut International Diabetes Federation

(IDF) tahun 2006 dan World Health Organization (WHO) tahun 2000 untuk

orang Asia Selatan adalah >90 cm untuk pria dan >80 cm untuk wanita. Pria

dengan rasio lingkar pinggang panggul >0,90 dan wanita dengan rasio lingkar

pinggang panggul >0,85 menderita obesitas sentral (WHO, 1999). Penyesuaian ini

dilakukan karena populasi Asia memiliki morbiditas dan mortalitas yang terjadi

pada orang dengan lingkar pinggang yang lebih kecil dibandingkan dengan ras

Eropa (WHO, 2000).

Penelitian Lakka et al. (2002) di Finlandia Timur menemukan pria lansia

dengan rasio lingkar pinggang panggul >0,91 memiliki risiko penyakit jantung

koroner tiga kali lebih besar dibandingkan pria lansia dengan rasio lingkar

pinggang panggul <0,91. Pria lansia dengan lingkar pinggang >90cm memiliki

risiko penyakit jantung koroner dua kali lebih besar dibandingkan pria lansia

dengan lingkar pinggang <83,5 cm. Penelitian Welborn et al. (2003) di Australia

(32)

pinggang 88-102cm atau lebih, atau ketika rasio lingkar pinggang panggul >0,8

pada wanita dan >0,9 pada pria.

Penelitian menyarankan rasio lingkar pinggang panggul sebagai

prediktor faktor risiko penyakit jantung koroner yang lebih baik dibandingkan

dengan lingkar pinggang (Lakka, et al., 2002; Welborn, et al., 2003; Dalton, et al.,

2003; Esmaillzadeh, et al.,2004). Namun, kemampuan prediksi lingkar pinggang

dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap faktor risiko penyakit jantung

bergantung pada populasi dan berbeda-beda pada tiap ras (Esmaillzadeh, et

al.,2004).

C. Trigliserida

Mayoritas lemak pada makanan yang dikonsumsi adalah trigliserida

dengan struktur tiga asam lemak terikat menjadi satu oleh molekul gliserol.

Trigliserida adalah ester trihidrat alkohol gliserol dan asam lemak (Murray,

Granner, dan Rodwell, 2006). Trigliserida adalah lipid yang paling banyak

ditemukan dalam tubuh hewan. Hal ini dikarenakan trigliserida berfungsi sebagai

penyimpanan makanan. Trigliserida ditemukan dalam sebagian besar sel, tetapi

terutama terdapat dalam sel jaringan adiposa membentuk lemak depot (Ngili,

2009). Jaringan adiposa merupakan depot energi utama tubuh dan memberikan

insulasi bagi tubuh saat kehilangan panas (Dale dan Federman, 2003). Trigliserida

jaringan adiposit adalah cadangan bahan bakar utama tubuh. Peningkatan kadar

(33)

kolesterol yang tinggi dalam darah mendorong terjadinya atherosklerosis

(Crowley, 2001).

Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida (mg/dL) menurut NCEP ATP III tahun 2001

Kadar Trigliserida (mg/dL)

Keterangan

<150 Normal 150-199 Batas tinggi 200-499 Tinggi

>500 Sangat tinggi

Penelitian observasional menunjukkan kadar trigliserida lebih besar dari

200 mg/dl secara signifikan meningkatkan resiko penyakit arteri koroner pada

orang dengan peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL dalam darah.

Peningkatan kadar trigliserida juga dikaitkan dengan peningkatan faktor koagulasi

dan penurunan aktifitas fibrinolitik. Stockholm Ishaemic Heart Disease Secondary

Prevention Study menemukan bahwa penurunan kadar trigliserida menurunkan

angka mortalitas penyakit koroner (cit., Dale dan Federman, 2003). Asia Pacific

Cohort Studies Collaboration (2004) menemukan bahwa responden dengan kadar

trigliserida >1,9 mmol/L terjadi peningkatan resiko kardiovaskular fatal sebesar

70% dan resiko stroke sebesar 50% di bandingkan responden dengan kadar

trigliserida <0,7 mmol/L di kawasan Asia Pasifik. Penelitian Tirosh et al. (2007)

di Cina mengukur kadar trigliserida secara prospektif selama 5 tahun menemukan

risiko penyakit kardiovaskular menurun pada responden dengan penurunan kadar

trigliserida dan risiko penyakit kardiovaskular meningkat pada responden dengan

(34)

1. Mekanisme penyimpanan lipid di jaringan adiposa

Pencernaan lipid dilakukan dalam usus halus dengan reaksi enzim-enzim

hidrolisis yang disebut lipase dan fosfolipase, yang bekerja pada triasilgliserol dan

fosfolipid yang terkandung dalam makanan (Ngili, 2009). Lipid dalam makanan

terutama berupa trigliserida akan mengalami hidrolisis oleh lipase pankreas

menjadi monoasilgliserol dan asam lemak di usus, yang kemudian mengalami

re-esterifikasi di mukosa usus. Lipid ini dikemas bersama protein dan disekresikan

ke dalam sistem limfa lalu menuju ke aliran darah sebagai kilomikron.

Kilomikron merupakan lipoprotein plasma terbesar yang kaya akan trigliserida.

Kilomikron juga mengandung nutrien larut lipid lainnya (Murray, et al., 2006).

Kilomikron mula-mula dimetabolisme oleh jaringan yang mengandung

lipoprotein lipase (Murray, et al., 2006). Lipoprotein lipase merupakan enzim

ekstrahepatik yang menghidrolisis trigliserida menjadi monoasilgliserol dan asam

lemak (Ngili, 2009). Lipoprotein lipase akan menghidrolisis trigliserida dan

membebaskan asam lemak yang kemudian masuk ke dalam lipid jaringan

(Murray, et al., 2006). Asam lemak ini memasuki sel secara pasif dengan

menuruni gradient konsentrasi (Ngili, 2009).

Asam lemak bebas (asam lemak tidak teresterifikasi) yang terbentuk

sebagian besar diserap oleh jaringan dan digunakan untuk sintesis trigliserida.

Asam lemak yang berasal dari trigliserida kilomikron terutama di salurkan ke

jaringan adiposa, jantung dan otot (80%), sementara sekitar 20% menuju hati

(Murray, et al., 2006). Dalam jaringan adiposa, trigliserida disintesis kembali dari

(35)

persen ruang selular dalam suatu sel lemak (Ngili, 2009). Fungsi utama sel

adiposit adalah sebagai tempat penyimpanan lemak yang dapat digunakan saat

tubuh membutuhkan energi (Keller, 2008). Trigliserida dalam jaringan adiposit

akan dihidrolisis (lipolisis) untuk melepaskan gliserol dan asam lemak ke dalam

sirkulasi darah (Murray, et al., 2006).

Ketika trigliserida disimpan dalam sel adiposit, sel akan mulai

mengalami peningkatan ukuran. Saat sel mencapai ukuran maksimal, sel akan

membelah dua. Obesitas ringan merupakan hasil dari penambahan ukuran sel

sedangkan obesitas ekstrim merupakan akibat proliferasi sel adiposit (Dale dan

Federman, 2003).

D. Landasan Teori

Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan jumlah lemak dalam tubuh yang

tertimbun di jaringan adiposa. Obesitas dapat dikelompokkan berdasarkan onset

terjadinya obesitas dan distribusi lemak yang disimpan. Berdasarkan onset

terjadinya, obesitas dapat dibagi menjadi dua yaitu obesitas yang timbul pada saat

dewasa dan obesitas yang timbul sejak masa kanak-kanak (Taylor dan

Candrasoma, 1995). Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dapat dibagi menjadi

dua yaitu bentuk apel dengan penimpunan lemak di pinggang dan bentuk pir

dengan penimbunan lemak di bawah pinggang seperti paha, pinggul dan bokong

(Litin, 2009).

Obesitas merupakan gangguan yang kompleks dan multifaktorial yang

(36)

lipoprotein lipase, keseimbangan energi dalam tubuh dan faktor genetik. Namun

penyebab umum semua kasus obesitas adalah ketidakseimbangan energi dalam

tubuh yang terjadi akibat kelebihan kalori yang dikonsumsi namun tidak diiringi

dengan peningkatan aktivitas tubuh untuk menggunakan kelebihan kalori.

Menurut National Cholesterol Education Program’s Adult

TreatmentPanel III (NCEP-ATP III) tahun 2002, obesitas berkontribusi terhadap

hipertensi, peningkatan kolesterol serum, penurunan HDL dan hiperglikemia dan

semua itu berkatian dengan peningkatan resiko kardiovaskular.

Penimbunan lemak di daerah abdominal dapat diukur dan diketahui

dengan pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul

(Alhamdan, 2008). Kedua pengukuran ini lebih tepat digunakan untuk

menentukan distribusi lemak dalam tubuh yang tidak dapat ditentukan oleh indeks

massa tubuh.

Kriteria lingkar pinggang menurut International Diabetes Federation

(IDF) tahun 2006 dan World Health Organization (WHO) tahun 2000 untuk

orang Asia Selatan adalah >90 cm untuk pria dan >80 cm untuk wanita. Pria

dengan rasio lingkar pinggang panggul >0,90 dan wanita dengan rasio lingkar

pinggang panggul >0,85 menderita obesitas sentral (WHO, 1999). Menurut WHO

(2000), populasi Asia memiliki morbiditas dan mortalitas yang terjadi pada orang

dengan lingkar pinggang yang lebih kecil dibandingkan dengan ras Eropa.

Ketidakseimbangan antara asupan energi dari makanan dan kebutuhan

energi mengakibatkan terjadinya penumpukkan lemak dalam tubuh. Fungsi lemak

(37)

dan diketahui mempunyai peran dalam proses inflamasi serta berperan dalam

homeostasis glukosa (Soegih, 2009). Kebanyakan lemak makanan yang

dikonsumsi adalah trigliserida dan kelebihan lemak dalam tubuh akan disimpan

dalam bentuk trigliserida dalam jaringan adiposit. Peningkatan kadar trigliserida

darah disebut hipertrigliseridemia (Litin, 2009).

Kadar trigliserida dan kolesterol yang tinggi dalam darah mendorong

terjadinya atherosklerosis (Crowley, 2001) yang dapat menyebabkan terjadinya

penyakit jantung koroner. Menurut NCEP ATP III tahun 2001, kadar serum

trigliserida normal < 150 mg/dL, batas tinggi 150-199 mg/dL, tinggi 200-499

mg/dL, dan sangat tinggi > 500 mg/dL.

E. Hipotesis

Hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah adanya korelasi

antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar

trigliserida dalam darah pada karyawan dan dosen Universitas Sanata Dharma

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik.

Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan

mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi

antara fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek, antar faktor risiko

maupun antar faktor efek. Yang dimaksud dengan faktor efek adalah suatu akibat

dari adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu fenomena yang

mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh) (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian

ini, faktor efek adalah kadar trigliserida dalam darah sedangkan faktor risiko

adalah lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul.

Pendekatan rancangan penelitian yang digunakan adalah potong

lintang/cross-sectional. Penelitian potong lintang adalah suatu penelitian untuk

mempelajari korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data dalam waktu yang bersamaan

(Notoatmodjo, 2002).

Penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang

digunakan untuk mengetahui korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar

pinggang-panggul (RLPP) terhadap kadar trigliserida dalam darah pada karyawan

dan dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data penelitian yang diperoleh

diolah dengan statistik untuk mengetahui korelasi antara faktor risiko dan faktor

(39)

Langkah-langkah penelitian potong lintang adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor

risiko dan faktor efek.

2. Menetapkan subjek penelitian.

3. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan

faktor risiko dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada saat

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2002).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar pinggang-panggul.

2. Variabel tergantung: kadar trigliserida dalam darah (mg/dL)

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: umur dan jenis kelamin

b. Variabel pengacau tak terkendali: patologi, aktivitas, dan gaya hidup

subyek penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Subyek penelitian adalah karyawan dan dosen Universitas Sanata Yogyakarta

dengan jenis kelamin pria pada rentang usia 30-50 tahun yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini.

2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan

hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi meliputi umur dan

(40)

pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Hasil pemeriksaan laboratorium

yang diteliti adalah kadar trigliserida dalam darah.

3. Pengukuran lingkar pinggang adalah pengukuran dilakukan horizontal

melingkar perut sejajar tepi atas tulang panggul dan pararel dengan lantai

(Indra, 2006) menggunakan pita pengukur antropometri. Pada saat pembacaan

pita pengukur tidak boleh menekan kulit dan subyek dalam kondisi ekspirasi

normal. Lingkar pinggang dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).

4. Pengukuran lingkar panggul adalah pengukuran yang dilakukan di lingkaran

terbesar dari pinggul, dan pasien berdiri tegak, kedua tangan di samping tubuh

dan kaki dirapatkan (Soegih, 2009).

5. Rasio lingkar pinggang pinggul digunakan untuk mengukur lemak abdominal

yang diperoleh dengan menghitung perbandingan antara lingkar pinggang dan

lingkar panggul (Borodulin, 2006).

6. Standar IDF tahun 2006 dan WHO tahun 2000 untuk standar lingkar pinggang

pria.

7. Standar rasio lingkar pinggang panggul menggunakan standar WHO tahun

1999 untuk pria.

8. Standar kadar trigliserida menggunakan standar NCEP ATP III tahun 2001.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian memenuhi kriteria inklusi yaitu bekerja di Universitas

Sanata Dharma sebagai karyawan atau dosen, dengan jenis kelamin laki-laki,

(41)

bersedia untuk diajak bekerjasama dalam penelitian ini dengan terlebih dahulu

menyetujui surat perjanjian kerjasama atau informed consent. Kriteria eksklusi

dalam penelitian ini antara lain yang sedang menderita penyakit jantung koroner,

demam, oedem, konsumsi obat penurun kadar lipid dalam darah, penyakit hati

akut maupun kronis, penyakit peradangan akut dan kronis serta gangguan anatomi

sehingga antropometri subyek penelitian tidak dapat diukur. Subyek dalam

penelitian ini disebut responden.

Gambar 4. Skema subyek penelitian

Pengambilan data pertama dihadiri oleh 42 responden dari 62 responden

yang menyetujui untuk bekerjasama dalam penelitian. Namun hanya 32 responden

yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Menurut Gay (cit., Sevilla,

Ochave, Punsalon, Regala, dan Uriarte, 2006), jumlah minimum sampel untuk

penelitian korelasi sebesar 30 subyek. Jumlah sampel penelitian ini ditetapkan

pada awal penelitian adalah minimal 60 responden sehingga perlu diadakan

(42)

45 responden yang menyetujui untuk bekerjasama dalam penelitian. Responden

yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi sebanyak 38 responden. Total

responden penelitian ini adalah 70 responden. Bagan selengkapnya dapat dilihat

pada gambar 4.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali di

tempat yang berbeda. Pengambilan data pertama diselenggarakan di kampus III

Paingan Universitas Sanata Dharma dengan responden adalah karyawan dan

dosen kampus III yang dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2010. Pengambilan data

kedua diselenggarakan di kampus I Mrican Universitas Sanata Dharma dengan

responden adalah karyawan dan dosen kampus I, kampus II dan kampus IV yang

dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2010.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini termasuk dalam penelitian payung Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma dengan judul “Korelasi Pengukuran Antropometrik

Terhadap Profil Lipid dan Kadar hs-CRP Dalam Darah Sebagai Prediktor

Penyakit Kardiovaskular” dan penelitian payung ini telah mendapatkan izin dari

Komisi Etik Kedokteran. Penelitian payung ini bertujuan untuk mengkaji korelasi

antara pengukuran antropometri dengan profil lipid dan kadar hs-CRP dalam

darah. Penelitian payung dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota 8

(43)

peneliti lebih berfokus pada korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang

terhadap kadar trigliserida dalam darah. Gambar skema di bawah ini

menampilkan kajian-kajian yang diteliti secara fokus dalam penelitian payung ini.

Gambar 5. Skema kajian penelitian

G. Teknik Sampling

Strategi pengambilan sampel (teknik sampling) penelitian ini adalah

secara non-random sampling (pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis

Porposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random sampling karena

syarat subyek penelitian harus memenuhi kriteria inklusi, sehingga tidak semua

(44)

Pengambilan sampel dengan teknik porposive didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau

sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Mula-mula peneliti

mengidentifikasi semua karakteristik populasi. Kemudian peneliti menetapkan

berdasarkan pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel

penelitian, sehingga teknik pengambilan sampel secara porposive ini didasarkan

pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2002). Pertimbangan

dalam penelitian ini adalah masalah lokasi atau tempat responden yang akan

diteliti lebih mudah dikunjungi dan efisiensi waktu.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini adalah meteran Butterfly®

untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul yang dilakukan oleh

peneliti. Aechitect c Systems™ dan Aeroset System digunakan untuk mengukur kadar trigliserida dalam darah responden yang dilakukan oleh laboratorium.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah

karyawan dan dosen Universitas Sanata Dharma yang berusia 30-50 tahun dengan

jenis kelamin pria. Hal ini dilakukan dengan cara menyebarkan surat permintaan

(45)

2. Permohonan izin dan kerjasama

Permohonan izin diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk memenuhi etika

penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan izin

diajukan ke Universitas Sanata Dharma sebagai lokasi penelitian setelah

mendapat izin dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran. Permohonan kerjasama

juga diajukan ke Laboratorium Parahita sebagai laboratorium yang mengambil

dan mengukur darah responden.

3. Penawaran kerjasama kepada calon responden

Media promosi yang digunakan dalam penelitian ini berupa leaflet dan

presentasi. Promosi bertujuan untuk mengkomunikasikan penelitian ini kepada

calon responden sehingga mereka terdorong ikut terlibat dalam penelitian ini.

Leaflet atau selebaran adalah lembaran kertas berukuran kecil

mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi

mengenai suatu hal atau peristiwa (Effendy, 1989). Leaflet digunakan saat

penawaran kerjasama dilakukan secara personal kepada calon responden.

Presentasi dilakukan saat penawaran kerjasama dilakukan secara berkelompok

terhadap dosen dan karyawan fakultas atau divisi tertentu.

Leaflet dan presentasi berjudul “Metode Deteksi Dini Kesehatan” dengan

informasi yang tercakup didalamnya adalah faktor penyebab dari penyakit yang

kini banyak diderita masyarakat serta cara deteksi kesehatan secara laboratorium

(46)

informasi dan dibuat menarik, jelas, singkat agar mudah dipahami oleh calon

responden.

Penawaran kerjasama ditawarkan kepada calon responden yang

memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Penawaran kerjasama setelah calon

responden mengerti penelitian yang diselenggarakan, persyaratan untuk terlibat

dalam penelitian dan pentingnya deteksi dini kesehatan. Jika calon responden

bersedia bekerjasama maka calon responden diminta untuk mengisi dan

menandatangani informed consent.

4. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Meteran yang valid

dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti karena meteran memang

alat untuk mengukur panjang. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan

data yang sama (Sugiyono, 2010). Meteran Butterfly® terlebih dahulu diuji

reabilitasnya dengan mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul peneliti

sebanyak tiga kali pada waktu yang sama. Pengukuran sebanyak tiga kali tersebut

memberikan hasil CV = 0,013%. Ketelitian (presisi) suatu alat dinilai dengan

menghitung Coefisien Variation (CV) dan alat dikatakan baik bila CV <5%.

5. Pengambilan darah dan pengukuran antropometri

Calon responden yang telah menandatangai informed consent mendapat

(47)

informasi tempat, waktu penelitian dan permintaan untuk berpuasa 8-10 jam

sebelum pengambilan darah. Pada H-1 penyelenggaran pengambilan darah, calon

responden ditelepon untuk mengingatkan tempat, waktu penelitian dan

permintaan untuk berpuasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah. Pada saat

pendaftaran ulang, peneliti memastikan status puasa dan kondisi kesehatan

responden dengan bertanya langsung kepada responden.

Pengambilan darah responden yang berpuasa dan tidak sedang sakit

dilakukan oleh laboratorium. Pertama-tama dilakukan pemasangan ikatan

pembendungan (torniquet) pada lengan atas dan responden diminta untuk

mengepal dan membuka telapak tangan berulang-kali agar vena terlihat jelas.

Lokasi penusukan pada lipatan siku dalam responden diberi disinfektan (alkohol)

kemudian spuit injeksi disuntikkan dengan posisi 45 derajat ke pembuluh vena

yang terdapat pada lipatan siku dalam. Darah diambil secara perlahan dan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup. Responden diminta untuk membuka

kepalan tangannya agar aliran bebas. Toniquet dilepas, kemudian jarum ditarik

dengan tetap menekan lubang penusukan dengan kapas alkohol agar tidak sakit.

Tempat bekas suntikan ditekan dengan kapas alkohol dan ditutup dengan plester.

Tabung reaksi tertutup yang telah berisi darah reponden dibawa ke laboratorium

Parahita.

Pengukuran antropometri dilakukan oleh peneliti. Pengukuran

antropometri yang dilakukan mencakup pengukuran lingkar pinggang dan lingkar

panggul. Lokasi pengukuran lingkar pinggang terletak di antara tulang rusuk

(48)

melingkar perut sejajar tepi atas tulang panggul dan pararel dengan lantai. Pada

saat pembacaan pita pengukur tidak boleh menekan kulit dan subyek dalam

kondisi ekspirasi normal (Indra, 2006). Pengukuran lingkar panggul dilakukan di

lingkaran terbesar dari pinggul, dan pasien berdiri tegak, kedua tangan di samping

tubuh dan kaki dirapatkan (Soegih, 2009).

6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri

Pemberian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri

dilakukan secara personal. Responden diberikan pengetahuan untuk membaca

hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri. Pemberian edukasi

dilakukan kepada responden sehat, berisiko dan memiliki gangguan trigliserida.

7. Pengolahan data secara statistik

J. Analisis data penelitian

Data yang diperoleh diolah secara statistik. Langkah awal adalah

dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi normal

suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05

dengan demikian dapat diketahui uji statistik yang sesuai.

Rerata kadar trigliserida kelompok lingkar pinggang <90 cm

diperbandingkan dengan kelompok lingkar pinggang >90 cm. Data kadar

trigliserida yang telah dikelompokkan terlebih dahulu diuji distribusinya dengan

uji normalitas Shapiro-Wilk. Uji hipotesis komparatif yang digunakan jika data

terdistribusi normal adalah uji T tidak berpasangan. Jika data terdistribusi tidak

(49)

Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila

data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data terdistribusi tidak

normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %.

Pada penelitian ini terdapat sebaran normal (lingkar pinggang dan rasio

lingkar pinggang panggul) dan sebaran tidak normal (kadar trigliserida) sehingga

uji hipotesis komparatif yang digunakan adalah uji Mann-Whitney dan uji

hipotesis korelatif yang digunakan adalah uji korelasi Spearman.

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan penelitian ini adalah responden yang telah bersedia

bekerjasama dalam penelitian ini tidak hadir pada saat pengambilan darah pada

waktu yang ditawarkan oleh peneliti sebelumnya sehingga penelitian ini

dilanjutkan tahap kedua untuk memenuhi jumlah sampel yang ingin dicapai dalam

penelitian ini, yaitu minimal 60 orang responden.

Pada pengambilan darah pertama dan kedua terdapat responden yang

tidak berpuasa padahal hal tersebut telah diinformasikan pada saat penawaran

kerjasama penelitian bahwa hal tersebut dapat mengakibatkan data tidak valid

menggambarkan kesehatan responden sehingga peneliti terpaksa mengeklusi

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Karakteristik Responden

Profil karakteristik 70 responden yang terdiri dari dosen dan staf

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam penelitian ini meliputi umur,

lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) dan kadar

trigliserida. Menurut Dahlan (2009), uji statistika merupakan langkah pertama

dalam melakukan uji hipotesis dan uji statistika deskriptif Kolmogorov-Smirnov

digunakan untuk mengetahui karakteristik data jika jumlah data lebih dari 50

(n>50).

Tabel II. Profil Karakteristik Responden

Pria (n=70)

Kriteria Mean ± SD p

Umur (tahun) 40 ± 5 0,197

Lingkar Pinggang (cm) 87,3 ± 10,8 0,200 Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) 1,014 ± 0,043 0,064 Kadar Trigliserida (mg/dL) 135(29-654)# 0,000* Keterangan:

* tidak terdistribusi normal p< 0,05

#

median (minimum – maksimum)

1. Karakteristik umur responden

Umur responden dalam penelitian ini adalah 30-50 tahun dengan

rata-rata 39±5 tahun. Menurut Dahlan (2009), nilai p>0,05 menunjukkan data

terdistribusi normal. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,197 dan kurva

berbentuk lonceng menunjukkan bahwa umur responden dalam penelitian ini

terdistribusi merata yang dapat dilihat pada gambar 7. Data cenderung terkumpul

(51)

Gambar 6. Grafik distribusi umur responden

2. Karakteristik lingkar pinggang responden

Obesitas abdominal dapat ditentukan melalui pengukuran lingkar

pinggang. Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2006 batasan

nilai LP untuk pria Asia dewasa adalah 90 cm. Lingkar pinggang responden >90

cm merupakan responden dengan obesitas abdominal. Rata-rata LP responden

penelitian ini adalah 87,3±10,8 mg/dL. Responden dengan LP>90 cm sebanyak

33 responden dan responden dengan LP<90 cm sebanyak 37 responden. Nilai

signifikansi yang diperoleh adalah 0,200 dan kurva berbentuk lonceng

menunjukkan data LP terdistribusi normal yang dapat diamati pada gambar 8.

(52)

Gambar 7. Grafik distribusi lingkar pinggang (LP) responden (cm)

3. Karakteristik rasio lingkar pinggang panggung (RLPP) responden

Tipe bentuk tubuh seseorang apple atau pear dapat ditentukan

berdasarkan pengukuran RLPP. Menurut World Health Organization (WHO)

tahun 1999 batasan nilai RLPP untuk pria asia dewasa adalah >0,9. Rata-rata

RLPP responden penelitian ini adalah 1,014±0,043. Sebanyak 69 responden

memiliki RLPP>0,9. Hanya satu responden dengan RLPP<0,9 yaitu sebesar

0,886. Hasil yang diperoleh bahwa responden memiliki tipe tubuh apple dengan

lingkar pinggang yang lebar dan lingkar panggul yang kecil. Nilai signifikansi

yang diperoleh adalah 0,064 dan kurva berbentuk lonceng menunjukkan data

RLPP terdistribusi normal yang dapat diamati pada gambar 9. Data cenderung

(53)

Gambar 8. Grafik distribusi rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) responden

4. Karakteristik kadar trigliserida responden

Responden diharuskan berpuasa selama 8-10 jam sebelum pengukuran

darah. Kondisi puasa sangat mempengaruhi nilai kadar trigliserida yang diukur

dalam penelitian ini. Dalam tubuh, karbohidrat yang dikonsumsi akan segera

diubah menjadi lemak. Mayoritas trigliserida yang terdapat dalam tubuh tidak

berasal dari lemak yang dikonsumsi tetapi berasal dari karbohidrat. Pengaruh gula

yang dikonsumsi terhadap kenaikan kadar trigliserida lebih kuat daripada

karbohidrat kompleks yang dikonsumsi (Crowley, 2001). Kondisi tidak puasa

akan mengakibatkan kenaikan kadar trigliserida sehingga hasil yang diperoleh

tidak menunjukkan kadar trigliserida responden yang sebenarnya.

National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III

(NCEP ATP III) tahun 2001 mengklasifikasi kadar serum trigliserida menjadi

(54)

trigliserida normal <150 mg/dL, batas tinggi 150-199 mg/dL, tinggi 200-499

mg/dL, dan sangat tinggi >500 mg/dL.

Gambar 9. Grafik distribusi kadar trigliserida responden (mg/dL)

Nilai tengah atau median kadar trigliserida responden penelitian ini

adalah 135(29-654) mg/dL. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 dan

kurva yang cenderung ke kanan dengan nilai mean 169,44 mg/dL menunjukkan

data kadar trigliserida terdistribusi tidak normal yang dapat diamati pada gambar

10. Jumlah responden berdasarkan kadar trigliserida dapat dilihat pada tabel III.

Tabel III. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Kriteria Trigliserida

Kriteria Trigliserida

Jumlah

(55)

B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Lingkar Pinggang<90cm dan Lingkar Pinggang>90 cm

Responden dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok dengan LP>90 cm

dan kelompok dengan LP<90 cm. Nilai median kelompok LP>90 cm dan

kelompok LP<90 cm secara berurutan adalah 112(29-317) mg/dL dan

218(44-654) mg/dL. Kadar trigliserida kedua kelompok ini diperbandingkan dengan

menggunakan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney karena data kadar

trigliserida dalam darah terdistribusi tidak normal.

Tabel IV. Uji Hipotesis Komparatif Kadar Trigliserida pada Lingkar Pinggang<90cm dan Lingkar Pinggang>90 cm

Lingkar Pinggang <90 cm

Lingkar Pinggang >90 cm

Karakteristik n = 37 n = 33 p Trigliserida (mg/dL) 112 (29-317) 218 (44-654) 0,001* *terdapat perbedaan bermakna

Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,001 menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan kadar trigliserida yang bermakna antara kelompok LP>90 cm

dan kelompok LP<90 cm. Menurut Dahlan (2009), nilai p<0,05 menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok yang diperbandingkan.

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa terdapat perbedaan kadar trigliserida

pada kedua kelompok.

Konsumsi makanan berlemak tinggi akan meningkatkan kadar

trigliserida dalam darah karena kebanyakan lemak makanan yang dikonsumsi

adalah trigliserida. Kelebihan trigliserida dalam darah ini akan disimpan di dalam

jaringan adiposit. Semakin besar sel-sel adiposit akan menyebabkan peningkatan

(56)

Penelitian Nishida, Moriyama, Sugita dan Yamauchi-Takihara (2007) di

Jepang menemukan adanya perbedaan kadar trigliserida pada responden pria

kelompok non-obesitas abdominal (LP<85cm) dan kelompok obesitas abdominal

(LP>85cm) dengan nilai p<0,0001. Rerata kadar trigliserida pada kelompok

non-obesitas abdominal adalah 100±53 mg/dL dan rerata kadar trigliserida pada

kelompok obesitas abdominal adalah 162±168 mg/dL.

Penelitian Wildam, Gu, Reynolds, Duan dan He (2004) di Cina

menemukan bahwa terjadi peningkatan kadar trigliserida yang kontiniu pada

peningkatan LP pada responden Cina. Rerata kadar trigliserida pada LP<75cm;

75-79,9cm; 80-84,9cm; 85-89,9cm; 90-94,9cm dan >95cm pada responden Cina

secara berurutan adalah 101,1±1,7 mg/dL; 120,6±3,4 mg/dL; 131,7±3,1 mg/dL;

160,2±4,5 mg/dL; 165,0±4,6 mg/dL dan 179,4±6,5 mg/dL. Perbedaan kadar

trigliserida antara penelitian ini dengan penelitian di atas dapat disebabkan karena

perbedaan etnik dan perbedaan status nutrisi.

C. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida pada Rasio Lingkar Pinggang

Panggul<0,9 dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul >0,9

Responden dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok dengan RLPP<0,9

dan kelompok dengan RLPP>0,9. Namun, tidak dapat dilakukan uji hipotesis

komparatif karena jumlah responden RLPP<0,9 hanya satu orang. Jumlah

(57)

D. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar Trigliserida Dalam Darah

Untuk mengetahui adanya korelasi antara LP dan RLPP terhadap kadar

trigliesrida, dilakukan uji korelasi. Uji korelasi yang digunakan untuk

menganalisis data adalah uji korelasi Spearman karena kadar trigliserida

terdistribusi tidak normal.

Tabel V. Uji Korelasi Spearman Lingkar Pinggang (cm) dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL)

Karakteristik r p Lingkar Pinggang (cm) 0,395 0,001 RLPP 0,075 0,535*

*tidak terdapat korelasi yang bermakna

Tabel V menunjukkan nilai signifikansi korelasi LP terhadap kadar

trigliserida adalah 0,001 yang berarti terdapat korelasi bermakna antara LP dan

kadar trigliserida. Kekuatan korelasi sebesar 0,397 menunjukkan korelasi yang

lemah dan nilai positif menunjukkan korelasi searah.

(58)

Gambar 12. Diagram sebar rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) terhadap kadar trigliserida (mg/dL)

Tabel V menunjukkan nilai signifikansi korelasi RLPP terhadap kadar

trigliserida adalah 0,535 yang berarti terdapat korelasi yang tidak bermakna antara

RLPP dan kadar trigliserida. Analisis hipotesis menunjukkan korelasi yang tidak

bermakna antara RLPP terhadap kadar trigliserida dan terdapat korelasi bermakna

antara LP terhadap kadar trigliserida.

Penelitian Welborn et al. (2003) di Australia menemukan kekuatan

korelasi LP dan RLPP yang sama terhadap kadar trigliserida dalam darah pada

pria. Korelasi LP dan kadar trigliserida dengan nilai r=0,35 (p<0,0001) dan

korelasi RLPP dan kadar trigliserida juga dengan nilai r=0,35 (p

Gambar

Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida (mg/dL) menurut NCEP ATP
Gambar 1. Obesitas abdominal (Lazar, 2007)
Gambar 3. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul (A.D.A.M. Medical Illustration Team, 2005)
Tabel I. Klasifikasi Serum Trigliserida (mg/dL) menurut NCEP ATP III tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul, sebagai parameter obesitas sentral, terhadap rasio kadar LDL/HDL

Peneliti berharap dengan penelitian yang dilakukan ini, terdapat korelasi positif yang bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul

Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,442; p =0,000) dan korelasi yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil karakteristik responden yang meliputi usia, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar

Permasalahan penelitian ini adalah apakah terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar HbA1c pada

Perlu dilakukan uji statistik lebih lanjut untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna nilai koefisien korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan

Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul diharapkan mampu memberikan gambaran awal terhadap peningkatan rasio kadar kolesterol total/HDL dalam

Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,442; p =0,000) dan korelasi yang