• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pemicu 2 Blok 12

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Pemicu 2 Blok 12"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL DISKUSI PEMICU 2

LAPORAN HASIL DISKUSI PEMICU 2

BLOK 12:

BLOK 12: MUKOSA DAN PERIODNOTAL

MUKOSA DAN PERIODNOTAL

GUSI KU BERDARAH

GUSI KU BERDARAH

””

Disusun Oleh:

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Kelompok 2

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013

2013

(2)

Ketua : Fredysen W Megosurya (110600042) Sekertaris : Khaera Cameliya (110600044) Anggota : Raeesa shafiqa (110600027) Dinauli Fatwa (110600029) Annisa Darayani Rambe (110600030) Resti Befiana (110600031) Rahayu Nisak (110600032) Roni Rustam Afandi (110600033) Denny Andrian (110600034) Maria Lisna Rawaty S (110600035) Cindy Amallia Aryetta (110600036) Deasy Faradita Putri (110600037) Sry Rezeki Adelina (110600038) Restu Hayati Sandroto (110600039) Dziah Marhani (110600040) Chairani Ilma (110600041) Ingrid P Khosalim (110600043) Joule Siregar (110600045) Octavina (110600046) Dina Naulita M (110600047) Ayesha Adisti Asbi (110600048) Vandersun Lestari (110600049) Indah Gayatri (110600050) Vinda Anggela Dewi (110600051) Artauli Octaviana (110600052)

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang semakin maju ini, perubahan perilaku setiap orang tidak dapat dihindari. Adanya kebiasaan makan makanan yang lunak dapat menyebabkan penimbunan plak semakin mudah, adanya gigi yang berjejal juga dapat menyebakna penimbunan plak sehingga gingivitis mudan terjadi. Kesalahan dalam menjaga oral hygiene juga dapat mempengaruhi nya. Gingivitis merupakan penyakit yang terjadi hampir pada semua orang. Gingivitis biasanya terjadi pada semua usia yang dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung. Gingivitis banyak tipenya, tetapi yang sering terjadi pada pasien adalah gingivitis yang diinduksi oleh plak.

Gingivitis merupakan reaksi peradangan yang timbul pada gingiva akibat adanya jejas, baik  mekanis maupun kimiawi. Biasanya terjadi perubahan patologis pada struktur gingiva akibat adanya mikroorganisme yang masuk ke dalam sulkus gingiva sehingga menimbulkan kerusakan

epitel, sel-sel jaringan ikat, dan struktur interseluler. Pada umumnya keadaan peradangan ini diinsiasi oleh adanya akumulasi plak yang mampu merubah kondisi gingiva yang sehat menjadi gingivitis.

1.2 Deskripsi Topik 

Seorang pasien perempuan berumur 40 tahun dating ke klinik periodonsia RSGM FKG USU dengan keluhan setiap menyikat gigi gusinya berdarah sejak ± 6 bulan yang lalu, makanan sering terselip pada daerah geraham kiri atas dan merasa adanya bau mulut. Dari anamnesis diketahui gigi geraham atas kanan dicabut kira-kira setahun yang lalu karena berlubang dan sakit, gigi geraham atas kiri telah dilakukan penambalan pada 1 bulan yang lalu. Pasien menyikat gigi 2 kali sehari sebelum sarapan dan makan malam. Pada pemeriksaan intraoral diperoleh perubahan warna gingival merah kebiru-biruan hampir pada seluruh gigi, perdarahan hampir pada semua region, pada pemeriksaan probing belum ada kehilangan perlekatan, indeks debris 2,8 dan indeks kalkulus 2,2. Gigi 33,32,31,41,42, dan 43 berjejal.

Pertanyaan penuntun untuk menggali learning issue :

1. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis kasus tersebut! 2. Apakah diagnosis kasus tersebut? Jelaskan alasannya!

(4)

3. Jelaskan gambaran klinis dan mekanisme terjadinya perubahan gingival pada kasus tersebut!

4. Apakah etiologi utama dan etiologi pendukung kasus tersebut, jelaskan masing-masing  peranan dari tiap-tiap etiologi tersebut!

5. Jelaskan patogenesis penyakit tersebut! 6. Jelaskan prognosis penyakit tersebut!

7. Jelaskan rencana perawatan penyakit tersebut!

8. Jelaskan bagaimana cara mencegah terjadinya penyakit tersebut! 9. Jelaskan mekanisme terjadinya bau mulut pada kasus tersebut!

(5)

BAB II PEMBAHASAN

1. Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis

a. Anamnesa , yaitu penilaian pasien secara umum untuk mendapatkan gambaran sekilas tentang karakter dan tipe pasien1

-

Riwayat medis , yaitu penilaian terhadap kesehatan, untuk mengetahui obat-obatan

apa saja yang sedang atau terakhir digunakan oleh pasien

-

Riwayat Dental, mengenai keluhan utama pasien dan riwayat dental masa lalu.

 b. Pemeriksaan ekstra oral, melihat perubahan yang terjadi di sekitar wajah dan leher 1 c. Pemeriksaan intra oral1 :

-

Pemeriksaan gigi geligi, yaitu pemeriksaan satu persatu gigi untuk melihat

kelainan yang ada pada setiap gigi meliputi pemeriksaan keausan gigi, hipersensitivitas gigi, hubungan kontak proksimal, mobiliti gigi, dan gigi tiruan serta piranti orthodonti

-

Pemeriksaan periodonsium, yaitu pemeriksaan terhadap semua tanda-tanda

 periodontal yang meliputi keadaan plak dan kalkulus, inflamasi pada gingiva, keberadaan saku periodontal, distribusi, kedalaman poket, level perlekatan dan tipe poket, pendarahan pada probbing, keberadaan lesi furkasi, dan keberadaan abses gingiva atau periodontal

d. Pemeriksaan penunjang1 :

-

Pemeririksaan radiografi

-

Pemeriksaan halitois

2. Diagnosis berdasarkan kasus

Berdasarkan kasus, diagnosanya adalah gingivitis generalisata yang diinduksi oleh plak  yang dipengaruhi oleh faktor lokal. Diagnosis ini berdasarkan dari tanda-tanda yang terlihat saat pemeriksaan intraoral2.

-

Terdapat tanda-tanda inflamasi pada gingiva, yaitu perubahan warna gingiva dari

coral pink menjadi merah kebiru-biruan, konsistensi gingiva yang oedematus, tekstur licin dan berkilat

-

Perdarahan saat menyikat gigi sejak lebih kurang 6 bulan

-

Kesalahan waktu menyikat gigi yang dilakukan oleh pasien, yaitu menyikat gigi

(6)

-

Indeks debris pasien 2,8 yang tergolong jelek. Indeks kalkulus pasien 2,2 yang

menandakan adanya kalkulus supra gingiva dan sub gingiva atau sub gingiva dalam jumlah sedang

-

Belum adanya kehilangan perlekatan menunjukkan bahwa telah terbentuk poket

gusi yang menjadi ciri khas dari gingivitis

-

Dilihat dari distribusinya, termasuk ke dalam gingivitis generalisata,karna dilihat

dari kasus hampir pada semua regio

-

Adanya gigi berjejal pada regio anterior, yaitu gigi 33, 32, 31, 41, 42, 43, yang

menyebabkan penumpukan plak semakin mudah terjadi sehingga dapat memperparah gingivitis

3. Gambaran klinis dan mekanisme terjadinya perubahan gingiva

Gambaran klinis gingiva pasien antara lain, terjadi perubahan warna pada gingiva menjadi warna merah kebiruan, terjadi perdarahan disemua region saat diprobing. Mekanisme perubahan gingiva yang terjadi :

-

Perdarahan saat probbing2

Perdarahan yang terjadi dapat disebabkan oleh perubahan yang menyebabkan inflamasi. Kapiler yang mengalami dilatasi akan membesar , penuh terisi darah, dan rapuh terdesak oleh cairan dan sel radang ke arah permukaan, Ditambah dengan epitel yang menipis karena proses degenerasi menyebabkan kapiler mudah pecah dan  berdarah. Perdarahan biasanya disebabkan oleh trauma mekanikal seperti gosok gigi

ataupun impaksi makanan

-

Perubahan warna2

Adanya proliferasi vaskular dan reduksi keratinisasi karena pengaruh jaringan yang terinflamasi akan menyebabkan gingiva berwarna merah. Venous statis yang terjadi karena lambatnya laju darah di vena akan membuat warna gingiva menjadi merah kebiruan.

-

Proses dan mekanismen terjadinya peradangan dapat dibagi dalam dua fase3:

a. Perubahan vaskular 

Respon vaskular pada tempat terjadinya cedera merupakan suatu yang mendasar  untuk reaksi inflamasi akut. Perubahan ini meliputi perubahan aliran darah dan  permeabilitas pembuluh darah. Perubahan aliran darah karena dilatasi arteri lokal sehingga terjadi pertambahan aliran darah (hypermia) yang disusul dengan  perlambatan aliran darah. Akibatnya bagian tersebut menjadi merah dan panas. Sel

(7)

darah putih akan berkumpul di sepanjang dinding pembuluh darah dengan cara menempel sehingga memungkinkan sel darah putih keluar melalui dinding  pembuluh. Sel darah putih bertindak sebagai sistem pertahanan untuk menghadapi

serangan benda-benda asing.  b. Pembentukan cairan inflamasi

Peningkatan permeabilitas pembuluh darah disertai dengan keluarnya sel darah  putih dan protein plasma ke dalam jaringan disebut eksudasi. Cairan inilah yang menjadi dasar terjadinya pembengkakan yang menyebabkan terjadinya tegangan dan tekanan pada sel syaraf sehingga menimbulkan rasa sakit .

4. Etiologi utama dan etiologi pendukung

a. Etiologi utama1 yaitu plak dental, yang merupakan deposit lunak yang membentuk   biofilm yang menumpuk ke permukaan gigi atau permukaan keras lainnya didalam

rongga mulut, dimana plak dental ini akan melakukan invasi ke dalam jaringan sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi .

b. Etiologi pendukung1,2

-

Adanya kalkulkus sehingga sisa makanan mudah menempel. Kalkulus juga bisa

menyebabkan gusi benanah yang menyebabkan bau yang menyengat

-

Gigi yang berjejal/ crowded yang akan mengakibatkan self cleansing nya

 berkurang sehingga plak mudah terbentuk 

-

Pembersihan oral higiene yang salah, dimana pasien menyikat gigi sebelum sarapan

dan sebelum makan malam yang menyebabkan penumpukan plak semakin  banyak. Seharusnya waktumenyikat gigi yang dianjurkan minimal 2 kali sehari,

yaitu sebelum sarapan pagi dan sebelum tidur 

-

Adanya gigi edentulus yang tidak segera diganti dengan protesa, sehingga

menyebabkan gigi tetangganya bergeser, elongasi, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan impaksi makanan sehingga pasien merasakan rasa tertekan pada  jaringan periodontalknya, adanya rasa sakit, dan terjadi resesi gingiva serta akan

mempengaruhi distribusi makanan.

-

Adanya tambalanyang kasar dan tidak sempurna akan memyebabkan sisa makanan

mudah melekat ke permukaan gigi serta mengakibatkan oklusi yang tidak tepat. 5. Patogenesis penyakit berdasarkan kasus

(8)

1. Initial lesion, ditandai dengan adanya infiltrasi neutrofil , perubahan vasku lar,  perubahan sel-sel kapiler,dan degradasi kolagen. Perubahan inisial disebabkan oleh

tertariknya neutrofil secara kemotaksis oleh kandungan bakteri, efek v asodilatasi yang diakibatkan oleh produk bakteri dan aktivasi sistem pertahanan pejamu . Gambaran klinis yang terlihat yaitu meningkatnya cairan sulkular 

-

Akulumlasi plak di margin gingiva

-

24 jam awalvasodilatasi di jaringan sekitar 

-

2-4 haricairan sulkular gingiva meningkat mengeluarkan antibodi,

komplemen, dan PMN

2. Early lesion, ditandai dengan infiltrat sel limfoid yag didominasi limfositT yang disertai kehilangan kolagen yang semakin banyak. Gambaran klinis yang terlihat adalah eythema pada gingiva dan perdarahan pada probbing

-

Peningkatan unit vaskularisasieritema

-

Degenerasi fibroblas dan hancurnya kolagen

-

Bisa berlangsung lama

3. Established lesion, ditandai dengan infiltrat yang didominasi oleh limfosit B dan sel  plasma. Kehilagan kolagen yang parah. Gambaran klinis yang terlihat adalah  perubahan warna gingiva, perubahan konsistensi, besar, dan tekstur.

-

Laju cairan sulkular gingiva meningkat

-

Peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma

-

Epitel penyatu menjadi pocket epitelium

-

Bisa belanjut menjadi advanced lesion ataupun tetap ada kondisi ini dalam waktu

lama 6. Prognosis Penyakit

Prognosis berdasarkan kasus diatas masih tergolong baik, karena:

-

Belum ada kehilangan perlekatan dan tulang

-

Penyebab iritasi (plak) bisa dihilangkan

-

Meminimalisasi etiologi pendukung

-

Kooperasi pasien dibutuhkan untuk menjaga OH

7. Rencana Perawatan

Tujuan utama perawatan yang komprehensif adalah penyingkiran inflamasi gingiva dan koreksi kondisi yang menyebabkan atau memperparah inflamasi tersebut.Perawatan periodontal

(9)

 bukanlah suatu perawatan dental yang berdiri sendiri. Agar perawata periodontal berhasil dengan  baik, terapi periodontal haruslah mencakup prosedur kedokteran gigi lainny sesuai kebutuhan  pasien.

Terdapat 4 fase terapi perawatan periodontal, namun hanya 3 fase yang dilakukan  berdasarkan kasus diatas yaitu sebagai berikut :

1. Fase Etiotropik  (Fase I) -> perlu dilakukan dengan tujuan : menghilangkan faktor   penyebab, meliputi : Dental Health Education, Skelling, Perbaikan tambalan overhanging  pada gigi geraham kiri atas,

2. Fase Restoratif (Fase III) -> perlu dilakukan karena ada daerah edentulous pada region 1 3. Fase Pemeliaharan (Fase IV) -> Kunjungan berkala 6 bulan sekali

8. Cara Mencegah Gingivitis

Ada beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu: 1. memberikan edukasi kepada pasien

2. menginstruksikan kepada pasien mengenai cara dan waktu menyikat gigi yang tepat 3. melakukan flossing pada bagian interdental

4. mengatur pola makan

5.  pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

9. Mekanisme Terjadinya Halitosis

Penyebab halitosis belum diketahui sepenuhnya, namun demikian sebagian besar   penyebab yang diketahui berasal dari sisa makanan yang tertinggal di dalam rongga mulut yang

diproses oleh flora normal rongga mulut yaitu melalui proses hidrolisis protein oleh bakteri gram negatif. Bakteri gram negatif akan memecah substrat protein yang diperoleh dari sisa-sisa makanan yang mengandung protein, sel-sel darah yang telah mati, bakteri-bakteri yang mati ataupun sel-sel epitel yang terkelupas dari mukosa mulut menjadi rantai peptida dan asam amino yang mengandung sulfur seperti methionin, cysteine dan cystine. Bakteri anaerob bereaksi dengan protein-protein yang ada dan akan dipecah menjadi asam-asam amino. Asam-asam amino tersebut akan mengalami proses kimiawi (reduksi) yang selanjutnya akan menghasilkan volatile sulfur compounds, yaitu: methil mercaptan (CH3SH), hidrogen sulfida(H2S) dan dimethil sulfida(CH3SCH3). VSC (Volatile Sulfur Compounds) merupakan unsur yang mudah menguap sehingga menimbulkan bau mulut.

(10)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sesuai kasus diatas, didapati diagnosa gingivitis generalisata yang diinduksi oleh  plak yang dipengaruhi oleh faktor lokal serta disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun

faktor utamanya yaitu plak dental yang di perparah oleh faktor pendukung lainnya, seperti kalkulus, oral higiene yang buruk, adanya gigi yang crowded dan edentulus.

Diagnosa diatas berdasarkan dari gmbaran klisis yang terlihat, seperti adanya  perdarahan saat menyikat gigi, perubahan warna pada gingiwa, gingiva yang licin dan

(11)

DAFTAR PUSTAKA

1. Chakra. Kasus gingivitis kronis. http://chakraproject.blogspot.com/2011/04/file-01-kasus-gingivitis-kronis.html (diakses tanggal 07 Maret 2013)

2. SH. Terapi Periodontal. 2006. Medan 3. Anonimous. Mekanisme terjadinya radang.

http://www.psychologymania.com/2012/10/mekanisme-terjadinya-radang.html (diakses tanggal 10 Maret 2013)

4. Belinda. Gingivitis kronis peradangan gusi.

http://belindch.wordpress.com/2011/05/19/gingivitis-kronis-peradangan-gusi/ ( diakses tanggal 10 Maret 2013)

5. Widagdo Y, Suntya K. Volatile sulfur compounds sebagai penyebab halitosis.

Referensi

Dokumen terkait

Data primer diperoleh dari kuesioner tentang kebiasaan menggosok gigi, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor dan kebiasaan makan makanan kariogenik dan data

Sisa makanan yang dibiarkan menempel pada sela-sela gigi dapat menyebabkan plak gigi Sikap ibu hamil dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Bahu Manado

2.3.3 Pengaruh Kadar Kalsium Saliva Terhadap Pembentukan Kalkulus Kalkulus adalah plak gigi yang mengalami mineralisasi. Plak

Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi, sukrosa ( gula ) dari sisa makanan dan bakteri  berproses menempel pada waktu tertentu yang

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas

Bentuk modifikasi kurang sesuai dengan kebiasaan pasien geriatri dapat menyebabkan tidak ada pengaruh modifikasi standar makanan non diet terhadap biaya makan yang terbuang pada pasien

Kondisi tersebut dapat menyebabkan gigi permanen mengalami kekurangan ruang saat erupsi atau bahkan erupsi sebelum waktunya sehingga mengakibatkan gigi berjejal.7 Hasil penelitian ini

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinnya sisa makanan pada pasien yaitu warna makanan, penampilan makanan, gangguan pencernaan pasien, kebiasaan makan, keadaan psikis, bentuk makanan,