• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT PLN (Persero) GIS/GIL DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT PLN (Persero) GIS/GIL DAFTAR ISI"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

1

DAFTAR ISI

BAB 1.

PENDAHULUAN ... 6

1.1.

Karakteristik Gas SF

6

... 6

1.2.

Komponen dan Fungsi ... 10

1.2.1.

Subsistem Primary ... 11

1.2.2.

Subsistem Secondary... 16

1.2.3.

Subsistem Dielectric ... 19

1.2.4.

Subsistem Driving mechanism ... 20

1.2.5.

Subsistem Mechanical ... 26

1.3.

Failure Mode Effect Analysis (FMEA) ... 26

1.3.1.

Subsistem GIS ... 26

1.3.2.

Subsistem GIL ... 28

BAB 2.

PEDOMAN PEMELIHARAAN ... 30

2.1 In Service Inspection ... 30

2.2 In Service Measurement ... 35

2.2.1 Pengukuran Tahanan Pentanahan ... 36

2.2.2 Pengukuran Suhu ... 37

2.2.3 Pengujian Kualitas Gas SF6 ... 38

2.2.4 Purity ... 38

2.2.5 Dew Point ... 38

2.2.6 Decomposition Product ... 38

2.2.7 Pengukuran Partial Discharge ... 39

2.3

Shutdown Testing/Measurement ... 40

2.3.1 Pengukuran Tahanan Kontak ... 40

2.3.2 Pengukuran Kecepatan dan Keserempakan Kontak ... 41

2.3.3 Pengukuran Tahanan Coil PMT ... 42

2.3.4 Pengukuran Tahanan Isolasi ... 42

2.4

Shutdown Function Test ... 45

BAB 3.

INTERPRETASI HASIL UJI ... 46

3.1.

Pengukuran Kebocoran Gas SF

6

... 46

3.2.

Pengujian Purity Gas SF6 ... 46

3.3.

Pengujian Decomposition Product Gas SF

6

... 48

3.4.

Pengujian Dew Point (Moisture Content) Gas SF6 ... 51

3.4.1. Dew point gas SF6 ... 51

3.4.2. Moisture content gas SF6 ... 51

3.5.

Pengukuran Partial Discharge ... 52

3.6.

Pengujian Tahanan Isolasi ... 52

(2)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

2

3.8.

Pengukuran Tahanan Kontak... 52

3.9.

Pengujian Waktu Buka/Tutup dan Keserempakan PMT ... 53

3.10.

Pengukuran Suhu ... 53

3.11.

Pengujian Tahanan Coil PMT ... 53

BAB 4.

REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN ... 54

4.1.

Rekomendasi Terhadap Hasil In Service Inspection ... 54

4.2.

Rekomendasi Terhadap Hasil Monitoring Kebocoran dan Pengujian Kualitas

Gas SF

6

... 61

4.3.

Rekomendasi untuk Hasil Shutdown Testing ... 63

4.3.1. Rekomendasi untuk hasil pengukuran tahanan kontak ... 63

4.3.2.

Rekomendasi untuk pengujian kecepatan dan keserempakan kerja

PMT ... 63

4.3.3. Rekomendasi untuk pengukuran tahanan isolasi ... 64

4.3.4. Rekomendasi untuk hasil pemeriksaan dan pelumasan gear ... 65

4.3.5. Rekomendasi pemeriksaan sistem interlock mekanik dan elektrik ... 65

4.3.6. Rekomendasi Pemeriksaan Blocking Sistem Penggerak ... 65

4.3.7. Rekomendasi Trip Circuit Faulty ... 66

4.3.8. Rekomendasi untuk kalibrasi manometer SF6 dan meter hidrolik ... 66

4.3.9. Rekomendasi Pengujian Tahanan Kerja Coil PMT ... 66

LAMPIRAN ... 67

DAFTAR ISTILAH ... 74

(3)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Kemampuan SF

6

dalam memadamkan busur api

(1)

... 7

Gambar 1.2: Tegangan tembus AC gas SF6 dalam berbagai tekanan di bawah medan

listrik homogen ... 7

Gambar 1.3: Karakteristik dielektrik SF

6

dalam medan listrik tidak homogen

(6)

... 8

Gambar 1.4: Titik Kritis cair ke gas untuk SF6 dan batas dew point. ... 9

Gambar 1.5: Kompartemen Busbar (model busbar 1 enclosure – 1 phase) ... 11

Gambar 1.6: Kompartemen Pemutus Tenaga (model busbar 1 enclosure – 1 phase) . 12

Gambar 1.7: Kompartemen pemisah (model busbar 1 enclosure – 1 phase) ... 13

Gambar 1.8: Kompartemen Trafo Arus (model busbar 1 enclosure – 1 phase) ... 13

Gambar 1.9: Kompartemen Trafo tegangan (model busbar 1 enclosure – 1 phase) .... 14

Gambar 1.10: Kompartemen LA (model busbar 1 enclosure – 1 phase) ... 15

Gambar 1.11: Terminasi pada Sealing End Cable (model busbar 1 enclosure – 1

phase) ... 15

Gambar 1.12: Terminasi/outdoor bushing (model busbar 1 enclosure – 1 phase) ... 16

Gambar 1.13: Terminasi trafo (model busbar 1 enclosure – 1 phase) ... 16

Gambar 1.14: Relay Arus Lebih ... 17

Gambar 1.15: Wiring system mekanik penggerak CB ... 17

Gambar 1.16: Manometer gas SF

6

... 18

Gambar 1.17: Density Monitor dan Density Switch SF

6

... 19

Gambar 1.18: Absorbent kompartemen GIS ... 19

Gambar 1.19: Kompartemen (Gas Section) pada GIS ... 20

Gambar 1.20: Kompressor Sistem Pneumatic pada GIS ... 20

Gambar 1.21: Sistem Pneumatic pada GIS ... 21

Gambar 1.22: Penggerak Hydraulic ... 23

Gambar 1.23: Penggerak Spring/pegas ... 25

Gambar 1.24: Kondisi rod/tuas penggerak mekanik PMS ... 26

Gambar 2.1 Pengukuran Tahanan Pentanahan ... 37

Gambar 2.2 Pengukuran Suhu ... 37

Gambar 2.3 Pengujian Purity dan Dew Point SF

6

... 38

Gambar 2.4 Pengujian Decomposition Product SF

6

... 39

Gambar 2.5 Pengujian Partial Discharge ... 39

Gambar 2.6 Pengukuran Tahanan Kontak ... 41

Gambar 2.7 Pengukuran Keserempakan Kontak ... 41

Gambar 2.8 Pengukuran Tahanan Coil ... 42

Gambar 2.9 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Atas-Pentanahan ... 43

Gambar 2.10 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Bawah-Pentanahan... 43

Gambar 2.11 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Atas-Bawah ... 43

(4)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

4

Gambar 2.13 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Sekunder-Pentanahan pada

CVT/VT ... 44

Gambar 2.14 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode antar Core Sekunder pada CT .... 44

Gambar 2.15 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode antar Core Sekunder pada CVT/VT

... 45

Gambar 3.1 Reaksi kimia terbentuknya decomposition products SF

6

... 48

Gambar 3.2 Flowchart Pengukuran Dew Point dan Moisture Content SF

6

... 51

Gambar 4.1 Diagram alir rekomendasi monitoring laju kebocoran dan pengujian

kualitas gas SF6 ... 62

(5)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

5

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kualitas Spesifikasi SF

6

sebagai media isolasi GIS

(3)

... 9

Tabel 1.2 Kualitas SF

6

sebagai media isolasi GIS

(3)

... 10

Tabel 2.1 In Service Inspection GIS ... 30

Tabel 2.2 In Service Inspection GIL ... 34

Tabel 2.3 In Service Measurement GIS ... 36

Tabel 2.4 In Service Measurement GIL ... 36

Tabel 2.5 Shutdown Testing/Measurement GIS ... 40

Tabel 2.6 Shutdown Testing/Measurement GIL ... 40

Tabel 2.7 Shutdown Function Test GIS ... 45

Tabel 2.8 Shutdown Function Test GIL ... 45

Tabel 3.1 Decomposition products SF

6(1)

. ... 49

Tabel 3.2 Nilai batas decomposition product SF

6

... 50

(6)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

6

BAB 1.

PENDAHULUAN

Gas Insulated Substation (GIS) didefinisikan sebagai rangkaian beberapa peralatan

yang terpasang di dalam sebuah metal enclosure dan diisolasi oleh gas bertekanan

(8)

.

Gas Insulated Line (GIL) didefinisikan sebagai konduktor penghantar yang

menghubungkan suatu substation dengan trafo atau substation lainnya dalam sebuah

metal enclosure dan diisolasi oleh gas bertekanan. Pada umumnya gas bertekanan

yang digunakan adalah Sulfur Hexafluoride (SF

6

). Enclosure adalah selubung

pelindung yang berfungsi untuk menjaga bagian bertegangan terhadap lingkungan

luar.

1.1.

Karakteristik Gas SF

6

Hingga saat ini sebanyak 80% gas SF

6

yang diproduksi di seluruh dunia dipakai

sebagai media isolasi dalam sistem kelistrikan

(2),(3)

. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat

gas SF

6

sebagai berikut

(1),(3)

:

Penghantar

panas

(thermal

conductivity)

yang

bersifat

dapat

mendisipasikan panas yang timbul pada peralatan.

Isolasi yang sangat baik (excellent insulating).

Mampu memadamkan busur api (arc).

Viskositas rendah.

Stabil, tidak mudah bereaksi.

Sifat dielektrik yang bagus pada SF

6

karena luasnya penampang molekul SF

6

dan sifat

electron affinity (electronegativity) yang besar dari atom fluor

(1)

. Dengan adanya sifat

ini maka SF

6

mampu menangkap elektron bebas (sebagai pembawa muatan),

menyerap energinya, dan menurunkan temperatur busur api. Hal ini dinyatakan

dengan persamaan berikut

(3)

:

6 6

SF

+

e

SF

(1)

6 5

F

SF

+

e

SF

+

(2)

Energi yang diperlukan reaksi pertama adalah sebesar 0,05 eV untuk energi elektron

sebesar 0,1 eV, sedangkan untuk reaksi kedua adalah sebesar 0,1 eV

(3)

. Setelah

proses pemadaman busur api, sebagian kecil dari SF

6

akan tetap menjadi

decomposition product sedangkan sebagian besar akan kembali menjadi SF

6

.

Karakteristik SF

6

dibandingkan udara dan campuran udara serta SF

6

dalam

(7)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

7

Gambar 1.1: Kemampuan SF6 dalam memadamkan busur api (1)

Kekuatan dielektrik SF

6

adalah 2,3 kali udara. Pengujian terhadap tegangan tembus

AC dengan frekuensi 50 Hz di bawah medan listrik homogen yang dibentuk oleh 2

elektroda dengan susunan seperti diperlihatkan pada Gambar 1.2 (a) menunjukkan

bahwa kekuatan dielektrik SF

6

merupakan fungsi dari tekanan gas SF

6

itu sendiri.

(a)

(b)

Gambar 1.2: Tegangan tembus AC gas SF6 dalam berbagai tekanan di bawah medan listrik homogen

(a) susunan pengujian

(b) sebagai fungsi dari jarak antar elektroda (3)

Sedangkan dalam medan listrik tidak homogen, misalnya pada susunan jarum-pelat,

maka terjadi perubahan karakteristik sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.3.

(8)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

8

Gambar 1.3: Karakteristik dielektrik SF6 dalam medan listrik tidak homogen (6)

Gambar 1.3 memperlihatkan karakteristik dielektrik SF

6

dalam medan listrik tidak

homogen pada rentang tekanan 0-6 atm absolut. Grafik paling atas menggambarkan

besar tegangan positif DC sampai SF

6

breakdown, grafik tengah menggambarkan

besar tegangan positif impulse sampai SF

6

breakdown, sedangkan grafik paling bawah

menggambarkan besar tegangan positif DC sampai terbentuk corona. Gas Sulfur

Heksafluorida (SF

6

) murni adalah senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak

berasa, dan tidak beracun serta memiliki kerapatan 5 (lima) kali lipat dari udara

(1),(3)

.

Pada temperatur dan tekanan kamar senyawa ini berwujud gas.

Meskipun dinyatakan tidak beracun, SF

6

dapat menggantikan udara sehingga

mengakibatkan kurangnya kadar oksigen yang dapat dihisap oleh mahkluk hidup. SF

6

memiliki Global Warming Potential (GWP) 23.900 kali dari GWP CO2 dan mampu

bertahan di atmosfer bumi selama 3500 tahun

(1) (15)

. Untuk itu diperlukan penanganan

yang baik pada gas SF

6

yang sudah tidak terpakai lagi. Namun demikian, SF

6

tidak

menyebabkan berkurangnya lapisan ozon karena tidak mengandung chlorine

(4)

.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan gas SF

6

sebagai media isolasi selain

kualitasnya adalah tekanan kerja gas SF

6

. Hal ini disebabkan bahwa pada temperatur

dan tekanan tertentu SF

6

akan berubah wujud dari gas menjadi cair (lihat Gambar

1.4.4 (a). Pada tekanan 1 atmosfer SF

6

mencair pada suhu -63,8°C

(12)

. Jika hal ini

terjadi maka tekanan gas yang tersisa menjadi lebih rendah daripada tekanan kerja

yang diinginkan. Sedangkan untuk tiap tekanan kerjanya, terdapat titik kritis untuk dew

point pada temperatur tertentu seperti diperlihatkan pada Gambar 1.4 (b)

(7)

.

(9)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

9

(a)

(b)

Gambar 1.4: Titik Kritis cair ke gas untuk SF6 dan batas dew point. (a) Titik kritis dari cair ke gas untuk SF6(1). Catatan: 100 psig = 6.894757 bar. (b) Batas dew point untuk berbagai temperatur kerja pada tekanan SF6 5,5 bar

SF

6

mempunyai sifat kimia: tidak mudah terbakar, stabil dan inert (tidak mudah

bereaksi) dengan metal, plastik, dan material lain yang biasanya digunakan di dalam

circuit breaker tegangan tinggi hingga suhu 150 ºC. Pada suhu tinggi (400 ºC hingga

600 ºC), pada saat terjadi spark, ikatan gas SF

6

mulai pecah

(3),(4)

.

SF

6

yang dipakai untuk media isolasi memiliki persyaratan yang dicantumkan dalam

IEC 60376-2005 dengan tingkat kemurnian minimum 99,70%.

Tabel 1.1 Kualitas Spesifikasi SF6 sebagai media isolasi GIS (3)

Kandungan

Spesifikasi

Metode Analisis

(Hanya untuk

Indikasi, bukan

lebih mendalam)

Ketelitian

Udara

2 g/kg

1

)

Metode infrared

absorption

35 mg/kg

Metode

Gas-chromatographic

3-10 mg/kg

Metode Desity

10 mg/kg

CF

4

2 400 mg/kg

2

)

Metode

Gas-chromatographic

9 mg/kg

H

2

O

25 mg/kg

3

)

Metode Gravimetric

0.5 mg/kg

5

)

Metode Electrolytic

2-15 mg/kg

(10)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

10

Mineral Oil

10 mg/kg

Metode Photometric

< 2 mg/kg

Metode Gravimetric

0,5 mg/kg

5

)

Total keasaman

dalam HF

1 mg/kg

4

)

Titration

0,2 mg/kg

Catatan :

1) 2 g/kg sama dengan 1% dari volume di bawah kondisi ambient (100 kPa

dan 20°C).

2) 2 400 mg/kg sama dengan 4 000 µl/l di bawah kondisi ambient (100 kPa

dan 20°C).

3) 25 mg/kg (25 mg/kg) sama dengan 200 µl/l dan dew point pada -36 °C,

diukur pada kondisi ambien (100 kPa dan 20 °C.

4) 1 mg/kg sama dengan 7,3 µl/l di bawah kondisi ambien.

5) Tergantung pada ukuran contoh.

Spesifikasi dari pabrikan SF

6

adalah seperti tercantum pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Kualitas SF6 sebagai media isolasi GIS

(3)

Parameter Kimiawi

Nilai

Besaran

Sulfur hexafluorida

99,90

%

Udara

500

ppmw*

CF4

500

ppmw

Asam (HF)

0,3

ppmw

Uap air

15

ppmv**

Minyak mineral

10

ppmw

Fluorida penyebab hydrolisis

(HF)

1

ppmw

(* ppmw : part per million weight) (** ppmv : part per million volume)

1.2.

Komponen dan Fungsi

Berdasarkan hasil kajian PLN dan mengacu pada hasil kajian Knowledge Sharing and

Research (KSANDR) Belanda, GIS dibagi menjadi 5 subsistem berdasarkan fungsinya,

(11)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

11

1.2.1.

Subsistem Primary

Subsistem primary berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dengan nilai losses yang

masih diijinkan yang terdiri dari beberapa komponen:

1.2.1.1. Busbar

Busbar adalah sebuah atau sekelompok konduktor yang berfungsi sebagai koneksi

yang digunakan bersama oleh dua atau lebih rangkaian (IEEE C37.100-1992).

Seperti ditunjukkan pada Gambar 1.5, konduktor (a) menggunakan bahan aluminium

(Al) atau tembaga (Cu) dan daerah kontak yang tidak bergerak (b) menggunakan silver

(Ag) plate. Ukuran tube konduktor bergantung pada kekuatan mekanik sesuai dengan

gaya arus hubung singkatnya. Dengan demikian ukurannya secara umum cukup untuk

mengalirkan arus normal tanpa kelebihan kenaikan temperatur. Tabung konduktor

ditunjang oleh isolator yang terbuat dari cast resin epoxy (c). Bentuk dari isolator

tersebut sedemikian rupa sehingga distribusi medan listriknya uniform. Untuk

mengantisipasi pengembangan axial akibat suhu tinggi disediakan sambungan

ekspansi.

Gambar 1.5: Kompartemen Busbar (model busbar 1 enclosure – 1 phase) 1 : contact pin 2 : DS contact 3 : ES contact 4 : solid/barrier insulator 5 : Transfer

assembly element.

1.2.1.2. PMT

PMT adalah sebuah peralatan switching mekanik yang memiliki kemampuan untuk

menyambung, menyalurkan dan memutus arus pada kondisi normal dan abnormal

sesuai dengan spesifikasi waktu dan kemampuan arus (IEEE C37.100-1992).

(a)

(12)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

12

Dalam pengoperasiannya PMT digerakkan oleh suatu system penggerak yang dapat

berupa pneumatik, pegas, hidrolik atau kombinasi. Ada 2 jenis PMT, yaitu single

pressure puffer dan double pressure puffer. Arcing contact pada PMT terbuat dari

material Copper Tungsten (Cu-W).

Gambar 1.6: Kompartemen Pemutus Tenaga (model busbar 1 enclosure – 1 phase)

1.2.1.3. PMS/PMS Tanah

PMS/PMS tanah adalah peralatan switching mekanis yang digunakan untuk mengubah

koneksi pada sebuah rangkaian tenaga atau untuk mengisolasi rangkaian/peralatan

dari sumber daya dan/atau sumber daya ke tanah (IEEE C37.100-1992).

(13)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

13

Gambar 1.7: Kompartemen pemisah (model busbar 1 enclosure – 1 phase)

1.2.1.4. Current transformer (CT)

CT adalah trafo pengukuran yang sisi primernya dihubungkan seri dengan konduktor

pembawa arus yang akan diukur, dimana arus sekundernya proporsional terhadap

arus sisi primernya (IEEE C57.13-1993) dan IEC 60044-2-2003.

(14)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

14

1.2.1.5. Voltage Transformer (VT)

VT adalah trafo pengukuran yang sisi primernya dihubungkan parallel dengan

konduktor yang akan diukur tegangannya, dimana tegangan sekundernya proporsional

terhadap tegangan sisi primernya (IEC 60044-2-2003)dan IEEE C57.13-1993.

Gambar 1.9: Kompartemen Trafo tegangan (model busbar 1 enclosure – 1 phase)

1.2.1.6. Capacitive Voltage Transformer (CVT)

CVT adalah trafo tegangan yang menggunakan kapasitor pembagi tegangan supaya

sisi tegangan sekunder unit elektromagnetik proporsional dan sefasa dengan tegangan

primer pada kapasitor pembagi tegangan (IEEE C57.93.1-1999).

1.2.1.7. Lightning Arrester (LA)

LA adalah peralatan yang berfungsi mengamankan peralatan GIS dari tegangan lebih

akibat surja petir atau surja hubung.

(15)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

15

Gambar 1.10: Kompartemen LA (model busbar 1 enclosure – 1 phase)

1.2.1.8. Terminasi

Terminasi adalah bagian yang terpasang sebagai interface elektrik dan mekanik antar

2 sistem isolasi (IEEE 1300-1996). Terminasi pada GIS terdiri dari terminasi sealing

end (konduktor GIS-kabel), terminasi outdoor bushing (kabel-overhead line), terminasi

outdoor bushing (konduktor overhead line) dan terminasi trafo (konduktor

GIS-bushing trafo).

(16)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

16

Gambar 1.12: Terminasi/outdoor bushing (model busbar 1 enclosure – 1 phase) (a) Terminasi/outdoor bushing dari kompartemen-overhead line

(b) Terminasi/outdoor bushing dari sealing end-overhead line

Gambar 1.13: Terminasi trafo (model busbar 1 enclosure – 1 phase)

1.2.2.

Subsistem Secondary

Subsistem secondary berfungsi untuk men-trigger subsistem driving untuk

mengaktifkan subsistem mechanical pada waktu yang tepat. Subsistem secondary

terdiri dari beberapa komponen:

(17)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

17

1.2.2.1. Relay

Relay adalah peralatan elektrik yang didesain untuk merespon kondisi input sesuai

setting atau kondisi yang telah ditentukan (IEEE C37.100-1992).

Gambar 1.14: Relay Arus Lebih

1.2.2.2. Control wiring

Control wiring adalah wiring (pengawatan) pada switchgear sebagai rangkaian kontrol

dan koneksi ke trafo pengukuran, meter, relay dan lain-lain (IEEE C37.100-1992).

Gambar 1.15: Wiring system mekanik penggerak CB

1.2.2.3. Alarm

Alarm adalah perubahan kondisi peralatan yang telah didefinisikan, indikasinya bisa

dinyatakan dalam bentuk suara, visual atau keduanya (IEEE C37.100-1992).

(18)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

18

Measuring device adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.

Gambar 1.16: Manometer gas SF6

1.2.2.5. Auxiliary switch

Auxiliary switch adalah switch yang dioperasikan secara mekanik oleh peralatan

utama.

1.2.2.6. Control components

Control components adalah komponen-komponen yang berfungsi untuk menginisiasi

operasi berikutnya pada urutan control.

1.2.2.7. Density monitor

Density Monitor adalah peralatan pengaman yang digunakan untuk memonitor

kerapatan gas dalam suatu kompartemen (satu system gas).

1.2.2.8. Density switch

Density Switch adalah switch yang dioperasikan secara mekanik apabila terjadi

penurunan tekanan gas. Ada 2 tahap penurunan tekanan gas, yaitu tahap 1 akan

menggerakkan kontak alarm dan tahap 2 menggerakkan kontak trip.

(19)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

19

Gambar 1.17: Density Monitor dan Density Switch SF6

1.2.3. Subsistem Dielectric

Subsistem dielectric berfungsi untuk memadamkan busur api dan mengisolasi active

part. Subsistem dielectric meliputi:

1.2.3.1. SF

6

SF

6

adalah gas sulfur hexafluoride yang digunakan sebagai media isolasi dan

pemadam busur api pada peralatan listrik (IEC 60376-2005).

1.2.3.2. Spacer

Spacer adalah isolator padat (pada umumnya berbahan epoxy) yang digunakan untuk

menyangga konduktor di dalam enclosure (IEEE C37.122.1-1993)

1.2.3.3. Seal (O-Ring)

Seal (O-Ring) adalah komponen yang didesain untuk mencegah kebocoran gas/liquid

antar sistem (IEEE C37.122.1-1993).

1.2.3.4. Absorbent

Absorbent adalah material yang berfungsi menyerap uap air dan decomposition

product SF

6

(20)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

20

1.2.3.5. Kompartemen (Gas Section)

Kompartemen (Gas Section) adalah ruang yang didalamnya terdapat komponen

seperti PMT, PMS, Busbar pada GIS yang bertujuan untuk memisahkan sistem gas.

Pemisahan system gas dimaksudkan untuk menjaga kondisi gas masing-masing

kompartemen sesuai dengan spesifikasinya, sehingga memungkinkan untuk

memonitor kondisi gas dalam masing-masing kompartemen.

Gambar 1.19: Kompartemen (Gas Section) pada GIS

1.2.4.

Subsistem Driving mechanism

Subsistem driving mechanism adalah mekanik penggerak yang menyimpan energi

untuk menggerakkan kontak utama (PMT, PMS) pada waktu yang diperlukan.

Jenis-jenis driving mechanism terdiri dari (IEEE C37.100-1992) :

1.2.4.1. Pneumatic

Merupakan penggerak yang menggunakan tenaga udara bertekanan

(21)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

21

Gambar 1.21: Sistem Pneumatic pada GIS

Komponen-komponen yang pada sistem penggerak pneumatic:

1.2.4.1.1. Motor kompressor

Motor kompresor merupakan bagian utama dari sistem pengisian, umumnya motor

kompresor adalah jenis motor 3 phasa, fungsinya untuk mengoperasikan pompa

kompresi udara (pengerak mula).

1.2.4.1.2. Pompa Kompresi Udara

Berfungsi sebagai alat untuk memampatkan udara, biasanya mengisap udara dari

atmosfir.

1.2.4.1.3. Kopling

Merupakan penghubung antara motor kompresor dengan pompa kompresi. Ada

beberapa jenis tipe kopling antara motor kompresor dan pompa kompresi, antara lain ;

Kopling As, digunakan apabila kecepatan motor kompresor dan pompa

kompresi sama.

Kopling menggunakan Transmision gear, apabila kecepatan motor

kompresor dan pompa kompresi tidak sama.

Kopling menggunakan sabuk (belt), pada kompresi kecil.

(22)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

22

Tangki udara dipakai untuk menyimpan udara betekanan agar apabila ada kebutuhan

udara tekan yang berubah-ubah jumlahnya dapat dilayani dengan lancar. Dalam hal

kompresor torak, dimana udara dikeluarkan secara berfluktuasi, tangki udara akan

memperhalus aliran udara. Selain itu, udara yang disimpan dalam tangki udara akan

mengalami pendinginan pelan-pelan dan uap air yang mengembun dapat terkumpul di

dasar tangki untuk sewaktu-waktu dibuang. Dengan demikian udara yang disalurkan

ke pemakai selain sudah dingin, juga tidak terlalu lembab.

1.2.4.1.5. Katup Satu Arah (Non Return Valve)

Berfungsi untuk mencegah tekanan udara dari tangki kembali ke ruang kompresor

apabila tekanan tangki lebih tinggi dari udara keluar kompresor atau pada saat

kompresor berhenti.

1.2.4.1.6. Katup Pengaman (Safety Valve)

Katup pengaman harus dipasang pada pipa keluar dari setiap tingkat kompresor.

Katup ini harus membuka dan membuang udara keluar jika tekanan melebihi 1,2 kali

tekanan normal maksimum dari kompresor. Pengeluaran udara harus berhenti secara

tepat jika tekanan sudah hampir mencapai tekanan normal maksimum.

1.2.4.1.7. Pressure Switch

Berfungsi sebagai switch start dan stop motor kompresor apabila dioperasikan secara

otomatis. Kerja pressure switch ditentukan oleh setelan nilai tekanan yang melewatinya

1.2.4.1.8. Pressure Gauge

Berfungsi untuk mengukur tekanan tangki udara serta sistem pengisian udara.

1.2.4.1.9. Oil Level

Oil level berfungsi untuk mengetahui level minyak pelumas pada pompa kompresi.

1.2.4.1.10. Pengering udara (air dryer) atau penjebak air (water trap)

Berfungsi untuk mengeringkan udara/menjebak air pada udara yang dihasilkan

compressor sebelum dialirkan ke tangki udara.

1.2.4.2.

Hydraulic

(23)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

23

Gambar 1.22: Penggerak Hydraulic

Komponen-komponen yang pada sistem penggerak hydraulic

1.2.4.2.1. Oil level indicator

Indikator level minyak hidrolik.

1.2.4.2.2. Pompa minyak (Oil Pump)

Memompa minyak hidrolik dari chamber/tangki menuju ke aktuator untuk mendapatkan

tekanan yg diinginkan.

(24)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

24

Tabung kompresi minyak yang dilakukan dengan pemberian gas N2 bertekanan,

dimana antara gas N2 dan minyak hidrolik disekat dengan sebuah diafragma/ piston.

1.2.4.2.4. Drain valve /Change over valve/ Katup satu arah

Katup by pass yang berfungsi untuk mengurangi tekanan minyak balik ke

tank/chamber.

1.2.4.2.5. Valve pengisian

Katup sarana pengisian minyak hidrolik

1.2.4.2.6. Katup Cegah (Non Return Valve)

Katup yang berfungsi untuk mencegah aliran minyak balik dari tangki ke aktuator

apabila tekanan tangki lebih tinggi dari aktuator.

1.2.4.2.7. Otomatic valve venting

Untuk membuang udara terjebak dalam minyak hidrolik

1.2.4.2.8. Opening pilot valve

Untuk menginisiasi kerja penggerak mekanik dari closing/tripping valve

1.2.4.2.9. Oil chamber

Tangki penyimpan minyak hidrolik

1.2.4.2.10. Pressure Gauge

Indikator tekanan minyak hidrolik

1.2.4.3.

Spring

(25)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

25

Gambar 1.23: Penggerak Spring/pegas

Komponen-komponen yang pada sistem penggerak spring :

1.2.4.3.1. Indikasi pengisian pegas (spring status indicator)

Indikator yang menunjukkan kondisi pegas (fully charge/not fully charge). Berfungsi

untuk melihat kesiapan PMT pada operasi berikutnya.

1.2.4.3.2. OFF trigger (push button off)

Saklar untuk mematikan kerja charging motor

1.2.4.3.3. ON trigger (push button on)

Saklar untuk menghidupkan kerja charging motor

1.2.4.3.4. Charging mechanism

Mekanisme pengisian pegas yang terdiri atas rantai pengatur posisi pegas yang diatur

oleh sebuah roda yang digerakkan oleh charging motor

1.2.4.3.5. Charging motor

(26)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

26

1.2.5.

Subsistem Mechanical

Subsistem mechanical adalah peralatan penggerak yang menghubungkan subsistem

driving mechanism dengan kontak utama peralatan PMT dan PMS untuk mentransfer

driving energy menjadi gerakan pada waktu yang diperlukan.

Gambar 1.24: Kondisi rod/tuas penggerak mekanik PMS

1.3.

Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Failure Mode and Effect Analyis (FMEA) adalah analisa alur kegagalan suatu peralatan

yang menyebabkan peralatan tersebut tidak berfungsi dan efek yang ditimbulkan

akibat kegagalan tersebut.

FMEA berguna untuk menentukan indikasi dan parameter

yang dibutuhkan untuk memonitor kondisi peralatan. FMEA GIS PT. PLN (Persero)

dibedakan menjadi 2, yaitu FMEA GIS yang terdiri dari 5 subsistem dan FMEA GIL

yang terdiri dari 2 subsistem (FMEA secara lengkap di lampiran 1).

Berdasarkan fungsi masing-masing subsistem GIS dan GIL, diketahui batasan kondisi

kegagalan fungsi dan penyebab utama kegagalan fungsi tersebut, yaitu :

1.3.1. Subsistem GIS

Subsistem primary, mengalami kegagalan fungsi apabila kemampuan menyalurkan

arus listrik dengan losses yang tinggi atau tidak mampu menyalurkan arus listrik (lihat

lampiran 1). Losses tinggi pada subsistem primary disebabkan oleh localized voltage

stress (Failure Mode 2) akibat:

Installasi yang kurang baik

Operasi close/open yang tidak serempak akibat kerusakan valve pompa,

seal/o-ring sistem hidrolik atau power blok pneumatik yang fatigue, pegas

tidak terisi penuh maupun kebocoran pada internal akumulator.

(27)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

27

Posisi kontak tidak simetri yang disebabkan oleh gangguan fungsi kerja /

degradasi subsystem mekanik.

Subsistem primary tidak mampu menyalurkan arus listrik disebabkan

oleh internal baut yang kendor akibat instalasi yang kurang baik maupun

material yang kurang baik

Subsistem secondary, dikatakan mengalami kegagalan fungsi apabila tidak dapat

memberikan trigger pada subsistem driving mechanism untuk mengaktifkan subsystem

mekanik pada waktu yang tepat. Kondisi ini disebabkan oleh:

Pressure switch, density monitor, rele bantu tidak berfungsi akibat kontak

tidak berfungsi, seal box fatigue/menua, pegas bimetal lemah, kebocoran

manometer tipe basah (menggunakan minyak).

Kerusakan wiring kontrol mekanik akibat korosi

Subsistem dielektrik, mengalami kegagalan fungsi apabila tidak mampu mengisolasi

tegangan antar peralatan. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan tekanan maupun

penurunan kualitas gas SF6. Penurunan tekanan gas disebabkan oleh:

instalasi yang kurang baik dan ageing yang menyebabkan seal/o-ring

menua, lapuk (fatigue)

katup yang rusak/degradasi akibat perlakuan yang tidak sesuai SOP atau

ageing,

ageing yang menyebabkan adanya retakan pada sambungan

upper/lower serta pada bushing base dan retakan pada disk rupture

kompartemen,

degradasi isolasi sealing end akibat instalasi yang kurang baik dan

ageing,

pemburukan spacer yang dipicu oleh partial discharge akibat instalasi

yang kurang baik maupun loss main contact. Sumber partial discharge

dapat berupa runcingan (protrusion), celah (void), permukaan tidak

rata/halus, free partikel, maupun floating part.

proses pelilitan pvc tape yang kurang bagus yang menyebabkan pvc

tape sebagai isolasi sealing end rusak

Penurunan kualitas gas SF6 disebabkan oleh:

Adanya kebocoran akibat penuaan o-ring/seal maupun valve yang rusak

/ degradasi

Pemburukan spacer yang dipicu oleh partial discharge akibat instalasi

yang kurang baik.

Peralatan kerja yang kurang sesuai dan cara penanganan gas yang

kurang baik pada saat melakukan penanganan gas/gas handling

Kandungan decomposed product yang tinggi akibat tingginya jumlah

kerja main contact atau kondisi kontak yang kurang baik maupun

instalasi yang kurang baik.

(28)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

28

Subsistem driving mechanism, mengalami kegagalan fungsi apabila tidak dapat

menyimpan energi untuk mengaktifkan subsystem mekanik pada waktu yang

diperlukan. Kondisi ini disebabkan oleh:

Kebocoran minyak hidrolik akibat pipa hidrolik menua

dan korosi, seal

akumulator hidrolik menua, seal pilot block hidrolik menua, seal pompa

hidrolik menua, partikel asing akibat instalasi maupun refilling minyak

yang kurang baik

Kerusakan venting valve sistem hidrolik

kebocoran sistem pneumatik akibat kerusakan membran mekanik

pneumatik, kerusakan compression chamber, dan kerusakan power blok

pneumatik

kebocoran sistem pneumatik-hidrolik akibat kerusakan compression

chamber valve

gangguan subsistem secondary

gangguan sumber AC

Subsistem mekanik, mengalami kegagalan fungsi apabila tidak dapat menggerakkan

kontak utama CB maupun DS dan ES pada waktu yang diperlukan. Hal ini disebabkan

oleh:

Material rod yang kurang baik, instalasi yang kurang baik, desain yang

tidak sesuai yang menyebabkan sambungan rod penggerak longgar

Pen pengunci sambungan patah akibat material rod yang kurang baik,

dan instalasi yang kurang baik

Kanvas mekanik PMS aus/slip

Perubahan momen beban kerja mekanik PMS akibat posisi kontak tidak

simetri atau penurunan kondisi peralatan (aus)

Penuaan gear tooth yang menyebabkan waktu kerja sistem mekanik

lama.

1.3.2.

Subsistem GIL

Subsistem primary, mengalami kegagalan fungsi apabila kemampuan menyalurkan

arus listrik dengan losses yang tinggi atau tidak mampu menyalurkan arus listrik.

Kondisi ini disebabkan oleh: fluktuasi beban/gangguan, ageing yang menyebabkan

pegas finger contact lemah, pergeseran struktur tanah, instalasi yang kurang baik, dan

material kurang baik.

Subsistem dielektrik, mengalami kegagala fungsi apabila tidak mampu mengisolasi

peralatan (antar tegangan). Kondisi ini disebabkan oleh penurunan tekanan maupun

penurunan kualitas gas SF6. Penurunan tekanan gas disebabkan oleh:

Instalasi yang kurang baik dan ageing yang menyebabkan seal/o-ring

menua.

(29)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

29

Valve yang rusak/ degradasi akibat perlakuan yang kurang sesuai sop

ataupun ageing.

Ageing yang menyebabkan adanya retakan pada sambungan

upper/lower serta pada bushing base dan retakan pada disk rupture

kompartemen.

Degradasi isolasi sealing end akibat instalasi yang kurang baik dan

ageing.

Pemburukan spacer yang dipicu oleh partial discharge akibat instalasi

yang kurang baik maupun loss main contact. Sumber partial discharge

dapat berupa runcingan (protrusion), celah (void), permukaan tidak

rata/halus, free partikel, maupun floating part.

Proses pelilitan pvc tape yang kurang bagus yang menyebabkan pvc

tape sebagai isolasi sealing end rusak.

Penurunan kualitas gas SF6 disebabkan oleh:

Adanya kebocoran akibat penuaan o-ring/seal maupun valve yang rusak

/ degradasi

Pemburukan spacer yang dipicu oleh partial discharge akibat instalasi

yang kurang baik.

Peralatan kerja yang kurang sesuai dan cara penanganan gas yang

kurang baik pada saat melakukan penanganan gas/gas handling

Kandungan decomposed product yang tinggi akibat tingginya jumlah

kerja main contact / penuaan maupun instalasi yang kurang baik.

(30)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

30

BAB 2.

PEDOMAN PEMELIHARAAN

2.1

In Service Inspection

In service inspection merupakan pemeriksaan peralatan dalam keadaaan bertegangan

dengan menggunakan panca indera dan dilakukan dengan periode harian, mingguan,

dan bulanan. In service inspection untuk GIS dan GIL seperti pada Tabel 2.1 dan Tabel

2.2.

Tabel 2.1 In Service Inspection GIS

A. Kondisi Umum

-1 Suhu O - Panca Indera

2 Kelembaban O - Panca Indera

B. PMT

1 Pemeriksaan tekanan gas SF6 O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kondisi manometer O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan lampu indikator O O ON - Panca Indera

4 Pemeriksaan counter kerja O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaaan status MCB motor hidrolik O O ON Penggerak hidrolik dan hidrolik spring Panca Indera

6 Pemeriksaan tekanan kompresor O O ON Penggerak

pneumatik Panca Indera

7

Pemeriksaan tekanan, pompa, valve release/drain, manometer, valve pengisian minyak, piping, aktuator, piping aktuator, nipple drain aktuator, dan MCB motor.

O O ON

Penggerak hidrolik dan hidrolik spring

Panca Indera

8 Pemeriksaan kondisi bodi

kompartemen O O ON - Panca Indera

9 Pemeriksaan kondisi pipa/selang

gas sf6 O O ON - Panca Indera

10 Pemeriksaan kondisi nipple/valve

kompartemen O O ON - Panca Indera

11 Kondisi mur mur baut

sambungan kompartemen O O ON - Panca Indera

12

Pemeriksaan kondisi gas rupture disk/over pressure

membrane/sarana PD UHF/VHF

O O ON - Panca Indera

13 Pemeriksaan indikasi close/open O O ON - Panca Indera

14

Pemeriksaan penunjukan counter kerja motor, level minyak, dan rembesan minyak.

O O ON Penggerak

hidrolik Panca Indera 15 Pemeriksaan indikasi pengisian

pegas O O ON

Penggerak

spring Panca Indera

16

Pemeriksaan penunjukan counter kerja motor, level minyak, rembesan minyak, dan indikasi pegas

O O ON Penggerak

Hidrolik Spring Panca Indera

P re d ic ti v e C o rr ec ti v e D et ec ti v e H ar ia n M in g g u an B u la n an K o n d is i P er al at an Keterangan T ah u n an 5 T ah u n an 1 0 T ah u n an B il a d ip er lu k an Peralatan Kerja P re v en ti v e T ri w u la n S em es te r No Kegiatan Jenis

(31)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

31

C. PMS

1 Pemeriksaan tekanan gas SF6 O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kondisi manometer O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan lampu indikator

tekanan gas SF6 O O ON - Panca Indera

4 Pemeriksaan kondisi valve udara

penggerak O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaan kondisi bodi

kompartemen O O ON - Panca Indera

6 Pemeriksaan kondisi pipa/selang

gas sf6 O O ON - Panca Indera

7 Pemeriksaan kondisi nipple/

valve kompartemen O O ON - Panca Indera

8 Pemeriksaan kondisi mur baut

sambungan kompartemen O O ON - Panca Indera

9 Pemeriksaan kondisi rod/tuas

penggerak mekanik O O ON - Panca Indera

10

Pemeriksaan kondisi pen pengunci rod/tuas penggerak mekanik

O O ON - Panca Indera

11 Pemeriksaan indikasi close/open O O ON - Panca Indera

12 Pemeriksaan kondisi kontak O O ON PMS dengan

sarana optik Panca Indera 13 Pemeriksaan kondisi sarana

optik O O ON

PMS dengan

sarana optik Panca Indera 14 Pemeriksaan kondisi klem sarana

pengujian O O ON PMS Tanah Panca Indera

D. CT

1 Pemeriksaan box/casing bagian

luar CT O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kondisi mur baut

sambungan kompartemen O O ON - Panca Indera

E. CVT/PT

1 Pemeriksaan tekanan gas SF6 O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kondisi manometer O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan lampu indikator

tekanan gas SF6 O O ON - Panca Indera

4 Pemeriksaan box/casing bagian

luar CVT O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaan kondisi bodi

kompartemen O O ON - Panca Indera

6 Pemeriksaan kondisi pipa/selang

gas sf6 O O ON - Panca Indera

7 Pemeriksaan kondisi nipple/

valve kompartemen O O ON - Panca Indera

8 Pemeriksaan kondisi mur baut

sambungan kompartemen O O ON - Panca Indera

M in g g u an B u la n an T ri w u la n S em es te r No Kegiatan Jenis

Pemeliharaan Periode Pemeliharaan

Peralatan Kerja P re v en ti v e P re d ic ti v e C o rr ec ti v e D et ec ti v e H ar ia n K o n d is i P er al at an Keterangan T ah u n an 5 T ah u n an 1 0 T ah u n an B il a d ip er lu k an

(32)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

32

F. Sealing End/Sealing Box

1 Pemeriksaan tekanan gas SF6 O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kondisi manometer

gas sf6 O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan lampu indikator

tekanan gas SF6 O O ON - Panca Indera

4 Pemeriksaan tekanan minyak

sealing end/sealing box O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaan kondisi manometer

minyak sealing end/sealing box O O ON - Panca Indera

6 Pemeriksaan bushing sealing end

outdoor O O ON - Panca Indera

7 Pemeriksaan kondisi bodi

kompartemen O O ON - Panca Indera

8 Pemeriksaan kondisi pipa/selang

gas sf6 O O ON - Panca Indera

9 Pemeriksaan kondisi nipple/

valve kompartemen O O ON - Panca Indera

10 Pemeriksaan kondisi mur baut

sambungan kompartemen O O ON - Panca Indera

11 Pemeriksaan kran minyak sealing

end/sealing box O O ON - Panca Indera

G. LA

1 Pemeriksaan tekanan gas SF6 O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kondisi manometer O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan counter kerja O O ON - Panca Indera

4 Pemeriksaan kondisi bodi

kompartemen O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaan kondisi pipa/selang

gas SF6 O O ON - Panca Indera

6 Pemeriksaan kondisi nipple/valve

kompartemen O O ON - Panca Indera

7 Pemeriksaan kondisi mur baut

sambungan kompartemen O O ON - Panca Indera

8 Pemeriksaan kondisi fisik

counter arrester O O ON - Panca Indera

9 Pemeriksaan fasilitas Assessment

seal O O ON - Panca Indera

H. Busbar

1 Pemeriksaan tekanan gas SF6 O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kondisi manometer O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan lampu indikator

tekanan gas SF6 O O ON - Panca Indera

4 Pemeriksaan kondisi bodi

kompartemen O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaan kondisi pipa/selang

gas sf6 O O ON - Panca Indera

6 Pemeriksaan kondisi nipple/

valve kompartemen O O ON - Panca Indera

7 Pemeriksaan kondisi mur baut

sambungan antar kompartemen O O ON - Panca Indera

8 Pemeriksaan kondisi Bellow O O ON - Panca Indera

No Kegiatan

Jenis

Pemeliharaan Periode Pemeliharaan

K o n d is i P er al at an Keterangan T ah u n an 5 T ah u n an 1 0 T ah u n an B il a d ip er lu k an Peralatan Kerja P re v en ti v e P re d ic ti v e C o rr ec ti v e D et ec ti v e H ar ia n M in g g u an B u la n an T ri w u la n S em es te r

(33)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

33

I. Kontrol Panel/Box 1 Pemeriksaan lampu-lampu

indikator O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan lampu penerangan O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan kabel kontrol O O ON - Panca Indera

4 Pemeriksaan terminasi wiring O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaan kondisi pintu panel O O ON - Panca Indera

6 Pemeriksaan kondisi dalam panel O O ON - Panca Indera

7 Pemeriksaan kondisi door

sealent (karet pintu) O O ON - Panca Indera

8 Pemeriksaan indikator On/Off O O ON - Panca Indera

9 Pemeriksaan lubang kabel

kontrol O O ON - Panca Indera

10 Pemeriksaan bau O O ON - Panca Indera

11 Pemeriksaan grounding panel O O ON - Panca Indera

J. Grounding 1

Pemeriksaan Sambungan dari body kompartemen menuju ke grounding

O O ON - Panca Indera

2

Pemeriksaan sambungan dari body kompartemen PMS tanah menuju ke grounding

O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan sambungan antar

body kompartemen O O ON - Panca Indera

K. Basement

1 Pemeriksaan kebersihan O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan ventilasi/exhaust fan O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan fasilitas penerangan O O ON - Panca Indera

4 Pemeriksaan kabel tray O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaan fasilitas pompa

pembuangan air O O ON - Panca Indera

L. Bangunan dan Sarana

1 Pemeriksaan kondisi gedung O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan ventilasi/exhaust fan O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan fasilitas penerangan O O ON - Panca Indera

M in g g u an B u la n an T ri w u la n S em es te r No Kegiatan Jenis

Pemeliharaan Periode Pemeliharaan

Peralatan Kerja P re v en ti v e P re d ic ti v e C o rr ec ti v e D et ec ti v e H ar ia n K o n d is i P er al at an Keterangan T ah u n an 5 T ah u n an 1 0 T ah u n an B il a d ip er lu k an

(34)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

34

Tabel 2.2 In Service Inspection GIL

A. Kondisi Umum

1 Pemeriksaan suhu O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kelembaban O ON - Panca Indera

B. Kompartemen GIL 1 Pemeriksaan tekanan gas SF6

dan kondisi manometer O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kondisi bodi

kompartemen O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan suhu kompartemen O O ON - Panca Indera

4 Pemeriksaan kondisi pipa

penghubung antar kompartemen O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaan kondisi nipple/

valve kompartemen O O ON - Panca Indera

6 Pemeriksaan kondisi mur baut

sambungan antar kompartemen O O ON - Panca Indera

7 Pemeriksaan kondisi Bellow

(fleksibel) O O ON - Panca Indera

8

Pemeriksaan sambungan dari body kompartemen menuju ke pentanahan.

O O ON - Panca Indera

9 Pemeriksaan kondisi jumperan

antar bodi kompartemen O O ON - Panca Indera

10 Pemeriksaan kondisi dudukan

bodi kompartemen O O ON - Panca Indera

C. CT Panca Indera

1 Pemeriksaan box / casing bagian

luar CT O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kondisi mur baut

sambungan kompartemen O O ON - Panca Indera

D. LA

1 Pemeriksaan penunjukan LMA O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kondisi bodi

kompartemen O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan suhu kompartemen O O ON - Panca Indera

4 Pemeriksaan kondisi pipa/selang

gas sf6 O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaan kondisi nipple/

valve kompartemen O O ON - Panca Indera

6 Pemeriksaan kondisi mur baut

sambungan kompartemen O O ON - Panca Indera

7 Pemeriksaan kondisi fisik

counter arrester O O ON - Panca Indera

8 Pemeriksaan penunjukan counter

arrester O O ON - Panca Indera

9 Pemeriksaan kondisi fisik LMA O O ON - Panca Indera

10 Pemeriksaan fasilitas assessment

seal O O ON - Panca Indera

T ah u n an 5 T ah u n an 1 0 T ah u n an B il a d ip er lu k an M in g g u an B u la n an T ri w u la n S em es te r P re d ic ti v e C o rr ec ti v e D et ec ti v e H ar ia n No Kegiatan Jenis

Pemeliharaan Periode Pemeliharaan

K o n d is i P er al at an

Keterangan Peralatan Kerja

P re v en ti v e

(35)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

35

E. Terminasi

1 Pemeriksaan kondisi Termination

kabel head O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan flanges bushing

kabel head O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan kondisi mur baut

sambungan kompartemen O O ON - Panca Indera

4

Pemeriksaan kondisi level minyak bushing kabel (khusus type oil impregnated)

O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaan sambungan dari

flange ke grounding O O ON - Panca Indera

F. Marshalling Kiosk Termination Cable Head 1 Pemeriksaan tekanan gas SF6

dan kondisi manometer O O ON - Panca Indera

G. Panel Kontrol/Box

1 Pemeriksaan lampu penerangan O O ON - Panca Indera

2 Pemeriksaan kondisi nipple/

valve SF6 O O ON - Panca Indera

3 Pemeriksaan kondisi piping SF6 O O ON - Panca Indera

4 Pemeriksaan kabel kontrol O O ON - Panca Indera

5 Pemeriksaan terminasi wiring O O ON - Panca Indera

6 Pemeriksaan kondisi pintu panel O O ON - Panca Indera

7 Pemeriksaan kondisi dalam panel O O ON - Panca Indera

8 Pemeriksaan MCB Sumber

tegangan AC O O ON - Panca Indera

9 Pemeriksaan kondisi Heater O O ON - Panca Indera

10 Pemeriksaan kondisi door

sealent (karet pintu) O O ON - Panca Indera

11 Pemeriksaan lubang kabel

kontrol O O ON - Panca Indera

12 Pemeriksaan bau O O ON - Panca Indera

13 Pemeriksaan grounding panel O O ON - Panca Indera

14 Pemeriksaan kondisi baut antara

marshaling kiosk dan pondasi O O ON - Panca Indera

15 Pemeriksaan kondisi pondasi

Marshalling Kiosk O O ON - Panca Indera

No Kegiatan

Jenis

Pemeliharaan Periode Pemeliharaan

K o n d is i P er al at an Keterangan T ah u n an 5 T ah u n an 1 0 T ah u n an B il a d ip er lu k an Peralatan Kerja P re v en ti v e P re d ic ti v e C o rr ec ti v e D et ec ti v e H ar ia n M in g g u an B u la n an T ri w u la n S em es te r

2.2

In Service Measurement

In service measurement adalah pemeliharaan dalam bentuk pengukuran peralatan

yang dilakukan dalam keadaan bertegangan dengan menggunakan alat bantu, antara

lain: pengukuran tahanan pentanahan, pengukuran suhu, pengujian kualitas gas SF

6

,

dan pengukuran partial discharge. Sedangkan in service measurement untuk GIS dan

GIL seperti diperlihatkan pada Tabel 2.3 dan

(36)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

36

Tabel 2.3 In Service Measurement GIS

1 Pengukuran tahanan pentanahan O O ON/

OFF - Earth Tester 2

Pengujian kualitas gas SF6 (kemurnian, kelembaban dan dekomposisi produk)

O O O ON - Manometer, Dew point,

dan Purity test

3 Pemeriksaan kompressor O O O ON Kompressor

Off Tool set 4 Pemeriksaan suplay tegangan

AC dan DC control O O

ON/

OFF - Multi Meter

5 Pengukuran partial discharge O O ON - Alat ukur PD

6 Pemeriksaan heater di panel

kontrol/box O O ON - Multi Meter

Peralatan Kerja P re v en ti v e T ri w u la n S em es te r No Kegiatan Jenis

Pemeliharaan Periode Pemeliharaan

K o n d is i P er al at an Keterangan T ah u n an 5 T ah u n an 1 0 T ah u n an B il a d ip er lu k an P re d ic ti v e C o rr ec ti v e D et ec ti v e H ar ia n M in g g u an B u la n an

Tabel 2.4 In Service Measurement GIL

1 Pengukuran tahanan pentanahan O O ON/

OFF - Earth Tester 2

Pengukuran kualitas gas SF6 (kemurnian, kelembaban dan dekomposisi produk)

O O O ON - Manometer, Dew point,

dan Purity test 3 Pemeriksaan suplay tegangan

AC dan DC control O O

ON/

OFF - Multi Meter

4 Pengukuran partial discharge O O ON - Alat ukur PD

5 Pemeriksaan heater di panel

kontrol/box O O ON - Multi Meter

Peralatan Kerja P re v en ti v e T ri w u la n S em es te r No Kegiatan Jenis

Pemeliharaan Periode Pemeliharaan

K o n d is i P er al at an Keterangan T ah u n an 5 T ah u n an 1 0 T ah u n an B il a d ip er lu k an P re d ic ti v e C o rr ec ti v e D et ec ti v e H ar ia n M in g g u an B u la n an

2.2.1

Pengukuran Tahanan Pentanahan

Pentanahan peralatan bertujuan untuk meratakan potensial pada semua

bagian-bagian peralatan yang pada kondisi normal tidak dialiri arus, sehingga tidak terjadi

perbedaan potensial yang besar. Pentanahan peralatan berfungsi untuk melindungi

peralatan terhadap gangguan petir dan hubung singkat juga tidak membahayakan

manusia bila menyentuh peralatan tersebut. Caranya yaitu dengan menghubungkan

bagian peralatan tersebut ke tanah dengan menggunakan logam seperti baja, besi,

dan tembaga. Dengan demikian pelat tersebut harus ditanam hingga mendapatkan

tahanan terhadap tanah sekitar yang sekecil-kecilnya.

(37)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

37

Nilai tahanan pentanahan di Gardu Induk bervariasi, tergantung dari besarnya nilai

tahanan tanah yang ditentukan oleh kondisi tanah, misalnya tanah kering, cadas,

kapur, dan sebagainya. Semakin kecil nilai pentanahannya maka semakin baik.

Menurut IEEE std 80-2000 tentang Guide for Safety in AC Substation Grounding

besarnya nilai tahanan pentanahan untuk switchgear adalah

1 ohm. Untuk mengukur

tahanan pentanahan digunakan alat ukur tahanan pentanahan (earth resistance tester)

seperti diperlihatkan pada Gambar 2.1. Pengukuran tahanan pentanahan ini bertujuan

untuk menentukan tahanan antara besi atau plat tembaga sebagai elektro yang

ditanam dalam tanah terhadap peralatan atau kompartemen GIS/GIL.

Gambar 2.1 Pengukuran Tahanan Pentanahan

2.2.2

Pengukuran Suhu

Pengukuran suhu dilakukan tanpa kontak langsung dengan menggunakan peralatan

thermovisi bertujuan untuk memantau kondisi peralatan GIS/GIL saat berbeban

sehingga diketahui pola temperatur pada peralatan tersebut. Obyek yang diukur adalah

kompartemen, bushing dan sambungan antar kompartemen. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan suhu antara masing-masing kompartemen dan

sambungan-sambungannya.

(38)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

38

2.2.3

Pengujian Kualitas Gas SF6

Sampai dengan saat ini, kualitas gas SF

6

yang dapat terukur oleh alat pengukuran dan

pengujian yang tersedia antara lain untuk purity, dew point (moisture content), dan

decomposition product.

2.2.4

Purity

Purity (kemurnian) menyatakan dengan prosentase jumlah gas SF

6

murni dalam suatu

kompartemen GIS/GIL. Semakin tinggi persentase ini maka semakin sedikit zat lain

dalam isolasi gas SF

6

. Untuk metode pengujian purity seperti diperlihatkan pada

Gambar 2.3.

2.2.5

Dew Point

Dew point (titik embun) menunjukkan titik dimana gas SF

6

berubah menjadi cair. Hal ini

terkait dengan tingkat kelembaban gas SF

6

, yaitu berapa banyak partikel air yang

terkandung dalam isolasi gas SF

6

. Semakin tinggi nilai dew point maka dapat

menurunkan nilai isolasi gas SF

6

karena kontaminasi kelembaban air (CIGRE 15/23-1

Diagnostic Methods for GIS Insulating System, 1992). Sedangkan untuk metode

pengujian dew point seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Pengujian Purity dan Dew Point SF6

2.2.6

Decomposition Product

Decomposition product (produk hasil dekomposisi) terjadi karena ketidaksempurnaan

pembentukan kembali gas SF

6

. Hal ini dapat terjadi karena adanya pemanasan

berlebih, percikan listrik, dan busur daya (IEEE Std C37.122.1-1993 IEEE Guide for

Gas-Insulated Substations). Jika decomposition product ini terjadi dalam jumlah yang

besar, maka kekuatan dielektrik dari isolasi gas SF

6

akan mengalami penurunan.

(39)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

39

Gambar 2.4 Pengujian Decomposition Product SF6

2.2.7

Pengukuran Partial Discharge

Partial discharge adalah peluahan sebagian secara elektrik pada media isolasi yang

terdapat diantara dua elektroda berbeda tegangan, dimana peluahan tersebut tidak

sampai menghubungkan kedua elektroda secara sempurna. Peristiwa seperti ini dapat

terjadi pada bahan isolasi padat. Sedangkan pada bahan isolasi gas, partial discharge

terjadi di sekitar elektroda yang runcing. Partial discharge di sekitar elektroda dalam

gas biasanya disebut korona. Adanya aktifitas partial discharge di dalam kompartemen

menandakan adanya defect dalam kompartemen. Sumber partial discharge tersebut

dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: partikel bebas, partikel bebas yang

menempel pada permukaan, tonjolan atau ketidakrataan permukaan (protrusion),

elektroda yang mengambang (floating electrode) dan gelembung udara (void).

Diharapkan dengan memonitor aktifitas partial discharge secara kontinyu dapat

diketahui kerusakan isolasi secara dini sehingga tidak sampai merusak sistem atau

peralatan secara keseluruhan. Metode pengukuran partial discharge seperti

diperlihatkan pada Gambar 2.5.

(40)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

40

2.3

Shutdown Testing/Measurement

Shutdown testing/measurement merupakan merupakan pemeliharaan yang dilakukan

dengan periode waktu tertentu dan termasuk pemeriksaan dalam keadaaan tidak

bertegangan. Shutdown testing/measurement dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja

dari peralatan dalam keadaan tidak bertegangan, antara lain terdiri dari: pengujian

tahanan kontak, pengujian keserempakan, pengukuran tahanan isolasi. Shutdown

testing/measurement untuk GIS dan GIL seperti diperlihatkan pada Tabel 2.5 dan

Tabel 2.6.

Tabel 2.5 Shutdown Testing/Measurement GIS

1 Pengukuran tahanan Isolasi O O OFF - Megger

2 Pengujian tahanan kontak O O OFF - Micro Ohm Meter

3 Pengujian keserempakan O O OFF PMT Breaker Analyzer

4 Pengujian tahanan coil O O OFF PMT Adjustable Injeksi DC

5 Kalibrasi manometer dan meter

hidrolik O O OFF

-Kalibrator dan Hand pump pressure gauge 6 Pengecekan dan pelumasan gear O O OFF PMS dan

PMS tanah Kuas dan Grease 7 Pemeriksaan blocking sistem

penggerak O O OFF PMT Electrical Tool Kit

8 Pemeriksaan/penggantian

auxilary contact O O O OFF

PMT, PMS, dan PMS

tanah

Electrical Tool Kit

9 Pemeriksaan sistem interlock

mekanik dan elektrik O O OFF - Tool Kit

K o n d is i P er al at an

Keterangan Peralatan Kerja

P re v en ti v e P re d ic ti v e C o rr ec ti v e D et ec ti v e H ar ia n No Kegiatan Jenis

Pemeliharaan Periode Pemeliharaan

T ah u n an 5 T ah u n an 1 0 T ah u n an B il a d ip er lu k an M in g g u an B u la n an T ri w u la n S em es te r

Tabel 2.6 Shutdown Testing/Measurement GIL

1 Pengukuran tahanan Isolasi O O OFF - Megger

2 Pengujian tahanan kontak

konduktor dalam kompartemen O O OFF - Micro Ohm Meter

3 Kalibrasi Manometer, dan meter

hidrolik O O OFF

-Kalibrator dan Hand pump pressure gauge

K o n d is i P er al at an

Keterangan Peralatan Kerja

P re v en ti v e P re d ic ti v e C o rr ec ti v e D et ec ti v e H ar ia n No Kegiatan Jenis

Pemeliharaan Periode Pemeliharaan

T ah u n an 5 T ah u n an 1 0 T ah u n an B il a d ip er lu k an M in g g u an B u la n an T ri w u la n S em es te r

2.3.1

Pengukuran Tahanan Kontak

Pengukuran tahanan kontak bertujuan untuk mengetahui kondisi titik sambungan dan

untuk memperoleh nilai tahanan kontak pada rangkaian tenaga listrik seperti

diperlihatkan pada Gambar 2.6. Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari

beberapa jenis konduktor bertemu secara pisik sehingga arus listrik dapat disalurkan

tanpa hambatan yang berarti. Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu

(41)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

41

hambatan (resistance) terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan

menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya

tinggi. Nilai tahanan kontak yang normal disesuaikan dengan petunjuk dari pabrikan

untuk PMT seperti std GE

100-350

µΩ

, std ASEA

45

µΩ

, std MG

35

µΩ

atau

dengan mengambil data awal dari komisioning dan juga statistik data hasil

pemeliharaan tahanan kontak.

Gambar 2.6 Pengukuran Tahanan Kontak

2.3.2

Pengukuran Kecepatan dan Keserempakan Kontak

Tujuan dilakukan pengujian kecepatan dan keserempakan PMT adalah untuk

mengetahui waktu kerja PMT secara individu serta keserempakan PMT pada saat

menutup ataupun membuka sehingga dapat memastikan kesiapan PMT untuk

memutuskan/memasukkan arus seperti diperlihatkan pada Gambar 2.7. Metode

pengujian yang dilakukan adalah PMT Open to Close dan PMT Close to Open.

PMS Ground Pengapit Atas (57MB) CT Bus PMT (52) PMS Ground Pengapit Bawah (57ML) CT Line PMS Ground Pengapit Atas (57MB) CT Bus PMT (52) PMS Ground Pengapit Bawah (57ML) CT Line PMS Ground Pengapit Atas (57MB) CT Bus PMT (52) PMS Ground Pengapit Bawah (57ML) CT Line Trigger Close PMT Trigger Open PMT

Phasa R Phasa S Phasa T

Alat Ukur Keserempakan Kontak

ALAT UJI

KESEREMPAKAN

(42)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

42

2.3.3

Pengukuran Tahanan Coil PMT

Pengukuran tahanan coil dari PMT adalah untuk mengetahui nilai tahanan opening

dan closing coil PMT apakah masih sesuai standar. dan dapat berfungsi dengan baik.

Standar yang digunakan yaitu ± 10% dari nameplate dan pengukuran rutin.

Pengukuran tahanan coil ini biasanya dilakukan bersamaan dengan uji kecepatan dan

keserempakan kerja PMT.

Gambar 2.8 Pengukuran Tahanan Coil

2.3.4

Pengukuran Tahanan Isolasi

Pengukuran tahanan isolasi dimaksudkan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi

dan memperoleh nilai/besaran tahanan isolasi suatu peralatan. Pengukuran biasanya

dilakukan menggunakan insulation tester (megger) dengan catu daya yang

menggunakan baterai karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil.

Nilai tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria tingkat kelembaban suatu peralatan

dan mengetahui apakah ada bagian-bagian yang terhubung singkat.

2.3.4.1 Pengukuran Tahanan Isolasi pada kompartemen GIS

Sedangkan metode pengukuran tahanan isolasi yang digunakan untuk peralatan GIS

terdiri atas tiga metode, yaitu Metode Atas-Pentanahan, Metode Bawah-Pentanahan,

dan Metode Atas-Bawah seperti pada Gambar 2.9, Gambar 2.10 dan Gambar 2.11.

(43)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

43

Gambar 2.9 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Atas-Pentanahan

Gambar 2.10 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Bawah-Pentanahan

Gambar 2.11 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Atas-Bawah

2.3.4.2 Pengukuran Tahanan Isolasi pada Sekunder CT dan CVT/VT

Untuk metode pengukuran tahanan isolasi yang digunakan untuk peralatan sekunder

CT dan CVT/VT terdiri atas 2 metode, yaitu Metode Sekunder-Pentanahan dan Metode

antar Core Sekunder.

Gambar

Gambar  1.3  memperlihatkan  karakteristik  dielektrik  SF 6   dalam  medan  listrik  tidak  homogen  pada  rentang  tekanan  0-6  atm  absolut
Gambar 1.4: Titik Kritis cair ke gas untuk SF6 dan batas dew point.
Tabel 1.2 Kualitas SF 6  sebagai media isolasi GIS  (3) Parameter Kimiawi  Nilai  Besaran
Gambar 1.6: Kompartemen Pemutus Tenaga (model busbar 1 enclosure – 1 phase)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya nilai koefisien regresi bagi variabel Iklim Sekolah (X2) adalah sebesar -0,247 juga bernilai negatif, sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan yang

Data persepsi dan preferensi pengguna Jalan Gajah Mada yang diperoleh pada kuesioner meliputi fasilitas yang ingin dibenahi, elemen lanskap yang ingin ditambahkan,

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini yaitu untuk menyusun kronologi perkembangan lingkungan fisik kawasan Pecinan Pasar Gede dalam

Lingkungan Pengendapan dan Kualitas Batubara di Pit J, Daerah Pinang, Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur” yang membahas mengenai hubungan

yang bekerja berdasarkan input analog arus dan tegangan (informasi kondisi sistem tenaga listrik), input peralatan primer (status PMT) atau input peralatan sisi

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan oleh ahlinya dalam bidang auditing, maka pengertian auditing adalah suatu proses sistematis dan kritis yang dilakukan

Dengan adanya sistem informasi kredit barang di Koperasi Karyawan PINDAD Bandung, proses pendataan kredit barang menjadi lebih efektif dan efisien, yang kemudian

• Jika ada fragmen yang salah diamplifikasi, maka kemungkinan bagian tersebut diamplifikasi untuk kedua kalinya oleh primer yang kedua  sangat spesifik dalam