• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Neonatus

2.1.1 Pengertian Neonatus

Neonatus adalah individu yang sedang bertumbuh dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehiduan ekstrauteri. Bayi dengan usia 0 sampai 1 bulan atau masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) setelah kelahiran. Neonatus mengalami proses kelahiran yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan didalam rahim maupun diluar rahim (wahyuni, 2010).

2.1.2 Ciri- ciri Bayi Neonatus

Dewi (2011) menyebutkan bahwa bayi neonatus memiliki ciri ciri yaitu dengan berat badan 2500-4000 gram, memiliki panjang badan 48-54 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup, rambut lanugo tidak terlihat, kuku agak panjang dan lemas, refleks sucking, mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut (sudah terbentuk baik), refleks morro, gerakan memeluk dila dikagetkan, dan refleks grasping, dan mencengkeram sudah baik

2.1.3 Fisiologi Neonatus

Juliana (2019) menyatakan fisiologi neonatus merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus mulai dari sistem pernapasan sampai keseimbangan asam dan basa sebagai berikut :

1) Sistem pernapasan

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi pada waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usia bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli terkait napas dan pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara bisa bertahan didalam. Neonatus bernapas dengan cara pernapasan diafragmatik dan abdominal sedangkan untuk frekuensi

(2)

6 dan kedalaman bernapas belum teratur (Dewi, Asuhan Pada Neonatus , 2011).

2) Peredaran darah

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang dan mengakibatkan tekanan artriol dalam paru menurun yang diikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung kanan dan hal tersebut dapat membuat foremen ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena itu, tekanan dalam aorta desenden naik disebabkan karena biokimia (PaO yang naik) serta duktus arteiosus yang berobliterasi (Juliana, 2019).

Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter/ menit meter persegi. Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah dan bertambah pada hari kedua dan ketiga karena penutupan duktus arterious. Tekanan darahada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse plasenta yang pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan (wahyuni, 2010).

Dalam aktu singkat, perubahan besar tekanan darah pada bayi baru lahir secara anatomi tidak selesai dalam hitungan minggu, penutup fungsional foramen ovale dan duktus arterious terjadi segera kelahiran. Perubahan sirkulasi dari janin ke bayi berkaitan dengan kecukupn fungsi respirasi (Ten, 2010).

3) Suhu tubuh

Ada empat kemungkinan yang dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas tubuhnya, yang pertama yaitu konduksi panas dihantarkan dari tubuh bayi dan benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi pemindah panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung. Kedua konveksi yaitu panas yang hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara). Ketiga radiasi yaitu panas dipancarkan dan BBL keluar

(3)

7 tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda). (Sembiring, 2019).

4) Metabolisme

Pada jam-jam pertama kehidupan bayi, energi didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu sekitar di hari keenam energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing-masing sebesar 60 dan 40% (Teachers, 2010)

5) Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Tubuh BBL relatif mengandung banyak air. Kadar natrium juga relatif lebih besar dibandingkan dengan kalium karena ruang ekstraseluler yang luas. Fungsi ginjal masih belem sempurna karena, jumlah nefron yang masih belum sebanyak orang dewasa.ketidak seimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimak. Renal blood flow relartive kurang baik dibandingkan dengan orang dewasa (Nanny, 2011).

6) Imunoglobulin

Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang juga tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks. Plasenta merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imonogis. Akan tetapi bila ada infeksi yang melalui plasenta (lues, toksoplasma, herpes simplek, dan lain-lain) reaksi imonologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma serta antibody gama A,G dan M (Sembiring, 2019).

7) Traktus Digestivus

Traktus digestivus lerative lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat berwarna hitam kehijauan yang terdiri atas mikropolisakarida atau disebut juga dengan meconium. Pengeluaran meconium biasanya pada jam 10 pertama kehidupan dan dalam 4 hari setelah kelahiran biasanya feses sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah

(4)

8 terdapat pada neonatus, kecuali enzim amylase pancreas (wahyuni, 2010).

8) Hati

Segera setelah lahir, hati menunjukn aperebahan kimia dan morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim hatia belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi pada neonatus juga belum sempurna (Nanny, 2011).

2.1.4 Kebutuhan Neonatus

Neonatus miliki beberapa kebutuhan salah satunya yaitu kebutuhan nutrisi. Setelah melahirkan bayi harus segera di berikan nutrisi. Nutrisi yang baik untuk bayi adalah ASI eksklusif. ASI mengandung banyak mengandung zat gizi paling banyak sesuai kualitas dan kuantitas untuk pertumbuhan dan perkembangan pada bayi. Setelah melahirkan ibu harus diajarkan IMD, bayi harus segera diberikan ASI terutama pada 1 jam pertama dan dilanjutkan selama 6 bulan. Pada ASI yang pertama kali keluar tidak boleh dibuang karena mengandung kolostrum yang baik untuk menambah kekekalan tubuh bayi. Bayi harus sering diberikan ASI untuk merangsang payudara dalam memproduksi ASI secara adekuat. Ada pula kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan eliminasi. Bayi BAK sebanya minimal 6 kali sehari. Defekasi pertama berwarna hijau kehitaman. Pafa hari ke 3-5 kotoran berubah warna menjadi kuning kecokelatan.. (Wahyuni, 2011).

2.2 Konsep BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) 2.2.1 Definisi BBLR

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram yang biasanya terjadi dari hasil kelahiran premature atau sebelum usia kehamilan kurang dari 37 minggu (Arief, 2009).

(5)

9 World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 menyatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gam disebut low birth wight infant, karena morbiditas an mortalitas neonates tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi tersebut. Definisi WHO tersebut juga dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.

2.2.2 Etiologi

Penyebab terjadinya BBLR secara umum bersifat multifactorial sehingga kadang mengalami kesulitan untuk melakukan tindakan pencegahan. Namun, penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahi-ran premature. Semakin muda usia kehamilan semakin besar risiko jangka pendek dan jangka panjang dapat terjadi. Proverawati (2010) menyatakan beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu : 1) Faktor ibu

Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan seperti mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum, preeklamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih. Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS dan penyakit jantung (Suwoyo, 2011).

Gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan janin. Pada zat gizi pada ibu hamil kurang maka dapat menyebabkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum, dan berat badan lahir rendah (BBLR), dan penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkhohol (Latief, 2009).

Anemia dalam kehamilan disebabkan kekurangan zat besi yang dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pertumbuhan pada sel-sel yang ada di otak. Hal tersebut dapat meningkatkan resiko mordibilitas dan mortalitas ibu dan bayi sehingga memungkinkan melahirkan BBLR lebih besar (Arista, 2012)

(6)

10 Keadaan sosial-ekonomi kejadian tertinggi terjadi pada golongan sosia-ekonomi yang rendah, hal ini disebabkan keadaan gizi pada ibu yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang dan aktivitas yang berlebihan (Proverawati, 2010).

2) Faktor janin

Hidroamnion merupakan cairan amnion yang lebih dari 2000 ml. Pada hidroamnion, uterus akan mengalami peregangan yang jelas dlam beberapa hari. Hidroamnion dapat menimbulkan persalinan sebelum kehamilan 28 minggu, sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat meningkatkan kejadian BBLR (Chandra, 2011).

Kehamilan ganda/ kembar kehamilan ganda dapat memberikan resiko yang tinggi terhadap ibu dan janin. Pada ibu yang hamil ganda/ kembar, selama kehamilan harus menjalankan perawatan antenatal yang intensif, infeksi dalam kandungan itoksoplasmosis, rubella sitomegalovirus, herpes, sifilis, TORCH. Faktor plasenta yang dibebakan oleh hidramnion, plasenta previa, solutio placenta, sindrom tranfusi bayi kembar, ketuban pecah dini (Siswoyo, 2010).

2.2.3 Patofisiologi

Secara umum bayi BBLR berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (premature) dan dismaturitas, atau bayi yang telah dilahirkan cukup bulan (usia kehamilan 37 minggu) tetapi berat badan bayi tidak mencapai 2500 gram. Masalah ini dapat terjadi karena ada gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan karena penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi berkurang

Ibu hamil umumnya mengalami diplesi atau penyusutan zat besi sehingga hanya memberikan sedikit zat besi kepada bayi nya.kekuarangan zat besi dapat menimbulkan gangguan dan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, dan BBLR. Hal ini menyebabkan mordibitas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal

(7)

11 secara bermakna lebih tingggi, sehingga kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar (Siswoyo, 2010).

2.2.4 Manifestasi klinis

Proverawati (2013) menyebutkan manifestasi klinis yang tampak pada bayi berat lahir rendah antara lain, berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepada sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar badan sama dengan atau kurang dari 30 cm, jaringan lemak sub kutan tipis atau kurang, tulang rawan kurang sempurna, tumit mengkilap, telapak kaki halus, alat kelamin pada laklaki pigmentasi dan rongue skrotum kurang, testis belum turun dalam skrotum, pada perempuan klitoris menonjol, labia minora beum tertutup oleh labia mayora, tonus oto lemah sehingga bayi kurang aktif dan gerakan lemah, fungsi saraf yang belum atau kurang matang sehingga mengakibatkan reflek isap, menelan, dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisnya lemah, jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang. 2.2.5 Klarifikasi BBLR

Menurut Proverawati (2010) dalam Kristiani (2014) terdapat 2 jenis klasifikasi BBLR :

1) Menurut harapan hidupnya terdiri dari, bayi berat lahir rendah (BBLR): berat bayi yang lahir 1500-2500 gram. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low birth weight adalah bayi yang lahir dengan berat 100-1500 gram. Juga terdapat bayi berat lahir ekstrum rendah (BBLER) atau extremely low birth weight adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 1000 gram (Proverawati, 2010).

2) Menurut masa golongan terdiri dari prematuritas murni yaitu masa genetasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonates kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan dan dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa genetasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine

(8)

12 dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya yang belum waktunya untuk dilahirkan (Dewi, 2010).

3) Menurut usia gestasinya terbagi menjadi, bayi premature yaitu bayi yang dilahirkan sebeluh gestasi minggu ke 37, tanpa memperhatikan berat badan lahir. Bayi full- term yaitu bayi yang lahir antara awal minggu ke 38 sampai akhir gestasi minggu ke 42 tanpa memperhatikan berat badan lahir. Juga Bayi postmatur yaitu bayi lahir dari usia gestasi, tanpa memperhatikan berat badan lahir (Arief, 2009).

2.2.6 Komplikasi BBLR

Soliha (2016), komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:

1) Hipotermia

Dalam kandungan, bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu 36-37 derajat celcius. Suhu memberikan pengaruh pada panas tubuh bayi, hipotermi dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya system saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relative lebih besar disbanding dengan berat badan sehingga mudan kehilangan panas. Hipotermi ditandai dengan suhu tubuh dibawah normal, kulit dingin, akral dingin, dan sianosis (Lubis, 2009).

2) Hipoglikemia

Penyelidikan kadar gula darah 12 jam pertama menunjukkan bahwa hipoglikemia dapat terjadi sebanyak 50% pada bayi berat lahir rendah. Glukosa merupakan sumber utama energy selama masa janin. Kecepatan glukosa diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dengan dan janin menyebabkan terhentinya pemberian glukosa. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah 50-60 mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat badan lahir rendah dalam kadar 40

(9)

13 mg/dl. Hal tersebut disebabkan caangan glikogen yang belum mencukupi. Hipoglikemia bila kadar gula rendah sama dnegan atau kurang dari 20 mg/dl (Mulyani, 2013).

Tanda klinis hipoglikemia antara lain, gemetar atau tremor, sianosis, apatis, kejang, apnea intermiten, tangisan lemah atau melengking, kelumpuhan atau latargi, kesulitan minum, terdapat gerakan putar mata, keringat dingin, hipotermi, dan gagal jantung sampai henti jantung (Maryuni, 2013).

3) Hiperbilirubinemia

Hal ini dapat terjadi karena belum maturitasnya fungsi hepar. Kurangna enzim glukorinil tranfarase sehingga konjungasi bilirubin indirek bilirubin direk belum sempurna, dan kadar albumin darah yang berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar kurang. Kadar bilirubin normal pada bayi berat lahir rendah 10 mg/dl. Hiperbilirubinemia pada bayi berat lahir rendah bila tidak segera diatasi dapat menjadi kern icterus yang akan menimbulkan gejala yang permanen. Tanda klinis hiperbilirubinemia antara lain adalah sclera, puncak hidung, sekitar mulut, dada, perut, dan ekstremitas berwarna kuning, latargi, kemampuan mengisap menurun, kejang (Budiman, 2010).

4) Sindroma Gawat Nafas

Ketidakefektifan pernafasan pada bayi berat lahir rendah dapat disebabkan belum sempurnanya pembentukan membrane hilain surfaktan paru yang meupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli paru. Pertumbuhan surfaktan paru mencapai maksimum pada minggu ke-35 kehamilan. Defisiensi surfaktan

menyebabkan gangguan ketidakmampuan paru untuk

mempertahankan kestabilitasannya. Alveolus akan kembali kolabs setiap akhir ekspirasi sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatice intratoraks yang lebih besar disertai usaha inspirasi yang kuat. Tanda klinis sindrom gawat nafas antara

(10)

14 lain, pernafasan cepat, sianosis perioral, merintih waktu ekspirasi, dan retraki substernatal dan interkostral (Joeharjo, 2009).

5) Perdarahan intracranial

Pada bayi berat lahir rendah pembuluh darah masih sangat rapuh sehingga mudah pecah. Perdarahan intracranial dapat terjadi karena trauma lahir, disseminated intravascular coagulopathy atau tombositopenia idiopatik. Matriks germinal epidimal yang kaya pembuluh darah merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap perdarahan selama minggu pertama kehidupan. Tanda klinis perdarahan intracranial antara lain, kegagalan umum untuk bergerak normal, reflex motoric menurun atau tidak ada, tonus otot menurun, latargi, pucat atau sianosis, apnea, kegagalan menetek dengan baik, meuntah yang kuat, tangisan bernada tinggi dengan tajam, kejang (Kartika, 2010).

6) Rentan Terhadap Infeksi

Pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir masa kehamilan. Bayi berat lahir rendah mudah terkena infeksi karena imunitas humoral dan seluler masih kurang hingga bayi mudah menderita infeksi. Selain itu, kulit dan selaput lendir membrane tidak memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan (Siswoyo, 2010).

7) Kerusakan Integritas Kulit

Hal ini disebabkan karena lemak subkutan kurang atau sedikit. Struktur kulit yang belum matang dan rapuh. Sensitivitas yang kurang akan memudahkan terjadinya kerusakan integritas kulit, terutama pada daerah yang sering tertekan dalam waktu lama. Pemakaian plester dapat mengakibatkan kulit bayi lecet atau bahkan lapisan atas ikut terangkat (Trihardian, 2012).

2.2.7 Cara Perawatan BBLR

Safrudin dan Hamidah (2011) menyatakan cara perawatan pada BBLR sebagai berikut, pertama bayi baru lahir dimandikan, bayi boleh dimandikan setelah 24 jam. Lalu yang kita membersihkan dan

(11)

15 mengeringkan bayi dengan kain lunak yang bersih, kering dan hangat. Selanjutnya menjaga agar tubuh bayi tetap hangat. Setelah itu Menempatkan bayi secara langsung diatas dada ibu (metode kangguru). Berikutnya memberi minum ASI sedini mungkin. Terakhir kita menjaga dan memelihara kebersihan bayi.

Memberi minum ASI sedini mugkin harus memperatikan beberapa hal seperti, cuci tangan sebelum menyusui. Puting susu dibersihkan dan lembab. Selanjutnya Bayi dipangku dengan posisi tegak, bila bayi tidak menghisap ibu bisa membantu memegangi dagu bayi. Jika bayi tertidur bangunkan dengan menepuk-nepuk pipinya. Sisa ASI pada mulut dibersihkan dengan kapas atau kain bersih yang telah dibasahi dengan air hangat. Bayi diawasi sampai kira-kira 15-30 menit sesudah disusui.

2.3 Konsep ASI Eksklusif

2.3.1 Anatomi dan Fisiologi Payudara

Payudara tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat, dan lemak. Diameter payudara sekitar 10-12 cm. Paa wanita yang tidak hamil memiliki berat kurang lebih 200 gram tergantung pada individu, sedangkan ketika hamil memiliki berat kurang lebih 400-600 gram sampai saat menyusui (Arianto, 2009). Payudara memiliki tiga bagian utama yaitu:

1) Korpus, yaitu bagian yang membersar

Korpus alveoli merupakan unit terkecil yang memproduksi susu, korpus terdiri dari beberapa bagian yaitu sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus) kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus) (Arianto, 2009).

2) Aerola, yaitu bagian tengah yang berarna kehitaman

Sinus laktiferus merupakan saluran yang besar dan melebar dibawah aerola. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat oto polos yang akan berkontraksi ketika ASI keluar (Aambarwati, 2009).

(12)

16 3) Puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara yang dimasukkan ke mulur bayi untuk aliran air susu (Astuti & Dewi, 2015).

Gambar 2.3 anatomi payudara

(sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/6/62/200px-illu_breast_anatomy.jpg)

2.3.2 Definisi ASI Eksklusif

ASI (Air Susu Ibu) adalah cairan lemak dan larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang dikeluarkan oleh kelenjar mammae yang sangat dibutuhkan oleh bayi karena komposisinya yang mengandung berbagai zat penting dan seimbang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. Selain komposisinya ASI mengandung zat pelindung yang dapat melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. ASI sebagai makanan tunggal untuk mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan (Walyani, 2015).

2.3.3 Produksi ASI Eksklusif

Selama kehamilan, hormon esterogen dan progesteron

menginduksikan perkembangan alveolus dan duktus laktiferus didalam payudara. Setelah bayi dilahirkan, terjadi proses penurunan hormon progesteron yang akan mendorong naiknya kadar prolaktin yang mengambil peran penting dalam proses menyusui (Astuti & Dewi, 2015).

Hormon prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior akan merangsang payudara untuk mengalihkan produksi ASI. Proses penghisapan akan merangsang ujung saraf pada sekitar payudara yang

(13)

17 akan membawa pesan menuju kelenjar hipofise anterior untuk memproduksi hormon prolaktin sehingga akan merangsang pembuatan ASI. Pada akhir kehamilan hormon prolakin berperan dalam proses pembuatan kolostrum, dalam pembuatan kolostrum dibatasi karena hormon prolaktin dihambat oleh esterogen dan progesteron yang masih tinggi (Unoviana, 2013).

Reflek prolaktin merupakan stimulasi produksi ASI yang membutuhkan implus saraf dari puting susu, hipotalamus, hipofise anterior, dan prolaktin. Faktor pemicu sekresi prolaktin pada hormon ini akan merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk memproduksi ASI. Refleks aliran rangsangan berasal dari hasil hisapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior kemudian dikeluarkan oksitosin melalui darah menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi sel akan memeras ASI yang telah terbuat dan keluar dari alveoli dan akan mengalir melalui duktus laktiferus (Ambarwati, 2009)

Pengerluaran ASI oleh hormon oksitosin yang diproduksi oleh belakang kelenjar hipofisis. Hormon oksitosin akan dirangsang oleh isapan bayi yang dialirkan melalui darah menuju payudara. Oksitosin dibentuk lebih cepat dari prolaktin. Oksitosin bekerja saat ibu mempunyai keinginan menyusui (IDAI, 2009).

2.3.4 Fisiologi Laktasi

Haryono (2014) ASI diproduksi atas hasi kerja gabungan antara hormon dan refleks. Selama kehamilan, perubahan pada hormon berfungsi mempersiapkan jaringan kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Setelah melahirkan sampai pada usia 6 bulan akan terjadi perubahan pada hormon yang menyebabkan payudara mulai memproduksi ASI. Pada waktu bayi menghisap akan terjadi dua refleks pada ibu yang akan meyebabkan ASI keluar. Dua refleks tersebut adalah:

1) Refleks prolaktin

Pada akhir kehamilan hormon prolaktin berperan dalam pembuatan kolostrum. Refleks pembentukan atau produksi ASI, hormon ini berperan untuk merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk

(14)

18 membuat air susu. Rangsangan isapan bayi melalui serabut syaraf akan membantu hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin ke dalam aliran darah. Semakin sering bayi menyusu maka semakin banyak ASI yang diproduksi, begitu pula sebaliknya. Mekanisme ini disebut dengan ”suplay and demand ” efek lain dari prolaktin berfungsi untuk menekan fungsi indung telur (Suryaningsih, 2011).

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan kembali normal setelah 3 bulan melahirkan. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan kembali normal pada minggu ke 2-3, sedangkan pada ibu menyusui kadar prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan pusting susu (Aambarwati, 2009).

2) Refelks oksitosin

Refleks pengaliran atau pelepasan ASI (let down refleks) setelah proses produksi, ASI akan dikeluarkan dari sumber pembuat ASI dan dialirkan ke saluran susu. Pengeluaran ASI ini terjadi karena sel otot halus disekitar kelenjar payudara mengkerut sehingga memeras ASI untuk keluar. Selain itu oksitosin berperan untuk memacu kontraksi otot rahim, sehingga mempercepat keluarnya plasenta dan mengurangi perdarahan setelah persalinan. Selain hormon pada ibu dalam proses laktasi, pada bayi akan terjadi 3 macam refleks.

a) Rooting refleks dengan mencari puting bila pipi bayi disentuh bayi akan bergerak ke arah sentuhan. Bila bibir bayi disentuh akan ada reflek untuk membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk menyusu dan lidah akan keluar melengkung menangkap puting dan aerola (Astutik, 2014).

b) Sucking reflex yaitu refleks menghisap. Terjadi karena rangsangan puting pada pallatum durum bayi bila aerola masuk ke dalam mulut bayi. Aerola dan puting tertekan gusi, lidah, dan langit-langit, sehingga menekan sinus laktiferus yang berada di bawah aerola. Selanjutnya terjadi gerakan peristaltik yang mengalirkan ASI keluar atau ke mulut bayi (Nurdiansyah, 2011).

(15)

19 c) Swallowing reflex yaitu refleks menelan. Pada bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai menghisap payudara, maka produksi ASI bertambah cepat (Wiji, 2013).

Gambar 2.4 Mekanisme Pengeluaran ASI

2.3.5 Jenis-jenis ASI

Haryono (2014) menyebutkan ASI mengandung beberapa komponen antara lain:

1) Kolostrum

Kolostrum merupakan susu pertama yang keluar dan berbentuk cairan kekuning-kuningan yang lebih kental dari ASI matang. Produksi kolostrum dimulai pada masa kehamilan sampai beberapa hari setelah kelahiran. Kolostrum mengandung tinggi imunoglobin A (IgA) sebagai sumber imun pasif bagi bayi karena mengandung zat antibody yang tinggi . Kolostrum berfungsi sebagai pencahar untuk membersihkan saluran pencernaan bayi baru lahir. Kolostrum terbentuk selama periode terakhir kehamilan dan minggu pertama bayi lahir. Kolostrum berwarna kuning dan ada yang jernih, cairan ini menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum merupakan penghancar mekonium dari usus bayi yang baru lahir (Baskoro, 2008).

(16)

20 2) ASI peralihan/ transisi

ASI transisi merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum ASI mature. Kadar protein rendah, dan kadar karbohidrat dan lemak tinggi sehingga jumlah ASI semakin meningkat. Pada masa transisi, pengeluaran ASI mulai stabil dan keluhan nyeri pada payudara berkurang. Kandungan protein dan kalsium dalam makana ibu perlu ditingkatkan (Aambarwati, 2009).

3) ASI mature

ASI mature keluar sekitar hari ke-14 dan seterusnya. Pada ibu yang sehat akan memproduksi ASI yang cukup. ASI matur terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan waktu produksinya setiap kali menyusui, susu awal (foremilk) dan susu akhir (hindmilk). Susu awal yang keluar pada saat ibu menyusui mengandung lebih banyak karbohidrat dan lebih sedikit lemak dibandingkan susu akhir. Dari segi warna, susu awal berwarna lebih jernih dibandingkan susu akhir. Ada 2 tipe ASI matur yaitu foremilk yang dihasilkan selama awal menyusui dan mengandung air, vitamin, dan protein. Terdapat pula Hind-milk yang dihasilkan setelah pemberian awal saat menyusui dan mengandung lemak tinggi dan sangat diperlukan sesuai tumbuh kembang bayi (Irene, 2010).

2.3.6 Kandungan nutrisi dalam ASI

Menurut Baskoro (2008), kandungan yang terdapat dalam ASI sebagai berikut :

1) Protein

Protein adalah bahan baku untuk pertumbuhan bayi manusia. ASI kaya akan nukleotida yang berperan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik usus, serta meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh. Protein dalam ASI lebih mudah diserap dan lebih mudah dicerna (Chadwell, 2011).

2) Karbohidrat

Karbohidrat daam ASI mengandung laktosa yang berfungsi energi untuk otak. Beberapa laktosa akan diubah menjadi asam laktat, asam

(17)

21 ini dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan membantu penyerapan kalsium dan mineral. Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi penting yang berperan dalam pertumbuhan sel saraf otak, serta pemberian energi untuk kerja sel saraf dalam usus, sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri yang berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan mineral lain (Lestari, 2013).

3) Lemak

Lemak dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Jenis lemak dalam ASI mengandung banyak omega-3, omega-6, dan DHA yang dibutuhkan dalam sel-sel jaringan otak. ASI lebih banyak mengandung enzim pemecah lemak (lapase). Kandungan lemak dalam ASI pada ibu berbeda-beda dari fase menyusui k fase berikutnya, awalkan kandungan lemak rendah, kemudian jumlahnya akan meningkat sesuai kebutuhan yang diperlukan dalam perkembangan tubuh bayi (Monika, 2016).

4) Mineral pada ASI

Tinggi rendahnya mineral dalam ASI dipengaruhi oleh status gizi yang dikonsumsi oleh ibu. Mineral yang terkandung dalam ASI adalah kalsium, fosfor, magnesium, vitamin D, dan lemak, kandungan tersebut mudah diserap dengan baik oleh bayi. Mineral yang terkandung dalam ASI berperan untuk membantu proses metabolisme serta pertumbuhan bayi (Hartini, 2018).

5) Vitamin

Vitamin yang terkandung dalam ASI yaitu vitamin K yang berfungsi sebagai proses pembekuan darah. Vitamin lainnya yang tekandung dalam ASI adalah vitamin A yang baik untuk kesehatan mata dan vitamin E yang berfungsi untuk ketahanan dinding sel darah merah (Setiawan, 2012).

(18)

22 2.3.7 Manfaat ASI Eksklusif

Menurut Diana Damayanti (2010), manfaat ASI eksklusif sebagai berikut: 1) Manfaat ASI bagi bayi

Bagi bayi ASI bermanfaat sebagai nutrisi yang penting dan mendasar yang dibutuhkan oleh bayi, dapat meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan mortalitas, resiko penyakit kronis atau akut,

mengingkatkan kecerdasan, mengandung asam lemak yang

diperlukan untuk pertumbuhan, dan untuk menunjang perkembangan motorik, dapat mengurangi risiko infeksi lambung dan usus, sembelit, serta alergi, (Roesli, 2010).

2) Manfaat ASI bagi ibu

Mengurangi perdarahan post partum dan mengecilkan rahim yang disebabkan kadar oksitosin meningkat sehingga menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah. Membuat tubuh cepat langsing karena lemak yang tertimbun selama hamil akan diambil karena selama menyusui akan banyak mengeluarkan energi, dan mengurangi kemungkinan menderita kanker (Aryono, 2013).

2.3.8 Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

Menurut Khamzah (2012) faktor yang mempengaruri produksi ASI yaitu asupan makanan, bila makanan yang dimakan mengandung zat gizi yang seimbang maka akan mengahasilkan ASI yang baik. Makanan yang dimakan oleh ibu harus yang memenuhi kebutuhan kalori,protein, lemak, dan vitamin, seta mineral yang cukup. Kondisi psikis, kondisi ibu stress dan khawatir air susu tidak akan turun ari alveoli menuju puting. Refleks pengaliran susu dapat berfungsi bila ibu rileks dan tenang. Perawatan payudar dapat memperlancar produksi ASI, merangsang payudara akan mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon progesteron, esterogen dan oksitosin lebih banyak lagi. Frekuensi bayi menyusu dengan memastikan frekuensi menyusu secara langsung maupun mempompa ASI. Bila ibu jarang menyusui pengeluaran ASI akan berkurang.

(19)

23 2.3.9 Upaya Dalam Memperlancar ASI

Pengeluaran ASI tidak dipengaruhi dari seberapa besar kecilnya payudara, tetapi dipengaruhi oleh isapan bayi. Semakin sering payudara dihisap bayi maka akan semakin banyak produksi ASI. Upaya dalam meningkatkan produksi ASI yaitu dengan memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi pada ibu seperti memperbanyak konsumsi sayur, kacang-kacangan, air putih, ibu harus sering minum setiap selesai menyusui dan rutin untuk mengkonsumsi susu. Minimal menyusui setiap dua jam siang dan malam dengan durasi 10-15 menit disetiap payudara. Ibu harus istirahat yang cukup karena jika ibu lelah maka akan mempengaruhi produksi ASI dan akan mengurangi produksinya (Bahiyatun, 2009).

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan awal mula ibu memberikan ASI kepada bayinya seketika bayi dilahirkan kedunia yakni pada jam-jam pertama. Sentuhan dan hisapan bayi terhadap puting susu ibu dapat merangsang pelepasan oksitosin yang berperan penting untuk kontraksi rahim ibu sehingga mempermudah pengeluaran plasenta, dengan IMD dapat meningkatkan hormon prolaktin dan oksitosin sehingga ASI yang diproduksi lancar (Apriliya, 2009).

Perawatan payudara untuk melancarkan proses laktasi. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan tetapi juga setelah melahirkan. Perawatan payudara dapat meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar air susu melalui pemijatan sehingga mencegah bendungan ASI atau pembengkakan pada payudara untuk melancarkan sirkulasi payudara dengan itu dapat menstimulasi produksi ASI (Aryono, 2013).

Menyusui bayi pada kedua payudara secara bergantian. Bayi yang sehat dapat mengosongkan payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong kembali setelah 2 jam. Sebaiknya menyusui bayi tanpa di jadwalkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Menyusui yang di jadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi yang sangat berpengaruh pada ransangan produksi ASI

(20)

24 selanjutnya. Setiap menyusui di mulai dengan payudara yang terakhir disusukan (Silalahi, 2010).

2.3.10 Upaya dalam Memberikan ASI pada BBLR

Memerah dengan menggunakan tangan Memerah ASI biasanya dilakukan oleh ibu yang bekerja, ibu sakit dan tidak dapat langsung menyusui bayinya, ASI keluar berlebihan sampai keluar memancar, dan bayi yang mempunyai masalah menghisap (Anik, 2009). Menurut sulistywati (2009) cara-cara mengeluarkan dengan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan teknik pemijatan (massage) yaitu dengan cara memijat sel-sel produksi ASI dan saluran ASI mulai dari bagian atas payudara dengan gerakan memutar, dan pijatan payudara dengan menekannya kearah dada. Kedua penekanan (stroke) dengan cara menekan daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar puting dan tekan dengan lembut, dengan jari seperti mengelitik.

Memerah dengan pompa Dengan pompa ASI, Ibu bisa memerah dengan lebih cepat dan mudah dibanding menggunakan tangan.Kendurkan otot dan saluran ASI di payudara Ibu dengan menaruh handuk hangat diatas payudara atau uruturut sebelumnya dan pastikan pompa sudah disterilkan sebelum dipakai.Lamanya memompa ASI sangat bergantung pada pompa yang digunakan.Pemerahan ASI bisa perlu waktu 15 - 45 menit dan tidak menyebabkan rasa sakit (Apriliya, 2009).

2.3.11 Penyimpanan ASI

ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa, diudara terbuka/ bebas dapat bertahan selama 6-8 jam. Dilemari es dengan suhu 4‘C yang dapat bertahan selama 24 jam, dan dilemari pendingin atau beku dengan suhu –18‘C yang dapat bertahan selama 6 bulan. Ketika akan digunakan ASI yang dingin tidak boleh direbus karena dapat menurunkan kualitas unsur kekbalan pada ASI, cukup didiamkan pada suhu kamar atau dapat direndam dengan wadah yang berisi air panas (Bahiyatun, 2009).

(21)

25 2.3.12 Tanda Bayi Cukup ASI

Terdapat beberapa tanda bayi cukup ASI yaitu Berat badan bertambah setelah bayi berusia dua minggu, bayi sering mengompol, bayi sering buang air besar berwarna kuning, tiap menyusu, bayi menyusu dengan rakus kemudian melemah dan tertidur, payudara terasa lunak setelah menyusui dibandingakan dengan sebelumnya, dan kurva pertumbuhan bayi pada KMS naik

2.3.13 Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

1) Faktor ibu

Pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI dan cara memberi ASI yang benar akan menunjang keberhasilan menyusui. Pada ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang ASI akan menyusui anaknya secara eksklusif dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan yang rendah, karena pada ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi umumnya mengetahui berbagai manfaat ASI sehingga dapat memberikan anaknya ASI secara eksklusif (Harahap, 2011).

2) Kondisi kesehatan ibu

Pembengkakan payudara, terjadi karena ASI tidak di susu secara adekuat sehingga menyebabkan ASI terkumpul pada duktus yang mengekibatkan terjadinya pembengkakan. Puting susu lecet dapat disebabkan karena posisi ibu ketika menyusui kurang benar sehingga dapat menyebabkan pembengkakan pada payudara, iritasi dari bahan kimia dan infeksi jamur. Radang payudara, terjadi dengan didahului pembengakakan pada payudara, puting susu yang lecet akan membuat air susu tersumbat. Pada keadaan ini ibu sering tidak mau menyusui bayi nya karena payudra terasa nyeri. Saluran susu terhambat, disebabkan karena tekanan jari ibu pada waktu menyusui, pemakaian bra yang ketat, dan komplikasi payudara bengkak. Keadaan ini akan menimbulkan rasa nyeri dan payudara akan terasa penuh. Bila

(22)

26 payudara terasa penuh maka harus segera dkeluarkan dengan cara dipompa (Baskoro, 2008).

3) Faktor psikologik

Umur ibu, Masyarakat mempunyai kebiasaan kawin muda, pada ibu yang hamil umurnya kurang dari 18 tahun dapat menyebabkan bayi akan lahir dengan berat lahir rendah (BBLR). Kecemasan, dapat mengakibatkan pikiran ibu terganggu dan ibu merasa tertekan (stress). Bila ibu mengalami stress maka akan terjadi pelepasan adrenalin yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah pada alveoli. Akibatnya terjadi hambatan dari let-down refleks sehingga air susu tidak mengalir dan mengalami bendungan ASI (Fauzi, 2010).

Ibu yang selalu dengan keadaa gelisah, kurang percaya diri dan tertekan akan mengakibatkan ibu gagal dalam menyusui bayinya, pada kondisi ini dapat mengahmbat oksitosin sehingga mencegah masuknya air susu kedalam saluran payudara.

4) Faktor anak

Bayi bingung puting, suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu pada ibu. Hal ini dapat terjadi karena mekanisme menyusu pada ibu dan menyusu pada botol. Menyusu pada ibu akan mengeluarkan otot-otot pipi, gusi, dan langit-langit lidah. Jika menyusu pada botol bayi secara pasif dapat memberoleh susu buatan (Siswoyo, 2010). Bayi prematur/ BBLR, bayi dengan berat lahir rendah biasanya mempunyai masalah dalam menyusui karena refleks menghisap bayi masih relatif lemah. Bayi harus mendapat perhatian lebih dan harus sering dilatih untuk menyusu. Bila belum bisa menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa yang kemudian diberikan sendok atau cangkir (Saleh, 2011).

5) Faktor luar

Siswoyo (2010) menyebutkan banyak hal yang dapat

mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada bayi yaitu promosi susu formula, gencarnya susu formula yang telah dijual dipasaran menjadi

(23)

27 kendala dalam pemerian ASI eksklusif. Susu formula di anggap lebih praktis, akibatnya anak gagal memperoleh makanan terbaik. Pada bayi yang telah mengenal susu formula, bayi akan menolak jika diberikan ASI karena rasa manis dan aroma susu formula yang membuat bayi menolak ASI.

Dukungan keluarga dan suami terutama pada wanita seperti ibu, ibu mertua, atau teman wanita lain yang telah berpengalaman dan berhasil dalam menyusui. Suami yang mengerti akan pentingnya ASI dapat menjadi dorongan yang baik bagi ibu untuk menjadikan upaya keberhasilan dalam menyusui. Pemberian ASI eksklusif dapat lebih meningkat bila mendapatkan dukungan, kasih sayang, bantuan dari orang-orang terdekat. Pelayanan kesehatan, dukungan keluarga dan suami.

6) Bentuk dan Kondisi puting

Puting susu datar (flatt) dan puting susu masuk (interved) akan menyebabkan bayi kesulitan untuk menghisap payudara. Hal tersebut dapat menyebabkan rangsangan prolaktin terhambat sehingga produksi ASI terhambat. Puting susu lecet sering dialami oleh ibu menyususi, kondisi tersebut disebabkan karena kesalahan posisi pada saat menyusui. Pada kondisi seperti ini dapat membuat ibu untuk memutuskan berhenti menyusui, karena puting susu yang lecet akan terasa sakit ketika dihisap oleh bayinya. Payudara yang tidak dihisap oleh bayi atau susu yang dikeluarkan dari payudara dapat mengakibatkan berhentinnya produksi ASI (Nuraini, 2013).

7) Pengaruh status ekonomi

Pada kelompok status ekonomi yang rendah mempunyai peluang yang besar untuk memberikan ASI eksklusif karena susu formula yang mahal sehingga sebagian besar pendapatan keluarga hanya untuk membeli susu sehingga tidak mencukupi kebutuhan yang lain. Bertambahnya pendapatan keluarga atau status sosial ekonomi yang tinggi serta lapangan pekerjaan bagi perempuan, membuat orangtua

(24)

28 berpikir untuk mengganti ASI mereka dengan susu formula (Notoatmodjo, 2009).

Gambar

Gambar 2.3 anatomi payudara
Gambar 2.4 Mekanisme Pengeluaran ASI

Referensi

Dokumen terkait

Pada Modul 1 Kimia dalam Kehidupan, memberikan kesempatan kepada Anda untuk ber- ke nalan dengan kimia, bahwa banyak sekali bahan kimia dan reaksi kimia terjadi di sekitar kita

dirawat. +e'ara umum angka kematian pneumonia oleh  pneumokokkus adalah sebesar )#, namun dapat meningkat pada orang tua dengan kondisi yang buruk. *neumonia dengan

Std. Test distribution is Normal. Calculated from data. Dependent Variable: Unstandardized Residual.. Dependent Variable: LN_HargaSaham.. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap

Berdasarkan penelitian identifikasi yang dilaksanakan sebelumnya maka dapat diuraikan sebagai berikut Tipe ini merupakan candi dengan landasan berupa kaki candi

Adapun tujuan utama dari penelitian ini yaitu: (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga, dukungan sosial serta fungsi AGIL pada keluarga nelayan juragan dan

Jika matahari tinggi maka radiasi yang jatuh hampir tegak lurus pada permukaan bumi, sedangkan jika matahari rendah ma- ka radiasi akan disebarkan dalam area yang luas sehingga

Banyak perusahaan sudah melaksanakan beberapa kegiatan K3LH dan Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) serta Pembinaan Produktivitas Kerja, namun untuk membuat dan membina

Barat, dan pelemahan mendadak dari angin pasat akan mengalirkan massa air hangat ke timur (Wyrtki, 1975).. Mekanisme