• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap rasio LDL/HDL - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap rasio LDL/HDL - USD Repository"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP RASIO LDL/HDL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh: Paulina NIM : 078114048

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP RASIO LDL/HDL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh: Paulina NIM : 078114048

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Kupersembahkan karya ini untuk :

Allah Bapa di Surga, My Beloved Jesus Christ, dan Bunda Maria

Ibu-Bapakku

Adikku Lia Agnes dan Maria Caroline sephie Sahabat-sahabatku

Almamaterku

Ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepadakita”

(6)
(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala bimbingan, berkat, cinta, dan lindungan-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Korelasi Lingkar Pinggang dan

Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap Rasio LDL/HDL” disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan, saran, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas waktu, tenaga, pikiran, dan doa yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Rektorat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ipang Djunarko, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma dan dosen pembimbing akademis yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis.

3. dr.Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk berdiskusi serta memberi banyak masukan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku dosen penguji atas

(8)

viii

5. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan saran yang berharga.

6. Y. Agung Santoso, S,Psi., MA untuk waktu dan masukannya yang telah banyak membantu penulis selama proses sampling hingga pengolahan data statistik.

7. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.

8. Dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma yang rela meluangkan

waktunya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

9. Laboratorium klinik Pramita Utama/Parahita®, Yogyakarta yang telah bersedia untuk bekerjasama dalam pengambilan dan pengukuran sampel darah.

10. Seluruh dosen Fakultas Farmasi yang telah memberikan pengetahuan

akademis maupun nilai-nilai hidup kepada penulis.

11. Ibu dan bapak, serta kedua adikku yang selalu memberikan semangat, doa,

kasih sayang, serta keceriaan.

12. Seluruh keluarga besar kakek-nenek, tante-om, adik-adik dan kakak-kakak sepupuku atas segala doa dan motivasi selama studi ku di Yogyakarta.

(9)

15. Eka, Febri, Fetri, Ridho, Ita, Ko Erick, dan Mbak Lisa, teman seperjuangan. Terimakasih atas motivasi, kerjasama, kekompakkan, dan saran selama penulis mengerjakan skripsi ini.

16. Teman-teman FKK A angkatan 2007 atas kebersamaan dan semangat yang

diberikan.

17. Teman-teman mahasiswa dari Kabupaten Kutai Barat atas kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang begitu erat sehingga penulis merasa tidak jauh dari keluarga selama studi di Yogyakarta.

18. Semua pihak yang telah banyak banyak membantu dan tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tentunya dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian tehadap skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 17 Januari 2011

(10)
(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… iii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN………... v

(12)
(13)

4. Pencarian subyek penelitian……….………... 25

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian……….. 25

6. Pengambilan Data...………. 26

a. Lingkar pinggang dan lingkar panggul……….... 26

b. Kolesterol HDL dan LDL……… .. 27

7. Pengembalian Hasil………. 27

J. Teknik Analisis Data Statistik……… 28

K. Kesulitan Penelitian ……… 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 30

A. Profil Karakteristik Subyek Penelitian……… 30

1. Usia ………. 31

2. Lingkar pinggang ………. 32

3. Rasio lingkar pinggang-panggul ………... 33

4. Kadar kolesterol LDL, HDL, dan Rasio LDL/HDL ………. ... 34

B. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap Rasio LDL/HDL………...…………... 36

1. Korelasi Antara Lingkar Pinggang Terhadap Rasio LDL/HDL……….. 36

2. Korelasi Antara Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap Rasio LDL/HDL……….……… 39

C. Perbandingan Rerata Rasio LDL/HDL Pada LP<90 cm dan LP≥90 cm dan 4Pada RLPP <0,90 dan RLPP≥0,90……… 42

1. Perbandingan Rerata Rasio LDL/HDL Pada LP<90 cm dan LP≥90 cm 42

(14)

xiv

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………. 45

A. Kesimpulan ………... 45

B. Saran ………... 45

DAFTAR PUSTAKA ……….. 46

LAMPIRAN ……… 49

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kriteria Kadar Kolesteol LDL menurut NCEP ATP III………… 9

Tabel II. Kriteria Kadar Kolesteol LDL menurut NCEP ATP III ……….. 10

Tabel III. Kriteria Rasio LDL/HDL NCEP Blood Lipid Guidelines………... 11

Tabel IV. Kriteria Risiko Rasio LDL/HDL ………. 12

Tabel V. Profil Karakteristik Subyek penelitian………... 30

Tabel VI. Profil Lingkar Pinggang Subyek Penelitian……… 33

Tabel VII. Profil RLPP Subyek Penelitian……….. 34

Tabel VIII. Profil Kolesterol LDL Subyek Penelitian……… 34

Tabel IX. Profil Kolesterol HDL Subyek Penelitian……… 35

Tabel X. Profil Rasio LDL/HDL Subyek Penelitian……….. 35

Tabel XI. Hasil Uji Korelasi Lingkar Pinggang Terhadap Kolesterol LDL, Kolesterol HDL, dan Rasio LDL/HDL……… 36

Tabel. XII Hasil Uji Korelasi RLPP Terhadap Kolesterol LDL, Kolesterol HDL, dan Rasio LDL/HDL………... 39

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Obesitas “apple shape” dan “pear shape”… .……….. 7

Gambar 2. Formula Friedewald………. 9

Gambar 3. Lokasi pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul ... 13

Gambar 4. Mekanisme Terjadinya Trias Dislipidemi………... 15

Gambar 5. Proses Pencarian Subyek Penelitian ……… 21

Gambar 6. Skema Pembagian Kajian………... 22

Gambar 7. Profil Usia Subyek Penelitian ……… 32

Gambar 8. Diagram Sebar Lingkar Pinggang Vs LDL ……… 37

Gambar 9. Diagaram Sebar Lingkar Pinggang Vs HDL……….. . 38

Gambar 10. Diagram Sebar Lingkar Pinggang Vs Rasio LDL/HDL ……… 38

Gambar 11. Diagram Sebar RLPP Vs LDL……….. 41

Gambar 12 Diagram Sebar RLPP Vs HDL……….. 41

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan FK UGM Yogyakarta…..……… 50

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Rektorat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta…..………. 51

Lampiran 3. Surat Permintaan Data Dosen dan Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ……… 52

Lampiran 4. Informed Consent……….. 53

Lampiran 5. Leaflet…..……….……. 54

Lampiran 6. Power Point ……….….. 55

Lampiran 7. Pengambilan Sampel Darah……….….. 58

Lampiran 8. Kartu Pengisian Data Antropometri……….. 59

Lampiran 9. Uji Korelasi ……….….. 61

Lampiran 10. Uji t …..……….…….…. 64

Lampiran 11. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Usia ……… 69

Lampiran 12. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Lingkar Pinggang ……… 72

Lampiran 13. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Rasio Lingkar Pinggang-Panggul ………...………. 75

Lampiran 14. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov LDL ………... 78

Lampiran 15. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov HDL……….. 81

(18)

xviii

INTISARI

Obesitas telah dinyatakan oleh World Health Organizaton sebagai masalah kesehatan kronis pada orang dewasa. Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan jumlah sel lemak. Peningkatan efflux asam lemak bebas dari sel lemak dapat menyebabkan meningkatnya rasio LDL/ HDL yang berhubungan erat terhadap risiko penyakit jantung.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi adanya korelasi positif antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang- panggul terhadap rasio LDL/ HDL. Subyek penelitian adalah 70 orang pria yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis korelasi Pearson dan Spearman. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95%.

Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya korelasi sedang antara lingkar pinggang (LP) terhadap rasio LDL/ HDL (p=0,000;r=0,440) dan korelasi lemah rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) terhadap rasio LDL/HDL (p=0,000;r=0,320). Uji t menunjukkan terdapat perbedaan bermakna nilai rata-rata rasio LDL/HDL antara LP<90 cm dengan LP≥90 cm. Dalam penelitian ini pengukuran antropometrik LP dan RLPP dapat memberikan gambaran rasio LDL/HDL. Pengukuran antropometrik LP dan RLPP diharapkan dapat digunakan sebagai metode deteksi dini penyakit jantung koroner yang ekonomis, praktis, dan dapat dilakukan oleh segala lapisan masyarakat.

(19)

ABSTRACT

Obesity has been declared by the World Health Organizaton as a chronic health problem in adults. People with obesity develop increasing the number of fat cells. Increased of free fatty acid efflux from fat cells may cause increased of LDL / HDL ratio that closely related to the risk of heart disease.

This was an observational analytic study conducted with cross-sectional. The purpose of this study was to obtain information of positive correlation between waist circumference and waist to hip ratio with LDL / HDL ratio. Subjects were 70 men who meet inclusion and exclusion criteria. Statistical analysis used Pearson and Spearman correlation analysis with confidence level 95%.

The results showed the presence of moderate correlation between waist circumference (WC) with LDL / HDL ratio (p = 0.000, r = 0.440) and weak correlation between waist to hip ratio (WHR) with LDL / HDL ratio (p = 0.000, r = 0.320). The t- test analysis showed there were significant differences in the average value of the LDL / HDL ratio between WC < 90 cm and WC ≥ 90 cm. In this study, anthropometric measurements of WC and WHR may representating the LDL / HDL ratio. Anthropometric measurements of WC and WHR is expected to be used as a method of early detection of coronary heart disease that economical, practical, and can be done by all levels of society.

(20)

1

BAB I PENGANTAR

A.Latar Belakang

Obesitas telah dinyatakan oleh World Health Organization (WHO) sebagai masalah kesehatan kronis pada orang dewasa. Lebih dari 50% orang dewasa dan lebih dari 25% anak-anak di Amerika Serikat menderita berat badan lebih dan obesitas. Hasil survey Nasional tahun 1996/1997 di Ibukota seluruh propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa 6,8 % dari pria menderita obesitas (Soegih dan Wiramihardja, 2009).

National Heart Lung and Blood Instititute (NHLBI) mendefinisikan obesitas sebagai suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah lemak tubuh yang berlebih (Anonim, 2008). Obesitas sentral yakni suatu keadaan peningkatan lemak tubuh yang lokasinya lebih banyak di daerah abdominal merupakan salah satu dari kriteria sindrom metabolik menurut WHO dan International Diabetes Federation (IDF) (Soegih dan Wiramihardja, 2009, WHO, 1999 dan IDF, 2006).

Kriteria sindrom metabolik IDF untuk lingkar pinggang yang telah disesuaikan untuk populasi di Asia Selatan termasuk Indonesia menyatakan seorang pria dikatakan memiliki kriteria sindrom metabolik obesitas sentral apabila memiliki lingkar pinggang (LP) ≥90 cm (IDF, 2006). Kriteria sindrom metabolik WHO untuk obesitas sentral pada pria adalah rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) > 0,90 (WHO, 1999).

(21)

dan pembuluh darah atau kardiovaskular. Penelitian Hakka, dkk. yang menggunakan ukuran lingkar pinggang sebagai gambaran obesitas sentral pada pria usia 42-60 tahun dan diikuti perjalanan penyakitnya selama 10 tahun menunjukkan bahwa pria dengan lingkar pinggang ≥90 cm memiliki peningkatan risiko dua kali lipat terhadap penyakit jantung koroner dibanding dengan yang memiliki ukuran lingkar pinggang <83,5 cm (Hakka, dkk., 2002 cit., Soegih dan Wiramihardja, 2009).

Ada banyak pengukuran antropometrik yang digunakan oleh para ahli untuk menentukan obesitas, diantaranya adalah pengukuran berat badan, pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI), pengukuran lingkar pinggang (Waist Circumference), dan pengukuran rasio lingkar pinggang-panggul (Waist to Hip Ratio) (Indra, 2006). Hasil penelitian Dobbelsteyn, Joffres, Maclean, Flowerdew dan Canadian Reaserch Group (2001) menunjukkan bahwa LP adalah indikator yang lebih baik di banding BMI dan RLLP sebagai indikator resiko penyakit jantung koroner.

(22)

3

Penelitian Chehrei, Saeid, Ammar, Mohammad, dan Jalal (2007) terhadap orang dewasa Iran di Arak dan penelitian Njelekela, et al., (2002) di Tanzania menemukan adanya korelasi antara LP dengan HDL. Wiyono, Krisnawanti, Ratna, dan Sri (2004) menemukan adanya korelasi antara RLPP dengan kadar kolesterol LDL dan HDL. Penelitian Chehrei, et al., juga menunjukkan adanya korelasi antara LP dengan rasio LDL/HDL. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut terlihat bahwa penelitian korelasi lingkar pinggang terhadap rasio LDL/HDL belum pernah dilakukan di Indonesia dan penelitian korelasi rasio lingkar pinggang-panggul terhadap rasio LDL/HDL belum pernah dilakukan baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.

Rasio LDL/HDL berhubungan erat terhadap risiko penyakit jantung, Semakin besar rasio LDL/HDL maka semakin besar risiko seseorang terkena penyakit jantung (Fox, 2004). Penelitian Hidayani (2006) yang dilakukan di Yogyakarta menunjukkan hasil bahwa rata-rata rasio LDL/HDL pasien infark miokard akut di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta adalah 3,2.

(23)

1. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap rasio LDL/HDL.

2. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu :

a. Penelitian “Hubungan Antara Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul dengan

Kadar Kolesterol pada Orang Dewasa di Kota Surakarta” oleh Wiyono,

dkk. (2004). Penelitian tersebut menemukan adanya korelasi antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan kadar HDL serta LDL di dalam darah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel penelitian dan usia sampel. Pada penelitian sebelumnya variabel penelitian meliputi rasio lingkar-panggul dan kadar kolesterol pada sampel orang dewasa usia 25-64 tahun, sedangkan pada penelitian ini variabel penelitiannya adalah lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul, dan rasio LDL/HDL dengan sampel orang dewasa usia 30-50 tahun.

b. “Korelasi Antara Kadar Trigliserida Serum dengan Besar Lingkar Perut Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang

(24)

5

c. “General and Abdominal Adiposity and Risk of Death in Europe” oleh Pischon, Boeing, Hoffmann, Bergmann, Schulze, Overvad, et al. (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adiposit secara umum maupun adiposit abdominal memiliki hubungan dengan lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dalam hal meningkatkan risiko kematian.

d. “Obesity and Lipid Profiles in Minddle Aged Men and Woman in

Tanzania” oleh Njelekela, et al. (2002). Hasil penelitian menemukan adanya korelasi antara LP dan HDL (p<0,05) dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah (r= -0,088).

e. “Correlation of Dyslipemia With Waist to Heiht Ratio, Waist Circumference, and Body Mass Index in Iranian Adults” oleh Chehrei, et

al. (2007). Hasil penelitian menemukan adanya korelasi antara LP dan HDL (p< 0,05) dengan kekuatan korelasi sangat lemah (r= - 0,002).

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap rasio LDL/HDL pada orang dewasa.

b. Manfaat praktis

(25)

B.Tujuan Penelitian

(26)

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obesitas

National Heart Lung and Blood Institute (NHLBI) mendefinisikan obesitas sebagai suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah lemak tubuh yang berlebih (Anonim, 2008). Obesitas merupakan faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, serta kanker (kanker payudara dan kanker endometrium). Risiko penyakit kardiovaskular meningkat pada obesitas “apple

shape” dibanding “pear shape” (Fox, 2004). Gambar 1 menampilkan obesitas

“apple shape” pada pria dan obesitas “apple shape” serta “pear shape” pada

wanita.

Gambar 1. Obesitas “apple shape” dan “pear shape”

(27)

Jumlah lemak intra-abdominal merupakan prediktor terhadap risiko kesehatan yang lebih baik dibanding lemak subkutan. Semakin besar adiposit

pada “apple shape” maka sensitivitas insulin menjadi lebih rendah dibanding

“apple shape” dengan ukuran sel adiposit yang lebih kecil (Fox, 2004).

B. Lipoprotein

Lipoprotein merupakan gabungan molekul lipida dan protein yang disintesis di dalam liver. Seperempat sampai sepertiga bagian lipoprotein adalah protein dan selebihnya adalah lipida. Lipoprotein mempunyai fungsi mengangkut lipida di dalam darah ke jaringan-jaringan yang membutuhkan sebagai sumber energi, sebagai komponen membran sel atau sebagai prekursor metabolit aktif. Tubuh membentuk empat jenis lipoprotein, yaitu kilomikron, Low Density Lipoprtein (LDL), Very Low Density Lipoprtein (VLDL) dan High Density Lipoprotein (HDL). Tiap jenis lipoprotein memiliki ukuran dan densitas yang berbeda, serta mengangkut berbagai jenis lipida dalam jumlah yang berbeda (Almatsier, 2009).

1. LDL (Low Density Lipoprtein)

(28)

9

Tabel I. Kriteria Kadar Kolesterol LDL menurut

The National Cholesterol Education Program (NCEP) ATP III

Kadar LDL dalam darah dapat diukur langsung melalui test laboratorium dan menghasilkan suatu kadar yang disebut LDL direk. Apabila kadar trigliserida ≤ 400 mg/dL maka dapat ditetapkan kadar LDL indirek dengan menggunakan

Formula Friedewald (Perkin, 2009). Formula Friedewald ditampilkan pada gambar 2.

Gambar 2. Formula Friedewald

(Perkin, 2009).

2. HDL (High Density Lipoprtein)

Bila sel-sel lemak melepaskan gliserol dan asam lemak, kemungkinan kolesterol dan fosfolipida akan di kembalikan pula ke dalam aliran darah. Liver dan usus halus akan memproduksi HDL yang masuk ke dalam aliran darah. HDL mengambil kolesterol dan fosfolipida yang ada dalam aliran darah. HDL menyerahkan kolesterol ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali ke liver guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh (Almatsier, 2009). Kriteria HDL kolesterol menurut NCEP ATP III ditampilkan pada tabel II.

(29)

Tabel II. Kriteria Kadar Kolesterol HDL menurut The National Cholesterol Education Program (NCEP) ATP III

3. Kolesterol dan Rasio LDL/ HDL

Lipida termasuk didalamnya kolesterol diangkut di dalam darah oleh lipoprotein pembawa. Kolesterol masuk ke dalam arteri melalui perantara LDL. Orang-orang yang mengkonsumsi makanan dengan kadar kolesterol tinggi, atau orang-orang dengan hiperkolesterolemia turunan, akan memiliki konsentrasi LDL yang tinggi di dalam darah karena livernya memiliki jumlah reseptor LDL yang sedikit. Jumlah reseptor LDL yang sedikit ini akan menyebabkan kemampuan liver untuk untuk menghilangkan LDL dari dalam darah menjadi berkurang sehingga LDL yang dapat memasuki sel-sel endothelial di arteri menjadi lebih banyak (Fox, 2004).

Low Density Lipoprotein yang masuk ke dalam sel-sel endothelial arteri akan dioksidasi menjadi LDL teroksidasi yang menyebabkan sel-sel endotel menjadi luka dan luka ini akan memacu migrasi monosit dan limfosit ke tunica interna, konversi monosit menjadi makrofag kemudian akan memacu terjadinya aterosklerosis (Fox, 2004).

Terdapat hubungan terbalik antara kadar HDL dan penyakit jantung koroner sehingga rasio kolesterol LDL/HDL merupakan parameter prediktif yang penting. Hal ini konsisten dengan fungsi LDL dalam transport kolesterol terbalik (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009). Mannimen, et al.(1992) dalam Helsinky Study, sebuah penelitian uji klinis yang dilakukan selama 5 tahun

Kolesterol HDL

(30)

11

dengan jumlah partisipan sebanyak 4081 orang pria usia 40-55 tahun dengan kadar lipid yang tinggi menemukan bahwa rasio LDL/HDL memiliki nilai prognostik yang lebih baik dibanding kolesterol LDL dan kolesterol HDL.

Efek dari dietary kolesterol terhadap kadar lipid di dalam darah dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa rasio LDL/HDL merupakan prediktor penyakit jantung koroner yang lebih baik dibandingkan kolesterol LDL maupun HDL (Herron, et al., 2002). Studi tentang nutrisi (Herron, et al., 2002 dan Greene, et al., 2005) menunjukkan bahwa dietary kolesterol dapat menyebabkan peningkatan pada kadar kolesterol LDL dan kolesterol HDL, dengan sedikit perubahan pada rasio LDL/HDL.

National Cholesterol Education Program blood lipid guidelines

(2001) menetapkan ada 4 tingkatan resiko menderita penyakit jantung koroner bagi seorang pria berdasarkan rasio LDL/HDL. Empat tingkatan resiko beserta besarnya rasio LDL/HDL pada pria menurut NCEP blood lipid guidelines ditampilkan pada tabel III. Millan, et al. (2009)menetapkan kriteria rasio LDL/HDL sebagai pencegahan primer primer dan sekunder terhadap penyakit jantung koroner (Tabel IV).

Tabel III. Kriteria Rasio LDL/HDL NCEP Blood Lipid Guidelines

NCEP Blood Lipid Guidelines (2001).

Rasio

LDL/HDL Risiko

1 Sangat rendah ( ½ rata-rata resiko) 3,6 Resiko rata-rata

(31)

Tabel IV. Kriteria Risiko rasio LDL/HDL

(Millan, et al., 2009).

C. Pengukuran Antropometrik

1. Lingkar pinggang

Lingkar pinggang merupakan salah satu pengukuran obesitas menggunakan pita pengukur antropometri. Lokasi pengukuran terletak diantara tulang rusuk paling bawah dengan tepi atas tulang panggul. Pengukuran dilakukan horizontal melingkar perut sejajar tepi atas tulang panggul dan paralel dengan lantai. Pada saat pembacaan pita pengukur tidak boleh menekan kulit dan subyek dalam kondisi ekspirasi normal (Indra, 2006).

Menurut kriteria sindrom metabolik IDF (2006) lingkar pinggang termasuk dalam salah satu kriteria sindrom metabolik. Dalam kriteria tersebut, lingkar pinggang merupakan tolak ukur dari obesitas sentral/ obesitas abdominal. Besarnya lingkar pinggang dapat dipengaruhi oleh perbedaan etnis, untuk itu IDF melakukan penyesuaian cut off lingkar pinggang untuk berbagai etnis yang berbeda. Indonesia termasuk dalam kelompok etnis melayu, Asia Selatan dengan cut off lingkar pinggang pada pria ≥90 cm.

2. Lingkar Pinggang-Panggul

Lingkar pinggang-panggul merupakan ukuran untuk obesitas sentral. World Health Organization (1999) memasukkan lingkar pinggang-panggul

Rasio LDL/HDL

Keterangan

(32)

13

(RLPP) ke dalam salah satu dari 5 kriteria sindrom metabolik. Menurut WHO seseorang dikatakan memiliki kriteria sindrom metabolik apabila RLPP pada pria >0,90. Pengukuran lingkar panggul dilakukan di lingkaran terbesar dari panggul, dan pasien berdiri dengan tegak, kedua tangan di samping tubuh dan kaki dirapatkan (Soegih dan Wiramihardja, 2009). Gambar 3 menampilkan lokasi dari pengkuran lingkar pinggang dan lingkar panggul.

Gambar 3. Lokasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul

(Scott, 2010).

D. Jaringan Adiposa

Nutrisi yang berlebih akan dikonversi menjadi trigliserida dan akan disimpan di adiposit. Proses penyimpanan ini diregulasi oleh enzim lipoprotein lipase. Aktivitas dari enzim ini berbeda tergantung dari bagian tubuh, enzim lipoprotein lipase ini sangat aktif pada lemak abdominal dibanding lemak panggul. Tumpukan lemak yang tinggi pada sisi aktif berhubungan dengan kadar kolesterol dan risiko penyakit jantung lainnya (Dale dan Federman, 2003).

Lingkar Pinggang

(33)

Ketika trigliserida disimpan di dalam sel-sel lemak, maka ukuran sel akan meningkat dan ketika sel mencapai ukuran maksimal maka sel akan membelah. Obesitas dengan BMI<40 mengindikasikan adanya perubahan ukuran sel, sedangkan obesitas dengan BMI>40 mengindikasikan proliferasi adiposit (Dale dan Federman, 2003).

(34)

15

Gambar 4. Mekanisme Terjadinya Trias Dislipidemi

(Anonim,2007).

E. Landasan Teori

Kelebihan nutrisi yang terdapat di dalam tubuh akan dikonversi menjadi trigliserida yang kemudian akan disimpan di dalam sel-sel lemak yang kebanyakan terdapat pada jaringan adiposa. Sel-sel lemak yang terdapat pada jaringan adiposa ini memiliki enzim liprotein lipase pada bagian permukaannya. Enzim ini berperan dalam proses lipolisis. Enzim lipoprotein lipase sangat aktif pada lemak abdominal dibanding lemak panggul.

Pada orang dengan obesitas sentral, yakni orang dengan lingkar pinggang

≥90 cm dan rasio lingkar pinggang-panggul >0,90 cm terjadi penumpukan lemak

(35)

Peningkatan ukuran sel lemak yang kemungkunan terjadi pada orang yang obesitas dapat menyebabkan proliferase sel lemak sehingga sel lemak bertambah banyak, dan demikian juga dengan jumlah enzim lipoprotein lipase. Bertambahnya jumlah enzim lipoprotein lipase menyebabkan trigliserida dan asam lemak yang dilepaskan ke dalam darah menjadi lebih banyak, sehingga terjadi suatu keadaan yang disebut hipertrigliseridaemia. Hipertrigliseridaemia ini kemudian menyebabkan terjadinya trias dislipidemi.

Proses terjadinya trias dislipidemi diawali oleh terjadinya peningkatan jumlah eflux asam lemak bebas dari sel-sel lemak. Peningkatan eflux asam lemak dari sel-sel lemak menyebabkan terjadinya peningkatan uptake trigliserida, apo-B, dan VLDL di liver. Berkurangnya trigliserida yang terdapat dalam HDL, menyebabkan VLDL menjadi bertambah berat dan berubah menjadi LDL. Jumlah LDL yang bertambah akan mengurangi jumlah dari HDL yang diproduksi oleh liver dan usus halus melalui mekanisme penghancuran HDL. Keadaan ini akan menyebabkan meningkatnya rasio LDL/HDL dan meningkatnya risiko arteresklorosis.

F. Hipotesis

(36)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan rancangan secara cross-sectional. Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis korelasi antara fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek, antar faktor risiko maupun antar faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini menganalisis korelasi antara lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) sebagai faktor risiko terhadap rasio LDL/HDL sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara statistik untuk mengetahui korelasi antara faktor efek dengan faktor resiko. Studi cross-sectional mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2002).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Ukuran lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar pinggang-panggul.

2. Variabel tergantung

Rasio LDL/ HDL dalam darah.

3. Variabel pengacau

(37)

b. Variabel pengacau tak terkendali: patologi, aktivitas, dan gaya hidup subyek penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Subyek penelitian adalah karyawan dan dosen pria Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma Yogyakarta usia 30-50 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini.

2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi pada penelitian ini adalah usia dari subyek penelitian. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti adalah kadar LDL dan HDL dalam darah.

3. Lingkar pinggang adalah tulang rusuk paling bawah dengan tepi atas tulang

panggul horizontal. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan cara melingkarkan pita antropometri pada posisi perut sejajar tepi atas tulang panggul dan paralel dengan lantai. Pada saat pembacaan pita pengukur tidak boleh menekan kulit dan subyek dalam kondisi ekspirasi normal.

4. Lingkar panggul adalah lingkaran terbesar dari panggul. Pada pengukuran

lingkar panggul pasien berdiri dengan tegak, kedua tangan di samping tubuh dan kaki dirapatkan.

(38)

19

6. Rasio LDL/HDL adalah hasil bagi kadar LDL direk hasil pemeriksaan laboratorium maupun LDL indirek hasil perhitungan menggunakan formula Friedewald dengan kadar HDL hasil pemeriksaan laboratorium darah.

7. Standar yang digunakan meliputi IDF (2006), WHO (1999), NCEP ATP III

(2001), National Cholesterol Education Program Blood Lipid Guidelines (2001) dan mini review Vascular Health and Risk Management (Millan, et.al., 2009). Cut off lingkar pinggang mengacu pada kriteria sindrom metabolik untuk obesitas sentral IDF (2006) sedangkan cut off rasio lingkar pinggang-panggul mengacu pada kriteria sindrom metabolik obesitas sentral WHO (1999). Kriteria kadar kolesterol LDL dan kolesterol HDL mengacu pada standar NCEP ATP III (2001). Kriteria rasio LDL/HDL mengacu pada standar kriteria rasio LDL/HDL National Cholesterol Education Program Blood Lipid Guidelines (2001) dan mini review Vascular Health and Risk Management (2009).

D. Subyek Penelitian

(39)

penelitian dengan penyakit jantung koroner, demam, oedem, mengkonsumsi obat penurun kadar lemak darah, dan menderita penyakit hati akut maupun kronis.

Jumlah subyek penelitian pada pengambilan data I adalah 62 orang dan 45 orang untuk pengambilan data II. Subyek penelitian yang terlibat dalam pengambilan data I adalah dosen dan karyawan pria III USD, Paingan sedangkan yang terlibat dalam pengambilan data II adalah dosen dan karyawan kampus I,II, dan IV USD, Mrican. Menurut Gay (1976) ukuran minimum sampel dalam suatu penelitian korelasi adalah 30 subyek (Gay cit Sevilla, Ochave, Punsalon, Regala, dan Uriarte, 2006). Kelebihan jumlah subyek penelitian dimaksudkan untuk mengantisipasi subyek penelitian yang tidak dapat hadir pada saat pengambilan data.

(40)

21

Gambar 5. Proses Pencarian Subyek Penelitian

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Juli sampai Agustus 2010. Pengambilan data antropometrik dan uji laboratorium dilakukan dalam dua tahap. Pengambilan data pertama (I) dilakukan pada tanggal 12 Juli 2010 di lantai IV drost kampus III,

4 orang SP, tidak hadir

3 orang SP, tidak puasa

70 orang SP Pengambilan Data I

62 orang SP

20 orang SP, tidak hadir

10 orang SP, tidak puasa

(41)

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dikerjakan secara berkelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji adanya korelasi antara pengukuran antropometri yang meliputi lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), Body Mass Indeks (BMI), dan skinfold thickness terhadap profil lipid dan kadar hs-CRP dalam darah.

Gambar 6. Skema Pembagian kajian

Keterangan : * Penelitian ini memiliki fokus pada korelasi LP dan RLPP terhadap rasio LDL/HDL

BMI, Skinfold Thickness terhadap kadar trigliserida

BMI, Skinfold Thickness terhadap rasio kolesterol total/HDL

BMI, Skinfold Thickness terhadap rasio LDL/HDL

BMI, Skinfold Thickness terhadap kadar hs-CRP

(42)

23

G. Teknik Sampling

Sampling dalam penelitian ini dilakukan secara non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Pengambilan sampel secara non random sampling karena yang digunakan sebagai subyek pada penelitian ini hanya mereka yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama menjadi subyek penelitian.

Sampling secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2002). Purposive sampling dipilih dalam penelitian ini karena adanya pertimbangan keterbatasan biaya dan waktu, sehingga tidak dapat diambil sampel dalam jumlah besar dan lokasi yang jauh.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa meteran Butterfly®, Architec®/ Aeroset®, leaflet, dan informed consent.Meteran digunakan untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul. Pemeriksaan kadar kolesterol LDL dan HDL dilakukan oleh laboratorium Pramita Utama/ Parahita® dengan menggunakan alat Architec®/ Aeroset®.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi Awal

(43)

yang berusia 30-50 tahun serta tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan subyek penelitian pada saat pengambilan data.

2. Permohonan izin dan kerja sama

Permohonan izin yang pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan izin yang kedua ditujukan kepada Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma, Dekan Fakultas Farmasi, Dekan Fakultas Psikologi, Dekan Fakultas Teknik, Ketua Jurusan JP MIPA, Kepala Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Paingan dan Mrican, Kepala Urusan Rumah Tangga Mrican dan Paingan, dan Kepala BAPSI. Permohonan kerja sama diajukan ke calon subyek penelitian dan Laboratorium Klinik Pramita Utama/ Parahita®. Permohonan kerjasama yang diajukan ke calon subyek penelitian berupa informed consent.

3. Pembuatan leaflet,Power Point, dan informed consent

a. Leaflet dan power point

Dalam penelitian ini leaflet dan power point digunakan untuk membantu peneliti menjelaskan tentang gangguan kesehatan yang dapat muncul sebagai akibat dari obesitas dan kadar kolesterol darah serta hs-CRP yang berada di atas atau di bawah kadar optimal, pengukuran antropometri sebagai metode praktis deteksi kesehatan, dan macam-macam tes laboratorium kolesterol darah.

b. Informed consent

(44)

25

penelitian yang menyatakan diri bersedia untuk ikut dalam penelitian diminta untuk mengisi data nama, usia, alamat, dan menandatangangani informed consent.

4. Pencarian subyek penelitian

Pencarian subyek penelitian dilakukan setelah mendapat ijin dari pihak-pihak yang berwenang untuk melibatkan dosen dan karyawan dalam penelitian ini. Proses pencarian subyek penelitian dilakukan melalui cara presentasi untuk kelompok maupun dengan cara pendekatan personal secara langsung terhadap calon subyek penelitian. Melalui presentasi dan pendekatan personal, peneliti menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari penelitian serta syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon subyek penelitian jika ingin berpartisipasi dalam penelitian ini. Calon subyek penelitian yang setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini didata nama, usia, nomor handphone/ nomor telepon, alamat rumah, dan diminta untuk menandatangani informed consent yang berisi pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian.

5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

(45)

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Meteran termasuk dalam instrumen ilmu alam yang telah diakui validitas dan reliabilitasnya. Meteran dapat dipercaya validitas dan reliabilitasnya karena sebelum digunakan/ dikeluarkan dari pabrik, meteran telah diuji valiabilitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu (Sugiyono,2010).

6. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda, yakni tanggal 11 Juli 2010 di ruang drost kampus III USD Paingan dan tanggal 24 Agustus di ruang Kendjono kampus II USD Mrican. Satu hari sebelum pelaksanaan peneliti mengingatkan subyek penelitian via sms maupun telepon untuk berpuasa selama 8-10 jam. Parameter yang diukur adalah lingkar pinggang, lingkar panggul, kadar kolesterol LDL darah, dan kadar kolesterol HDL darah.

a. Lingkar pinggang dan lingkar panggul

Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul dilakukan menggunakan meteran merk Butterfly®. Subyek penelitian diminta untuk mengangkat bajunya untuk menghindari pengaruh pakaian yang digunakan terhadap hasil pengukuran.

(46)

27

kaki dirapatkan (Soegih, 2009). Pada saat pembacaan pita pengukur tidak boleh menekan kulit dan subyek dalam kondisi ekspirasi normal (Indra, 2006).

b. Kolesterol LDL dan HDL

Pengambilan sampel darah dan pengukuran kadar kolesterol LDL dan HDL dilakukan oleh petugas laboratorium Pramita Utama/ Parahita®. Analisis kadar kolesterol LDL direk dan HDL dalam darah dilakukan menggunakan alat Architec®/Aeroset®. Pengambilan sampel darah dilakukan pada jam 7-9 pagi. Subyek penelitian diminta untuk berpuasa 8-10 jam sebelum pengambilan sampel darah dilakukan.

Pada saat pengambilan sampel darah pertama-tama siku dalam subyek penelitian dioleskan alkohol, kemudian jarum injeksi disuntikkan ke pembuluh vena yang terdapat pada siku dalam. Darah diambil secara perlahan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi tertutup. Setelah pengambilan sampel darah selesai, bekas lokasi pengambilan darah yang terdapat di siku dalam ditekan dengan menggunakan kapas alkohol dan diplester. Tabung reaksi tertutup yang berisi sampel darah ditempatkan ke dalam wadah khusus dan kemudian dibawa oleh petugas untuk kemudian ditetapkan kadar kolesterol LDL dan HDL.

7. Pengembalian Hasil

(47)

Parahita® yang disertai nilai normal dan hasil pengukuran antropometrik disertai nilai normal yang diketik oleh peneliti.

J. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan taraf kepercayaan 95%. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi data normal atau tidak. Penentuan normal tidaknya suatu data didasarkan pada nilai Sig. Jika nilai Sig lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka distribusi data dikatakan normal, sebaliknya jika nilai Sig lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka distribusi data tidak normal. Apabila distribusi data normal uji hipotesis korelatif menggunakan uji korelasi Pearson, namun apabila distribusi data tidak normal uji hipotesis korelatif menggunakan uji korelasi Spearman. Nilai p<0,05 menunjukkan terdapat korelasi yang bermakna antar dua variabel yang diuji, nilai r menunjukkan kekuatan korelasi, dan tanda positif (+) atau negatif (-) menunjukkan arah korelasi (Dahlan, 2009).

(48)

29

H. Kesulitan Penelitan

Kesulitan dalam penelitian ini adalah pada saat proses perizinan dan pencarian sampel. Pada saat proses perizinan peneliti harus mendapatkan surat pengantar dari Fakultas dan izin dari pejabat kampus. Surat pengantar dari Fakultas hanya bisa dikeluarkan pada hari sabtu dan rabu dan selain itu Fakultas sedang sibuk untuk persiapan akreditasi, sehingga keluarnya surat pengantar menjadi terlambat. Pejabat kampus seringkali tidak berada di tempat, karena tugas keluar kota sehingga peneliti harus menunda proses pencarian sampel karena belum mendapatkan ijin.

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Karakteristik Subyek Penelitian

Data karakteristik 70 orang subyek penelitian yang meliputi usia, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul, kadar kolesterol LDL, kadar kolesterol HDL, dan rasio LDL/HDL diolah secara statistik Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk uji normalitas data dengan sampel lebih dari 50 orang (Dahlan, 2009). Hasil pengolahan data secara statistik berupa nilai mean, median, SD, nilai minimum, maksimum, dan signifikansi (p) dari karakteristik subyek penelitian ditampilkan pada tabel V.

Tabel V. Profil Karakteristik Subyek Penelitian

No Karakteristik Pria (n=70) p

(50)

31

kadar kolesterol HDL memiliki nilai p<0,05 sehingga data kolesterol HDL dapat dikatakan tidak terdistribusi normal.

1. Usia

Usia merupakan salah satu kriteria inklusi dalam penelitian ini. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah dosen dan karyawan pria Universitas Sanata Dharma dengan rentang usia 30-50 tahun. Pemilihan rentang usia ini didasarkan pada pertimbangan bahwa subyek dalam penelitian ini adalah karyawan dan dosen yang mayoritas berusia 30-50 tahun. Usia 30-50 tahun merupakan usia yang produktif dan selain itu berdasarkan skor framingham point pria usia 30-50 tahun memiliki risiko -9 sampai 6 point untuk terkena penyakit jantung koroner, point ini meningkat seiring bertambahnya usia (NCEP ATP III, 2001). Kebanyakan dokter juga menyarankan cek kadar kolesterol pada pertengahan usia tigapuluh tahun (Ridker, 2003).

Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul diharapkan dapat menjadi metode deteksi dini penyakit jantung koroner baik bagi pria maupun wanita sehingga subyek dalam penelitian ini adalah orang dewasa usia 30-50 tahun, bukan lansia. Penelitian ini tidak menggunakan subyek penelitian wanita karena terbatasnya jumlah dosen dan karyawan wanita di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(51)

Gambar 7. Profil Usia Subyek Penelitian

2. Lingkar Pinggang (LP)

(52)

33

Semakin besar massa jaringan adiposa maka jumlah eflux asam lemak bebas (FFA) dari sel lemak jaringan adiposa akan semakin banyak (Anonim, 2007).

Kriteria sindrom metabolik IDF (2006) untuk faktor risiko lingkar pinggang (LP) pada pria dewasa orang Asia adalah ≥90 cm. Berdasarkan kriteria tersebut, lingkar pinggang subyek pada penelitian dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu subyek dengan LP<90 cm dan subyek dengan LP≥90 cm. Profil lingkar pinggang subyek penelitian dengan LP <90 cm dan subyek dengan LP≥ 90 cm ditampilkan pada tabel VI.

Tabel VI. Profil Lingkar Pinggang Subyek Penelitian

3. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP)

Rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) merupakan salah satu pengukuran antropometrik yang digunakan para ahli untuk menentukan obesitas, selain pengukuran Berat Badan, Body Mass Index (BMI), pengukuran lingkar pinggang (Waist Circumference) (Indra, 2006). Selain itu, kriteria sindrom metabolik WHO (1999) memasukkan lingkar pinggang-panggul (RLPP) sebagai kriteria sindrom metabolik obesitas sentral. Kriteria WHO tersebut menyebutkan bahwa faktor risiko RLPP untuk pria adalah > 0,90.

(53)

subyek penelitian berdasarkan kategori RLLP ≤0,90 dan RLLP >0,90 ditampilkan pada tabel VII.

Tabel VII. Profil RLPP Subyek Penelitian

4. Kadar kolesterol LDL, HDL dan Rasio LDL/HDL

National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (2001) mengklasifikasikan kadar kolesterol LDL menjadi 5 kategori yaitu optimal, hampir optimal, batas atas, tinggi, dan sangat tinggi. Berbeda dengan kadar kolesterol LDL, klasifikasi NCEP ATP III untuk kolesterol HDL hanya membedakan kadar kolseterol HDL menjadi 2 kategori yaitu rendah dan tinggi. Berdasarkan klasifikasi tersebut diperoleh data bahwa kadar kolesterol LDL subyek penelitian paling banyak berada pada kategori hampir optimal (35,71%) sedangkan untuk kadar kolesterol HDL, mayoritas subyek penelitian (36 orang; 51,44 %) berada rentang antara dua kategori yakni antara kadar ≥ 40 mg/dL dan <

60 mg/dL. Tabel VIII dan IX menampilkan profil kolesterol LDL dan HDL subyek penelitian berdasarkan klasifikasi NCEP ATP III.

Tabel VIII. Profil Kolesterol LDL Subyek Penelitian Kolesterol

RLPP Jumlah Subyek Persentase (%)

≤ 0,90 1 1,43

(54)

35

Tabel IX. Profil Kolesterol HDL Subyek Penelitian Kolesterol

Rasio LDL/HDL tidak termasuk dalam kriteria sindrom metabolik IDF (2006) dan WHO (1999). Mannimen, et al. (1992) dalam Helsinky Study, sebuah penelitian uji klinis dengan subyek penelitian pria usia 40-55 tahun menemukan bahwa rasio LDL/HDL memiliki nilai prognostik yang lebih baik dibanding kolesterol LDL dan kolesterol HDL. Millan, et al. (2009) menyatakan bahwa rasio LDL/HDL >3,5 pada pencegahan primer dan rasio LDL/HDL >3,0 pada pencegahan sekunder memiliki risiko terhadap penyakit jantung koroner.

Mayoritas atau 53 orang dari total 70 orang subyek penelitian dalam penelitian ini memiliki rasio LDL/HDL pada rentang rasio 1,0 - <3,6 sedangkan sisanya yaitu 17 orang memiliki rasio LDL/HDL pada rentang 3,6- <6,3. Profil rasio LDL/HDL subyek penelitian ditampilkan pada tabel X.

(55)

B.Korelasi Antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Terhadap Rasio LDL/ HDL

1. Korelasi Antara Lingkar Pinggang Terhadap Rasio LDL/ HDL

Lingkar pinggang merupakan salah satu pengukuran kegemukan menggunakan pita pengukur antropometri (Indra, 2006). Uji korelasi antara lingkar pinggang terhadap kolesterol LDL dan rasio LDL/HDL dilakukan secara statistik menggunakan uji korelasi Pearson sedangkan uji korelasi lingkar pinggang terhadap kolesterol HDL dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil uji korelasi antara lingkar pinggang terhadap kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan rasiol LDL/HDL ditampilkan pada tabel XI.

Tabel XI. Hasil Uji Korelasi Lingkar Pinggang Terhadap Kolesterol LDL, Kolesterol HDL, dan Rasio LDL/HDL

Hasil uji korelasi antara LP terhadap rasio LDL/HDL pada penelitian ini (Tabel XI) menunjukkan bahwa lingkar pinggang memiliki korelasi positif bermakna terhadap rasio LDL/HDL (p= 0,000) dengan kekuatan korelasi sedang (r= 0,440). Korelasi antara LP dengan rasio LDL/HDL juga ditunjukkan oleh penelitian Chehrei, et al. (2007) terhadap orang dewasa Iran di Arak . Korelasi tersebut ditunjukkan dengan nilai p< 0,001 dan kekuatan korelasi lemah (r = 0,229).

Untuk mendukung korelasi LP terhadap rasio LDL/HDL maka dilakukan uji korelasi LP terhadap LDL dan HDL. Hasil uji korelasi LP terhadap LDL

Keterangan r p

Kolesterol LDL 0,156 0,196

Kolesterol HDL -0,509 0,000*

(56)

37

menunjukkan tidak terdapat korelasi antara LP dan LDL (p= 0,196). National Cholesterol Education Program blood lipid guidelines (2001) dalam uraiannya menyebutkan bahwa HDL diduga memiliki kemampuan empat kali lebih baik terhadap prediksi arterisklerosis koroner jika dibandingkan dengan LDL.

Berbeda dengan hasil uji korelasi LP terhadap LDL, hasil uji korelasi LP terhadap HDL menunjukkan terdapatnya korelasi negatif bermakna antara LP terhadap HDL (p=0,000) dengan kekuatan korelasi sedang ( r= -0,509). Penelitian sebelumnya oleh Chehrei, et al.(2007) terhadap orang dewasa Iran di Arak dan Njelekela, et al. (2002) di Tanzania juga menemukan adanya korelasi antara LP dengan HDL. Chehrei, et al., menemukan adanya korelasi antara LP dan HDL (p<0,05) namun dengan kekuatan korelasi yang berbeda, yaitu sangat lemah (r= -0,088). Njelekela, et al. menemukan adanya korelasi antara LP dan HDL (p< 0,05) dengan kekuatan korelasi yang sama dengan Chehrei, et al., yaitu sangat lemah (r= - 0,002).

(57)

Gambar 9. Diagram Sebar Lingkar Pinggang Vs HDL

Gambar 10. Diagram Sebar Lingkar Pinggang Vs Rasio LDL/HDL

(58)

39

tersebut terihat bahwa kolesterol LDL subyek penelitian berkisar antara 80-150 mg/dL, kolesterol HDL pada rentang 35-50 mg/dL, rasio LDL/HDL pada rentang rasio 1,5 – 4,0, dan lingkar pinggang 70-105 cm.

2. Korelasi Antara Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP) Terhadap Rasio LDL/HDL

Uji korelasi antara RLPP terhadap kolesterol LDL dan rasio LDL/HDL dilakukan secara statistik menggunakan uji korelasi Pearson sedangkan uji korelasi RLPP terhadap kolesterol HDL dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil uji korelasi RLPP terhadap kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan rasiol LDL/HDL ditampilkan pada tabel XII.

Tabel XII. Hasil Uji Korelasi RLPP Terhadap Kolesterol LDL, Kolesterol HDL, dan Rasio LDL/HDL

Uji korelasi antara RLPP terhadap rasio LDL/HDL pada penelitian ini menunjukkan bahwa RLPP memiliki korelasi positif bermakna terhadap rasio LDL/HDL (p=0,007) dengan kekuatan korelasi lemah (r=0,320 ). Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian Wiyono, dkk. (2004) di Kota Surakarta. RLPP memiliki korelasi dengan kadar kolesterol HDL dan kolesterol HDL.

Untuk mendukung korelasi RLPP terhadap rasio LDL/HDL maka dilakukan uji korelasi LP terhadap kolesterol LDL dan kolesterol HDL. Hasil uji korelasi RLPP terhadap kolesterol LDL menunjukkan tidak terdapat korelasi

Keterangan r P

Kolesterol LDL 0,183 0,129

Kolesterol HDL -0,257 0,032*

(59)

antara kedua variabel tersebut. Hasil berbeda ditunjukkan oleh kolesterol HDL, berdasarkan hasil uji korelasi ditemukan bahwa kolesterol HDL memiliki korelasi negatif bermakna terhadap RLPP (p< 0,05) dengan kekuatan korelasi lemah (r= -0,257) dan arah. Korelasi negatif berarti semakin besar nilai RLPP maka semakin rendah kadar kolesterol HDL. Korelasi antara kolesterol HDL terhadap RLPP juga ditunjukkan oleh penelitian Wiyono, dkk. (2004) di kota Surakarta.

Data hasil uji korelasi menunjukkan adanya perbedaan antara kekuatan korelasi LP terhadap rasio LDL/HDL dengan RLPP terhadap rasio LDL/HDL. Penelitian Chan, et al. (2004) menyimpulkan bahwa LP merupakan prediktor subcutaneous anterior adipose tissue mass (ASAATM) dan subcutaneous posterior adipose tissue mass (PSAATM) yang lebih kuat jika dibandingkan dengan RLPP.

(60)

41

Gambar 11. Diagram Sebar RLPP Vs LDL

(61)

Gambar 13. Diagram Sebar RLPP Vs Rasio LDL/HDL

Gambar 11,12, dan 13 menunjukkan diagram sebar RLPP Versus kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan rasio LDL/HDL. Dari ketiga gambar tersebut terlihat bahwa RLPP subyek penelitian mayoritas terdapat pada rentang 0,94 samapi 1,09. Rentang LDL, HDL, dan rasio LDL/HDL sama seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan gambar 9,10,dan 11.

C. Perbandingan Rerata Rasio LDL/HDL Pada LP < 90 cm dan LP ≥ 90 dan Pada RLPP ≤ 0,90 dan RLPP >0,90

1. Perbandingan Rerata Rasio LDL/HDL Pada LP < 90 cm dan LP ≥ 90 cm

(62)

43

dillakukan uji t tidak berpasangan. Berdasarkan hasil uji t tidak berpasangan lingkar pinggang <90 cm dan lingkar pinggang ≥90 cm terhadap rasio LDL/HDL diperoleh nilai p sebesar 0,000. Nilai p<0,05 menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara rasio LDL/HDL pada subyek dengan lingkar pinggang <90 cm dan lingkar pinggang ≥90 cm.

Penelitian Azzi, Esmaillzadeh, dan Mirmiran (2004) menemukan bahwa dibandingkan dengan pria non-obese, pria obese memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk memiliki kadar kolesterol HDL yang lebih rendah dan kadar kolesterol LDL yang lebih tinggi. Hal ini berarti pria obese memiliki kecenderungan untuk memiliki rasio LDL/HDL yang lebih besar dibandingkan pria non-obese.

(63)

Tabel XIII. Perbandingan Rerata Kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan Rasio LDL/HDL Pada LP <90 cm dan LP ≥90 cm

2. Perbandingan Rerata Rasio LDL/HDL Pada RLPP≤0,90 dan RLPP>0,90

Kriteria diagnosis sindrom metabolik WHO (1999) menyebutkan bahwa pria dengan RLPP >0,90 memiliki risiko terkena penyakit kardiovaskular. Uji

komparatif RLPP ≤0,90 dan RLPP >0,90 terhadap Rasio LDL/HDL tidak dapat

dilakukan karena jumlah subyek dengan RLPP ≤0,90 hanya berjumlah 1 orang sedangkan subyek dengan RLPP >0,90 berjumlah 69 orang.

Keterangan

LP <90 cm ( n=37)

LP 90 cm

( n= 33) p

Mean ± SD Mean ± SD

Kolesterol LDL (mg/dL) 118,0± 24,0 130,0±31,0 0,086 Kolesterol HDL(mg/dL) 45,0± 8,0 38,0±6,0 0,000*

(64)

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Terdapat korelasi positif bermakna dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang terhadap rasio LDL/HDL (p=0,000; r=0,440) dan korelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah antara rasio lingkar pinggang-panggul terhadap rasio LDL/HDL(p=0,000; r=0,320).

B.Saran

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2009, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Cetakan ke VII, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta , pp. 70.

Anonim, 2007, Defining the Role of Low-Density Lipoprotein Heterogeity in

CAD : Beyond LDL-C and Non-LDL

C,http://www.medscape.com/viewarticle/563857_4, 21 oktober 2010. Anonim, 2008, What Are Overweight and Obesity,

http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/obe/obe_whatare.htm, diakses tanggal 22 Maret 2010.

Azzi,F., Esmaillzadeh, dan Mirmiran, 2004, Obesity and Cardiovascular Disease Risk Factor in Tehran Adults : a Population-Based Study, Eastern Mediterranean Health Journal, Vol. 10, No. 6, 887-895.

Chan, D.C., Watts, Barrett dan Burke, 2004, Waist Circumference, Waist-to-hip ratio and Body Mass Index as Predictors of Adipose Tissue Compartments in Men, 441-447.

Chehrei, A., Saeid, Ammar, Mohammad, dan Jalal, 2007, Correlation of Dyslipemia With Waist to Heiht Ratio, Waist Circumference, and Body Mass Index in Iranian Adults,248-253.

Dahlan, M.S., 2009, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp. 45-53, 71-75, 165-166.

Dale, D.C., dan Federman, 2003, Scientific American Medicine, Volume 7, WebMD Inc., New York , pp. 670.

Dobbelsteyn, C.J., Joffres, MacLean, Flowerdew, dan The Canadian Heart Health Surveys Research Group, 2001, A Comparative Evaluation Waist Circumference, Waist-to-Hip ratio and Body Mass Index As Indicators of Cardiovascular Risk Factors, International Journal of Obesity, 652-661. Fox, S.I., 2004, Human Physiology,8th edition, McGraw-Hill, New York, pp. 396,

608.

Greene, Zern, Wood, Shrestha, Aggarwal, Sharman, et al., 2005, Maintenance of the LDL Cholesterol : HDL Cholesterol Ratio in an Elderly Popuplation Given a Dietary Cholesterol Challenge, J Am Coll Nutr 21, 250-258. Herron, K.L., Vega, Conde, Ramjiganesh, Roy, Shachter, Sharman, et al., 2002,

(66)

47

Not Alteir Their LDL/HDL Ratio Following A High Dietary Cholesterol Challenge, 2793-2798.

Hidayani, M., 2006, Profil Rasio LDL/ HDL pada Pasien Miokard Infark Akut di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, Program Pendidikan Dokter Spesialis I, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Indra, 2006, Adiposit, Obesitas dan Masalah Kesehatan Global di Era Milenium, Fakultas Kedokteran UNIBRAW, Malang, pp. 31,34

International Diabetes Federation, 2006, The IDF Consensus Worldwide Definition of The Metabolic Syndrome, 2.

Kristiawan dan Listiyani B.S., Korelasi Antara Kadar Trigliserida Serum dengan Besar Lingkar Perut Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.

Mannimen, Tenkanen, Koskinen, Huttunen, Mantari, Heinonen, et al., 1992, Join Effects of Serum Trigliceyde and LDL Cholesterol and HDL Cholesterol Concentration on Coronary Heart Disesase Risk in the Helsinky Heart Study, Circulation Journal, 37-45.

Millan, J., Xavier, Anna, Manuel, Joan, Luis, et al., 2009, Lipoprotein ratios : Physiological significance and clinical usefulness in cardiovaskular prevention, Vascular Health and Risk Management, 757-765.

Murray, R.K., Granner, dan Rodwell, 2009, Biokimia Harper, edisi 27, Cet.1, diterjemahkan oleh Pendit, B.U., 248, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III, 2001, ATP III Guidelines At-A-Glance Quick Desk Reference.

National Cholesterol Education Program Blood Lipid Guidelines (2001), Blood

Cholesterol (HDL & LDL),

http://www.exrx.net/Testing/LDL&HDL.html, diakses tanggal 16 Februari 2010.

Njelekela, M.A., Negishi, Nara, Sato, Tomohiro, Kuga, et al., 2002, Obesity and Lipid Profiles in Minddle Aged Men and Woman in Tanzania, East African Medical Journal, 58-64.

(67)

Perkin, D., 2009, The Lipid Formula (Slang for Friedewald Foemula),

https://www.heritagelabs.net/NewsletterPDF/LipidFormula_eNews.pdf, dikases tanggal 30 oktober 2010

Pischon, T., Boeing, Hoffmann, Bergmann, Schulze, Overvad, et al., 2008, General and Abdominal Adiposity and Risk of Death in Europe, The New England Journal Medicine, 2105-2120.

Ridker, P.M., 2003, C-REACTIVE PROTEIN: A Simple Test to Help Predict Risk of Heart Attack and Stroke, The Brigham and Women’s Hospital Cardiovascular Center.

Scott, J.R., 2010, Assess Your Waist-to-Hip Ratio,

http://weightloss.about.com/od/backtobasics/a/blneedlose_2.htm, diakses tanggal 1 november 2010.

Sevilla,C. G., Ochave. J. A., Punsalon, T.G., Regala, B.P., dan Uriarte, G.G., 2006, Pengantar Metode Penelitian, UI-Press, Jakarta, pp. 163.

Soeatmadji, D.W., 2006, The Role of PPARs in the Homeostasis of Energy Balance, Fight Obesity From Cells to Community, Laboratorium FK. Unibraw, Malang, pp. 92.

Soegih, R.R., dan Wiramihardja, 2009, Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis, Sagung Seto, Jakarta, pp. 2,35.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, pp. 84, 121-122.

Wiyono, S., Krisnawati, Ratna, dan Sri, 2004, Hubungan Antara Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul dengan Kadar Kolesterol pada Orang Dewasa di Kota Surakarta (Analisis Data Riset Terpadu 1996), Cermin Dunia Kedokteran No. 143, Jakarta, 46-48.

World Health Organization, 1999, Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Meltus and its Complications, 33.

(68)

49

(69)
(70)

51

(71)
(72)

53

Lampiran 4. Informed Consent

SURAT PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat :

Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian : KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETRIK TERHADAP PROFIL LIPID DAN KADAR hs-CRP DALAM DARAH SEBAGAI PREDIKTOR PENYAKIT KARDIOVASKULAR

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi :

a) Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.

b) Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar / tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alasan apapun.

Yogyakarta,……….

Saksi Yang membuat pernyataan

(………) (………..)

(73)
(74)

55

(75)
(76)
(77)
(78)

59

(79)

1. Korelasi Pearson Lingkar Pinggang Terhadap LDL

Correlations

LDL LingkarPinggang

LDL Pearson Correlation 1 .156

Sig. (2-tailed) .196

N 70 70

LingkarPinggang Pearson Correlation .156 1

Sig. (2-tailed) .196

N 70 70

2. Korelasi Spearman Lingkar Pinggang Terhadap HDL

Correlations

LingkarPinggang HDL

Spearman's rho LingkarPinggang Correlation Coefficient 1.000 -.509**

Sig. (2-tailed) . .000

N 70 70

(80)

61

Sig. (2-tailed) .000 .

N 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

3. Korelasi Pearson RLPP vs LDL

Correlations

RLPP LDL

RLPP Pearson Correlation 1 .183

Sig. (2-tailed) .129

N 70 70

LDL Pearson Correlation .183 1

Sig. (2-tailed) .129

(81)

Correlations

RLPP HDL

Spearman's rho RLPP Correlation Coefficient 1.000 -.257*

Sig. (2-tailed) . .032

N 70 70

HDL Correlation Coefficient -.257* 1.000

Sig. (2-tailed) .032 .

N 70 70

(82)

63

Lampiran 10. Uji t

1. Distribusi normal HDL kriteria LP

Tests of Normality

*. This is a lower bound of the true significance.

2. Distribusi normal LDL kriteria LP

Tests of Normality

(83)

Tests of Normalityb

KriteriaRLPP

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

LDL "RLPP>=0.9" .091 69 .200* .967 69 .068

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

b. LDL is constant when KriteriaRLPP = "RLPP<0.9". It has been omitted.

4. Distribusi normal HDL vs kriteria RLPP

Tests of Normalityb

KriteriaRLPP

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HDL "RLPP>=0.9" .117 69 .021 .956 69 .016

a. Lilliefors Significance Correction

(84)

65

5. Uji t tidak Berpasangan HDL vs LP

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

HDL Equal variances

assumed 4.499 .038 4.475 68 .000 7.707 1.722 4.270 11.144

Equal variances not

Gambar

Gambar 1. Obesitas “apple shape” dan “pear shape”
Tabel I. Kriteria Kadar Kolesterol LDL menurut
Tabel IV. Kriteria Risiko rasio LDL/HDL
Gambar 3. Lokasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

43 Total regulatory adjustments to Additional Tier 1 capital Jumlah faktor pengurang (regulatory adjustment) terhadap AT1. 44 Additional Tier 1 capital (AT1) Jumlah AT 1 setelah

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu implementasi kebijakan UMKM di Kabupaten Sragen ternyata belum efektif, dilihat dari 13 variabel kebijakan yang

Prototipe situs web pemberitaan elektronik dengan segmentasi khusus di dunia hiburan yang dapat memenuhi keinginan para pengguna informasi berita industri hiburan

Hasil Perancangan ini adalah Mesin Pelurus Kawat, dengan kapasitas mesin yang dirancang adalah 30 cm/s kawat lurus.. Rancangan menggunakan

Dari analisa permasalahan di temukan bahwa penggunaan kartu dalam pembuatan data pasien dan rekam medik, serta tidak terintegrasinya sistem administrasi yang ada

Dengan menggunakan Metode Cost-Plus Dengan Pendekatan Full-Costing, yang dapat dijalankan melalui beberapa cara tentang Penentuan Harga Jual Perusahaan yaitu Total Biaya Variable

Penempatan sensor tersebut dipasang dibagian belakang pintu atau jendela ruangan, yang bertujuan untuk menghindari seringnya kita membuka pintu atau jendela yang dapat