• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PERAN GURU KKPI/TIK DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA SMA DI KOTA SALATIGA. Artikel Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PERAN GURU KKPI/TIK DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA SMA DI KOTA SALATIGA. Artikel Ilmiah"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

EVALUASI PERAN GURU KKPI/TIK DALAM

PELAKSANAAN KURIKULUM 2013

PADA SMA DI KOTA SALATIGA

(Studi Kasus di SMA N 1 Salatiga dan SMA Kristen Satya Wacana Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:

Andrian Robertus Vicky Aditya (702010602)

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Juni 2016

(2)

2

(3)
(4)

4

(5)

5

(6)

6

(7)

7 1. Pendahuluan

Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi yang ada dalam diri untuk menghasilkan manusia yang berkualitas, mencakup pengetahuan yang harus dimiliki dan moral yang dibentuk dan dilandasi oleh nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Pendidikan tidak sekedar menyampaikan informasi pengetahuan kepada peserta didik, melainkan menciptakan situasi, mengarahkan, mendorong dan membimbing aktivitas belajar peserta didik ke arah perkembangan optimal. Dalam pendidikan, diperlukan adanya program yang terencana dan dapat menghantar proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses, pelaksanaan, sampai penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah kurikulum pendidikan[1].

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu[2]. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagai acuan atau program untuk mencapai tujuan pendidikan berpengaruh besar dalam membentuk output pendidikan berkualitas. Begitu juga nilai-nilai yang tertanam dalam peserta didik juga bergantung pada nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum yang menjadi acuan.

Di Indonesia kurikulum merupakan pondasi awal di mana suatu pendidikan di Indonesia itu sendiri dapat berjalan dengan baik. Kurikulum merupakan aspek pendidikan yang prinsipil, namun sering kali kebijakan tentang kurikulum pendidikan nasional dianggap tidak konsisten dalam menterjemahkan tujuan ideal pendidikan karena setiap ada pergantian menteri pendidikan, kebijakan berkaitan dengan kurikulum pun ikut diganti sesuai dengan harapan menteri yang baru.

Selama proses pergantian kurikulum tidak ada tujuan lain selain untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang ada di sekolah. Perubahan kurikulum dari masa ke masa disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya berkembang dan tuntutan zaman yang cenderung berubah. Perkembangan kurikulum dianggap sebagai penentu masa depan anak bangsa. Oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara. Begitu pula yang terjadi sekarang ini, yaitu adanya kurikulum 2013 pengganti kurikulum yang sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan kurikulum 2013 ini menitikberatkan pada penyederhanaan beberapa mata pelajaran yang akan diintegrasikan dengan mata pelajaran (mapel) lainnya, sehingga akan terjadi perubahan peran guru yang semula mengajar mata pelajaran yang diintegrasikan ke mapel lain. Mata pelajaran TIK yang sebelumnya dalam kurikulum KTSP dilaksanakan 2 jam

(8)

8

pelajaran dalam seminggu, dalam kurikulum 2013 TIK dihapuskan atau boleh diadakan hanya sebagai pelajaran tambahan. Berkurangnya tugas guru untuk mengajar dikelas, peran guru ditambah, yaitu sebagai bimbingan konseling TIK yang berperan memfasilitasi guru dan tenaga kependidikan selain guru. Sehubungan dengan berubahnya peran guru sebagai pengajar mata pelajaran TIK berubah menjadi guru bimbingan konseling TIK yang bukan hanya memfasilitasi siswa, melainkan juga memfasilitasi guru dan tenaga kependidikan selain guru, evaluasi dirasa perlu untuk mengetahui apakah guru sudah melaksanakan peran sesuai dengan kurikulum baru dengan baik. Maka inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian berjudul “Evaluasi peran guru KKPI/TIK dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada SMA di Kota Salatiga”.

2. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu tentang peran guru yang pertama oleh fitriana [3] . Penelitian yang berjudul Peran Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Vokasional Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Jigsaw di SMP Negeri 18 Banda Aceh bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Kooperati Tipe Pair Jigsaw serta pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Jigsaw di SMP Negeri 18 Banda Aceh. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII/1 SMP Negeri 18 Banda Aceh tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes di akhir kegiatan belajar. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah ketuntasan secara individu dengan nilai minimum 65 dan ketuntasan terhadap kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan kriteria waktu ideal. Hasil penelitian pada siklus I diketahui sebanyak 85,71% siswa tuntas belajar, sementara 14,29% siswa tidak tuntas belajar. Pada siklus II terjadi peningkatan dalam pembelajaran, dimana sebanyak 92,86% siswa tuntas belajar, hanya 7,14% siswa yang tidak tuntas belajar. Tingkat Kemampuan Guru dalam kegiatan inti pada siklus I termasuk pada kategori cukup baik, dengan skor rata-rata setiap aspek yang dinilai adalah 3,30. Sedangkan Pada siklus II, kemampuan guru dalam pelajaran termasuk kategori baik dengan rata-rata skor adalah 4,28.

Penelitian berikutnya yang berkaitan dengan peran guru yaitu penelitian oleh Lilik Chaerul Yuswono dkk yang berjudul Profil kompetensi guru SMK Teknik Kendaraan Ringan di Daerah Istimewa Yogyakarta [4]. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui pendapat guru SMK program Teknik Kendaraan Ringan (TKR) terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) on-line, (2) mengetahui kendala pada UKG, (3) memaparkan profil kompetensi guru SMK program TKR di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdiri dari kompetensi pedagogik, profesional, pribadi, dan sosial. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan survey di Daerah Istimewa Yogyakartaa pada Tahun 2013. Data skor UKG tersebut dijaring dengan kuesioner dari 50

(9)

9

orang guru yang dijadikan sampel, dan dari 10 orang Kepala Sekolah SMK. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik deskriptif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan jawaban dari guru, terdapat 5 orang guru (10 persen) peserta UKG yang lulus. Terdapat berbagai pendapat guru mengenai pelaksanaan UKG, yang dikelompokkan ke dalam 12 butir. Pendapat tersebut meliputi: tindak lanjut UKG, bentuk soal UKG, isi materi UKG, akses internet, waktu pelaksanaan UKG, dan kriteria penilaian UKG. Kendala dalam UKG adalah usia peserta dan kemampuan peserta dalam teknologi informasi. Berdasarkan pendapat 5 orang Kepala Sekolah, bahwa kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial guru SMK TKR masih di bawah nilai rata-rata. Berarti bahwa kompetensi guru SMK TKR di Daerah Istimewa Yogyakarta perlu ditingkatkan.

Sehubungan dengan adanya kurikulum baru yang diterapkan, penelitian dirasa perlu untuk mengetahui apakah guru TIK dan KKPI sudah melakukan perannya sesuai dengan peran yang tercantum di kurikulum 2013. Tidak banyak penelitian mengenai peran guru yang ditemukan. Penelitian terdahulu yang ditemukan meneliti tentang peran guru dalam meningkatkan hasil belajar, sedangkan penelitian ini meneliti apakah peran guru sudah dilaksanakan dengan baik sesuai kurikulum 2013. Penelitian terdahulu yang kami temukan untuk peran guru menggunakan metode deskriptif kualitatif, sedangkan penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Dengan referensi penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil positif untuk pengembangan kurikulum kedepannya.

Guru

UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebut guru adalah: “pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Jadi tugas guru selain dari memberikan ilmu pengetahuan juga memberikan pendidikan dalam bidang moral pada anak didik sebagaimana yang disebutkan dalam UU diatas. Guru merupakan unsur aparatur Negara dan abdi Negara. Karena itu guru perlu mengetahui kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan kebijakan pemerintah tersebut. Untuk itu, semuanya diatur dalam kode etik guru Indonesia. Dengan demikian guru diharapkan untuk mampu berbakti kepada Negara sebagai suatu profesi kependidikan yang mulia. Guru yang berbakti adalah guru yang mampu membentuk peserta didik berjiwa pancasila. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami seorang guru dalam menjalankan tugasnya yakni tujuan pendidikan nasional.

(10)

10 Peran Guru

Peran guru dalam pembelajaran merupakan tindakan atau perilaku guru dalam mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perilaku guru tersebut dapat dibedakan atas perilaku guru yang berorientasi terhadap pelaksanaan tugas dan perilaku guru yang beriorientasi terhadap penciptaaan. Tindakan perilaku guru dalam pembelajaran memiliki dua aspek, yaitu aspek yang berhubungan dengan tugas dan aspek yang lebih mengutamakan persahabatan. Guru yang berorientasi terhadap pelaksanaan tugas, akan menunjuk kepada bobot pelaksanaan tugas guru dalam membawa siswa ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan. Salah satu bagian dari orientasi tugas, yaitu keterlibatan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sejalan dengan itu Moh. As’ad (1986)[5] menjelaskan bahwa dimensi ini menggambarkan sejauhmana seorang guru memberi batasan dan memberi struktur terhadap perannya dan peran siswanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Terkait dengan guru yang lebih mengutamakan persahabatan, ditunjukan dengan bobot seorang guru dalam berhubungan dengan siswanya. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan seorang guru dalam mengembangkan sikap bersahabat, saling percaya, penuh perhatian dan kehangatan. Orientasi guru terhadap hubungan, ditandai dengan tingkat kehangatan sikap seorang guru terhadap para siswanya. Misalnya: bersikap ramah tamah dan mudah untuk didekati, membantu kepentingan siswa dalam hal-hal penting, punya waktu untuk mendengarkan persoalan-persoalan yang dialami siswanya dan mau menerima usul dari siswanya.

Dalam memberikan pelayanan, seorang guru hendaknya mampu mengkombinasikan antara orientasi pelaksanaan tugas. dengan orientasi pada persahabatan. Orientasi pertama sangat terkait dengan tingkat profesionalisme guru dalam menjalan tugas sebagai penyampai ilmu pengetahuan, pembimbing kepribadian dan pelatih dalam mengembangkan keterampilannya. Untuk orientasi kedua diarahkan pada proses pemberdayaan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan mengkombinasikan tugas profesi dengan tugas komunikasi, akan mendorong siswa memiliki rasa percaya diri, kreativitas dan motivasi belajar.

Menurut Cony Semiawan hal ini sangat dimakhlumi, karena guru merupakan salah satu pemegang peranan yang sangat strategis dalam proses pembelajaran, sekaligus sebagai pelaksana kurikulum yang berada pada jajaran paling depan dalam lembaga pendidikan[6]. Guru merupakan key person dalam kelas, guru yang memimpin dan mengarahkan kegiatan belajar para siswa[7]. Apabila pendidikan dilihat sebagai proses produksi, maka guru merupakan salah satu input instrumental yang bertanggung jawab mengembangkan potensi siswa yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang lebih sempurna, bahkan guru dianggap sebagai seorang yang perkataannya dipercaya (digugu) dan perangainya dapat dipercaya (ditiru).

(11)

11

Proses pembelajaran melibatkan masalah perilaku individu, baik secara individual maupun kelompok. Pendidikan merupakan kegiatan lingkungan yang di dalamnya melibatkan individu-individu yang melakukan interaksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Partisipan utama dalam proses pembelajaran adalah guru dan siswa yang saling berinteraksi dan berinterelasi dalam situasi pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran banyak tergantung pada keefektifan perilaku individu yang terlibat di dalam proses pembelajaran, yaitu perilaku guru, siswa, interaksi antara guru dan siswa, situasi pembelajaran dan lingkungan pendidikan.

Dalam upaya mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien, maka perilaku yang terlibat dalam proses pembelajaran tersebut hendaknya dapat didinamiskan dengan sebaik-baiknya. Guru dituntut mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar mampu mewujudkan perilaku belajar siswa yang kreatif-kritis, melalui interaksi pembelajaran yang efektif dalam situasi yang kondusif. Guru dituntut meningkatkan kualitas pembelajaran dalam bentuk kegiatan belajar yang dapat menghasilkan pribadi yang mandiri, pelajar yang efektif dan pekerja yang produktif. Menurut Waterhouse dalam Sudjarwo bahwa guru yang ingin meningkatkan kualitas proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas, harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap situasi dan kebutuhan siswa[7]. Di samping itu, perlu menggunakan pendekatan yang sistematik, dengan melakukan perencanaan dan persiapan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tepat.

Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, guru tidak terbatas hanya sebagai penyampai pengetahuan, akan tetapi secara kreatif harus mampu mewujudkan kinerjanya sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, sebagai pengarah elajar, peneliti dan fasilitator belajar. Menurut Ashcroft dalam Soetarno kualitas pembelajaran merupakan sebuah istilah yang mengandung nilai yang terkait dengan tujuan, proses, dari standart pendidikan[8]. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang baik secara moral, epistimologis, maupun edukatif memiliki tujuan, proses dan capaian dengan standar tinggi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Pembelajaran yang berkualitas menuntut kefektifan dan efisiensi menggunakan ukuran- ukuran berdasarkan standar kualitas tertentu. Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang diharapkan, guru sebagai kreator harus selalu berusaha mencari, merancang, mendesain dan menerapkannya model pembelajaran baru berdasarkan teori-teori dan pengalamannya.

Peran Guru pada Kurikulum 2013

Menurut Peraturan Menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 tahun 2014 Tentang Peran guru teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan Guru keterampilan komputer dan pengelolaan informasi (KKPI) dalam implementasi kurikulum 2013, Peran, kewajiban, dan hak guru TIK dan KKPI tertuang pada Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut : (1) Guru TIK dan guru KKPI dalam pelaksanaan kurikulum 2013 difungsikan

(12)

12

menjadi Guru TIK. (2) Guru TIK berperan sebagai berikut: a. membimbing peserta didik pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah. b. memfasilitasi sesama guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah; sederajat dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK.

Peran guru TIK dan KKPI yang tertuang pada pasal 3 tersebut dijabarkan sebagai berikut : 1. Guru TIK atau KKPI melaksanakan layanan bimbingan teknologi informasi kepada peserta didik pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK dalam rangka: a. mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam rangka untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran. b. pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana untuk mengeksplorasi sumber belajar. 2. Guru TIK atau KKPI melaksanakan layanan teknologi informasi kepada sesama guru pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK dalam rangka: a. pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran; b. persiapan pembelajaran; c. proses pembelajaran; d. penilaian pembelajaran; dan e. pelaporan hasil belajar. 3. Guru TIK atau KKPI memfasilitasi tenaga kependidikan SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem manajemen sekolah.

3. Metode Penelitian

Penelitian skripsi ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena mengungkap keadaan sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada[9]. Metode deskriptif berusaha untuk mendeskripsikan dan menginterprestasi data yang ada, mengenai kondisi dan hubungan yang ada, proses yang sedang berlangsung akibat efek yang tengah terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang. Tujuan dari penelitian deskriptif membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diditeliti. Ciri-ciri dari metode deskriptif menurut Winarno Srakhmad adalah 1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada saat sekarang, pada masalah-masalah yang aktual, dan 2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa[10].

Penelitian akan dilakukan di SMA NEGRI 1 Salatiga dan SMA Kristen Satya Wacana Salatiga pada tanggal 2 Febuari 2016 sampai dengan 2 April 2016.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru TIK/KKPI di SMA NEGRI 1 Salatiga dan SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Penentuan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik random sampling yaitu sampel yang dipilih secara acak dengan pemikiran setiap guru KKPI/TIK

(13)

13

mempunyai kemampuan yang sama dalam menjalankan perannya di sekolah. Sampel penelitian ini adalah satu guru TIK/KKPI di SMA N 1 Salatiga, satu guru TIK/KKPI di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Variabel dalam penelitian ini adalah peran guru TIK dan KKPI menurut kurikulum 2013. Metode Pengumpulan Data

Teknik dokumentasi digunakan untuk merangkum bukti bukti peran guru dalam melaksanakan tugasnya. Teknik observasi digunakan untuk mengamati peran guru dalam melaksanakan tugasnya. Alat observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi berisi peran peran guru yang ada di kurikulum 2013, responden yang terdiri dari siswa, guru dan tenaga kependidikan lain selain guru memberikan checklist sebagai tanda bahwa responden mengetahui bahwa guru TIK melaksanakan peran perannya. Hasil dari lembar observasi nantinya akan dihitung untuk mengetahui apakah guru menjalankan perannya sesuai dengan kurikulum 2013 atau tidak. Teknik wawancara digunakan untuk menanyakan bukti bukti peran guru dalam melaksanakan tugasnya. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru TIK atas tanggapan dari jawaban responden dalam lembar observasi.

Instrumen Penelitian

Menurut Ngalim Purwanto , Observasi adalah metode atau cara cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung[11]. Dalam evaluasi, observasi digunakan sebagai teknik untuk menilai kegiatan kegiatan yang bersifat keterampilan atau skill. Instrumen ini digunakan untuk menilai peran guru berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam lembar observasi, Peran guru yang dinilai sebagai berikut :

Tabel 1. Tabel peran guru TIK pada kurikulum 2013

No. Peran Deskripsi Peran

1. membimbing peserta didik pada

SMP/MTs, SMA/MA,

SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah.

mencari, mengolah,

menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam rangka untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran.

pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah dengan memanfaatkan

(14)

14

teknologi informasi sebagai sarana untuk mengeksplorasi sumber belajar.

2. memfasilitasi sesama guru pada

SMP/MTs, SMA/MA,

SMK/MAK, atau yang sederajat dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah;

pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran;

persiapan pembelajaran; proses pembelajaran; penilaian pembelajaran; pelaporan hasil belajar. 3. memfasilitasi tenaga

kependidikan pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK

membimbing tenaga

kependidikan dalam

penggunaan TIK

format penilaian menggunakan sistem check list. Lembar observasi dinilai oleh siswa, guru selain KKPI/TIK dan Tenaga Kependidikan lainnya disekolah.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan rumusan masalah yang ada. Data ini berupa data kuantitatif.

Data yang didapat dari lembar observasi berupa checklist dihitung dengan prosentase dengan rumus :

% =

ℎ × 100%

[12]

4. Hasil penelitian dan pembahasan

Setelah dilakukan observasi terhadap peran guru TIK di SMA se- Salatiga, SMA N 1 Salatiga dan SMA Kristen Satya Wacana Salatiga diketahui telah menerapkan kurikulum 2013 (Selanjutnya disebut K13) selama beberapa tahun, yaitu mulai tahun 2013 sejak awal diberlakukan K13 hingga saat penelitian ini dilakukan, yaitu pada Semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Peran guru TIK yang semula hanya mengajarkan mata pelajaran TIK bergeser dengan peran peran tambahan yaitu memfasilitasi dan membimbing guru lain dan tenaga pendidik lain. Dengan diberlakukannya K13 yang sudah berlangsung beberapa tahun peneliti merasa perlu mengevaluasi peran guru TIK di masing masing sekolah tersebut. Berikut adalah pembahasan peran guru TIK sesuai K13 di SMA N 1 Salatiga dan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

(15)

15 Peran memfasilitasi Guru Lain

Guru lain di SMA N 1 Salatiga mengetahui sekolah telah memberlakukan K13 sejak 2013. Informasi tersebut diakui para guru lain diketahui dari sosialisasi kepala sekolah, dan ada sebagian yang mengetahui dari diklat.

Gambar 1. peran guru TIK SMA N 1 Salatiga memfasilitasi guru lain Gambar 1 menunjukkan peran guru TIK di SMA N 1 Salatiga dalam membantu guru mata pelajaran lain dalam pengembangan sumber belajar. Lembar observasi diisi oleh 5(lima) guru lain di SMA N1 Salatiga. Dari hasil penelitian sebagian besar guru mengakui bahwa guru TIK di SMA N 1 Salatiga melakukan perannya untuk memfasilitasi guru lain. Guru TIK membantu guru lain dengan memperkenalkan , mengajari, hingga membantu menyusun sumber belajar yang berbasis TIK. Sumber belajar yang dikenalkan oleh guru TIK kepada guru mata pelajaran lain adalah google, flash, ada juga quipper. Diagram dibawah menunjukkan peran guru TIK di SMA N 1 Salatiga dalam membantu guru mata pelajaran lain dalam pengembangan media pembelajaran.

Dari hasil penelitian sebagian besar guru mengakui bahwa guru TIK di SMA N 1 Salatiga melakukan perannya untuk memfasilitasi guru lain. Guru TIK membantu guru lain dalam pengembangan media pembelajaran dengan memperkenalkan , mengajari, hingga membantu menyusun media pembelajaran yang berbasis TIK. Media pembelajaran berbasis TIK yang dikenalkan oleh guru TIK kepada guru mata pelajaran lain adalah flash.

Hasil penelitian menunjukkan 2 dari 8 guru lain merasa guru TIK tidak membantu dalam persiapan pembelajaran. Guru yang lain mengatakan guru TIK membantu dalam persiapan pembelajaran, seperti mempersiapkan media dan sumber belajar yang berbasis TIK, seperti flash, karena guru masih sering mengalami kesulitan.Sewaktu waktu, ketika proses pembelajaran terjadi, guru TIK membantu mengoperasionalkan media pembelajaran berbasis TIK apabila guru mata pelajaran lain masih belum lancar mengoperasikan teknologi/media pembelajaran baru yang berbasis TIK. Sebagian besar guru mengatakan bahwa guru TIK di SMA N 1 Salatiga memperkenalkan aplikasi penilaian yang membantu guru lain untuk mempermudah melakukan penilaian terhadap siswa. Guru TIK sangat membantu dalam pelaporan hasil belajar

0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 ju m la h g u ru Series1 Series2 keterangan : 1. pengembangan sumber belajar

2. pengembangan media pembelajaran 3. persiapan pembelajaran 4. proses pembelajaran 5. penilaian pembelajaran

6. pelaporan hssil belajar

series 1 : guru lain tidak setuju guru TIK memfasilitasi series 2 : guru lain setuju guru TIK memfasilitasi

(16)

16

yang berbasis TIK, ini disebabkan SMA N 1 Salatiga menerapkan e-raport.

Gambar 2. peran guru TIK SMA Kristen Satya Wacana Salatiga memfasilitasi guru lain

Gambar 2 menunjukkan peran guru TIK di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga dalam membantu guru mata pelajaran lain dalam pengembangan sumber belajar. Dari delapan guru yang diminta mengisi lembar observasi, sebagian besar guru mengakui bahwa guru TIK melakukan perannya untuk memfasilitasi guru lain. Guru TIK membantu guru lain dengan memperkenalkan , mengajari, hingga membantu menyusun sumber belajar yang berbasis TIK. Guru mata pelajaran lain sebagian besar mengakui, bahwa guru TIK di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga membantu untuk menemukan/mempelajari media pembelajaran baru dan memperkenalkan media pembelajaran baru.

Dalam perannya memfasilitasi guru mata pelajaran lain sebagian besar mengakui, bahwa guru TIK di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga membantu untuk menemukan/mempelajari media pembelajaran baru dan memperkenalkan media pembelajaran baru.

Dalam proses pembelajaran, guru TIK diakui guru lain membantu menggunakan teknologi yang menunjang pembelajaran. Gambar 3 adalah hasil angket yang diisi oleh guru mata pelajaran lain di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga tentang peran guru TIK dalam memfasilitasi dalam proses pembelajaran.

Sayang sekali, walaupun guru mata pelajaran lain mengakui bahwa guru TIK membantu menyusun cara lain untuk membantu penilaian pembelajaran dan pelaporan pembelajaran, kami tidak menemui aplikasi atau cara lain yang dimaksud. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 ju m la h g u ru Series1 Series2 keterangan : 1. pengembangan sumber belajar 2. pengembangan media pembelajaran 3. persiapan pembelajaran

4. proses pembelajaran 5. penilaian pembelajaran 6. pelaporan hssil belajar

series 1 : guru lain tidak setuju guru TIK melakukan peran (tidak memberi checklist) series 2 : guru lain setuju guru TIK melakukan peran

(17)

17

Peran memfasilitasi Tenaga Pendidikan Selain Guru

Gambar 3 adalah peran guru TIk di SMA N 1 Salatiga dalam memfasilitasi tenaga pendidikan selain guru.

Gambar 3. peran guru TIK SMA N 1 Salatiga memfasilitasi tenaga pendidikan selain guru dalam penggunaan TIK

Guru TIK secara langsung ataupun tidak langsung membuka apabila tenaga kependidikan lain merasa kesulitan dalam hal yang berhubungan dengan TIK. Membantu penggunaan komputer dasar dan pengoperasian website sekolah sangat membantu tenaga pendidikan lain selain guru. Di bawah ini adalah peran guru TIK dalam mengembangkan sistem informasi manajemen sekolah.

Gambar 4. peran guru TIK SMA N 1 Salatiga memfasilitasi tenaga pendidikan selain guru dalam mengembangkan sistem informasi manajemen sekolah

Salah satu guru TIK di SMA N 1 Salatiga mendapat tugas menjadi bag kurikulum, yang mengatur administrasi sekolah. Kurangnya peran guru TIK disini, guru TIK belum membuat ataupun mengajarkan aplikasi/sistem yang

10% 11% 11% 21% 5% 5% 5% 11% 5% 16% mengembangkan sistem informasi manajemen sekolah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

keterangan :

1. membuat SI manajemen ruang

2. membuat SI manajemen jadwal pelajaran 3. membuat SI manajemen keuangan 4. membuat SI manajemen administrasi 5. mengajarkan aplikasi SI manajemen ruang 6. mengajarkan SI manajemen jadwal pelajaran 7. mengajarkan aplikasi SI manajemen keuangan 8. mengajarkan aplikasi SI manajemen administrasi 9. mengembangkan sistem informasi lain

(18)

18

membantu bagian keuangan. Untuk manajemen ruang, dan jadwal pelajaran guru sudah membantu manajemennya, namun belum membuatkan aplikasi khusus.

Gambar 5. peran guru TIK SMA Kristen Satya Wacana Salatiga memfasilitasi tenaga pendidikan selain guru dalam penggunaan TIK

Di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga, tenaga pendidik selain guru mengakui bahwa guru TIK membantu mereka, seperti pada gambar 5, namun mereka tidak mampu menyebutkan aplikasi aplikasi yang di ajarkan atau dibuat oleh guru TIK dalam membantu tenaga kependidikan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Selanjutnya, pada gambar 6 adalah peran guru TIK SMA Kristen Satya Wacana Salatiga memfasilitasi tenaga pendidikan selain guru dalam mengembangkan sistem informasi manajemen sekolah. Tenaga pendidik selain guru mengakui bahwa guru TIK membantu mereka, seperti pada gambar 6, namun mereka tidak mampu menyebutkan aplikasi aplikasi yang di ajarkan atau dibuat oleh guru TIK dalam membantu tenaga kependidikan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.

Gambar 6. peran guru TIK SMA Kristen Satya Wacana Salatiga memfasilitasi tenaga pendidikan selain guru dalam SI manajemen sekolah

38% 14% 19% 14% 10% 5% Penggunaan TIK 1 2 3 4 5 6 7% 13% 13% 6% 16% 10% 16% 6% 3% 10% mengembangkan sistem informasi manajemen sekolah 1 2 3 4 5 keterangan :

1. penggunaan komputer dasar 2. penggunaan internet

3. penggunaan komputer lanjut (aplikasi) 4. penggunaan komputer lanjut (website) 5. dalam hal lain

6. tidak satupun

keterangan :

1. membuat SI manajemen ruang

2. membuat SI manajemen jadwal pelajaran 3. membuat SI manajemen keuangan 4. membuat SI manajemen administrasi 5. mengajarkan aplikasi SI manajemen ruang 6. mengajarkan aplikasi SI manajemen jadwal pelajaran

7. mengajarkan aplikasi SI manajemen keuangan 8. mengajarkan aplikasi SI manajemen administrasi 9. mengembangkan sistem informasi lain

(19)

19 Peran memfasilitasi siswa

Gambar 7 ini adalah peran Guru TIK dalam memfasilitasi siswa di SMA N 1 Salatiga. SMA N1 Salatiga baru melaksanakan kembali mata pelajaran TIK di tahun ajaran 2015/2016 ini.

Gambar 7. Peran Guru TIK SMA N 1 Salatiga memfasilitasi siswa Siswa merasa sangat terbantu dengan adanya mata pelajaran TIK di sekolah ini. Materi yang diajarkan adalah pembuatan WEB, dengan menggunakan aplikasi dreamweaver. Siswa merasa Guru TIK di SMA N 1 Salatiga sudah melaksanakan perannya dengan baik untuk memfasilitasi siswa. Beberapa siswa merasa waktu untuk mempelajari mata pelajaran TIK ini kurang,dan beberapa lainnya sangat menyayangkan karena mata pelajaran ini baru dimulai dibuka kembali setelah kelas XII.

Penelitian juga dilakukan untuk mengevaluasi peran guru TIK di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. SMA Kristen Satya Wacana Salatiga tidak mengajarkan mata pelajaran TIK, jadi pada angket/kuesioner yang diberikan, semua siswa menjawab sama, yaitu bahwa tidak ada satupun peran yang dijalankan oleh guru TIK di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Guru yang semula mengajar TIK di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga beralih mengajarkan mata pelajaran keterampilan, yaitu budidaya media tanam. Menurut pengakuan guru, sebagai sarjana komputer beliau juga merasa sangat menyayangkan adanya kebijakan kurikulum K13 yang membuat mata pelajaran TIK tidak harus diselenggarakan di sekolah lagi. Pada hasil wawncara, guru TIK pernah mengusulkan diadakan TIk lagi, meskipun hanya sebagai ekstrakulikuler. Kepala bagian kurikulum berpendapat tidak diadakannya TIK di SMA Kristen Satya Wacana karena belum ada tantangan untuk TIK itu sendiri, seperti belum ada lomba. Hal lain yang menjadi pertimbangan sekolah tidak diadakannya TIK karena guru yang semula guru TIK belum merupakan guru PNS, sehingga penyelenggaraaan TIK bukan merupakan suatu kewajiban. Dari segi murid, ada murid yang tidak merasa rugi apabila tidak ada pelajaran TIK. Bahkan ada siswa yang memberikan saran bahwasanya TIK harus dibubarkan, karena siswa yang mengatakan demikian merasa sudah mampu mempelajari sendiri pelajaran TIK . Walaupun demikian masih ada juga 6 dari 30 siswa yang kami teliti mengharapkan suatu

83% 17%

Peran Guru TIK SMA N1 Salatiga memfasilitasi siswa

1 2

keterangan :

1. siswa mengakui guru memfasilitasi siswa 2. siswa merasa guru tidak memfasilitasi siswa

(20)

20

saat TIK akan dilaksanakan kembali karena masa depan semua serba TIK. 5. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Guru TIK SMA N 1 Salatiga melakukan perannya dengan baik untuk memfasilitasi siswa, guru, dan tenaga kependidikan selain guru 2) Guru TIK SMA Kristen Satya Wacana Salatiga belum melakukan perannya dengan baik untuk memfasilitasi siswa, guru, dan tenaga kependidikan selain guru, terutama untuk memfasilitasi siswa.

Penerapan kurikulum haruslah disesuaikan dengan karakteristik masing masing sekolah, baik guru, siswa, ataupun hal penunjang lain. Masih terjadi kebingungan bagi Guru TIK di SMA yang menerapkan K13, sebagian dari mereka beralih memegang tugas menjadi guru mata pelajaran lain, atau tenaga kependidikan selain guru. Hal ini menyebabkan guru TIK tidak mempunyai waktu untuk melanjutkan perannya memfasilitasi siswa, guru lain, ataupun tenaga kependidikan lain.

Saran

Untuk sekolah yang sedang mulai menerapkan K13, sebaiknya dipersiapkan dulu dengan matang. Apabila satu sekolah tersebut memiliki guru TIK lebih dari satu, maka sekolah tidak boleh membedakan satu dengan yang lainnya. Pengadaan mata pelajaran TIK, baik dalam status muatan lokal atau mata pelajaran wajib sebaiknya dikaji ulang untuk mengetahui apakah bermanfaat untuk siswa.

(21)

21 6. Daftar Pustaka

[1]. Mujib, Abdul , 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana

[2]. Mulyasa, 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013:Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013 Merupakan Persoalan Penting dan Genting, Bandung: Remaja Rosdakarya

[3]. Fitriana. 2014. Peran Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Vokasional Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Jigsaw di SMP Negri 18 Banda Aceh. Jurnal Aptekindo,Vol 7 .pp. 367-373.

[4]. Lilik dkk. 2014. Profil kompetensi guru SMK Teknik Kendaraan Ringan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Aptekindo,Vol 7 .pp. 580-588.

[5]. Moh. As’ad. 1986. Kepemimpinan Efektif dalam Perusahaan: Suatu

Pendekatan Psikologi. Yogyakarta: Liberty

[6]. Conny Semiawan, 1991. Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana

Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar. Jakarta: PT. Gramedia

[7]. Sudjarwo. 2010. Peran Guru Dalam Pemberdayaan Siswa. Dinamika Pendidikan, Mei 2010. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

[8]. Soetarno. 2003. Pembelajaran Efektif: Upaya Peningkatan Kualitas

Lulusan Menuju Penyediaan Sumber Daya Insani yang Berkualitas. Pidato

Pengukuhan Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 24 Mei 2003. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

[9]. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

[10]. Surakhmad, Winarno. 1989. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar,

Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.

[11]. Purwanto, Ngalim. 2000.Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi

Pengajaran. Bandung : Rosda Karya

[12]. Aqib, Z. dkk. 2009.Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Gambar

Tabel 1. Tabel peran guru TIK pada kurikulum 2013
Gambar 1.  peran guru TIK SMA N 1 Salatiga memfasilitasi guru lain
Gambar 2.  peran guru TIK SMA Kristen Satya Wacana Salatiga  memfasilitasi guru lain
Gambar 3 adalah peran guru TIk di SMA N 1 Salatiga dalam memfasilitasi  tenaga pendidikan selain guru
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,

Metode deskriptif adalah suatu metode yang memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah yang aktual dengan cara data yang

Penilaian yang dilakukan terhadap dosen di STMIK AKBA dilaksanakan dengan berbasis pada pengawasan, artinya penilaian yang dilakukan terhadap dosen tidak saja ditujukan

PENGARUH STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BAHASA ARAB.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

rakyat sama tarafnya di sisi undang-undang negara. Kebebasan asasi terjamin bagi semua warganegara Malaysia. Undang-undang negara berasaskan kepada Perlembagaan. Oleh itu

PENGARUH STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BAHASA ARAB. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil temuan data penelitian dapat disimpulkan bahwa kolektivitas geng motor menjadi saluran pembenaran dari perilaku agresi yang ada pada setiap individu

Sekalipun pembicaraan antar faksi berjalan cukup alot karena masing-masing bersikeras mempertahankan posisinya, namun hasil dari pertemuan ini dinilai cukup efektif untuk