Direktorat Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3
DAMPAK MERKURI PADA
KESEHATAN MANUSIA DI SEKTOR
PERTAMBANGAN EMAS SKALA KECIL
Status Merkuri pada Pertambangan Emas Skala Kecil
di Indonesia
Buku 3: Dampak Merkuri pada Kesehatan Manusia di Sektor Pertambangan Emas Skala Kecil
Pengarah: Yun Insiani
Ketua: Grace Juanita Romauli Siregar Anggota:
1. Ria Rosmayani Damopolii 2. Geanita Nurfika
Editor:
1. Baiq Dewi Krisnayanti 2. Anton Sri Probiyantono
Dipublikasikan oleh Global Opportunities for Long-term Development of Artisanal and Small Scale Gold Mining (ASGM) Sector: Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s ASGM Project (GOLD-ISMIA).
GOLD-ISMIA didanai oleh Global Environmental Facility (GEF) dan merupakan bagian dari Planet GOLD Indonesia dan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia. UNDP Indonesia, Menara Thamrin 8th Floor, Jl. M.H Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat
Website : www.goldismia.org Facebook : goldismia.id Instagram : goldismia.id Twitter : goldismia.id YouTube : GOLD-ISMIA Jakarta, 12 November 2020
DAFTAR ISI
PRAKATA ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GRAFIK ... v
DAFTAR ISTILAH ... vii
MERKURI DAN KESEHATAN MANUSIA ... 1
PEMERIKSAAN KESEHATAN AKIBAT MERKURI ... 4
Human Biomonitoring (HBM) ... 4
Pemeriksaan fungsi paru-paru ... 5
Pemeriksaan kesehatan umum ... 6
PENGUKURAN SAMPEL KESEHATAN TERDAMPAK MERKURI ... 8
Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada rambut ... 10
Pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel darah ... 14
Pengukuran kadar merkuri pada sampel urin ... 16
DAFTAR PUSTAKA ... 19
PRAKATA
Permasalahan lingkungan dan kesehatan yang disebabkan oleh penggunaan Merkuri telah menjadi perhatian dunia. Salah satu sektor yang menjadi perhatian adalah sektor Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) yang disinyalir menjadi salah satu contributor utama lepasan dan emisi Merkuri ke media lingkungan. Oleh karenanya sebagai upaya pengelolaan Merkuri, Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Minamata pada tahun 2017 melalui pengesahan UU 11/2017. Pasca ratifikasi, berbagai program dan kegiatan telah dikembangkan dan dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya pengelolaan Merkuri di Indonesia, diantaranya pengembangan kebijakan penghapusan Merkuri, penerapan teknologi pengolahan emas yang ramah lingkungan, serta pengendalian dampak lingkungan dan dampak kesehatan Merkuri.
Sebagai upaya pendokumentasian jejak langkah pengelolaan Merkuri dan pemublikasian data Merkuri Indonesia, khususnya di sektor PESK di Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selaku National Focal Point Konvensi Minamata dengan dukungan UNDP Indonesia melalui proyek GOLD-ISMIA, menerbitkan SERI BUKU SAKU Status Merkuri Pada Sektor Pertambangan Emas Skala Kecil di Indonesia tahun 2020.
Seri BUKU SAKU ini terdiri atas 4 (empat) buah buku yang saling berkaitan satu sama lain. Keempat buku tersebut antara lain BUKU 1: Kebijakan Pengurangan dan Penghapusan Merkuri di Indonesia, BUKU 2: Penggunaan dan sebaran Merkuri di PESK serta Dampaknya Terhadap Lingkungan, BUKU 3: Dampak Merkuri pada Kesehatan Manusia di sektor PESK, dan BUKU 4: Teknologi Pengolahan Emas pada PESK di Indonesia. BUKU 3 berisi data dan informasi tentang dampak Merkuri terhadap kesehatan manusia, dan hasil pengukuran konsentrasi Merkuri pada tubuh manusia di beberapa lokasi di Indonesia. Harapan kami, semoga penerbitan seri BUKU SAKU Status Merkuri Pada Sektor Pertambangan Emas Skala Kecil di Indonesia tahun 2020 ini dapat menambah wawasan para pembaca mengenai isu Merkuri dan penggunaannya di PESK.
Yun Insiani
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Cara Uji dengan Spirometri ... 6
Tabel 2. Hasil Interpretasi Uji Fungsi Paru-Paru menggunakan Sprirometri ... 6
Tabel 3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Merkuri pada Rambut ... 10
Tabel 4. Hasil Pengukuran Konsentrasi Merkuri pada Kuku ... 12
Tabel 5. Hasil Pengukuran Konsentrasi Hg pada Darah ... 14
Tabel 6. Hasil Pengukuran Konsentrasi Hg pada Urin ... 16
Tabel 7. Hasil Pengukuran Konsentrasi Hg pada Urin ... 18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kondisi anak-anak dan ibu di dekat lokasi PESK di Sekotong, Lombok. ... 1Gambar 2. Kondisi anak-anak, ibu dan penambang di dekat lokasi PESK di Cisitu, Banten ... 2
Gambar 3. Gangguan saraf akibat merkuri ... 2
Gambar 4. Kondisi anak dan penambang di dekat lokasi PESK di Bombana, Sulawesi Tenggara ... 3
Gambar 5. Cara mencegah dampak kesehatan akibat merkuri . ... 3
DAFTAR ISTILAH
Human biomonitoring adalah cara ilmiah untuk mengukur paparan manusia
dengan alam maupun bahan kimia berdasarkan sampling dan analisis terhadap jaringan individu dan cairan.
Tes anamnesa adalah suatu tehnik pemeriksaan paling awal dalam pelayanan
kedokteran yang dilakukan lewat percakapan atau wawancara antara dokter/tenaga kesehatan lainnya dengan pasien baik secara langsung atau melalui orang lain yang paling mengetahui tentang kondisi kesehatan pasien.
Tes ataksia adalah tes untuk mengetahui adanya gangguan saraf atau neurologis
yang berpengaruh pada koordinasi, keseimbangan, dan cara bicara.
Tes tremor adalah tes untuk mengetahui adanya getaran karena kontraksi otot
yang berulang dan tidak terkendali yang dapat terjadi pada tangan, lengan, kelopak mata, dan bagian tubuh lainnya.
Tes dysdiadochokinesia adalah tes untuk mengetahui adanya gangguan koordinasi
gerakan.
Tes neuropsikologi adalah tes untuk mengetahui adanya gangguan kapasitas otak
terkait memori jangka panjang dan jangka pendek, penalaran abstrak, perhatian, konsentrasi, fungsi eksekutif, kemampuan motorik dan faktor-faktor psikologis dan kognitif lainnya.
Pemeriksaan spirometri adalah pemeriksaan standar yang dilakukan untuk menilai
fungsi paru-paru. Tes ini dapat membantu dokter dalam mendiagnosis dan memantau kondisi paru-paru pasien. Prosedur spirometri akan mengukur jumlah udara yang dapat dihirup serta dikeluarkan dalam satu tarikan napas
Pemeriksaan tanda vital adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui tanda vital seseorang dengan tujuan untuk mendeteksi gangguan, kelainan, atau perubahan pada fungsi organ tubuh.
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah
yang bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset, dengan sistem non-invasive
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Jumlah Responden Sampel Kesehatan ... 8
Grafik 2. Komposisi Responden Berdasarkan Usia ... 9
Grafik 3. Komposisi Responden Berdasarkan Gender ... 9
Grafik 4. Hasil Uji Sampel Rambut ... 11
Grafik 5. Perbandingan Hasil Sampel Rambut ... 12
Grafik 6. Hasil Uji Sampel Kuku ... 13
Grafik 7. Perbandingan Hasil Sampel Kuku ... 14
Grafik 8. Hasil Uji Sampel Darah ... 15
Grafik 9. Perbandingan Hasil Sampel Darah ... 16
Grafik 10. Hasil Uji Sampel Urin ... 17
MERKURI DAN KESEHATAN MANUSIA
Merkuri terpapar langsung ke manusia dalam bentuk uap merkuri (HgO) dan secara tidak langsung melalui ion merkuri anorganik (Hg3+) yang terbentuk dari oksidasi uap merkuri di lingkungan atau melalui metal merkuri (MeHg+). Uap merkuri diserap oleh tubuh melalui paru-paru sedangkan metal merkuri diserap tubuh melalui organ pencernaan dan ditransportasikan melalui darah menuju otak.
Gambar 1. Kondisi anak-anak dan ibu di
dekat lokasi PESK di Sekotong, Lombok. Sumber: Medicuss
Dampak kesehatan akibat merkuri dianggap akut apabila penderita terpapar merkuri dalam jangka waktu yang lama dan dalam kadar yang rendah. Korban menderita pajanan merkuri kronis apabila terpapar merkuri dalam jangka waktu yang pendek, namun dalam kadar yang tinggi.
Penggunaan merkuri di PESK berdampak pada kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah PESK. Merkuri yang masuk ke dalam tubuh melalui udara, makanan, dan kontak langsung dapat menyebabkan berbagai penyakit terkait saraf, gangguan pada janin dan anak, gangguan saluran cerna dan ginjal, serta gangguan pernafasan dan kardiovaskular. Gambar berikut adalah beberapa contoh korban yang diduga terdampak merkuri di beberapa lokasi PESK di Indonesia:
Penyakit yang disebabkan oleh paparan merkuri anorganik antar lain adalah: - Iritasi kulit
- Iritasi mata serta membrane mucus - Gangguan syaraf sensorik (parastesia,
kebas, sulit menggeraklan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun)
- Gangguan syaraf motoric (koordinasi otot, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor, Gerakan lambat dan sulit bicara
- Gangguan mental, sakit kepala dan hipersalivasi
Sistole adalah tekanan ketika jantung mempompa darah.
Diastole adalah tekanan pada jantung saat periode istirahat di antara detak
jantung. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki tekanan darah 110/70 mmHg artinya tekanan darah sistole nya adalah 110 mmHg dan tekanan darah diastole nya 70 mmHg.
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis yang
secara signifikan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung, otak, dan termasuk ginjal.
Pengukuran nadi radialis adalah pengukuran denyut jantung atau denyut nadi,
yang dapat dilakukan secara manual melalui lokasi tubuh yang dilewati oleh arteri radialis pada bagian ventral pergelangan tangan dengan memakai stopwatch dalam penghitungan waktunya dengan menggunakan waktu selama 10, 15, 30 atau pun 60 detik.
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
diperlukan dalam kegiatan.
Glasgow Coma Scale adalah skala yang dipakai untuk mengetahui tingkat
kesadaran seseorang.
Pemeriksaan neurologis adalah pemeriksaan kesadaran, rangsang selaput otak,
saraf otak, sistem motorik, sistem sensorik refleks dan pemeriksaan mental (fungsi luhur).
Kemampuan sensorik adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan indera
yang ada pada tubuhnya.
Pemeriksaan sistem motorik adalah pemeriksaan dan penilaian terhadap sikap
badan/postur, bentuk dan ukuran otot, gerakan abnormal yang tidak terkendali, tonus otot, gerakan ekstremitas, dan kekuatan otot. Pemeriksaan ini dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, maupun berbaring.
terbakar dan nyeri di dada. Sedangkan pada kardiovaskular, gangguan kesehatan meliputi peningkatan tekanan darah dan tekanan jantung secara tiba-tiba.
Gambar 4. Kondisi anak dan penambang di dekat lokasi PESK di Bombana,
Sulawesi Tenggara. Sumber: Medicuss
Untuk mencegah dampak kesehatan yang disebabkan oleh merkuri, hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Cara mencegah dampak kesehatan akibat merkuri.
Sumber: YTS
Gambar 2. Kondisi anak-anak, ibu dan penambang di dekat lokasi
PESK di Cisitu, Banten. Sumber: Medicuss
Dampak pada saraf akibat merkuri dapat dilihat pada ilustrasi berikut:
Gambar 3. Gangguan saraf akibat merkuri. Sumber: dr. Fery Iriawan
Pada janin dalam kandungan, merkuri menyebabkan cacat mental, kebutaan, ukuran kepala lebih besar, dan meningkatkan angka kematian atau keguguran. Merkuri juga menyebabkan gangguan saluran cerna dan ginjal yang menyebabkan gusi kebiruan dan luka pada mulut, mual dan air liur berlebih, nyeri perut dan diare, serta gangguan pada saat buang air kecil dan menurunkan kesadaran.
Selain itu, dalam jangka pendek dengan tingkat pajanan kadar yang tinggi, merkuri juga menyebabkan gangguan pernafasan dan kardiovaskular akut. Pada pernafasan, gangguan ini menyebabkan batuk, kesulitan bernafas, sesak dada atau
responden mengalami tremor. • Tes Dysdiadochokinesia
Dalam tes ini responden diminta berdiri dengan kedua lengan diangkat dan ditekuk setinggi/sejajar telinga kemudian diminta untuk memutar kedua tangannya pada pergelangan tangan. Lakukan berulang dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup.
• Tes Neuropsikologi
Tes neuropsikologi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, Dalam tes ini disiapkan kotak korek api kosong di atas meja dengan 10 batang korek api di kiri dan kanan kotak masing-masing sejauh 15 cm. Responden diminta memasukkan batang korek api bergantian kiri dan kanan ke dalam kotak korek api. Responden yang sehat akan mampu menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 17 detik. Tahap kedua, responden diminta untuk membuat sebanyak mungkin titik secara acak di kertas menggunakan pensil atau pulpen. Responden yang sehat akan mampu membuat >45 titik dalam 10 detik.
Setelah pemeriksaan selesai, semua skor hasil test dijumlahkan dan didapatkan total skor medis. Selanjutnya dilakukan pengkategorian konsentrasi merkuri di urin dan rambut yang dibandingkan dengan baku mutu masing-masing.
Pemeriksaan fungsi paru-paru
Pemeriksaan dan pengukuran fungsi paru-paru dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut spirometer. Proses pemeriksaan ini hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Tes akan menunjukkan kondisi paru-paru, termasuk seberapa banyak udara yang dapat dihirup atau dikeluarkan.
Gambar 6. Responden sedang melakukan pemeriksaan
fungsi paru-paru.
PEMERIKSAAN KESEHATAN AKIBAT MERKURI
Pemeriksaan terhadap pesien yang terdampak merkuri dapat dilakukan melalui metode Human Biomonitoring (HBM), uji fungsi paru-paru dengan spirometry dan pemeriksaan kesehatan umum.
Human Biomonitoring (HBM)
Human Biomonitoring (HBM) merupakan pengukuran biomarker pada manusia (O’ Reilly et al, 2010). HBM mengukur kadar konsentrasi dari suatu zat atau senyawa kimia yang dihasilkan dari paparan bahan kimia terhadap manusia. HBM digunakan sebagai alat untuk mengukur efek kronis paparan merkuri pada manusia. Beberapa tes dilakukan untuk menguji HBM pada responden antara lain:
• Tes Anamnesa
Dalam tes anamnesa responden ditanya mengenai kondisi kesehatan secara umum yang berkaitan dengan keluhan akibat paparan merkuri. Pertanyaan dapat berupa apakah sering mengeluarkan liur, serta beberapa pertanyaan lainnya terkait kebiasaan merokok, pekerjaan, kegiatan dan situasi rumah tinggal responden. Setelah responden ditanya selanjutnya responden diperiksa langit-langit mulut, pipi dalam, menggunakan tambal gigi amalgam atau tidak, serta warna gusinya diperiksa apakah tampak abu-abu kebiruan atau merah muda.
• Tes Ataksia
Tes ataksia dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama responden diminta untuk berjalan di atas lantai dengan garis lurus dengan mata terbuka dilanjutkan dengan mata tertutup. Tahap kedua, responden berdiri dengan lengan terbuka sekitar 45 derajat dari samping tubuh. Gerakan menyapu dilakukan dengan mengayunkan lengan sehingga ujung jari hampir menyentuh ujung hidung dengan mata terbuka, lalu setelah lancar lakukan dengan mata tertutup. • Tes Tremor
Dalam tes ini, responden berdiri dan menjulurkan kedua lengannya ke depan dengan posisi telapak tangan terbuka, lalu letakan selembar kertas. Gerakan diulangi dengan posisi telapak tangan telungkup. Jika bergetar berarti
- Laju nadi diukur secara manual dengan menghitung jumlah denyutan nadi radialis pada pergelangan tangan dengan menggunakan stopwatch selama 1 menit,
- Laju pernafasan diukur secara manual dengan menghitung pola dan frekuensi nafas dalam 1 menit.
• Kesadaran dan Kondisi Fisik Umum
Tingkat kesadaran diukur secara umum dengan menggunakan Glasgow Comma
Scale. Kondisi kesehatan umum dilakukan pemeriksaan pada seluruh tubuh
(head to toe examination) sesuai (Bickley, 2017). Pemeriksa memperhatikan bagian-bagian tubuh berikut untuk memeriksa adanya kelainan pada: area kepala, area dada, area abdomen, dan aea ekstremitas.
• Pemeriksaan Neurologis.
Pemeriksaan neurologis dilakukan untuk mengidentifikasi kemampuan sensoris tekanan ringan dan tajam serta kekuatan motoris pada ekstremitas.
Tabel 1. Cara Uji dengan Spirometri Cara Uji Kapasitas Vital Paksa (FVC)
dengan Spirometri Cara Uji Kapasitas Vital (VC) dengan Spirometri
• Dipilih mode FVC
• Mouthpiece dipasangkan ke mulut responden, dipastikan bibir melingkupi sekeliling mouthpiece hingga tidak ada udara yang bocor.
• Responden menarik nafas semaksimal mungkin dengan cepat, kemudian membuang nafas dengan sekuat tenaga.
• Dipilih mode VC
• Mouthpiece dipasangkan ke mulut responden, dipastikan bibir melingkupi sekeliling mouthpiece hingga tidak ada udara yang bocor.
• Responden menghirup udara sebanyak mungkin, kemudian membuang udara sebanyak mungkin.
Tabel 2. Hasil Interpretasi Uji Fungsi Paru-Paru menggunakan Sprirometri Fisiologi Paru Normal Gangguan Fisiologi Paru Restriksi Gangguan Fisiologi Paru Obstruksi
• VC dan FVC >80% dari nilai prediksi • FEV1 >80% dari nilai
prediksi • Rasio FEV1/FVC
>70%
• VC atau FVC <80% dari nilai prediksi
• Restriksi ringan jika VC atau FVC 60% - 80% • Restriksi sedang jika VC
atau FVC 30% - 59% • Restriksi berat jika VC
atau FVC <30%
• FEV1 <80% dari nilai prediksi
• Rasio FEV1/FVC <70% • Obstruksi ringan jika rasio
FEV1/FVC 60% - 80% • Obstruksi sedang jika rasio
FEV1/FVC 30% - 59% • Obstruksi berat jika rasio
FEV1/FVC <30%
Pemeriksaan kesehatan umum
Pemeriksaan kesehatan umum dilakukan melalui tahapan berikut: • Anamnesa
Setiap responden ditanyakan mengenai keluhan kesehatan terakhir dan riwayat penyakit, baik yang diderita diri sendiri maupun keluarga (penyakit keturunan). • Pemeriksaan Tanda Vital
- Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer pegas. Interpretasi hasil dilakukan sesuai panduan JNC 7, dimana tekanan darah normal bila systole < 120 mmHg atau diastole < 80 mmHg. Subyek digolongkan hipertensi bila systole >130 dan diastole >80. Angka diantaranya normal dan hipertensi digolongkan pre hipertensi,
Komposisi responden berdasarkan usia dapat dibedakan atas 2, yaitu dewasa sebanyak 339 orang atau 60 % dan anak/remaja sebanyak 223 orang atau 40 %.
Grafik 2. Komposisi Responden Berdasarkan Usia
Jumlah responden berdasarkan gender terdiri dari laki-laki sebanyak 324 orang atau 58 % dan perempuan sebanyak 238 orang atau 42 %.
Grafik 3. Komposisi Responden Berdasarkan Gender
Hasil pengujian sampel kesehatan menunjukkan bahwa konsentrasi merkuri tertinggi ditemukan pada sampel rambut dari responden yang berasal dari Desa Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat sebesar 1003 ug/g, jauh melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) 2ug/g. Sedangkan kadar merkuri terendah ditemukan pada sampel kuku dari responden yang berasal dari Desa Koto Nan IV Dibawah, Kecamatan IX Koto, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat, dimana tidak ditemukan adanya konsentrasi merkuri pada sampel kukunya.
40% 60%
Komposisi Responden Berdasarkan Usia
Anak/Remaja (223) Dewasa (339)
58% 42%
Komposisi Responden Berdasarkan Gender
Laki-laki (324) Perempuan (238)
PENGUKURAN SAMPEL KESEHATAN
TERDAMPAK MERKURI
Pada tahun 2018, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerjasama dengan Institut Teknik Bandung (ITB) dan Universitas Brawijaya (UB), telah melakukan pengambilan sampel dan pengujian konsentrasi merkuri pada sampel kesehatan berupa rambut, kuku, darah, dan urin dari 562 responden masyarakat penambang yang berada di lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK), di wilayah Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Merangin, Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Wonogiri.
Pengambilan sampel kesehatan dilakukan terhadap 562 responden yang berada di 7 lokasi PESK, terdiri dari penambang laki-laki, perempuan dan anak/remaja.
Grafik 1. Jumlah Responden Sampel Kesehatan
70 50 51 111 73 101 106 1 2 3 4 5 6 7 Ju m la h R es po nd en
Jumlah Responden Sampel Kesehatan
1 = Kabupaten Lombok Barat 2 = Kabupaten Bolaang Mongondow 3 = Kabupaten Minahasa Utara 4 = Kabupaten Dharmasraya
5 = Kabupaten Merangin
6 = Kabupaten Kotawaringin Barat 7 = Kabupaten Wonogiri.
No Lokasi PESK Jumlah Sampel Rambut Konsentrasi Hg pada Rambut Hasil Pengukuran
4 Desa Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kab. Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat
26 23 sampel melebihi NAB merkuri di rambut > 2ug/g. Hasil uji: 0,1 s.d 1003 ug/g. 5 Desa Koto Nan IV Dibauwah,
Kecamatan IX Koto, Kabupaten Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat
34 17 sampel melebihi NAB merkuri di rambut > 2ug/g. Hasil uji: 0,5 s.d 55,97 ug/g. 6 Kecamatan Sungai Manau,
Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi
13 1 sampel melebihi NAB merkuri di rambut > 2ug/g.
Hasil uji: 0,16 s.d 9,67 ug/g. 7 Kelurahan Pangkut,
Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Proponsi Kalimantan Tengah
49 28 sampel melebihi NAB merkuri di rambut > 2ug/g. Hasil uji: 0,73 s.d 9,56 ug/g. 8 Desa Jendi, Kecamatan
Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah
58 18 sampel melebihi NAB merkuri di rambut > 2ug/g. Hasil uji: 0,41 s.d 16,73 ug/g.
Hasil uji laboratorium terhadap sampel rambut menunjukkan bahwa konsentrasi merkuri tertinggi ditemukan pada sampel rambut dari responden yang berasal dari Desa Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kab. Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat, dengan konsentrasi Hg sebesar 1003 ug/g, melebihi NAB rambut 2 ug/g.
Grafik 4. Hasil Uji Sampel Rambut 83.72 57.57 27.16 1003 55.97 9.56 16.73 0 200 400 600 800 1000 1200 LOMBOK BARAT BOLAANG MONGONDOW TIMUR MINAHASA UTARA DHARMASRAYA MERANGIN KOTAWARINGIN BARAT WONOGIRI
Konsentrasi Hg pada Rambut (ug/g) Konsentrasi Hg Tertinggi pada Rambut
Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada rambut
Pengambilan sampel rambut mengikuti standar WHO pada kelompok kasus dan control dengan pengawetan HNO3 pada suhu 40 C. Ekstraksi sampel mengacu pada
Mercury Analysis Manual (Ministry of the Enviroment Japan, 2004) dengan
menggunakan HNO3, HClO3 dan H2SO4. Perhitungan konsentrasi merkuri berdasarkan pada SNI 7387:2009 melalui Metode ICP-MS dan dimasukan ke persamaan kadar. Baku mutu yang digunakan adalah standar WHO sebesar 2 µg/g untuk rambut.
Total sampel rambut yang diukur sebanyak 280 sampel, dengan hasil sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Merkuri pada Rambut
No Lokasi PESK Jumlah Sampel Rambut Konsentrasi Hg pada Rambut Hasil Pengukuran
1 Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
37 20 sampel melebihi NAB merkuri di rambut >2ug/g. Hasil uji: 0,21 s.d 83,72. 2 Desa Tobongan, Kecamatan
Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Propinsi Sulawesi Utara.
51 50 sampel melebihi NAB merkuri di rambut > 2ug/g. Hasil uji: 0,97 s.d 57,57 ug/g 3 Desa Tatelu, Kecamatan
Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Propinsi Sulawesi Utara
38 38 sampel melebihi NAB merkuri di rambut > 2ug/g. Hasil uji: 1,59 s.d 27,16 ug/g.
Pengambilan
Sampel Ekstraksi Baku Mutu
• Standar WHO • Pada kelompok
kasus dan kontrol • Pengawetan HNO3 dan 40C • Berdsarkan Mercury Analysis Manual (Ministry of the Enviroment Japan, 2004) • Menggunakan HNO3, HClO3 dan H2SO4 • Merkuri diukur di SKYPACIFIC Indonesia, Bogor • SNI 7387:2009 • Metode ICP-MS • Dimasukan ke persamaan kadar Penghitungan 1,6 µg/g untuk kuku dan 2 µg/g untuk rambut dari WHO
No Lokasi Sampel Kuku Jumlah Hasil Pengukuran Paparan Hg pada Kuku
5 Desa Koto Nan IV Dibauwah, Kecamatan IX Koto, Kabupaten Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat
34 9 sampel melebihi NAB merkuri di rambut >1,6ug/g. Hasil uji: 0,12 s.d 16.94 µg/g. 6 Kecamatan Sungai Manau,
Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi
13 9 sampel melebihi NAB merkuri di kuku > 1,6ug/g. Hasil uji: 0,82 s.d 11,36 ug/g 7 Kelurahan Pangkut, Kecamatan
Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Proponsi Kalimantan Tengah
49 16 sampel melebihi NAB merkuri di kuku > 1,6ug/g. Hasil uji: 0,07 s.d 58,47 ug/g. 8 Desa Jendi, Kecamatan
Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah
58 44 sampel melebihi NAB merkuri di kuku > 1,6ug/g. Hasil uji: 1,1 s.d 30,93 ug/g.
Hasil uji laboratorium terhadap sampel kuku menunjukkan bahwa konsentrasi merkuri tertinggi ditemukan pada sampel kuku dari responden yang berasal dari Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah, dengan konsentrasi Hg sebesar 58,47 ug/g, melebihi NAB kuku 1,6 ug/g.
Grafik 6. Hasil Uji Sampel Kuku
9.14 18.27 35.78 2.94 16.94 58.47 30.93 0 10 20 30 40 50 60 70 LOMBOK BARAT BOLAANG MONGONDOW TIMUR MINAHASA UTARA DHARMASRAYA MERANGIN KOTAWARINGIN BARAT WONOGIRI
Konsentrasi Hg pada Kuku (ug/g) Konsentrasi Hg Tertinggi pada Kuku
Dari 280 sampel rambut yang diukur sebanyak 172 sampel rambut atau 61% sampel melebihi NAB rambut 2 ug/g.
Grafik 5. Perbandingan Hasil Sampel Rambut Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada kuku
Metode pengukuran konsentrasi merkuri pada kuku sama prosesnya seperti metode pengukuran pada rambut, namun nilai NABnya berbeda, yaitu 1,6 ug/g untuk kuku. Total sampel kuku sebanyak 281 sampel, dengan hasil sebagaimana dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 4. Hasil Pengukuran Konsentrasi Merkuri pada Kuku
No Lokasi Sampel Kuku Jumlah Hasil Pengukuran Paparan Hg pada Kuku
1 Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
38 10 sampel melebihi NAB merkuri di kuku > 1,6ug/g. Hasil uji: 0,2 s.d 9,14 ug/g. 2 Desa Tobongan, Kecamatan
Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Propinsi Sulawesi Utara.
51 44 sampel melebihi NAB merkuri di kuku > 1,6ug/g. Hasil uji:0,46 s.d 18,27 ug/g. 3 Desa Tatelu, Kecamatan
Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Propinsi Sulawesi Utara.
38 34 sampel melebihi NAB merkuri di kuku > 1,6ug/g. Hasil uji: 0,89 s.d 35,78 ug/g. 4 Desa Siguntur, Kecamatan
Sitiung, Kab. Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat
26 10 sampel melebihi NAB merkuri di kuku > 1,6ug/g. Hasil uji: 0,16 s.d 2,94 ug/g.
61% 39%
Perbandingan Sampel Rambut Terhadap NAB 2 ug/g
No Lokasi Jumlah Sampel Darah Hasil Pengukuran Paparan Hg pada Darah
Propinsi Sulawesi Utara Hasil uji: 0,0005 ug/L. 4 Desa Siguntur, Kecamatan
Sitiung, Kab. Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat
26 22 sampel melebihi NAB merkuri di darah (2ug/L). Hasil uji: 10 s.d 100 ug/L. 5 Desa Koto Nan IV Dibauwah,
Kec. IX Koto, Kabupaten Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat
34 30 sampel melebihi NAB merkuri di (2ug/L). Hasil uji: 0 s.d 100 ug/L. 6 Kecamatan Sungai Manau,
Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi
13 13 sampel melebihi NAB merkuri di darah > 2ug/L. Hasil uji: 5 s.d 333,333 ug/L. 7 Kelurahan Pangkut, Kec. Arut
Utara, Kabupaten
Kotawaringin Barat, Proponsi Kalimantan Tengah
49 21 sampel melebihi NAB merkuri di darah > 2ug/L. Hasil uji: 0 s.d 100 ug/L. 8 Desa Jendi, Kec. Selogiri,
Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah
58 45 sampel melebihi NAB merkuri di darah > 2ug/L. Hasil uji: 30 s.d 1000 ug/L.
Hasil uji laboratorium terhadap sampel darah menunjukkan bahwa konsentrasi merkuri tertinggi ditemukan pada sampel darah dari responden yang berasal dari Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah, dengan konsentrasi Hg sebesar 1000 ug/L, melebihi NAB darah 2 ug/L.
Grafik 8. Hasil Uji Sampel Darah 0.03 0.16 0.0005 100 100 100 1000 0 200 400 600 800 1000 1200 LOMBOK BARAT BOLAANG MONGONDOW TIMUR MINAHASA UTARA DHARMASRAYA MERANGIN KOTAWARINGIN BARAT WONOGIRI
Konsentrasi Hg pada Darah (ug/L) Konsentrasi Hg Tertinggi pada Darah
Dari 281 sampel kuku sebanyak 166 sampel kuku atau 59% sampel melebihi NAB kuku 1,6 ug/g.
Grafik 7. Perbandingan Hasil Sampel Kuku
Pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel darah
Pengambilan sampel darah dilakukan terhadap responden anak/remaja dengan menggunakan standar WHO dan UNEP yang dilakukan terhadap kelompok kontrol dan kasus dengan pengawetan yang mengacu EDTA. Ekstraksi sampel darah dilakukan berdasarkan Nixon, 2004, dengan menggunakan K2S2O8, H2SO4. Perhitungan konsentrasi merkuri berdasarkan pada SNI 7387:2009 melalui Metode ICP-MS dan dimasukan ke persamaan kadar. Baku mutu yang digunakan adalah standar WHO sebesar 2 µg/L untuk darah.
Total sampel darah yang diukur adalah sebanyak 243 sampel, dengan hasil sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pengukuran Konsentrasi Hg pada Darah
No Lokasi Jumlah Sampel Darah Hasil Pengukuran Paparan Hg pada Darah
1 Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
32 Tidak ada sampel yang melebihi NAB merkuri di darah > 2ug/L.
Hasil uji: <0,0005 s.d 0,03 ug/L. 2 Desa Tobongan, Kecamatan
Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Propinsi Sulawesi Utara
35 Tidak ada sampel yang melebihi NAB merkuri di darah (2ug/L).
Hasil uji: <0,0005 s.d 0,16 ug/L. 3 Desa Tatelu, Kecamatan
Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara,
22 Tidak ada sampel yang melebihi NAB merkuri di darah (2ug/L).
59% 41%
Perbandingan Sampel Kuku Terhadap NAB 1,6 ug/g
No Lokasi Jumlah Sampel Urin Hasil Pengukuran Paparan Hg pada Urin
3 Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi
13 13 sampel melebihi NAB merkuri di urin >5 ug/g kreatinin. Hasil uji: 9,99 s.d 71,7 ug/g kreatinin. 4 Kelurahan Pangkut, Kecamatan
Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Proponsi Kalimantan Tengah
9 9 sampel melebihi NAB merkuri di urin >5 ug/g kreatinin. Hasil uji: 6,32 s.d 225,48 ug/g kreatinin. 5 Desa Jendi, Kecamatan Selogiri,
Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah
10 9 sampel melebihi NAB merkuri di urin >5 ug/g kreatinin. Hasil uji: 3,52 s.d 120,34 ug/g kreatinin.
Hasil uji laboratorium terhadap sampel urin menunjukkan bahwa konsentrasi merkuri tertinggi ditemukan pada sampel urin dari responden yang berasal dari Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Proponsi Kalimantan Tengah, dengan konsentrasi Hg sebesar 225,48 ug/g, melebihi NAB 5 ug/g kreatinin untuk urin.
Grafik 10. Hasil Uji Sampel Urin
120.34 12.66 225.48 120.34 0 50 100 150 200 250 DHARMASRAYA MERANGIN KOTAWARINGIN BARAT WONOGIRI
Konsentrasi Hg pada Urin (ug/g kreatinin)
Konsentrasi Hg Tertinggi pada Urin
Dari 243 sampel darah yang diuji, sebanyak 109 sampel darah atau 45 % sampel melebihi NAB 2 ug/L.
Grafik 9. Perbandingan Hasil Sampel Darah Pengukuran kadar merkuri pada sampel urin
Pengambilan sampel darah mengikuti standar WHO dan UNEP pada kelompok kasus dan control dengan pengawetan HNO3 pada suhu 40 C. Ekstraksi sampel mengacu pada Mercury Analysis Manual (Ministry of the Enviroment Japan, 2004) dengan menggunakan H2SO4 dan HCl. Perhitungan konsentrasi merkuri berdasarkan pada SNI 7387:2009 melalui Metode ICP-MS dan dimasukan ke persamaan kadar. Baku mutu yang digunakan adalah standar WHO sebesar 5 µg/g
creatinine untuk darah.
Pegambilan sampel urin dilakukan di 5 lokasi PESK dengan hasil sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Pengukuran Konsentrasi Hg pada Urin
No Lokasi Jumlah Sampel Urin Hasil Pengukuran Paparan Hg pada Urin
1 Desa Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kab. Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat
10 9 sampel melebihi NAB merkuri di urin >5 ug/g kreatinin. Hasil uji: 3,52 s.d 120,34 ug/g kreatinin. 2 Desa Koto Nan IV Dibauwah,
Kecamatan IX Koto, Kabupaten Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat
6 4 sampel melebihi NAB merkuri di urin >5 ug/g kreatinin. Hasil uji: 3,14 s.d 12,66 ug/g kreatinin.
45% 55%
Perbandingan Sampel Darah Terhadap NAB 2 ug/L
DAFTAR PUSTAKA
1. Kajian Pemetaan Dampak Lingkungan terhadap Lingkungan, Kesehatan dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil di Kabupaten Dharmasraya Propinsi Sumatera Barat, Kabupaten Merangin Propinsi Jambi, Kabupaten Kotawarining Barat Propinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Timur, Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Institute Teknik Bandung, Tahun 2018.
2. Kajian Pemetaan Dampak Lingkungan terhadap Lingkungan, Kesehatan dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil di Kabupaten Lombok Barat Propinsi Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Propinsi dan Kabupaten Minahasa Utara Propinsi Sulawasi Utara, Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Universitas Brawijaya, Tahun 2018
3. Bose-O'Reilly,S., Drasch,G.,Beinhoff,C., Rodrigues-Filho,S., Roider, G., Siebert,U. (2010). Health assessment of artisanal gold miners in Indonesia. Sci. Total Environ., 408(4), 713-725.
4. Bose-O’Reilly, S., Schierl, R., Nowak, D., Siebert, U. William, J.F., Owie, F.T., Ismawati, Y. (2016). A preliminary study on health effects in villagers exposed to mercury in a small-scale artisanal gold mining area in Indonesia. Environ. Res. 149, 274-281.
5. Stephan Bose-O’Reilly, Rudolf Schierl, Dennis Nowak, Uwe Siebert, Jossep Frederick William, Fradico Teorgi Owi, Yuyun Ismawati. A preliminary study on health effects in villagers exposed to mercury in a small-scale artisanal gold mining area in Indonesia. Environmental Research149 (2016)274–281. 6. Castilhos, Z.C., Rodrigues-Filho, S., Rodrigues, A.P., Villas-Bôas, R.C., Siegel, S.,
Veiga, M.M., Beinhoff, C. (2006). Mercury contamination in fish from gold mining areas in Indonesia and human health risk assessment. Sci. Total Environ. 368, 320–325.
7. Ernawati, Y. (2014). The analysis of the concentration of heavy metals cadmium, mercury and lead in the flesh of suckermouth catfish
Dari 181 sampel urin yang diuji, sebanyak 60 sampel urin atau 33 % sampel melebihi NAB 5 ug/g kreatinin.
Grafik 11. Perbandingan Hasil Sampel Urin
Hasil perhitungan konsentrasi Hg pada sampel urin untuk lokasi pengambilan sampel di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Minahasa Utara dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 7. Hasil Pengukuran Konsentrasi Hg pada Urin
No Lokasi Jumlah Sampel Urin Paparan Hg pada Urin Hasil Pengukuran
1
Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
52 Hasil uji: <0,0005 ug/L.
2
Desa Tobongan, Kecamatan Modayag
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Propinsi Sulawesi Utara
26 Hasil uji: 5 s.d 2342,5 mg/Dg Kreatinin
3 Desa Lanut, Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Propinsi Sulawesi Utara
9 Hasil uji: 10 s.d 615 mg/Dg Kreatinin 4 Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara
Propinsi Sulawesi Utara
16 Hasil uji: 35 s.d 382,5 mg/Dg Kreatinin 5
Desa Talawaan Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara
Propinsi Sulawesi Utara
17 Hasil uji: 15 s.d 1872,5 mg/Dg Kreatinin
33% 67%
Perbandingan Sampel Urin Terhadap NAB 5 ug/g Kreatinin
(Pterygoplichthyspardalis) in Ciliwung River, Indonesia. AACL Bioflux 7(1), 33-42.
8. Ekawanti and Krisnayanti (2015). Effect of mercury exposure on renal function and hematological parameters among artisanal small-scale gold miners at Sekotong, West Lombok, Indonesia. Journal Health Pollution, Vol 5, issue 9,
18-24.
9. Gunawan. (2019). Mercury from illegal gold mines to blame for fatal birth defects in Mandailing Natal, regent says. The Jakarta Post. https://www.thejakartapost.com/news/2019/11/21/mercury-from-illegal- gold-mines-to-blame-for-fatal-birth-defects-in-mandailing-natal-regent-says.html
10. Koyomi Nakazawa, Osamu Nagafuchi, Tomonori Kawakami, Takanobu Inoue, KurikoYokota, Yuka Serikawa, Basir Cyio, Rosana Elvince (2016). Human health risk assessment of mercury vapor around artisanal small-scale gold mining area, Palu city, Central Sulawesi, Indonesia Ecotoxicology and Environmental Safety, 124; 155–162.
Direktorat Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3